Oleh :
MUTIA RAHMI
NPM 1648401110031
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI D3
FARMASI 2019
TINGKAT PEMAHAMAN PASIEN TERHADAP DAGUSIBU (DAPATKAN,
GUNAKAN, SIMPAN DAN BUANG OBAT) DI APOTEK SINAR
AMANDIT FARMA BANJARMASIN UTARA
Oleh :
MUTIA RAHMI
NPM. 1648401110031
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing 1,
inbimbing 2,
Sukanito, SKM.,M.Kes
NIDK: 882460017
Mengetahui
Farmasi,
101
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Tugas Akhir (LTA) dengan judul “Tingkat Pemahaman Pasien
Terhadap DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, Dan Buang Obat) Di
Apotek Sinar Amandit Farma Banjarmasin Utara” yang dibuat oleh Mutia
Rahmi (NPM.1648401110031), telah diujikan di depan tim penguji pada Ujian
Sidang Laporan Tugas Akhir Program Studi D3 FanTiasi pada tanggal 5
Agustus 2019.
Tim Pen
Pen
Irfan Zam
NIDN: 1126029201
nguji 2,
NIDK: 882460017
Penguji 3,
Mengetahui
Kaprodi D3 Farmasi,
an
Farmasi,
mmadiyah Banjarmasin
.Sc. 01
iii
PROGRAM STUDI D3 FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
Mutia Rahmi
1648401110031
Dagusibu terdiri dari (Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang Obat) merupakan
suatu program edukasi kesehatan yang yang dibuat oleh IAI dalam upaya
mewujudkan Gerakan Keluarga Sadar Obat sebagai langkah konkrit
meningkatkan kualitas hidup masyarakat sehingga mencapai derajat kesehatan
yang setinggi- tingginya. Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi dan
terjadi ketika seseorang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman pasien
terhadap DAGUSIBU di Apotek Sinar Amandit Farma Banjarmasin Utara
berdasarkan umur, pekerjaan dan pendidikan. Jenis penelitian ini adalah
deskriptif. Populasi dari penelitian yaitu semua orang yang membeli obat di
Apotek Sinar Amandit Farma . Sampel yang digunakan berjumlah 74 orang. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa bahwa tingkat pemahaman pasien terhadap
Dagusibu di Apotek Sinar Amandit Farma yang berpengetahuan kurang berjumlah
39 responden. Sehingga dapat disimpulkan tingkat pemahaman pasien di Apotek
Sinar Amandit Farma memiliki tinkat yang kurang terhadap Dagusibu Obat.
Kesimpulan yang dapat diambil bahwa tingkat pemahaman pasien terhadap
Dagusibu Obat berdasarkan umur sebesar 51,34%, berdasarkan pendidikan
sebesar 59,67%, dan berdasarkan pekerjaan sebanyak 52,67%.
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir dengan judul “Tingkat Pemahaman Pasien Terhadap
DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, Dan Buang Obat Di Apotek Sinar
Amandit Farma” tepat pada waktunya.
Penulisan Laporan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu
syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program D.3 Farmasi Universitas
Muhammadiyah Banjarmasin.
Penulis menyadari bahwa selesainya penyusunan Laporan Tugas Akhir ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik bantuan moral maupun materil. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih sebesar-
besarnya kepada:
v
5. Sukamto, SKM.,M.Kes selaku pembimbing dan penguji 2 yang telah
memberikan bimbingan, masukan dan motivasi untuk penulisan Laporan Tugas
Akhir ini.
6. Seluruh Dosen Universitas Muhammadiyah Banjarmasin yang telah
memberikan ilmu bermanfaat sehingga turut membantu dalam penyelesaian
Laporan Tugas Akhir ini.
7. Kedua orang tua serta keluarga yang telah memberikan semangat dan motivasi
serta do’a, usaha, dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis.
