Anda di halaman 1dari 79

LAPORAN TUGAS AKHIR

GAMBARAN KEBIASAAN KONSUMSI FAST FOOD DAN


AKTIVITAS FISIK DENGAN OBESITAS REMAJA
DI SMP NEGERI 10 PALEMBANG
TAHUN 2018

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


Pendidikan Diploma III Kesehatan Bidang Gizi

Oleh :
RIAWANI PRANATA
Nomor Induk Mahasiswa : PO. 71. 31. 0. 15. 069

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PROGRAM STUDI DIPLOMA III GIZI
2018
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal LaporanTugasAkhir berjudul “Gambaran Kebiasaan


Konsumsi Fast Food dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Obesitas
Remaja Di SMP Negeri 10 Palembang Tahun 2018”, ini telah
memperoleh persetujuan.

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Eddy Susanto,SKM,M.Kes Imelda Telisa, S. Gz, MP


NIP : 1975012720001220001 NIP:197711102001122002
ABSTRAK
KEMENTERIAN KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAAN PALEMBANG
PROGRAM STUDI DIII GIZI
LAPORAN TUGAS AKHIR, JULI 2018

RIAWANI PRANATA

GAMBARAN KEBIASAAN KONSUMSI FAST FOOD DAN AKTIVITAS


FISIK DENGAN KEJADIAN OBESITAS REMAJA DI SMP NEGERI 10
PALEMBANG
(xiv, 45 Halaman, 10 Tabel, 9 Lampiran)
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari
penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Prevalensi obesitas umur 13-
15 tahun, berdasarkan Riskesdas 2010 yaitu 1,4% dan mengalami
kenaikan pada tahun 2013 menjadi 2,5%. Obesitas terjadi karena
ketidakseimbanganenergi, asupanjauhmelampauienergi
dalamjangkawaktutertentu terutama mengkonsumsi makanana fast food
(makanan cepat saji) dapat membuat obesitas dankurang melakukan
aktivitas fisik cenderung mengalami obesitas karena kurangnya aktivitas
menyebabkan menumpuknya lemak tubuh dengan berlebihan.
Jenis penelitian bersifat desriptif menggunaan desain penelitian
cross-sectional. Sampel penelitian berjumlah 49 orang remaja obesitas
kelas VII dan VIII di SMPN 10 Palembang diambil menggunakan tenik
sistematik random sampling. Pengumpulan data kebiasaan konsumsi fast
food menggunakan FFQ dan aktifitas fisik diperoleh dengan cara
wawancara. Data dianalisis menggunakan univariat dan bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang berstatus
obesitas (83,7%), responden obesitas melakukan akifitas fisik ringan
(34,7%) dan kebiasaan konsumsi fast food sering(89,8%).
Daftar pustaka : 25 (1997-2013)
Kata kunci : Obesitas, Fast Food, Aktifitas Fisik
ABSTRACT

HEALTH MINISTRY
HEALTH POLITECHNIQUE OF PALEMBANG
DIII NUTRITION PROGRAM STUDY
FINAL REPORT, JULY 18th 2018

RIAWANI PRANATA

DESCRIPTION OF CONSUMPTION FAST FOOD HABIT AND


PHYSICAL ACTIVITY WITH TEENAGE OBESITY OCCURENCE IN SMP
NEGERI 10 PALEMBANG

(xiv, 45 Pages, 10 Tables, 9 Attachments)

Obesity is an overweight condition as a result of excessive body fat


accumulation. According to Riskesdas 2010, obesity prevalention of
teenage 13-15 years oldis 1,4% and increase to be 2,5% on 2013. Obesity
occurs due to imbalance energy, excess energy intake in a certain
periode, especially from consuming fast food and less of physical activity
occurs excessive body fat accumulation.
The type of this study is descriptive with cross-sectional design.
Population of this study is students Junior High School VII and VIII grade
amount 791 people. Sample of this study amount 49 teenage obesity VII
and VIII gradein SMPN 10 Palembang selected using sistematic random
sampling technique. Consumption fast food habit data obtained from
interview using FFQ and physical activity data obtained from interview.
Analyzed data using univariat and bivariat method.
The result of this study shows subjects with obesity status (83,7%),
subjects who do venial physical activity (34,7%), and consuming fast food
habit (89,8%),

References : 25 (1997-2013)
Keywords : Obesity, Fast Food, Physical Activity
MOTTO
“Selalu ada harapan bagi mereka yang sering berdoa. Selalu
ada jalan bagi mereka yang sering berusaha”
“Success Needs A Process”

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, Alhamdulillahi rabbil’alamiin.

Sembah sujud serta syukur kepada allah SWT. Taburan cinta dan
kasih sayangmu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu
serta memperkenaliku dengan cinta. Atas karuni serta kemudahan yang
engkau berikan akhirnya laporan tugas akhir yang sederhana ini dapat
diselesaikan. Kupersembahkan ini kepada orang yang sangat kukasihi
dan kusayangi.

 Orangtua ku, Ayah & Mamak (Riswan & Juaria)


 Adikku (Rio Pranata & Ade Pranata)
 Pembimbing Utama dan Pendamping LTA (Eddy Susanto
SKM,M. Kes & Imelda Telisa, S, Gz, MP)
 Penguji 1 & 2(Hana Yuniarti SKM,M. Kes & Terati, SKM,
M.Si)
 Dosen-dosen dan staf Jurusan Gizi Poltekkes Palembang
 Pegawai & staf di SMP Negeri 10 Palembang
 Geng Squad Tenaga (Ika, Dewi, Desi, Hana, echak, metak)
 Geng Wings perjuangan PKL Desa Suka Jaya(rina, junita,
melati, anggun dan ayu)
 Teman-Teman seperjuangan PKL RS Serang (herli, 2 R,
Hesty,)
 Teman-teman seperjuangan LTA (sari, elmira, ayu,yuni dan
jesika
 Geng kawan SMA (putri, indri, endang, septi, tiha, risa,
agung)
 Ayuk ningsih & adek nopi riyani
 Teman-teman seperjuangan angkatan 2015.
 Almamaterku
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT disertai sholawat dan


salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, karena atas
rahmat karunia-Nya lah Penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas
Akhir yang berjudul Gambaran kebiasaan konsumsi Fast Food dan
Aktivitas Fisik Dengan kejadian Obesitas Remaja di SMP Negeri
Palembang Tahun 2018. Penulisan Laporan Tugas Akhir ini disusun
sebagai salah satu syarat menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III
(tiga) bidang Gizi di Politeknik Kesehatan Palembang.
Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini Penulis menyadari bahwa
tanpa adanya bimbingan, bantuan, dorongan, serta petunjuk dari semua
pihak tidak mungkin ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu pada
kesempatan ini Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan
yang setulus-tulusnya kepada :
1. Ibu Drg. Hj. Nur Adibah Hanum, M.Kes selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Palembang.
2. Ibu Hana Yuniarti, SKM, M.Kes selaku Ketua Program Studi D-III Gizi
Palembang dan selaku penguji 1.
3. Bapak Eddy Susanto, SKM, M.Kes selaku Pembimbing Utama.
4. Ibu Imelda Telisa, S.Gz,MP selaku Pembimbing Pendamping.
5. Ibu Terati, SKM, M. Si selaku penguji 2
6. Segenap dosen dan staf pengajar di Jurusan Gizi Palembang, atas
dukungan dan bekal ilmu yang telah diberikan.
7. Terutama kedua orang tua saya yang tidak henti-hentinya
mencurahkan kasih sayangnya serta selalu memberikan dukungan
dan semangat baik moril maupun spiritual dalam menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir ini.
8. Semua pihak yang ikut berperan dalam penyusunan Proposal
Laporan Tugas Akhir ini yang tidak dapat Penulis sebutkan satu
persatu.
9. Teman-teman seperjuangan Gizi 15 yang telah memberi semangat
serta dukungannya dari awal hingga akhir perjuangan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Tugas Akhir


ini masih jauh dari kesempurnaan dan kekurangan, untuk itu Penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun guna
kesempurnaan yang lebih baik.
Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua dan apa yang kita lakukan mendapat Ridho Allah SWT.
Aamiin.

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN
HALAMAN JUDUL ................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..........................................................................iii
PANITIA SIDANG LTA .........................................................................................iv
PANITIA SIDANG UAP .........................................................................................v
ABSTRAK ................................................................................................................vi
ABSTRACT ..............................................................................................................vii
KATA PENGANTAR ..............................................................................................viii
DAFTAR ISI .............................................................................................................x
DAFTAR TABEL ....................................................................................................xiii
DAFTAR BAGAN ....................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................4
1. Tujuan Umum ........................................................................................................4
2. Tujuan Khusus .......................................................................................................4
D. Manfaat Penelitian ..............................................................................................5
1. Bagi Institusi Pendidikan .......................................................................................5
2. Bagi Dinas Kesehataan Kota Palembang ...............................................................5
3. Bagi Peneliti ...........................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Remaja...................................................................................................................6
1. Pengertian...............................................................................................................6
2. Status Gizi Remaja .................................................................................................7
B. Obesitas .................................................................................................................8
1. Pengertian...............................................................................................................8
2. Gejala Obesitas.................................................................................................9
3. Dampak Obesitas .............................................................................................10
4. Obesitas Masa Remaja .....................................................................................11
C. Fast Food ...............................................................................................................11
1. Pengertian...............................................................................................................11
2. Dampak Negatif Makanan Fast Food ....................................................................13
3. Hubungan Konsumsi Fast Food Dengan Obesitas ............................................15
4. Jenis Fast Food .................................................................................................16
D. Aktivitas Fisik .......................................................................................................17
1.Pengertian ...............................................................................................................17
2. Klasifikasi Aktivitas Fisik ......................................................................................18
3. Pengukuran Aktivitas Fisik ....................................................................................19
4. Gambaran Jumlah Uang Saku ................................................................................20
5. Manfaat Aktivitas Fisik ..........................................................................................21
6. Hubungan Aktivitas Fisik dengan obesitas pada remaja........................................22
7. Faktor-Faktor Yang Hubungan Dengan Kejadian Obesitas..................................23
E. Kerangka Teori ......................................................................................................26
F. Kerangka Konsep ...................................................................................................27
G. Variabel Penelitian ................................................................................................28
H. Defenisi Operasional .............................................................................................28
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................................30
B. Jenis dan Rancangan Penelitian............................................................................30
C. Populasi dan Sampel ...........................................................................................30
1. Populasi ..................................................................................................................30
2. Sampel ....................................................................................................................30
3. Besar Sampel ..........................................................................................................31
4. Teknik Pengambilan Sampel.................................................................................32
D. Jenis dan Alat Pengumpulan Data ........................................................................32
1. Jenis Data ...............................................................................................................32
a.Data Primer.........................................................................................................32
b. Data Sekunder ...................................................................................................32
2. Cara Pengumpulan data.........................................................................................32
3. Alat Pengumpulan Data ........................................................................................33
E. Instrumen Penelitian ..............................................................................................33
H. Pengolahan dan Analisa Data...............................................................................34
1. Pengolahan Data.....................................................................................................34
2. Analisa Data ...........................................................................................................35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMP Negeri 10 Palembang .....................................................36
1. Profil Sekolah ....................................................................................................36
2. Visi dan Misi .....................................................................................................37
3. Jenis Kegiataan Ekstrakulikuler SMP Negeri 10 Palembang ...........................38
B. Gambaraan Umum Responden .............................................................................38
1. Jenis Kelamin Responden ...................................................................................38
2. Usia Responden ...................................................................................................39
C. Hasil dan Pembahasan ...........................................................................................39
1. Analisa Univariat .............................................................................................39
a. Status Gizi ...................................................................................................39
b. Aktifitas Fisik ..............................................................................................40
c. Fast Food .....................................................................................................41
2. Analisa Bivariat ................................................................................................42
a. Kebiasaan Konsumsi Fast Food Dengan Kejadian Obesitas .............................42
b. Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Obesitas ........................................................43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ...........................................................................................................45
B. Saran .....................................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................46
LAMPIRAN ..............................................................................................................49
DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN
1. Kategori dan ambang batas status gizi berdasarkan indeks IMT/U .......................9
2. Daftar Kandungan Kalori Fast Food .....................................................................15
3. Hasil Ukur Aktivitas Fisik Dengan Ipac ................................................................20
4. Distribusi frekuensi responden menurut jenis kelamin ..........................................38
5. Distribusi frekuensi responden menurut usia .........................................................39
6. Distribusi frekuensi responden menurut status gizi ...............................................39
7. Distribusi frekuensi responden menurut aktivitas fisik..........................................40
8. Distribusi frekuensi responden menurut fast food ................................................41
9. Kebiasaan Konsumsi Fast Food menurut Kejadian Obesitas ...............................42
10. Aktivitas Fisik menurut Kejadian Obesitas........................................................43
DAFTAR GAMBARAN
HALAMAN
Gambar 1 Kerangka Teori .........................................................................................26
Gambar 2 Kerangka Konsep ......................................................................................27
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obesitas menjadi sesuatu yang harus diwaspadai karena obesitas
yang berkelanjutan akan membawa berbagai penyakit. Pada dasarnya
obesitas pada remaja mungkin hanya akan membawa dampak social-
psikologi. Remaja yang mengalami obesitas akan menarik diri dari
pergaulan, kurang leluasa dalam melaksanakan kegiatan fisik
disekolah, dan akan semakin tenggelam dalam kebiasaan makan
dengan porsi besar. Namun, apabila obesitas pada remaja ini tidak
diatasi, mereka berpeluang besar untuk menjadi orang dewasa dengan
problem obesitas. Remaja yang penderita obesitas akan rentan
terhadap berbagai penyakit degenerative yang membahayakan
kesehataan dan nyawanya seperti penyakit jantung koroner, stroke dan
hipertensi ( Wahyuni Sri, 2013)

Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013 menyatakan prevalensi obesitas


pada remaja umur 13-15 tahun di Indonesia sebesar 10.8%, terdiri dari
8,3% gemuk dan 2,5% sangat gemuk atau obesitas, sedangkan
pravelensi gemuk pada remaja umur 13-15 tahun di Sumatera Selatan
sebesar 12% terdiri dari gemuk sebesar 8,9% dan sangat gemuk
sebesar 3,1% ( Kemenkes RI, 2013)

Para peneliti mengungkapkan hasil penelitian mereka bahwa fast


food, sampai sekarang dikonsumsi tidak bisa diperhitungkan sebagai
bagian gaya hidup yang sehat. Ukuran porsi besar dan berat jenis kalori
yang tinggi dari kebanyakan fast food merupakan penyebab utama dari
obesitas (Awan, 2008)

Terjadinya peningkatan kejadian obesitas di negara maju maupun


negara-negara berkembang terutama pada golongan masyarakat
tertentu memberi kesan bahwa faktor lingkungan atau pola makan
dengan kalori berlebih disamping kurangnya aktivitas merupakan
faktor yang dominan untuk terjadinya obesitas. Hal ini disebabkan
karena lingkungan seorang remaja seperti di rumah, di sekolah, di
masyarakat atau lingkungan sosial sekitarnya akan mempengaruhi
perilaku makan dan aktivitas fisiknya secara afektif maupun kognitif
sehingga menjadi perilaku yang menetap (Subardja, 2004).

Kelompok umur remaja menunjukan fase pertumbuhan yang pesat,


yang di sebut ”adolescence growth spurth” sehingga memerlukan zat-
zat gizi yang relatif besar jumlahnya. Pada masa ini pertumbuhan fisik
berlangsung cepat menjadi ukuran dewasa dan perlu adaptasi dengan
perkembangan psikologis (Adiningsih, 2002)

Rossner (1998) menyebutkan bahwa obesitas menjadi masalah di


seluruh dunia karena prevalensinya yang meningkat pada orang
dewasa maupun remaja baik di negara maju maupun di negara
berkembang. Peningkatan obesitas terjadi karena perubahan pola
hidup, pola makan dan gaya hidup. Pola makan pada masa praremaja
harus diwaspadai untuk meredam kasus obesitas dikalangan remaja,
karena pada saat ini terjadi perubahan banyak ragam gaya hidup,
perilaku, juga pola makan dan sebagainya.

Obesitas merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapatkan


perhatian serius karena merupakan peringkat kelima penyebab
kematian di dunia. Tidak kurang dari 2,8 juta orang dewasa meninggal
setiap tahunnya yang disebabkan oleh obesitas. Prevalensi obesitas
meningkat secara tajam diantaranya lebih dari 200 juta laki-laki dan 300
juta perempuan mengalami obesitas (WHO, 2012).

Obesitas pada remaja akan berisiko terjadinya obesitas pada saat


dewasa dan berpotensi mengakibatkan gangguan metabolisme glukosa
dan penyakit degeneratif sepeti penyakit jantung, penyumbatan
pembuluh darah dan lain-lain (Sartika, 2011)

6
Pencegahan obesitas dapat dilakukan dengan mengatur pola,
dengan jumlah asupan makanan dan mengatur komposisi makanan
menjadi menu sehat. Cara lain peningkatan aktivitas fisik, misalnya
dengan membatasi aktivitas pasif, seperti menonton televisi atau
bemain komputer dan play station, mengubah pola hidup (modifikasi
perilaku) menjadi pola hidup sehat. (Mita, 2008)
Remaja dalam melakukan pemilihan makanan tidak lagi didasarkan
pada kandungan gizinya tetapi lebih banyak sekedar sosialisasi dengan
teman sebayanya, untuk kesenangan dan agar tidak kehilangan status.
Pada masa remaja pengaruh teman sebaya lebih menonjol dari pada
peran keluarga (Khomsan, 2003)

Kota Palembang menunjukan prevalensi obesitas pada remaja


cukup tinggi 13,6%. Banyaknya macam makanan cepat saji yang
dimakan berhubungan dengan naiknya risiko obesitas (OR=6,5-95%
CI:1,4-30,7). (Oktaviani, 2012) menyebutkan sebanyak 43,75% respon
mempunyai kebiasaan konsumsi fast food dengan frekuensi
>7kali/minggu. Melakukan penelitian peningkatkan frekuensi konsumsi
fast food dikaitkan dengan peningkatkan berat badan akibat timbunan
lemak lebih dari 3 tahun secara acak pada remaja perempuan dan
menghasilkan konsumsi makanan fast food behubungan dengan indeks
massa tubuh (Mulyasari, 2007)

Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor yang berpengaruh


terhadap jumlah lemak seseorang, menyatakan bahwa prevalensi
kurang akitivitas fisik pada perempuan (54,5%) lebih tinggi dari pada
prevalensi pada laki-laki (41,4%), serta prevalensi kurang akitivitas fisik
penduduk, perkotaan (57,6%) lebih tinggi dibandingkan pedesaan
(42,4) (Waspadai,2003).

7
Hasil penelitian Riskesdas tahun 2007 menunjukan prevalensi
obesitas pada remaja secara nasional sebesar 8,8%. Pada tahun 2009-
2010 prevalensi obesitas di kawasan Palembang adalah 26,4% pada
anak laki-laki dan 16,8% pada anak perempuan (NOO, 2011).

B. Rumusan Masalah

Prevalensi obesitas umur 13-15 tahun, berdasarkan Riskesdas


2010 yaitu 1,4% dan mengalami kenaikan pada tahun 2013 menjadi 2,5%
(Badan Litbang Kesehatan, 2013). Remaja yang memiliki status gizi
obesitas akan berdampak pada gangguan psikososial seperti yaitu rasa
rendah diri, depresif dan menarik diri dari lingkungannya.

Berdasarkan hal tersebut, sehingga dapat dirumuskan permasalahan


yaitu bagaimana gambaran konsumsi fast food dan aktivitas fisik dengan
kejadian obesitas pada remaja.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum

Diketahui frekuensi gambaran kebiasan konsumsi fast food dan


aktivitas fisik dengan kejadian obesitas remaja di SMP Negeri 10
Palembang tahun 2018.

2. Tujuan khusus

a. Diketahuinya frekuensi kebiasaan konsumsi fast food terhadap


obesitas pada remaja di SMP Negeri 10 Palembang Tahun 2018.

b. Diketahuinya frekuensi aktivitas fisik terhadap obesitas pada


remaja di SMP Negeri 10 Palembang Tahun 2018.

c. Diketahuinya hubungan konsumsi fast food dan aktivitas fisik


dengan obesitas pada remaja di SMP Negeri 10 Palembang
Tahun 2018.

8
D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Pendidikan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi kepustakaan


Kampus Gizi Poltekes Kemenkes Palembang mengenai“ Gambaran
Kebiasaan Konsumsi Fast Food dan Aktivitas Fisik Dengan Obesitas
Remaja Di SMP Negeri 10 Palembang Tahun 2018”.

2. Bagi Dinas Kesehataan Kota Palembang

Sebagai informasi dalam melakukan upaya promotif dan preventif


melalui program penanggulangan gizi dengan obesitas remaja di SMP
Negeri 10 Palembang Tahun 2018.

3. Bagi Peneliti

Sebagai penerapan proses berfikir secara ilmiah menganalisis


sesuatu masalah, juga sebagai media latihan dalam melakukan
penelitian yang berhubungan dengan konsumsi fast food, dan
kejadian obesitas remaja di SMP Negeri 10 Palembang Tahun 2018.

9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Remaja
1. Pengertian
Remaja atau adolescencs (Inggris), berasal dari bahasa latin
yang berarti tumbuh kearah kematangan. Kematangan yang dimaksud
adalah bukan hanya kematangan fisik saja, tetapi juga kematangan
sosial dan psikologis. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 -
24 tahun. Menurut Depkes RI adalah antara 10-19 tahun dan belum
kawin. Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya
perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, yakni antara 10-19
tahun adalah suatu periode masa pematangan organ reproduksi
manusia, dan sering disebut masa pubertas. Masa remaja adalah
periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa (Widyastuti, dkk.
2009).
Periode remaja merupakan periode kritis dimana terjadi
perubahan fisik, biokimia, dan emosional yang cepat. Pada masa ini
terjadi growth spurt yaitu puncak pertumbuhan tinggi badan (peak high
velocity) dan berat badan (peakweightvelocity). Kecepataan
pertumbuhan TB rata-rata mencapai 20cm/tahun pada laki-laki dan 16
cm/tahun pada perempuan. Demikian pula kecepatan pertumbuhan BB
rata-rata 20kg/tahun pada laki-laki dan 16kg/tahun pada perempuan.
Kecepatan pertumbuhan TB dan BB pada masa remaja ini jauh lebih
besar dibanding dengan pertumbuhan TB dan BB pada masa anak-
anak (usia 2-10 tahun) yang rata-rata hanya 5-6 cm/tahun dan 2-3
kg/tahun (Wahlqvist, 1997)

10
Selain itu, pada masa remaja juga terdapat puncak pertumbuhan
masa tulang (peak bone mass/PBM) yang menyebabkan kebutuhan
gizi pada masa ini sangat tinggi bahkan lebih tinggi dari pada fase
kehidupan lainnya (Almatsier, 2003)

2. Status Gizi Remaja (Genetik)


a. Pengertian Status Gizi
Status gizi merupakan keadaan tubuh akibat pengaruh dari
konsumsi makan dan penggunaan zat-zat gizi, dibedakan menjadi
gizi kurang, gizi baik dan gizi lebih (Almatsier, 2004).
b. Penilaian Status Gizi
Metode penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi
menjadi empat penilaian yaitu:

1. Antropometri
2. Klinis
3. Biokimia
4. Biofisik

Status Gizi Remaja di tinjau dari keturunan (genetik) atau bawaan dari
orang tua. Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki
penyebab genetik. Kalau salah satu orang tua yang obesitas maka
anaknya mempunyai risiko 30%-40% menjadi obesitas pada usia dewasa,
sedangkan kalau kedua orang tuanya obesitas maka resikonya meningkat
menjadi 70%-80% (Soetjiningsih, 2007)

30
B. Obesitas
1. Pengertian
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari
penimbunan lemak tubuh yang berlebihan (Suryoprajoyo, 2009).
Secara umum dapat dikatakan bahwa kegemukan (obesitas) adalah
dampak dari konsumsi energi yang berlebihan, dimana energi yang
berlebihan tersebut disimpan di dalam tubuh sebagai lemak, sehingga
akibatnya dari waktu ke waktu badan menjadi bertambah berat
(Muchtadi, 2001).

