ANGKATAN X
DISUSUN OLEH :
MAFHUMUL ZULHIJJAH
15120200143
Disetujui oleh :
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
i
KATA PENGANTAR
(PKPA) Bidang Perapotekan secara daring. Shalawat dan salam semoga selalu
tercurah kepada junjungan dan teladan hidup kita, Nabi Besar Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam beserta keluarga, para sahabat, serta pengikut beliau.
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat penyelesaian Program Studi
Laporan ini dibuat berdasarkan hasil pembelajaran dan informasi yang diperoleh
Peyusunan laporan ini tidak lepas dari adanya bimbingan, saran, pendapat,
atau perbaikan dari segala pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan
1. Dekan Fakultas, Wakil Dekan I, Wakil Dekan II, dan Wakil Dekan III
2. Bapak Apt. Hendra Herman, S.Farm., M.Sc selaku Ketua Program Studi
Profesi Apoteker
4. Ibu Apt. Siska Nuryanti, S.Si., M.Kes selaku pembimbing dari Fakultas
ii
Farmasi Universitas Muslim Indonesia.
sehingga saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan. Semoga
laporan ini bermanfaat bagi penulis dan semua pihak khususnya dalam
Mafhumul Zulhijjah
DAFTAR ISI
iii
Sampul
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
BAB II......................................................................................................................4
A. Aspek Legalitas.............................................................................................4
C. Pengelolaan Apotek....................................................................................15
1. Manajemen Pendukung...........................................................................15
Pakai.............................................................................................................19
iv
3. Pelayanan Farmasi Klinik.......................................................................36
BAB III..................................................................................................................75
Habis Pakai.........................................................................................................77
BAB IV................................................................................................................123
A. Kesimpulan...............................................................................................123
B. Saran..........................................................................................................123
LAMPIRAN.........................................................................................................123
DAFTAR GAMBAR
v
Gambar 3. Contoh Obat LASA..............................................................................70
DAFTAR TABEL
vi
Tabel 3. Daftar Obat dan Penyimpanannya...........................................................88
DAFTAR LAMPIRAN
vii
Lampiran 4 Surat Pesanan Prekursor………………………….………………. 130
Pharmacy Care).......…………………………………………….142
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seseorang yang tidak sehat akan berkurang haknya atas hidup, tidak bisa
dengan tepat untuk mencapai hasil yang pasti dan meningkatkan mutu
(patient oriented) dan sebagai unit bisnis (profit oriented). Fungsi apotek
1
sebagai penyedia layanan kesehatan (patient oriented) adalah untuk
apoteker atau dapat dibantu oleh tenaga kefarmasian lainnya. Apoteker dan
pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai (BMHP) dan
untuk melakukan praktik nantinya. Oleh karena itu, praktik kerja profesi
apoteker (PKPA) ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk menambah
2
pengalaman dan pengetahuan bagi calon apoteker untuk mempersiapkan
Apotek
kefarmasian di Apotek
kefarmasian di Apotek
di Apotek
3
BAB II
A. Aspek Legalitas
yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi dan Analis
Tahun 2017) :
4
b. Dasar Hukum
5
Izin Kerja Tenaga Kefarmasian (Berita Negara Republik
Esa.
Etika
Mukadimah
Maha Esa
6
b. Apoteker di dalam pengabdiannya kepada nusa dan bangsa serta di
sumpah/janji Apoteker.
BAB I
KEWAJIBAN UMUM
Pasal 1
Pasal 2
menghayati
Pasal 3
kewajibannya.
Pasal 4
7
Seorang Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di
khususnya.
Pasal 5
Pasal 6
Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik
Pasal 7
profesinya
Pasal 8
BAB II
Pasal 9
8
BAB III
Pasal 10
sebagaimana
Pasal 11
menasehati
Pasal 12
BAB IV
KESEHATAN LAIN
Pasal 13
kesehatan lain.
9
Pasal 14
BAB V PENUTUP
Pasal 15
sengaja maupun tak sengaja melanggar atau tidak mematuhi kode etik
Esa.
10
d. SIA berlaku 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi
persyaratan.
Apotek
Tenaga kefarmasian
e. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak tim pemeriksa
11
setempat yang dilengkapi Berita Acara Pemeriksaan (BAP) kepada
f. Paling lama dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja sejak Pemerintah
surat penundaan paling lama dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja
Penolakan
12
2. Tinjauan Studi Kelayakan
terlalu besar untuk suatu proyek atau kegiatan usaha yang ternyata tidak
sekitar proyek. Hal ini merupakan studi yang relatif kompleks dan sulit
dilakukan
13
1. Aspek pasar dan pemasaran
pasar yang akan dimasuki, struktur dan peluang pasar yang ada,
14
menjalankan usaha tersebut, kemudian mencari bentuk struktur
4. Aspek finansial
dari keputusan yang dibuat dalam finansial ini yaitu sumber dan
C. Pengelolaan Apotek
1. Manajemen Pendukung
1) Metode Evaluasi
a. Audit
15
Audit merupakan usaha untuk menyempurnakan kualitas
b. Review
c. Observasi
Farmasi.
16
b. Sumber Daya Manusia
Praktik.
1. Persyaratan administrasi
terakreditasi
pengenal
17
5. Harus memahami dan melaksanakan serta patuh terhadap
1. Pemberi layanan
2. Pengambil keputusan
3. Komunikator
yang baik.
4. Pemimpin
18
serta kemampuan mengkomunikasikan dan mengelola hasil
keputusan.
5. Pengelola
dengan Obat.
7. Peneliti
Habis Pakai
a. Perencanaan
19
farmasi, alat kesehatan dan BMHP yang sesuai dengan kebutuhan
(Kemenkes, 2019).
(Permenkes, 2016).
BMHP.
tidak berlebih
- Efisiensi biaya.
2. Proses Perencanaan
20
- Persiapan, seperti komoditas yang akan disusun, daftar spesifik
time).
kebutuhan.
