TUGAS AKHIR
Oleh:
CINDY MARLINA TAMBUNAN
NIM 182410019
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berkat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir
Tugas Akhir ini sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan
Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi
jika tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, penulis tidak akan dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis
2. Bapak Popi Patilaya, S.Si., M.Sc., Apt., selaku Ketua Prgram Studi
3. Ibu Sri Yuliasmi S.Si., M.Si., Apt., selaku Dosen Penasehat Akademik
Utara.
iii
5. Teristimewa kepada keluarga terkasih yang selalu menjadi
iv
10. Semua pihak yang tidak dapat disebut satu persatu yang telah
Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan tulisan ini. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
Penulis,
NIM 182410019
v
PENETAPAN KADAR VITAMIN C PADA BUAH SENTUL
(Sandoricum koetjape Merr.) SECARA SPEKTROFOTOMETRI
SINAR TAMPAK
ABSTRAK
Latar Belakang: Buah sentul tumbuh pada daerah dataran rendah dengan
ketinggian 1200 mdpl atau lebih. Buah sentul memiliki kulit buah yang cukup
tebal berwarna hijau ketika masih muda dan ketika telah masak berubah warna
menjadi kuning. Buah sentul memiliki rasa yang didominasi asam dibandingkan
manis. Kandungan gizi dalam 100 g buah sentul yaitu kadar air 79,847 g, kadar
protein 0,7 g, kadar lemak 1 g, kadar karbohidrat 13,7 g, kadar serat 1 g, kadar
abu 1,1 g, kadar kalsium 11 mg, kadar fosfor 20 mg, kadar besi 1,2 mg, kadar
kalium 328 mg, dan kadar vitamin C 14 mg. Vitamin C berfungsi untuk
meningkatkan daya tahan tubuh sehingga di masa pandemi ini, vitamin C sangat
berperan penting untuk kekebalan tubuh kita. Kandungan vitamin C yang tinggi
dalam buah sentul menarik peneliti untuk juga memeriksa kandungan vitamin C
buah sentul yang pohonnya tumbuh di daerah asal peneliti.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kadar vitamin C
pada buah sentul secara spektrofotometri sinar tampak.
Metode: Sampel diperoleh dari salah satu daerah yaitu Simpang tiga, Kecamatan
Sei Bamban, Kabupaten Serdang Bedagai. Pengujian dilakukan secara
spektrofotometri sinar tampak dengan menggunakan pewarna dari pereaksi 2,6-
diklorofenol indofenol dan diukur serapan nya pada panjang gelombang
maksimum 515,50 nm.
Hasil: Hasil penenelitian yang dilakukan secara spektrofotometri sinar tampak
diperoleh kadar vitamin C pada buah sentul sebesar 1,39 mg/g buah segar utuh
dimana hasil diperoleh dari menguji kadar vitamin C buah yang juga terikut
dengan biji nya.
Kesimpulan: Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
buah sentul yang telah diteliti memiliki kadar vitamin C.
vi
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................................. i
SURAT PERNYATAAN.................................................................................... v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
vii
3.2.2 Bahan......................................................................................... 11
LAMPIRAN ...................................................................................................... 21
viii
DAFTAR TABEL
Sentul ......................................................................................................... 15
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Buah sentul tumbuh pada daerah dataran rendah dengan ketinggian 1200
mdpl atau lebih. Buah sentul memiliki kulit buah yang cukup tebal berwarna hijau
ketika masih muda dan ketika telah masak berubah warna menjadi kuning. Buah
sentul memiliki rasa yang didominasi asam dibandingkan manis. Karena memiliki
kulit buah yang cukup keras biasanya masyarakat membuka buah ini dengan
menggunakan pisau atau dapat menjepit buah ini diantara daun pintu. Daging
buah berwarna putih dengan tekstur berserat lunak dan berair, memiliki biji
Sentul memiliki habitat pohon yang rimbun dan besar, dapat mencapai 30
bentuk jorong sampai bundar telur, membulat atau agak runcing di pangkal,
berwrna hijau berkilat di bagian atas dan hijau kusam di bawah. Sentul
jumlah besar yang bermanfaat bagi kesehatan seperti untuk penyembuhan jantung
koroner (Kamila, dkk., 2020). Kandungan gizi dalam 100 g buah sentul yaitu
kadar air 79,847 g, kadar protein 0,7 g, kadar lemak 1 g, kadar karbohidrat 13,7 g,
kadar serat 1 g, kadar abu 1,1 g, kadar kalsium 11 mg, kadar fosfor 20 mg, kadar
besi 1,2 mg, kadar kalium 328 mg, dan kadar vitamin C 14 mg (Soeroto, dkk.,
2018).