8. Semua rekan-rekan mahasiswa/mahasiswi Universitas Muhammadiyah
Banjarmasin, khususnya jurusan D3 Farmasi yang banyak memberikan
motivasi serta kerjasamanya kepada penulis sehingga membantu dalam
penyelesaian penyusunan Laporan Tugas Akhir.
Mudah-mudahan Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi kita semua. Semoga
Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang selalu melimpahkan segala
rahmat dan hidayah-Ny. Aamiin ya Rabbal’alamin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI..................................................................iii
ABSTRAK............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR...........................................................................................v
DAFTAR ISI.........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL.................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................x
DAFTAR SINGKATAN.......................................................................................xi
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian..............................................................................3
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
DAFTAR SINGKATAN
xi
BAB 1
PENDAHULUAN
Obat adalah suatu bahan atau campuran bahan yang dimaksudkan untuk
digunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau
kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan, termasuk
memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia. Mengetahui pengertian obat
tersebut, maka kita harus selalu berhati-hati dalam penggunaan obat.
1
2
Penggunaan obat yang aman dan rasional adalah terpenuhinya tepat pasien,
tepat indikasi, tepat dosis, tepat waktu pemberian dan tepat informasi. Secara
singkat pemakaian atau peresepan suatu obat dikatakan tidak rasional apabila
kemungkinan untuk memberikan manfaat kecil atau tidak sama sekali atau
kemungkinan manfaatnya tidak sebanding dengan kemungkinan efek
samping atau biayanya (Hapsari, 2011).
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dilihat bahwa terdapat berbagai hal
yang perlu diperhatikan terkait DAGUSIBU obat di apotek. Oleh karena itu
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Tingkat Pemahaman
Pasien Terhadap Dagusibu.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Apotek
Dalam bahasa Belanda, apotek disebut apotheek, yang berarti tempat
menjual dan menjamu obat. Apotek berasal dari dari Bahasa Yunani yaitu
apotheca yang secara harfiah berarti “penyimpanan”. Apotek juga
merupakan tempat apoteker melakukan praktik profesi farmasi
(Damanik,2018). Secara umum apotek mempunyai dua fungsi yaitu
memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat, sekaligus sebagai tempat
usaha yang menerapkan prinsip laba. Dengan kata lain, apotek merupakan
perwujudan dan praktik kefarmasian yang berfungsi melayani kesehatan
masyarakat sambil mengambil keuntungan secara finansal dan transaksi
kesehatan tersebut. Kedua fungsi tersebut bisa dijalankan secara beriringan
(Damanik,2018). Menurut permenkes nomor 73 tahun 2016 Apotek adalah
sarana pelayanan kefarmasin tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh
Apoteker.
Apotek memiliki dua fungsi utama yaitu sebagai unit sarana kesehatan (non
profit/social oriented) dan sebagai sarana bisnis (profit/business orinented)
(Anief,1995). Fungsi apotek sebagai unit sarana kesehatan (non profit/social
oriented) harus mampu menjalankan pelayanan professional dan tanggung
jawab sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tenaga kefarmasian di apotek
harus mematuhi kode etik profesi tenaga kefarmasian yang menjamin
keamanan, efikasi dan kepuasan pasien. Hal- hal yang perlu dipehatikan
dalam menjalankan fungsi ini adalah kesesuaian harga serta kelengkapan
sediaan farmasi dan alat kesehatan lainnya yang dijual. Sedangkan fungsi
apotek sebagai unit bisnis (profit/business oriented) adalah apotek dapat
memberikan keuntungan. Tenaga kefarmasian harus mampu menjadi
manager yang kompeten mengelola sumber daya dan keuntungan yang
diperoleh demi kelangsungan berdirinya apotek.
4
5
2.2 Pengetahuan
2.2.1 Pengertian Penetahuan
Menurut Notoatmoji (2010), pengetahuan adalah hasil “tahu”
dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan
terhadap suatu objek terjadi melalui panca indera manusia,
yakni penglihatan, pendengaran, penciuman rasa dan raba
dengan sendiri. Pada waktu penginderaan sampai
menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh
intensitas perhatian persepsi terhadap objek. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
2.3 DAGUSIBU
2.3.1.4 Psikotropik
Pengertian psikotropika menurut Undang-undang No. 5
Tahun 1997 tentang psiktropika adalah zat atau obat baik
alamiah maupun sintetis bukan narkotika yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku.
