Anda di halaman 1dari 74

PENENTUAN KADAR VITAMIN C PADA MANGGA

PODANG (Mangifera indica L) DAN MANGGA


MANALAGI (Mangifera sp) DENGAN
METODE IODIMETRI

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

NISA NURHAKIKI
NIM. 30315013

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI

FAKULTAS FARMASI

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

KEDIRI

2018
PENENTUAN KADAR VITAMIN C PADA MANGGA
PODANG (Mangifera indica L) DAN MANGGA
MANALAGI (Mangifera sp) DENGAN
METODE IODIMETRI

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Ahli Madya Farmasi

Oleh :
NISA NURHAKIKI
NIM.30315013

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI

FAKULTAS FARMASI

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

KEDIRI

2018

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

PENENTUAN KADAR VITAMIN C PADA MANGGA PODANG


(mangifera indica L) DAN MANGGA MANALAGI
(Mangifera sp) DENGAN METODE
IODIMETRI

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

NISA NURHAKIKI
NIM. 30315013

Karya Tulis Ilmiah ini Telah Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Evi Kurniawati., M.Farm.,Apt Farida Noor., M.Sc

Mengetahui :
Fakultas Farmasi
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Ida Kristianingsih, S.Si., M.Farm.,Apt


Ketua Program Studi

iii
HALAMAN PENGESAHAN

PENENTUAN KADAR VITAMIN C PADA MANGGA PODANG


(Mangifera indica L) DAN MANGGA MANALAGI
(Mangifera sp) DENGAN METODE
IODIMETRI

NISA NURHAKIKI
NIM.30315013

Karya Tulis Ilmiah ini telah diuji

Pada Agustus 2018

Oleh Tim Penguji :

Penguji I : Riska Surya Ningrum, S.Si., M.Sc ( )

Penguji II : Tri Ana M, M.Si ( )

Penguji III : Evi Kurniawati, M.Farm., Apt ( )

Penguji IV : Farida Noor, M.Sc ( )

Mengetahui :

Fakultas Farmasi
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Dewy Resty Basuki, M.Farm.,Apt


Dekan

iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nisa Nurhakiki


NIM : 30315013
Program Studi : D-III Farmasi
Judul KTI : Penentuan Kadar Vitamin C pada Mangga Podang
(Mangifera indica L) dan Mangga Manalagi (Mangifera sp)
dengan Metode Iodimetri

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah, yang saya


tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan
pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan
atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Kediri , Agustus 2018


Yang Membuat Pernyataan,

Nisa Nurhakiki
NIM.30315013

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Alloh SWT atas berkat, rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Karya Tulis

Ilmiah ini yang berjudul “PENENTUAN KADAR VITAMIN C PADA

MANGGA PODANG (Mangifera indica L) dan MANGGA MANALAGI

(Mangifera sp) DENGAN METODE IODIMETRI” tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak

mendapatkan bantuan bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak secara

langsung maupun tidak langsung. Maka pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih, kepada yang terhormat :

1. Dra. Ec. Lianawati, MBA, selaku Ketua Yayasan Pendidikan Bhakti

Wiyata Kediri

2. Prof. Dr. Muhamad Zainuddin., Apt selaku Rektor Insitut Ilmu

Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri yang telah memberikan kesempatan

kepada kami untuk menyelesaikan pendidikan

3. Dewy Resty Basuki, M.Farm.,Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Insitut

Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

4. Ida Kristianingsih, S.Si., M. Farm., Apt selaku ketua program studi

Diploma III Farmasi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.

5. Evi Kurniawati., M.Farm., Apt selaku dosen pembimbing teori yang

telah memberikan pengarahan, bimbingan, bantuan sehingga Karya Tulis

Ilmiah ini dapat tersusun dengan baik

vi
6. Farida Noor Arifah, S.Si., M.Sc selaku dosen pembimbing praktik yang

telah memberikan pengarahan, bimbingan, bantuan sehingga Karya Tulis

Ilmiah ini dapat tersusun dengan baik

7. Semua tim laboratorium Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

yang telah membimbing praktik selama ini

8. Bapak dan Ibu dosen prodi Diploma III Farmasi di Institut Ilmu

Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri yang selama ini telah memberikan

limpahan ilmu

9. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan moral

dan material serta do’anya

10. Teman-teman satu angkatan D-III Farmasi yang tidak dapat disebutkan

satu persatu yang selalu memberikan semangat dan dukungan untuk

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

11. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari hasil yang sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan Karya
Tulis Ilmiah ini, dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Kediri, Agustus 2018

Penulis

vii
ABSTRAK

PENENTUAN KADAR VITAMIN C PADA MANGGA PODANG


(Mangifera Indica L) DAN MANGGA MANALAGI
(Mangifera sp) DENGAN METODE
IOIMETRI

Nisa Nurhakiki, Evi Kurniawati1, Farida Noor2

Vitamin C merupakan salah satu vitamin yang banyak diperlukan oleh tubuh yang
berfungsi membantu pengaturan dan proses metabolisme tubuh. Salah satu
sumber makanan yang mengandung vitamin C adalah buah mangga podang
(Mangifera Indica L) dan buah mangga manalagi (Mangifera sp). Penelitian ini
akan dilakukan penentuan kadar vitamin C yang terkandung dalam buah mangga
podang dan buah mangga manalagi (Mangifera sp) dengan menggunakan metode
iodimetri. Sebelum dilakukan penetapan kadar vitamin C, mangga podang dan
mangga manalagi dilakukan uji kualitatif menggunakan larutan metilen biru,
FeCl3, dan KMnO4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mangga podang dan
mangga manalagi positif mengandung vitamin C. Kadar vitamin C yang terdapat
pada mangga podang sebesar 0,0604% sedangkan pada mangga manalagi sebesar
0,0553%.

Kata Kunci : Vitamin C, Mangga Podang, Mangga Manalagi, Iodimetri.

viii
ABSTRACT

DETERMINATION OF VITAMIN C ON MANGO PODANG


(Mangifera indicaL) AND MANGO MANALAGI
(Mangifera sp) WITH IODIMETRI
MODEL

Nisa Nurhakiki, Evi Kurniawati1, Farida Noor2

Vitamin C is one of the vitamins that are needed by the body that helps regulate
and process the body's metabolism. One of the sources of foods containing
vitamin C is podang mango (Mangifera indica L) and mango manalagi
(Mangifera sp). This study will be conducted to determine the level of vitamin C
in fruit mango podang and mango manalagi (Mangifera sp) using iodimetric. Prior
to the determination of vitamin C, mango podang and manalagi qualitative test
using methylene blue solution, FeCl , and KMnO The results showed that the
3 , 4.

mango podang and manalagi positive containing vitamin C. The vitamin C found
in mango podang of 0.0604%, while the mango manalagi of 0.0553%.

Keywords: Vitamin C, Mango Podang, Mango Manalagi, Iodimetri.

ix
DAFTAR ISI
Halaman

Halaman Judul.................................................................................................. ii
Halaman Persetujuan ........................................................................................ iii
Halaman Pengesahan ....................................................................................... iv
Surat Pernyataan Keaslian................................................................................ v
Kata Pengantar ................................................................................................. vi
Abstrak ............................................................................................................. viii
Daftar Isi........................................................................................................... x
Daftar Tabel ..................................................................................................... xii
Daftar Gambar .................................................................................................. xiii
Daftar Lampiran ............................................................................................... xiv
Daftar Lambang ............................................................................................... . xv

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................


A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 5


A. Tinjauan Tentang Tanaman Mangaa ................................................... 5
B. Tinjauan Tentang Vitamin C................................................................ 10
C. Tinjauan Tentang Metode Analisa ...................................................... 13
D. Tinjauan Tentang Metilen Biru, Besi (III) Klorid,
Kalium Permanganat ................................................................................... 14
E. Tinjauan Tentang Iodimetri.................................................................. 15
F. Tinjauan Tentang Indikator Kanji ....................................................... 17

BAB III KERANGKA KONSEP .................................................................. 17


A. Kerangka Konsep ................................................................................ 17

BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................... 18


A. Desain Penelitian .................................................................................. 18
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 18
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling .............................................. 18
D. Variabel Penelitian ............................................................................... 19
E. Definisi Operasional ............................................................................ 20
F. Instrumen Penelitian ............................................................................ 21
G. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................ 21
H. Analisis Data ........................................................................................ 25

x
I. Kerangka Kerja .................................................................................... 26

BAB V HASIL PENELTIAN ....................................................................... 32


A. Analisa Kualitatif Kandungan Vitamin C pada Mangga
Podang dan Mangga Manalagi ............................................................ 33
B. Analisa Kandungan Vitamin C pada Mangga podang
dan Mangga Manalagi dengan Metode Iodimetri ............................... 33

BAB VI PEMBAHASAN .............................................................................. 36

BAB VII PENUTUP ...................................................................................... 44


A. Kesimpulan ......................................................................................... 44
B. Saran .................................................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 45

LAMPIRAN ................................................................................................... 46

xi
DAFTAR TABEL

Tabel IV.1 Definisi Operasional ..................................................................... 20

Tabel V.1 Hasil Uji Kualitatif Vitamin C pada Buah Mangga Podang

dan Buah Mangga Manalagi ........................................................ 32

Tabel V.2 Hasil Standarisasi Na2S2O3 dengan KIO3 0,0101 N ...................... 33

Tabel V.3 Hasil Standarisasi I2 dengan Na2S2O3 0,1 N .................................. 33

Tabel V.4 Hasil penetapan kadar vitamin C pada mangga manalagi ............. 34

Tabel V.5 Hasil penetapan kadar vitamin C pada mangga podang ............... 35

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Tampilan Fisik : (a) Mangga Podang dan