Obesitas merupakan dampak ketidakseimbangan energi, asupan jauh


melampaui energi dalam jangka waktu tertentu. Banyak sekali faktor
yang menunjang kelebihan ini. Namun, dapat disederhanakan menjadi
dua hal, yaitu terlalu banyak makan dan dibarengi terlalu sedikit
bergerak. Diet ini makin terbukti sebagai kontributor utama obesitas
pada khususnya dan gangguan kesehatan menahan pada umumnya (
Arisman, 2011 ).

Obesitas penyebabnya multifaktorial, dan berbagai penemuan terbaru


yang berkaitan dengan penyebab obesitas menyebabkan pathogenesis
obesitas terus berkembang. Terjadinya obesitas secara umum
berkaitan dengan keseimbangan energi di dalam tubuh. Keseimbangan
energi ditentukan oleh asupan energi yang berasal dari zat gizi
penghasil energi yaitu karbohidrat, lemak, protein serta kebutuhan
energi yang ditentukan oleh kebutuhan energi basal,aktifitas fisik, dan
thermic effect of food ( TEF ) yaitu energi yang diperlukan untuk
mengolah zat gizi menjadi energi.

31
Tabel 1.
Kategori dan Ambang Batas Status Gizi berdasarkan Indeks IMT/U.
Kategori Ambang Batas
Indeks
Status Gizi (Z-Score)

Indeks Massa Sangat Kurus <- 3 SD

Tubuh menurut Kurus -3 SD sampai dengan <-2 SD

Umur (IMT/U) Normal -2 SD sampai dengan 1SD

Umur 5-18 Gemuk >1 SD sampai dengan 2 SD

Tahun Obesitas >2 SD


Sumber: Kemenkes RI, 2011

2. Gejala Obesitas.
Obesitas umumnya akan menunjukkan sejumlah gejala gangguan oleh
timbunan lemak yang sering terjadi adalah gangguan sesak nafas. Hal
ini umumnya disebabkan oleh timbunan lemak berlebihan dibawah
diafragma dan didalam dinding dada yang bisa menekan paru-paru.
Gangguan sesak nafas bahkan terjadi meski penderita hanya
melakukan aktivitas ringan.
Gangguan pernafasan bisa terjadi pada saat tidur dan menyebabkan
terhentinya pernafasan untuk sementara waktu (tidur), sehingga pada
siang hari penderita sering merasa ngantuk. Obesitas bisa
menyebabkan berbagai masalah ortopedik, termasuk nyeri punggung
bawah dan memperburuk osteoartritis (terutama di daerah pinggul, lutut
dan pergelangan kaki). Juga kadang sering ditemukan kelainan
kulit.
Seseorang yang menderita obesitas memiliki permukaan tubuh yang
relatif lebih sempit dibandingkan dengan berat badannya, sehingga
panas tubuh tidak dapat dibuang secara efisien dan mengeluarkan
keringat yang lebih banyak. Sering ditemukan edema (pembengkakan

32
akibat penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan pergelangan
kaki ( Ivanto, 2010 )
Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu :
a. Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40 %.
b. Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100 %.
c. Obesitas berat : kelebihan berat badan > 100 %.

3. Dampak Obesitas
Obesitas yang terjadi pada masa remaja ini perlu mendapatkan
perhatian, sebab obesitas yang timbul pada waktu remaja bila
kemudian berlanjut hingga dewasa akan sulit diatasi secara
konvensional ( diet dan olahraga ). Selain itu, obesitas pada remaja
tidak hanya menjadi masalah kesehatan dikemudian hari, tetapi juga
membawa masalah bagi kehidupan sosial dan emosi yang cukup
berarti pada remaja (Purwaningsih, 2006).
Menurut Soetjiningsih (2007), beberapa komplikasi yang
ditimbulkan oleh obesitas pada remaja :

a. Gangguan pernafasan
b. Gangguan tidur
c. Gangguan kulit
d. Ortopedi
e. Hifertensi
f. Penyakit jantung koroner
g. Diabetes
h. Maturitas seksual lebih awal
i. Menstruasi tidak teratur
j. Gangguan psikologi

33
4. Obesitas Masa Remaja
Usia golongan remaja dibagi menjadi:
a. Remaja awal, yaitu 10-12 tahun pada wanita dan 12-14 tahun pada
pria.
b. Remaja pertengahan, yaitu usia 13-15 tahun pada wanita dan 15-
17 tahun pada pria.
c. Remaja akhir, yaitu sampai dengan usia 18 tahun pada wanita dan
usia 20 tahun pada pria.
Obesitas adalah istilah yang digunakan untuk menunjukan adanya
penumpukan lemak tubuh yang melebihi batas normal. Orang berat
badannya melebihi berat badan baku belum tentu tergolong penderita
obesitas, karena besar kecilnya perawakan tubuh juga berpengaruh.
Seorang yang berperawakan tubuh besar yang mungkin kelebihan
berat badan 20% dari berat badan baku untuk tingginya belum
tergolongan penderita obesitas. Penentuan obesitas secara alamiah di
lakukan dengan melihat perbandingan jumlah lemak dalam tubuh
terhadap berat badan secara keseluruhan (Moehji,1997)

C. Fast Food

1. Pengertian

Fast foodmerupakan jenis makanan yang dikemas, mudah


disajikan, praktis, atau diolah dengan cara sederhana. Fast
foodbiasanya berupa lauk pauk dalam kemasan, mie instan, nugget,
dan corn flakes. Di kalangan remaja Indonesia terutama perkotaan
istilah burger, pizza, fried chicken, french fries yang biasanya disajikan
di restoran fast foodtampaknya sudah tidak asing lagi (Anonim , 2010).
Fast foodmemiliki beberapa kelebihan antara lain penyajian yang
cepat sehingga tidak menghabiskan waktu lama dan dapat dihidangkan
kapan dan dimana saja, higienis dan dianggap sebagai makanan
bergengsi. Seperti yang dinyatakan Surya Alamsyah (2009), saat ini

34
fast foodtelah menjadi bagian dari perilaku konsumsi sebagian remaja
di luar rumah di berbagai kota dan diperkirakan cenderung akan
semakin meningkat.

Kebiasaan makan menurut Guthe dan Mead (Khumaidi, 1994)


adalah cara-cara individu dan kelompok individu memilih,
mengkonsumsi dan menggunakan makanan-makanan yang tersedia
yang didasarkan kepada faktor-faktor sosial dan budaya dimana
mereka hidup. Khumaidi lebih lanjut menyimpulkan, bahwa kebiasaan
makan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intrinsik dan faktor
ekstrinsik. Faktor intrinsik meliputi asosiasi emosional, keadaan jasmani
dan rohani yang sedang sakit dan penilaian yang lebih terhadap
makanan. Faktor esktrinsik meliputi lingkungan alam, sosial, ekonomi,
budaya, dan agama. Adapun perilaku makan yang ditujukan remaja
adalah mengkonsumsi makanan cepat saji. Kini makanan cepat saji
telah menjadi bagian dari perilaku sebagian anak sekolah dan remaja di
luar rumah di berbagai kota. Jenis makanan siap santap yang berasal
dari negara barat seperti KFC, hamburger, pizza, dan berbagai jenis
makanan berupa keripik (junk food) sering dianggap sebagai lambang
kehidupan modern oleh para remaja. Padahal makanan cepat saji dan
junk food mempunyai kandungan tinggi kalori, karbohidrat dan lemak,
jika dikonsumsi dalam jangka panjang dapat menyebabkan obesitas
(Mudjianto, 1993).

Menurut Robert dan Williams dalam Heryanti (2000), mengatakan


kebiasan makan dan pilihan makanan dikalangan remaja ternyata lebih
kompleks dan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti fisik, sosial,
lingkungan budaya, pengaruh lingkungan sekitar (teman, keluarga dan
media) serta psikososial akan saling melengkapi dan dapat
dimanfaatkan secara efisien (Anwar, 1994).

35
2. Dampak Negatif Makanan Fast Food.

a. Meningkatkan Risiko Serangan Jantung


Kandungan kolesterol yang tinggi pada makanan cepat saji dapat
mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah. Pembuluh darah
yang tersumbat akan membuat aliran darah tidak lancar yang dapat
mengakibatkan terjadinya serangan jantung koroner.
b. Membuat Ketagihan
Makanan cepat saji mengandung zat adiktif yang dapat membuat
ketagihan dan merangsang untuk ingin terus memakannya sesering
mungkin.
c. Meningkatkan Berat Badan
Jika suka mengonsumsi makanan cepat saji dan jarang berolahraga,
maka dalam beberapa minggu tubuh akan mengalami penambahan
berat badan yang tidak sehat. Lemak yang didapat dari
mengonsumsi makanan cepat saji tidak digunakan dengan baik oleh
tubuh jika tidak berolahraga. Lemak inilah yang kemudian tersimpan
dan menumpuk dalam tubuh.
d. Meningkatkan Risiko Kanker
Kandungan lemak yang tinggi yang terdapat dalam makanan cepat
saji dapat meningkatkan risiko kanker, terutama kanker payudara
dan usus besar.
e. Memicu Diabetes
Kandungan kalori dan lemak jenuh yang tinggi dalam makanan cepat
saji akan memicu terjadinya resistensi insulin yang berujung pada
penyakit diabetes. Resistensi insulin terjadi ketika sel-sel tubuh tidak
merespon insulin sehingga menurunkan penyerapan glukosa yang
menyebabkan banyak glukosa menumpuk di aliran darah.

f. Memicu Tekanan Darah Tinggi

36
Garam dapat membuat masakan menjadi jauh lebih nikmat. Hampir
semua makanan cepat saji mengandung garam yang tinggi. Garam
mengandung natrium, ketika kadar natrium dalam darah tinggi dan
tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal, volume darah meningkat karena
natrium bersifat menarik dan menahan air. Peningkatan ini
menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk mengalirkan darah
ke seluruh tubuh yang menyebabkan tekanan darah tinggi.
Menurut WHO, ada 10 jenis makanan sampah yang perlu
dikurangi, bahkan dihindari. Karena jika terus menerus dikonsumsi
akan mengakibatkan efek menganggu kesehatan. Makanan tersebut
adalah: gorengan, mie instan dan makanan cepat saji, jeroan dan
daging berlemak, asinan, daging olahan (sosis, nugget, bakso, dan
cornet) makanan yang dipanggang atau dibakar, sajian manis beku,
manisan kering, makanan kaleng, dan olahan keju (Tabloid jasa
Marga,2010)

37
Tabel.2
Daftar Kandungan Kalori beberapa Jenis Makanan Fast Food

Jenis Makanan Porsi Kalori

Nasi Gurih(Nasi Uduk) 1 Piring 389 kal

Nasi Goreng 1 Piring 637 kal

Dada Ayam Goreng 1 Piring 470 kal

Sate Ayam 10 Tusuk 365 kal

Sate Kambing 3 Tususk 353 kal

Bihun Goreng 1 Piring 521 kal

Mie Instan 1 Bungkus 330 kal

Mie Bakso 1 Piring 400 kal

Siomay 1 Porsi 162 kal

Burger Keju 1 Buah 425 kal

Pizza Hut 1 Potong 510 kal

Kentang Goreng 1 Porsi 405 kal

Burger 1 Buah 300 kal

Paha Ayam 1 Potong 130 kal

Pizza Keju 1 Potong 240 kal

Nagget Ayam 1 Potong 60 kal

Sumber: Tentang-Kesehatan. Net, 1012

38
3. Hubungan Konsumsi Fast Food Dengan Obesitas

Sebuah penelitian secara resmi mengkonfirmasi bahwa


mengkonsumsi makan fast food (makanan cepat saji) akan dapat
membuat anda gemuk dan meningkatkan kemungkinan berkembangnya
diabetes.

