KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena telah melimpahkan Rahmat dan Rohani-nya serta akal pikiran
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul
“EVALUASI PENGELOLAAN OBAT PADA TROLLEY EMERGENCY DI
INSTALASI RAWAT INAP PADA RUMAH SAKIT LABUANG BAJI
MAKASSAR TAHUN 2023” sebagai salah satu syarat menjadi Ahli Madya
Farmasi pada Program Studi Diploma III Farmasi Institut Ilmu Kesehatan
Pelamonia Makassar.
Penulis sampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada
pihak yang membimbing dan membantu penulis dalam penulisan Karya
Tulis Ilmiah ini:
1. Teristimewa untuk kedua orang tua penulis Ibu tercinta Cahyani
Purnamawanty Wahab dan Bapak tersayang Abd. Rahman serta kakak
– kakak hebat dan keluarga yang senantiasa memberikan doa, kasih
sayang, perhatian kesabaran serta dukungan yang tak terhingga dalam
bentuk apapun sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan
dengan baik.
2. Kolonel Ckm dr. Masri Sihombing, Sp.OT., M.Kes. selaku kakesdam
XIV/Hasanuddin Makassar.
3. Ibu Mayor Ckm (K) Dr. Ruqaiyah, S.ST., M.Kes., M.Keb selaku Rektor
Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Makassar.
4. Ibu Asyima, S.ST., M.Kes., M.Keb. selaku Wakil Rektor l Institut Ilmu
Kesehatan Pelamonia Makassar.
5. Ibu Kapten Ckm (K) Ns. Fausiah Botutihe, S.Kep., SKM., M.kes. selaku
Wakil Rektor ll Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Makassar.
6. Ibu Apt. Desi Reski Fajar, S.Farm, M.Farm. selaku ketua Prodi Dlll
Farmasi Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Makassar dan selaku
pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan
dan bimbingan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini dengan tepat waktu.
7. Ibu Hijrawati ayu wardani, S. Farm., M. Farm selaku pembimbing ll
yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat waktu.
ii
8. Ibu Apt. Ira Widya Sari, S.Farm., M.Si. selaku penguji yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan arahan kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan tepat waktu.
9. Seluruh dosen dan staf Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Makassar
yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan selama penulis
mengikuti perkuliahan.
10. Terima kasih kepada saudara tak sedarah, Ana astrini cn yang selalu
membersamai, memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.
11. Terimakasih untuk teman-teman seperjuangan Farmasi Hesty 07
angkatan 2021 yang saling memberikan dukungan dan semangat.
Terutama kepada Azqya dan Angel yang saling memberikan masukan
dan menjadi tim yang tolong menolong dalam keluh kesah selama
proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini berlangsung.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kata sempurna. Untuk itu segala bentuk kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat diharapkan oleh penulis.
Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua Aamiin.
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR..................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 6
A.Latar Belakang..................................................................................... 6
B.Rumusan Masalah............................................................................... 9
C.Tujuan Penelitian................................................................................. 9
D.Manfaat Penelitian............................................................................. 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 11
A.Landasan Teori................................................................................... 11
B.Instalasi farmasi Rumah Sakit............................................................ 15
C.Emergency Kit (Trolley)...................................................................... 23
D.Regulasi terkait trolley emergency..................................................... 23
E.Pengelolaan Obat kegawatdaruratan................................................. 24
F.Uraian tentang tempat penelitian........................................................ 25
G.Kerangka teori................................................................................... 26
H.Kerangka konsep............................................................................... 27
I.Definisi Opresional.............................................................................. 28
BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 29
A.Jenis Penelitian.................................................................................. 29
B.Waktu dan Tempat Penelitian............................................................. 29
C.Instrumen Penelitian.......................................................................... 29
D.Teknik Pengambilan Data.................................................................. 29
E.Teknik Pengolahan Data................................................................... 30
F.Analisis Data....................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 32
LAMPIRAN...........................................................................................36
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori...................................................................21
Gambar 2.2 Kerangka Konsep...............................................................22
5
DAFTAR TABEL
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut peraturan menteri kesehatan nomor 3 tahun 2020
tentang klasifikasi dan perizinan menyebutkan bahwa raumah Sakit
merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawatdarurat.