(b) Mangga Manalagi ............................................................. 7
Gambar II.2 Buah Mangga Arumanis .......................................................... 8
Gambar II.3 Buah Mangga Golek ................................................................ 9
Gambar II.4 Rumus Struktur Vitamin C ...................................................... 10
Gambar II.5 Reaksi antara vitamin C dengan indikator amilum ................. 16
Gambar III.1 Kerangka Konsep .................................................................... 18
Gambar IV.1 Persiapan Sampel Mangga Podang ......................................... 26
Gambar IV.2 Persiapan Sampel Mangga Manalagi ...................................... 27
Gambar IV.3 Uji Kualitatif Vitamin C dengan Pereaksi
Metilen Biru ............................................................................ 28
Gambar IV.4 Uji Kualitatif Vitamin C dengan Pereaksi
Besi (III) Klorida ................................................................... 28
Gambar IV.5 Uji kualitatif Vitamin C dengan Pereaksi KMnO4 .................. 28
Gambar IV.6 Pembuatan Larutan Standar Primer KIO3 0,01 N .................. 29
Gambara IV.7 Pembuatan Larutan Standar Iodium 0,01 N ............................ 29
Gambar IV.8 Pembuatan Larutan Na2S2O3 0,01 N ..................................... 29
Gambar IV.9 Pembuatan Larutan Amilum 1% ........................................... 30
Gambar IV.10 Pembuatan Larutan KI 10% .................................................. 30
Gambar IV.11 Pembuatan Larutan H2SO4 10% ........................................... 30
Gambar IV.12 Standarisasi Larutan Na2S2O3 dengan
Larutan KIO3 ........................................................................ 30
Gambar IV.13 Standarisasi I2 dengan Larutan Na2S2O3 ................................................. 31
Gambar IV.14 Penetapan Kadar Vitamin C ................................................... 31

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pengesahan Praktikum ................................................................. 47


Lampiran 2 Pembuatan Reagen ...................................................................... 49
Lampiran 3 Perhitungan .................................................................................. 52
Lampiran 4 Lampiran Gambar ........................................................................ 54
Lampiran 5 Laporan Bimbingan ..................................................................... 58

xiv
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN dan ISTILAH

Daftar Arti Lambang

° : Derajat
% : Persen
- : sampai

Daftar Singkatan

mL : Mililiter
g : Gram
mg : Miligram
kkal : Kilokalori
V : Volume
N : Normalitas
DepKes : Departemen Kesehatan
Na2S2O3 : Natrium tiosulfat
I2 : Iodium
KI : Kalium iodida
KIO3 : Kalium Iodat
H2SO4 : Asam Sulfat
FeCl3 : Besi (III) klorida
KMnO4 : Kalium Permanganat
NaHCO3 : Natrium bikarbonat

Daftar istilah

Askobut : Penyakit kekurangan vitamin C

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat semakin

meningkat dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi

dengan memanfaatkan bahan pangan alami. Buah-buahan sebagai komoditas

holtikultural menempati posisi yang sangat penting dalam pemenuhan

kebutuhan gizi, terutama vitamin dan mineral. Salah satu tumbuhan yang

mengandung vitamin dan mineral yang banyak tumbuh di Indonesia yaitu

buah mangga (Susanti, 2016).

Buah mangga termasuk dalam famili Anacardiaceae, sangat banyak

dijumpai di Asia Tenggara terutama di Kepulauan Malensia. Mangga

merupakan tanaman buah yang banyak dikembangkan karena mempunyai

tingkat keragaman genetik yang tinggi dan banyak diminati oleh masyarakat.

Buah mangga (Mangifera indica L) merupakan salah satu tanaman buah

tahunan yang cukup diminati oleh masyarakat Indonesia, karena memiliki

rasa yang manis serta daging buah yang tebal tergantung varietasnya. Selain

rasanya yang manis, buah mangga juga banyak mengandung nutrisi yang

dibutuhkan oleh manusia (Sumiasri et al., 2006).

Buah mangga manalagi merupakan jenis buah mangga yang

mempunyai rasa perpaduan antara mangga golek dan mangga arumanis.

Kemungkinan mangga ini merupakan hasil persilangan antara mangga golek

dan mangga arumanis. Selain jenis mangga manalagi, terdapat buah mangga
2

podang yang juga banyak diminati oleh masyarakat karena rasanya yang

segar. Buah mangga podang mengandung β-karoten, kalium, vitamin C,

glukosa, karbohidrat, mangiferin dan minyak-minyak volatif yang baik untuk

tubuh. β-karoten dalam tubuh akan diubah menjadi vitamin A sedangkan

kalium dan vitamin C tergolong anti oksidan yang dapat menstabilkan radikal

(Baswarsiati dan Yuniarti, 2007).

Vitamin C merupakan salah satu zat gizi yang berperan sebagai

antioksidan dan efektif mengatasi radikal bebas yang dapat merusak sel atau

jaringan, dan juga dapat melindungi lensa dari kerusakan oksidatif yang

ditimbulkan oleh radiasi (taylor, 1993). Kebutuhan vitamin C seseorang

sangat tergantung dari usia, jenis kelamin, asupan vitamin C harian,

kemampuan absorpsi dan ekskresi, serta adanya penyakit tertentu. Kebutuhan

vitamin C perhari terhadap tubuh manusia yaitu untuk pria dan wanita

(dewasa) sebanyak 60 mg/hari, bayi sebanyak 35 mg/hari, ibu hamil sebanyak

70 mg/hari, dan ibu menyusui sebanyak 95 mg/hari. Kebutuhan vitamin C

akan meningkat hingga 300 - 500% pada penyakit infeksi, TB, tukak peptik,

penyakit neoplasma, pasca bedah atau trauma, hipertiroid, kehamilan, dan

laktasi. Rendahnya asupan serat dapat mempengaruhi asupan vitamin C

karena bahan makanan sumber serat dan buah-buahan juga merupakan

sumber vitamin C (Narins, 1996).

Secara umun kadar vitamin C dapat ditentukan dengan beberapa

metode seperti titrasi iodimetri, titrasi 2,6-diklorofenol indofenol dan secara

spektofotometri UV-Vis (Lubis, 2012). Dari beberapa metode tersebut,


3

banyak peneliti yang menggunakan metode iodimetri, karena metode

iodimetri merupaakan metode yang sederhana dan mudah diterapkan dalam

penelitian. Keuntungan lain dari metode iodimetri ini yaitu hemat waktu dan

biaya analisis, lebih ramah lingkungan dan teknik pemisahan senyawanya

juga sederhana dengan peralatan yang minimal (Karinda et al., 2013).

Analisa kadar vitamin C pada beberapa jenis mangga dengan metode

yang berbeda telah diteliti, diantaranya penetapan kadar vitamin C pada

mangga arumanis dengan metode volumetri dengan titrasi 2,6-diklorofenol

indofenol diperoleh kadar sebanyak 20,47 mg/100g (Lubis, 2012). Penetapan

kadar vitamin C pada mangga dodol dengan metode spektrofotometri UV-Vis

diperoleh kadar vitamin C sebanyak 15,88 mg/100g (Karinda, et al. 2013).

Sedangkan untuk penetapan kadar vitamin C pada mangga gadung dengan

metode iodimetri diperoleh kadar vitamin C sebanyak 101,8 mg/100g

(Rahman, et al. 2015). Hasil penelitian di atas dari beberapa metode, peneliti

tertarik untuk kandungan vitamin C yang terdapat pada buah mangga podang

(Mangiferai indica L) dan mangga manalagi (Mangifera sp) dengan

menggunakan metode iodimetri, karena metode iodimetri sangat efektif

digunakan untuk menentukan kadar vitamin C. Kelebihan dari metode

iodimetri adalah titrasi secara langsung lebih cepat karena titrat dan titran

langsung bereaksi.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka akan

dilakukan penelitian dengan judul penentuan kadar vitamin C pada mangga

podang (Mangiferai indica L) dan mangga manalagi (Mangifera sp).


4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka rumusan

masalah ini adalah berapa kadar vitamin C dari buah mangga podang

(Mangiferai indica L) dan mangga manalagi (Mangifera sp) yang ditetapkan

dengan metode iodimetri ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar vitamin C

pada mangga podang (Mangifera Indica L) dan mangga manalagi (Mangifera

sp) dengan metode iodimetri.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam dunia farmasi

tentang analisa kadar vitamin C dengan menggunakan buah mangga

podang (Mangifera indica L) dan mangga manalagi (Mangifera sp).

2. Bagi Pembaca

Sebagai referensi pada studi atau penelitian di masa yang akan

datang.

3. Bagi Institut

Memberikan gambaran proses penelitian sebagai evaluasi

seberapa jauh pemahaman mahasiswa mengenai penelitian.

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah studi kepustakaan

dan menjadi suatu masukan yang berarti dan bermanfaat bagi

mahasiswa Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tanaman Mangga

Mangga memiliki nama ilmiah Mangifera indica L. Nama buah ini

berasal dari Malayalam manga. Mangga memiliki nilai-nilai kultural yang

tinggi, khususnya di berbagai negara di Asia bagian selatan. Di Fillipina, buah

mangga merupakan simbol nasional. Dalam kitab suci Weda, mangga sebagai

“hidangan para dewa”. Daun-daun mangga kerap digunakan secara ritual

dalam dekorasi upacara perkawinan atau keagamaan Hindu. Klasifikasi untuk

tanaman mangga yaitu :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermathophyta

Sub-divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Anacardiales

Famili : Anacardiaceae

Genus : Mangifera

Spesies : Mangifera indica Linn (Rukmana, 1997).

Tanaman mangga memiliki akar tunggang (radix primaria) yang

daya jangkaunya sangat dalam, sehingga tanaman mangga dapat tumbuh

pada tanah-tanah kering. Pohon mangga berperawakan besar, tingginya

dapat mencapai lebih dari 40 meter dan umurnya mencapai puluhan


6

tahun. Batangnya tumbuh tegak, kokoh, berkayu dan berkulit agak tebal,

kulit batangnya berwarna cokelat kelabu sampai kehitaman pecah-pecah

serta mengandung cairan damar. Pohonnya bertajuk rimbun dan melebar

sampai 10 meter.

Daunnya tunggal dengan panjang tangkai 10 cm. Helai daunnya

bervariasi, tetapi kebanyakan berbentuk jorong sampai lanset, agak liat

seperti kulit, hijau tua berkilap, serta berpangkal melancip dengan tepi

daun bergelombang dan ujung lancip. Daun mudanya berwarna

kemerahan, keunguan atau kekuningan. Bunga mangga tersusun dalam

rangkaian bunga (malai). Tiap malai terdapat bunga dalam jumlah sangat

banyak, yaitu sekitar 1.000 - 6.000 kuntum.