4. Jenis Fast Food

a. Makanan gorengan

Golongan makanan ini pada umumnya kandungan kalorinya tinggi,


kandungan lemak/ minyak dan oksidannya tinggi .

b. Makanan kalengan

Baik yang berupa buah kalengan atau daging kalengan, kandungan


gizinya sudah banyak yang dirusak, terlebih kandungan vitaminnya
hampir seluruhnya mengalami penurunan baik kualitas maupun
kuantitas dari bahan asalnya.

c. Makanan asinan

Dalam proses pengasinan dibutuhkan penambahan garam secara


signifikan, hal mana dapat mengakibatkan kandungan garam
makanan tersebut melewati batas, menambah beban ginjal.

d. Makanan daging yang diolah (Hamburger, Sosis dll)

Dalam makanan golongan tersebut mengandung garam nitrit yang


menyebabkan kanker, juga mengandung pengawet/pewarna dll yang
memberatkan beban hati/lever.

e. Makanan daging berlemakan ( jeroan )

Walaupun makanan ini mengandung kadar protein yang baik serta


vitamin dan mineral, tapi dalam daging berlemak (jerohan)

39
mengandung lemak jenuh dan kolestrol sudah divonis sebagai
pencetus penyakit jantung.

f. Olahan keju

Sering mengkonsumsi olahan keju dapat menyebabkan penambahan


berat badan hingga gula darah meningkat.

g. Mie instan

Makanan ini tergolong tinggi garam, miskin vitamin dan mineral.

h. Makanan yang dipanggang/dibakar

Mengandung zat penyebab kanker.

i. Sajian manis beku

Termasuk golongan ini ice cream, cake beku dll. Golongan ini punya 3
masalah karena mengandung mentega tinggi yang menyebabkan
obesitas.

j. Manisan kering

Mengandung garam nitrat dalam tubuh tergabung dengan ammonium


menghasilkan zat karsiogenik juga mengandung esensial tambahan
yang merusak fungsi hati dan organ lainnya.

D. Aktivitas fisik

1. Pengertian

Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot-otot


rangka yang dihasilkan sebagian suatu pengeluaran tenaga (dinyatakan
kilo-kalori), yang meliputi pekerjaan, waktu senggang dan aktivitas
sehari-hari. Aktivitas fisik tersebut memerlukan usaha ringan, sedang
atau berat yang dapat menyebabkan perbaikan kesehatan bila dilakukan
secara teratur (Adisapoetra, 2005)

40
Seseorang yang kurang melakukan aktivitas fisik menyebabkan
tubuh kurang menggunakan energi yang tersimpan di dalam tubuh. Oleh
karena itu, jika asupan energi berlebihan tanpa diimbangi dengan
aktivitas fisik yang sesuai maka secara berkelanjutan dapat
mengakibatkan obesitas. Cara yang paling mudah dan umum untuk
meningkatkan pengeluaran energi adalah dengan melakukan latihan fisik
atau gerak badan.

Berdasarkan data Riskesdas (2007) kurang aktivitas fisik paling


tinggi berdasarkan umur terdapat pada kelompok 75 tahun ke atas
(76,0%) dan umur 10-14 tahun (66,9%). Berdasarkan tingkat pendidikan,
semakin tinggi pendidikan semakin tinggi prevalensi kurang aktivitas
fisik. prevalensi kurang aktivitas fisik pada penduduk perkotaan (57,6%)
lebih tinggi dibanding penduduk pendesaan (42,4%).

Ikut serta dalam tim olahraga di sekolah, bersepeda atau mungkin


berjalan kaki ke sekolah merupakan diantara cara untuk membuat
remaja tetap aktif. Mencuci mobil atau melakukan pekerjaan rumah
tangga juga dapat di hitung sebagai aktivtas fisik (Windasari, 2009)

Aktivitas fisik remaja diukur sebagai pengeluaran kalori (caloric


cost), tetapi tidak selalu sesuai karena keuntungan dan efek kesehatan
aktivitas fisik melalui pengeluaran energi rendah contoh lari dengan
suatu intensitas tertentu, sedangkan pengeluaran energi rendah
contohnya latihan peregangan tidak berhubungan dengan besarnya
pengeluaran kalori (Subardja, 2004)

Aktivitas fisik merupakan variabel untuk pengeluaran energi, oleh


karena itu aktivitas fisik dijadikan salah satu perilaku untuk penurunan
berat badan. Berdasarkan beberapa penelitian mengungkapkan apabila
beraktivitas fisik dengan intensitas yang cukup selama 60 menit dapat
menurunkan berat badan dan mencegah untuk peningkatan untuk
peningkatan berat badan kembali.

41
2. Klasifikasi Aktifitas Fisik
(IPAC, 2005 dalam Savitri, 2015) menjelaskan bahwa total aktivitas fisik
tersebut disesuaikan dengan kategori dibawah ini :
1). Kegiatan ringan :
Hanya memerlukan sedikit tenaga dan biasanya tidak
menyebabkan perubahan dalam pernapasan atau ketahanan
(endurance). Contoh : berjalan kaki, menyapu lantai, mencuci
baju/piring, mencuci kendaraan, berdandan, duduk, les di sekolah,
les di luar sekolah, mengasuh adik, nonton TV, aktivitas main play
station, main komputer, belajar di rumah, nongkrong.
2). Kegiatan sedang :
Membutuhkan tenaga intens atau terus menerus, gerakan otot
yang berirama atau kelenturan (flexibility). Contoh: berlari kecil,
tenis meja, berenang, bermain dengan hewan peliharaan,
bersepeda, bermain musik, jalan cepat.
3). Kegiatan berat :
Dikatakan termasuk dalam aktivitas fisik berat jika melakukan
aktivitas fisik dengan intensitas keras selama 3 hari atau lebih yang
menghasilkan total aktivitas fisik minimal 1500 MET-
menit/minggu.Jika melakukan kombinasi berjalan, aktivitas fisik
dengan intensitas keras atau kuat selama 7 hari atau lebih yang
menghasilkan total aktivitas fisik minimal sebanyak 3000 MET-
menit/minggu.

3. Pengukuran Aktivitas Fisik


Menurut Nurmalina(2011), biasanya berhubungan dengan olahraga dan
membutuhkan kekuatan (strength), membuat berkeringat. Contoh :
berlari, bermain sepak bola, aerobik, bela diri (misal karate, taekwondo,
pencak silat) dan outbond. Berdasarkan aktivitas fisik di atas, dapat
disimpulkan faktor kurangnya aktivitas fisik anak penyebab dari
obesitas. Lakukan minimal 30 menit olahraga sedang untuk kesehatan

42
jantung, 60 menit untuk mencegah kenaikan berat badan dan 90 menit
untuk menurunkan berat badan (Savitri, 2015)
Data aktivitas fisik dapat diperoleh melalui International Physical
Activity Questionnair (IPAC) Short Form yang terdiri beberapa
pertanyaan. IPAC dapat menunjukkan validitas dan realibilitas yang
baik dan memungkinkan merinci kegiatan seperti berjalan, intensitas
sedang, dan aktivitas fisik intensitas berat.
Skor nilai aktivitas fisik dilihat dalam MET-menit/ minggu berdasarkan
penjumlahan dari aktivitas fisik berjalan, aktivitas sedang, dan aktivitas
berat dalam durasi (menit) dan frekuensi (hari). MET merupakan hasil
dari perkalian BMR dan MET-menit merupakan hasil dari perhitungan
dengan mengalikan skor MET dengan kegiatan yang dilakukan dalam
menit. Nilai MET untuk berjalan adalah 3.3, aktivitas sedang adalah 4.0,
dan aktivitas berat adalah 8.0.
Perhitungan aktivitas fisik adalah sebagai berikut:
Total MET-menit/minggu = aktvitas berat (METs x durasi x frekuensi) +
aktivitas sedang (METs x durasi x frekuensi) + aktivitas berjalan (METs
x durasi x frekuensi).
TABEL 3
HASIL UKUR AKTIVITAS FISIK DENGAN IPAC
Aktivitas Fisik Keterangan

Aktivitas berat >1500 METs-min/minggu

Aktivitas sedang 600-1500 METs-min/minggu

Aktivitas ringan <600 METs-min/minggu

Sumber : Savitri, 2015

4. Gambaran Jumlah Uang Saku


Peningkatan pendapatan merupakan salah satu faktor yang
memberikan peluang untuk membeli pangan dengan kualitas maupun

43
kuantitas yang lebih baik. Besar kecilnya pendapatan keluarga
berpengaruh terhadap pola konsumsi. Pendapatan orang tua yang
tinggi dapat membeli pangan yang lebih baik dalam segi kualitas
maupun kuantitas. Selain itu pendapatan orang tua juga dapat
berpengaruh terhadap uang saku yang diperoleh remaja. Remaja
yang menerima uang saku dalam jumlah yang lebih besar akan
mempunyai kecenderungan melakukan konsumsi lebih banyak
dibandingkan dengan remaja yang menerima uang saku lebih sedikit.
Konsumsi adalah pengeluaran untuk pembelian barang-barang dan
jasa guna mendapatkan kepuasan ataupun memenuhi kebutuhannya
(Munawwarah, 2013). Menurut Imitihani (2011) klasifikasi uang saku
dibagi menjadi tiga dengan cut of point masing-masing sebagai
berikut:
Rendah : Rp. 11.000
Sedang : Rp. 11.000 – Rp. 15.000
Tinggi : Rp. 15.000

5. Manfaat Aktivitas Fisik


Remaja membutuhkan aktivitas fisik karena memiliki banyak
manfaat dalam jangka waktu ppanjang terutama untuk masa.
Beberapa keuntungan untuk remaja dari aktif secara fisik antara
lain:
a. Membantu menjaga otot dan sendi tetap sehat.
b. Membantu meningkatkan mood atau suasana hati.
c. Membantu menurunkan kecemasan, stress dan depresi (faktor
yang berkontribusi pada penambahan berat badan).

d. Membantu untuk tidur yang lebih baik.


e. Menurunkan resiko penyakit penyakit jantung, stroke, tekanan
darah tinggi dan diabetes.
f. Meningkatkan sirkulasi darah.

44
g. Meningkatkan fungsi organ-organ vital seperti jantung dan
paru- paru.
h. Mengurangi kanker yang terkait dengan kelebihan berat badan.
(Nurmalina, 2011 dalam Sari, 2012)

6. Hubungan Aktifitas Fisik dengan Obesitas pada Remaja


Remaja yang kurang melakukan aktivitas fisik cenderung
mengalami obesitas karena kurangnya aktivitas menyebabkan
menumpuknya lemak tubuh dengan berlebihan, kurangnya aktivitas
fisik yang tidak mengimbangi asupan makan juga menjadi pemicu
terjadinya obesitas pada remaja. Kemajuan teknologi masa kini
membuat para remaja lebih sering menghabiskan waktu dengan
duduk berjam-jam memainkan smartphone, main komputer dan
juga menonton TV sehingga kurangnya melakukan aktivitas lainnya
seperti bermain sepak bola atau olahraga lainnya (Adytiawarman,
2007)
Penelitian lain di Amerika pada anak-anak menunjukkan
bahwa anak dengan lama waktu menonton televisi 5 jam per hari
memiliki risiko obesitas sebesar 5.3 kali lebih besar daripada anak
dengan lama waktu menonton 2 jam per hari (Hidayati et al. 2006).
Perkembangan sel lemak dapat diturunkan dengan
melakukan aktivitas fisik. Aktivitas yang tinggi berhubungan dengan
sedikitnya lemak tubuh. Pada remaja, aktivitas fisik yang dianjurkan
yaitu sedikitnya 30 menit untuk melakukan kegiatan seperti bermain
lompat tali, bermain ditaman, bersepeda, berjalan kaki, atau
melakukan kegiatan ekstrakurikuler (Muhilal 2006 dalam Vertikal
2012)
Menurut Penelitian Vertikal (2012), anak yang melakukan
aktifitas fisik kurang akan berisiko 3 kali untuk manjadi gizi lebih
dibandingkan dengan anak dengan aktivitas fisik baik.