oleh suatu larutan berwarna. Oleh karena itu, metode ini dikenal juga sebagai
1
metode kolorimetri. Hanya larutan senyawa berwarna saja yang dapat ditentukan
dengan metode ini. Senyawa yang tidak berwarna dapat dibuat berwarna dengan
Vitamin C adalah vitamin yang dapat dibentuk oleh beberapa jenis spesies
tanaman dan hewan dari prekursor karbohidrat. Manusia tidak dapat mensintesis
kebutuhannya. Vitamin C merupakan salah satu zat gizi yang berperan sebagai
antioksidan dan efektif mengatasi radikal bebas yang bisa merusak sel atau
oleh radiasi. Kebutuhan vitamin C seseorang sangat tergantung dari usia, asupan
vitamin C harian, jenis kelamin, kemampuan absorpsi dan ekskresi, serta adanya
1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kadar vitamin C pada
1.3 Manfaat
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Meliaceae
Genus : Sandoricum
Pohon sentul adalah pohon yang rimbun dan besar, tinggi pohon sentul
menyirip beranak daun tiga, bentuk jorong sampai bundar telur, membulat atau
agak runcing di pangkal, meruncing di ujung, hijau kerkilat di sebelah atas, hijau
Buah sentul bulat agak gepeng, 5-6 cm, kuning atau kemerahan jika sudah
matang, berbulu halus seperti beludru. Daging buah bagian luar tebal dan keras,
menyatu dengan kulit, kemerahan, agak masam; daging buah bagian dalam lunak
dan berair, melekat pada biji, putih, rasanya masam sampai manis. Biji 2-5 butir,
3
besar, bulat telur agak pipih, coklat kemerahan berkilat; keping biji berwarna
Kandungan gizi dalam 100 g buah sentul yaitu kadar air 79,847 g, kadar
protein 0,7 g, kadar lemak 1 g, kadar karbohidrat 13,7 g, kadar serat 1 g, kadar
abu 1,1 g, kadar kalsium 11 mg, kadar fosfor 20 mg, kadar besi 1,2 mg, kadar
2.2 Vitamin C
Rumus bangun asam askorbat (berat molekul 176,13) atau vitamin C dapat
1994).
Vitamin C merupakan kristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam
keadaan kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut, vitamin C
mudah rusak karena bersentuhan dengan udara (oksidasi) terutama bila terkena
panas. Oksidasi dipercepat dengan kehadiran tembaga dan besi. Vitamin C tidak
4
stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup stabil dalam larutan asam (Almatsier,
2009).
terutama buah-buahan segar. Karena itu vitamin C sering disebut Fresh Food
Vitamin. Vitamin C mudah larut dalam air dan mudah rusak oleh oleh oksidasi,
panas, dan alkali. Karena itu agar vitamin C tidak banyak hilang, sebaiknya
(Budiyanto, 2009).
tubuh, meningkatkan daya tahan tubuh sehingga tidak mudah mengalami infeksi
Titrasi Asam Basa merupakan contoh analisis volumetri, yaitu, suatu cara
atau metode yang menggunkan larutan yang disebut titran dan dilepaskan
dari perangkat gelas yang disebut buret. Bila larutan yang diuji bersifat
5
2. Metode Titrasi 2,6-Diklorofenol Indofenol
Pada titrasi ini, persiapan sampel ditambahkan asam oksalat atau asam
3. Metode Spektrofotometri
ultraviolet dekat (190-380 nm), dan sinar tampak (380-780 nm) dengan
fotometer pula adalah alat pengukur intensitas cahaya yang diabsorbsi atau
6
sinar tampak yang sinambung dan monokromatis. Sel pengabsorbsi untuk
sinar tampak oleh suatu larutan berwarna. Oleh karena itu, metode ini
saja yang dapat ditentukan dengan metode ini. Senyawa yang tidak
Titrasi lain yang dapat digunakan adalah titrasi Iodium. Metode ini juga
kepada titrasi dengan suatu larutan iod standar. Metode titrasi iodometri
tidak langsung (iodometri) adalah berkenaan dengan titrasi dari iod yang
dibebaskan dalam reaksi kimia. Titrasi iodium juga adalah salah satu
7
2.4 Instrumentasi Spektrofotometer UV-Vis
pengukuran di daerah spektrum ultraviolet dan sinar tampak terdiri atas suatu
sumber sinar, monokromator, dan sistem optik dapat dilihat pada Gambar 2.2.
