PROPOSAL
Oleh:
ii
DAFTAR ISI
JUDUL ....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ..........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL..................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................11
C. Hipotesis...............................................................................................11
D. Definisi Operasional Dan Ruang Lingkup Penelitian .........................13
E. Kajian Pustaka......................................................................................19
F. Tujuan Penelitian .................................................................................22
G. Manfaat Penelitian ...............................................................................23
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................25
A. Tinjauan Umum mengenai Balita........................................................25
B. Tinjauan Umum mengenai Gizi...........................................................26
C. Tinjauan Umum Status Gizi.................................................................28
D. Faktor-Faktor yang Berhubungan Status Gizi Balita...........................36
E. Kerangka Teori ...................................................................................43
F. Kerangka Konsep ................................................................................44
METODOLGI PENELITIAN............................................................................45
A. Jenis dan Lokasi Penelitian .................................................................45
B. Populasi ...............................................................................................45
C. Sampel .................................................................................................45
D. Cara Pengumpulan Data ......................................................................47
E. Instrumen Penelitian............................................................................47
F. Pengolahan dan Penyajian Data ..........................................................47
G. Alur Penelitian................................................................................... 48
H. Etika Penelitian ...................................................................................48
iii
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................50
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya perbaikan gizi masyarakat bertujuan untuk meningkatkan mutu
gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi
makanan, perbaikan perilaku sadar gizi, peningkatan akses dan mutu pelayanan
gizi serta kesehatan sesuai dengan ilmu dan teknologi. Gizi yang baik
mental. Gizi yang baik akan menurunkan kesakitan, kecacatan dan kematian
gangguan fungsi pada tubuh. Secara umum malnutrisi terbagi atas dua bagian
kenal dengan istilah (Gizi Buruk) terdiri dari marasmus, kwashiorkor, serta
Malnutrisi yang terjadi pada tahap awal kehidupan dapat meningkatkan risiko
Malnutrisi terjadi karena tubuh kekurangan satu atau beberapa zat gizi
yang diperlukan. Beberapa hal yang menyebabkan tubuh kekurangan zat gizi
1
adalah karena makanan yang dikonsumsi kurang atau mutunya rendah atau
bahkan keduanya. Selain itu zat gizi yang dikonsumsi gagal untuk diserap dan
(Istutiningrum,2015).
perilaku dan kognitif yang berakibat pada menurunnya prestasi belajar dan
(Istutiningrum,2015).
zat gizi yang diakibatkan oleh rendahnya asupan protein dan energi, yang biasa
dikenal sebagai istilah severely underweight yaitu anak dengan indeks berat
dimana terjadi kekurangan protein dalam jumlah yang besar, dan marasmus
2
kwashiorkor merupakan campuran dari beberapa gejala klinik marasmus dan
percaya diri dan tentu saja merosotnya prestasi akademik di sekolah. Malnutrisi
daya manusia dan produktivitas. Tidak heran jika malnutrisi yang tidak dikelola
dengan baik, pada fase akutnya akan mengancam jiwa dan pada jangka panjang
dkk 2015).
membutuhkan zat-zat gizi yang lebih besar dari kelompok umur yang lain
sehingga balita paling mudah menderita kelainan gizi. Masalah gizi dapat
terjadi disetiap fase kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan sampai dengan
usia lanjut. Pada fase kedua kehidupan manusia, yaitu bayi dan balita,
pada fase tersebut mengalami gangguan gizi maka akan bersifat permanen,
3
tidak dapat dialihkan walaupun kebutuhan gizi pada masa selanjutnya terpenuhi
(Unicef, 2013).