Metode Konsumsi
Rumus:
A=(B+C+D)-E
A = Rencana Pengadaan
21
B = Pemakaian rata-rata per bulan
E = Sisa stok
diterima.
Metode Morbiditas
22
Langkah-langkah dalam metode morbiditas: Mengumpulkan
diberikan.
- Evaluasi perencanaan
Analisis ABC
23
Kelompok A adalah kelompok jenis sediaan farmasi yang
Analisis VEN
terhadap kesehatan.
anafilaksis.
24
b. Sediaan farmasi untuk mengatasi penyakit penyebab kematian
terbesar
Analisis Kombinasi
kebutuhan.
A B C
V VA VB VC
E EA EB EC
N NA NB NC
25
dimulai dengan pengurangan sediaan farmasi kategori EA, EB
dan EC.
b. Pengadaan
farmasi, alat kesehatan dan BMHP harus melalui jalur resmi sesuai
(Kemenkes, 2019):
memiliki izin.
26
4) Sediaan farmasi, alat kesehatan dan BMHP yang dipesan datang
tepat waktu.
ditelusuri.
perencanaan.
perbekalan kesehatan).
3) Waktu tunggu.
27
Pengadaan sediaan farmasi dilaksanakan berdasarkan surat pesanan
rangkap sebagai arsip. Apabila Surat Pesanan tidak bisa dilayani baik
c. Penerimaan
28
dalam surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima (Permenkes,
agar obat yang diterima sesuai dengan jenis, jumlah dan mutunya
2019):
baik.
29
sediaan farmasi, jumlah atau kondisi kemasan dan fisik tidak baik,
d. Penyimpanan
tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang
30
4. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk
Obat High Alert adalah obat yang perlu diwaspadai karena dapat
31
1. Obat risiko tinggi yaitu obat yang bila terjadi kesalahan (error) dapat
obat LASA/NORUM.
e. Pemusnahan
acara pemusnahan.
32
Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun
kesehatan kabupaten/kota.
f. Pengendalian
33
baik dengan cara manual atau elektronik. Kartu stok sekurang-
1) Pengendalian ketersediaan
baru)
sediaan farmasi
34
2) Pengendalian penggunaan
3) Pencatatan
kartu stok. Hal yang harus diperhatikan pada pencatatan kartu stok obat
rusak/kedaluwarsa).
35
Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal. Pelaporan
1. Tujuan
dilakukan untuk semua resep yang masuk tanpa ada kriteria khusus
pasien.
36
2. Manfaat
3. Pelaksana
dan farmasetik
Resep
Nomor resep
Komputer
Kalkulator
Alat tulis
5. Kertas Kerja/Formulir
37
- Nama, alamat, umur/tanggal lahir, jenis kelamin, berat badan
kemoterapi)
- Tanggal resep
obat.
- Duplikasi pengobatan.
- Kontraindikasi
- Interaksi obat.
38
6. Pelaksanaan
a. Persiapan pelaksanaan
b. Pelaksanaan
bagian farmasi
elektronik.
nama dokter.
kerja.
39
- Berikan garis merah untuk obat golongan Narkotika dan garis
7. Evaluasi
1. Tujuan
2. Manfaat
Resep
Komputer
40
Kalkulator
Alat tulis
Softwareataubukureferensi
Etiket
Pengemas obat.
4. Pelaksana
5. Persiapan
bersih.
c. Ruang dispensing
41
Resep pasien atau salinan resep yang dibawa pasien
7. Pelaksanaan
high alert/LASA.
42
f. Memastikan 5 tepat yakni, tepat obat, tepat pasien, tepat dosis,
43
ringan dengan memilihkan obat bebas atau bebas terbatas yang
sesuai.
8. Evaluasi
1. Tujuan
44
a. Menyediakan informasi mengenai obat kepada pasien dan di
lingkungan apotek.
BMHP.
2. Manfaat
penyuluhan
pasca stroke.
4. Pelaksana
5. Persiapan
45
Sebelum melakukan kegiatan PIO, petugas harus menyiapkan:
a. Buku referensi/e-book.
6. Pelaksanaan
6) Memformulasikan jawaban.
46
7) Menyampaikan jawaban kepada penanya secara verbal atau
tertulis.
7. Evaluasi
permintaan informasi
1. Tujuan
2. Manfaat
47
c. Membantu pasien untuk mengatur dan terbiasa dengan obat
hal terapi
pengobatan pasien.
3. Pelaksana
1) Kartu pasien.
5. Pelaksanaan
a. Persiapan
ditetapkan.
48
3) Menyiapkan obat yang akan dijelaskan kepada pasien/keluarga
pasien.
c. Tahapan Pelaksanaan
49
3) Jika ada informasi tambahan lain dituliskan pada keterangan.
konseling.
tanggal lahir.
terapi obat.
obat anda?
50
penyimpanan obat, efek samping obat jika diperlukan, dan hal-
pasien
6. Evaluasi
2019)
1. Tujuan
51
a. Tercapainya keberhasilan terapi pasien.
2. Manfaat
a. Bagi Pasien
pengobatan
b. Bagi apoteker
kefarmasian di rumah
2. Pelaksanaan
a. Kriteria
52
Kegiatan pelayanan kefarmasian di rumah tidak dapat diberikan pada
3. Pasien dengan resiko misal Usia >65 th atau lebih dengan salah
c) Pasien minum salah satu dari 20 (dua puluh) macam obat yang
dengan pengobatan
53
2. Identifikasi kepatuhan dan kesepahaman terapeutik
insulin dll
optimal
infus/obat khusus
c. Tahapan Pelaksanaan
54
4) Menyiapkan lembar persetujuan dan meminta pasien untuk
tersebut
merawat
merujuk
4. Dokumentasi
55
b. Catatan penggunaan obat pasien
d. Kartu kunjungan
dilakukan:
rumah
e. Pelayanan kefarmasian
56
1. Tujuan
2. Manfaat
3. Pelaksana
4. Persiapan
a. Seleksi Pasien
1) Kondisi Pasien:
57
2) Obat
metoklopramid, AINS)
3) Kompleksitas regimen:
a) Polifarmasi
Dokumentasi PTO
5. Pelaksanaan
58
1) Data dasar pasien merupakan komponen penting dalam proses
terjadi.