Daging buah mangga disebut juga buah batu dan memiliki bentuk

beranekaragam, seperti bulat, bulat pendek dengan ujung pipih, dan bulat

panjang agak pipih. Susunan tubuh buah ada beberapa lapisan, yaitu ada

tangkai, pangkal buah, kulit buah, daging buah, serabut, biji buah. Buah

mangga yang masih muda pada umumnya memiliki daging buah yang

berwarna keputih-putihan. Menjelang tua daging buah berubah menjadi

kekuning-kuningan sampai kejingga-jinggaan dan rasa dari daging buah

mangga bervariasi, yaitu rasa asam sampai manis dengan aroma yang

khas pada setiap jenis atau varietas mangga. Buah mangga banyak

mengandung nutrisi, salah satunya yaitu vitamin C. Setiap 100 g

mengandung vitamin C 61 mg, energi 113 kkal, protein 1 g, lemak 0,2 g,

karbohidrat 14,6 g, kalsium 17 mg, fosfor 23 mg, dan besi 1 mg (Satuhu, 2000).
7

Tampilan fisik buah mangga podang dan buah mangga manalagi

ditampilkan pada Gambar II.1.

Gambar II.1 Mangga podang dan mangga manalagi (Rukman, 1997).

Buah mangga memiliki banyak varietas. Beberapa varietas

tersebut diantaranya adalah :

a. Arumanis

Buah mangga ini rasanya manis dan berbau harum, ukuran

buahnya tidak begitu besar. Mangga arumanis memiliki ukuran pohon

yang berdiameter kurang lebih 12 - 130 cm. Mangga ini memiliki

ketinggian berkisar 900 cm. Daun mangga arumanis berbentuk

lonjong, panjang dan ujungnya runcing. Panjang daunnya mencapai

22 - 24 cm, lebarnya berkisar antara 5,5 - 7 cm, dan tulang daunnya

berjumlah 56 biji, yang mana letaknya bersebelahan dan dibatasi oleh

tulang tengah dan bagian tepi bergelombang. Daunnya sangat lebat.

Tampilan fisik dari buah mangga arumanis ditampilkan pada Gambar II.2.
8

Gambar II.2 Buah mangga arumanis (dokumetasi pribadi)

b. Golek

Mangga golek memiliki pohon berukuran sedang yang

berdiameter antar 120 - 130 cm dan memiliki cabang yang banyak.

Pada cabang tersebut terdapat ranting yang merupakan kekuatan untuk

menggantungkan buah. Daun mangga golek berbentuk lonjong, pada

bagian pangkalnya meruncing sehingga bentuknya seperti mata

tombak, panjang daunnya berkisar antara 23 - 24,5 cm, lebarnya 6 cm

dan jumlah tulang (jari-jari) 48 biji. Daunnya tidak begitu lebat.

Tampilan fisik dari buah mangga golek ditampilkan pada Gambar II.3.

Gambar II.3 Buah mangga golek (dokumetasi pribadi)


9

c. Manalagi

Mangga manalagi memiliki rasa perpaduan antara mangga golek

dan mangga arumanis, kemungkinan mangga ini merupakan hasil

persilangan dari mangga golek dan mangga arumanis. Pohonnya mangga

manalagi hampir sama dengan pohon mangga golek dan pohon mangga

arumanis yang besarnya berdiameter 120 cm dengan ketinggian 800 cm.

Cabang dan rantingnya tidak terlalu banyak. Daunnya berbentuk lonjong

dengan ujung yang runcing, dibagian pangkal tangkai daun bentuknya

agak bulat. Panjang daun mangga ini berkisar antara 23 – 25 cm dan

lebarnya 7,5 cm, permukaan daun agak bergelombang (Marhijanto dan

Setiyo Wibowo, 1994).

d. Podang

Mangga podang memiliki penampilan warna kulit buah merah

jingga, daging buah berwarna jingga, bentuk buah cantik, rasa buah

manis, aroma buah tajam, serat halus dan cukup banyak mengandung

air (Baswarsiati dan Yuniarti, 2007).

Daging buah mangga mengandung berbagai macam zat gizi yang

bermanfaat bagi kesehatan yaitu antioksidan, vitamin C, dan kalium.

Kandungan antioksidan seperti karotenoid (vitamin A) dan vitamin C berperan

dalam pencegahan penyakit kanker, sedangkan kalium dan vitamin C berperan

dalam pemeliharaan kesehatan jantung. Senyawa fenol seperti ellagat, gelatonin

dan mangiferin yang terkandung dalam mangga dapat memberikan kontribusi

bermanfaat terhadap kesehatan. Senyawa fenol dipercaya berguna untuk


10

memperbaiki sel-sel yang teroksidasi oleh radikal bebas penyebab kanker dan

penyebab degeneratif lainnya. Selain berperan sebagai antikanker, senyawa

fenol seperti mangiferin dan asam ellagat berperan sebagai antiinflamsi yang

dapat membantu meningkatkan sistem imunitas tubuh. Buah mangga ini sangat

bermanfaat untuk menjaga kesehatan gigi dan gusi, mengembalikan energi

secara cepat, dapat menurunkan panas, sebagai desinfektan serta mencegah

gangguan pencernaan seperti konstipasi (Herwin dan Meilani, 2006).

B. Tinjauan Vitamin C

Asam askorbat adalah suatu turunan heksosa dan diklasifikasikan sebagai

karbohidrat yang erat berkaitan dengan monosakarida. Vitamin C dapat disitesi dari

D-glukosa dan D-galaktosa dalam tumbuh-tumbuhan dan hewan. Vitamin C

terdapat dua bentuk di alam yaitu, L-asam askorbat (bentuk tereduksi) dan L-asam

dehidro (bentuk teroksidasi) (Sunita, 2009). Nama lain dari vitamin C yaitu : L-asam

askorbat, L-Xylo-Asam askorbat, L-threo-3-keto-asam heksuronat lakton, L-keto-

threo-asam heksuronat lakton, L-threo-2,3,4,5,6-pentoksi-heksa-2-asam karboksilat

lakton. Gambar rumus struktur vitamin C ditampilkan pada Gambar II.6.

Gambar II.6 Rumus bangun vitamin C (DepKes RI, 1995)


11

Berdasarkan dari literatur, vitamin C memiliki ciri-ciri berupa,

serbuk atau hablur putih agak kuning oleh pengaruh sinar matahari

lambat laun menjadi warna gelap dalam keadaan kering dan stabil di

udara dalam larutan cepet teroksidasi melebur pada suhu ± 190°C, selaim

itu vitamin C mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol tidak larut

dalam eter dan benzen (DepKes RI, 1995).

Vitamin C merupakan reduktor dan anti oksidan. Vitamin ini

dapat secara langsung dan tidak langsung memberikan elektron ke enzim

yang membutuhkan ion-ion logam tereduksi dan bekerja sebagai kofaktor

untuk prolin dan lisin hidroksilase dalam biosintesis kolagen. Zat ini

berbentuk kristal putih dan merupakan suatu asam organik yang terasa

asam, tetapi tidak berbau dalam larutan. Vitamin C mudah rusak karena

teroksidasi oleh oksigen dan udara, tetapi tetap stabil dalam bentuk

kristal kering.

Penyakit karena defisiensi vitamin C telah menghantui masyarakat

para pelaut pada abad sebelum dikenal adanya vitamin. Penyakit yang

ditimbulkan oleh defisiensi vitamin C ini, yaitu askorbut dimana penyakit

ini telah merenggut sejumlah besar jiwa diantaranya para pelaut yang

melakukan pelayaran jarak jauh dan untuk waktu yang lama dan tidak

menyinggahi suatu pelabuhan untuk mendapatkan bahan makanan yang

segar. Penyakit ini dapat dicegah dengan cara mengkonsumsi sayur dan

buah-buahan yang mengandung vitamin C.


12

Sumber-sumber vitamin C dari alam terdapat pada sayur-sayuran dan

buah-buahan yang segar. Vitamin C sering disebut juga fresh food vitamin.

Buah yang mentah lebih banyak mengandung vitamin C atau dengan kata lain

semakin tua buah maka memiliki kandungan vitamin C lebih rendah. Vitamin

C mudah larut dalam air dan mudah rusak oleh oksidasi, panas, dan alkali.

Agar vitamin C tidak mudah hilang pengirisan dan penghancuran yang

berlebihan harus dihindari. Vitamin C diserap oleh usus menggunakan saluran

ion natrium. Kehadiran sejumlah besar gula baik di usus atau dalam darah

dapat memperlambat penyerapan vitamin C (Buhari, 2016).

Vitamin C memiliki banyak fungsi di dalam tubuh. Salah satu-

nya yaitu vitamin C sebagai sintesis kolagen, karena vitamin C

mempunyai kaitan yang sangat penting dalam pembentukan kolagen.

Vitamin C sangat dibutuhkan untuk hidroksilasi prolin dan lisin yang

dimana merupakan bahan penting dalam pembentukan kolagen. Kolagen

merupakan senyawa protein yang mempengaruhi integritas struktur sel

disemua jaringan ikat seperti pada tulang rawan, matriks tulang, gigi,

membran kapiler, kulit dan tendon. Vitamin C juga berfungsi dalam

penyembuhan luka serta daya tahan tubuh melawan infeksi, penyakit dan

stres dengan cara mengoksidasi fenilalanin menjadi tirosin. Reduksi ion

feri menjadi fero dalam saluran pencernaan sehingga besi lebih mudah

terserap, melepaskan besi dari tranferin dalam plasma agar dapat

bergabung dalam ferinitin jaringan, serta pengubahan asam folat menjadi


13

bentuk aktif asam folinat. Vitamin C juga berperan dalam pembentukan

hormon steroid dan kolesterol (Buhari, 2016).

Kekurangan (defisiensi) vitamin C dapat menyebabkan scruvy

dengan gejala vertigo, lemah, pernapasan pendek, kram otot, sakit tulang

dan otot serta hilangnya nafsu makan. Selain itu kulit menjadi kering,

kasar dan bintik biru kemerahan. Kelebihan vitamin C tidak berakibat

toksik karena vitamin C larut dalam air dan dapat dikeluarkan. Tetapi ada

beberapa masyarakat yang jika mengkonsumsi vitamin C terlalu banyak

akan merasakan mual dan diare (Devi, 2010).