dan Status Gizi anak di Paud Al-Wildan tahun 2019 oleh Irawati dengan hasil
penelitian bahwa balita yang status gizi kurang dan perkembangan motorik
kasar yang menyimpang sebanyak 15(50%), anak yang status gizi kurang dan
perkembangan motorik kasar yang meragukan tidak ada (0%) sedangkan anak
yang status gizi kurang dan perkembangan motorik kasar yang sesuai tidak ada
(0%). Anak yang status gizi lebih dan perkembangan motorik kasar yang
menyimpang sebanyak 1 anak (10%), anak yang status gizi lebih dan
sedangkan anak yang status gizi lebih dan perkembangan motorik kasar yang
sesuai tidak ada anak(0%). Anak yang status gizi baik dan perkembangan
motorik kasar yang menyimpang sebanyak 2 anak (6,7%), anak yang status gizi
(3,3%), sedangkan anak yang status gizi baik dan perkembangan motorik kasar
yang sesuai sebanyak 6 anak (20%). Disimpulkan bahwa ada hubungan yang
bermakna antara status gizi dengan perkembangan motorik kasar pada anak usia
12-36 bulan di wilayah PAUD Al-Wildan Kec. Tanete Riattang (Irawati, 2019).
interval umur 1- 4 tahun berjumlah 19.388.791 jiwa. Sekitar 16% dari anak usia
4
dibawah lima tahun (balita) di Indonesia mengalami gangguan perkembangan
saraf dan otak mulai ringan sampai berat. Sekitar 5–10% anak diperkirakan
defisit 2 SD di bawah median panjang atau tinggi badan populasi yang menjadi
sudah berjalan lama dan memerlukan waktu bagi anak untuk berkembang serta
metabolisme dalam tubuh. Sedangkan dalam jangka panjang akibat buruk yang
belajar, postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa, menurunnya kekebalan
5
tubuh sehingga mudah sakit, risiko tinggi munculnya penyakit diabetes,
disabilitas pada usia tua, serta kualitas kerja yang tidak kompetitif yang
Kematian bayi baru lahir dan anak di bawah usia 5 tahun yang dapat
bawah usia 5 tahun menjadi 25 per 1.000 kelahiran hidup. Terkait penyakit
air serta penyakit menular lainnya. Pada tahun 2015, Kementerian Kesehatan
diperkirakan sebesar 72.100 (4.900 di antaranya terjadi pada anak usia 0–14
tahun dan 67.200 sisanya pada usia 15 tahun ke atas). Menurut Komisi
HIV di Indonesia secara umum sudah cukup layak sesuai tahapan epidemi HIV.
Hampir 9 persen kasus baru terjadi pada anak berusia di bawah 15 tahun.
6
Menurut data dari WHO angka kejadian kekurangan gizi pada anak
balita tahun 2014 sebanyak 50 juta anak dan gizi buruk sebanyak 16 juta anak
kurang dan gizi buruk dari tahun 2010 sebesar 17,9%, dan 4,9% menjadi
19,6%, dan 5,7% pada tahun 2013. Wilayah Sulawesi Selatan merupakan salah
satu wilayah dengan peringkat 10 tertinggi untuk prevalensi gizi kurang dan
gizi buruk pada balita yaitu 25,6%, dan 6,6% (Depkes RI, 2014). Dan hasil
dengan distribusi 16,39% gizi kurang, dan 3,66% gizi buruk (Dinkes
Prov.Sulsel, 2014).
Masalah gizi merupakan akibat dari berbagai faktor yang saling terkait.
Kejadian gizi kurang dan gizi buruk pada balita sangat erat hubungannya
hubungan yang bermakna dengan gizi kurang atau gizi buruk karena ASI
memberikan zat kekebalan kepada balita sehingga balita tersebut menjadi tidak
pada balita dengan ASI eksklusif total 77 sampel pasien dengan malnutrisi,
antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian gizi kurang pada anak balita
(Sihombing, 2017).