59
Apoteker memberikan rekomendasi atau rencana tindak lanjut yang
merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada dosis normal yang
digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan terapi atau
1. Tujuan
a. Menemukan Efek Samping Obat (ESO) sedini mungkin terutama
2. Manfaat
3. Pelaksana (Apoteker)
60
4. Persiapan
b. Referensi ESO
c. Resep
d. Obat pasien
e. Kertas kerja
5. Pelaksanaan
sendiri guna mengatasi masalah kesehatan yang ringan, dirasa perlu ditunjang
aman dan rasional. Melakukan pengobatan sendiri secara tepat, aman dan
informasi yang tepat sehingga menjamin penggunaan yang tepat dari obat
61
dalam rangka peningkatan pengobatan sendiri. Obat Wajib Apotek adalah
beberapa obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter, namun harus
Kesehatan. Sampai saat ini sudah ada 3 daftar obat yang diperbolehkan
diserahkan tanpa resep dokter. Peraturan mengenai Daftar Obat Wajib Apotek
tercantum dalam:
lain atau tenaga teknis kefarmasian. Apoteker yang dimaksud wajib memiliki
62
Surat Ijin Praktek Apoteker (SIPA) dan tenaga teknis kefarmasian wajib
berikut:
a. Pengadaan
keras dan 3 (tiga) rangkap untuk Narkotika dan Psikotropika serta tidak
63
oleh Apoteker/Tenaga Teknis Kefarmasian Penanggung Jawab,
dilengkapi dengan nama jelas, dan nomor Surat Izin Praktik Apoteker
bentuk dan kekuatan sediaan, jumlah (dalam bentuk angka dan huruf)
dan isi kemasan (kemasan penyaluran terkecil atau tidak dalam bentuk
eceran) dari Obat/Bahan Obat yang dipesan; dan diberikan nomor urut,
bentuk dan kekuatan sediaan, jumlah (dalam bentuk angka dan huruf)
dan isi kemasan (kemasan penyaluran terkecil atau tidak dalam bentuk
eceran) dari Obat/Bahan Obat yang dipesan; nomor urut surat pesanan,
64
kebenarannya pada saat pemeriksaan dan tersedia sistem backup data
secara elektronik.
b. Penerimaan
c. Penyimpanan
dilengkapi dengan kartu stok yang berbentuk kartu stok manual maupun
hal diperlukan pemindahan dari wadah asli nya untuk pelayanan resep,
65
obat dapat disimpan di dalam wadah baru yang dapat menjamin
identitas obat meliputi nama obat dan zat aktifnya, bentuk dan
kedaluwarsa.
4. Terpisah dari produk lain dan terlindung dari dampak yang tidak
dan campur-baur;
pengambilan Obat
66
10. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk
12. Sediaan farmasi harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik. Dalam
hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah lain,
13. Sediaan farmasi harus disimpan dalam kondisi yang menjaga stabilitas
14. Untuk menjaga kualitas, vaksin harus disimpan pada tempat dengan
vaksin saja.
sediaanfarmasi.
67
17. Tempat penyimpanan obat (ruangan dan lemari pendingin) harus
Obat High Alert adalah obat yang perlu diwaspadai karena dapat
outcome).
68
Gambar 2 Lemari Penyimpanan Obat High Alert
a. Obat risiko tinggi yaitu obat yang bila terjadi kesalahan (error ) dapat
biasa disebut lasa, atau disebut juga nama obat rupa ucapan mirip
obat lasa/norum.
69
obat LASA/NORUM. Dibawah ini beberapa contoh obat LASA
d. Penyerahan
pasien hanya dapat dilakukan berdasarkan resep dokter. Resep yang diterima
70
wajib dilakukan skrining sebelum dilayani. Resep yang dilayani harus asli;
memuat nama, Surat Izin Praktik (SIP), alamat, dan nomor telepon dokter;
tanggal penulisan resep; nama, potensi, dosis, dan jumlah obat; aturan
pemakaian yang jelas; nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan
pasien; tanda tangan atau paraf dokter penulis resep; tidak dibenarkan dalam
e. Pengembalian
dikembalikan harus dicatat pada kartu stok dan disimpan terpisah dari
f. Pemusnahan
sebelum dimusnahkan.
g. Pelaporan
71
Pelaporan pemasukan dan penyerahan/penggunaan Narkotika dan
undangan.
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli
tanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas
adalah lingkaran hijau dengan garis tepi berwarna hitam (DitBinfar, 2006).
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras
tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai
dengan tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat
bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam.
72
Gambar 8. Tanda Peringatan Obat Bebas Terbatas
3. Obat Tradisional
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan
untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku
dan/atau perawatan dengan cara dan obat yang mengacu pada pengalaman
4. Kosmetik
digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir
73
dan organ genital bagian luar) atau gigi dan membran mukosa mulut
atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada
74
BAB III
Petani -
Pedagang -
Pegawai Negeri -
Analisis SWOT
Kekuatan (Strength) 1. Letak apotek yang strategis dilalui
banyak orang dan mudah dijangkau
oleh masyarakat yaitu berada di
pinggir jalan poros Desa
Lapokainse Kecamatan Kusambi
2. Letak apotek yang berada dekat
dengan pasar sentral sebagai pusat
keramaian sehingga dapat
mendukung jumlah pelanggan yang
datang ke apotek
3. Letak apotek yang berada dekat
dengan SMAN 2 Kusambi dan
SDN 7 Kusambi sebagai pusat
75
keramaian sehingga dapat
mendukung jumlah pelanggan yang
datang ke apotek
4. Lokasi apotek yang berdekatan
dengan toko alat tulis dan toko
bahan pokok
5. Ruangan apotek yang bersih dan
nyaman, disertai dengan AC
pendingin, dan toilet
6. Adanya tempat parkir yang luas di
halaman apotek
7. Ketersediaan obat, bahan obat, alat
kesehatan serta perbekalan Farmasi
lainnya di Apotek Anugerah Sehat
cukup lengkap sehingga dapat
meningkatkan kepuasan masyarakat
8. Sumber daya manusia yang bekerja
di apotek merupakan lulusan baru
(fresh graduate), sehingga memiliki
ide – ide kreatif dalam proses
pelayanan
9. Pelayanan obat yang cepat dan tepat
serta mengutamakan kepuasan
pelanggan dengan tenaga pelayanan
yang ramah dan sopan
76
membeli obat masih rendah
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis
disimpulkan
bahwa Apotek Anugerah Sehat layak
untuk didirikan
1. Pengadaan
farmasi, alat kesehatan dan BMHP harus melalui jalur resmi sesuai
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
2. Penyimpanan
yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat
dan pengawasan.