C. Tinjauan Tentang Metode Analisa

Kimia farmasi analisis dibagi menjadi 2 bidang yaitu analisa

kualitatif dan anlisa kunatitatif :

1. Analisis kualitatif merupakan analisis untuk melakukan identifikasi

elemen, spesies, dan atau senyawa-senyawa yang ada didalam sampel,

dengan kata lain, analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk

mengetahui ada atau tidaknya suatu analit yang dituju dalam suatu

sampel. Analisa kualitatif didalam penelitian ini dilakukan untuk

mengidentifikasi apakah ada senyawa vitamin C dalam suatu sampel.

2. Analisa kuantitatif adalah analisis untuk menentukan jumlah

(kadar) absolut atau relatif dari suatu elemen atau spesies yang

ada di dalam sampel (Gandjar dan Rohman, 2007).


14

D. Tinjauan Tentang Metilen Biru, Besi (III) Klorid, Kalium Permanganat


1. Metilen Biru

Metilen biru mempunyai rumus molekul C16H18N3ClS

dengan berat molekul 319.85 g/mol. Metilen biru berbentuk

serbuk hablur hijau tua, berkilauan seperti perunggu, tidak bebau,

stabil diudara, dan larutan dalam air berwarna biru tua. Sifat dari

metilen biru mudah larut dalam air dan kloroform, agak sukar

larut dalam etanol (DepKes RI,1995).

Gambar.II.7 Rumus Bangun Metilen Biru

Larutan metilen biru dapat digunakan untuk mengidentifikasi

senyawa vitamin C yang terkandung pada suatu sampel. Metilen

biru dapat bereaksi dengan vitamin C membentuk senyawa

leukometilen biru, yaitu dengan cara sampel ditambahkan larutan

metilen biru dan terbentuk warna biru tua yang menandakan

sampel tersebut mengandung vitamin C (Mulyani, 2018).

2. Besi (III) Klorid

Besi (III) klorid mempunyai rumus molekul FeCl3 dan

memiliki berat molekul 162,2 g/mol. Besi (III) klorid berbentuk

serbuk hablur berwarna hitam kehijauan, oleh pengaruh lembab udara


15

berubah menjadi jingga. Sifat besi (III) klorid mudah larut dalam larut

(DepKes RI, 1995).

Besi (III) klorid (FeCl3) dapat digunakan untuk

mengidentifikasi senyawa vitamin C yang terkandung di dalam

sampel tersebut, sampel ditambahkan larutan besi (III) klorid

akan terbentuk warna ungu yang menandakan sampel tersebut

mengandung vitamin C (Mulyani,2018).

3. Kalium Permanganat

Kalium permanganat mempunyai rumus molekul KMnO4 dan

memiliki berat molekul 158,03 g/mol. Kalium permanganat berbentuk

hablur mengkilap berwarna ungu tua atau hampir hitam, tidak tembus

oleh cahaya yang diteruskan dan berwarna biru metalik mengkilap

oleh cahaya yang dipantulkan, dan kadang-kadang disertai warna

merah tua dan stabil di udara. Sifat kalium permanganat larut

dalam air, dan mudah larut air mendidih (DepKes RI, 1995).

Kalium permanganat dapat digunakan untuk mengidentifikasi

senyawa vitamin C yang terkandung di dalam suatu sampel. Sampel

ditambahkan larutan kalium permanganat maka akan terbentuk warna

kecokelatan dan perlahan-lahan akan menghilang (Mulyani,2018).

E. Tinjauan Iodimetri

Titrimetri atau volumetri merupakan suatu cara kuantitatif dari

reaksi kimia, dimana zat yang akan dianalisis dibiarkan bereaksi dengan

zat lain yang konsentrasinya diketahui dan dialirkan dari buret dalam
16

bentuk larutan. Konsentrasi larutan yang tidak diketahui (analit)

kemudian dihitung (Khopkar, 1990). Iodometri merupakan salah satu

metode analisis kuantitatif volumetri secara oksidimetri dan reduksimetri

melalui proses titrasi (Padmaningrum, 2016).

Iodimetri adalah titrasi dengan larutan standar Iodium (I2).

Iodometri merupakan titrasi terhadap Iodium yang dibebaskan dari suatu

reaksi redoks, menggunakan larutan standar Natrium tiosulfat (Na2S2O3).

Iodimetri merupakan analisa titrimetri untuk zat-zat reduktor dengan

penambahan larutan Iodin baku berlebihan dan kelebihannya dititrasi

dengan larutan Natrium tiosulfat baku. Pada titrasi iodimetri titrasi

oksidasi dan reduksinya menggunakan larutan Iodium, artinya suatu

larutan oksidator ditambahkan dengan Kalium iodida berlebih dan Iodium

yang dilepaskan (setara dengan jumlah oksidator) dititrasi dengan larutan

baku Natrium tiosulfat (Padmaningrum, 2016).

Iodium merupakann oksidator yang relatif kuat dengan nilai

potensial oksidasi sebesar +0,535 V. Pada saat reaksi oksidasi, iodium

akan direduksi menjadi iodida sesuai dengan reaksi :

I2 + 2e- → 2I-

Iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai

potensial reduksi yang lebih kecil dibandikan iodium. Vitamin C

mempunyai potensial reduksi yang paling kecil daripada iodium sehingga

dapat dilakukan titrasi langsung dengan iodium. Deteksi titik akhir pada

iodimetri ini dilakukan dengan menggunakan indikator amilum yang akan


17

memberikan warna biru pada saat tercapainya titik akhir titrasi (Gandjar

dan Rohman, 2007).

Iodium adalah elemen non logam dan mikronutrien penting yang

diperlukan tubuh dalam jumlah renik. Iodium sukar larut dalam air, tetapi

sangat mudah larut dalam larutan KI, semakin pekat larutan KI maka

semakin besar larutan iod. Larutan iod (baku skunder) dapat

distandarisasikan dengan larutan Natrium tiosulfat (Subhan, 2014).

F. indikator Kanji

Penggunaan indikator ini untuk memperjelas perubahan warna

larutan yang terjadi pada saat tititk akhir titrasi. Kompleks iodium-

amilum memiliki kelarutan yang kecil pada air, sehingga umumnya

ditambahkan pada titik akhir titrasi (Gholib, 2007).

Keuntungan amilum (kanji) yaitu harganya yang murah dan

perubahan warna jelas. Kerugian dari amilum yaitu bersifat tidak larut

dalam air dingin. Ketidakstabilan suspensinya dalam air dengan iod

memberi suatu kompleks terlalu dingin dalam titrasi dan kadang-kadang

terdapat titik akhir titrasi yang menyolok bila larutan encer. Rumus kimia

antara vitamin C dengan indikator amilum ditunjukkan pada Gambar II.7.


18

Asam L- askorbat Asam L- dehidro


askorbat

Gambar II.5 Reaksi antara vitamin C dengan indikator amilum (Rahman, 2015).
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Mangga memiliki Buah mangga merupakan


banyak varietas tanaman yang banyak
seperti mangga dibudidayakan di Indonesia,
podang, arumanis, termasuk di Provinsi Jawa
golek, dan Timur, khususnya kota Kediri
manalagi (Sumiasari et al., 2006) - Penetapan
(Baswarsiati & kadar vitamin
yuniarti, 2007)
C pada
Buah mangga banyak mangga
mengandug nutrisi, salah satunya gadung
yaitu vitamin C (Satuhu, 2000) (Rahman,
2015).
Penetuan kadar
vitamin C dengan
menggunakan Mangga yang varietasnya - Penetapan
metode yang berbeda memiliki kadar vitamin kadar vitamin
mudah C yang berbeda (Lubis, 2012) C pada
didapatkan, dan mangga golek
harganya (Rahman,
terjangkau
2015).
Penetuan kadar vitamin C pada
mangga podang & mangga - Penetapan
manalagi dengan metode kadar vitamin
iodimetri.
C pada
mangga
arumanis
Ada perbedaan kadar vitamin C (Lubis, 2012)
pada mangga podang dan mangga
manalagi.

Gambar III.1 Kerangka konsep

19
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif laboratorium. Deskriptif adalah suatu metode penelitian

sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan

subyek atau obyek dalam penelitian (Notoatmodjo, 2012).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia

Kuantitatif Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2017 sampai Juni 2018

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau obyek yang

diteliti. Sekelompok subjek yang menjadi obyek atau sasaran untuk

diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah

mangga podang dan mangga manalagi yang siap konsumsi.

2. Sampel

Sampel adalah obyek yang diteliti dan dianggap mewakili

seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Sampel dalam penelitian ini

adalah daging buah manggga podang dan daging buah manalagi.

20
21

3. Tenik sampling

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling, yang dimana pengambilan sampel didasarkan

pada pertimbangan pribadi peneliti sendiri.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2014).

1. Variabel Independen (variabel bebas)

Variabel Independen (variabel bebas) adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (variabel terikat) (Sugiyono, 2014).

Variabel Independen (bebas) dalam penelitian ini adalah buah

mangga podang dan buah mangga manalagi.

2. Variabel Dependen (variabel terikat)

Variabel Dependen (variabel terikat) adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas

(Sugiyono, 2014). Variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini

adalah kadar vitamin C.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang

dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan.
22

Definisi operasional itu penting dan diperlukan agar pengukuran variabel

atau pengumpulan data (variabel) itu konsisten antara sumber data

(responden) yang satu dengan responden yang lain (Notoatmodjo, 2010).

No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Hasil Data
1. Mangga Mangga podang Timbangan Gram Nominal
podang berbentuk lonjong analitik
(Mangifera berwarna kuning
Indica L) dengan sedikit bintik
merah didekat
pangkal dahannya
dan aromanya yang
khas.
2. Mangga Mangga manalagi Timbangan Gram Nominal
manalagi berbentuk bulat analitik
(Mangifera telur dan
sp) diujungnya
melonjong dan
berwarna hijau
tua.
3. Iodimetri Merupakan Buret mikro Mililiter Rasio
metode penetapan
kadar titrasi
oksidasi-reduksi
yang dititrasi
dengan iodium
dan indikator
kanji.

F. Instrumen (Alat dan Bahan)

1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

alumuniumfoil, timbangan analitik, push ball, batang pengaduk, alat

gelas berupa erlenmeyer 250 ml, beaker glass 250 ml, beaker glass

50, buret, pipet volume, pipet ukur, pipet tetes, tabung reaksi, gelas

ukur 100 ml.