Sediaan Kulit
lubang hidung.
3) Bilas ujung obat tetes hidung dengan air panas
dan keringkan dengan kertas tisu kering. Lalu
cuci tangan.
Cara penggunaan obat semprot hidung :
e. Sediaan Supositoria
Cara penggunaan supositoria :
Tanpa aplikator
sabun.
TINJAUAN KASUS
27
2
4.1 Hasil
4.1.1 Gambaran Umum Tentang Lokasi Penelitian
Apotek Sinar Amandit Farma merupakan salah satu apotek yang terletak
di wilayah Kecamatan Banjarmasin utara, penelitian ini dilakukan selama
2 minggu dari tanggal 26 Mei-14 Juni, lokasi tempat Apotek Sinar
Amandit Farma yaitu terletak di Jl. Big Jend Hasan Basri No.4, Alalak
Utara, Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan. Penelitian ini dilakukan
dengan membagi kousioner kepada pasien yang membeli obat di Apotek
Sinar Amandit Farma Banjarmasin Utara. Data penelitian dikumpulkan
sebanyak 74 responden.
4.1.2 Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang diteliti dibagi berdasarkan responden
perempuan dan laki-laki.
30
3
Peneliti ini menggunakan kategori umur masa dewasa (20-40 tahun) dan masa tua
(41-65 tahun) yaitu sebagai berikut :
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kategori tingkat pekerjaan ibu rumah
tangga, PNS, swasta, dan mahasiswa antara lain sebagai berikut :
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
1 Ibu Rumah Tangga 18 24,32%
3 PNS 26 35,14%
4 Swasta 18 24,32%
5 Mahasiswa 12 16,22%
Total 74 100%
3
Tabel 4.4 tersebut diatas menunjukan jumlah responden paling banyak adalah
yang memiliki pekerjaan sebagai PNS sebanyak 26 orang (35,13%) paling sedikit
yang memiliki pekerjaan sebagai mahasiswa yaitu sebesar 12 (15,21%).
4.3 Pembahasan
Sejauh ini masyarakat masih banyak yang belum mengetahui akan pentingnya
DAGUSIBU yang artinya Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang (PP IAI, 2014).
Dagusibu merupakan suatu program edukasi kesehatan yang dibuat oleh IAI
dalam upaya mewujudkan Gerakan Keluarga Sadar Obat (GKSO) sebagai langkah
konkrit untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat sehingga mencapai derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai komitmen dalam melaksanakan amanat
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009. Perlu adanya pengawasan dan
penyampaian informasi tentang obat untuk pasien atau masyarakat dalam
mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan membuang obat yang baik. Jika
penggunaannya salah, tidak tepat, tidak sesuai dengan takaran dan indikasinya
maka obat dapat membahayakan kesehatan (Depkes RI,2008).
3
4.3.1 Dapatkan
Mendapatkan obat yang benar dilakukan dengan memperhatikan
penggolongan obat, informasi pada kemasan, dan kadaluarsa obat.
Masyarakat diharapkan memperoleh obat-obatan dari sarana kesehatan yang
mempunyai lisensi/legal. Contohnya belilah obat dari apotek yang
mempunyai nomor SIA (Surat Izin Apotek), ini bisa dilihat di palang apotek
tersebut. Jika membeli obat di toko obat, lihat pula izin toko obat tersebut.
Pastikan juga klinik dokter yang didatangi memiliki izin. Hal yang
terpenting adalah belilah obat di sarana kesehatan yang mempunyai izin
menurut (Permenkes No. 31 Tahun 2016) :
a. Melihat nomor izin seperti SIA di palang apotek/toko obat/klinik tersebut.
b. Bertanya pada petugas apotek
c. Jika tidak ditemukan nomor izin tersebut, lebih baik beli obat langsung di
apotek karena pendirian apotek sudah memiliki regulasi tersendiri,
sehingga pendirian apotek ilegal sangat tidak mungkin terjadi.