7
Dalam sebuah penelitian terkait hubungan malnutrisi dengan Sosial
ekonomi merupakan suatu konsep dan untuk mengukur status sosial ekonomi
sebanyak 30 balita (75%) yang mempunyai arti bahwa status sosial ekonomi
(Anwar, 2015).
malnutrisi pada balita dengan pendidikan dan pengetahuan ibu yang rendah
Oetomo, 2018)
Selain itu, BBLR juga dapat mempengaruhi terjadinya gizi buruk, hal
pertumbuhan fisik dan gangguan gizi saat balita. Hasil penelitian menunjukkan
8
kejadian malnutrisi pada balita dengan balita yang mengalami BBLR sebanyak
21 balita (52,5%) yang mempunyai arti bahwa status sosial ekonomi memiliki
2012).
kurangnya asupan gizi dapat menjadi awal timbulnya penyakit infeksi, karena
penyebab mudahnya penyakit infeksi pada status gizi balita. Dari hasil
merupakan proporsi terbesar dalam kelompok gizi buruk. Pada kelompok gizi
pemberian gizi dan nutrisi yang baik, pemberian gizi dan nutrisi yang baik
Terjemahnya:
“Makanlah di antara rezeki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan
janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-Ku
menimpamu. Dan barang siapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka
sesungguhnya binasalah ia.”
9
(Makanlah di antara rezeki yang baik yang telah kami berikan kepada
kalian) yakni nikmat yang telah dilimpahkan kepada kalian (dan janganlah
artinya wajib kemurkaan-Ku menimpa kalian. Dan jika dibaca Yahulla artinya,
kemurkaan-Ku) lafal Yahlil dapat pula dibaca Yahlul (maka sungguh binasalah
Dalam aspek dunia medis dan sesuai dengan apa yang Allah swt telah
perintahkan kepada kita untuk makan makanan dari cara yang halal karena
kandungan zat-zat gizi seperti karbohidrat, lemak, protein, dsb yang terdapat di
dalam sebuah makanan berguna sebagai energi yang nantinya akan dapat
digunakan sebagai bahan untuk metabolisme di dalam tubuh kita, apabila kita
tidak mengikuti sesuai aturan yang Allah swt telah tetapkan contohnya, kita
memberikan makanan kepada keluarga kita dari sumber yang tidak jelas maka
perbuatan kita kelak Allah swt akan membalas perilaku kita di hari kemudian,
dan juga apabila kita tidak memberikan asupan nutrisi yang kuat kepada anak
kita maka anak tersebut kekurangan bahan untuk metabolisme di dalam tubuh
10
a. Meningkatkan cakupan deteksi dini malnutrisi melalui penimbangan bulanan
balita di posyandu.
B. Rumusan Masalah
Makassar?
C. Hipotesis
1. Hipotesis Ho
11
c. Tidak ada hubungan antara riwayat penyakit infeksi terhadap kejadian
Tahun 2020..
Tahun 2020.
e. Tidak ada hubungan antara riwayat berat badan lahir terhadap kejadian
Tahun 2020.
Tahun 2020.
2. Hipotesis Ha
12
c. Ada hubungan antara riwayat penyakit infeksi terhadap kejadian
Tahun 2020.
Tahun 2020.
Tahun 2020.
Tahun 2020.
13
pendidikan yang pernah subjek 2 :Tamat SMP
ibu ditempuh 3 : Tamat SMA
atau dijalani
oleh ibu dan
berijazah.
b.Pengetahu Sesuatu Menggunak Pengetahuan ibu Ordinal
an ibu yang an kuisioner tentang gizi balita :
tentang gizi diketahui yang 9-10 : Subjek mampu
balita ibu yang sebelumnya menjawab dengan
berkenaan pernah baik beberapa
dengan gizi diteliti oleh pertanyaan yang kita
balita. Sihombing ajukan
Natalia 0-5 : Subjek hanya
pada tahun mampu menjawab
2017 dan sebagian dari
kita menilai beberapa pertanyaan
berdasarkan yang kita ajukan
jawaban
subjek
2. Faktor Suatu Dinilai Status ekonomi Ordinal
sosial kondisi berdasarkan berdasarkan Upah
ekonomi yang jawaban Minimum Kota
berkaitan subjek Makassar tahun 2019 :
dengan 0 :< Rp. 2.941.270
tingkat 1 :> Rp. 2.941.270
pendapatan,
dan status
sosial di
dalam
14
masyarakat.