23

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu buah

mangga podang dan buah mangga manalagi, aquadest, larutan amilum 1%,

larutan iodin 0,01 N, KI 10%, KIO3 0,01 N, H2SO4 10%, Na2S2O3 0,01 N,

FeCl3, metilen biru, kalium permanganat, natrium bikarbonat.

G. Prosedur Pengumpulan Data

1. Persiapan Sampel

Buah mangga podang dan buah mangga manalagi dikupas

kulitnya dan dipisahkan dari bijinya, kemudian dipotong kecil-kecil

dan ditimbang sebanyak 100 g. Buah mangga podang dan manalagi

yang sudah dipotong dan ditimbang, kemudian dihancurkan di dalam

blender hingga menyerupai sluri (jus), kemudian disaring

menggunakan kain flanel dan diambil filtratnya, Filtrat siap dijadikan

sampel.

2. Pemeriksaan Kualitatif Vitamin C

a. Pereaksi Metilen Biru

Sampel buah mangga diukur sebanyak 2 ml, dimasukkan

dalam tabung reaksi, ditambahkan beberapa tetes metilen biru.

Hasil positif ditandai dengan terbentuknya warna biru tua

(Mulyani, 2018).

b. Pereaksi besi (III) klorida

Sampel diukur sebanyak 1 ml, dimasukkan dalam tabung

reaksi, ditambahkan 3 tetes larutan natrium bikarbonat, ditambahkan 3


24

tetes larutan besi (III) klorida, hasil positif ditandai dengan

terbentuknya warna ungu (Mulyani, 2018).

c. Pereaksi Kalium Permanganat (KMnO4)

Sampel diukur sebanyak 5 ml, dimasukkan dalam tabung

reaksi, ditambahkan beberapa tetes KMnO4 0,1%. Hasil positif

ditandai dengan terbentuknya warna kecoklatan kemudian

perlahan-lahan akan menghilang (Mulyani, 2018).

3. Pembuatan Larutan Standar Primer KIO3 0,01 N

KIO3 ditimbang sebanyak 0,036 g, dimasukkan ke dalam labu

ukur 100 ml, ditambahkan aquadest ke dalam labu ukur hingga tanda

batas (Karinda, et al. 2013).

4. Pembuatan Larutan Standar Iodium 0,01 N

KI ditimbang sebanyak 2,54 g, dimasukkan ke dalam beaker

glass, ditambahkam aquadest sebanyak 25 ml aduk sampai larut. I2

ditimbang sebanyak 1,27 g, dimasukkan ke dalam larutan KI sedikit

demi sedikit hingga larut, kemudian ditambahkan aquadest sampai

1000 ml (Karinda, et al. 2013).

5. Pembuatan Larutan Na2S2O3 0,01 N

Na2S2O3 ditimbang sebanyak 0,62 g, dimasukkan ke dalam

beaker glass, aquadest diukur sebanyak 250 ml, dimasukkan ke dalam

beaker glass aduk sampai homogen (Karinda, et al. 2013).


25

6. Pembuatan Larutan Amilum 1%

Amilum ditimbang sebanyak 1 gram, dimasukkan ke dalam

beaker glass, ditambahkan air panas sebanyak 100 ml, lalu

dimasukkan ke dalam beaker glass aduk hingga larut, kemudian

dipanaskan hingga jernih (sebagai indikator) (Karinda, et al. 2013).

7. Pembuatan KI 10%

KI ditimbang sebanyak 25 g, dimasukkan ke dalam beaker

glass, aquadest diukur sebanyak 250 ml, kemudian dimasukkan ke

dalam larutan KI, lalu aduk sampai homogen (Karinda, et al. 2013).

8. Pembuatan Larutan H2SO4 10 %

Larutan H2SO4 diukur sebanyak 10 ml, dimasukkan ke dalam

beaker glass yang berisi 30 ml aquadest, aduk sampai homogen,

ditambahkan aquadest sampai 100 ml aduk sampai homogen

(Karinda, et al. 2013).

9. Standarisasi Larutan Na2S2O3 dengan KIO3 0,01 N

Larutan KIO3 dipipet 10 ml 0,01 N, dimasukkan ke dalam

erlenmayer, ditambahkan 5 ml larutan KI, lalu ditmabhkan 2 ml

larutan H2SO4, dititrasi dengan larutan Na2S2O3 sampai berwarna

kuning muda, ditambahkan amilum 1% sebanyak 3 tetes ke dalam

erlenmayer, lalu dititrasi dengan Na2S2O3 sampai warna biru hilang

(Karinda, et al. 2013).


26

10. Standarisasi Larutan I2 dengan Larutan Na2S2O3

Larutan Na2S2O3 dipipet 10 ml, dimasukkan ke dalam

erlenmayer, ditambahkan amilum 1% sebanyak 3 tetes , lalu dititrasi

dengan I2 sampai warna biru hilang (Karinda, et al. 2013).

11. Penetapan Kadar Vitamin C dengan Larutan Iodium Standar

Larutan sampel mangga 50 ml, dimasukkan ke dalam

erlenmayer, ditambahkan amilum 1% sebanyak 3 tetes ditambahkan

ke dalam erlenmayer, lalu dititrasi dengan larutan I2 sampai berwarna

biru tua (Karinda, et al. 2013).

Rumus penetapan kadar vitamin C %b/b :

 VI 2  N I 2 
 

%b / b   kesetaraan 
ml N
 g  100%
bobot sampel 
 
 

Keterangan :
1 ml 0,01 N = 0,88 mg asam askorbat
VI2 = Volume rata-rata I2 untuk menitrasi

ampel
N I2 = Normalitas I2

Bobot sampel = massa sampel yang ditimbang (mg)


ml = ml kesetaraan
g = massa kesetaraan
Nkesetaraan = normalitas kesetaraan
27

H. Analisa Data

Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel, kemudian dianalisis

secara deskriptif.

I. Kerangka Kerja

1. Persiapan Sampel

Buah mangga podang

Dikupas dan dipotong kecil-kecil,


ditimbang sebanyak 100 gram

Buah mangga dihancurkan sampai


menyerupai sluri (jus)

Disaring menggunakan kain


flanel dan diambil filtratnya

Filtrat

Mangga podang diberi label A

Gambar IV.1 Persiapan sampel mangga podang


28

Buah mangga manalagi

Dikupas dan dipotong kecil-kecil,


ditimbang sebanyak 100 gram

Buah mangga dihancurkan


menyerupai sluri (jus)

Disaring menggunakan kain


flanel diambil filtratnya

Filtrat

Mangga podang diberi label B

Gambar IV.2 Persiapan sampel mangga manalagi

2. Uji Kualitatif Vitamin C

a. Pereaksi Metilen Biru


Sampel diukur sebanyak 2 ml,
dimasukkan dalam tabung reaksi

Sampel ditambahkan beberapa


tetes metilen biru

Terbentuk warna biru tua

Gambar IV.3 Uji kualitatif vitamin C dengan pereaksi metilen biru


29

b. Pereaksi besi (III) klorida


Sampel diukur sebanyak 1 ml,
dimasukkan dalam tabung reaksi

Sampel ditambahkan 3 tetes


larutan natrium bikarbonat

Ditambahkan 3 tetes larutan besi


(III) klorida

Terbentuk warna ungu

Gambar IV.4 Uji kualitatif vitamin C dengan pereaksi besi (III) klorida

c. Pereaksi kalium permanganat (KMnO4)

Sampel diukur sebanyak 5 ml,


dimasukkan dalam tabung reaksi

Sampel ditambahkan 2 ml
larutan KMnO4

Terbentuk warana kecokelatan

Gambar IV.5 Uji kualitatif vitamin C dengan pereaksi KMnO4

12. Pembuatan Larutan Standar Primer KIO3 0,01 N

KIO3 ditimbang sebanyak 0,036 g,


dimasukkakn dalam labu ukur 100 ml

Ditambahkan aquadest sampai


tanda batas

Gambar IV.6 Pembuatan larutan standar primer KIO3


30

13. Pembuatan Larutan Standar Iodium 0,01 N

KI ditimbang sebanyak 2,54 g


dimasukkan dalam beaker glass

Aquadest diukur sebanyak 25 ml,


dimasukkan dalam beaker glas

I2 ditimbang sebanyak 1,27 g


dimasukkan dalam beaker glass

Aquadest ditambahakan sampai


1000 ml

Gambar IV.7 Pembuatan larutan standar iodium 0,01 N

14. Pembuatan Larutan Na2S2O3 0,01 N

Na2S2O3 ditimbang sebanyak


0,62 g, dimasukkan ke dalam
beaker glass

Aquadest sebanyak 250 ml


ditambahkan ke dalam beaker
glass aduk sampai larut

Gambar IV.8 Pembuatan larutan Na2S2O3 0,01 N


31

15. Pembuatan Larutan Amilum 1 %

Amilum ditimbang sebanyak


1 g, dimasukkan ke dalam
beaker glass

Dilarutakan dengan aquadest


sebanyak 100 ml

Dipanaskan hingga jernih


(sebagai indikator)

Gambar IV.9 Pembuatan larutan amilum 1%

16. Pembuatan Larutan KI 10%

KI ditimbang sebanyak 25 g,
dimasukkan ke dalam beaker
glass

Ditambahkan aquadest
samapi 250 ml

Gambar IV.10 Pembuatan larutan KI

17. Pembuatan Larutan H2SO4 10%

Larutan H2SO4 diukur sebanyak


10 ml

Larutan H2SO4 dimasukkan dalm beaker


glass yang berisi 30 ml aquadest

Ditambahkan aquadest sebanyak


100 ml, aduk sampai larut

Gambar IV.11 Pembuatan larutan H2SO4


32

18. Standarisasi Larutan Na2S2O3 dengan Larutan KIO3

Larutan KIO3 dipipet 10 ml


dimasukkan dalam erlenmayer

Larutan KI sebanyak 5 ml
dimasukkan dalam erlenmayer

Larutan H2SO4 sebanyak 2 ml


dimasukkan dalam erlenmayer

Dititrasi dengan larutan


Na2S2O3

Berwarna kuning muda

Ditambahkan 3 tetes amilum


1%

Dititrasi dengan larutan


Na2S2O3

Sampai warna biru hilang

Gambar IV.12 Standarisasi Na2S2O3 dengan Larutan KIO3


33

19. Standarisasi Larutan I2 dengan Larutan Na2S2O3

Larutan Na2S2O3 dipipet 10 ml


dimasukkan dalam erlenmayer

Ditambahkan amilum 1%
sebanyak 3 tetes

Dititrasi dengan larutan


Na2S2O3

Biru tua

Gambar IV.13 Standarisai larutan I2 dengan larutan Na2S2O3

20. Penetapan Kadar Vitamin C

Sampel mangga dipipet 50 ml


dimasukkan dalam erlenmayer

Larutan amilum sebanyak 3


tetes dimasukkan ke dalam
erlenmayer

Dititrasi dengan larutan I2

Sampai berwarna biru tua

Gambar IV.14 Penetapan kadar vitamin C


BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Analisa Kualitatif Kandungan Vitamin C pada Mangga Podang dan


Mangga Manalagi
Tabel 5.1 Hasil Uji Kualitatif Vitamin C pada Buah Mangga Podang dan
Buah Mangga Manalagi.
Perlakuan Hasil Literatur Hasil Penelitian

Mangga Podang Mangga Manalagi

Ditambahkan larutan Positif jika terbentuk Warna biru tua Warna biru tua
metiel biru sebanyak warna biru tua
1ml
Ditambahkan larutan + Positif jika terbentuk Warna ungu Warna ungu
natrium bikarbonat + warna ungu
FeCl3 sebanyak 2 ml
Ditambahkan larutan Positif jika terbentuk Warna kecoklatan Warna kecoklatan
KMnO4 sebanyak 2 ml warna kecoklatan dan dan perlahan-lahan dan perlahan-
perlahan-lahan menghilang lahan menghilang
menghilang

Berdasarkan analisa uji kualitatif vitamin C dari kedua sampel

dapat diketahui bahwa mangga podang dan mangga manlagi menunjukkan

terdapat kandungan vitamin C di dalam sampel tersebut.

B. Analisa Kandungan Vitamin C pada Mangga podang dan Mangga


Manalagi dengan Metode Iodimetri
1. Standarisasi Larutan Na2S2O3 dengan KIO3 0,0101 N

Tabel 5.2 Hasil Standarisasi Na2S2O3 dengan KIO3 0,0101 N

No. Volume KIO3 Volume V Na2S2O3 Normalitas


(ml) Na2S2O3 (ml) rata-rata (ml) Na2S2O3
1. 10,0 10,2

2. 10,0 10,2 10,2 0,0099 N

3. 10,0 10,2

34
35

Berdasarkan data di atas, diketahui volume Na2S2O3 yaitu 10,2 ml

dan normalitas Na2S2O3 yang digunakan adalah 0,0099 N.

2. Standarisasi I2 dengan Larutan Standar Na2S2O3

Tabel 5.3 Hasil Standarisasi I2 dengan Na2S2O3 0,01 N

No. Volume Volume I2 V I2 rata-rata Normalitas I2


Na2S2O3 (ml) (ml) (ml)
1. 10,0 10,3

2. 10,0 10,3 10,3 0,0096 N

3. 10,0 10,3

Berdasarkan data di atas, diketahui volume I2 yaitu 10,3 ml

dan mormalitas I2 yang digunakan adalah 0,0096 N.

3. Penetapan Kadar Vitamin C

a. Penetapan Kadar Vitamin C pada Mangga Manalagi

Tabel 5.4 Hasil penetapan kadar vitamin C pada mangga manalagi

No. Volume I2 (ml) Volume rata-rata Kadar %b/b


I2 (ml)
1. 65,45
65,47 0,0553
2. 65,5

Satandar Deviasi 0,035355

Berdasarkan data di atas, diperoleh hasil bahwa buah mangga

manalagi mengandung kadar vitamin C sebesar 0,0553 %b/b, kemudian

dikonverensikan ke dalam miligram, sehingga hasil vitamin C yang

diperoleh sebesar 55,3 mg/100g.


36

b. Penetapan Kadar Vitamin C pada Mangga Podang

Tabel 5.5 Hasil penetapan kadar vitamin C pada mangga podang

No. Volume I2 Volume rata-rata I2 Kadar %b/b


(ml) (ml)
1. 71,1
71,6 0,0604
2. 72,1
Standar Deviasi 0,707107

Bedasarkan data di atas, diperoleh hasil bahwa buah mangga

podang mengandung kadar vitamin C sebesar 0,0604 %b/b, kemudian

dikonversikan ke dalam miligram, sehingga hasil vitamin C yang

diperoleh sebesar 60,4 mg/100g.


BAB VI

PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini telah dilakukan penelitian tentang penetapan kadar

vitamin C pada buah mangga podang dan buah mangga manalagi dengan

menggunakan metode iodimetri. Sebelum dilakukan penetapan kadar vitamin C,

maka dilakukan uji secara kualitatif untuk mengetahui di dalam sampel tersebut

mengandung vitamin C atau tidak.

Mangga podang dan mangga manalagi yang digunakan dalam

penelitian ini dipilih secara ascak (perposive sampling), dimana sampel diambil

secara acak dan dari pertimbangan si peneliti. Mangga podang dan mangga

manalagi yang digunakan yaitu mangga yang sudah matang, dilihat dari bentuk

tekstur dari daging buah mangga podang dan mangga manalagi. Buah mangga

podang dan buah mangga manalagi dikupas dan dipotong kecil-kecil,

kemudian ditimbang sebanyak 100 g, lalu dihancurkan sampai menyerupai

sluri, kemudian disaring menggunakan kain flanel dan diperoleh filtrat. Filtrat

siap digunakan.

Mangga podang dan mangga manalagi setelah dihancurkan menjadi

filtrat, kemudian dilakukan penetapan kadar vitamin C yang terkandung di

dalamnya. Hal-hal yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi : analisa

kualitatif dan analisa kuantitatif. Analisa kualitatif dilakukan untuk mengetahui

ada atau tidak nya kandungan vitamin C pada buah mangga podang dan

mangga manalagi, sedangkan analisa kuantitatif dilakukan untuk mengetahui

37
38

berapa kadar vitamin C yang terkandung di dalam sampel tersebut yang

menggunakan metode iodimetri.

Identifikasi vitamin C pada mangga dilakukan 3 cara, yaitu dengan

menggunakan larutan metilen biru, besi (III) klorid (FeCl3), dan kalium

permanganat (KMnO4). Pengujian pertama, sampel diuji dengan pereaksi metilen

biru, yaitu dengan cara 2 ml sampel filtrat buah mangga dimasukkan ke dalam

tabung reaksi, kemudian ditambahkan 1 ml larutan metilen biru. Sampel buah

mangga yang semula berwarna kuning setelah ditambahkan metilen biru berubah

warna menjadi biru tua. Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan, sampel positif

mengandung vitamin C yang ditandai dengan terbentuknya warna biru tua, sehingga

dapat disimpulkan bahwa sampel buah mangga tersebut mengandung vitamin C.

Reaksi ini disebabkan karena tereduksinya metilen biru oleh vitamin C. Reaksi

kimia antara metilen biru dengan vitamin C :

Gambar V.1 Reaksi kimia antara metilen biru dengan vitamin C

Pengujian kedua, sampel filtrat buah mangga diuji dengan pereaksi

FeCl3, yaitu dengan cara 1 ml sampel buah mangga dimasukkan ke dalam

tabung reaksi, kemudian ditambahkan 3 tetes larutan natrium bikarbonat, dari

hasil campuran tersebut terbentuk warna kuning kecoklatan, kemudian

ditambahkan 3 tetes larutan FeCl3. Hasil uji yang telah dilakukan hasil positif
39

ditandai dengan terbentuknya warna ungu pada larutan sampel, maka dapat

disimpulkan bahwa sampel tersebut mengandung vitamin C. Asam askorbat

sebagai reduktor kuat akan berubah menjadi asam dehidroaskorbat dan akan

mereduksi ion besi (III) pada FeCl3 menjadi besi (II). Pengujian yang kedua ini

ditambahkan natrium bikarbonat karena FeCl3 tidak dapat bereaksi dengan

suasana asam sehingga ditambahkan natrium bikarbonat. Fungsi dari natrium

bikarbonat ini yaitu untuk merubah suasana asam menjadi netral/basa, sehingga

FeCl3 dapat bereaksi dengan sampel.

Pengujian ketiga, sampel filtrat buah mangga diuji dengan pereaksi

KMnO4, yaitu dengan cara 5 ml sampel buah mangga, ditambahkan 2 ml

larutan KMnO4, Sampel buah mangga yang semula berwarna kuning setelah

ditambahkan KMnO4 berubah warna menjadi kecoklatan. Berdasarkan hasil uji

yang telah dilakukan, sampel positif mengandung vitamin C yang ditandai

dengan terbentuknya warna kecoklatan kemudian perlahan-lahan akan

menghilang, sehingga dapat disimpulkan dari hasil pengujian, bahwa sampel

buah mangga tersebut mengandung vitamin C. Reaksi kimia yang terjadi :

3C6H8O6 + 2MnO4- + 6H+ → 3C6H8C7 + Mn2+ + 3H2O

Pada reaksi berlangsung, permanganat berada dalam suasana asam

sehingga direduksi oleh vitamin C sedangkan vitamin C dioksidasi oleh ion

permanganat karena akan melepaskan ion H+ menjadi asam dihydroaskorbat.

Sampel buah mangga podang dan buah mangga manalagi yang telah di

identifikasi, selanjutnya dilakukan penetapan kadar vitamin C pada sampel

tersebut. Penetapan kadar digunakan untuk mengetahui kadar vitamin C yang


40

terkandung di dalam mangga podang dan mangga manalagi dengan

menggunakan metode iodimetri. Hal ini berdasarkan bahwa sifat vitamin C

dapat bereaksi dengan iodium. Penentuan ini dilakukan dengan menggunakan

larutan I2 0,0100 N sebagai titran dan amilum 1% sebagai indikatornya.