Rumah sakit menyelenggarakan pelayanan kesehatan dalam
upaya pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan
kesehatan (rehabilitatif) (E Kiswandari et al., 2013)
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan yang bertujuan untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan untuk menciptakan derajat
kesehatan yang optimal pada Masyarakat. Adapun salah satu upaya
kesehatan dalam beberapa fasilitas pendukung di Instalasi farmasi
yang berhubungan dengan pengelolaan obat serta rumah sakit
bertanggung jawab atas keamanan dari penggunaan obat pada pasien
merupakan upaya rumah sakit. Hal ini diatur dalam permenkes No.26
Tahun 2020 yaitu Penyelenggaraan Pelayanan Kefarmasian di
puskesmas/rumah sakit dilaksanakan pada unit pelayanan berupa
ruang farmasi sebagaimana dimaksud dalam penyelenggaraan
Pelayanan Kefarmasian di puskesmas/rumah sakit, dapat dibantu oleh
apoteker, tenaga teknis kefarmasian atau tenaga kesehatan lainnya
berdasarkan kebutuhan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan semakin baik pelayanan yang diterima
masyarakat, maka upaya kesehatan yang dimaksud adalah rangkaian
kegiatan yang dilaksanakan secara terpadu untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan masyarakat dengan mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Salah satu upaya kesehatan
yang dilakukan pemerintah adalah dengan memperhatikan pelayanan
7
kefarmasian. Pelayanan kefarmasian di rumah sakit merupakan bagian
dari penunjang medis untuk kesehatan di rumah sakit.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 35 tahun 2014,
apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik
kefarmasian oleh Apoteker. Berkaitan dengan itu, arti dari Pelayanan
kefarmasian adalah pelayanan langsung dan bertanggung jawab
kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan tujuan
memperoleh hasil yang akurat guna meningkatkan kualitas hidup
pasien. Kebutuhan pasien dan masyarakat terhadap peningkatan mutu
pelayanan kefarmasian memerlukan perluasan dari model lama yang
berorientasi pada produk (Drug Orientation) menjadi model baru yang
berorientasi pada pasien (Patient Orientation) dengan filosofi pelayanan
kefarmasian (Pharmaceutical Care) (Rusli et al., 2019).
8
Berdasarkan penelitian sebelumnya dilakukan oleh Wahyuni
(2020) tentang kesesuaian pengelolaan dan gambaran penggunaan
logistik farmasi trolley emergency di ruang ICU RSUD Ulin Banjarmasin
bahwa persentase pengelolaan trolley emergency 43,4% sesuai
karena, logistik farmasi emergensi dapat disimpan di troli, kit, lemari,
tas atau kotak obat emergensi sesuai dengan kebutuhan unit. Untuk
troli emergensi dapat menyimpan lebih banyak obat dan alat kesehatan
emergensi dan dapat diletakkan defibrillator. Guna menjamin keamanan
tempat penyimpanan obat harus dikunci atau disegel dengan segel
yang memiliki nomor register dan segel tersebut digunakan sekali pakai
sebagai indikator untuk mengetahui logistik farmasi emergensi tersebut
dalam keadaan utuh atau tidak, dan 56,6% tidak sesuai karena
Penggunaan troli emergensi pun hanya digunakan untuk di ruang ICU
saja. Untuk kategori penyimpanan obat emergensi bernomor register
yang sesuai 0% dan yang tidak sesuai 100%. Ketidaksesuaian ini
dikarenakan kunci troli emergensi tidak disertai segel bernomor register.
9
Penggantian obat yang rusak atau kadaluarsa dengan skor 18 dari skor
maksimal 27, hasilnya (66,6%), pada emergency pemantauan darurat
dengan skor 38 dari skor maksimal 45, terdapat (84%). Hasil (Handojo,
2019). Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai gambaran pengelolaan emergency
trolley di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit di kabupaten
Serpong.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah sistem pengelolaan trolley emergency di Instalasi Rawat
Inap di Rumah Sakit Labuang Baji kota Makassar tahun 2023?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui sistem pengelolaan trolley emergency di Instalasi
Rawat Inap di Rumah Sakit Labuang Baji kota Makassar tahun 2023?
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan bagi penulis serta memberikan
pengalaman kepada penulis dalam hal melakukan penelitian terkait
pengelolaan obat pada trolley emergency di Ruangan Rawat Inap di
Rumah Sakit Labuang Baji kota Makassar.
2. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan positif
bagi Rumah Sakit Labuang baji Makassar dan dapat memberi
10
motivasi dalam perbaikan sistem pengelolaan pada trollley
emergency yang efektif sehingga mampu meningkatkan kualitas
pelayanan Rumah sakit.