Hasil dari penelitian ini terdapat jumlah jawaban salah yaitu sebanyak 64
responden dengan persentase 86,48% yang menyatakan bahwa masyarakat
membeli obat tidak di toko obat. sebenarnya tidak apa-apa membeli obat di
toko obat tetapi jika membeli obat lihat pula izin toko obat tersebut.
Pastikan juga klinik dokter yang didatangi memiliki izin (Permenkes No.51
Tahun 2009). Hal yang terpenting adalah belilah obat di sarana kesehatan
yang mempunyai izin. Dapat dilihat bahwa masyarakat masih belum
memahami mendapatkan obat yang baik dan benar, oleh karena itu perlu
diadakan sosialisasi atau penyuluhan tentang DAGUSIBU obat terhadap
pasien di Apotek Sinar Amandit Farma agar masyarakat mudah
mendapatkan obat yang baik dan benar dan tidak membeli obat di
sembarang tempat, belilah obat ditempat yang memiliki surat izin apotek,
Apabila pasien membeli obat hasil rekomendasi solusinya perlu konsultasi
terlebih dahulu ke dokter/apoteker (Annisa, 2012).
3
4.3.2 Gunakan
Gunakan obat merupakan sesuatu yang berkaitan dengan cara
menggunakan obat yang baik dan benar, menggunakan obat harus sesuai
petunjuk yang dianjurkan yaitu gunakan obat apabila diperlukan, pelajari
cara penggunaan yang benar dan peringatan untuk setiap obat yang
dipakai, pastikan penggunaan dengan takaran yang benar, jika obat
tersebut tidak menolong maka hentikan penggunaannya. Dalam
penggunaan obat, masyarakat harus diedukasi berdasarkan jenis obat apa
yang ia terima dan bagaimana cara menggunakannya. Oleh karena itu,
peran apoteker sangat dibutuhkan di sini. Jangan sampai obat yang
seharusnya dimasukkan lewat dubur malah ditelan oleh pasien. Atau
pasien malah tidak mengetahui bagaimana cara meneteskan mata dengan
baik dan benar. Tujuan dari penggunaan obat adalah untuk mengetahui
cara menggunakan obat yang baik dan benar agar terhindar dari
penyalahgunaan obat (Agus Wibowo, 2009).
efek samping dari masing-masing zat aktif tersebut dimana efek laktasif
dari magnesium hidroksida akan mengurangi efek konstipasi dan
ulmunium hidroksida (Fungit, 2016).
Kemudian hasil penelitian tingkat pemahaman pasien yang salah sebesar
46 responden dengan persentase sebesar 66,21% yang menyatakan bahwa
pasien tidak mengetahui obat diminum setelah makan artinya perut dalam
keadaan berisi makan. Obat diminum setelah makan artinya obat harus
diminum dalam waktu 30 menit setelah makan. Beberapa alasan mengapa
banyak obat yang harus diminum setelah makan adalah menurut Depkes,
2008:
a. Mengurangi efek samping. Beberapa obat mempunyai efek samping,
seperti mual dan muntah. Oleh karena itu, lebih baik untuk minum obat
ini setelah makan agar dapat mengurangi efek samping. Contoh dari
obat tersebut adalah bromocriptine, allopurinol, dan madopar. Obat
lainnya juga ada yang ada yang harus diminum setelah makan karena
mempunyai efek samping iritasi lambung, gangguan pencernaan, dan
radang atau tukak lambung. Obat-obat ini adalah aspirin, ibuprofen.
b. Membantu tubuh dalam mencerna makanan. Obat-obatan untuk
diabetes biasanya harus diminum setelah makan agar dapat membantu
tubuh dalam mengurangi kadar gula darah setelah makan, dan juga
untuk mencegah hipoglikemia (gula darah rendah). Contoh obat gula
darah seperti metformin, glimepiride.
c. Memastikan obat diserap dalam aliran darah. Beberapa obat
membutuhkan adanya makanan dalam lambung dan usus agar
penyerapan obat berjalan dengan baik.