3. Berat badan Berat badan Dinilai Berat badan lahir : Ordinal
lahir yang di berdasarkan 0 :< 2.000 gr
timbang jawaban 1 :< 2.500 gr
dalam subjek 2 : 2.500 –
waktu 1 jam 3.500 gr
pertama
setelah
kelahiran.
4. Penyakit Riwayat Dinilai dari Riwayat penyakit
infeksi penyakit jawaban infeksi :
yang pernah subjek 0 : Tidak sedang
dialami oleh mengalami penyakit
balita yang infeksi atau tidak
disebabkan memiliki riwayat
oleh penyakit infeksi
mikroorgani 1 : Pernah mengalami
sme. penyakit infeksi
15
tanpa sebelumnya eksklusif
diberikan pernah 4 : Mendapatkan ASI
makanan diteliti oleh eksklusif ditambah
pendamping Sihombing dengan penggunaan
apapun Natalia susu formula
pada tahun 8 : Mendapatkan ASI
2017 dan eksklusif
kita menilai
berdasarkan
jawaban
subjek
Variabel dependen
7. Status gizi Keadaan Menggunak Status gizi Ordinal
gizi pada an grafik berdasarkan :
balita pertumbuha A. Berat badan
dengan n anak menurut umur
menggunak berdasarkan (BB/U) :
an indikator WHO- Gizi Lebih :> 2
antropometr NCHS SD
i (dalam Z- Gizi Baik :
berdasarkan score) -2 SD s/d 2 SD
standar Gizi Kurang :
WHO- <-2 SD s/d -3 SD
NCHS Gizi Buruk :<-3
(dalam Z- SD
score) yang B. Tinggi badan
terdiri dari menurut umur
beberapa (TB/U) :
metode Sangat Pendek :
16
seperti <-3,0 SD
berdasarkan Pendek :
berat badan -3,0 SD s/d <-2,0
menurut SD
umur Normal :
(BB/U), > -2,0 SD
panjang C. Berat badan
badan menurut tinggi
menurut badan (BB/TB) :
umur Gemuk :
(TB/U), dan > 2 SD
berat badan Normal :
menurut -2 SD s/d 2 SD
tinggi badan Kurus :
(BB/TB). < -3 SD s/d -2 SD
Sangat Kurus : <-3
SD
8. Gizi kurang Status gizi Menggunak Menggunakan Ordinal
pada balita berdasarkan an grafik interpretasi
indek berat pertumbuha berdasarkan standar
badan n anak baku WHO-NCHS
menurut berdasarkan berdasarkan BB/U,
tinggi badan WHO- dan BB/TB
(BB/TB), NCHS
dan Berat (dalam Z-
badan score)
menurut
umur
(BB/U)
17
dengan
interpretasi
nilai Z-
score < -3
standar
deviasi atau
dengan
tanda-tanda
klinis.
9 Gizi buruk Status gizi Menggunak Menggunakan Ordinal
pada balita berdasarkan an grafik interpretasi
indek berat pertumbuha berdasarkan standar
badan n anak baku WHO-NCHS
menurut berdasarkan berdasarkan BB/U,
tinggi badan WHO- dan BB/TB
(BB/TB) NCHS
dengan Z- (dalam Z-
score < -3 score)
standar
deviasi atau
dengan
tanda-tanda
klinis.
2. Ruang Lingkup Penelitian
Menganalisis faktor-faktor risiko apa saja yang berperan dalam kejadian
online instrumen, dan rekam data medis responden secara online puskesmas
setempat.
18
E. Kajian Pustaka
Tabel. 1.2 Kajian Pustaka
1. Faktor Risiko Kejadian Gizi Kurang Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di
Kelurahan Taipa Kota Palu
Nama Peneliti (Tahun) Lilis Fauziah, Nurdin Rahman, &
Hermiyanti (2017)
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui faktor risiko kejadian gizi
kurang pada balita usia 24-59 bulan di
Kelurahan Taipa Kota Palu.