45
Berdasarkan penelitian Hanleyet al(2002) pada masyarakat
Kanada menemukan bahwa remaja 10-19 tahun yangmenonton
televisi > 5 jam per hari, secara signifikan lebih berpeluang
mengalami gizi lebih dibandingkan dengan remaja yang hanya
menonton televisi < 5 jam perhari (Oktaviani dkk, 2012).
Menurut Musralianti dkk tahun 2016, yang menyatakan
bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik
dengan kejadian obesitas dengan nilai p=0,00.
Kurangnya aktivitas fisik merupakan salah satu penyebab
utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah
masyarakat yang makmur.Orang-orang yang tidak aktif
memerlukan lebih sedikit kalori. Seringnya mengkonsumsi
makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik akan
mengalami terjadinya obesitas.
Remaja yang kurang melakukan aktivitas fisik cenderung
mengalami obesitas karena kurangnya aktivitas menyebabkan
menumpuknya lemak tubuh yang berlebihan, kurangnya aktivitas
fisik yang tidak mengimbangi asupan makan juga menjadi pemicu
terjadinya obesitas pada remaja. Kemajuan teknologi masa kini
membuat para remaja lebih sering menghabiskan waktu dengan
duduk berjam-jam memainkan smartphone, main komputer dan
juga menonton TV sehingga kurangnya melakukan aktivitas lainnya
seperti bermain sepak bola atau olahraga lainnya (Hendra dkk,
2016).

7. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Obesitas


Obesitas dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor
tersebut diantaranya adalah faktor genetik, kurang aktivitas fisik, faktor
lingkungan, faktor sosial, faktor gaya hidup, kebiasaan mengkonsumsi
fast food.

46
a. Genetik
Kegemukan dapat diturunkan dan generasi sebelumnya
pada generasi berikutnya didalam sebuah keluarga. Itulah
sebabnya kita seringkali menjumpai orangtua yang gemuk
cenderung memiliki anak-anak yang gemuk pula. Hal ini
dimungkinkan karena pada saat ibu yang obesitas sedang hamil
maka unsur sel lemak yang berjumlah besar dan melebihi ukuran
normal, secara otomatis akan diturunkan kepada sang bayi
selama dalam kandungan. Maka tidak heran bila bayi yang lahir
pun memiliki unsur lemak tubuh yang relatif sama besar
(Supriyanto, 2013).

b. Kurang Aktivitas Fisik


Aktivitas fisik remaja sekarang ini cenderung menurun,
mereka lebih banyak bermain di dalam rumah dibandingkan di luar
rumah, misalnya dengan bermain game di laptop atau internet,
menonton televisi, mendengar musik, bermain handphon dalam
waktu yang lama menjadikan mereka kurang aktivitas seperti
berjalan, naik turun tangga, bersepeda, lari. Pada saat beraktvitas
kalori terbakar, makin tinggi aktivitas fisik maka semakin banyak
kalori yang hilang (Budiyanti, 2011).

c. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ternyata juga mempengaruhi seseorang
untuk menjadi gemuk. Jika seseorang dibesarkan dalam
lingkungan yang menganggap gemuk adalah simbol kemakmuran
dan keindahan maka orang tersebut akan cenderung untuk
menjadi gemuk. Selama pandangan tersebut tidak dipengaruhi
oleh faktor eksternal maka orang yang obesitas tidak akan
mengalami masalah-masalah psikologis sehubungan dengan
kegemukan (Supriyanto, 2013).

47
d. Faktor Sosial
Di negara-negara maju obesitas banyak ditemukan pada
golongan ekonomi rendah, sedangkan di negara-negara
berkembang banyak ditemukan pada golongan ekomoni
menengah ke atas. Hal tersebut dimungkinkan adanya pandangan
sosial di negara berkembang bahwa kesuksesan dan karier suami
dinilai dari gizi dengan memandang ukuran tubuh istri dan anak-
anaknya, jika mereka gemuk berarti suami sukses dan sebaliknya.
Ditambah pula adanya anggapan bahwa gemuk adalah
kemakmuran (Supriyanto, 2013).

e. Faktor Gaya Hidup


Salah satu dampak negatif kemajuan teknologi adalah
terjadinya pergeseran gaya hidup menjadi malas-malasan
(sedentary). Kondisi tersebut disebabkan oleh peran mesin-mesin
serba otomatis yang rnenggantikan hampir semua pekerjaan
manusia, contoh : dahulu seorang Ibu rumah tangga harus
menimba air untuk keperluan mencuci pakaian, kini tinggal tekan
menekan tombol mesin cuci. Semuanya menjadi bersih, tanpa
banyak mengeluarkan tenaga. Keadaan tersebut menjadi tubuh
menyebabkan terjadinya obesitas (Supriyanto, 2013).

6. Obat-obatan
Saat ini sudah terdapat beberapa obat yang dapat
merangsang pusat lapar didalam tubuh. Dengan demikian orang
yang mengkonsumsi obato-batan tersebut, nafsu makannya
akan meningkat, apalagi jika dikonsumsi dalam waktu yang
relatif lama, seperti dalam keadaan penyembuhan suatu
penyakit, maka hal ini akan memicu terjadinya kegemukan
(Wahyusari, 2001).

g. Pola Makan

48
Pola makan merupakan cara seseorang atau sekelompok
orang untuk memilih makanan dan mengkonsumsinya sebagai
reaksi terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, budaya dan
sosial. Pola makan tidak teratur seperti porsi yang berlebihan
yang tidak terkontrol dan menjadi kebiasaan pada anak sehingga
menyebabkan status gizi pada anak akan menjadi overweight
ataupun obesitas. Obesitas terjadi jika seseorang mengonsumsi
kalori melebihi jumlah kalori yang dibakar. Pada hakikatnya,
tubuh memerlukan asupan kalori untuk kelangsungan hidup dan
aktivitas fisik, namun untuk menjaga berat badan perlu adanya
keseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang
keluar. Keseimbangan energi yang terjadi dapat mengarah pada
kelebihan berat badan dan obesitas (Yulaeni, 2015).

h. Kebiasaan Mengkonsumsi Fast Food


Peningkatan kemakmuran di Indonesia diikuti oleh
perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan terutama di kota
besar, bergeser dari pola makan terdisional ke pola makan barat
dalam bentuk fast food yang populer di Amerika dan Eropa.
Selain di Amerika dan Eropa, di Indonesia juga terdapat fast
food lokal yang digemari oleh masyarakat. Budaya makan telah
berubah menjadi tinggi lemak jenuh dan karbohidrat sederhana,
rendah serat dan rendah zat gizi mikro. Obesitas banyak terkait
dengan jenis yang dimakan daripada jumlah yang dimakan.
Berbagai makanan yang tergolong fast food westerna dalah
kentang goreng, ayam goreng, hamburger, soft drink, pizza,
hotdog, donat. Sedangkan makanan yang tergolong fast food
lokal/tradisional adalah bakwan, pisang goreng, risoles, bakso,
mie ayam (Junaidi, 2016)

E. Kerangka Teori

49
Kerangka teori di bawah ini hasil modifikasi yang telah
dikemukakan oleh Behrman (2000), Gibney (2008), Imitihani (2013), dan
Munawarrah (2013)

Obesitas

Fast Food Keseimbangan Energi Genetik

Sosek Uang Saku

Aktivitas Fisik Asupan

Gambar 1. Kerangka Teori.

Sumber : 1. Behrman. 2000. Ilmu Kesehatan Anak.


2. Gibney. 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat.
3. Imitihani. 2013. Hubungan Pengetahuan, Uang Saku, dan
Peer Group Dengan Frekuensi Konsumsi Makanan Cepat Saji
Pada Remaja Putri.
4. Munawarrah. 2013. Gambaran Uang Saku Dan Pengeluaran
Konsumsi Pangan Pada Penderita Overweight Dan Obesitas
Mahasiswa Universitas Hasanuddin.

50
F. Kerangka Konsep

Kebiasaan
Konsumsi Fast
Food Status Gizi
Lebih

Aktivitas Fisik

Gambar 2. Kerangka Konsep

G. Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen/Terikat : Status gizi lebih (Obesitas)

2. Variabel Independen/Bebas : kebiasaan konsumsi fast food dan


aktivitas fisik

H. Definisi Operasional

1. Status Gizi Lebih


Data status gizi dikumpulkan berdasarakan indeks antropometri
meliputi berat badan, tinggi badan dan umur dengan
menggunakanz-score IMT/U.

a. Alat Ukur : Timbangan Digital dan Microtoice


b. Cara Ukur : Antropometri
c. Hasil Ukur :
Obesitas : >2 SD
Gemuk : >1 SD sampai dengan 2SD
(Kemenkes RI, 2011)
d. Skala Pengukuran : Ordinal

51
2. Kebiasaan Konsumsi Fast Food
Jumlah makanan cepat saji yang dikonsumsi remaja baik di rumah
maupun di luar rumah oleh responden yang didapatkan dari proses
wawancara menggunakan food frequencyQuetionnairer (FFQ)

a. Alat Ukur : Food frequency quetionnairer(FFQ)

b. Cara Ukur : Wawancara

c. Hasil Ukur :

Kategori Sering : 3-4 /Minggu

Kategori Jarang : 1-2 /Minggu

d. Skala Pengukuran : Ordinal


3. Aktivitas fisik

Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dilakukan


responden selama seminggu terakhir berdasarkan perhitungan
MET menit/minggu dan dibagi ke dalam kategori ringan, sedang,
dan berat.
Cara Ukur : Wawancara.
Alat Ukur : Kuesioner IPAC.
Hasil Ukur :
Ringan : <600 METs-min/minggu.
Sedang : 600 – 1500 METs-min/minggu.
Berat : >1500 METs-min/minggu.
(Savitri, 2015).
Skala Ukur : Ordinal

52
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian dilakukan pada siswa/siswi yang obesitas di SMP


Negeri 10 Tahun 2018 Palembang. Waktu penelitian dilaksanakan
pada tanggal 28 Mei-4 Juni 2018

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.


Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang
suatu keadaan secara objektif. Tujuannya adalah untuk mengetahui
persepsi dan gambaran perilaku kebiasaan konsumsi fast food,
aktivitas fisik, terhadap obesitas siswa SMP Negeri 10 Palembang
Tahun 2018. Rancangan Penelitian ini adalah cross sectional dimana
variabel independen dan variabel dependen diukur pada saat yang
bersamaan.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi
Jumlah populasi yang diteliti adalah seluruh siswa/siswi SMP
Negeri 10 Palembang kelas VII berjumlah 377 dan VIII berjumlah
414, jadi jumlah seluruhnya 791 siswa.

2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII, dan
VIII SMP Negeri Palembang 10 Tahun 2018.
Responden yang masuk kriteria penelitian ini adalah :

53
a. siswa kelas VII, dan VIII di SMP Negeri 10 Palembang yang
berusia 13-15 tahun.
b. Responden bisa diajak berkomunikasi.
c. Anak dengan jenis kelamin laki – laki dan perempuan.
d. Bersedia diikut sertakan dalam penelitian.