88
4 Lapifed DM Antihistamin Obat Bebas Terlindung Di tempat
sirup 100 dan Terbatas dari paparan sejuk dan
mL dekongestan matahari kering
langsung
5 Lapifed Antihistamin Obat Bebas Terlindung Di tempat
ekspektoran dan Terbatas dari paparan sejuk dan
sirup 60 mL dekongestan matahari kering
langsung
6 Lapifed Antihistamin Obat Keras Terlindung Di tempat
tablet dan dari paparan sejuk dan
dekongestan matahari kering
langsung
7 Borraginol- Antihemoroid Obat keras Terlindung Suhu 2 - 8 ºC
N dari paparan (kulkas)
matahari
langsung
8 Ambeven Antihemoroid Jamu Terlindung Di tempat
dari paparan sejuk dan
matahari kering
langsung
9 Haloperidol Antipsikotik Obat keras Terlindung Pada suhu 20 -
(Obat – obat dari cahaya 25 ºC
tertentu) matahri
10 Catarlent Preparat mata Obat keras Terlindung Di tempat
potassium – Antikatarak dari paparan sejuk dan
iodida tetes matahari kering
mata langsung
11 Cendo xitrol Preparat mata Obat keras Terlindung Pada suhu 20 -
tetes mata – Antiinfeksi dari paparan 25 ºC
matahari
langsung
12 Cendo xitrol Preparat mata Obat keras Terlindung Di tempat
salep mata – Antiinfeksi dari paparan sejuk dan
matahari kering
langsung
13 Salep kulit Antiinfeksi Obat keras Terlindung Di tempat
gentamicin dari paparan sejuk dan
sulfate 0,1% matahari kering
langsung
14 Salep mata Preparat mata Obat keras Terlindung Di tempat
oxytetracycl – Antiinfeksi dari paparan sejuk dan
in HCl 1% matahari kering
langsung
15 Codipront Antitusif dan Narkotika Terlindung Simpan pada
cum antihistamin dari cahaya suhu 20 - 25 ºC
expectorant matahari
sirup 60 mL langsung
16 Codipront Antitusif dan Narkotika Terlindung Simpan pada
cum antihistamin dari cahaya suhu 20 - 25 ºC
expectorant matahari
89
kapsul langsung
17 Coditam Analgesik Narkotika Terlindung Simpan pada
dari cahaya suhu ruangan
matahari
langsung
dan lembab
18 Rhinos SR Dekongestan Obat keras Terlindung Simpan pada
(prekursor) dari cahaya suhu 20 - 25 ºC
matahari
langsung
19 Rhinos neo Dekongestan Obat Bebas Terlindung Simpan pada
drops Terbatas dari cahaya suhu 20 - 25 ºC
matahari
langsung
20 Epexol Ekspekstoran Obat keras Terlindung Simpan pada
drops dari cahaya suhu 20 - 25 ºC
matahari
langsung
21 Epexol Ekspekstoran Obat keras Terlindung Simpan pada
tablet dari cahaya suhu 20 - 25 ºC
matahari
langsung
22 Epexol forte Ekspekstoran Obat keras Terlindung Simpan pada
sirup 15 dari cahaya suhu 20 - 25 ºC
mg/5 mL matahari
langsung
23 Epexol forte Ekspekstoran Obat keras Terlindung Simpan pada
sirup 30 dari cahaya suhu 20 - 25 ºC
mg/5 mL matahari
langsung
24 Biothicol Antiinfeksi Obat keras Terlindung Simpan pada
500 dari cahaya suhu 20 - 25 ºC
matahari
langsung
25 Bodrexin Antipiretik dan Obat bebas Terlindung Simpan pada
anti nyeri dari cahaya suhu ruang
matahari
langsung
26 Bisolvon Ekspekstoran Obat Bebas Terlindung Simpan pada
Terbatas dari cahaya suhu ruang
matahari
langsung
27 Inzana Antipiretik dan Obat bebas Terlindung Simpan pada
anti nyeri dari cahaya suhu 15 - 30ºC
matahari
langsung
28 Amlodipin Antihipertensi Obat keras Terlindung Simpan pada
besylate dari cahaya suhu 15 - 30ºC
matahari
langsung
90
29 Ibuprofen Antiinflamsi/ Obat keras Terlindung Simpan pada
anti nyeri dari cahaya suhu 15 - 30ºC
matahari
langsung
30 Siladex Mukolitik dan Obat Bebas Terlindung Simpan pada
ekspektoran Terbatas dari cahaya suhu 15 - 30ºC
matahari
langsung
Video penyimpanan :
https://drive.google.com/folderview?
id=1ARg5vZjjgdZxtz15q6ZM_ZMkBpmWt9zH
3. Pemusnahan
kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau surat izin kerja.