Variabel Penelitian Analisis bivariat, variabel: konsumsi energy,
konsumsi protein, penyakit infeksi dan pola
asuh makan
Metodologi Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah
case control study (kasus-kontrol).
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa balita
yang konsumsi energinya memiliki risiko
tinggi berisiko 8,413 kali menderita gizi
kurang dibandingkan dengan balita yang
konsumsi energinya memiliki risiko rendah
(CI: 3,036-23,014), balita yang konsumsi
proteinnya memiliki risiko tinggi berisiko
6,091 kali menderita gizi kurang
dibandingkan dengan balita yang konsumsi
proteinnya memiliki risiko rendah (CI:
2,306-16,094) dan balita dengan pola asuh
makan yang memiliki risiko tinggi berisiko
3,200 kali menderita gizi kurang
dibandingkan balita dengan pola asuh
makan yang berisiko rendah (CI: 1,293-
7,922), sedangkan balita yang pernah
19
menderita penyakit infeksi berisiko 2,250
kali menderita gizi kurang dibandingkan
balita yang tidak pernah mengalami
penyakit infeksi dan tidak bermakna
signifikan (CI: 0,810-6,252).
2. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Gizi Kurang
Pada Balita Usia 12-59 Bulan Di Desa Srimartani
Nama Peneliti (Tahun) Ima Rahmawati (2019)
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja
yang berhubungan dengan kejadian gizi
kurang pada balita usia 12-59 bulan di Desa
Srimartani
Variabel Penelitian Menggunakan analisis univariat dan bivariat
dengan menggunakan analisis Chi-Square
dan Spearman Rank.
Metodologi Penelitian Penelitian kuantitatif dengan pendekatan
cross sectional.
Hasil Penelitian Hasil penelitian diperoleh 16,67 % balita
dengan gizi buruk dan 83,33 % balita
dengan gizi kurang. uji statistik yang
dilakukan menggunakan chi square dan
spearman rank menunjukkan ada hubungan
antara penghasilan keluarga dengan nilai p
value 0,027, pendidikan ibu (pengasuh) p
value 0,013, pengetahuan ibu (pengasuh) p
value 0,000, pola asuh pemberian asupan
makanan p value 0,010, riwayat BBLR p
value 0,010, riwayat ASI Eksklusif p value
0,001, riwayat Penyakit Infeksi p value
0,000.
20
3. Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Pada Anak
Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Bontomarannu
Nama Peneliti (Tahun) Muh Dhinul Almushawwir (2016)
Tujuan Penelitian Untuk Mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan status gizi anak balita
di wilayah kerja Puskesmas Bontomarannu
Variabel Penelitian Variabel independen : umur ibu, pekerjaan
ibu , pengetahuan gizi ibu, jumlah anak,
pendapatan keluarga, jumlah anggota
keluarga, pendidikan terakhir ibu.
Metodologi Penelitian Penelitian kuantitatif dengan desain cross
sectional study atau dengan penelitian
pengambilan data satu waktu.
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis bivariat
didapatkan umur ibu (p= 0,038), pekerjaan
ibu (p=0,405), pengetahuan gizi ibu
(p=0,600), jumlah anak (p= 0,433),
pendapatan keluarga (p= 0,600), jumlah
anggota keluarga (p= 0,178) dan pendidikan
ibu (p= 0,190). Sementara dari analisis
multivariat didapatkan umur ibu (p=0,51),
jumlah anggota keluarga (p=0,955) dan
pendidikan ibu (p=0, 077). Analisis bivariat
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara umur ibu dengan
status gizi pada balita. Berdasarkan hasil
analisis multivariat faktor pendidikan ibu
merupakan faktor yang paling berhubungan
dengan status gizi anak balita.karena
21
didapatkan nilai p adalah <0,25.
F. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2020.
2020.
2020.
22
g. Mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap kejadian
2020.
G. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
2. Bagi peneliti
Kota Makassar.