4.3.3 Simpan
Penyimpanan obat adalah proses menyimpan obat dengan benar sesuai
petunjuk pada kemasan. Obat disimpan dalam kondisi tertentu, pada suhu
tertentu dan di tempat yang kering dan terhindar dari sinar matahari
langsung. Seperti suntik insulin untuk pasien diabetes, obat ini harus
disimpan dalam lemari pendingin, sementara tablet biasa, tidak masalah
jika
4
disimpan pada suhu kamar. Oleh karena itu, lebih baik simpan obat pada
kotak obat dan jauhkan kotak obat tersebut dari jangkauan anak-anak serta
sinar matahari langsung dan simpanlah ditempat yang kering (Seto, S.,
Nita, Y., Triana, L. 2012).
4.3.4 Buang
Pada dasarnya obat adalah racun sehingga membuang obat secara
sembarangan dapat mencemari lingkungan di sekitar kita, obat memiliki
peran penting dalam mengobati kondisi kesehatan dan penyakit tertentu
dengan penanganan yang benar (Sembel, D.T. 2015). Beberapa obat dapat
langsung dihentikan penggunaannya saat sudah sembuh, sisa penggunaan
obat atau obat yang telah melewati tanggal kadaluarsa atau waktu
pemakaian perlu dibuang dengan benar. Pembuangan obat yang benar
bertujuan untuk mencegah dampak buruk bagi lingkungan. Menurut (IAI,
2017)
Cara membuang obat yang baik dan benar antara lain :
a. Perlakuan terhadap kemasan obat
Hancurkan kemasan obat yang sudah tidak terpakai lagi dengan cara
menggunting atau menyobek kemasan strip dan kardus, melepas tutup
botol atau tube, dan melepaskan label obat dari botolnya. Hal tersebut
bertujuan untuk menghindari penggunaan kembali wadah obat. Hapus
atau coret informasi yang bersifat personal pada kemasan.
b. Perlakuan untuk obat bentuk padat
Bentuk sediaan kapsul, tablet, atau bentuk padat lain harus dihancurkan
terlebih dahulu lalu campur obat tersebut dengan tanah lalu masukkan
plastik dan buang ke tempat sampah.
c. Perlakuan bentuk cream, salep, gel
Bentuk sediaan salep, gel dan cream harus dikeluarkan terlebih dahulu
dari pot atau tubenya dan campur obat tersebut dengan tanah lalu
masukkan plastik dan buang ke tempat sampah.
d. Perlakuan obat untuk cairan
Bentuk sediaan cairan harus di campur dulu dengan air lalu dibuang pada
closet. Tujuannya karena harus membuang obat dengan tepat dan benar,
pada dasarnya obat adalah racun sehingga membuang obat sembarangan
dapat menyebabkan polusi lingkungan, menghindari pemakaian obat
yang
4
Solusi agar pasien patuh/taat dalam membuang obat yang baik dan benar
yaitu bagi petugas kesehatan perlu diadakan sosialisasi atau penyuluhan
terhadap pembuangan obat yang baik dan benar. Membuang obat yang
sudah tidak terpakai atau kadaluarsa itu boleh-boleh saja. Tapi harus
dilakukan dengan cara yang benar dan tidak boleh hanya dibuang begitu
saja ke tempat sampah. Jadi kita diharapkan tidak hanya tahu bahwa obat
digunakan untuk mengobati penyakit, tetapi kita juga perlu memahami
cara memperlakukan obat yang benar (Kirana 2015).
4
5.1 Kesimpulan
Tingkat pemahaman pasien terhadap Dagusibu Obat berdasarkan umur
berpemahaman terendah sebesar 52,70% dan perpemahaman baik sebesar
47,3%, berdasarkan pendidikan berpengetahuan terendah sebesar 59,67%
dan berpemahaman baik sebesar 47,28%, dan berdasarkan pekerjaan
berpemahaman terendah sebanyak 52,67% dan berpemahaman baik
sebesar 42,27%.