3. Bagi Institut
Dapat menjadi bahan pembelajaran serta referensi di Ruang
Lingkup Institut Ilmu Kesehatan Pelamonia Makassar tentang
Evaluasi Pengelolaan Obat Pada trolley Emergency di Rumah Sakit
Labuang Baji Makassar.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat dijadikan sebagai panduan dan sumber pengetahuan
bagi peneliti yang tertarik mengembangkan dan melakukan
penelitian lebih lanjut menggunakan topik yang berhubungan dengan
Judul Penelitian Evaluasi Pengelolaan Obat Pada Trolley Emergency
di Rumah Sakit Labuang Baji Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Definisi Rumah Sakit
Menurut Permenkes No. 3 Tahun 2020 tentang klasifikasi dan
perizinan Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi medis yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna, menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
gawat darurat (Studi et al., 2020).
Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
27 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Obat Rumah Sakit.
Rumah sakit adalah fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dan
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
11
Pelayanan kesehatan holistik adalah pelayanan kesehatan yang
meliputi pelayanan suportif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
(Karuniawati, 2020).
Menurut Pasal 4 Undang – Undang Rumah Sakit No. 47 Tahun
2021 Republik Indonesia, misi Rumah Sakit adalah untuk
menyediakan layanan kesehatan pribadi yang komprehensif. Rumah
Sakit melaksanakan tugas – tugas yang tercantum dalam Pasal 4
Undang – Undang Rumah Sakit No. 47 Tahun 2021 Republik
Indonesia dan menyelenggarakan fungsi:
a. Memberikan pelayanan medis dan rehabilitasi sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit.
b. Menjaga dan meningkatkan kesehatan individu melalui pelayanan
kesehatan sekunder dan tersier yang komprehensif sesuai
kebutuhan medis.
c. Pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia untuk
meningkatkan kapasitas dan pemberian layanan kesehatan.
16
1) Metode Konsumsi
Perhitungan kebutuhan dengan metode konsumsi
didasarkan pada data real konsumsi perbekalan farmasi
periode yang lalu, dengan berbagai penyesuaian dankoreksi.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam rangka
menghitung jumlah perbekalan farmasi yangdibutuhkan adalah:
a) Pengumpulan dan Pengolahan data
b) Analisa data untuk informasi dan evaluasi
c) Perhitungan perkiraan kebutuhan perbekalan farmasi
d) Penyesuaian jumlah kebutuhan perbekalan farmasi dengan
alokasi dana.
2) Metode Morbiditas/Epidemiologi
Metode morbiditas adalah perhitungan kebutuhan
perbekalan farmasi berdasarkan pola penyakit, perkiraan
kenaikan kunjungan berdasarkan pola penyakit, perkiraan
kenaikan kunjungan, dan waktu tunggu. Langkah-langkah
dalam metode ini adalah:
a) Menentukan jumlah pasien yang dilayani
b) Menentukan jumlah kunjungan
c) Menentukan jumlah kunjungan kasus berdasarkan
kunjungan kasus berdasarkan prevalensi penyakit revalensi
penyakit
d) Menyediakan formularium standar pedoman perbekalan
farmasi
e) Menghitung perkiraan kebutuhan perbekalan farmasi
f) Penyesuaian dengan lokasi dana yang tersedia
g) Evaluasi perencanaan
b. Pengadaan
Untuk menjamin kualitas pelayanan kefarmasian maka
pengadaan sediaan farmasi harus melalui jalur resmi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin
kesesuaian jenis spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan
dan harga yang tertera dalam surat pesanan dengan kondisi fisik
17
yang diterima.
d. Penyimpanan
1) Obat/bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik.
Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan
pada wadah lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi
dan harus ditulis informasi yang jelas pada wadah baru.
Wadah sekurang-kurangnya memuat nama obat, nomor batch
dan tanggal kadaluwarsa.
2) Semua obat/bahan obat harus disimpan pada kondisi yang
sesuai sehingga terjamin keamanan dan stabilitasnya.
3) Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk
penyimpanan barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi.
4) Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan
bentuk sediaan dan kelas terapi obat serta disusun secara
alfabetis.
5) Pengeluaran obat memakai sistem FEFO (first expire first out)
dan FIFO (first in first out).
e. Pendistribusian
Ada beberapa metode yang dapat digunakan oleh instalasi
farmasi rumah sakit dalam mendistribusikan perbekalan farmasi
di lingkungannya. Sistem distribusi tersebut yaitu: resep
perorangan, sistem persediaan lengkap di ruang, sistem
distribusi dosis unit, dan Sistem distribusi kombinasi.
1) Sistem Persediaan Lengkap di Ruangan (floor stock).
2) Sistem Resep Perorangan Pendistribusian Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai berdasarkan
Resep perorangan/pasien rawat jalan dan rawat inap melalui
Instalasi Farmasi.