3. Bagi Institusi
23
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Balita
Balita adalah anak usia kurang dari lima tahun sehingga bayi usia
dibawah satu tahun juga termasuk golongan ini. Balita usia 1-5 tahun dapat
dibedakan menjadi dua yaitu anak usia lebih dari satu tahun sampai tiga
tahun yang dikenal dengan batita dan anak usia lebih dari tiga tahun sampai
lima tahun yang dikenal dengan usia prasekolah (Proverawati dan wati,
2011).
24
Bawah lima tahun (Balita) didefinisikan sebagai anak di bawah lima
tahun dan merupakan periode usia setelah bayi dengan rentang 0-5 tahun
(Gibney, 2009). Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas
satu tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima
tahun (Muaris, 2006). Menurut Sutomo dan Anggraeni (2010), balita adalah
istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-
5tahun).
pesat. Kesehatan seorang balita sangat dipengaruhi oleh gizi yang terserap
oleh otak tidak terpenuhi, otak akan mengalami pengaruh sehingga tidak
1. Pengertian Gizi
Zat gizi (nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk
25
zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk dan kurang (Almatsier,
2005).
Gizi buruk dapat diartikan sebagai kurangnya asupan energi dan protein
2013):
Marasmus
paling sering ditemukan pada balita. Ini merupakan hasil akhir dari
26
terlihat wajah seperti orang tua, terlihat tulang belakang menonjol
Kwashiorkor
Marasmus-Kwashiorkor
dengan Berat Badan (BB) menurut umur (U) < 60% baku median
2013).
27
Status gizi merupakan gambaran kesehatan sebagai refleksi
dengan klasifikasi gizi kurang, gizi buruk, gizi baik, gizi lebih. Berdasarkan
konsumsi makanan dan statistik vital (Supariasa, Bakhri & Fajar, 2012).
Definisi dari PSG adalah interpretasi dari data yang didapatkan dengan
individu yang berisiko atau dengan status gizi buruk. Metode dalam PSG
yang terdiri dari penilaian dengan melihat tanda klinis, tes laboratorium,
28
penilaian dengan melihat statistik kesehatan yang biasa disebut PSG
melalui survei yang akan menghasilkan data kuantitatif (jumlah dan jenis
Penentuan status gizi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu secara
biokimia, dietetika, klinik, dan antropometri (cara yang paling umum dan
antropometri yang dapat digunakan adalah berat badan per umur (BB/U),
Tinggi Badan per Umur (TB/U), Berat Badan per Tinggi Badan
disebabkan oleh asupan dengan kurang dalam kuantitas tetapi kualitas yang
2011)
29
dan kronis. Indikator yang digunakan meliputi BB/TB untuk
berat badan yang dibandingkan dengan umur anak. Salah satu standar
30
Indikator Status Gizi Keterangan
2. Gizi baik
Malnutrition)
kwashiorkor)
hereditas dan zat gizi yang diperoleh dari makanan sehari-hari. Gizi
31
Salah satu standar antopometri yang biasa digunakan untuk
status gizi anak yaitu status gizi yang didasarkan pada indeks berat
dan severely wasted (Sangat Kurus) serta anak yang memiliki risiko
disebabkan oleh penyakit dan kekurangan asupan gizi yang baru saja
2016).
32
Penilaian status gizi secara langsung terdiri dari:
1. Antropometri
2. Klinis
33
tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan
3. Biokimia
urin, tinja, dan beberapa jaringan tubuh seperti otot dan hati.
4. Biofisik
34
1. Survei konsumsi makanan Survei konsumsi makanan adalah
melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Data yang
tinggi badan per umur (TB/U), berat badan per tinggi badan
35
dengan menggunakan food recall 24 jam yang diberikan pada
dengan beberapa faktor risiko diantaranya faktor internal yang meliputi jenis
1. Faktor internal
a. Umur
b. Jenis kelamin
36
c. Berat Badan lahir
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang ketika dilahirkan
mempunyai berat badan kurang dari 2500 gram. Berat lahir yang rendah
intrauteri. Bayi prematur mempunyai organ dan alat tubuh yang belum
2. Faktor eksternal
a. Keluarga
1) Asupan Makanan
kebutuhan zat gizinya karena jika tidak memenuhi maka tubuh akan
37
persediaan makanan yang ada. Kemampuan tubuh untuk
untuk anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, dan atau bayi
38
37-47 15 100 1500 28
48-72 18 110 1750 32
2) ASI Eksklusif
6 bulan. Bayi yang diberi susu selain ASI mempunyai resiko 17 kali
(Soebandi, 2013).