5.2 Saran
1. Bagi petugas kesehatan perlu diadakan sosialisasi atau penyuluhan
tentang DAGUSIBU Obat terhadap pasien Di Apotek Sinar Amandit
Farma.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih banyak ditemukan
responden yang memiliki tingkat pemahaman yang kurang, salah
satunya karena kurangnya informasi yang didapatkan tentang
DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang),
3. Dapat memberi penyuluhan terhadap masyarakat bahwa dagusibu
sangat penting agar kita bisa mengetahui cara mendapatkan,
menggunakan, menyimpan, dan membuang obat dengan baik dan
benar.
4. Bagi peneliti selanjutnya ini dapat dijadikan sebagai studi pendahuluan
untuk mengembangkan penelitian dengan topik yang sama tentang
Dagusibu Obat tetapi di tempat yang berbeda.
44
DAFTAR RUJUKAN
Assalamualaikum wr.wb
Kousioner ini merupakan instrument penelitian Tingkat Pemahaman Pasien
Terhadap DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang) di Apotek Sinar
Amandit Farma, hasil penelitin ini merupakan tugas akhir dari penelitian untuk
memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi (A. Md., Far). Untuk itu, saya
mengharapkan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi kousioner ini secara
jujur dan lengkap.
Pengisian kousioner ini tidak akan berpengaruh terhadap pekerjaan
Bapak/Ibu/Saudara. Atas kerjasama dan perhatian Bapak/Ibu/Saudara, saya
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Saya menyatakan bahwa saya telah membaca pernyataan di atas, dan saya setuju
untuk menjadi responden penelitian ini.
Peneliti Responden
(Mutia Rahmi) ( )
KOUSIONER
Identitas Responden
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Pendidikan Terakhir
Pekerjaan
DA (Dapatka Obat)
1 Menurut bapak/ibu/saudara apakah obat
berwarna hijau dengan garis tepi warna
hitam yaitu obat bebas terbatas
2 Menurut bapak/ibu/saudara apakah obat
yang tandanya berupa lingkaran biru
dengan garis tepi berwarna hitam termasuk
dengan obat bebas
3 Apakah bapak/ibu/saudara membeli obat di
sembarang tempat saja dimana yang ada
obat?
4 Menurut saudara untuk mendapatkan
petunjuk penggunaan obat yang tidak tepat
yaitu dari teman/saudara/dan tetangga
5 Apakah ibu/bapak/saudara mendapatkan
atau membeli obat di toko obat
GU (Gunakan Obat)
1 Suppositoria merupakan contoh sediaan
obat yang berbentuk seperti torpedo,
apakah saudara menggunakan suppositoria
tersebut dengan ditelan?
2 Apakah saudara menggunakan tetes mata
dengan langsung ditetes saja ke mata tanpa
mencuci tangan terlebih dahulu
3 Menurut saudara apakah menggunakan
salep langsung dioleskan saja
4 Apakah saudara mengetahui obat diminum
sebelum makan artinya perut dalam
keadaan berisi makanan
5 Apakah saudara mengetahui bahwa obat
diminum setelah makan artinya perut
dalam keadaan kosong
SI (Simpan Obat)
1 Apakah saudara mengetahui cara
penyimpanan obat yang benar yaitu
disimpan di tempat yang sejuk
2 Apakah ibu/bapak/saudara mengetahui
bahwa penyebab obat rusak yaitu karena
terkena sinar matahari langsung
3 Menurut saudara apakah cara menyimpan
obat berbentuk cairan atau sirup yaitu di
simpan di lemari es/kulkas tetapi jangan
sampai membeku dan berubah warna
4 Apakah saudara mengetahui bahwa obat
rusak akibat penyimpanan yang salah
Keterangan
>11-20 BAIK
<0-10 KURANG