Mangga podang dan mangga manalagi sebelum dilakukan penetapan

kadar, maka dilakukan standarisasi I2 terlebih dahulu. Tujuan dari

dilakukannya standarisasi ini agar dapat mengetahui konsentrasi dari I2. I2

merupakan bahan baku sekunder yang konsentrasinya tidak pasti, dan I2 juga

mudah terurai oleh cahaya dan mudah menguap, sehingga diperlukannya

standarisasi untuk mengetahui secara pasti konsentrasinya. Pada metode

iodimetri dilakukan dua kali standarisasi, yaitu standarisasi Na2S2O3 dengan

KIO3 0,0101 N untuk mengetahui normalitas Na2S2O3, pada saat standarisasi

ini ditambahkan larutan H2SO4 dengan konsentrasi 10 %. Penambahan H2SO4

adalah sebagai katalisator, yaitu untuk mempercepat reaksi dan untuk membuat

suasana menjadi asam. Persamaan reaksi kimia yang terjadi pada saat

standarisasi Na2S2O3 dengan KIO3 :

KIO3 + 5KI + 3H2SO4 → 3I2 (warna cokelat) + 3H2O + 3K2SO4

I2 + 2Na2S2O3 → 2NaI + Na2S4O6

Reaksi dari penambahan KIO, KI, dan H2SO4 yaitu untuk membentuk I2

yang akan bereaksi dengan amilum. Dari hasil standarisasi yang telah

dilakukan didapatkan hasil normalitas Na2S2O3 adalah 0,0099 N.


41

Standarisasi kedua, dilakukan standarisasi I2 dengan Na2S2O3

untuk mengetahui normalitas I2. Persamaan reaksi kimia yang terjadi pada saat

standarisasi I2 dengan Na2S2O3 :

I2 + 2Na2S2O3 → 2NaI + Na2S4O6

Dari hasil standarisasi yang telah dilakukan didapatkan hasil normalitas

I2 adalah 0,0096 N.

Standarisasi Na2S2O3 dengan KIO3 dan I2 dengan Na2S2O3 telah


dilakukan, kemudian dilakukan penetapan kadar pada filtrat mangga podang
dan mangga manalagi. Persamaan reaksi kimia pada saat penetapan kadar
vitamin C dengan iodium :

Asam L- askorbat Asam L- dehidro


askorbat

Gambar V.2 Reaksi kimia antara asam askorbat dengan Iodin (Rahman, dkk.2015)

Pada reaski diatas, yang terjadi antara asam askorbat dengan iodin akan

menghasilkan asam dehidroaskorbat, dimana asam askorbat akan teroksidasi

menjadi asam dehidroaskorbat.

Prinsip dari iodimetri ini yaitu semua vitamin C bereaksi dengan iodin,

maka kelebihan iodin akan dideteksi oleh kanji yang menjadikan larutan

berwarna biru gelap. Menurut Karinda dkk (2013) munculnya warna biru
42

gelap, setelah iodin menjadi berlebih disebabkan oleh iod-amilum yang

menandakan bahwa proses titrasi telah mencapai titik akhir titrasi. Volume

iodin yang diperlukan untuk titrasi sebanding dengan kadar vitamin C yang

terkandung dalam sampel. Semakin banyak volume iodin yang diperlukan

untuk titrasi iodin maka kandungan vitamin C pada sampel juga semakin

banyak.

Hasil titrasi pada buah mangga manalagi diperoleh kadar 0,0553 %b/b,

kemudian dikonverensikan ke dalam miligram, sehingga hasil vitamin C yang

diperoleh yaitu 55,3 mg/100g. Hasil titrasi untuk mangga podang diperoleh

kadar 0,0604 %b/b, kemudain dikonverensikan ke dalam miligram, sehingga

hasil vitamin C yang diperoleh pada mangga podang yaitu 60,4 mg/100g.

Hasil penelitian ini kemudian di lakukan perhitungan standar deviasi.

Standar deviasi dilakukan untuk menentukan sebaran data dalam sampel dan

seberapa dekat titik data individual dengan rata-rata nilai sampel. Semakin

rendah standar deviasi, maka semakin mendekati rata-rata, jika nilai standar

deviasi semakin tinggi maka semakin lebar rentang variasi datanya, maka

standar deviasi merupakan besar perbedaan dari nilai sampel terhadap rata-rata.

Signifikansi untuk standar deviasi yaitu 0,05. Berdasarkan hasil dari penelitian,

mangga manalagi didapati nilai standar deviasi yaitu 0,035355 lebih rendah

dari nilai signifikansi, jarak antara titik data individual dengan nilai rata-rata

yaitu 0,05, dengan simpangan baku sebesar 5%, sedangkan untuk mangga

podang didapati nilai standar deviasi yaitu 0,707107 lebih tinggi dari nilai

signifikansi, dimana jarak antara titik data individual dengan nilai rata-rata
43

yaitu 1 ml, dengan simpangan baku sebesar 10%. Terdapat beberapa faktor

yang menyebabkan standar deviasi nya berbeda yaitu faktor dari pH tanah,

kurangnya ketelitian pada saat praktikum, atau kurang cepatnya pada saat

persiapan sampel sehingga vitamin C teroksidasi oleh udara.

Menurut penelitian dari AAK (1991), rentang kadar vitamin C pada buah

mangga bermacam-macam yaitu berkisar antara 13 – 80 mg/100g sesuai dengan

varietas dari buah mangga. Adapun, menurut penelitian dari Puspaningtyas (2013),

rentang kadar vitamin C pada buah mangga paling sedikit yaitu 36,4 mg/100g.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, hasil kadar vitamin C pada mangga

podang dan mangga manalagi memenuhi rentang kadar vitamin C pada buah mangga

yang telah diteliti sesuai dengan varietasnya. Kebutuhan vitamin C perhari terhadap

tubuh manusia yaitu untuk pria dan wanita (dewasa) sebanyak 60 mg/hari dan bayi

sebanyak 35 mg/perhari. Sehingga, masyarakat dapat memakan satu buah mangga

untuk memenuhi kebutuhan vitamin C dalam perhari.


BAB VII

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan yang dilakukan di

Laboratorium Kimia Analisa Makanan Minuman dan Kuantitatif Institut

Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri terhadap kadar vitamin C pada

buah mangga podang dan mangga manalagi dengan metode titrasi

iodimetri didapatkan bahwa kadar vitamin C pada mangga manalagi

sebesar 0,00553 %b/b, kemudian dikonversikan ke dalam miligram,

sehingga diperoleh kandungan vitamin C sebesar 55,3 mg/100g. Hasil

titrasi untuk penetapan kadar vitamin C pada mangga podang sebesar

0,0604 %b/b, kemudian dikonversikan ke dalam miligram, sehingga

diperoleh kandungan vitamin C sebesar 60,4 mg/100g.

B. SARAN

Setelah dilakukannya penelitian pada mangga podang dan mangga

manalagi. Disarankan untuk pembaca dan peneliti untuk melakukan penetapan

kadar vitamin C pada jenis mangga yang lain. Selain itu, penetapan kadar juga

dapat dilakukan menggunakan metode spektrofotometri UV-VIS atau

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.

44
DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1991.Mangga. Yogyakarta: Penerbit KANISIUS (Anggota IKAPI).

Baswarsiati dan Yuniarti. 2007. Karakter Morfologis dan Beberap Keunggulan


Mangga Podang Urang (Mangifera indica L). Jurnal Ilmiah
Farmasi. Jawa Timur: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, Jawa
Timur.
Buhari, Inayati. 2016. Analisa Kadar Vitamin C Dalam Produk Olahan Buah
Salak (Salacca zalacca) Secara Spektrofotometri UV-Vis. Skripsi.
Makassar: UIN Alauddin Makassar.
Day, R.A., dan Underwood, A.L., (2002). Kimia Analisis Kuantitatif. Jakarta:
Erlangga.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi
Ketiga. Jakarta: departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Devi, Nirmala. 2010. Nutrition and Food. Jakarta: PT Kompas Media
Nusantara.
Herwin dan Meilani. 2016. Identifikasi Aktivitas Ekstrak Etanolik Buah
Mangga (Mangifera indica L) pada Mencit Jantan (Mus musculus)
Sebagai Produk Imunoglobin (IgM). Jurnal Ilmiah Farmasi.
Makassar: Universitas Muslim Indonesia, Makassar – Vol. 8 No. 2.
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI press.
Lubis, Suci Rahmalia. 2012. Studi Penetapan Kadar Kandungan Vitamin C
Pada Beberapa Macam Buah Mangga (Mangifera indica L) yang
Beredar di Kota Medan Secara Volumetri dengan 2,6-Diklorofenol
Indofenol. Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara Medan.
Karinda, Monalisa., Fatimawali, Gayatri Citraningtyas. 2013. Perbandingan
Hasil Penetapan Kadar Vitamin C Mangga Dodol dengan
Menggunakan Metode Sperktrofotometri UV-Vis dan Iodometri.
Jurnal Ilmiah Farmasi. Manado: FMIPA UNSRAT Manado.
Mulyani, Elly. 2018. Perbandingan Hasil Penetapan Kadar Vitamin C pada
Buah Kiwi (Actinidia deliciousa) dengan Menggunakan Metode

45
46

Iodimetri dan Spektrofotometri UV-Vis. Jurnal Ilmiah Farmasi.