91
2 Gentamisin 1 tube Segel obat rusak Dikembalikan ke Maret 2023
sulfat 0,1% produsen/PBF
3 Sukralfat 2 Expired Obat diencerkan
Suspensi 100 suspensi atau dicampur
mL dengan air lalu
dibuang pada air
mengalir dan
botolnya
dihancurkan
4 Haloperidol 10 Expired Obat dibuka dari 01
1,5 mg Tab tablet kemasannya, lalu September
obat dihancurkan. 2021
Sedangkan
kemasan dan label
obat bisa
dihancurkan lalu
ditanam atau
dihancurkan
menggunakan
insenerator
5 Rhinos Neo 1 tablet Expired Obat dibuka dari Agustus
kemasan obat, lalu 2021
obat dihancurkan.
Sedangkan
kemasan dan label
obat bisa
dihancurkan lalu
ditanam atau
dihancurkan
menggunakan
insenerator
6 Coditam tab 5 tablet Expired Obat dibuka dari 01 Juli
kemasan obat, lalu 2021
obat dihancurkan.
Sedangkan
kemasan dan label
obat bisa
dihancurkan lalu
ditanam atau
dihancurkan
menggunakan
insenerator
92
93
94
95
96
C. Kegiatan Pelayanan Farmasi Klinik
life ) terjamin.
97
a. Pengkajian Resep
pelayanan resep dilakukan untuk semua resep yang masuk tanpa kriteria
pasien.
untuk menganalisa adanya masalah terkait obat. Selain itu kegiatan ini
umur/tanggal lahir, jenis kelamin, berat badan, dan tinggi badan pasien,
nama, No.SIP/SIPK dokter, alamat, serta paraf, tanggal resep, ada tidaknya
tepat dosis, tepat aturan pakai dan cara penggunaan, ada tidaknya duplikasi
98
1. Resep racikan
99
pasien
5. Nama dokter √ dr. Satriawan Abadi,
SpPD-KIC
6. SIP dokter √ 563/018.1.14/05.PD/SIP-
KES/DPNPTSP/DC2019
7. Alamat praktek √ Apotek Kimia Farma
dokter Erlina Jl Urip Sumoharjo
No. 32
8. No telepon dokter √ 0411-449936
9. Paraf dokter √ Tidak terdapat paraf
dokter tetapi terdpat
stempel pribadi dokter
10. Tanggal penulisan √ Tidak terdapat pada
resep resep, dapat dikonfirmasi
kembali kepada dokter
penulis resep
100
2. Lameson 4 mg
(resep)
3. Tiriz (-)
4. Codein 5 mg (resep)
Literatur :
1. Salbutamol 2 mg; 4
mg (PIONAS)
2. Lameson (metil
prednisolone) 4 mg
(PIONAS)
3. Tiriz (cetirizine HCl)
10 mg (PIONAS)
4. Codein : 10 mg; 20
mg; (PIONAS)
4 Jumlah obat √ 30 bungkus puyer
5 Rute √ Oral
pemberian
6 Stabilitas obat 1. Salbutamol : simpan
pada suhu 20- 25ºC
terlindung dari
cahaya (AHFS)
2. Lameson (metil
prednisolone) : 20-
25°C. Wadah yang
rapat dan tahan
cahaya pada suhu 15-
30 °C (AHFS)
3. Tiriz (cetirizine
HCl) : 20-25°C
(dapat terkena suhu
15-30°C) (AHFS)
Obat – obat dalam
bentuk garam
hidroklorida jika
digerus dapat
menyebabkan serbuk
menjadi lembab /
basah selama
penyimpanan karena
bersifat higroskopis
(Jurnal Ilmiah
Mahasiswa
Universitas
Surabaya)
4. Codein : Wadah
yang rapat dan tahan
101
cahaya pada suhu
<40°C (sebaiknya 15-
30°C) (AHFS)
7 Kompatibilitas Salbutamol : -
Tiriz (Cetirizine HCl)
inkompatibel dengan
basa dan oksidator kuat
Lameson (Metil
prednisolone) :
Inkompatibel dengan
bahan oksidator kuat
(Safety data sheet)
Codein : -
Tidak terdapat
inkompatbilitas antar
obat dalam resep
8 Cara penggunaan √ 3 kali sehari 1 bungkus
puyer (tiap 8 jam)
102
Tablet konvensional :
Awalnya, 2 atau 4 mg 3
atau 4 kali sehari
(AHFS)
2. Lameson (metil
prednosolone) :
Pada orang dewasa dan
remaja dengan asma
sedang hingga berat
yang sangat tidak
terkontrol (yaitu, 2
eksaserbasi per tahun
yang membutuhkan
kortikosteroid oral):
Dapat menambahkan
metilprednisolon 40-60
mg setiap hari sebagai
dosis tunggal atau dalam
2 dosis terbagi untuk
dosis rendah
3. Tiriz (Cetrizine
HCL) :
5 atau 10 mg sekali
sehari (sebagai tablet
konvensional atau
larutan oral), tergantung
pada tingkat keparahan
gejala. Dalam uji klinis,
kebanyakan pasien
menerima dosis awal 10
mg setiap hari; tidak ada
manfaat tambahan yang
diamati dengan dosis
harian 20 mg (AHFS)
4. Codein :
Oral: 10-20 mg setiap 4-
6 jam (AHFS)
3. Tepat aturan pakai √ 3 kali sehari 1 bungkus
puyer (tiap 8 jam)
4. Tepat cara √ Oral
penggunaan
5. Tepat lama √ Obat 30 bungkus
penggunaan diberikan 3 x sehari 1
bungkus maka obat akan
habis 10 hari
6. Tidak ada √ Tidak terdapat dplikasi
103
duplikasi obat obat dan/atau polifarmasi
dan/atau
polifarmasi
7. Alergi dan efek √ Alergi : tidak
samping dicantumkan dalam
resep
Efek samping :
Salbutamol :
Mual, pusing, dan pada
beberapa pasien, kadang
dapat timbul
palpitasi,tremor,
nerveous tension, sakit
kepala, vasodilatasi
peripheral (ISO).