(IgA) yang berfungsi melapisi saluran cerna agar kuman tidak dapat
39
b. Lingkungan
1) Pendidikan Ibu
2) Sosial- Ekonomi
mendorong gizi kurang dan gizi buruk pada anak-anak. Ayah yang
3) Pelayanan Kesehatan
40
(Lestrina, 2009). Salah satu contoh adalah pentingnya memberikan
(IDAI,2015).
4) Penyakit Infeksi
5) Kelengkapan Imunisasi
antibody, sehingga tubuh bayi atau anak telah siap (telah kebal) bila
41
E. Kerangka Teori
Kebutuhan Energi
Tidak Terpenuhi
42
Gambar 2.1 Kerangka Teori
F. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitan dirumuskan berdasarkan rumusan masalah yang
ada dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secara jelas mengenai jalannya
penelitian dan untuk mengarahkan peneliti dalam mencari data yang dibutuhkan.
Sosial Ekonomi 43
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
ASI eksklusif, dan riwayat berat badan lahir, sehingga dapat ditentukan
44
variabel apa yang paling berpengaruh terhadap kejadian malnutrisi pada anak
2. Lokasi Penelitian
B. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak balita yang mengalami
C. Sampel
dan telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Sampel kasus dalam penelitian
ini adalah anak balita yang mengalami malnutrisi di Puskesmas Mangasa Kota
Makassar Sedangkan sampel kontrol dalam penelitian ini adalah anak balita
a. Kriteria Inklusi
1. Balita yang bersedia ikut dalam penelitian (informed consent melalui orang
tua/wali)
b. Kriteria Eksklusi
45
2. Anak balita yang mengalami kelainan congenital
Lemeshow:
2
Zα √ 2 PQ + Zβ √ PIQ1+ P 2Q 2
n1 =n2 ( P 1−P 2 )
Keterangan:
1. Data Primer. Menggunakan data variabel independen seperti faktor orang tua,
status sosial ekonomi, riwayat berat badan lahir, riwayat konsumsi makanan,
penyakit infeksi, serta faktor higenitas dan sanitasi lingkungan yang diperoleh
kurang dan gizi buruk pada anak balita di Puskesmas Mangasa Kota
Makassar.
E. Instrumen Penelitian
1. Data rekam medik responden secara online untuk mengetahui faktor risiko
46
2. Kuisioner yang diisi berdasarkan hasil instrument online responden
aplikasi SPSS For Windows dan kemudian disajikan dalam bentuk table
G. Alur Penelitian
Hal-hal yang berhubungan dengan etika penelitian dalam penelitian ini adalah:
1. Membuat surat pengantar yang ditujukan kepada pihak atau instansi terkait
tidak ada pihak yang merasa dirugikan atas penelitian yang sedang dilakukan.
pengumpulan data.
kepada semua pihak yang terkait sesuai dengan manfaat penelitian yang telah
disebutkan sebelumnya.
48
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen Gizi. Kesehatan Dalam Kerangka SDGS. Jakarta: Kemenkes RI. 2015
49
Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat. Gizi dan Kesehatan Masyarakat FKM UI.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2010
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. Laporan kasus angka kejadian gizi
kurang dan gizi buruk pada anak balita di Kota Makassar. Makassar, 2014.
Ellya Sibagariang, Eva, dkk. Gizi Reproduksi Wanita. Trans Info Media, Jakarta.
2010.
Gibney, J., Michael, Barnie, M., Margarets, John, M.K. & Lenore, A. Gizi
Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC. 2009.