1. Sumber Sinar
8
energi tinggi yang mengemisikan sinar pada panjang gelombang 200-370
ultraviolet.
2. Monokromator
seperti suatu sisir kecil. Jarak antar potongan kurang lebih sama dengan
3. Detektor
9
beraksi untuk mengubah intensitas berkas sinar ke dalam sinyal elektrik
yang dapat diukur dengan mudah, dan juga beraksi sebagai suatu
ke dalam tabung dan mengenai katoda; hal ini akan melepaskan elektron,
gelombang tertentu oleh bahan yang diperiksa. Setiap zat memiliki absorbansi
Banyaknya cahaya yang diabsorbsi oleh suatu zat berbanding lurus dengan kadar
penentuan terhadap sampel yang berupa larutan, gas, atau uap. Pada umumnya
sampel harus diubah menjadi suatu larutan yang jernih. Untuk sampel yang
antara lain: 1. Harus melarutkan sampel dengan sempurna, 2. Pelarut yang dipakai
tidak berwarna (tidak boleh mengabsorpsi sinar yang dipakai oleh sampel). 3.
10
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah aluminium foil, bola
hisap, kertas saring, kertas perkamen, neraca analitik (Boeco Germany), pipet
visible lengkap (Shimadzu 1800) dengan Personal Computer (PC), spatula, alat-
alat gelas, serta alat-alat lainnya yang diperlukan dalam penyiapan sampel.
3.2.2 Bahan
purposif, yaitu sampel dipilih hanya atas dasar pertimbangan peneliti dengan
anggapan bahwa unsur-unsur yang ingin diteliti sudah mewakili seluruh anggota
sampel (Sudjana, 2005). Sampel diambil dari Simpang tiga, Kecamatan Sei
11
3.4 Prosedur Penelitian
(b/v), dikocok kuat jika sudah terlarut, ditambahkan air hingga 200 ml. Disaring
ke dalam botol bersumbat kaca berwarna coklat (Ditjen POM RI, 1979).
dibersihkan. Kemudian dibelah dan diambil bagian dalamnya yang berwarna putih
labu tentukur 100 ml lalu dilarutkan dengan asam oksalat 0,4% hingga garis tanda
12
3.4.4 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml. Dilarutkan dengan asam
oksalat 0,4% sampai garis tanda sehingga konsentrasinya 100 µg/ml. Selanjutnya
asam oksalat 0,4% sampai garis tanda, sehingga diperoleh konsentrasi berturut-
turut 20, 40, 50, 60, dan 80 µg/ml. Kemudian diukur pada panjang gelombang
515,50 nm.
indofenol hingga garis tanda kemudian dikocok hingga homogen lalu diukur
13
BAB IV
4.1 Hasil
dan 80 µg/ml pada panjang gelombang 515,50 nm. Nilai absorbansi vitamin C
14
dengan berbagai konsentrasi dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan kurva kalibrasi
Tabel 4.1 Nilai absorbansi vitamin C dengan berbagai konsentrasi pada panjang
1
0.9
0.8
0.7
Absorbansi
0.6
0.5
y = 0.0109x + 0.0078
0.4 R² = 0.9993
0.3
0.2
0.1
0
0 20 40 60 80 100
Konsentrasi
15
Tabel 4.2 Hasil penetapan kadar vitamin C dalam 100 g sampel buah sentul
4.2 Pembahasan
Hasil pengukuran panjang gelombang serapan maksimum larutan baku
literatur yang berkaitan dengan warna larutan uji yaitu pada rentang panjang
gelombang 500-560, warna yang diserap yaitu warna hijau dan warna yang
persamaan regresi nya yaitu y = 0,0109 x + 0,0078 dimana koefisien korelasi (r)
yang didapat dari kurva kalibrasi larutan baku vitamin C sebesar 0,9993. Hasil
linearitas yang baik diperoleh jika nilai koefisien regresi mendekati 1. Dalam
sentul yaitu 1,39 mg/g. Perhitungan penetapan kadar vitamin C pada buah sentul
16
Kandungan gizi dalam 100 g buah sentul yaitu kadar air 79,847 g, kadar
protein 0,7 g, kadar lemak 1 g, kadar karbohidrat 13,7 g, kadar serat 1 g, kadar
abu 1,1 g, kadar kalsium 11 mg, kadar fosfor 20 mg, kadar besi 1,2 mg, kadar
Menurut Soeroto, dkk (2018), kadar vitamin C dalam 100 g buah sentul
yaitu 14 mg. Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan hasil kadar
vitamin C dalam 100 g buah sentul yaitu 1,39 mg/g buah segar utuh dimana
sampel pada penelitian ini merupakan kadar vitamin C buah yang juga terikut
dengan biji nya. Menurut Counsell dan Hornig (1981), kadar vitamin C tersebar
tubuh, meningkatkan daya tahan tubuh sehingga tidak mudah mengalami infeksi
17
BAB V
5.1 Kesimpulan
dapat diambil kesimpulan bahwa kadar vitamin C pada buah sentul secara
spektrofotometri sinar tampak yaitu 1,39 mg/g buah segar utuh dimana sampel
pada penelitian ini merupakan kadar vitamin C buah yang juga terikut dengan biji
nya.