Lameson (metil
prednisolone) :
Moon face, gangguan
keseimbangan elektronik
dan cairan, kelemahan
otot, penurunan
ketahanan terhadap
infeksi, gangguan
penyembuhan luka,
peningkatan TD,
osteoporosis, tukak
lambung
Tirriz (cetirizine HCl)
Sakit kepala, pusing
mengantuk, agitasi,
mulut kering, rasa tidak
nyaman di perut, reaksi
hiersensitif seperti reaksi
pada kulit, dan
angioudem (PIO)
Codein :
Bila digunakan pada
dosis antitusif: mual,
muntah, konstipasi
(dengan dosis berulang),
pusing, sedasi, palpitasi,
pruritus (AHFS) .
8. Tidak ada √ Literatur :
kontraindikasi Salbutamol :
Lameson (metil
104
prednisolone) :
Diketahui
hipersensitivitas
terhadap
metilprednisolon, bahan
apa pun dalam formulasi
masing-masing, atau
kortikosteroid lainnya.
Tirriz (cetirizine HCl) :
Hipersensitif, hamil dan
menyusui (ISO)
Codein :
Diketahui
hipersensitivitas
terhadap kodein atau
bahan apa pun dalam
formulasi
9. Tidak ada interaksi Codein + albuterol :
codein meningkatkan
dan albuterol
menurunkan sedasi
(Medscape).
Kesimpulan pengkajian resep :
a. Skrining adminsitrasi :
seperti berat badan dan jenis kelamin, akan tetapi poin ini dapat
tersebut
105
Pada kajian administrasi juga tidak terdapat tanggal penulisan resep,
b. Kajian farmaseutik
merupakan obat kaplet selaput. Selain itu, sifat kimia dari cetirizine
higroskopis
c. Kajian klinis
Pada kajian klinis terdapat interaksi antara obat codein dan albuterol.
106
Gambar 10. Resep Racikan Salep
107
penulisan resep
108
(MIMS)
10 Kompatibilitas √ 1. Neomycin sulfat
Belum terdapat
informasi tambahan
(Safety Data Sheet
Roht)
2. Benzocaine
Belum terdapat data
relevan (Safety data
sheet Fagron)
11 Cara penggunaan √ Digunakan pada bagian
luar tubuh
109
7 Alergi dan efek √ 1. Neomycin sulfat
samping Alergi kulit
Pada kulit : iritasi, rasa
terbakar, kering, atropi
kulit, hipopigmentasi
(Medscape)
2. Benzocaine
Rasa terbakar pada kulit,
pruritus, edema, ruam
(Medscape)
8 Tidak ada √ 1. Neomycin sulfat
kontraindikasi Hipersensitivtas
terhadap neomycin, atau
aminoglikosida lainnya
(MIMS)
2. Benzocaine
Hipersensitivtas
terhadap benzocaine
(MIMS)
9 Tidak ada interaksi √ Tidak ada interaksi antar
obat dalam resep
Pada skrining administrasi juga tidak terdapat paraf dokter. Hal ini
b. Kajian farmaseutik
110
c. Kajian klinis
Pada skrining klinis tidak terdapat aturan pakai obat yang menjelaskan
berapa kali obat digunakan dalam sehari dan tidak terdapat jumlah
Pada skrining klinis juga tidak terdapat lama penggunaan obat karena
3. Resep Prolanis
111
Tabel 11. Kajian Administratif Resep Prolanis
112
2. Allopurinol : Tablet
(drugs.com)
3. Betametason : Salep,
gel, cream, lotion
(AHFS)
3 Kekuatan sediaan √ Pada resep :
5. Simvastatin : 20 mg
6. Allopurinol : 100 mg
7. Betametason : -
Literatur :
1. Simvastatin : 5 mg;
10 mh; 20 mg; 40
mg; 80 mg
(Medscape)
2. Allopurinol :
100 mg/tablet; 300
mg/tab (ISO)
3. Betametason :
Salep 0,05% (AHFS)
4 Jumlah obat √ 1. Simvastatin : 10 tab
2. Allopurinol : 10 tab
3. Betametason : 1 tube
5 Rute pemberian √ Resep :
1. Simvastatin : Oral
2. Allopurinol : Oral
3. Betametason :
Topikal
6 Stabilitas obat √ 5. Simvastatin :
Suhu ruang dalam
wadah tertutup rapat
(DIH 17th edition)
Simvastatin : 5-30 °C
(AHFS)
6. Allopurinol :
Suhu ruang dalam
wadah tertutup rapat
(DIH 17th edition)
Suhu 15-25°C di tempat
kering; terlindung dari
cahaya (AHFS)
7. Betametason : Suhu 2
-30ºC (AHFS)
7 Kompatibilitas 1. Simvastatin : -
2. Allopurinol : belum
ada data yang relevan
(Review data safety
113
Fragon)
3. Betametason : -
8 Cara penggunaan √ Tidak tercantum pada
resep
114
7. Betametason : -
Literatur :
1. Simvastatin
Hiperkolesterolemia, 10
mg sehari malam hari,
disesuaikan dengan
interval tidak kurang dari
4 minggu; kisaran lazim
10-40 mg sekali sehari
malam hari (PIONAS).
10 hingga 20 mg oral 1 x
sehari (Drugs.com).
2. Allopurinol
Dewasa, dosis awal 100
mg/ hari dapat
ditingkatkan tergantung
respon. 100-200 mg/hari
untuk kondisi ringan;
300-600 mg/ hari untuk
kondisi sedang – parah
(PIONAS).
3. Betametason
Oleskan salep 0,05%
dalam lapisan tipis ke
area yang terkena,
biasanya sekali sehari
atau, jika perlu, dua kali
sehari (AHFS).
3 Tepat aturan √ Resep :
pakai 1. Simvastatin : 1 x
sehari 1 tablet 20 mg
(malam hari)
2. Allopurinol : 1 x
sehari 1 tablet 100 mg
3. Betametason : -
Literatur :
1. Simvastatin :
10 – 20 mg oral pada
malam hari
(Medscape)
2. Allopurinol
100 mg per hari oral
(Medscape)
3. Betametason
Oleskan salep 0,05%
115
dalam lapisan tipis ke
area yang terkena,
biasanya sekali sehari
atau, jika perlu, dua
kali sehari (AHFS)
116
kontraindikasi 1. Simvastatin :
Hipersensitivitas,
penyakit hati aktif,
wanita hamil, dan
menyusui (ISO).