Irawati. Hubungan Perkembangan Motorik Kasar dan Status Gizi anak di Paud Al-
Wildan. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 14 Nomor 3. 2019
Istutiningrum, Desy. Hubungan Gizi dengan Kualitas Hidup pada Pasien Penyakit
Degeneratif Pasca Rawat Inap Rumah Sakit. Yogyakarta: Universitas
Gadjah Mada. 2015.
Keshavarzi, Sareh, Sayed Mehdi Ahmadi, dan Kamran B. Lankarani. The Impact of
Depression and Malnutrition on Health Related Quality of Life Among the
Elderly Iranians “Global Journal of Health ScienceVol.7 No 3”. 2015.
diunduh pada tanggal 2 Agustus 2016 dari www.ccsenet.org/gjhs
50
Kliegman RM, Jenson HB. In: Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esensial Edisi Keenam.
2013.
Listyowati, Lida D. Determinan kejadian anak balita gizi buruk dan gizi kurang usia
6-24 bulan pada keluarga non miskin. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Jember. 2010.
Muaris. H. Sarapan Sehat Untuk Anak Balita. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
2006
Oetomo D. Gizi Buruk Balita di Surakarta Dikaji dari Tingkat Pendidikan Ibu dan
Pola Konsumsi Makan Balita. Surakarta: Universitas Negeri Sebelas. 2018.
Oxford University Press. Oxford medical dictionary. 2010. Diunduh pada tanggal 10
November 2016 dari http://www.oxfordreference.com/view
Proverawati,A, Wati,EK. Ilmu Gizi untuk Keperawatan & Gizi Kesehatan, Penerbit
Muha Medika, Yogyakarta. 2011.
Proverawati, Atikah dan Kusuma Wati Erna. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan dan Gizi.
2010.
Saputra M. Hubungan Antara Riwayat BBLR dengan Status gizi pada Anak Balita di
Kelurahan Pringgokusuman Kecamatan Gedongtengen Kota Yogyakarta.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2012.
51
Susanti E. Hubungan Berat Badan Lahir dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Basuki Rahmad Kota Bengkulu [karya tulis ilmiah].
Bengkulu:Universitas Bengkulu ;2011
52
KUESIONER PENELITIAN
KUISIONER PENELITIAN ANALISIS FAKTOR RISIKO MALNUTRISI
PADA ANAK BALITA DI PUSKESMAS MANGASA
KOTA MAKASSAR TAHUN 2020
A. Identitas Responden
1. Nama :
a. Ayah
b. Ibu
c. Wali
3. Umur :
4. Pekerjaan :
a. PNS
53
b. Buruh Harian
c. IRT
d. Lainnya
a. Tamat SD
b. Tamat SMP
c. Tamat SMA
d. Lainnya
B. Identitas Balita
1. Nama :
2. Tanggal Lahir :
4. Umur :
5. Jenis Kelamin :
a. Laki-laki
b. Perempuan
6. Tempat Bersalin :
a. Rumah Sakit
b. Puskesmas
54
c. Rumah
d. Lainnya
7. Penolong Persalinan :
a. Dokter
b. Bidan
c. Dukun
8. Metode persalinan :
a. Normal
b. SC
1. Apakah ibu memberikan ASI kepada bayi setelah bayi baru lahir
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
c. Lainnya
a. Ya
b. Tidak
c. Lainnya
55
4. Apakah anak balita ibu diberikan ASI eksklusif (ASI saja makanan
a. Ya
b. Tidak
1. Apakah dalam satu bulan terakhir anak anda mengalami BAB encer,
dengan lebih dari 3 kali per hari/demam dalam satu bulan terakhir
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah anak ibu pernah mengalami gejala seperti batuk dan pilek,
a. Ya
b. Tidak
a. Ya (0-6 bulan)
b. Ya (0-12 bulan)
c. Ya (0-24 bulan)
d. Tidak
e. Lainnya
56
a. Benar
b. Salah
3. Apakah ibu mengetahui cara menilai bayi dan balita yang cukup gizinya
balita
a. Benar
b. Salah
c. Tidak Tahu
57