3. Besar Sampel
Besar sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Besar
sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Lemeshow
(Sastroasmoro & Ismael, 2011) berikut :

Perhitungan besar sampel menggunakan rumus Lemeshow :

n=

Keterangan :

n : Besar sampel

p : Proporsi Remaja Obesitas (0,136)

q : 1 – p (0,864)

d : Presisi yang digunakan (10%)

Z1-α/22 : Koefisien kepercayaan 95% (1,96)

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 45 sampel dengan


penambahan 10%, maka total sampel berjumlah 50 sampel.

36
4. Teknik Pengambilan Sampel
a. Cara Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara
ProporsionalStratified Random Sampling merupakan suatu
metode pengambilan sampel dimana populasi bersifat heterogen
yang kemudian dibagi-bagi untuk menentukan jumlah sampel
yang diambil dalam setiap tingkatan. Tingkat yang diambil yang itu
kelas VII dan VIII, setelah diketahui jumlah besar sampel pada
masing-masing kelas, maka untuk penarikan sampel dilakukan
teknik simple random sampling cara undian sampai diperoleh
sejumlah sampel yang ditentukan.

D. Jenis dan Alat Pengumpulan Data

1. Jenis Data
a. Data primer
Data yang langsung diperoleh dari responden dengan menimbang
berat badan, tinggi badan, z-score IMT/U dan menyebutkan food
frequency quesionairer (FFQ) dengan menggunakan wawancara,
aktivitas fisik diperoleh dengan wawancara menggunakan kuesioner
International Physical Activity Questionnairer.

b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data jumlah siswa, daftar nama siswa yang
ada di bagian SMP Negeri 10 Palembang Tahun 2018.

2. Cara pengumpulan data


a. Untuk mengetahui kebiasan konsumsi fast food dilakukan
melalui wawancara dengan menggunakan formulir food
frequencyQuesionairer (FFQ)
b. Untuk mengetahui aktivitas fisik dilakukan melalui wawancara
dengan menggunakan kuesioner.

37
c. Data status gizi obesitas diperoleh melalui pengukuran z-score
IMT/U.

3. Alat Pengumpulan Data

Alat pengambilan data yang digunakan adalah :


a. Formulir Food FrequencyQuesionaire (FFQ)
b. Timbangan berat badan.
c. Mikrotoise.
d. Kuesioner aktivitas fisik

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah


timbangan, microtoa, formulir food frequencyquesionaire (FFQ), dan
kuesioner aktivitas fisik Data yang dikumpulkan adalah data primer
yaitu langsung di peroleh dari responden:

1. Obesitas di ukur dengan menggunakan pengukuran antropometri


berdasarkan data yang diperoleh dengan menimbang Berat Badan
(BB) dan mengukur tinggi badan (TB).

2. Data status gizi remaja obesitas di SMP Negeri 10 Palembang


dikumpulkan dengan menggunakan z-score IMT/U

3. Akitivitas fisik diukur dengan cara dengan menggunakan kuesioner


yang terdiri dari pertanyaan aktivitas fisik sebanyak 5 soal.

4. Konsumsi fast food di dapat dengan wawancara dengan


menggunakan food frequency
Quetionnairer (FFQ), selanjutnya di ketegorikan sebagai berikut:

a) Sering:3-4 /Minggu
b) Jarang1-2 /Minggu

38
F. Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Setelah dilakukan pengumpulan data, maka selanjutnya data


tersebut akan diolah secara komputerisasi menggunakan dengan
tahapan sebagai berikut:

a. Editing Data
Semua kuesioner yang telah dijawab oleh responden diperiksa
dengan teliti, apabila terdapat kekeliruan segera diperbaki sehingga
tidak menganggu pengolahan data.

b. Coding Data
Memberikan kode berupa nomor pada tiap kuesioner yang diisi oleh
responden, sehingga jawaban dari responden tidak tertukar.

c. Transfering
Data yang telah diberi kode disusun secara berurutan mulai dari
responden pertama hingga responden terakhir untuk dimasukan
kedalam tabel.

d. Entry Data
Memasukkan data – data yang sudah diperoleh untuk diolah lebih
lanjut. Data-data tersebut terdiri dari:
1) Data gambaran umum responden (jenis kelamin, usia,
pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua)

2) Data berat badan dan tinggi badan untuk mengetahui status gizi
responden, apakah tergolong obesitas atau tidak obesitas.

3) Data konsumsi fast food yang diperoleh berdasarkan Form recall


yakni formulir yang berisi pertanyaan tentang frekuensi, jumlah,
dan jenis makanan tertentu yang dikonsumsi selama 1 minggu
terakhir.

39
e. Tabulating
Data yang telah diolah kemudian disusun kedalam bentuk
presentasi kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Kemudian data diolah untuk mengetahui apakah ada hubungan
konsumsi fast food terhadap obesitas pada siswa/siswi SMP Negeri
10 Palembang Tahun 2018.

2. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap variabel dari hasil


penelitian. Dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan
persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010)

b. Analisis Bivariat

Analisis dilakukan dengan membuat tabel silang antara dua


variabel, yaitu variabel bebas dengan variabel terikat.

40
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SMP Negeri 10 Palembang


1. Profil Sekolah
Asal mula berdirinya SMP Negeri 10 Palembang dimulai pada
tahun 1968. Awalnya SMP Negeri 03 Palembang dipecah kegiatan KBM-
nya menjadi 2 kegiatan sekolah yaitu pagi dan sore. Untuk sekolah yang
masuk sore diubah nama menjadi SMP Negeri 10 Palembang dengan
Kepala Sekolah yang bernama A. Cholod Djon sampai dengan tahun
1976 dan lokasinya tetap berada di lokasi yang sama dengan SMP Negeri
03 Palembang.Pada tahun 1977, SMP Negeri 10 Palembang pindah
lokasi dan menempati gedung baru yang berlokasi di jalan rudus sekip
ujung Palembang. Untuk kelas III (tiga), sementara kelas I (satu) dan II
(dua) masih berlokasi / menumpang di SMP Negeri 03 Palembang.
Adapun susunan kepemimpinan di SMP Negeri 10 Palembang, sebagai
berikut ;

1) Tahun 1983 dipimpin 6) Tahun 2006 dipimpin


oleh Ibu Nuraini Amri, oleh Bapak Juma’ani,
BA. M.Pd
2) Tahun 1990 dipimpin 7) Tahun 2011 dipimpin
oleh Bapak Ridwan Ali oleh Bapak Drs.
3) Tahun 1997 dipimpin YUNADI, MM
oleh Bapak A. Damiri 8) Tahun 2012 dipimpin
4) Tahun 2003 dipimpin oleh Bapak
oleh Ibu Dra. Sofia ARMIN,S.Pd.MM.
Ghani 9) Tahun 2013 Sekarang
5) Tahun 2005 dipimpin dipimpin oleh Bapak
oleh Ibu Hj. Hernani, Tony Sidabutar,M.Pd
SH.

41
37

Demikian sejarah singkat berdirinya SMP Negeri 10 Palembang sampai


dengan keadaan sekarang.

2. Visi dan Misi

a. Visi

Berkualitas, Berbudi Luhur

Indikator Visi :
1. Terwujudnya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
2. Terwujudnya lulusan yang cerdas dan kompetitif.
3.Terwujudnya pendidik dan tenaga kependidikan yang
berkualitas.
4.Terwujudnya pengembangan kurikulum sekolah yang baik
sesuai dengan tuntutan KBK.
5. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai.
6. Terwujudnya manajemen berbasis sekolah yang tangguh.

b. Misi

1. Mewujukan penyelenggaraan Pembelajaran yang Aktif, Kreatif,


Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM).
2.Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan yang cerdas
dan kompetitif.
3. Mewujudkan tenaga pendidik dan kependidikan yang kompeten.
4. Mewujudkan pengembangan kurikulum sekolah yang baik sesuai
dengan tuntutan KBK.
5. Menyediakan sarana-prasarana yang lengkap.
6. Mewujudkan manajemen berbasis sekolah yang tangguh.
38

3.Jenis Kegiataan Ekstrakulikuler SMP Negeri 10 Palembang


SMP negeri 10 palembang memiliki banyak kegiataan
ekstrakulikuler, diantaranya:
1. Futsal 5. Dance
2. Tari 6. Mading
3. Voli 7. Paduan suara
4. Basket 8. Palang merah remaja, dll

B. Gambaran Umum Responden

a. Jenis Kelamin Responden

Tabel 4
Distribusi Frekuensi jenis kelamin Responden
Siswa SMP Negeri 10 Palembang

Jenis Kelamin n %

Laki-laki 25 51,0

Perempuan 24 49,0

Jumlah 49 100,0

Berdasarkan Tabel 4 diatas dapat diketahui bahwa responden laki-


laki sebanyak 25 siswa (51,0%), dan responden perempuan sebanyak
24 siswa (49,0%).
49

b. Usia Responden
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Usia Responden
Siswa SMP Negeri 10 Palembang

Usia n %

13 30 61,2

14 17 34,7

15 2 4,1

Jumlah 49 100,0

Berdasarkan Tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa responden


yang berusia 13 tahun sebanyak 30 responden (61,2%), yang berusia 14
tahun sebanyak 17 responden (34,7%), dan berusia 15 tahun sebanyak
2 responden (4,1%).
Responden dalam penelitian ini berjumlah 49 siswa yang terdiri
dari kelas VII dan VIII yang berusia 13-15 tahun.

C. Hasil dan Pembahasan

1. Analisa Univariat

a. Status Gizi

Tabel 6
Distribusi Frekuensi Status Gizi Responden
Siswa SMP Negeri 10 Palembang

Status Gizi n %

Obesitas 45 91,8

Gemuk 5 8,2
Jumlah 49 100,0
50

Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa dari 49 siswa yang


obesitas yaitu sebanyak 45 siswa (83,7%) sedangkan yang gemuk
yaitu sebanyak 5 siswa (16,3%).
Terjadinya obesitas pada remaja biasanya disebabkan oleh pola
makan yang tidak baik. Pola makan yang berlebih dapat menjadi faktor
terjadinya obesitas. Obesitas terjadi jika seseorang mengonsumsi
kalori melebihi jumlah kalori yang dibakar. Pada hakikatnya, tubuh
memerlukan asupan kalori untuk kelangsungan hidup dan aktivitas
fisik, namun untuk menjaga berat badan perlu adanya keseimbangan
antara energi yang masuk dengan energi yang keluar. Keseimbangan
energi yang terjadi dapat mengarah pada kelebihan berat badan dan
obesitas.

b. Aktifitas Fisik

Tabel 7
Distribusi Frekuensi Aktivitas Fisik Responden
Siswa SMP Negeri 10 Palembang

Aktivitas Fisik n %

Ringan 17 34,7

Sedang 26 53,1

Berat
6 12,2

Jumlah 49 100,0

Berdasarkan Tabel 7 di atas dapat diketahui bahwa dari ke-4


responden, sebagian besar responden berada pada tingkat aktifitas
51

fisik dengan kategori ringan yakni sebanyak 17 siswa (34,7%), kategori


sedang sebanyak 26 siswa (53,1%) dan kategori berat sebanyak 6
siswa (12,2).
Aktvitas fisik yang paling banyak ditemukan adalah aktivitas fisik
kategori tidak baik (<3xseminggu), aktivitas tersebut berupa olahraga
futsal, basket, volly dan lain-lain. Aktivitas tersebut mereka lakukan
bukan hanya jam olahraga saja melainkan mereka juga melakukan
diwaktu jam ekstrakulikuler sehingga waktu yang mereka pakai untuk
melakukan olahraga tersebut bisa mencapai 2-3 hari/minggu.
Aktifitas fisik seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Baik
faktor lingkungan makro, lingkungan mikro maupun faktor individual.
Secara lingkungan makro, pada kelompok sosial ekonomi rendah
untuk melakukan aktifitas fisik yang terprogram serta terukur tentu
akan lebih rendah bila dibandingkan kelompok sosial ekonomi tinggi.
Lingkungan mikro yang berpengaruh terhadap aktifitas
fisikadalah pengaruh dukungan masyarakat sekitar. Perubahan
pandangan masyarakat terhadap alat dan barang yang
mempermudahpekerjaan ini, telah menyebabkan aktifitas fisik
masyarakat menjadi berkurang.

e. Fast Food

Tabel 8
Distribusi Frekuensi Konsumsi Fast Food Responden
Siswa SMP Negeri 10 Palembang

Fast Food n %

Sering 44 89,8

Jarang 5 10,2

Jumlah 49 100,0
52

Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa seluruh siswa SMP


Negeri 10 Palembang pernah mengkonsumsi fast food dalam satu
minggu terakhir. Responden dengan frekuensi fast food untuk
kategori sering sebanyak 44 responden (89,8%) dan kategori jarang
sebanyak 5 responden (10,2%).