2. Allopurinol :
Penyakit hati aktif atau
peningkatan serum
aminotransferases yang
tidak dapat dijelaskan dan
persisten; Kehamilan atau
menyusui.
3. Betametason :
Diketahui
hipersensitivitas terhadap
betametason dipropionat,
betametason valerat,
kortikosteroid lain, atau
bahan apa pun dalam
formulasi (AHFS).
9 Tidak ada Tidak ada interaksi antar
interaksi obat dalam resep
(Medscape).
a. Kajian administrasi
seperti berat badan dan jenis kelamin, akan tetapi poin ini dapat
tersebut
b. Kajian farmaseutik
117
Pada kajian farmasetik tidak terdapat cara penggunaan atau aturan
c. Kajian klinis
Seluruh aspek telah sesuai dan t dak terdapat interaksi anatar obat
b. Swamedikasi
gejela yang dikenali sendiri. Swamedikasi yang dilakukan dengan tepat dan
pasien sesuai gejala menggunakan obat – obatan golongan obat bebas, bebas
terbatas, dan obat wajib apotek. Apoteker dapat memberikan obat atas
Penyakit yang dapat diatasi dengan swamedikasi adalah demam, batuk, flu,
Pusing/sakit kepala/migraine dan penyakit kulit (gatal, panu, kutu air dan
alergi).
https://drive.google.com/file/d/1B7rHIK7zYQLP745nJTCKZJ-
BjesVQgcb/view?usp=drivesdk
Deskripsi video :
118
Pada video, seorang pasien wanita usia 25 tahun datang ke apotek ingin
membeli obat untuk dirinya dengan keluhan nyeri atau sakit kepala yang
yang dialami oleh pasien dan memberikan harga obat. Pasien setuju dengan
obat dengan memberitahukan pasien nama obat, dosis, cara pemakaian, dan
yang tidak memihak, dievaluasi dengan kritis dan dengan bukti terbaik
dalam segala aspek penggunaan obat kepada profesi kesehatan lain, pasien
Informasi mengenai Obat termasuk Obat Resep, Obat bebas dan herbal.
119
metoda pemberian, farmakokinetik, farmakologi, terapeutik dan alternatif,
120
Video simulasi pelayanan kefarmasian di rumah (Home pharmacy care)
https://drive.google.com/file/d/1CIJx0YWCJm_oqgBs2jsiUff9alkWU-
Dw/view?usp=drivesdk
Deskripsi Video:
pasien dan diterima oleh keluarga pasien (anak pasien). Apoteker yang
obat kepada anak pasien. Selain itu, apoteker menanyakan kepada anak
pasien apakah pasien rutin meminum obatnya dan apakah pasien benar cara
jeroan.
121
BAB IV
A. Kesimpulan
kesehatan dan bahan medis habis pakai serta pelayanan farmasi klinik.
122
3. Pelayanan farmasi klinik yang dilakukan apoteker di apotek meliputi
Obat (MESO)
B. Saran
123
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir dan Jakfar, 2004, “Studi Kelayakan Bisnis”, Edisi Pertama, Penerbit
Kencana Prenada Media Grup, Jakarta.
124
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2016 tentang
Formularium Obat Herbal Asli Indonesia.
Sulastri, L., 2016, “Studi Kelayakan Bisnis untuk Wirausaha”, Cetakan pertama,
LGM - LaGood’s Publishing, Bandung.
LAMPIRAN
125
Lampiran 2. Surat Pesanan Narkotika
126
Lampiran 3. Surat Pesanan Psikotropika
127
Lampiran 4. Surat Pesanan Obat Jadi Prekursor
128
\
129
Lampiran 6. Kartu Stok
130
131
Lampiran 7. Berita Acara Pemusnahan Obat Kedaluwarsa / Rusak
132
133
Lampiran 8. Berita Acara Pemusnahan Resep
134
Lampiran 9. Formulir Pelaporan Pemakaian Narkotika
135
Lampiran 10. Formulir Pelaporan Pemakaian Psikotropika
136
Lampiran 11. Skrining Resep
137
Lampiran 12. Catatan Pengobatan Pasien
138
Lampiran 13. Dokumentasi Pelayanan Informasi Obat
139
Lampiran 14. Dokumentasi Konseling
140
Lampiran 15. Dokumentasi Pelayanan Kefarmasian Di Rumah (Home Pharmacy
Care)
141
Lampiran 16. Dokumentasi Pemantauan Terapi Obat
142
Lampiran 17. Dokumentasi Monitoring Efek Samping Obat
143
144
Lampiran 18. Tugas Studi Kelayakan Apotek
STUDI KELAYAKAN
JL. Ring Road Kota Laworo, Kecamatan Kusambi, Kabupaten Muna Barat,
Sulawesi Tenggara
Dibuat Oleh :
MAFHUMUL ZULHIJJAH
15120200143
145
BAB I
PENDAHULUAN
yang lain. Seseorang yang tidak sehat akan berkurang haknya atas hidup,
tidak bisa menjalani pekerjaan yang layak, dan kehilangan kesempatan untuk
penyembuhan.
(patient oriented) dan sebagai unit bisnis (profit oriented). Fungsi apotek
146
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Sedangkan fungsi apotek sebagai
mengenai obat. Selain itu, tidak adanya fasilitas kesehatan seperti apotek dan
kualitas hidup masyarakat sulit tercapai. Oleh karena itu, dengan adanya
daerah sesuai dengan tujuan dan fungsi dari apotek itu sendiri.
