Skripsi Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
OLEH:
ii
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam proposal baik dari
segi penulisan maupun isinya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritikan
maupun saran yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan proposal ini.
Penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan hal yang
bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi pembaca karya tulis ilmiah ini.
iii
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
BAB II ..................................................................................................................... 5
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................... 5
BAB III.................................................................................................................. 16
iv
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 16
LAMPIRAN .......................................................................................................... 23
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Dosis Rekomendasi OAT Lini Pertama untuk Dewasa .......................... 11
Tabel 2. Instrumen Kepatuhan Minum Obat......................................................... 14
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Persetujuan (Informed Consent) ............................................. 23
Lampiran 2. Data Demografi Responden.............................................................. 24
Lampiran 3. Lembar Kuesioner Kepatuhan Pasien............................................... 25
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
sebesar 56.2% (12.918 orang ) dari jumlah orang terduga TBC 22.982 orang
(Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur, 2022).
angka kesembuhan yang tinggi. Sebagian besar pasien tidak datang selama fase
intensif karena kurangnya motivasi untuk mematuhi pengobatan, dan sebagian
besar pasien merasa baik-baik saja di akhir fase intensif dan merasa bahwa
mereka tidak perlu kembali untuk perawatan lebih lanjut (Sundari, 2017).
Atas semua dasar diatas, saya sebagai peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian terkait gambaran tingkat kepatuhan berobat pada pasien penyakit
Tuberkulosis Paru yang dirawat di salah satu fasilitas kesehatan di Lombok Timur
yaitu di Upt Blud Puskesmas Aikmel yang mencakup karakteristik kepatuhan
berobat pasien serta yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
penghasilan dan jarak rumah ke tempat pelayanan kesehatan.
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
mencegah penyebaran lebih lanjut dari bakteri penyebab TB. Pengobatan yang
adekuat harus memenuhi prinsip:
Tahapan pengobatan pasien TB terdiri dari 2 tahap yaitu tahap awal dan
tahap lanjutan:
a. Tahap awal
Pengobatan diberikan setiap hari. Paduan pengobatan pada tahap ini
adalah dimaksudkan untuk secara efektif menurunkan jumlah kuman yang
ada dalam tubuh pasien dan meminimalisir pengaruh dari sebagian kecil
kuman yang mungkin sudah resistan sejak sebelum pasien mendapatkan
pengobatan. Pengobatan tahap awal pada semua pasien baru, harus
diberikan selama 2 bulan. Pada umumnya dengan pengobatan secara
teratur dan tanpa adanya penyulit, daya penularan sudah sangat menurun
setelah pengobatan selama 2 minggu pertama.
b. Tahap lanjutan
Pengobatan tahap lanjutan bertujuan membunuh sisa-sisa kuman yang
masih ada dalam tubuh, khususnya kuman persisten sehingga pasien dapat
sembuh dan mencegah terjadinya kekambuhan. Durasi tahap lanjutan
selama 4 bulan. Pada fase lanjutan seharusnya obat diberikan setiap hari
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
11
Perilaku pasien yang mentaati semua nasihat dan petunjuk yang dianjurkan
oleh kalangan tenaga medis, seperti dokter dan apoteker. Segala sesuatu yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan pengobatan, salah satunya adalah
kepatuhan minum obat. Hal ini merupakan syarat utama tercapainya keberhasilan
pengobatan yang dilakukan (Wulandari, 2015). Kepatuhan adalah derajat dimana
pasien mengikuti anjuran klinis dari dokter yang mengobatinya. Menurut Sacket
dalam Niven (2002) kepatuhan adalah sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan
ketentuan yang diberikan oleh professional kesehatan.
1. Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi ketuntasan
pengobatan dimana TB, dimana semakin bertambahnya usia seseorang
dapat mempengaruhi produksi dari sel limfosit, semakin rendah sel
limfosit yang dihasilkan maka akan berpengaruh terhadap sistem imun.
Sistem imun yang rendah dapat mengakibatkan perlawan infeksi yang
dihasilkan kurang cepat bereaksi (Lestari, dkk., 2022).
2. Jenis kelamin
13
dan keluhan persendian adalah efek samping dari minum OAT. Hal ini
sering terjadi pada umumnya pada fase intensif yang harus mengkonsumsi
obat yang jumlahnya lebih dari satu jenis sehingga meningkatkan
ketidakpatuhan seorang pasien TB Paru untuk mengkonsumsi OAT (Astuti
& Aini, 2020)
5. Pendidikan
Pendidikan menjadi salah satu faktor dalam tingkat kepatuhan seseroang
dalam mengkonsumsi OAT. Pendidikan mampu menjadikan seseorang
memiliki tingkat pemahaman dan pengertian akan suatu hal sehingga dapat
memberikan suatu keputusan yang menjadi landasan seseorang untuk
hidup. Tingkat pendidikan yang rendah menjadikan seseorang memiliki
pengetahuan yang rendah tentang TB Paru. Hal ini berbeda dengan
seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi Kepatuhan
minum OAT akan lebih patuh pada tingkat pendidikan yang tinggi
dibanding dengan tingkat pendidikan yang rendah (Dwiningrum,
Wulandari , & Yunitasari, 2021).
6. Dukungan keluarga
Keluarga merupakan petugas yang mempunyai fungsi sebagai pengawas
dan pemberi dukungan. Salah satu pengawasan yang dilakukan yaitu
memastikan seorang pasien TB paru untuk patuh dalam terapi yang sedang
dijalani. Dukungan yang diberikan yang mampu menaikkan keberhasilan
yaitu menjadi pengingat untuk mengkonsumsi obat dan tidak lupa untuk
memberikan semangat untuk rajin dalam mengkonsumsi obat (Astuti &
Aini, 2020).
METODE PENELITIAN
3.3.2 Sampel
Sampel penelitian diambil dengan menggunakan rumus dasar perhitungan
sampel Slovin. Sebelum menggunakan rumus ini, pertama ditentukan berapa batas
toleransi kesalahan. Metode pengambilan sampel pada penelitian adalah
accidental sampling. Batas toleransi kesalahan dinyatakan dengan persentase,
semakin kecil toleransi kesalahan, semakin akurat sampel menggambarkan
populasi. Penelitian dengan batas kesalahan 10% berarti memiliki tingkat akurasi
90% (Machal, 2021).
16
17
dimana
Jadi rentang sampel yang dapat diambil dari teknik Solvin adalah antara
10-20 % dari populasi penelitian. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah
sebanyak 275 pasien TBC rawat jalan ,sehingga presentase kelonggaran yang
digunakan adalah 10% dan hasil perhitungan dapat dibulatkan untuk mencapai
kesesuaian. Maka untuk mengetahui sampel penelitian, dengan perhitungan
sebagai berikut:
Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuisioner dari
pasien yang telah bersedia dan menandatangani informed
consent
Pengolahan data
21
22
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Persetujuan (Informed Consent)
Responden
24