RASDIYANAH S. DIALY
15120220126
Disetujui Oleh:
Mengetahui,
Dr. apt. Audia Triana Olii, S.Farm., M.Si apt. Vina Purnamasari M, S.Farm., M.Sc
i
KATA PENGANTAR
ii
mengarahkan dan selalu menyempatkan waktunya untuk membimbing,
memberikan masukan, arahan, petunjuk dan nasehat selama PKPA.
5. apt. Husnul Khatimah, S.Farm. selaku Pembimbing apotek Wahdah cabang
Adesir yang telah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan,
bimbingan dan masukan kepada penulis.
6. Seluruh pegawai di Apotek Wahdah cabang Abdesir yang telah memberikan
pengalaman, membantu dan memberi dukungan selama PKPA.
7. Kepada teman-teman sejawat PSPA angkatan XIV atas semua dukungan,
bantuan, serta motivasi yang diberikan.
8. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu dan memberi semangat kepada penulis dalam menulis laporan ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih sangat jauh dari
kata sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna penyempurnaan laporan ini. Penulis berharap semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia farmasi.
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I. PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan merupakan salah satu unsur
yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia dalam
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber
daya di bidang kesehatan dan berhak untuk memperoleh pelayanan kesehatan
yang aman, bermutu, dan terjangkau (UU No 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan). Kebijakan mutu pelayanan kesehatan harus didasarkan pada
layanan yang efektif, aman, berfokus pada individu (people oriented), tepat
waktu, efisien, adil dan terintegrasi bagi individu dan populasi sesuai standar
pelayanan, perkembangan ilmu pengetahuan, serta memperhatikan hak dan
keterlibatan pasien (Kemenkes RI, 2020).
Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang dapat
membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Apotek adalah sarana
pelayanan kefarmasian tempat apoteker melakukan praktik kefarmasian.
Pelayanan kefarmasian adalah pelayanan secara langsung dan bertanggung
jawab kepada pasien dalam hal yang berkaitan dengan sediaan farmasi
(Permenkes RI No 73, 2016). Apotek juga mempunyai dua fungsi utama
sebagai suatu unit sarana kesehatan, yaitu sebagai tempat pengabdian kepada
masyarakat (non profit oriented) mencakup penyediaan obat-obatan dan
perbekalan farmasi, pemberian informasi dan konseling obat, serta evaluasi
terhadap penggunaan obat-obatan yang digunakan masyarakat sehingga
peningkatan kualitas kesehatan masyarakat dapat tercapai. Kemudian fungsi
apotek yang kedua berhubungan dengan bisnis (profit oriented) yang
mencakup pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan farmasi di apotek serta
kegiatan promosi dan strategi penjualan untuk mendatangkan keuntungan
material bagi apotek guna menjamin kelangsungan operasional apotek
(Mukaddas, A., dkk., 2018)
Apoteker mempunyai peran yang sangat penting dalam menjalankan
pekerjaan dan pelayanan kefarmasian di apotek. Apoteker dituntut mampu
menjalankan pekerjaan kefarmasian yang meliputi pengamanan, pengadaan,
1
penyimpanan, pelayanan obat atas resep dokter, dan pelayanan informasi obat
sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009.
Apoteker juga harus memperhatikan standar pelayanan kefarmasian di apotek
sesuai dengan Permenkes No 73 Tahun 2016. Standar kefarmasian dilakukan
untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian dan keselamatan pasien dari
penggunaan obat yang tidak rasional. Berdasarkan Permenkes No 73 Tahun
2016, ada dua standar pelayanan kefarmasian di apotek, yaitu pengelolaan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai dan pelayanan
farmasi klinik. Apoteker dituntut mampu menjalankan peran profesinya dalam
memberikan pelayanan kefarmasian terbaik pada masyarakat, serta mampu
menjalankan peran manajerial apotek seperti pengelolaan obat-obatan dan
perbekalan farmasi, pengelolaan keuangan, dan sumber daya manusia, Selain
itu, perubahan paradigma pelayanan kefarmasian dari drug oriented menjadi
patient oriented mengharuskan apoteker meningkatkan pengetahuan,
kerampilan perilaku dan komunikasi yang efektif agar dapat melakukan
interaksi pada pasien dan tenaga kesehatan lainnya (Chabib, L., dkk. 2020).
Mengingat pentingnya peran apoteker dalam membantu terwujudnya
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau serta peran apoteker
dalam menjalankan fungsi manajerial di apotek, maka instituti pendidikan
apoteker dituntut untuk menyiapkan lulusan apoteker yang profesional dan
bekualitas yang mampu menjalankan fungsi-fungsi tersebut. Oleh karena itu,
Program Profesi Apoteker Universitas Muslim Indonesia berkerja sama dengan
Apotek Wahdah untuk menyelenggarakan Praktek Kerja Profesi Apoteker
(PKPA) di Apotek Wahdah cabang Abdesir yang berlangsung dari tanggal 02
Oktober – Oktober 2023. Kegiatan PKPA ini diharapkan dapat meningkatkan
pemahaman calon apoteker tentang peranan apoteker di apotek secara langsung,
menerapkan ilmu yang telah didapatkan di bangku perkuliahan, serta memberi
gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di apotek.
2
B. Tujuan PKPA
Tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker di Apotek, yaitu :
1. Meningkatkan pemahaman calon apoteker tentang peran, fungsi, posisi dan
tanggungjawab apoteker dalam pelayanan kefarmasian di apotek
2. Membekali calon apoteker agar memiliki wawasan, pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan
kefarmasian di apotek
3. Memberikan kesempatan calon apoteker untuk melihat dan mempelajari
strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka
pengembangan praktek farmasi komunitas di apotek
4. Mempersiapkan calon apoteker dalam memasuki dunia kerja sebagai
tenaga farmasi yang professional
5. Memberi gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di
apotek.
C. Manfaaat PKPA
Adapun manfaat dilakukan PKPA bidang perapotekan, yaitu:
1. Mengetahui dan memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam
praktik pengelolaan apotek
2. Mendapatkan pengalaman praktik kefarmasian di apotek
3. Mendapatkan pengetahuan manajemen praktis di apotek
4. Meningkatkan rasa percaya diri untuk menjadi apoteker yang professional
di apotek
D. Capaian Pembelajaran
Adapun capaian pembelajaran PKPA di bidang perapotekan, yaitu:
1. Peserta PKPA mampu membuat Studi Kelayakan dalam perencanaan
pembuatan apotek baru
2. Peserta PKPA memahami penerapan sistem manajerial di apotek meliputi:
a. Pengaturan beban kerja
b. Pengaturan Tugas Pokok dan fungsi masing-masing bidang
c. Pengawasan (Supervisi)
d. Promosi dan strategi penjualan
3
3. Peserta PKPA mampu melakukan Pengelolaan sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) meliputi:
a. Perencanaan
b. Pengadaan
c. Penerimaan
d. Penyimpanan
e. Pemusnahan dan penarikan
f. Pengendalian, dan
g. Pencatatan dan pelaporan
4. Peserta PKPA mampu menerapkan kegiatan pelayanan farmasi klinis
meliputi:
a. Pengkajian resep
b. Dispensing
c. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
d. Konseling
e. Pelayanan kefarmasian di rumah (home pharmacy care)
f. Pemantauan Terapi Obat (PTO)
g. Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Aspek Legalitas
2
BAB III. KEGIATAN PRAKTIK KERJA DAN PEMBAHASAN
3
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
4
DAFTAR PUSTAKA
5
LAMPIRAN