147
2. Memberikan pelayanan kefarmasian secara langsung kepada masyarakat
BAB II
ISI
148
1. Identitas apotek
Sulawesi Tenggara
149
Lokasi pembangunan
apotek
Lokasi pembangunan
apotek
150
Tempat yang strategis terletak di pinggir jalan poros
Muna Barat)
151
Jumlah penduduk di Kabupaten Muna Barat, khususnya di
kecamatan kusambi hingga tahun 2016 adalah 11.752 jiwa, dan terjadi
152
Kepadatan penduduk kecamatan kusambi menduduki peringkat
153
Berdasarkan dari jenis kelamin dari kecemata kusambi yaitu
hampir sama antara laki – laki (5.573) dan perempuan (5.970) dengan
dari berbagai tingkat sosial dan ekonomi, karena lokasi apotek yang
terletak di pinggir jalan poros, dekat dengan pasar dan berbagai toko
154
penjualan serta penduduk rata – rata bekerja sebagai pedagang, petani, dan
pegawai negeri.
d. Kompetitor sekitarnya
Anugerah Sehat
e. Data lokasi
dengan toko alat tulis, SMAN 2 Kusambi. Jarak dengan Puskesmas Guali
yaitu 1700 m dan jarak dari Klinik Praktek Dokter yaitu 800 m.
a. Bangunan
Gudang
155
Westafel Tempat sampah
Meja racik
Rak obat Kulkas
Etalase
Toilet
Ruang tunggu
Ruang
konseling
Tempat parkir
Sanitasi 1 buah
kecil
156
penanggungjawab
Westafel 1 buah
CCTV 2 buah
AC 1 buah
c. Perlengkapan kerja
peracikan
157
B. Wadah
C. Tempat Penyimpanan
d. Perbekalan Farmasi
- Obat Wajib Apotek
- Obat Keras
- Obat bebas dan obat bebas terbatas
- Obat Herbal
- Suplemen dan alat kesehatan
e. Kelengkapan administrasi
Perlengkapan administrasi
158
- Stempel apotek Sesuai kebutuhan
Perlengkapan Buku Pedoman dan
Dokumen Pelayanan Kefarmasian
- Buku Farmakope Indonesia Ed. 1 buah
VI
- DOWA 1 buah
- Buku ISO Farmakoterapi 1 Buah
a. Struktur Organisasi
Apoteker Penanggungjawab
Apoteker Pendamping
b. Pembagian kerja
159
Hari Jum’at – Ahad, Pukul 8.00 – 21.00 WITA
kefarmasian di apotek.
apotek.
pembelian.
yang berwenang
160
- Melakukan evaluasi kinerja karyawan dan kegiatan operasional
apotek.
2) Apoteker Pendamping
Apoteker.
3) Asisten Apoteker
Apoteker pendamping.
161
- Memberikan pelayanan perbekalan farmasi resep, swamedikasi,
sebagai berikut :
a. Kekuatan (Strength)
1. Letak apotek yang strategis dilalui banyak orang dan mudah dijangkau
Kecamatan Kusambi
2. Letak apotek yang berada dekat dengan pasar sentral sebagai pusat
ke apotek
3. Letak apotek yang berada dekat dengan SMAN 2 Kusambi dan SDN 7
4. Lokasi apotek yang berdekatan dengan toko alat tulis dan toko bahan
pokok
162
6. Adanya tempat parkir yang luas di halaman apotek
pelayanan
b. Kelemahan (Weakness)
c. Kesempatan (Opportunities)
d. Ancaman (Threats)
kefarmasian
163
II.3 Aspek Pemasaran dan Rencana Strategi Pengembangan
disertai dengan slogan menarik agar lebih mudah diingat oleh masyarakat
2. Menjalin kerja sama yang baik dengan dokter praktek dengan cara
Anugerah Sehat
masyarakat
6. Potensi pasar
7. Target market
164
Pelanggan yang membeli atau menebus obat resep
herbal)
disertai dengan slogan menarik agar lebih mudah diingat oleh masyarakat
9. Menjalin kerja sama yang baik dengan dokter praktek dengan cara
Anugerah Sehat
masyarakat
165
14. Target market
herbal)
A. Modal
1. Modal
2. Perlengkapan
166
Kursi 6 buah Rp. 900.000
(Sharp)
penanggungjawab
167
ATK 1 set Rp. 250.000
pcs)
Rp. 3.000.000
Jenis Harga
brosur)
168
1. Biaya tetap pada tahun pertama
a. Gaji karyawan
= Rp. 52.800.000
= Rp. 12.000.000
2. Pendapatan tahun 1
169
Pada tahun pertama diperkirakan resep yang masuk sebanyak 3
lembar per hari dengan perkiraan harga rata – rata Rp. 30.000/lembar
resep.
= Rp. 30.240.000
= Rp. 201.600.000
= Rp. 168.000.000
= Rp. 268.800.000
100
= x Rp. 30.240.000
125
= Rp. 24.192.000
170
100
= x Rp. 201.600.000
120
= Rp.168.000.000
100
= x Rp.168.000.000
120
= Rp.140.000.000
100
= x Rp.268.800.000
120
= Rp.224.000.000
C. Analisis Laba
4. Pajak pendapatan
5. Laba bersih
171
Pay Back Period (PBP) adalah jangka waktu kembalinya modal yang telah
total investasi
PBP = x 1 tahun
laba bersih
180.000.000
PBP = x 1 tahun
44.795 .520
PBP = 4 tahun
laba bersih
ROI = x 100%
total investasi
44.795 .520
ROI = x 100%
180.000.000
ROI = 24,88%
1
1 x biaya tetap
biaya variabel
pendpatan
= (623.392.000) – (67.200.000)
= Rp. 556.192.000
1
BEP = 1 x 67.200.000
Rp . 556.192.000
Rp . 668.640.000
G. Margin
172
biayatetap
Margin = x 100%
Biaya variabel
67.200.000
Margin = x 100%
556.192.000
Margin = 12%
H. Presentase BEP
biaya tetap
% BEP = x 100%
pendapatan−variabel
67.200 .000
% BEP = x 100%
668.640.000−556.192.000
% BEP = 59,76%
5% (33.432.000)
5% (35.103.600)
5% (36.858.780)
5% (38.701.719)
173