5.2 Saran
kadar yang lain di dalam buah sentul misalnya kadar protein dan kadar
karbohidrat.
18
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Halaman 185, 190.
Arel, A., Martinus, dan Satiti, A. N. (2017). Penetapan Kadar Vitamin C Pada
Buah Naga Merah (Hylocereus costaricensis (F.A.C. Weber) Britton &
Rose) dengan Metode Spektrofotometri UV-Visibel. Scientia. 7(1):
Halaman 1.
Budiyanto, H., A., K. (2009). Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Malang: UMM Press.
Halaman 75.
Ditjen POM Depkes RI. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI. Halaman 745, 748, 772.
Gandjar, I., B., dan Abdul, R. (2012). Analisis Obat Secara spektrofotometri dan
Kromatografi. Yogyakarta: Pustaka pelajar. Halaman 80-83.
Kamila, A., T., Pipit, M., dan Ika, R. (2020). Fructupedia Tanaman Buah Banten.
Banten: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Halaman 51-52.
Mitayani, Wiwi, S. (2010). Buku Saku Ilmu Gizi. Jakarta: CV Trans Info Media.
Halaman 23.
Soeroto, E.H., Danang, P., Gautama, W., dan Inkorena G.S.S. (2018). Pembibitan
dan Pengembangan Tanaman Buah Lokal. Jakarta: PPM-UNAS. Halaman
62.
19
Suhartati, T. (2017). Dasar-Dasar Spektrofotometer UV-Vis dan Spektrofotometri
Massa Untuk Penentuan Struktur Senyawa Organik. Lampung: AURA.
Halaman 2-3.
Tahir, M., Nurul, H., dan Rahmawati. (2017). Analisis Kandungan Vitamin C dan
β-Karoten Dalam Daun Kelor (Moringa oleifra Lam.) dengan Metode
Spektrofotometri UV-Vis. Jurnal Fitofarmaka Indonesia. 3(1): Halaman
136.
20
Lampiran 1. Sertifikat Bahan Baku Pembanding
21
Lampiran 2. Sertifikat Bahan Pemberi Warna (2,6-Diklorofenol Indofenol)
22
Lampiran 3. Gambar Tumbuhan Sentul, Buah Sentul
23
Lampiran 4. Larutan Uji
24
Lampiran 5. Alat Penelitian
25
Lampiran 6. Bagan Pembuatan Larutan Induk Baku Vitamin C, Penentuan
Vitamin C
Ditimbang 100 mg
Dipipet 10 ml
Dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml
Dilarutkan dan dicukupkan dengan asam oksalat
0,4% sampai garis tanda
Dipipet 4 ml
Dimasukkan ke labu tentukur 10 ml
Ditambahkan larutan 2,6-diklorofenol
indofenol sampai garis tanda, dikocok dan segera
diukur
Diukur panjang gelombang nya
26
Lampiran 8. Perhitungan Penetapan Kadar Vitamin C
- Faktor Pengenceran
FP = 10
1
= 10
- Absorbansi sampel buah sentul pada tabel 4.2 adalah 0,314
Nilai konsentrasi sampel yaitu :
Y = 0,0109x + 0,0078
0,314 = 0,0109 x + 0,0078
X = 28,09 mg/L
= 28,09 x 10-3 mg/ml
28,09×10−3×500×10
=
100
= 1,40 mg/g
28×10−3×500×10
=
100
= 1,4 mg/g
29
- Salah satu absorbansi sampel buah sentul pada tabel 4.2 adalah 0,312
Nilai konsentrasi sampel yaitu :
Y = 0,0109x + 0,0078
0,312 = 0,0109 x + 0,0078
X = 27,90 mg/L
= 27,90 x 10-3 mg/ml
27,90×10−3×500×10
=
100
= 1,39 mg/g
= 1,39 mg/g
30