2. Analisis Bivariat
a. Gambaran Kebiasaan Konsumsi Fast Food Dengan Kejadian
Obesitas
Tabel 9
Distribusi Frekuensi Kebiasaan Konsumsi Fast Food
Menurut Kejadian Gizi Lebih
Kebiasaan Kejadian Obesitas
Konsumsi
Obesitas Gemuk Jumlah
Fast Food
n % n % n %

Sering 44 100 0 0 44 100

Jarang 1 20 4 80 5 100

Total 45 91,8 4 8,2 49 100

Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa kejadian obesitas


dengan kebiasaan konsumsi fast foodkategori sering sebanyak 44
siswa (100%) dan obesitas dengan kebiasaan konsumsi fast food
jarang sebanyak 1 siswa (20%).

Dari 44 remaja yang sering mengkonsumsi fast food, rata-


rata dari mereka kebanyakan mengkonsumsi fast food pada saat di
rumah yaitu pada saat pulang sekolah, makan bareng sama
keluarga dirumah, dan mengkonsumsi fast food pada saat di luar
rumah yaitu pada saat jam istirahat sekolah, ataupun ketika libur di
hari minggu. Berdasarkan hasil data pada kuesioner from SFFQ
53

didapatkan jenis fast food yang paling sering dikonsumsi adalah


nasi goreng, fried chicken, mie goreng, burger, pizza, kentang
goreng, sate ayam, sate kambing, pempek dan bakso.

Hal ini sejalan dengan pendapat Agustridani (2007) yang


menyatakan fast food merupakan makanan siap saji yang
mengandung tinggin kalori, tinggi lemak dan rendah serat.
Konsumsi yang tinggi terhadap fast food (makanan siap saji) dapat
menyebabkan terjadinya gizi lebih atau kegemukan karena
kandungan dari fast food tersebut.(Wirnasi, 2013).

Pendapat lain yang dikemukakan oleh Khosman (2004) fast


food adalah makanan bergizi tinggi yang dapat menyebabkan
kegemukan atau obesitas terhadap remaja yang mengkonsumsi
makanan siap saji atau fast food selain itu fast food dapat
mentebabkan penyakit jantung, penyumbatan pembuluh darah dan
sebagiany. Fast food dianggap negatif karena ketidak
seimbangannya, hal ini dengan mudah bisa dilihat dari besarnya
porsi daging ayam atau burger yang disajikan (Wirnasi,2013).
54

b. Gambaran Antara Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Obesitas

Tabel 10
Distribusi Frekuensi Aktivitas Fisik
Menururt Kejadian Gizi Lebih

Kejadian Obesitas

Aktivitas Obesitas Gemuk Jumlah


Fisik
n % n % n %

Ringan 15 88,2 2 11,8 17 100

Sedang 24 92,3 2 7,7 26 100

Berat 6 100 0 0 6 100

Total 45 91,8 4 8,2 49 100

Berdasarkan Tabel 10 menunjukkan bahwa kejadian


obesitas dengan aktivitas fisik kategori berat (100%) dibandingkan
aktivitas sedang (92,3%) dan aktivitas ringan (88,2%). Kejadian
obesitas dengan aktivias fisik berat sebanyak 6 orang (100%) hal
ini terjadi dikarenakan banyak faktor yang mempengaruhi salah
satunya yaitu sering mengkonsumsi fast food yang tinggi
kandungan lemak dalam jangka waktu lama.

Dari 15 remaja obesitas yang aktivitas fisiknya kategori


ringan, jika<600 MeTs-min/minggu, rata-rata dari mereka
kebanyakan malas berolahraga, malas beraktivitas lebih
cenderung menyukai tidur, lebih menyukai naik kendraan dari pada
berjalan kaki.
55

Aktivitas fisik berpengaruh terhadap obesitas dikarenakan


dengan aktivitas fisik yang rutin akan akan membakar lemak
menjadi energi, sehingga lemak yang masuk kedalam tubuh dapat
diolah menjadi energi. Ikut serta dalam tim olahraga di sekolah,
bersepeda atau mungkin berjalan kaki ke sekolah merupakan
diantara cara untuk membuat remajantetap aktif, mencuci mobil
atau melakukan pekerjaan rumah tangga juga dapat dihitung
sebagai aktivitas fisik.

Berdasarkan penelitian Hanleyetal (2002) pada masyarakat


Kanada menemukan bahwa remaja berumur 10-19 tahun yang
menonton televisi > 5 jam per hari, secara signifikan lebih
berpeluang mengalamigizi lebih dibandingkan dengan remaja yang
hanya menonton televisi < 5 jam perhari (Oktaviani dkk, 2012).

Faktor individu seperti pengetahuan dan persepsi tentang


hidup sehat, motivasi, kesukaan berolahraga, harapan tentang
keuntungan melakukan aktifitas fisik akan mempengaruhi
seseorang untuk melakukan aktifitas fisik. Faktor lain yang juga
berpengaruh terhadap seseorang rutin melakukan aktifitas fisik
atau tidak adalah faktor umur, genetik, jenis kelamin dan kondisi
suhu dan geografis (Welis dan Rifki, 2013).
56

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap siswa
SMP Negeri 10 Palembang dapat kesimpulan sebagai berikut :
1. Siswa-siswi yang berstatus obesitas di SMP Negeri 10 Palembang
sebesar 91,8% Obesitas dan gemuk sebesar 8,2%
2. Responden obesitas dengan frekuensi Aktivitas fisik sebagian
besar pada kategori ringan sebesar (34,7%).
3. Responden obesitas dengan frekuensi kebiasaan konsumsi fast
food sebagian besar berada pada kategori sering (89,8%).
4. Responden obesitas dengan frekuensi konsumsi fast food sering
(100%)
5. Responden obesitas dengan aktivitas kategori ringan (88,2%).

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti dapat menyarankan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Kepada responden memperhatikan asupan makanan, membatasi
asupan energi total, dan meningkatkan akivitas fisik berupa olahraga
agar dapat menyeimbangkan antara kalori yang masuk dengan
kalori yang keluar dari tubuh, sehingga dapat terhindar dari dampak
buruk terjadinya obesitas.
2. Perlu adanya dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-
faktor yang mempengaruhi kejadian obesitas.
57

DAFTAR PUSTAKA

Adityawarman. 2007. Hubungan Aktivitas Fisik dengan Komposisi Tubuh


pada Remaja. http://eprints.undip.ac.id/22215/1/Aditya.pdf.

Afria Amy. Rina. Kti. Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “ Hubungan
Konsumsi fast food Dengan Obesitas Pada Remaja Di SMU
Xaverius 1 palembang. 2007.
Awan fast food 2 kali seminggu berhubungan dengan obesitas dan
diabetes.
Badan Litbang Kesehatan.2013. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar
Riskesdas Indonesia Tahun 2013. Kementerian Kesehatan Ri.
Jakarta

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. 2014. Gizi dan Kesehatan


Masyarakat. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Emirza. 2012. Hubungan Asupan Makanan dan Faktor Lainnya Terhadap


Kejdian Berat Badan Pada Remaja Berumur 10-12 Tahun di SD
Islam Harapan Ibu Tahun 2012. Universitas Indonesia 2012.
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20320488-S-Phellia%20Emirza.pdf

Khomsan, A (2006). Solusi Makanan Sehat Jakarta. PT. Raja Grafindo


Persada
Kementerian kesehatan R.I. (2007). Laporan riset kesehatan dasar
(Riskesdas) 2007. Jakarta: badan penelitian dan
pengembangan kesehatan kementerian kesehatan RI.
Dalam NOO, 2011.
http://www.depkes.go.id/sites/download/rkd2007/laporanRkd
2007.pdf
Mita. (2008). Mencegah Obesitas. Dikutip dari http://mita.blog. Unair. Ac.
Id.(Diakses 20 September 2013

Muchtadi, D (2001). Pencegahan Gizi Lebih Dan Penyakit Kronis


Perbaikan Pola Konsumsi Pangan. Jurusan Teknologi
Pangan Dangizi Fakulatas Teknologi Pertanian Institut
Pertanian Bogor.
Moehyi. Sjahmien. Pengatur Makanan dan Diit Untuk Penyembuhan
Penyakit. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta: 1997
58

Oktaviani dkk. 2012. Hubungan Kebiasaan Konsumsi Fast Food, Aktivitas


Fisik, Pola Konsumsi, Karakteristik Remaja Dan Orang Tua
Dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) (Studi Kasus Pada Siswa SMA
Negeri 9 Semarang Tahun 2012.
https://media.neliti.com/media/publications/18843-ID-hubungan-
kebiasaan-konsumsi-fast-food-aktivitas-fisik-pola-konsumsi-
karakteristi.pdf

Virgianto.G.dan purwaningsin E . 2006. Konsumsi fast food sebagai


faktor resiko
terjadinya obesitas pada remaja. http://www.m3undip.org/(diakses
20 juli 2013) Sumber: Kemenkes RI, 2011
Riskesdes. 2007. Aktivitas Fisik, berdasarkan umur pada kelompok 75
tahun keatas dan umur 10-14 tahun, Universitas Indonesia, Depok
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20321858-S-
Luh%20Anggi%20Vertikal.pdf

Sartika. 2011. Faktor Risiko Obesitas Pada Anak 5-15 tahun di Indonesia
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=19092&val=12
15

Savitri. 2015. Hubungan Body Image, Pola Konsumsi, Dan Aktivitas Fisik
Dengan Status Gizi Siswi Sman 63 Jakarta Tahun 2015.Available :
http://Repository.Uinjkt.Ac.Id/Dspace/Bitstream/123456789/29594/
1/Wulan%20savitri-Fkik.Pdf.(Diakses : 3 Febuari 2018)

Soetjiningsih. 2007. Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Obesitas


pada Remaja.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/1464/jurna
l%20kes%20vol%201%20no%202%20f%20133-
140.pdf?sequence=1

Subardja, Dedi. Obesitas Primer Pada Anak. PT. Kiblat Buku Utama.
Bandung: 2004
Waspadi. 2003. Aktifitas fisik, Faktor yang berpengaruh terhadap jumlah
lemak pada perempuan dan pada laki-laki.

Wahyuni Sri. 2013 Hubungan KonsumsiFast Food Dengan Obesitas


Pada Remaja Di Akademi Kebidanan Muhammadiyah Banda
Aceh.
Simtakp.uui.ac.id. SRI WAHYUNI-jurnal

Wahlqvist. M. (1997). Food And Nutrition In Australia. Sidnef: Allen &


Unwin.
59

Welis dan Rifki. 2013. Gizi untuk Aktifitas Fisik dan


Kebugaran.http://repository.unp.ac.id/489/1/BUKU%20PETUNJUK
%20GIZI%20UNTUK%20AKTIFITAS%20FISIK.pdf

Widhayanti. 2009. Efek Pendidikan Gizi Terhadap Perubahan Konsumsi


Energi dan Indeks Massa Tubuh pada remaja kelebihan berat
badan. UNDIP. Semarang,
http://eprints.undip.ac.id/18804/1/Retno_Endah_Widhayati.pdf
Widyastuti, dkk. (2009). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta. Fitramaya
Windasari, E. (2003) Cermin Dunia Kebidanan Dikutip dari
Winarsi, (2013) Hubungan Konsumsi Fast Food Dengan Kejadian
Obesitas Pada Anak SD Dikota Manado.
http:/// ekaakbidbup. Blogspot. Com (Diakses 03 Desember 2013.
60

LAMPIRAN 1

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Tanggal Lahir :
Alamat :
Telp/No. hp :

Menyatakan bersedia ikut berpartisipasi sebagai responden


pada penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa/i Jurusan Gizi
Poltekkes Kemenkes Palembang yang bernama Riawani Pranata
dengan judul “Gambaran Kebiasaan Konsumsi Fast Food dan
Aktivitas Fisik dengan Remaja oesitas Di SMP Negeri 10
Palembang Tahun 2018”.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-
benarnya dan dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.

Palembang ............................... 2018


Responden
61

LAMPIRAN 2

PENARIKAN SAMPEL

Rumus :

Keterangan :
X = proporsi sampel
n = jumlah populasi siswa per kelas
p = jumlah populasi
1. Perhitunganproporsisampelkelas VII
Kelas VII = x jumlah sampel

= x 45 = 21 siswa

2. Perhitunganproporsisampelkelas VIII
Kelas VIII = x jumlah sampel

= x 45 = 24 siswa

Total sampel = (Kelas VII + KelasVIII)


= 21 + 24
= 45 siswa

Kemudian, dilanjutkan dengan perhitungan proporsi sampel untuk


mengambilan sampel di masing-masing kelas.
62

1. Kelas VII
VII 1 = x proporsi sampel VII 5 = x proporsi sampel

= x 21= 2 siswa 21= 2 siswa

VII 2 = x proporsi sampel VII 6 = x proporsi sampel

= x 21= 2 siswa = x 21= 2 sisiwa

VII 3 = x proporsi sampel VII 7 = x proporsi sampel

= x 21= 2 siswa = x 21= 2 siswa

VII 4 = x proporsi sampel VII 8 = x proporsi sampel

= x 21= 2 siswa = x 21= 2 siswa

VII 9 = x proporsi sampel VII 10 = x proporsi

sampel
= x 21= 2 siswa 21= 2 siswa

VII 11 = x proporsi sampel

= x 21= 2 siswa

2. Kelas VIII
VIII 1 = x proporsi sampel VIII 5 = x proporsi

sampel
= x 24= 3 siswa = x 24= 2 siswa
63

VIII 2 = x proporsi sampel VIII 6 = x proporsampel

= x 24= 3 siswa = x 24= 2

siswa
= 3 siswa

VIII 3 = x proporsi sampel VIII 7 = x proporsi

sampel
= x 24= 3 siswa = x 24= 2

siswa

VIII 4 = x proporsi sampel VIII 8 = x proporsi

sampel
= x 24= 2 siswa = x24= 2

siswa

VIII 9 = x proporsi sampel VIII 10 = x

proporsi sampel
= x 24= 2 siswa = x 24= 2

siswa

VIII 11 = x proporsi sampel

= x 24= 3 siswa
64

LAMPIRAN 3

Kode Responden:

IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Tempat, Tanggal Lahir :
3. Jenis Kelamin :
4. Kelas :
5. Umur :
6. Alamat :
7. BB : kg
8. TB : cm

IDENTITAS ORANG TUA

1. Nama ayah :
2. Pedidikan terakhir ayah :
3. Pekerjaan ayah :
4. Nama ibu :
5. Pedidikan terakhir ibu :
6. Pekerjaan ibu :

LAMPIRAN 4
65

KUESIONER AKTIVITAS FISIK


Nama :
Kode Sampel :
Kelas :
Isi sesuai dengan aktivitas yang anda lakukan sering dilakukan dalam
kurun waktu 7 hari ini, perkirakan waktu yang anda gunakan.

No. Aktivitas Fisik Waktu (menit)


Aktivitas ringan
1 Berjalan ke sekolah
2 Berjalan ke pasar
3 Berjalan ke took
5 Duduk dalam kelas
6 Tidur
7 Nonton TV
8 Bermain play station
9 Main komputer/laptop
10 Main handphone
11 Berdandan
12 Belajar di rumah
Aktivitas sedang
1 Bersepeda
2 Bermain tenis
3 Berenang
4 Bermain music
5 Bermain volley
6 Bermain bulu tangkis
7 Olah raga dirumah : sit up dan push up
66

8 Membersihkan rumput dan daun


9 Mencangkul
10 Menanam
11 Pekerjaan mengunakan mesin dan di lakukan
sambil berjalan seperti pemetong rumput
12 Mengepel
13 Menyapu
14 Menjemur pakaian
15 Memindahkan barang ringan
16 Mengelap kaca jendela
17 Membereskan peralatan
18 Membuang sampah
19 Mencuci piring
20 Mencuci baju
21 Memandikan anak-anak (adik atau ponakan)
22 Memakaikan pakaian dengan anak-anak (adik
atau ponakan)
23 Memberi makan anak-anak (adik atau ponakan)
24 Berjalan dengan menggendong anak-anak (adik
atau ponakan)
25 Mengemudi (motor/mobil)
Aktivitas Berat
1 Jalan cepat
2 Berlari
3 Jogging
4 Bersepeda di medan yang berliku
5 Bermain sepak bola
6 Bela diri (karate,taekwondo, pencak silat)
67

7 Outbond
8 Senam aerobik
9 Dansa profesional, tari tradisional atau modern
yang menggunakan banyak gerakan
10 Menebang pohon manual dengan kapak
11 Memanjat pohon
12 Memindahkan furniture (sofa, meja, lemari)
13 Membawa belanjaan dan benda berat sambil
menaiki atau menuruni tangga
14 Berbelanja dengan mendorong troli berisi
banyak barang
15 Mengangkat benda berat
16 Mendorong benda berat
17 Menarik benda berat
18 Berlari menaiki atau menuruni tangga sambil
membawa koper
68

LAMPIRAN 5
Food Frequency Quistionners(FFQ)
Nama Responden .....................................

Petunjuk :berikantanda (x) padakolomfrekuensikonsumsi


JenisBahan Frekuensi
Makanan 1x >1x 1-5x ≤2x Tidak Urt Gra
m
Per per per per pernah
hari hari mingg bulan
u
Kalori Fast Food

1. NasiGoreng
2.. Dada
AyamGoreng
3. Sate Ayam
4. Sate Kambing
5. BihunGoreng
6. Mie Instan
7. Mie Bakso
8. Siomay
9. Burger Keju
10. Pizza Hut
11.
KentangGoreng
12. Burger
13. Paha Ayam
14. Pizza Keju
15. NaggetAyam
69

LAMPIRAN 6
PERHITUNGAN SAMPEL

n=

ketahui:= p= 0,136
q= 1- 0,136= 0,864
(1,96)² x 0,136 x0,864

0,01

= 0,45

0,01

= 45 Sampel

Sampel cadangan 10% + 45= 50 Sampel


70

LAMPIRAN 7

CONTOH PERHITUNGAN AKTIVITAS FISIK

Total aktivitas fisik MET dihitung dengan rumus :


Total MET-menit/minggu = aktvitas berat (METs x durasi x frekuensi) +
aktivitas sedang (METs x durasi x frekuensi) + aktivitas berjalan (METs x
durasi x frekuensi).
Contoh :
Dik : METs aktivitas berat = 8,0
METs aktivitas sedang = 4,0
METs aktivitas berjalan = 3,3
Frekuensi = 7 hari
Aktivitas berat = - Jogging = 10 menit
- Bermain sepak bola = 15 menit
- Berlari = 5 menit
- Senam = 10 menit
Aktivitas sedang = - Bermain volley = 15 menit
- Membersihkan rumput dan daun = 10 menit
- Berenang = 25 menit
- Mengelap kaca jendela = 5 menit
- Membuang sampah = 5 menit
- Mencuci baju = 20 menit
- Menanam = 5 menit
Aktivitas berjalan = - Berjalan ke sekolah = 10 menit
- Berjalan ke pasar = 10 menit
- Duduk dalam kelas = 40 menit
- Nonton TV = 20 menit
- Main handphone = 20 menit

Aktivitas Fisik = aktvitas berat (METs x durasi x frekuensi) + aktivitas


sedang (METs x durasi x frekuensi) + aktivitas berjalan
(METs x durasi x frekuensi).
= (8,0 x 40 x 7) + (4,0 x 85 x 7) + (3,3 x 100 x 7)
= 2240 + 2380+ 2310
= 6930 selama 7 hari
= 990 MET/menit/minggu
= Aktivitas sedang.
71

Lampiran 8
Hasil Pembahasan Univariat dan Bivariat.

A. Univariat

1.Distribusi Frekuensi Umur Responden

Statistics
Umur
Valid 49
N
Missing 0

Umur
Frequen Percent Valid Cumulative
cy Percent Percent
13 30 61,2 61,2 61,2
14 17 34,7 34,7 95,9
Valid
15 2 4,1 4,1 100,0
Total 49 100,0 100,0

2. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden

Statistics
kelamin
Valid 49
N
Missing 0

Kelamin
Frequen Percent Valid Cumulative
cy Percent Percent
Laki-laki 25 51,0 51,0 51,0
Valid Perempuan 24 49,0 49,0 100,0
Total 49 100,0 100,0
72

3. Distribusi Frekuensi Status Gizi Responden

Statistics
kat_Z
Valid 49
N
Missing 0

kat_Z
Frequ Percent Valid Cumulative
ency Percent Percent
Obesitas 45 91,8 91,8 91,8
Valid gemuk 4 8,2 8,2 100,0
Total 49 100,0 100,0

4. Distribusi Frekuensi Aktivitas Fisik Responden

Statistics
Aktivitas
Valid 49
N
Missing 0

kat_aktivitasfisik
Frequen Percent Valid Cumulative
cy Percent Percent
Ringan 17 34,7 34,7 34,7
Sedan 26 53,1 53,1 87,8
Valid g
Berat 6 12,2 12,2 100,0
Total 49 100,0 100,0
73

5. Distribusi Frekuensi Konsumsi Fast Food Responden

Statistics
Kebiasaanfastfood
Valid 49
N Missin 0
g

Kebiasaanfastfood
Freque Percent Valid Cumulative
ncy Percent Percent
sering 44 89,8 89,8 89,8
Valid jarang 5 10,2 10,2 100,0
Total 49 100,0 100,0

B. Bivariat
1. Distribusi Frekuensi Kebiasaan Konsumsi Fast Food
Dengan Kejadian Obesitas

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Kebiasaanfastfood * 49 100,0% 0 0,0% 49 100,0%
kat_Z

Kebiasaanfastfood * kat_Z Crosstabulation


74

kat_Z Total
obesita gemuk
s
Count 44 0 44
sering % within 100,0% 0,0% 100,0%
Kebiasaanfastf Kebiasaanfastfood
ood Count 1 4 5
jarang % within 20,0% 80,0% 100,0%
Kebiasaanfastfood
Count 45 4 49
Total % within 91,8% 8,2% 100,0%
Kebiasaanfastfood

2. Distribusi Frekuensi Ativitas Fisik Dengan Kejadian Obesitas

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Aktivitas * 49 100,0% 0 0,0% 49 100,0%
kat_Z
75

kat_aktivitasfisik * kat_Z Crosstabulation


kat_Z Total
obesita gemuk
s
Count 15 2 17
ringan % within 88,2% 11,8% 100,0%
kat_aktivitasfisik
Count 24 2 26
kat_aktivitasfi
sedang % within 92,3% 7,7% 100,0%
sik
kat_aktivitasfisik
Count 6 0 6
berat % within 100,0% 0,0% 100,0%
kat_aktivitasfisik
Count 45 4 49
Total % within 91,8% 8,2% 100,0%
kat_aktivitasfisik

Anda mungkin juga menyukai