3) Sistem Unit Dosis Pendistribusian Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai berdasarkan Resep
perorangan yang disiapkan dalam unit dosis tunggal atau
ganda, untuk penggunaan satu kali dosis/pasien. Sistem unit
dosis ini digunakan untuk pasien rawat inap.
4) Sistem Kombinasi Sistem pendistribusian Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai bagi pasien
18
rawat inap dengan menggunakan kombinasi a + b atau b + c
atau a + c.
f. Pemusnahan dan Penarikan
1) Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnakan sesuai dengan
jenis dan bentuk sediaan. Pemusnahan obat kadaluwarsa atau
rusak yang mengandung narkotika atau psikotropika dilakukan
oleh apoteker dan disaksikan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota.
2) Pemusnahan obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan
oleh apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain
yang memiliki surat izin praktik atau surat izin kerja.
Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara pemusnahan
menggunakan formulir 1 sebagaimana terlampir.
3) Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi dan bahan medis
habis pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan
dengan cara yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang – undangan.
4) Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi
standar/ketentuan peraturan perundang – undangan dilakukan
oleh pemilik izin edar berdasarkan perintah penarikan oleh
BPOM (mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi sukarela
oleh pemilik izin edar (voluntary recall) dengan tetap
memberikan laporan kepada kepala BPOM.
ii.
5) Penarikan alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
dilakukan terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh
menteri.
g. Pengendalian
Tujuan pengendalian persediaan yaitu agar tidak terjadi
kelebihan dan kekosongan perbekalan farmasi di unit pelayanan.
Kegiatan pengendalian ini mencakup:
1) Memperkirakan/menghitung pemakaian rata-rata periode
tertentu.
2) Menentukan stok optimum (stok yang diserahkan kepada unit
pelayanan agar tidak mengalami kekurangan/kekosongan),
19
stok pengaman dan menentukan waktu tunggu (leadtime).
Selain itu, beberapa pengendalian yang perlu diperhatikan
dalam pelayanan kefarmasian yaitu:
1) Rekaman pemberian obat, yaitu formulir yang digunakan
perawat untuk menyiapkan obat sebelum pemberian. Dengan
formulir ini, perawat dapat langsung mencatat waktu pemberian
dan aturan yang sebenarnya sesuai petunjuk.
2) Pengembalian obat yang tidak digunakan.
3) Pengendalian obat dalam ruang bedah dan ruang pemulihan.
h. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dilakukan pada setiap proses pengelolaan
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
meliputi pengadaan surat pesanan, faktur, dan pencatatan lainnya
disesuaikan dengan kebutuhan.
Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal.
Pelaporan internal merupakan pelaporan yang digunakan untuk
kebutuhan manajemen apotek, meliputi keuangan, barang dan
laporan lainnya.
NAMA GENERIK/KEKUATAN
1. Adrenalin (epinefrin)
- Inj 1 mg/mL
2. Lidokain
- Inj 2%
3. Atropin
20
- Inj 0,25 mg/mL
4. Isosorbid dinitrat
- Tab 5 mg
- Tab 10 mg
5. NaCI 0,9%
- Inf
6. Deksametason
- Inj 5 mg/mL
7. Salbutamol
8. Ringer Lactat
- Inf
9. Glukosa 40%
10. Diazepam
- Inj 5 mg/mL
- enema 5 mg/2,5 mL
12. Ketoprofen
- supp 100 mg
13. Paracetamol
- supp 80 mg
- supp 125 mg
14. Propranolol
21
- tab 10 mg
- inj 1 mg/mL
17. Nifedipin
- tab 10 mg
25
D. Kerangka teori
RUMAH SAKIT
LABUANG BAJI MAKASSAR
PENGADAAN
PERENCANAAN
PENYIMPANAN
NN
PENDISTRIBUSIAN
PEMUSNAHAN
E. Kerangka konsep
RUMAH SAKIT
26
LABUANG BAJI MAKASSAR
METODE OBSERVASIONAL
PENGADAAN
PERENCANAAN
PENYIMPANAN
NN
PENDISTRIBUSIAN
PEMUSNAHAN
F. Definisi Opresional
Alat Ukur Nilai/
No. Variabel Definisi Oprasional
Instrumen Hasil
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode observasional yang
bersifat deskriptif. Dimana observasi dilakukan melalui pengamatan
secara langsung terhadap pengelolaan obat pada trolley emergency
diruangan rawat inap Pada Rumah Sakit Labuang Baji Makassar.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari 2024.
28
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di ruangan rawat inap Rumah Sakit
Labuang Baji Makassar yang beralamat di Jl. DR. Ratulangi No. 81,
Kec. Mamajang, Kota makassar, Sulawesi Selatan.
C. Instrumen Penelitian
Lembar check list, alat tulis, dan handphone.
F. Analisis Data
Hasil penelitian disusun dan disajikan dalam bentuk tabel checklist
hasil observasi dan dalam bentuk narasi tentang Pengolahaan Obat
Pada Trolley Emergency di Ruangan rawat inap Rumah Sakit Labuang
Baji Makassar.
29
Data yang telah terkumpul dilakukan pemberian skor atau nilai
kemudian dipresentasekan menggunakan rumus:
Dimana : Nilai 1 untuk jawaban Sesuai
Nilai 0 untuk jawaban Tidak Sesuai
SOP.
30
4. Total prosentase pada setiap sub pengelolaan yaitu : penyimpanan,
DAFTAR PUSTAKA
31
Nihmaturojaiyah, E. (2023) GAMBARAN PENGELOLAAN EMERGENCY
TROLLEY DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RUMAH
SAKIT X DI SERPONG. Politeknik Kesehatan Hermina.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 72 Tahun 2012 Tentang
Sistem Kesehatan Nasional.
PERMENKES. (2016). PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR
PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK. PERMENKES,
13(3), 44–50.
Rusli, 2016. Farmasi Rumah Sakit dan Klinik. Pusdik SDM Kesehatan.
Jakarta.
Sarlin Djuma d.Djuna S, dkk. Studi Manajemen Pengelolaan Obat di
Puskesmas Labakkang Kabupaten Pangkep. FKM Universitas
Hasanuddin, 2013.
32
LAMPIRAN
Tidak
No. Pengelolaan Sesuai Skor
Sesuai
Perencanaan Obat pada Trolley Emergency
Perencanaan obat emergency
1. berdasarkan koordinasi dengan
ruangan terkait
Penyimpanan obat sesuai den-
gan jenis dan jumlah pada trolley
2. emergency
Melakukan pengisian obat sesuai
3. dengan daftar standar trolley
emergency
Total =
Pengadaan Obat pada Trolley Emergency
Tidak
No Pengelolaan Sesuai Skor
sesuai
Obat segera diganti setelah ada
1.
pemakaian
Perawat menyertakan resep ke-
farmasi yang nantinya digu-
2.
nakan untuk rekapitulasi perhi-
tungan biaya obat
33
Mengunci Kembali trolley emer-
3. gency dengan kunci sekali pakai
bernomor registrasi
Pelaporan pemakaian obat kurang
dari 30 menit oleh perawat keba-
4.
gian instalasi farmasi
Total =
34
Penyimpanan Obat pada Trolley Emergency
Tidak
No Pengelolaan Sesuai Skor
sesuai
Obat yang berada pada
1.
emergency kit sesuai dengan
daftar lampiran obat emergency
yang telah disepakati
Obat yang berada pada
emergency kit sesuai dengan
2.
daftar lampiran obat emergency
yang telah disepakati
Segel emergency kit hanya
3. boleh dibuka pada saat
keadaan emergency oleh
dokter, perawat apoteker atau
TTK
Total =
Pendistribusian Obat pada Trolley Emergency
Tidak
No Pengelolaan Sesuai Skor
sesuai
Obat yang tersedia diruang
1.
keperawatan hanya obat dengan
kategori life saving pada
emergency kit dalam keadaan
terkunci dan hanya digunakan
saat keadaan emergency
Stok tetap obat emergency
disediakan diseluruh ruang
2.
perawatan rawat inap dan unit
pelyanan khusus
Pendistribusian obat
3. emergency untuk persediaan
diruang rawat inap menjadi
tanggung jawab perawat
ruangan yang telah diberi SK
pelimpahan
Pencatatan pengambilan stok
obat emergency dilakukan
4.
dalam buku ekspedisi mutasi
barang penggunaan stok tetap
Total =
35
Pencatatan Dan Pelaporan Obat pada Trolley Emergency
Tidak
No Pengelolaan Sesuai Skor
sesuai
Pencatatan pemakaian obat
1.
pada formulir emergency trolley
Emergency trolley dikontrol
setiap hari oleh apoteker dan
2.
TTK
Total =
Pemusnahan Obat pada Trolley Emergency
Tidak
No Pengelolaan Sesuai Skor
sesuai
Obat rusak dan kadaluarsa
1.
dipisahkan dan dikembalikan
(retur) dan diganti dengan obat
yang kadaluarsanya masih jauh
Total =
36