Bengkulu: Akademi Farmasi Al-Fatah – Vol. 3 No. 2.
Niswah, Choriun., Ela Irmawati, Elfira Rosa Pane. 2016. Pengaruh
Pengolahan Buah Mangga Manalagi Segar (Mangifera sp) Menjadi
Manisan Mangga Kering Terhadap Kadar Vitamin C. Jurnal Ilmiah
Biota. Palembang: UIN Raden Fatah Palembang – Vol. 2 No. 3.
Padmaningrum, Regina Tutik. 2016. Titrasi Iodimetri. Jurnal Akademik Kimia.
Yogyakarta: FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta.
Puspaningtyas, Desty Ervira.2013. The Miracle of Fruits. Jakarta Selatan: PT.
AgroMedia Pustaka.
Rahman, Nurdin., Irwan Said dan Mairet ofika. 2015. Analisa Kadar Vitamin C
Pada Mangga Gadung (Mangifera sp) dan Mangga Gadung
(Mangifera indica L) Berdasarkan Tingkat Kematangan Dengan
Menggunakan Metode Iodimetri. Jurnal Ilmiah Akademika Kimia.
Palu: Universitas Tadulako, Palu – Vol. 4 No. 1.
Rukmana, Ir. Rahmat. 1997. Mangga Budidaya dan Pascapanen. Yogyakarta:
KANISIUS.
Satuhu, Suyanti. 2000. Penanganan Mangga Segar Untuk Ekspor. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Subhan. 2014. Analisa Kandungan Iodium dalam Garam Butiran Konsumsi
yang Beredar di Pasaran Kota Ambon. Jurnal Fikratuna. Ambon:
FITK IAIN – Vol. 6 No. 2.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung.
Alfabeta.
Sumiasri, Nurul, et al., 2006. Variasi Jenis dan Kultivar Manga di Madiun dan
Sekitarnya ; Pengembangan dan Permasalahnya. Jurnal Ilmiah
Farmasi. Surakarta: FMIPA UNS Surakarta.
Susanti, Cerl. 2016. Artikel Sirup Buah dari Campuran Sari Buah Naga Merah dan Sari
Buah Salak Bongkok. Pengaruh Perbandingan Sari Buah Naga Merah
(Hylocereus polyrhizus) dengan Sari Buah Salak Bangkok (Salacca edulis
Reinw) dan Jenis Penstabil Terhadap Karakteristik Sirup Buah.
47

LAMPIRAN 1

PENGESAHAN PRAKTIKUM

NAMA : Nisa Nurhakiki


NIM : 30315013
PRODI : D-III Farmasi
BIDANG MINAT : Kimia Farmasi
JUDUL KTI : Penentuan Kadar Vitamin C pada Mangga Podang
(Mangifera indica L) dan Mangga Manalagi
(Mangifera sp) dengan Metode Iodimetri

Menyatakan bahwa Mahasiswa tersebut telah menyelesaikan pratikum


penelitian Karya Tulis Ilmiah pada bulan Agustus 2018, di Laboratorium
Kimia Farmasi Kuantitatif Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Evi Kurniawati, M.Farm., Apt Farida Noor, M.Sc

Mengetahui,

Kepala Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Tri Ana M, M.Si


48

PENGESAHAN PRAKTIKUM

NAMA : Nisa Nurhakiki


NIM : 30315013
PRODI : D-III Farmasi
BIDANG MINAT : Kimia Farmasi
JUDUL KTI : Penentuan Kadar Vitamin C pada Mangga Podang
(Mangifera indica L) dan Mangga Manalagi
(Mangifera sp) dengan Metode Iodimetri

Menyatakan bahwa Mahasiswa tersebut telah menyelesaikan pratikum


penelitian Karya Tulis Ilmiah pada bulan Agustus 2018, di Laboratorium
Analisa Makanan dan Minuman Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Evi Kurniawati, M.Farm., Apt Farida Noor, M.Sc

Mengetahui,

Kepala Laboratorium Analisa Makanan dan Minuman

Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Riska Surya Ningrum, S.Si., M.Sc


49
50

LAMPIRAN 2

PEMBUATAN REAGEN

1. Pembuatan larutan KIO3 0,01 N (100 ml)

𝑣𝑜𝑙 𝐵𝑚
𝑔= ×𝑁×
1000 𝑉𝑎𝑙
100 𝑚𝑙 214
= × 0,01 × = 100 ml/1000×0,01×214/6
1000 6

= 0,0356 𝑔 ~ 0,036 𝑔 = 36 𝑚𝑔0356 g ~ 0,036 g =36

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔


NS KIO3 = × 𝑁 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑎𝑡
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
51

0,036 𝑔
= × 0,01 𝑁 = 0,0101 𝑁
0,0356 𝑔

Cara kerja :

a. Ditimbang KIO3 sebanyak 0,036 g, dimasukkan beaker glass

b. Ditimbang aquadest sebanyak 50 ml diaduk sampai larut

c. Dimasukkan dalam labu ukur 100 ml

d. Ditambahkan aquadest sampai 100 ml

2. Pembuatan larutan Iodium 0,01 N (1000 ml)

𝑣𝑜𝑙 𝐵𝑚
𝑔= ×𝑁×
1000 𝑣𝑎𝑙

1000 𝑚𝑙 253,81
= × 0,01 𝑁 ×
1000 2

= 1,2690 𝑔 ~ 1,27 𝑔 = 1270 𝑚𝑔

Dibutuhkan KI sebanyak 2 × iodium = 2 × 1,27 g = 2,54 g

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔


NS I2 = × N yang dibuat
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

1,27 𝑔
= × 0,01 𝑁 = 0,0100 𝑁
1,2690 𝑔

Cara kerja :

a. Ditimbang KI sebanyak 2,54 g, dimasukkan dalam beaker glass

b. Ditimbang aquadest sebanyak 25 ml aduk sampai larut


52

c. Ditimbang I2 sebanyak 1,27 g, dimasukkan dalam larutan KI

sedikit demi sedikit

d. Ditambahkan aquadest hingga 1000 ml

3. Pembuatan larutan Na2S2O3 0,01 N (250 ml)

𝑣𝑜𝑙 𝐵𝑚
𝑔 = ×𝑁 ×
1000 𝑣𝑎𝑙

250 𝑚𝑙 248,21
= × 0,01 𝑁 ×
1000 1

= 0,6205 g~ 0,62 g = 620 mg

𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑖𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔


NS Na2S2O3 = × 𝑁 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑎𝑡
𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

0,62 𝑔
= × 0,01 𝑁 = 0,0100 𝑁
0,6205 𝑔

Cara kerja :
a. Ditimbang Na2S2O3 sebanyak 0,62 g, dimasukkan dalam beaker glass

b. Ditambahkan aquadest sebanyak 250 ml aduk sampai larut

4. Pembuatan larutan Amilum 1% (100 ml)

1
× 100 𝑔 = 1 𝑔
100

Cara kerja :

a. Ditimbang amilum sebanyak 1 g, dimasukkan dalam beaker glass

b. Ditambahkan aquadest sebanyak 100 ml, kemudian dipanaskan

hingga jernih. ( sebagai indikator).

5. Pembuatan larutan KI 10%


53

10
× 250 = 25 𝑔
100

Cara kerja :

a. Ditimbang KI sebanyak 25 g , dimasukkan dalam beaker glass.

b. Ditambahkan aquadest sebanyak 250 ml, aduk hingga larut.

6. Pembuatan H2SO4 10% (100 ml)

V1 . N1 = V2 . N2

V1 . 96% = 100 ml . 10%

100 𝑚𝑙 × 10%
V1 = 96%

V1 = 10,4 ml

Cara kerja :

a. Diukur larutan H2SO4 sebanyak 10 ml, dimasukkan dalam beaker

glass yang telah berisi 30 ml aquadest, aduk sampai homogen.

b. Ditambahkan aquadest sampai 100 ml aduk sampai homogen.

LAMPIRAN 4

Perhitungan Penetapan Kadar Vitamin C


54

1. Standarisasi Larutan Na2S2O3 dengan Larutan KIO3

Perhitungan normalitas Na2S2O3 dengan KIO3

V1 x N1 (Na2S2O3) = V2 x N2 (KIO3)

10,2 ml x N1 (Na2S2O3) = 10 ml x 0,0101 N

10 𝑚𝑙 ×0,0101 𝑁
N1 (Na2S2O3) = 10,2 𝑚𝑙

N1 (Na2S2O3) = 0,0099 N

2. Standarisasi Larutan I2 dengan Larutan Na2S2O3

Perhitungan normalitas I2 dengan Na2S2O3

V1 x N1 (I2) = V2 x N2 (Na2S2O3)

10,3 ml x N1 (I2) = 10 ml x 0,0099 N

10 ml x 0,0099 N
N1 (I2) = 10,3 𝑚𝑙

N1 (I2) = 0,0096 N

3. Penetapan Kadar Vitamin C pada Mangga Manalagi

Perhitungan Kadar %b/b :


55

 VI 2  N I 2 
 
 ml  N kesetaraan 
%b / b     g  100%
 bobot sampel ( mg ) 
 
 
 65,47 ml  0,0096 N 
 
 1 ml  0,01 N   0,88 mg / ml  100%

 100.000 mg 
 
 
 0,0553 %b / b

Dikonversikan :

0,0553
× 100 𝑔 = 0,0553 𝑔
100

= 55,3 mg/100g

4. Penetapan Kadar Vitamin C pada Mangga Podang

Perhitungan Kadar %b/b :

 VI 2  N I 2 
 
 ml  N kesetaraan 
%b / b    g  100%
bobot sampel (mg ) 
 
 
 
 71,6 ml  0,0096 N 
 
 1 ml  0,01 N   0,88 mg / ml  100%

 100.000 mg 
 
 
 0,0604 %b / b

Dikonversikan :
0,0604
× 100 𝑔 = 0,0604 = 60,4 mg/100g
100
LAMPIRAN 4

1. Persiapan sampel
56

Mangga podang dan Penimbangan mangga Penimbangan mangga


mangga manalagi matang podang 100 g manalagi 100 g

Filtrat mangga podang Sampel 1 Sampel 2


dan manalagi

Sampel 3

2. Uji Kualitatif
57

Sampel mangga podang + Sampel mangga manalagi +


larutan metilen biru larutan metilen biru

Sampel mangga podang + larutan Sampel mangga manalagi +


KMnO4, warna cokelat perlahan- larutan KMnO4, warna cokelat
lahan menghilang perlahan-lahan akan mengilang

Sampel mangga + larutan Sampel mangga + larutan


natrium bikarbonat natrium bikarbonat + FeCl3

3. Standarisasi Na2S2O3 dengan KIO3


58

Larutan KIO3 10 ml Ditambahkan larutan KI ,


kemudian ditambahkan H2SO4

Dititrasi dengan Na2S2O3 Sampai berubah warna


menjadi kuning muda

Kemudian ditambahkan Kemudian dititrasi dengan


amilum 3 tetes Na2S2O3 sampai warna biru hilang

Warna biru hilang

4. Standarisasi I2 dengan Na2S2O3


59

Larutan Na2S2O3 10 ml Dititrasi dengan I2

Terbentuk warna biru tua


konstan

5. Penetapan kadar mangga podang dan mangga manalagi

Sampel dipipet 10 ml Ditambahkan amilum 3 tetes,


dititrasi dengan iodium

Mangga podang, menjadi Mangga manalagi, menjadi


warna biru tua biru tua

LAMPIRAN 5

Laporan Bimbingan

Anda mungkin juga menyukai