Anda di halaman 1dari 17

ENDOMETRITIS

Pendahuluan
 Endometritis adalah
merupakan inflamasi
atau peradangan pada
endometrium dan
desidua.
Anatomi
Uterus Dewasa
Bentuk : Menyerupai buah advokat/peer
(anteversifleksio)
Ukuran : Panjang + 7-7,5 cm, Lebar + 5,25
Korpus Uteri : (2/3 bag.Atas)
Serviks Uteri : (1/3 Bag.Bawah)
Lapisan Dinding : - Perimetrium (Serosa)
- Miometrium
- Endometrium
Endometritis

Obstetri Non Obstetri

Infeksi Postpartum/ Pada tumor/keganasan


Masa nifas dan abortus (sel Insitial tumor),
Infeksi tuberkolosa
Insiden

 Amerika
 Populasi Persalinan Normal : 1-3 %
 Populasi dengan Seksio : 13-90 %
 Populasi non Obstetri : 4-12 %
Indonesia :
Berdasarkan angka kematian ibu melahirkan tercatat infeksi
merupakan penyebab kematian paska melahirkan di
indonesia adalah 11 % dari total angka kematian ibu tahun
2000 (Depkes RI)
Etiologi

 Cavum uteri merupakan daerah steril


 Pada keadaan tertentu dapat masuknya mikroorganisme :
- Dari vagina secara Asenden :
 Koitus
 Proses melahirkan Partus lama bekas insersi
Pemeriksaan Dalam VT berulang
- Tindakan Ginekologi Invasif
 Hematogen  Gonore atau Tubercolosis
 Adanya imun defesiensi
Etiologi

Cara Masuk/penyebaran kuman kedalam cavum


uteri
a. Eksogen
b. Endogen
c. Autogen/Hematogen
 Endometritis Akut :
(Kebanyakan disebabkan kuman dgn virulensi rendah )
 Infeksi akibat Partus/Abortus
 Infeksi Gonore
 Awal pada pemasangan IUD
 Endometritis Kronik :
 Infeksi Tuberkolosis
 Korpus alineum di cavum uteri
 Tumor ganas uterus
 Polip uterus dengan infeksi
Etiologi

Mikroorganisme yang sering menyebabkan :


 Streptococcus haemolyticus aerobicus. Streptokokkus ini merupakan
penyebab infeksi yang berat, khususnya golongan A
 Staphylococcus aureus. Kuman ini biasanya menyebabkan infeksi terbatas
 Escherichia coli. Kuman ini umumnya berasal dari kandung kencing atau
rektum dan dapat menyebabkan infeksi terbatas pada perineum, vulva,
dan endometrium
 Clostridium Welchii. Infeksi dengan kuman ini, yang bersifat anerobik
jarang ditemukan, akan tetapi sangat berbahaya. Infeksi lebih sering
terjadi pada abortus kriminalis
Diagnosis

Anamnesis :
1. Demam
2. Perdarahan Pervaginam
3. Keputihan
4. Lokhia/Sekret yang berbau(postpartum)
5. Nyeri perut bagian bawah
6. Terkadang disertai adanya dispareunia
7. Riwayat konsepsi berulang tetapi tidak hamil
 Pemeriksaan Fisik
 Nyeri tekan Perut bagian Bawah
Palpasi Perektal (RT)  dinding uterus terasa kaku
(tergantung derajat infeksi)
USG : Adanya penebalan dinding rahim
VAGINOSKOP : Sekret yang banyak dan Serviks agak
membuka serta terlihat kemerahan
BIOPSI ENDOMETRIUM : Tampak gambaran sel-sel radang
dari hasil biopsi.
KULTUR  Pemilihan antibiotik
Penatalaksanaan

 Edukasi tentang hygine


 Pemberian Antibiotik Spektrum Luas
 Simtomatik Pemberian Obat anti nyeri
 Pada abortus lakukan kureatase
 Pada pasien dengan rencana tindakan invasif sebaiknya
diberikan antibiotik profilaksis
Diagnosis banding

 Torsi Kista
 Appendisitis
 Kehamilan ektopik terganggu
 Endometriosis
Komplikasi

 Metritis Radang Miometrium


 Piometra  Pengumpulan pus/Nanah dalam cavum uteri
 Infertil  Perlengketan tuba
 Septikemia dan piema  infeksi berat
Prognosis
Pencegahan terjadinya infeksi merupakan cara terbaik yang diawali dengan
higiene dan cara hidup sehat, pencegahan infeksi pada pertolongan
persalinan serta perawatan paska persalinan yang baik dapat mengurangi
resiko infeksi jalan lahir. Dalam pemeriksaan dalam vagina sekiranya
dihindari jika tampa indikasi yang jelas. Pemberian antibiotik yang
adekuat memberikan prognosis dan kesembuhan yang cepat tentunya
dengan diagnosis yang lebih dini memberikan resiko pemindahan infeksi
dari sumber infeksi dapat dikurangi
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai