Anda di halaman 1dari 89

LAPORAN TUGAS AKHIR

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO, FREKUENSI FAST FOOD


DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP OBESITAS PADA REMAJA
DI SMK METHODIST 2 PALEMBANG

Disusun Oleh :

Muslikhatin Ahmaliah

Nomor Induk Mahasiswa : PO.71.31.0.15.024

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PROGRAM STUDI D-III GIZI
PALEMBANG
2018

1
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Berangkat Dengan Penuh Keyakinan, Berjalan Dengan Penuh
Keikhlasan Dan Istiqomah Dalam Menghadapi Cobaan. “ Sesungguhnya sesudah kesulitan
itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan,
kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain,
dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap (Al-Insyirah : 6-8).

Bismillahirrahmaanirrahiim
Ucapan Terima Kasih tanpa Batas untuk
Yang Maha Kuasa Allah SWT atas setiap ridho,
Kelancaran dan kemudahan dalam setiap langkahku.
Sholawat dan Salam kepada junjungan Nabi Muhammad SAW atas tauladannya.

Ku persembahkan karya sederhana ini kepada orang-orang hebat dalam hidupku :


❤ Teristimewa Kedua Orang Tuaku, Ibu dan Bapak yang selalu senantiasa memberikan
dukungan moral maupun moril dan tidak pernah bosan mendoakan, memberikan
motivasi hingga aku dapat melewati semua dan berada pada titik ini.
❤ Yang Tersayang Kakak dan Adik ku, terimakasih atas dukungan dan kasih sayang
yang terkadang tidak tampak namun selalu tersirat dalam setiap tingkah laku dan
kata-kata.
❤ Almh. Nenek Tercinta
❤ Yang Terhormat, pembimbing LTA Terhebat Ibu Mardiana, SE, M.Kes dan
Bapak Podojoyo, SKM, M.Kes, Bapak Edy Susanto, SKM, M.Kes dan
Ibu Teratih, SKM, M.Si terimakasih untuk semua bimbingan, ilmu, arahan, dan
motivasi yang telah diberikan hingga aku dapat melewati semua ini dan berada pada
titik ini.
❤ Dosen-dosen Gizi Poltekkes Kemenkes Palembang.
❤ Teman seperjuangan, Gizi 2015.
❤ Almamaterku.
❤ Keluarga AIDS.
❤ Organisasi Mahasiswa : DLM ( Dewan Legislatif Mahasiswa ) dan FL2MI
( Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia ) khususnya Badri Zam-zammi
dan Liwista.
❤ My Dear, Jery Andreansyah, terimakasih atas setiap motivasi yang diberikan, pesan
penyemangatnya, tempat berbagi keluh kesah, serta bantuan-bantuan yang selalu
diberikan. Thanks A Lot By ❤
❤ Reborn ( Junita, Tuwik dan Novia ).
❤ Cendana’s Family ( Intanda Yaguarini, Helista Agustin, Nanda Fitriani, Wahyu
Alqausar dan Wahyu Kurnia Sandi ).
❤ Em Si Key ( Trisna, Yovanka, Ratih, Ayu dan Jesika )
❤ Teman-teman PIGM Desa Sidomukti, PKL RS. Marzoeki Mahdi Bogor, dan
Puskesmas 4 ULU.

v
ABSTRAK

PROGRAM STUDI D-III GIZI


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
LAPORAN TUGAS AKHIR, 13 JULI 2018
MUSLIKHATIN AHMALIAH
GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO, FREKUENSI FAST FOOD
DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP OBESITAS PADA REMAJA
DI SMK METHODIST 2 PALEMBANG
(xiv, 48 Halaman, 15 Tabel, 10 Lampiran)

Obesitas merupakan ketidaknormalan atau kelebihan akumulasi


lemak yang dapat berisiko bagi kesehatan. Remaja yang memiliki status
gizi obesitas akan berdampak pada gangguan psikososial yaitu rasa
rendah diri, depresif dan menarik diri dari lingkungannya.
Tujuan penelitian diketahuinya gambaran asupan zat gizi makro,
frekuensi fast food dan aktivitas fisik terhadap obesitas pada remaja di
SMK Methodist 2 Palembang. Jenis penelitian deskriptif dengan
rancangan case control. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 42
orang dimana 21 kasus, dan 21 kontrol yang diambil dengan
menggunakan metode Simple Random Sampling. Analisis data yang
digunakan analisis univariat dan bivariat.
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa siswa yang memiliki
kebiasaan mengkonsumsi asupan zat gizi makro lebih untuk energi
(54,8%), protein (40,5%), lemak (52,4%), karbohidrat (59,5%), memiliki
kebiasaan sering mengkonsumsi fast food (69%) dan memiliki kebiasaan
melakukan aktivitas ringan (42,9%). Dan hasil analisis bivariat
menunjukkan bahwa siswa obesitas lebih banyak mengkonsumsi asupan
zat gizi makro lebih untuk energi (85,7%), protein (81%), lemak (90,5%),
karbohidrat (95,2%), fekuensi fast food sering (90,5%) dan melakukan
aktivitas fisik ringan (71,4%) bila dibandingkan dengan siswa yang tidak
obesitas.
Diharapkan untuk pihak sekolah agar melakukan kegiatan
penimbangan berat badan secara rutin dalam rangka pemantauan
pertumbuhan, perlu diadakannya penyuluhan gizi seimbang, dan
memberikan edukasi tentang bahaya konsumsi fast food dan snack
secara berlebihan.

Daftar Pustaka : 33 (2004-2016)

Kata Kunci : Obesitas, Remaja, Asupan Zat Gizi Makro,


Frekuensi Fast Food dan Aktivitas Fisik.

vi
ABSTRACT

DEPARTMENT OF NUTRITION - DIII


HEALTH POLYTECHNIC OF PALEMBANG
FINAL PROJECT, JULY 13th 2018
MUSLIKHATIN AHMALIAH
DESCRIPTION OF MACRO NUTRITION CONSUMTION, FAST
FOOD FREQUENCY AND PHYSICAL ACTIVITY TOWARD TEENAGER
OBESITY AT SMK METHODIST 2 PALEMBANG
(xiv, 48 Pages, 15 Tables, 10 Attachments)
Obesity is an abnormal condition or excessive of fat accumulation
that risk the health. Teenager who has nutrition status of obesity will have
an impact for their psychological i.e inferiority, depression and avoiding
society.
The objective of this research is to know the picturization of macro
nutrition consumption, fast food frequency and physical activity toward
teenager obesity at SMK Methodist 2 Palembang. This research is
descriptive research with case control model. Total samples of this study
are 42 students where 21 cases and 21 controls that has been taken by
using Simple Random Sampling method. Data analysis used is univariate
and bivariate.
The result of univariate shows that students who customized to
consume high macro nutrition for the energy (54.8%), protein (40.5%), fat
(52.4%), carbohydrate (59.5%), have a habit in consuming fast
food (69%) and have habit to do light physical activity (42.9%). And the
result of bivariate shows that students who have an obesity consume a lot
of macro nutrition for energy (85.7%), protein (81%), fat (90.5%),
carbohydrate (95.2%), fast food frequency (90.5%) and did a light physical
activity (71.4%) if it compares with student who have not obesity.
It is suggested for school to conduct a routine weighing in order to
maintain the growth, it needs a socialization of balance nutrition, and
giving an education about the danger of consuming fast food and an over
snack.

References : 33 (2004-2016)
Key Word : Obesity, Teenager, Macro Nutrition Consumtion, Fast Food
frequency and Physical Activity

vii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT yang telah


memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “ Gambaran Asupan
Zat Gizi Makro, Frekensi Fast Food dan Aktivitas Fisik Terhadap Obesitas
Pada Remaja di SMK Methodist 2 Palembang “ .
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah banyak membantu
dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Ucapan Terimakasih
penulis sampaikan kepada :
1. Ibu drg. Nur Adibah Hanum, M.Kes selaku direktur Politeknik
Kesehatan Kementrian Kesehatan Palembang.
2. Ibu Hana Yuniarti, SKM., M.Kes selaku ketua Jurusan Gizi Politeknik
Kesehatan.
3. Ibu Mardiana, SE, M.Kes selaku pembimbing utama yang telah banyak
memberikan perhatian, ilmu, dan waktu untuk membimbing dan
mengarahkan dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir ini.
4. Bapak Podojoyo, S.KM, M.Kes selaku pembimbing pendamping yang
telah banyak memberikan perhatian, ilmu, dan waktu untuk
membimbing dan mengarahkan dalam pembuatan Laporan Tugas
Akhir ini.
5. Bapak Eddy Susanto, S.KM, M.Kes selaku penguji pertama yang telah
bersedia memberikan perhatian, ilmu, dan waktu untuk membimbing
dan mengarahkan dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir ini.
6. Ibu Terati, S.KM, M.Si selaku penguji kedua yang telah bersedia
memberikan perhatian, ilmu, dan waktu untuk membimbing dan
mengarahkan dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir.
7. Kedua orang tua yang selalu mendoakan serta memberi dukungan
moril maupun materil dan semangat untuk terus berusaha.

viii
8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2015 yang selalu memberikan
masukan dan motivasi. Serta semua pihak yang dapat disebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih kurang
dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat diharapkan untuk perbaikan dalam penulisan
selanjutnya.

Palembang, Juni 2018

Penulis

ix
DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................ i


Pernyataan Persetujuan ............................................................................. ii
Lembar Panitia Sidang ............................................................................... iii
Motto dan Persembahan ............................................................................ v
Abstrak ....................................................................................................... vi
Kata Pengantar ........................................................................................ viii
Daftar isi ..................................................................................................... x
Daftar Tabel .............................................................................................. xii
Daftar Gambar ..................................................................................... ....xiii
Daftar Lampiran ....................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 3

1. Tujuan Umum ................................................................................ 3

2. Tujuan Khusus............................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka .................................................................................. 5

1. Remaja .......................................................................................... 5

2. Obesitas ........................................................................................ 7

3.Asupan Zat Gizi Makro ................................................................. 12

4.Gambaran Konsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food) ............... 17

5. Aktifitas Fisik ............................................................................... 19

B. Kerangka Teori ................................................................................. 22

x
C. Kerangka Konsep............................................................................. 23

D. Variabel Penelitian ........................................................................... 23

E.Definisi Operasional .......................................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 26

B. Jenis Penelitian .............................................................................. 26

C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 26

D. Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data ....................................... 28

E. Pengolahan Data dan Analisis Data............................................... 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SMK Methodist 2 Palembang ........................... 32

B. Gambaran Umum Responden ....................................................... 33

C. Analisa Data ................................................................................... 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................... 47

B. Saran ............................................................................................. 47

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 49

LAMPIRAN............................................................................................... 52

xi
DAFTAR TABEL

Nomor Halaman
1. Kategori Ambang Batas ..................................................................... 8
2. Kebutuhan Energi Perhari bagi Remaja ............................................. 12
3. Kebutuhan Protein Perhari bagi Remaja ............................................ 13
4. Kebutuhan Lemak Perhari bagi Remaja ............................................ 14
5. Kebutuhan Karbohidrat Perhari bagi Remaja ..................................... 15
6. Kandungan Nilai Gizi beberapa jenis Fast Food ................................. 17
7. Hasil Ukur Aktivitas Fisik .................................................................... 21
8. Distribusi Frekuensi Siswa menurut Jenis Kelamin ............................. 33
9. Distribusi Frekuensi Siswa menurut Usia ............................................ 34
10.Distribusi Frekuensi Siswa menurut Asupan Zat Gizi Makro .............. 35
11.Distribusi Frekuensi Siswa menurut Frekuensi Fast Food .................. 37
12.Distribusi Frekuensi Siswa menurut Aktivitas Fisik ............................. 37
13.Distribusi Frekuensi Obesitas menurut Asupan Zat Gizi Makro .......... 38
14.Distribusi Frekuensi Obesitas menurut Frekuensi Fast Food.............. 43
15.Distribusi Frekuensi Obesitas menurut Aktivitas Fisik ......................... 45

xii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman
1. Kerangka Teori .................................................................................... 22
2. Kerangka Konsep ................................................................................ 23

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman
1. Perhitungan Besar Sampel ................................................................ 52
2. Pernyataan Kesedian Jadi Responden .............................................. 53
3. Aktivitas Fisik Harian Berdasarkan Level Intesitas.............................. 54
4. Kuesioner Identitas Responden .......................................................... 56
5. Form FFQ Konsumsi Pangan ............................................................ 57
6. Form FFQ Fast Food .......................................................................... 60
7. Formulir Aktivitas Fisik ........................................................................ 62
8. Analisis Data Univariat ........................................................................ 64
9. Analisis Data Bivariat .......................................................................... 66
10. Daftar Responden .............................................................................. 69

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Obesitas adalah akumulasi lemak abnormal atau berlebihan
yang dapat mengganggu kesehatan (WHO, 2014). Sedangkan
menurut Kementerian Kesehatan 2010 obesitas adalah suatu
keadaan dimana berat badan seseorang melebihi dari standar
kesehatan yang telah ditentukan.
Menurut WHO, remaja adalah penduduk dengan rentang
usia 10-19 tahun. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun
2014, remaja adalah penduduk dengan rentang usia 10-18 tahun.
Usia remaja ( 10-18 tahun) merupakan periode rentan gizi karena
berbagai sebab. Pertama, remaja memerlukan zat gizi yang lebih
tinggi karena peningkatan pertumbuhan fisik dan perkembangan
yang drastis itu. Kedua, perubahan gaya hidup dan kebiasaan
makan remaja mempengaruhi baik asupan maupun kebutuhan
gizinya. Ketiga, aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011).
Faktor penyebab obesitas pada remaja bersifat multifaktorial.
Peningkatan konsumsi makanan cepat saji (fast food), rendahnya
aktivitas fisik, faktor genetik, pengaruh iklan, faktor psikologis,
status sosial ekonomi, program diet, usia, dan jenis kelamin
merupakan faktor-faktor yang berkontribusi pada perubahan
keseimbangan energi dan berujung pada kejadian obesitas (Weni
kurdianti,dkk 2015). Sedangkan menurut Muwakhidah pada tahun
2008, beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya obesitas
seperti faktor genetik, lingkungan, psikis, kesehatan, obat-obatan,
perkembangan, dan aktivitas fisik. Sedangkan faktor lingkungan
yaitu gaya hidup dan bagaimana pola makan seseorang.

1
2

Kejadian obesitas umumnya disebabkan oleh tingginya


asupan makanan namun tidak diimbangi oleh aktivitas fisik yang
cukup. Pada remaja, pola makan yang diterapkan sekarang ini
adalah tinggi kalori namun sedikit mengandung serat (Gharib dan
Rasheed, 2011). Asupan serat yang kurang merupakan salah satu
pencetus terjadinya gizi lebih.
Penelitian di Amerika menunjukkan bahwa 70% remaja
mengalami kegemukan dan Korea Selatan 20,5% penduduknya
tergolong overweight dan 1,5 % tergolong obes, sedangkan di
Thailand 16% penduduknya mengalami overweight dan 4%
tergolong obes (Adiningrum, 2008).
Hasil Riskesdas tahun 2007, menunjukkan bahwa prevalensi
penduduk umur ≥15 tahun sebesar 10,30% adalah obesitas.
Meningkat pada tahun 2010 menjadi 11,70 %. Hasil Riskesdas
2013 prevalensi gemuk pada remaja umur 16-18 tahun sebanyak
7,3% yang terdiri dari 5,7% gemuk dan 1,6% obesitas. Sebanyak
13 provinsi dengan prevalensi gemuk diatas nasional, yaitu Jawa
Timur, Kepulauan Riau, DKI, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat,
Bangka Belitung, Bali, Kalimantan Timur, Lampung, Sulawesi Utara
dan Papua (Badan Litbang Kesehatan, 2013).
Prevalensi obesitas umum di Provinsi Sumatera Selatan
adalah 11,4% (6,6% BB lebih dan 4,8 % obese). Ada 3
kabupaten/kota dengan prevalensi obesitas umum tertinggi adalah:
Prabumulih, OKU Timur, dan Pagar Alam (Depkes RI,2007).
Sedangkan kota Palembang memiliki pravalensi Obesitas sebesar
14,1% (Dinkes Kota Palembang, 2015).
SMK Methodist 2 Palembang merupakan sekolah dengan
rata-rata siswanya berasal dari keluarga dengan tingkat
perekonomian menengah ke atas. Hasil survei pendahuluan yang
dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 05 Februari 2018 dengan
pengukuran antropometri terhadap 31 siswa yang memiliki berat
3

badan lebih ditemukan 4 siswa overweight dan 27 siswa obesitas.


Berdasarkan letak geografisnya, SMK Methodist 2 Palembang
berdekatan dengan sejumlah makanan cepat saji luar negeri dan
dalam negeri.
Dari uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang gambaran asupan zat gizi makro, frekuensi fast
food dan aktivitas fisik terhadap obesitas pada remaja di SMK
Methodist 2 Palembang.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas menunjukkan masih
tingginya prevalensi obesitas di Sumatera Selatan sebesar 11,4%
dan kota Palembang 14,1%, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana Gambaran Asupan Zat Gizi
Makro, Frekuensi Fast Food dan Aktivitas Fisik Terhadap Obesitas
pada Remaja di SMK Methodist 2 Palembang?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Diketahui gambaran asupan zat gizi makro, frekuensi fast
food dan aktivitas fisik terhadap obesitas pada remaja di SMK
Methodist 2 Palembang
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui prevalensi obesitas di SMK Methodist 2
Palembang
b. Diketahui asupan zat gizi makro (energi, protein, lemak,
karbohidrat) pada remaja di SMK Methodist 2 Palembang.
c. Diketahui frekuensi fast food pada remaja di SMK Methodist
2 Palembang.
d. Diketahui aktivitas fisik pada remaja di SMK Methodist 2
Palembang.
4

e. Diketahui gambaran antara asupan zat gizi makro (energi,


protein, lemak, karbohidrat) dengan obesitas pada remaja di
SMK Methodist 2 Palembang.
f. Diketahui gambaran antara frekuensi fast food dengan
obesitas pada remaja di SMK Methodist 2 Palembang.
g. Diketahui gambaran antara aktivitas fisik dengan obesitas
pada remaja di SMK Methodist 2 Palembang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang
gambaran asupan zat gizi makro, frekuensi fast food dan
aktivitas fisik terhadap obesitas pada remaja di SMK Methodist
2 Palembang.
2. Bagi jurusan Gizi Poltekkes Palembang
Sebagai informasi untuk menambah tinjauan ilmiah tentang
gambaran asupan zat gizi makro, frekuensi fast food dan
aktivitas fisik terhadap obesitas pada remaja di SMK Methodist
2 Palembang.
3. Bagi Pihak Sekolah
Dapat memberikan saran kepada pihak sekolah, sehingga
dapat memberikan perhatian dan intervensi terhadap remaja
yang mengalami obesitas.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Remaja
Menurut WHO, remaja adalah penduduk dengan rentang
usia 10-19 tahun. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun
2014, remaja adalah penduduk dengan rentang usia 10-18 tahun
dan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
(BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-14 tahun dan belum
menikah. Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan
dan perkembangan yang pesat baik secara fisik, psikologis maupun
intelektual.
Sedangkan menurut Brown yang dikutip dari Emirza (2012)
remaja adalah individu yang berusia 11-21 tahun yang mengalami
perubahan baik secara biolgis, emosional, sosial dan kognitif dari
fase anak-anak menjadi dewasa.
Remaja memiliki batasan usia 12-24 tahun (WHO) 2007,
sementara United Nations (UN) menyebutnya sebagai anak muda
(youth) untuk usia 15- 24 tahun. Ini kemudian disatukan dalam
batasan kaum muda (young pople) yang mencakup usia10-24 tahun
(Husna, 2013).
Pada masa remaja biasanya seseorang akan mengalami
pertambahan berat hingga mencapai berat setengah dari berat
badan ideal tubuh orang dewasa. Puncak kenaikan berat badan
mengikuti percepatan pertumbuhan linier berlangsung selama 3-6
bulan pada remaja perempuan dan 3 bulan pada remaja laki-laki .
Menurut Stang dan Story dalam Emirza (2012), Remaja
perempuan akan mengalami peningkatan berat badan sebanyak 8,3
kg pertahun selama puncak pertambahan berat badan yang terjadi

5
6

sekitar umur 12,5 tahun. Pada masa pubertas peningkatan berat


badan pada remaja perempuan rata-rata sebanyak 17,5 kg/tahun.
Sedangkan remaja laki-laki mengalami peningkatan berat badan
rata-rata sebanyak 9 kg/tahun.
Masalah obesitas banyak dialami oleh beberapa golongan
masyarakat salah satunya remaja. Dampak yang ditimbulkan dari
status gizi remaja obesitas adalah gangguan psikososial yaitu rasa
rendah diri, depresif dan menarik diri dari lingkungan. Hal ini
dikarenakan anak obesitas sering kali menjadi bahan hinaan teman
sepermainan dan teman sekolah (Nasar dalam Rahmawati, 2006).
Menurut Misnadiarly (2007) kelebihan berat badan juga
dapat menyebabkan terjadinya masalah yang menyangkut
perkembangan sosial dan emosional anak seperti:
1. Percaya diri rendah dan rawan diganggu anak lain.
Anak-anak sering kali mengganggu atau mencela kawan mereka
yang kelebihan berat badan, dan sering kali mengakibatkan anak
tersebut kehilangan rasa percaya diri dan meningkatkan risiko
terjadinya depresi.
2. Problem pada tingkah laku dan pola belajar.
Anak-anak yang kelebihan berat badan cenderung lebih sering
merasa cemas dan memiliki kemampuan bersosialisasi lebih
rendah daripada anak-anak dengan berat badan normal.
3. Depresi.
Isolasi sosial dan rendahnya rasa percaya diri menimbulkan rasa
perasaan tidak berdaya pada sebagian anak yang kelebihan
berat. Bila anak-anak kehilangan harapan bahwa hidup mereka
akan menjadi lebih baik, pada akhirnya mereka akan mengalami
depresi.
Seorang anak yang mengalami depresi akan kehilangan
rasa tertarik pada aktivitas normal, lebih banyak tidur dari biasanya
7

atau sering kali menangis. Kebanyakan anak yang mengalami


depresi mengalami kesulitan dalam bidang akademis. Penarikan
diri yang dilakukan mengakibatkan ketidakmampuan mengikuti
aktifitas akademik di sekolah. Hal ini mengakibatkan kesulitan
konsentrasi dan kelelahan dalam menyelesaikan pekerjaan rumah
dan tugas di kelas.
Kelebihan berat badan pada remaja telah di hubungkan
dengan naiknya kadar insulin plasma, lipid darah, dan kadar
lipoprotein naik, dan kenaikan tekanan darah, yang merupakan
faktor yang diketahui dihubungkan dengan morbiditas orang
dewasa akibat obesitas (Susi, 2010).

2. Obesitas

a. Pengertian Obesitas
Obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang
umumnya ditimbun dalam jaringan subkutan (bawah kulit),
sekitar organ tubuh dan kadang terjadi perluasan ke dalam
jaringan organnya (Misnadierly, 2007).Obesitas merupakan
keadaan yang menunjukkan ketidak seimbangan antara tinggi
dan berat badan akibat jaringan lemak dalam tubuh sehingga
terjadi kelebihan berat badan yang melampaui ukuran ideal
(Sumanto, 2009).
Obesitas di defenisikan sebagai akumulasi lemak tubuh
secara berlebihan. Akumulasi lemak dapat melebihi 50% berat
badan total dan menyebabkan konsekuensi patologis yang berat
(Barasi, 2009). Obesitas pada anak merupakan akibat dari
asupan kalori (energi) yang melebihi jumlah kalori yang
dilepaskan atau dibakar melalui proses metabolisme didalam
tubuh(Wahyu, 2009).
Obesitas adalah suatu keadaan dimana terdapatnya
penimbunan lemak berlebihan yang diperlukan untuk fungsi
8

tubuh manusia yang ditandai dengan penumpukan lemak pada


bagian tubuh tertentu (Hermanto, 2006). Menurut Brooker
(2008), obesitas adalah gangguan nutrisi paling umum dan
insidensnya meningkat serta tidak sama dengan konsdisi status
sosial ekonomi serta kelompok ras.
Obesitas adalah suatu penyakit serius yang dapat
mengakibatkan masalah emosional dan sosial. Seseorang
disebut obesitas apabila kelebihan berat badan mencapai lebih
20% dari berat normal. Obesitas saat ini menjadi permasalahan
dunia bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
mendeklarasikan sebagai epidemic global (Susi,2010).
Tabel 1
Kategori Ambang Batas (Z-Score) Umur 5-18 Tahun
Kategori Ambang Batas
Indeks
Status Gizi (Z-Score)
Indeks Massa Sangat Kurus <- 3 SD
Tubuh menurut Kurus -3 SD sampai dengan <-2 SD
Umur (IMT/U) Normal -2 SD sampai dengan 1SD
Umur 5-18 Gemuk >1 SD sampai dengan 2 SD
Tahun Obesitas >2 SD
Sumber : (Kemenkes RI. 2010)
a. faktor-faktor penyebab obesitas
Menurut Sudargo dkk dalam Imron (2015) membagi obesitas
menjadi:
1. Obesitas primer
Obesitas primer adalah obesitas yang disebabkan
oleh faktor gizi dan berbagai faktor yang mempengaruhi
masukan makanan. Obesitas jenis ini terjadi akibat masukan
makanan yang lebih banyak dibandingkan dengan
kebutuhan energi yang dibutuhkan oleh tua.
9

2. Obesitas sekunder
Obesitas sekunder adalah obesitas yang disebabkan
oleh adanya penyakit atau kelainan congential
(mielodisplasia), endokrin (sindrom Chusim, sindrom
Freulich, sindrom Mauriac, dan preudoparatiroidisme), atau
kondisi lain (sindrom klineferter, sindrom turner, sindrom
down, dan lain- lain).
Atikah Proverawati (2010:72) dalam Imron (2015)
menegaskan secara ilmiah, obesitas terjadi akibat
mengkonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan
tubuh. Meskipun penyebab utamanya belum diketahui,
namun obesitas pada remaja terlihat cenderung kompleks,
multifaktoral, dan berperan sebagai pencetus terjadinya
penyakit kronis yang berperan terjadinya penyakit kronis dan
degeneratif.
Faktor risiko yang berperan terjadinya obesitas antara
lain adalah sebagai berikut:
a. Konsumsi makanan
Menurut Gibney, et al. (2008), konsumsi makanan
adalah determinan gaya hidup yang paling penting dan
dapat diubah yang menentukan kesehatan manusia.
Kesehatan seseorang dapat dipengaruhi oleh zat gizi
yang dikonsumsi. Sementara tingkat konsumsi ditentukan
oleh kualitas serta kuantitas bahan makanan atau
minuman yang dikonsumsi.
Bila susunan makanan memenuhi kebutuhan, baik
secara kualitas maupun kuantitas, maka tubuh akan
mempunyai daya kerja maupun daya tahan terhadap
serangan penyakit yang maksimal (Mursito, 2007).
Almatsier (2004) menyataan bahwa keseimbangan
energi dicapai bila energi yang masuk kedalam tubuh
10

melalui makanan sama dengan energi yang dikeluarkan.


Keadaan ini akan menghasilkan berat badan
ideal/normal. Kelebihan energi terjadi apabila konsumsi
energi melalui makanan melebihi energi yang
dikeluarkan. Kelebihan energi ini akan diubah menjadi
lemak tubuh. Akibatnya, terjadi berat badan lebih atau
kegemukan.
b. Aktivitas fisik
Seseorang dengan aktifitas fisik yang kurang
dapat meningkatkan prevalensi terjadinya obesitas.
Orang- orang yang kurang aktif memerlukan kalori dalam
jumlah sedikit dibandingkan dengan seseorang yang
hidupnya aktif. Seseorang yang hidupnya kurang aktif
(sedentary life) atau tidak melakukan aktifitas fisik yang
seimbang dan mengkonsumsi makanan yang tinggi
lemak, akan cenderung mengalami obesitas.
c. Faktor genetik
Obesitas cenderung untuk diturunkan, sehingga
diduga memiliki penyebab genetik. Tetapi anggota
keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan
dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong
terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan
antara faktor gaya hidup dengan faktor genetik.
Penelitian menunjukkan bahwa rata- rata faktor genetik
memberikan kontribusi sebesar 33% terhadap berat
badan seseorang.
d. Faktor lingkungan
Gen merupakan faktor penting dalam timbulnya
obesitas, namun lingkungan seseorang juga memegang
peranan yang cukup berarti, yang termasuk lingkungan
dalam hal ini adalah perilaku atau pola gaya hidup,
11

misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang


makan, serta bagaimana aktivitasnya setiap hari.
Seseorang tidak dapat mengubah pola genetiknya,
namun dapat mengubah pola makan dan aktifitasnya.
e. Faktor kesehatan
Ada beberapa penyakit yang dapat
mengakibatkan terjadinya obesitas, antara lain:
a. Hipotiroidisme
b. Sindroma Chusing
c. Sindroma Prader- Willi, dan
d. Obat-obatan
f. Kebiasaan Mengkonsumsi Fast Food
Peningkatan kemakmuran di Indonesia diikuti oleh
perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan terutama di
kota besar, bergeser dari pola makan terdisional ke pola
makan barat dalam bentuk fast food yang populer di
Amerika dan Eropa. Selain di Amerika dan Eropa, di
Indonesia juga terdapat fast food lokal yang digemari
oleh masyarakat. Budaya makan telah berubah menjadi
tinggi lemak jenuh dan karbohidrat sederhana, rendah
serat dan rendah zat gizi mikro. Obesitas banyak terkait
dengan jenis yang dimakan daripada jumlah yang
dimakan. Berbagai makanan yang tergolong fast food
western dalah kentang goreng, ayam goreng, hamburger,
soft drink, pizza, hotdog, donat. Sedangkan makanan
yang tergolong fast food lokal adalah bakwan, pisang
goreng, risoles, bakso, mie ayam (Junaidi, 2016).
12

3. Asupan Zat Gizi Makro


a. Pengertian Zat Gizi Makro
Makro berasal dari bahasa yunani yang berarti besar.
Maka zat gizi makro adalah zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah
besar dengan satuan gram yang dibutuhkan oleh tubuh. Zat gizi
makro yang dibutuhkan oleh tubuh adalah energi , protein, lemak
dan karbohidrat. Fungsi utama dari gizi makro itu adalah
menyediakan energi, yang dihitung sebagai kalori. Gizi makro juga
memiliki peranan spesifik dalam memelihara tubuh dan
berkontribusi pada rasa, tekstur dan penampilan makanan, yang
membantu membuat diet jadi lebih bervariasi dan nikmat (Graha,
2010).
b. Klasifikasi Zat Gizi Makro
1) Energi
Satuan energi dinyatakan dalam unit panas atau kilo kalori
(Kkal). Satu kilo kalori adalah jumlah panas yang diperlukan
untuk menaikkan suhu 1 kg air sebanyak 1ºC. Kebutuhan energi
menurut FAO/WHO (1985) adalah konsumsi energi berasal dari
makanan yang diperlukan untuk menutupi pengeluaran energi
seseorang ia mempunyai ukuran dan komposisi tubuh dengan
tingkat aktivitas yang dibutuhkan secara sosial dan ekonomi
(Almatsier, 2009).
Tabel 2
Kecukupan Energi Per Hari
Bagi Remaja Usia 16-18 Tahun
Usia Berat Badan Tinggi badan Energi
(kg) (cm) (kkal)
Laki-laki 56 165 2675

Perempuan 50 158 2125


Sumber : Kementrian Kesehatan RI, 2013
13

2) Protein
Protein adalah bagian dari semua sel hidup dan
merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Seperlima
bagian tubuh adalah protein, setengahnya ada di dalam otot,
seperlima di dalam tulang dan tulang rawan, sepersepuluh di
dalam kulit, dan selebihnya di dalam jaringan lain dan cairan
tubuh. Protein mempunyai fungsi khusus yang tidak dapat
digantikan oleh zat gizi lain, yaitu membangun serta
memelihara sel-sel dan jaringan tubuh (Almatsier, 2009).
Kebutuhan protein remaja usia 13-15 tahun pada laki-laki
sebesar 72 gram sedangkan pada perempuan sebesar 69
gram (LIPI, 2012).
Sumber protein yaitu protein hewani bisa didapatkan
dari ikan segar, telur, daging ayam, daging sapi, susu sapi,
keju, yoghurt custard, es krim. Protein nabati banyak terdapat
pada kacang-kacangan seperti tempe, tahu (Almatsier, 2010).

Tabel 3
Kecukupan Protein Per Hari
Bagi Remaja Usia 16-18 Tahun
Usia Berat Badan Tinggi badan Protein
(kg) (cm) (g)
Laki-laki 56 165 66

Perempuan 50 158 59

Sumber : Kementrian Kesehatan RI, 2013

3) Lemak
Lemak mempunyai sifat yang sama, yaitu larut dalam
pelarut nonpolar, seperti etanol, eter, kloroform, dan benzena.
Berat jenisnya lebih rendah daripada air, oleh karena itu
14

mengapung ke atas dalam campuran air dan minyak. Sumber


lemak terdapat pada minyak tumbuh-tumbuhan (minyak
kelapa, minyak sawit, kacang tanah, kacang kedelai, jagung),
mentega, margarin, daging ayam dan daging sapi, santan
kental, santan cair (Almatsier, 2010). Kebutuhan lemak remaja
usia 13 - 15 tahun pada laki-laki sebesar 83 gram sedangkan
pada perempuan sebesar 71 gram (LIPI, 2012).
Jumlah lemak dalam tubuh yang kurang dapat
menyebabkan sulit berkonsentrasi, sering merasa kedinginan,
kulit kering, gula darah tidak stabil, merasa lemas. Sedangkan
jika jumlah lemak dalam tubuh berlebih dapat menyebabkan
obesitas, kerusakan dinding arteri, meningkatkan dampak
kanker, sembelit, kerusakan otak, kolesterol tinggi. Fungsi
lemak adalah sebagai alat angkut vitamin, memberi rasa
kenyang dan kelezatan, dan memelihara suhu tubuh
(Almatsier, 2009).
Tabel 4
Kecukupan Lemak Per Hari
Bagi Remaja Usia 16-18 Tahun
Usia Berat Badan Tinggi badan Lemak
(kg) (cm) (g)
Laki-laki 56 165 89

Perempuan 50 158 71

Sumber : Kementrian Kesehatan RI, 2013

4) Karbohidrat
Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam
karena merupakan sumber energi utama bagi manusia dan
hewan yang harganya relatif murah. Semua karbohidrat
berasal dari tumbuh-tumbuhan. Kebutuhan energi penduduk
15

Indonesia sebesar 55 - 65 % dari kebutuhan energi total


(Almatsier, 2009). Kebutuhan karbohidrat remaja usia 13 - 15
tahun pada laki-laki sebesar 340 gram sedangkan pada
perempuan sebesar 292 gram (LIPI, 2012).
Jumlah karbohidrat dalam tubuh yang kurang dapat
menyebabkan penyakit hipoglikemia, kwasiorkor, marasmus,
marasmus kwasiorkor. Sedangkan jumlah karbohidrat yang
berlebihan dapat menyebabkan diabetes miletus tipe 2,
penumpukan karies gigi, penyakit jantung, produksi lemak
yang berlebih, sindrom metabolisme, obesitas, risiko kanker,
tekanan darah tinggi. Fungsi karbohidrat adalah sebagai
sumber energi, pemberi rasa manis pada makanan, dan
membantu mengeluarkan feses (Almatsier, 2009). Menurut
WKNPG (2004) klasifikasi tingkat konsumsi dibagi menjadi
dua dengan cut of point masing-masing sebagai berikut :
Baik : 80 % - 100 % AKG
Lebih : ≥ 100 % AKG
Tabel 5
Kecukupan Karbohidrat Per Hari
Bagi Remaja Usia 16-18 Tahun
Usia Berat Badan Tinggi badan Karbohidrat
(kg) (cm) (g)
Laki-laki 56 165 368

Perempuan 50 158 292

Sumber : Kementrian Kesehatan RI, 2013

c. Hubungan Asupan Zat Gizi Makro dengan Obesitas


Hasil penelitian Bantarpraci (2011) terlihat bahwa ada
hubungan antara asupan zat gizi makro dengan obesitas di
Kementrian Koperasi dan usaha kecil menengah tahun 2012
16

dengan hasil uji didapatkan nilai p value pada asupan protein


sebesar 0,002, lemak sebesar < 0,001, karbohidrat sebesar 0,018.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rembulan (2007) di
Kota Pekanaru, Provinsi Riau bahwa ada hubungan antara asupan
energi dengan kejadian obesitas. Hal ini didukung oleh penelitian
yang dilakukan oleh Christina (2008) bahwa ada hubunganantara
asupan energi dengan kejadian obesitas di Perusahaan Migas X di
kalimantan Timur.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Roselly (2008) di
Kantor Direktorat Jenderal Zeni TNI-AD, bahwa ada hubungan
antara obesitas dengan asupan lemak. Hal ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Rembulan (2007) di Kota Pekan
Baru, Provinsi Riau bahwa ada hubungan yang bermakna antara
asupan lemak dengan kejadian obesitas.
4. Gambaran Konsumsi Makanan Cepat Saji (Fast Food)
a. Perubahan Pola Makan
Pola makan di dunia berubah sesuai dengan perkembangan
ekonomi dan industrialisasi. Awalnya manusia purba hidup dari
tumbuh-tumbuhan, namun dengan ditemukannya alat buru,
manusia kemudian belajar memakan makanan hewani. Diikuti
penemuan bahwa memasak makanan mempermudah
pencernaannya dan merusak sebagian besar bahan-bahan racun
yang terkandung di dalamnya (Almatsier, 2009).
Pengaruh industrialisasi membawa banyak perubahan pada
pola pangan berbagai penduduk. Penduduk negara industri tidak
lagi mengandalkan pada makanan yang dihasilkan sendiri sebagai
usaha tani, akan tetapi pada penghasilan dan makanan yang diolah
secara industri. Pola makan berangsur-angsur berubah, dimana
makanan pokok tidak menjadi hal yang utama (Almatsier, 2009).
Masalah utama pada obesitas memang pada pola makan
yang berlebihan dikarenakan mereka lebih responsif dibandingkan
17

dengan orang yang berat badannya normal terhadap isyarat lapar


secara eksternal, seperti rasa dan bau makanan, atau saatnya
waktu makan. Orang yang gemuk cenderung makan bila ia merasa
ingin makan, bukan makan pada saat ia lapar. Pola makan berlebih
inilah yang menyebabkan mereka sulit untuk keluar dari obesitas
jika sang individu tidak memiliki kontrol diri dan motivasi yang kuat
untuk mengurangi berat badan (Isnaini, 2012).

b. Makanan Cepat Saji (Fast Food)


Makanan cepat saji (fast food) adalah makanan yang dapat
diolah dan dihidangkan atau disajikan dengan cepat oleh
pengusaha jasa boga, rumah makan, restoran. Biasanya makanan
ini tinggi garam dan lemak serta rendah serat. Di kota besar tempat
makan cepat saji sangat mudah dijumpai dan tersedia dengan
berbagai pilihan makanan sehingga cocok bagi mereka yang terlalu
sibuk (Kemenkes RI, 2011).
Tabel 6
Kandungan Nilai Gizi Beberapa Jenis Fast Food
Per 100 Gram Berat Makanan
Energi Protein Lemak Karbohidrat
Jenis Fast Food
(kkal) (g) (g) (g)
Pizza 483 3 48 30
Hamburger 267 11 10 33
Donut 210 3 8 32
Fried Chicken 298 34 17 0
French Fries 265 2 20 21
Steak 235 25 15 0
Sosis Daging 351 14 42 2,3
Ice Cream 195 1 7 30
Cake 376 6 15 54
Bakso Daging Sapi 202 12 13 8
Bakwan 228 3 19 11
Martabak 221 2 17 15
Sate Ayam 227 41 6 2
(Muliany. 2005. Daftar Kandungan Zat Gizi, Serat Dan Indeks Glikemik
Dalam Penukar Berbagai Hidangan Indonesia Dan Makanan Siap Santap
Barat Untuk Pasien Diabetes Melitus)
18

Meningkatnya kemakmuran di Indonesia menyebabkan


terjadinya pergeseran budaya yang diikuti oleh perubahan gaya
hidup dan kebiasaan makan. Sekarang ini di kota besar telah terjadi
pergeseran pola makan tradisional ke pola makan barat terutama
dalam bentuk fast food yang kandungan gizinya tidak seimbang.
Pola makan tersebut merupakan jenis-jenis makanan yang secara
potensial dapat menyebabkan kelebihan asupan kalori (Arisman,
2009).
Stender (2007) menjelaskan bahwa konsumsi makanan
cepat saji positif berhubungan terhadap terjadinya peningkatan
berat badan. Seseorang yang mengkonsumsi makanan cepat saji >
2 kali per minggu berat badannya meningkat 4,5 kg dan 104 %
meningkat resistensi insulin jika dibandingkan dengan seseorang
yang mengkonsumsi makanan cepat saji 1 kali per minggu
(Rahmawati, 2009).
Menurut Wahyuni (2013), frekuensi fast food diukur dengan
menggunakan Food Frequency Quetionnairer (FFQ), selanjutnya
dikategorikan menjadi 3 kategori, dikatakan sering jika frekuensi 3-4
kali/minggu, jarang 1-2 kali/minggu, tidak pernah dikonsumsi satu
minggu. Setiap alternatif jawaban “Sering” diberi nilai 3, jawaban
“Jarang” diberi nilai 2, dan jawaban “Tidak Pernah” diberi nilai 1.
Untuk menentukan kategori setiap responden dengan skor tertinggi
Ʃ𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖
(132) dan dikalikan dengan 100 % (𝑛 = x 100 %).
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

Selanjutnya konsumsi fast food dibagi menjadi dua kategori yaitu :


Sering : 67-100 %
Jarang : 0-66 %
Jenis fast food terbagi menjadi dua, yaitu fast food luar
negeri yang terdiri dari pizza, spagetty, burger, fried chicken, french
fries, steak, fish fillet, cake, soft drink, ice cream. Sedangkan fast
food dalam negeri yaitu bakso, tekwan, model, pempek, gorengan,
siomay, mie, sate, cilok, otak-otak, burgo.
19

HasIl penelitian Arlinda (2015) di SMP Muhammadiyah 10


Yogyakarta menyebutkan bahwa ada hubungan antara frekuensi
konsumsi fast food dengan obesitas pada remaja di SMP
Muhammadiyah 10 Yogyakarta dengan hasil uji didapatkan nilai p
value sebesar 0,000.
5. Aktivitas Fisik
a. Pengertian Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang
meningkatkan pengeluaran tenaga/energi dan pembakaran energi.
Aktivitas fisik dikategorikan cukup apabila seseorang melakukan
latihan fisik atau olahraga selama 30 menit setiap hari atau minimal
3 - 5 hari dalam seminggu (Kemenkes RI, 2011).
Aktivitas fisik merupakan bentuk perilaku kompleks yang
meliputi semua gerak tubuh mulai dari gerakan kecil hingga lari
maraton (Gibney, 2008). Aktivitas fisik dan pengeluaran energi
tidaklah sama, karena aktivitas fisik adalah bentuk perilaku,
sedangkan pengeluaran energi adalah outcame dari perilaku
tersebut (Bantarpraci, 2012).

b. Perilaku Aktivitas Fisik


Aktivitas fisik secara teratur bermanfaat untuk mengatur
berat badan serta menguatkan sistem jantung dan pembuluh
darah. Aktivitas fisik berat adalah kegiatan yang secara terus
menerus melakukan kegiatan fisik minimal 10 menit sampai
meningkatnya denyut nadi dan napas lebih cepat dari biasanya
(misalnya menimba air, mendaki gunung, lari cepat, menebang
pohon, mencangkul) selama minimal tiga hari dalam satu minggu.
Aktivitas fisik sedang apabila melakukan aktivitas fisik sedang
(menyapu, mengepel, mencuci, memasak) minimal lima hari atau
lebih dengan total lamanya beraktivitas 150 menit dalam satu
20

minggu. Selain dari dua kondisi tersebut termasuk dalam aktivitas


fisik ringan (Kemenkes RI, 2013).
Hasil penelitian Musralianti (2016) berjudul Hubungan Antara
Aktivitas Fisik Dan Pola Makan Dengan Kejadian Obesitas Pada
Siswa Di SMP Kristen Eben Haezar 1 Manado terlihat bahwa ada
hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada
siswa SMP Kristen Eben Haezar 1 Manado dengan hasil uji
didapatkan nilai p value sebesar 0,000.

c. Pengukuran Aktivitas Fisik


IPAQ (2005) membagi level Metaboli Energy Turnover
(MET) setiap intensitas menjadi tiga yaitu : berjalan sebanyak 3.3
METs, aktivitas sedang sebanyak 4.0 METs, dan aktivitas keras
sebanyak 8.0 METs. Total aktivitas fisik MET dihitung dengan :
Berjalan (MET x menit x hari) + sedang (MET x menit x hari) +
keras (MET x menit x hari).
IPAQ (2005) menjelaskan bahwa total aktivitas fisik tersebut
disesuaikan dengan kategori dibawah ini :
1.Ringan
Seseorang yang termasuk ke dalam kategori ini adalah apabila
tidak melakukan aktivitas fisik apapun atau tidak memenuhi kriteria
aktivitas fisik sedang dan berat atau aktivitas fisik kurang dari 600
MET-menit/minggu.
2. Sedang
Kriteria dikatakan aktivitas fisik sedang sebagai berikut:
a. Melakukan aktivitas fisik dengan intensitas kuat minimal dua
puluh (20) menit selama 3 hari atau lebih.
b. Melakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang selama
minimal 5 hari dan berjalan minimal 30 menit setiap hari.
21

c. Kombinasi berjalan, aktivitas dengan intensitas sedang atau


keras selama 5 hari atau lebih yang menghasilkan total aktivitas
fisik dengan minimal 600 MET-menit/minggu.
3. Berat
Dikatakan termasuk dalam aktivitas fisik berat jika memenuhi
kriteria berikut:
a. Melakukan aktivitas fisik dengan intensitas keras selama 3 hari
atau lebih yang menghasilkan total aktivitas fisik minimal 1500
MET-menit/minggu.
b. Jika melakukan kombinasi berjalan, aktivitas fisik dengan
intensitas keras atau kuat selama 7 hari atau lebih yang
menghasilkan total aktivitas fisik minimal sebanyak 3000 MET-
menit/minggu.
Perhitungan aktivitas fisik adalah sebagai berikut:
Total MET-menit/minggu = aktvitas berat (METs x durasi x
frekuensi) + aktivitas sedang (METs x durasi x frekuensi) +
aktivitas berjalan (METs x durasi x frekuensi).
Tabel 7
Hasil Ukur Aktivitas Fisik Dengan IPAC
Aktivitas Fisik Keterangan

Aktivitas berat >1500 METs-min/minggu

Aktivitas sedang 600-1500 METs-min/minggu

Aktivitas ringan <600 METs-min/minggu

Sumber : IPAC, 2005.


22

B. Kerangka Teori

Sistem Makro
Sosial, ekonomi, politik
Ketersediaan makanan
Produksi makanan dan sistem
distribusi

Faktor Eksternal Faktor Internal


- Jumlah dan - Harga diri
karakteristik - Citra tubuh
keluarga -Nilai dan kepecayaan
- Peran orang tua - Pengetahuan dan
- Pengaruh teman sikap individu
sebaya - Pemilihan maknan
Sosial budaya - Sikap makanan
Media massa Kebutuhan fisiologis
Perilaku
Fast food Keturunan
Gaya Hidup Perilaku negatif
makanan/kebiasaan
pengetahuan
(rokok, alkohol,
makanan :
obat-obatan)
- Energi
- Karbohidrat
- Protein Aktivitas fisik Status
- Lemak Kesehatan
serat

Konsumsi Makanan Obesitas Remaja

Sumber : Robert dan Williams (2000) dan Brown (2005) dalam Sari (2012)
Gambar 1 Kerangka Teori
23

C. Kerangka Konsep

Gambaran Asupan Zat Gizi Makro, Frekuensi Fast Food dan


Aktivitas Fisik pada Remaja Obesitas di SMK Methodist 2
Palembang

Asupan Zat Gizi Makro:


- Energi
- Protein
- Lemak
- Karbohidrat

Obesitas
Frekuensi Fast Food

Aktivitas Fisik

Gambar 2 Kerangka Konsep

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Terikat (Dependen)


Dalam penelitian ini sebagai variabel terikat adalah variabel
yang dipengaruhi yaitu obesitas.
2. Variabel Bebas (Independen)
Dalam penelitian ini sebagai variabel bebas adalah variabel
yang mempengaruhi yaitu asupan zat gizi makro (energi,
protin,lemak, karbohidrat), frekuensi fast food dan aktivitas fisik.
24

E. Definisi Operasional
1. Obesitas
Obesitas adalah keadaan gizi berdasarkan indeks IMT/U yang
dibagi kedalam beberapa kategori.
a. Cara Ukur : Penimbangan BB dan pengukuran TB
b. Alat Ukur : Timbangan Digital dan Microtoice
c. Hasil Ukur :
Obesitas : > 2 SD
Tidak Obesitas : < 2 SD (Kemenkes RI, 2011)
d. Skala Pengukuran : Ordinal

2. Asupan Zat Gizi Makro


Jumlah rata-rata asupan zat gizi pada makanan yang
dikonsumsi siswa baik di dalam rumah maupun di luar rumah
termasuk jajanan, minuman, soft drink, dll menggunakan
metode Food Frequency Questionnaire (FFQ) melalui
wawancara dan dianalisa secara komputerisasi.
a. Cara Ukur : Wawancara.
b. Alat Ukur : Food Frequency Questionnar (FFQ)
c. Hasil Ukur
Energi Baik : 80 % - 100 % AKG.
Lebih : > 100 % AKG.
Protein Baik : 80 % - 100 % AKG.
Lebih : > 100 % AKG.
Lemak Baik : 80 % - 100 % AKG.
Lebih : > 100 % AKG.
Karbohidrat Baik : 80 % - 100 % AKG.
Lebih : > 100 % AKG.
(WKNPG, 2004)
d. Skala pengkuran : Ordinal.
25

3. Frekuensi Fast Food


Jumlah makanan dan minuman cepat saji yang dikonsumsi
siswa baik di rumah maupun di luar rumah dalam rentan waktu
1 minggu.
a. Cara Ukur : Wawancara dan Kuesioner.
b. Alat Ukur : Food Frequency Quistionnare (FFQ)
c. Hasil Ukur

Sering : 67-100 %

Jarang : 0-66 %

(Wahyuni, 2013)

d. Skala Pengukuran : Ordinal.

4. Aktivitas fisik
Kegiatan apa saja yang sering dilakukan selama 7 hari saat
sekolah dan pulang sekolah.
a. Cara Ukur : Pengisian kuesioner mandiri.
b. Alat Ukur : Kuesioner.
c. Hasil Ukur
1. Ringan : < 600 MET-menit/minggu.
2. Sedang : 600 – 1500 MET-menit/minggu.
3. Berat : >1500 MET-menit/minggu.
(IPAQ, 2005)
d. Skala Pengukuran : Ordinal.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada siswa SMK Methodist 2
Palembang yang terletak di Jalan Kolonel Atmo Ilir Timur I, Kota
Palembang. Waktu pelaksanaan yaitu pada bulan Februari sampai
Mei 2018.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan
rancangan penelitian case control menggunakan analisis data
univariat dan bivariat tetapi tidak menggunakan uji statistik. Sampel
yang diambil yaitu sampel kasus dan sampel kontrol. Sampel kasus
yang diambil harus sama dengan sampel kontrol. Perbandingan
antara sampel kasus dan sampel kontrol adalah 1:1 dengan
persamaan usia dan jenis kelamin.

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa di SMK
Methodist 2 Palembang yang berjumlah 233 siswa.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMK Methodist
2 Palembang. Siswa yang menderita obesitas dijadikan sebagai
sampel kasus, sedangkan siswa yang tidak menderita obesitas
dijadikan sebagai sampel kontrol. Antara sampel kasus dan
sampel kontrol telah dilakukan matching usia dan jenis kelamin.
Kreteria kasus :
a. Siswa menderita Obesitas
b. Ambang batas >2 SD

26
27

c. Siswa aktif SMK Methodist 2 Palembang


d. Remaja berusia 16-18 tahun
e. Bersedia menjadi sampel
Kreteria kontrol :
a. Siswa tidak menderita Obesitas
b. Ambang batas -2 SD sampai dengan 1 SD
c. Siswa aktif SMK Methodist 2 Palembang
d. Remaja berusia 16-18 tahun
e. Bersedia menjadi sampel
3. Besar sampel
Besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus
Lemeshow (Sastroasmoro & Ismael, 2011) berikut :
Perhitungan besar sampel menggunakan rumus Lemeshow

Rumus :
𝛼
𝑍 (1 − 2 ) 𝑃. 𝑄
𝑛=
𝑑2
Keterangan:
n : Besar sampel
Z (1-α/2) : Koefisien kepercayaan 95% (1,96)
p : Prevelansi rata-rata obesitas pada remaja (11,58%)
q :1–P
d : presisi absolut yang diinginkan (10%)
Dari hasil perhitungan menggunakan rumus di atas,
didapat jumlah sampel minimal sebesar 19 orang. Kemudian,
penambahan 10 % sampel lose to follow up, sehingga didapat
jumlah sampel kasus adalah 21 orang. Sedangkan untuk
sampel kontrol dilakukan secara matching yakni berdasarkan
kelompok umur dan jenis kelamin sebanyak 21 orang jadi total
sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 42 orang.
28

4. Teknik Pengambilan Sampel


Sampel kasus adalah siswa yang telah memenuhi kriteria
obesitas dan tahapan skrining. Tahapan skrining dimulai dengan
cara pengukuran antropometri pada siswa SMK Methodist 2
Palembang yang berjumlah 233 siswa, ditemukan 31 siswa
yang memiliki berat badan lebih yaitu 4 siswa overweight dan 27
siswa obesitas. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan simple random sampling untuk mengambil total
sampel yang dibutuhkan yaitu 21 orang.
Adapun langkah-langkah pengambilan sampel, yaitu :
a. Melakukan pembuatan daftar remaja obesitas sebanyak 27
siswa yang telah memenuhi kriteria untuk menjadi sampel
kasus.
b. Tetapkan sampel dengan cara pengundian menggunakan
kertas-kertas kecil yang masing-masing diberi nomor 1 sd
nomor 27 kemudian digulung.
c. Kemudian gulungan dimasukkan ke dalam suatu tempat
yang dapat digunakan untuk mengaduk sehingga tempatnya
tersusun secara acak (sembarang)
d. Setelah proses pengadukan dianggap sudah merata
kemudian peneliti mengambil lintingan kertas satu per satu
sampai diperoleh sejumlah sampel yang diperlukan.
Untuk sampel kontrol adalah siswa tidak obesitas yang telah
dilakukan matching usia dan jenis kelamin dengan sampel kasus
sebanyak 21 orang.
D. Jenis Data dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis Data
Data dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu
data primer dan sekunder. Data primer meliputi data obesitas,
asupan zat gizi makro (energi, protein, lemak, karbohidrat),
29

frekuensi fast food dan aktivitas fisik. Sedangkan data sekunder


berupa data gambaran umum SMK Methodist 2 Palembang,
fasilitas yang ada di sekolah, jumlah pengajar, jumlah siswa.

2. Cara Pengumpulan Data


Data yang dikumpulkan untuk melakukan penelitian ini
meliputi data primer dan sekunder.
a. Data Primer
1. Meminta izin kepada Kepala SMK Methodist 2 Palembang
dengan membawa surat keterangan penelitian dari pihak
Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Gizi.
2. Meminta data nama dan jumlah siswa melalui pihak Tata
Usaha SMK Methodist 2 Palembang.
3. Data identitas responden, asupan zat gizi makro, frekuensi
fast food dan aktivitas fisik yang diperoleh melalui
wawancara langsung menggunakan alat bantu kuesioner
yang dilakukan oleh peneliti.
4. Data berat badan dikumpulkan dengan cara menimbang
berat badan menggunakan timbangan digital dengan
angka ketelitian 0,1 kg berkapasitas 200 kg.
5. Data pengukuran tinggi badan menggunakan alat
microtoice dengan ketelitian 0,1 cm berkapasitas 2 m.
6. Pengambilan data aktivitas fisik dilakukan dengan
instrumen kuesioner yang diadopsi dari metode Metaboli
Energy Turnover (MET) data aktivitas fisik akan
menunjukkan hasil aktivitas aktivitas sedang dan aktivitas
berat.

b. Data sekunder
Data sekunder gambaran umum, fasilitas yang ada di
sekolah, jumlah pengajar, jumlah siswa yang didapatkan dari
pekerja tata usaha di SMK Methodist 2 Palembang.
30

E. Pengolahan Data dan Analisis Data


1. Pengolahan Data
a. Edditing Data
Pemeriksaan data pada penelitian ini adalah dengan cara
memeriksa kembali data identitas responden, berat badan,
tinggi badan, usia, asupan zat gizi makro, frekuensi fast
fooddanaktivitas fisik pada kuesioner apakah data sudah
cukup baik dan bisa diproeses lebih lanjut atau tidak.
b. Coding Data
Pemberian kode sesuai dengan definisi operasional.
Adapun kode yang digunakan untuk mempermudah dalam
menganalisis data sebagai berikut :
1. variabel obesitas diberikan kode 1 = obesitas, 2 =
tidak obesitas.
2. Variabel asupan zat gizi makro diberikan kode 1 =
baik, 2 = lebih.
3. Variabel frekuensi fast food diberikan kode 1 =
sering, 2 = jarang.
4. Variabel aktivitas fisik diberikan kode 1 = rendah, 2 =
sedang dan 3 = berat.
c. Entry Data
Data yang telah siap selanjutnya dimasukkan ke dalam
program.
d. Cleaning
Sebelum data diolah dengan menggunakan komputer
dilakukan cleaning data untuk melihat apakah data tersebut
sudah sesuai dengan kuesioner atau tidak dan apakah data
sudah lengkap atau tidak.
31

2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
Dari hasil yang diperoleh, kemudian dilakukan analisa data
secara deskriptif dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Analisa univariat dimaksudkan untuk menjelaskan asupan
zat gizi makro (energi, protein, lemak dan karbohidrat),
frekuensi fast food dan aktivitas fisik responden yang diteliti.
b. Analisis Bivariat
Analisis dilakukan dengan membuat tabel silang antara dua
variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SMK Methodist 2 Palembang


1. Sejarah
SMK Methodist 2 Palembang berdiri di bawah naungan Yayasan
Gereja Methodist Indonesia Jemaat Betlehem Palembang yang berdiri
pada tahun 2014 berdomisili dijalan Kolonel Atmo No.450 Kelurahan 17
Ilir Kecamatan Ilir Timur. Sejak pertama berdiri pada tahun 2014,
Kepala SMK Methodist 2 Palembang adalah Andar Rusnawan, S.Pd.
SMK Methodist 2 Palembang merupakan sekolah dengan jumlah
kelas sebanyak 7 kelas, dimana untuk masing-masing kelas dibagi
menjadi dua kejuruan yakni Teknik Komputer Jaringan (TKJ) dan Bisnis
Manajemen Pemasaran (BMP). Kelas X terdiri dari 3 (tiga) kelas, kelas
XI 2 (dua) kelas, dan Kelas XII 2 (dua) kelas. Untuk kelas X dibagi
menjadi X BMP, X TKJ 1 dan X TKJ 2, untuk kelas XI dibagi menjadi
XI TKJ dan XI BMP sedangkan untuk kelas XII dibagi menjadi XII TKJ
dan XII BMP.
2. Visi SMK Methodist 2 Palembang
“ Menjadikan sekolah Kristen yang mengutamakan Iman, Ilmu dan
Pelayanan”.
3. Misi SMK Methodist 2 Palembang
Mengembangkan potensi peserta didik secara optimal melalui
pendidikan dan pengajaran bermutu agar dapat mandiri, kreatif, inovatif
dan berguna bagi sesama, berdasarkan nilai-nilai Kristiani.
4. Jenis Kegiatan Ekstrakulikuler SMK Methodist 2 Palembang
SMK Methodist 2 Palembang memiliki beberapa kegiatan
ekstrakurikuler, diantaranya:
a. Mandarin Club d. Basket
b. English Club e. Futsal
c. Seni Tari f. IT ( Information Technology)

32
33

5. Jumlah Siswa
Untuk tahun 2018 jumlah siswa kelas X sebanyak 99 orang , jumlah
siswa kelas XI 73 orang, dan kelas XII 62 orang sehingga total
keseluruhan jumlah siswa sebanyak 233 orang.
6. Jumlah Tenaga pengajar
Jumlah tenaga pengajar SMK Methodist 2 Palembang yaitu
sebanyak 17 guru, yaitu terdiri dari 1 guru tetap dan 16 guru tidak tetap.

B. Gambaran Umum Responden


Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X, XI dan XII
di SMK Methodist 2 Palembang yang berjumlah 233 siswa dan terdiri dari
99 kelas X, 73 orang kelas XI, dan 62 orang kelas XII. Siswa yang
dijadikan sampel yang berusia 16-18 tahun. Berdasarkan perhitungan
jumlah sampel yang dibutuhkan adalah sebanyak 21 sampel case dan 21
sampel control.
1. Jenis kelamin
Data jenis kelamin dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu laki-laki
dan perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8
Distribusi Frekuensi Siswa Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin n %

Laki-laki 32 76,2

Perempuan 10 23,8

Total 42 100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 42 siswa, diketahui


sebagian besar berjenis kelamin laki-laki sebanyak 32 orang (76,2%) dan
perempuan sebanyak 10 orang (23,8%).
34

2. Usia Remaja
Usia remaja dikelompokkan menjadi 3 kategori usia yaitu 16 tahun
17 tahun dan 18 tahun. Untuk lebih jelas dapat dilihat dari tabel 9.
Tabel 9
Distribusi Frekuensi Siswa Menurut Usia
Umur n %

16 Tahun 24 57,1

17 Tahun 12 28,6

18 Tahun 6 14,3

Total 42 100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 42 siswa, diketahui


sebagian besarberada pada usia 16 tahun yaitu sebanyak 24 orang
(57,1%), 17 tahun sebanyak 12 orang (28,6%) dan 18 tahun sebanyak 6
orang (14,3%).

C. Analisa Data

1. Analisis Univariat
a. Prevalensi Obesitas
Hasil penelitian pada siswa SMK Methodist 2 Palembang
dari 233 terdapat 31 siswa yang memiliki berat badan lebih yaitu 4
siswa overweight (1,71%) dan 27 siswa obesitas (11,58%).
Sedangkan yang memiliki status gizi kurus sebanyak 15 siswa
(6,43%) dan yang memiliki status gizi normal sebanyak 187 siswa
(80,53%).

b. Asupan Zat Gizi Makro


1. Asupan energi
Data asupan energi dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu
asupan baik dan asupan lebih. Untuk lebih jelas lagi dapat dilihat
pada tabel 10.
35

Tabel 10
Distribusi Frekuensi Siswa
Menurut Asupan Energi
Asupan Energi n %

Baik 19 45,2

Lebih 23 54,8

Total 42 100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 42 responden,


diketahui sebagian besar responden memiliki asupan energi lebih
yaitu sebanyak 23 responden (54,8%) dan yang memiliki asupan
energi baik sebanyak 19 responden (45,2%).

2. Asupan Protein
Data asupan protein dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu
asupan baik dan asupan lebih. Untuk lebih jelas lagi dapat dilihat
pada tabel 11.
Tabel 11
Distribusi Frekuensi Obesitas
Menurut Asupan Protein

Asupan Protein n %
Baik 25 59,5
Lebih 17 40,5
Total 42 100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 42 responden,


diketahui sebagian besar responden memiliki asupan protein baik
yaitu sebanyak 25 responden (59,5%) dan yang memiliki asupan
protein lebih sebanyak 17 responden (40,5%).
36

3. Asupan Lemak
Data asupan lemak dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu
asupan baik dan asupan lebih. Untuk lebih jelas lagi dapat dilihat
pada tabel 12.
Tabel 12
Distribusi Frekuensi Siswa
Menurut Asupan Lemak
Asupan Lemak n %
Baik 20 47,6
Lebih 22 52,4
Total 42 100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 42 responden,


diketahui sebagian besar responden memiliki asupan lemak lebih
yaitu sebanyak 22 responden (52,4%) dan yang memiliki asupan
lemak baik sebanyak 20 responden (47,6%).

4. Asupan Karbohidrat
Data asupan karbohidrat dikategorikan menjadi 2 kategori
yaitu asupan baik dan asupan lebih. Untuk lebih jelas lagi dapat
dilihat pada tabel 13.
Tabel 13
Distribusi Frekuensi Siswa
Menurut Asupan Karbohidrat
Asupan
n %
Karbohidrat
Baik 17 40,5
Lebih 25 59,5
Total 42 100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 42 responden,


diketahui sebagian besar responden memiliki asupan karbohidrat
37

lebih yaitu sebanyak 25 responden (59,5%) dan yang memiliki


asupan karbohidrat baik sebanyak 17 responden (40,5%).

c. Frekuensi Fast Food


Data frekuensi fast food dikategorikan menjadi 2 kategori
yaitu frekuensi fast food sering dan jarang. Untuk lebih jelas dapat
dilihat pada tabel 14.
Tabel 14
Distribusi Frekuensi Siswa
Menurut Frekuensi Fast Food

Frekuensi Fast Food n %

Sering 29 69,0
Jarang 13 31,0
Total 42 100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 42 responden,
diketahui sebagian besar responden memiliki frekuensi fast food
sering yaitu sebanyak 29 responden (69,0%) dan yang memiliki
frekuensi fast food jarang sebanyak 13 responden (31,0%).
d. Aktivitas Fisik
Data aktivitas fisik dikategorikan menajdi 3 kategori yaitu,
aktivitas fisik ringan, sedang dan berat. Untuk lebih jelas dapat
dilihat pada tabel 15.
Tabel 15
Distribusi Frekuensi Obesitas
Menurut Aktivitas Fisik
Aktivitas Fisik n %

Ringan 18 42,9
Sedang 15 35,7
Berat 9 21,4
Total 42 100
38

Hasil menunjukkan bahwa dari 42 responden, sebagian


besar responden memiliki aktivitas ringan yaitu sebanyak 18
responden (42,9%), sedangkan yang memiliki aktivitas sedang
sebanyak 15 responden (35,7%) dan yang memiliki aktivitas berat
sebanyak 9 responden (21,4%) .

2. Analisis Bivariat
a.Gambaran Asupan Energi dengan Kejadian Obesitas
Pada penelitian ini yang dianalisa adalah gambaran asupan
energi terhadap obesitas remaja, analisa data selengkapnya dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 16
Distribusi Frekuensi Obesitas
Menurut Asupan Energi
Kejadian Obesitas
Asupan Total
Obesitas Tidak obesitas
Energi
n % n % n %
Baik 3 14,3 16 76,2 19 45,2
Lebih 18 85,7 5 23,8 23 54,8
Total 21 100 21 100 42 100

Berdasarkan tabel 16 dapat diketahui bahwa siswa yang


obesitas, lebih banyak mengkonsumsi asupan energi lebih yaitu 18
responden (85,7%) bila dibandingkan dengan siswa yang tidak
obesitas sebanyak 5 responden (23,8%).
Dari 18 siswa obesitas yang asupan energinya lebih, rata-
rata dari mereka banyak mengkonsumsi sumber energi tinggi tinggi
yang diolah dengan menggunakan lemak. Jenis makanan yang
dikonsumsi yaitu nasi goreng, mie goreng, kentang goreng.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rembulan (2007) di
kota Pekanbaru, Provinsi Riau bahwa ada hubungan antara asupan
energi dengan kejadian obesitas. Hal ini didukung oleh penelitian
39

yang dilakukan oleh Christina (2008) bahwa ada hubungan asupan


energi dengan kejadian obesitas di Perusahaan Migas X di
Kalimantan Timur.
Menurut Almatsier (2005), obesitas terjadi akibat
ketidakseimbangan antara asupan energi yang masuk didalam
tubuh dengan energi yang keluar. Sehingga mengakibatkan
terjadinya berat badan berlebih atau obesitas. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian Anggraeni (2009) yang menyatakan
bahwa ada hubungan antara asupan energi dengan kejadian
obesitas.

b.Gambaran Asupan Protein dengan Kejadian Obesitas


Pada penelitian ini yang dianalisa adalah gambaran asupan
protein terhadap obesitas remaja, analisa data selengkapnya dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 17
Distribusi Frekuensi Obesitas
Menurut Asupan Protein
Kejadian Obesitas
Asupan Total
Obesitas Tidak Obesitas
Protein
n % n % n %
Baik 4 19 21 100 25 59,5
Lebih 17 81 0 0 17 40,5
Total 21 100 21 100 42 100

Berdasarkan tabel 17 dapat diketahui bahwa, siswa obesitas


yang memiliki asupan protein lebih yaitu sebanyak 17 responden
(81%) sedangkan pada siswa yang tidak obesitas tidak ditemukan
asupan protein lebih.
Dari 17 siswa obesitas yang asupan proteinnya lebih, rata-
rata dari mereka kebanyakan mengkonsumsi protein hewani
dibandingkan protein nabati.Jenis makanan sumber protein hewani
40

yang banyak dikonsumsi adalah berasal dari daging babi, daging


sapi dan olahannya. Jumlah protein hewani yang dikonsumsimnya
pun dalam jumlah yang cukup banyak.
Asupan protein secara langsung memiliki hubungan dengan
obesitas karena bila seseorang mengkonsumsi banyak protein
dalam makanannya dari yang dapat digunakan jaringannya,
sebagian besar dari jumlah yang berlebihan ini disimpan sebagai
lemak. Hasil penelitian ini sejalan dengan Emirza (2012) yang
menyatakan bahawa ada hubungan antara asupan protein dengan
obesitas dengan hasil uji didapatkan nilai p value sebesar 0,006..
Menurut Almatsier (2009), makanan yang tinggi protein
biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas.
Kelebihan protein dapat menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare,
kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum darah dan demam.Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian Kharismawati (2010) yang
menyatakan bahwa ada hubungan antara asupan protein dengan
kejadian obesitas.

c. Gambaran Asupan Lemak dengan Kejadian Obesitas


Pada penelitian ini yang dianalisa adalah gambaran asupan
lemak terhadap obesitas remaja, analisa data selengkapnya dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 18
Distribusi Frekuensi Obesitas
Menurut Asupan Lemak

Kejadian Obesitas
Asupan Total
Obesitas Tidak Obesitas
Lemak
n % n % n %
Baik 2 9,5 18 85,7 20 47,6
Lebih 19 90,5 3 14,3 22 52,4
Total 21 100 21 100 42 100
41

Berdasarkan tabel 18, dapat diketahui bahwa siswa yang


obesitas, lebih banyak mengkonsumsi asupan lemak lebih yaitu 19
responden (90,5%) bila dibandingkan dengan siswa yang tidak
obesitas sebanyak 3 responden (14,3%).
Dari 19 remaja obesitas yang asupan lemaknya berlebih,
rata-rata dari mereka kebanyakan mengkonsumsi sumber lemak
berasal dari makanan yang diolah menggunakan minyak ataupun
margarin. Sering mengkonsumsi makanan yang digoreng, seperti
ayam goreng udang tepung goreng, kentang goreng ataupun
makanan ringan yang di goreng.
Menurut Almatsier (2009), obesitas terjadi karena
penimbunan lemak didalam tubuh, lemak ini kemudian dibawa ke
sel-sel lemak yang dapat menyimpan lemak dalam jumlah tidak
terbatas sehingga meningkatkan resiko terjadinya berbagai
gangguan kesehatan, salah satunya obesitas. Hasil penelitian ini
sejalan dengan penelitian Fitrah (2010) yang menyatakan bahwa
ada hubungan antara asupan lemak dengan kejadian obesitas.
Asupan lemak yang melebihi kebutuhan dalam jangka waktu
yang lama dapat memicu timbulnya obesitas. Makanan tinggi lemak
mempunyai rasa yang lezat dan kemampuan mengenyangkan
yang rendah, sehingga dapat dikonsumsi secara berlebihan. Lemak
mempunyai kapasitas penyimpanan yang tidak terbatas. Kelebihan
asupan lemak tidak diiringi peningkatan oksidasi lemak sehingga
sekitar 96% lemak akan disimpan dalam tubuh.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Roselly (2008) di
Kantor Direktorat Jenderal Zeni TNI-AD, bahwa ada hubungan
antara obesitas dengan asupan lemak. Hasil penelitian ini sejalan
dengan Kharismawati (2011) yang menyatakan bahwa ada
hubungan antara asupan lemak dengan obesitas dengan hasil uji
didapatkan nilai p value sebesar 0,002.
42

d.Gambaran Asupan Karbohidrat dengan Kejadian Obesitas


Pada penelitian ini yang dianalisa adalah gambaran asupan
karbohidrat terhadap obesitas remaja, analisa data selengkapnya
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 19
Distribusi Frekuensi Obesitas
Menurut Asupan Karbohidrat

Kejadian Obesitas
Asupan Total
Obesitas Tidak Obesitas
Karbohidrat
n % n % n %
Baik 1 4,8 16 76,2 17 40,5
Lebih 20 95,2 5 23,8 25 59,5
Total 21 100 21 100 42 100

Berdasarkan tabel 19 dapat diketahui bahwa siswa yang


obesitas, lebih banyak mengkonsumsi asupan karbohidrat lebih
yaitu 20 responden (95,2%) bila dibandingkan dengan siswa yang
tidak obesitas sebanyak 5 responden (23,8%).
Dari 20 remaja obesitas yang asupan karbohidrat berlebih,
rata-rata dari mereka kebanyakan mengkonsumsi sumber
karbohidrat kompleksdari pada karbohidrat sederhana.
Berdasarkan hasil data pada kuesioner form SFFQ didapatkan
jenis karbohidrat komplek yang banyak dikonsumsi adalah nasi,
kentang goreng, jagung. Berdasarkan hasil wawancara dengan
responden, sebagian besar remaja obesitas sering mengkonumsi
makanan dobel karbohidrat sebagai contoh makan nasi dengan
menggunakan lauk mie.
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh.
Jika asupan karbohidrat melebihi kebutuhan maka sel dapat
mengubah karbohidrat menjadi lemak. Perubahan ini terjadi
didalam hati. Lemak ini kemudian dibawa ke sel-sel lemak yang
43

dapat menyimpan lemak dalam jumlah yang tidak terbatas


sehingga dapat menyebabkan kenaikan berat badan. Hasil
penelitian ini sejalan dengan Bantarpraci (2011) yang menyatakan
bahawa ada hubungan antara asupan karbohidrat dengan obesitas
dengan hasil uji didapatkan nilai p value sebesar 0,018.
Menurut Misnadiarly (2007), konsumsi energi berlebihan
terutama berasal dari karbohidrat bisa menyebabkan kegemukan.
Kebutuhan energi yang bersifat individu perlu mendapat perhatian.
Anak-anak yang makan lebih banyak kalori daripada yang mereka
butuhkan, akan menambah lebih banyak berat badan daripada
tinggi badan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Anggraeni (2009) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara
asupan karbohidrat dengan kejadian obesitas.

e.Gambaran Frekuensi Fast Food dengan Kejadian Obesitas


Pada penelitian ini yang dianalisa adalah gambaran
frekuensi fast food terhadap obesitas remaja, analisa data
selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 20
Distribusi Frekuensi Obesitas
Menurut Frekuensi Fast Food
Kejadian Obesitas
Frekuensi Total
Obesitas Tidak Obesitas
Fast Food
n % n % n %
Sering 19 90,5 10 47,6 29 69,0
Jarang 2 9,5 11 52,4 13 31
Total 21 100 21 100 42 100

Berdasarkan tabel 20 dapat diketahui bahwa siswa yang


obesitas, lebih sering mengkonsumsi fast food yaitu sebanyak 19
44

responden (90,5%) bila dibandingkan dengan siswa yang tidak


obesitas yaitu sebanyak 10 responden (47,6%)
Dari 19 remaja obesitas yang sering mengkonsumsi fast
food, rata-rata dari mereka kebanyakan mengkonsumsi fast food
pada saat diluar rumah yaitu pada saat jam istirahat sekolah, jam
istirahat sekolah ataupun ketika libur di hari minggu. Berdasarkan
hasil data pada kuesioner form SFFQ didapatkan jenis fast food
yang paling sering dikonsumsi adalah Fried chicken, nasi goreng,
mie goreng, pempek dan bakso.
Stender (2007) menjelaskan bahwa konsumsi makanan
cepat saji positif berhubungan terhadap terjadinya peningkatan
berat badan. Seseorang yang mengkonsumsi makanan cepat saji >
2 kali per minggu berat badannya meningkat 4,5 kg dan 104 %
meningkat resistensi insulin jika dibandingkan dengan seseorang
yang mengkonsumsi makanan cepat saji 1 kali per minggu
(Rahmawati, 2009).
Menurut Khosman (2006), kebiasaan mengkonsumsi fast
food secara berlebihan dapat menimbulkan masalah kegemukan
atau obesitas. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Januarti
(2011) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna
antara frekuensi fast food dengan kejadian obesitas.
Penelitian lainnya dilakukan oleh (Junaidi, 2016) hasil yang
didapat adalah 62,5% pada kelompok kasus (obesitas) dengan
kategori sering, sedangkan 68,7% pada kelompok kontrol kategori
jarang dengan nilai p=0,024. Hasil ini menyimpulkan bahwa ada
pengaruh kebiasaan konsumsi fast food dengan kejadian obesitas
pada murid SD.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Anugrah
dkk, 2014) yang menyebutkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara fast food dengan kejadian overweight di SMA
Katolik Cendrawasih Makassar.
45

Fast food merupakan makanan siap saji yang mengandung


tinggi kalori, tinggi lemak dan rendah serat. Konsumsi yang tinggi
terhadap fast food dapat menyebabkan terjadinya gizi lebih atau
kegemukan karena kandungan dari fast food tersebut (Zulfa,
2011). HasIl penelitian ini sejalan Arlinda (2015) yang menyatakan
bahwa ada hubungan antara frekuensi konsumsi fast food dengan
obesitas dengan hasil uji didapatkan nilai p value sebesar 0,000.

f. Gambaran Aktivitas Fisik dengan Kejadian Obesitas


Pada penelitian ini yang dianalisa adalah gambaran aktivitas
fisik terhadap obesitas remaja, analisa data selengkapnya dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 21
Distribusi Frekuensi Obesitas
Menurut Aktivitas Fisik

Kejadian Obesitas
Aktivitas Total
Obesitas Tidak Obesitas
Fisik
n % n % n %
Ringan 15 71,4 3 14,3 18 42,9
Sedang 5 23,8 10 47,6 15 35,7
Berat 1 4,8 8 38,1 9 21,4
Total 21 100 21 100 42 100

Berdasarkan tabel 21 dapat diketahui bahwa siswa yang


obesitas, lebih sering melakukan aktivitas fisik ringan yaitu
sebanyak 15 responden (71,4%) bila dibandingkan dengan siswa
yang tidak obesitas yaitu sebanyak 3 responden (14,3%).
Berdasarkan hasil data pada kuesioner form aktivitas fisik
didapatkan jenis aktivitas fisik ringan yang sering dilakukan sampel
dalam sehari adalah duduk, belajar, nonton tv, main game,
sedangkan aktivitas sedang yang sering dilakukan yaitu sekolah
46

dan aktivitas berat yang sering dilakukan adalah futsal, sepak bola,
basket, dan volly.
Dari 15 remaja obesitas yang aktivitas fisiknya rendah, rata-
rata dari mereka kebanyakan malas berolahraga, malas beraktivitas
lebih cenderung menyukai tidur, lebih menyukai naik kendraan
daripada berjalan kaki.
Aktifitas fisik berpengaruh terhadap obesitas dikarenakan
dengan aktifitas fisik yang rutin akan membakar lemak menjadi
energi, sehingga lemak yang masuk kedalam tubuh dapat diolah
menjadi energi. Ikut serta dalam tim olahraga di sekolah,
bersepeda atau mungkin berjalan kaki ke sekolah merupakan
diantara cara untuk membuat remaja tetap aktif, mencuci mobil
atau melakukan pekerjaan rumah tangga juga dapat di hitung
sebagai aktifitas fisik. Hasil penelitian ini sejalan dengan Musralianti
(2016) yang menyatakan bahawa ada hubungan antara aktivitas
fisik dengan obesitas dengan hasil uji didapatkan nilai p value
sebesar 0,000.
Remaja yang kurang melakukan aktivitas fisik cenderung
mengalami obesitas karena kurangnya aktivitas menyebabkan
menumpuknya lemak tubuh yang berlebihan, kurangnya aktivitas
fisik yang tidak mengimbangi asupan makan juga menjadi pemicu
terjadinya obesitas pada remaja. Kemajuan teknologi masa kini
membuat para remaja lebih sering menghabiskan waktu dengan
duduk berjam-jam memainkan smartphone, main komputer dan
juga menonton TV sehingga kurangnya melakukan aktivitas lainnya
seperti bermain sepak bola atau olahraga lainnya (Hendra dkk,
2016).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap siswa SMK


Methodist 2 Palembang tahun 2018 dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Prevalensi obesitas siswa di SMK Methodist 2 Palembang 11,58 %.
2. Asupan siswa SMK Methodist 2 Palembang yang asupannya lebih
untuk energi sebesar 54,8%, protein sebesar 40,5%, lemak sebesar
52,4% dan karbohidrat sebesar 59,5%.
3. Frekuensi fast food siswa SMK Methodist 2 Palembang yang
frekuensinya sering sebesar 69%.
4. Aktivitas Fisik siswa SMK Methodist 2 Palembang yang aktivitas
fisiknya ringan 42,9%, sedang 35,7%, dan tinggi sebesar 21,4%.
5. Siswa obesitas yang asupannya lebih untuk energi sebesar 85,7%,
protein sebesar 81,0%, lemak sebesar 90,5% dan karbohidrat sebesar
95,2% lebih besar daripada siswa yang tidak obesitas.
6. Siswa obesitas lebih sering mengkonsumsi fast food sebesar 90,5%
daripada siswa yang tidak obesitas sebesar 47,6%.
7. Siswa obesitas lebih banyak melakukan aktivitas ringan sebesar
71,4% daripada siswa yang tidak obesitas sebesar 14,3%.
B. Saran

1. Bagi Siswa
a. Bagi remaja yang berstatus gizi obesitas, diharapkan mulai
memperhatikan asupan makanan, membatasi asupan energi total,
dan meningkatkan aktivitas fisik berupa olahraga.

47
48

b. Bagi siswa yang berstatus gizi normal, tetap menjaga berat badan
agar tidak menderita obesitas.

2. Bagi SMK Methodist 2 Palembang


a. Pihak sekolah melakukan kegiatan penimbangan berat badan
bulanan pada siswa dalam rangka pemantauan dan pertumbuhan.
b. Bagi pihak sekolah perlu diadakannya program kesehatan pada
penderita obesitas melalui usaha kesehatan sekolah (UKS) atau
bimbingan konseling (BK) seperti : diet sehat remaja, penyuluhan gizi
seimbang, dan memberikan edukasi tentang bahaya konsumsi fast
food dan snack secara berlebihan.

3. Bagi Peneliti Lain


Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian
lanjutan terhadap kejadian obesitas dengan mengembangkan jenis
variabel yang diteliti menggunakan rancangan yang berbeda.
49

DAFTAR PUSTAKA

Adiningrum. 2008. Karakteristik Kegemukan Pada Anak Sekolah Dan


Remaja Di Medan Dan Jakarta Selatan.
https://core.ac.uk/download/pdf/32339377.pdfs (diakses pada
tanggal 28 Januari 2018)

Anggareni, Anita Nur, Asupan Energi, Serat, Konsumsi Lemak serta


Faktor lain Sebagai Indikator Risiko Obesitas pada Anak Pra
Sekolah di TK Pemabngunan Jaya Bintaro Tangerang Tahun 2007.
Skripsi.Depok: FKM UI. (diakses pada tanggal 31 Januari 2018)
Anggarini, yosinta. 2009. Hubungan Asupan Energi Dan Protein Serta
Aktivitas Fiik Dengan Kejadian Obesitas Pada Siswa Remaja Kelas
1 dan 2 SMA Xaverius 1 Palembang. KTI. Jurusan Gizi Poltekkes
Kemenkes Palembang.
Apriany. 2012. Asupan Protein, Lemak Jenih, Natrium, Serat Dan IMT
Terkait Dengan Tekanan Darah Pasien Hipertensi Di RSUD
TugurejoSemarang. UNES. Semarang
http://eprints.undip.ac.id/38392/ (diakses pada tanggal 28 Januari
2018)

Arlinda, Sheva. 2015. Hubungan Konsumsi Fast Food Dengan Obesitas


Pada Remaja Di SMP Muhammadiyah 10 Yogyakarta. E-Skripsi.
Available: opac.unisayogya.ac.id/754/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
(Diakses: 20 Februari 2018)

Badan Litbang Kesehatan. 2008. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar


Tahun 2007. Departemen Kesehatan RI. Jakarta

Bantrarpraci, Satrio. 2012. Hubungan Karakteristik Individu, Aktivitas Fisik,


Asupan Zat Gizi Makro Dengan Obesitas Di Kementrian Koperasi
Dan Usaha Kecil Menengah Tahun 2012. E-Skripsi. Available :
lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314239-S_Satrio%20Bantarpraci.pdf
(diakses pada tanggal 29 Januari 2018)

Burhan FZ dkk. 2013. Pola Konsumsi Terhadap Kejadian Obesitas Sentral


Pada Pegawai Pemerintahan Di Kantor Bupati Kabupaten
Jeneponto. Skripsi. Makassar (ID): Universitas Hasanuddin
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/5440/Jurn
al%20MKMI%20Fatimah.pdf?sequence=1
50

Gibney, Michael J, James. 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta:


EGC
Husna. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri
Tentang Anemia dengan Pola Makan di Madrasah Aliyah
Keagamaan (MAK) Al Mukmin Sukoharjo. Skripsi. STIKES PKU
Muhammadiyah Surakarta 2013. Available at
http://stikespku.com/digilib/gdl.php?mod=browse&op=read&id=stiks
%20pku--umniyyatih-55 (diakses pada tanggal 02 Februari 2018)

Imron.2015. Identifikasi Faktor Faktor Penyebab Kegemukan Anak Tuna


Grahita Slb C Wiyata Dharma 2 Yogyakarta. Universitas Negeri
Yogjakarta. Yogyakarta. http://eprints.uny.ac.id/26613/1/Skripsi.pdf
(diakses pada tanggal 30 Januari 2018)
Junaidi. Noviyanda. 2016. Kebiasaan Konsumsi Fastfood Terhadap
Obesitas Pada Anak Sekolah Dasar Banda Aceh. Politeknik
Kesehatan Kemenkes Aceh Besar.
http://ejournal.poltekkesaceh.ac.id/index.php/an/article/download/14
13 ( diakses pada tanggal 23 Juni 2018 )
Kharismawati, 2010. Hubungan Tingkay Asupan Energi, Protein, Lemak,
Karbohidrat dan Serat Dengan Status Obesitas Pada Siswa SD .
Skripsi. Universitas Diponegoro
Kemenkes RI. 2011. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor:1995/MENKES/SK/XII/2010. Standar Antropometri
Penilaian Status Gizi Anak.
Lestari S. 2013. Faktor Resiko Kejadian Obesitas pada Mahasiswa
Fakultas Kedokteran USU. Tesis. FKM USU. Diakses dari
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/35058
(diakses pada tanggal 25 Januari 2018)

Liou, Yiing Mei, Tsan-Hon Liou, dan Lu-Chuan Chang. (2010).


Obesity Among Adolescents: Sedentary Leisure Time and
Sleeeping As Determinants, Journal of Advanced Nursing, 66(6) :
1246-1256

LIPI. 2004. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indoseia. Jakarta


Musralianti, Feby., Rattu A. J. M., Kaunang, Wulan P. J. 2016. Hubungan
Antara Aktivitas Fisik Dan Pola Makan Dengan Kejadian Obesitas
Pada Siswa Di SMP Kristen Eben Haezar 1 Manado. (E-Journal).
Available :
ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/article/viewFile/12173/11
753 (Diakses: 4 Februari 2018)
51

Muwakhidah. 2008. Faktor Risiko yang Berhubungan dengan Obesitas


pada Remaja.
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/1464/jurnal
%20kes%20vol%201%20no%202%20f%20133-
140.pdf?sequence=1 (diakses pada tanggal 31 Januari 2018)

Misnadiarly. (2007). Obesitas Sebagai Faktor Risiko Beberapa Penyakit.


Jakarta: Pustaka Obor Populer. (diakses pada tanggal 30 Januari
2018)

Rahmawati. 2006. Harga Diri Pada Remaja Obesitas.


Http://Library.Usu.Ac.Id/Download/Fk/06009832.Pdf (diakses pada
tanggal 05 Februari 2018).
Rembulan, Febricaulia. (2007). Obesitas dan Golongan Darah, Asupan
energi, Karbohidrat, serta lemak di Kota Pekan Baru, Provinsi
RiauTahun 2007. Skripsi. Pemintaan GiziKesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.
Roselly, P, Nyimas Ayu Arce. (2008). Faktor-faktor yang berhubungan
dengan Obsitas Berdasarkan Lemak Tubuh Pada Pria (40-45
tahun) di Kantor Direktorat Jenderal TNI-AD Tahun 2008. Skripsi.
Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia.

Santoso. 2011. Serat Pangan (Dietary Fiber) Dan Manfaatnya Bagi


Kesehatan,http://fmipa.umri.ac.id/wpcontent/uploads/2016/09/Pinki-
A-Serat-dan-manfaatnya-bg-kesehatan-74-129-1-SM.pdf
(diakses pada tanggal 04 Februari 2018)

Siagian, Christine Mulianty. Kebiasaan makanan dan Konsumsi Serat


Makanan pada Remaja SMU di Bogor Tahun 2004. Skripsi. Bogor.
IPB (diakses pada tanggal 01 Februari 2018)

Susi, Retno, Nyimas Ayu. 2010 Faktor Risiko Kejadian Obesitas pada
Remaja SMA Negeri 2 dan SMA Negeri 3 di Kota Pekalongan
Tahun 2010. Universitas Pekalongan.
http://www.download.portalgaruda.org/ipi21062.pdf
(diakses pada tanggal 01 Februari 2018)

Wahyuni, S. 2013. Hubungan Konsumsi Fast Food Dengan Kejadian


Obesitas Pada Remaja di Akademi Kebidanan Muhammadiyah
Banda Aceh.
Available : http://simtakp.uui.ac.id/dokti/SERI_WAHYUNI-skripsi.pdf.
(E-Skripsi). (Diakses: 20 Februari 2018).
LAMPIRAN 1
PERHITUNGAN BESAR SAMPEL
Rumus Besar Sampel :
𝛼
𝑍 (1 − 2 ) 𝑃. 𝑄
𝑛=
𝑑2
Diketahui :
d = 0,1
Z (1-α/2) = 1,96
p = 0,11
q = 0,89

Penyelesaian :
𝑎
n = Z(1- 2 ) P. Q

d2

n = 1,96 . 0,11 .0,89


0,012
= 19

= 19 + 10%

= 21 sampel

52
LAMPIRAN 2

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Telp/No. hp :

Menyatakan bersedia ikut berpartisipasi sebagai responden


pada penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa/i Jurusan Gizi
Poltekkes Kemenkes Palembang yang bernama Muslikhatin
Ahmaliah dengan judul “ Gambaran Asupan Zat Gizi Makro,
Frekuensi Fast Food dan Aktivitas Fisik Terhadap Obesitas pada
Remaja di SMK Methodist 2 Palembang ”.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-
benarnya dan dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya.

Palembang ............................... 2018


Responden

53
LAMPIRAN 3
Aktivitas Fisik Harian Berdasarkan Level Intensitas
Ringan (3,3METs): Berat (8,0METs)
Berjalan ke sekolah, ke pasar, ke toko, Jalan cepat, jogging
berjalan menuruni/menaiki bukit
/tanjakan, menaiki atau menuruni
tangga,duduk dalam kelas, tidur
Sedang (4,0METs)
Bersepeda, yoga, golf, tenis, voli, bulu Bersepeda di medan berliku
tangkis, berolahlaraga seperti sit up, atau tanjakan, karate, yudo
push up
Les di luar rumah, les di luar sekolah Dansa profesional, tari
tradisional yang banyak
menggunakan gerakan
Berkebun: Berkebun:
Membersihkan rumput dan daun, menebang pohon secara
mencangkul, menanam, pekerjaan manual, menggunakan kapak,
mengunakan mesin dan di lakukan memanjat pohon dan memotong
sambil berjalan seperti pemetong ranting pohon yang banyak
rumput
Pekerjaan rumah tangga: Pekerjaan rumah tangga:
Mengepel lantai dan membersihkan Memindahkan
rumah dengan banyak menggunakan furniture(sofa,meja,lemari).
tangan, seperti menjemur pakaian, Membawa belanjaan dan benda
mengelap kaca jendela, memindahkan berat sambil menaiki dan
barang ringan, membereskan peralatan, menuruni tangga. Berbelanja
membuang sampah dan berbagai dengan mendorong troli berisi
pekerjaan rumah tangga banyak barang
Bermain, memandikan, memakaikan Bermain dengan anak-anak
pakaian, memberikan anak makanan. seperti berlari, bersepeda,
Berjalan dengan menggendong anak.

54
55

Pekerjaan yang banyak menggunakan Pekerjaan yang banyak


pergerakan tubuh khususnya tangan. menggunakan anggota tubuh
Contohnya : mecuci piring, mencuci terutama mengangkat benda
baju, mengemudi (motor/mobil) berat, mendorong atau menarik
benda berat.
Contohnya:
Berlari menaiki atau menuruni
tangga sambil membawa koper,
senam aerobik.
(IPAQ (2005), dalam Winanto (2007))
LAMPIRAN 4
KUESIONER
GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO, FREKUENSI FAST FOOD
DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP OBESITAS PADA REMAJA
DI SMK METHODIET 2 PALEMBANG
Kode Sampel

A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama :
2. Tempat, Tanggal Lahir :
3. Jenis Kelamin :
4. Kelas :
5. Umur :
6. Alamat :
7. No. Hp :

B.DATA ANTROPOMETRI
1. Berat Badan : kg
2. Tinggi Badan : cm
3. IMT/U :
C. IDENTITAS ORANG TUA
1. Nama ayah :
2. Pedidikan terakhir ayah :
3. Pekerjaan ayah :
4. Nama ibu :
5. Pedidikan terakhir ibu :
6. Pekerjaan ibu :

56
LAMPIRAN 5
FOOD FREQUENCY QUESTIONER (FFQ)

Nama :
Kode Sampel :

Kelas :

Porsi
Frekuensi
Bahan Makanan Pengolahan
>1x 1x 4- <3x Tidak URT Gram
2x/minggu
/hr /hr 6x/hr /mgg Pernah
Makanan pokok
Beras
Mie
Kentang
Singkong / ubi
Roti putih
Cereal
Havermut
Jagung
Talas
Bihun
Lainnya……..

Ikan dan hasil olahannya


Ikan segar
Ikan asin
Udang

Cumi

Lainnya....

57
58

Daging, telur dan hasil olahannya


Daging sapi
Daging
kambing
Daging ayam
Daging bebek
Telur ayam
Telur bebek
Sosis
Lainnya...
Kacang-kacangan dan hasil olahannya
Kacang hijau
Kacang tanah
Tahu
Tempe
Lainnya..
Sayur – sayuran
Bayam
Kangkung
Daun singkong
Sawi hijau
Sawi putih
Wortel
Kembang kol
Brokoli
Timun
Kacang
panjang
Jagung muda
Daun katuk
Kubis
Causin
Daunbawang
59

Labu siam
Daun melinjo
Nangk amuda
Labu kuning
Kembang kol
Lainnya….
Buah – buahan
Jeruk
Papaya
Apel
Pisang
Mangga
Anggur
Semangka
Kalengkeng
Jambubiji
Jambu air
Salak
Melon
Lainnya...
Susu dan hasil olahannya
Youghut
Keju
Ice cream
Lainnya…
LAMPIRAN 6

FORMULIR METODE FREKUENSI MAKANAN (FOOD FREQUENCY)


FAST FOOD
Petunjuk pengisian :
Isi sesuai dengan kebiasaan anda dalam mengkonsumsi makanan (dalam
1 bulan terakhir).
Frekuensi
Nama Makanan URT Rata-rata
x/hari x/minggu x/bulan
Makanan
Fried chicken
French fries
Burger
Pizza
Chicken fillet
Spagetti
Fish fillet
Cake
Steak
Nugget
Sosis
Roti bakar
Donat
Mie instan
Mie ayam
Mie celor
Mie ayam bakso
Rujak mie
Sate
Siomay
Gado-gado
Cilok
Empek-empek

60
61

Otak-otak
Bakwan
Tahu bunting
Risoles
Tekwan/model
Martabak telur
Martabak manis
Burgo
Laksan
Minuman
Soft Drink

Puding
Yoghurt
Coklat
Ice Cream
Mocca Float
Cappucino
.................
LAMPIRAN 7

FORMULIR AKTIVITAS FISIK SISWA SMK METHODIST 2


PALEMBANG
Nama :
Kode Sampel :

Kelas :

Berikut adalah kuesioner yang digunakan untuk melihat level


aktifitas fisik yang Saudara lakukan setiap hari. Anda diminta untuk
mengisi jawaban yang telah disediakan sesuai kondisi yang
ditanyakan.
Level METs
Waktu Lama
No. Kegiatan (diisi oleh peneliti)
(jam)
Menit Jam R S B
1 05.00 Bangun tidur
2 06.00 Bantu-bantu di rumah
(sebutkan)
 Menyapu lantai
 Mencuci Piring

3 Mandi, makan pagi
4 Berangkat
 Jalan kaki
 Naik sepeda
 Motor/angkutan
umum/mobil
pribadi
5 Belajar disekolah
6 Istirahat di sekolah
7 Pulang ke sekolah
 Jalan kaki
 Naik sepeda
 Motor/angkutan
umum/mobil
pribadi

62
63

8 Makan siang
Tidur siang
9 Nonton tv
10 Nyuci baju
11 Nyuci piring
Menyapu
Kegiatan
ekstrakulikuler
Les mata pelajaran
Olahraga
12 Santai di rumah
13 Mandi
14 Makan malam
15 Belajar di rumah
16 Tidur
Aktifitas lain (tuliskan):

TOTAL
LAMPIRAN 8
ANALISIS UNIVARIAT
Frequency Table
Jenis_kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Laki-laki 32 76,2 76,2 76,2

Valid Perempuan 10 23,8 23,8 100,0

Total 42 100,0 100,0

Umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

16 24 57,1 57,1 57,1

17 12 28,6 28,6 85,7


Valid
18 6 14,3 14,3 100,0

Total 42 100,0 100,0

Asupan Energi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

baik 19 45,2 45,2 45,2

Valid lebih 23 54,8 54,8 100,0

Total 42 100,0 100,0

Asupan Protein

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

baik 25 59,5 59,5 59,5

Valid lebih 17 40,5 40,5 100,0

Total 42 100,0 100,0

64
65

Asupan Lemak

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

baik 20 47,6 47,6 47,6

Valid lebih 22 52,4 52,4 100,0

Total 42 100,0 100,0

Asupan Karbohidrat

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

baik 17 40,5 40,5 40,5

Valid lebih 25 59,5 59,5 100,0

Total 42 100,0 100,0

Frekuensifast food

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

sering 29 69,0 69,0 69,0

Valid jarang 13 31,0 31,0 100,0

Total 42 100,0 100,0

Aktivitasfisik

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

ringan 18 42,9 42,9 42,9

sedang 15 35,7 35,7 78,6


Valid
berat 9 21,4 21,4 100,0

Total 42 100,0 100,0


LAMPIRAN 9
ANALISIS BIVARIAT
Crosstabs

kategori_statusgizi Total

obesitas tidak obesitas

Count 3 16 19

baik % within kategori_statusgizi 14,3% 76,2% 45,2%

% of Total 7,1% 38,1% 45,2%


Asupan*Energi
Count 18 5 23

lebih % within kategori_statusgizi 85,7% 23,8% 54,8%

% of Total 42,9% 11,9% 54,8%


Count 21 21 42

Total % within kategori_statusgizi 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

kategori_statusgizi Total

obesitas tidak obesitas

Count 4 21 25

baik % within kategori_statusgizi 19,0% 100,0% 59,5%

% of Total 9,5% 50,0% 59,5%


Asupan*Protein
Count 17 0 17

lebih % within kategori_statusgizi 81,0% 0,0% 40,5%

% of Total 40,5% 0,0% 40,5%


Count 21 21 42

Total % within kategori_statusgizi 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

66
67

kategori_statusgizi Total

obesitas tidak obesitas

Count 2 18 20

baik % within kategori_statusgizi 9,5% 85,7% 47,6%

% of Total 4,8% 42,9% 47,6%


Asupan*Lemak
Count 19 3 22

lebih % within kategori_statusgizi 90,5% 14,3% 52,4%

% of Total 45,2% 7,1% 52,4%


Count 21 21 42

Total % within kategori_statusgizi 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

kategori_statusgizi Total

obesitas tidak obesitas

Count 1 16 17

Baik % within kategori_statusgizi 4,8% 76,2% 40,5%

% of Total 2,4% 38,1% 40,5%


Asupan*Karbohidrat
Count 20 5 25

Lebih % within kategori_statusgizi 95,2% 23,8% 59,5%

% of Total 47,6% 11,9% 59,5%


Count 21 21 42

Total % within kategori_statusgizi 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 50,0% 50,0% 100,0%


68

kategori_statusgizi Total

obesitas tidak obesitas

Count 19 10 29

Sering % within kategori_statusgizi 90,5% 47,6% 69,0%

% of Total 45,2% 23,8% 69,0%


Frekuensifast food
Count 2 11 13

Jarang % within kategori_statusgizi 9,5% 52,4% 31,0%

% of Total 4,8% 26,2% 31,0%


Count 21 21 42

Total % within kategori_statusgizi 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 50,0% 50,0% 100,0%

kategori_statusgizi Total

obesitas tidak obesitas

Count 15 3 18

Ringan % within kategori_statusgizi 71,4% 14,3% 42,9%

% of Total 35,7% 7,1% 42,9%

Count 5 10 15

Aktivitasfisik Sedang % within kategori_statusgizi 23,8% 47,6% 35,7%

% of Total 11,9% 23,8% 35,7%

Count 1 8 9
Berat % within kategori_statusgizi 4,8% 38,1% 21,4%

% of Total 2,4% 19,0% 21,4%


Count 21 21 42

Total % within kategori_statusgizi 100,0% 100,0% 100,0%

% of Total 50,0% 50,0% 100,0%


LAMPIRAN 10
DAFTAR RESPONDEN

No. Nama Jenis Tanggal Status Obesitas


kelamin Lahir
1 FE Perempuan 16/01/2002 Obesitas
2 RA Perempuan 24/02/2002 Obesitas
3 FY Laki-laki 01/02/2002 Obesitas
4 CJ Laki-laki 16/01/2001 Obesitas
5 DH Laki-laki 24/02/2001 Obesitas
6 YH Laki-laki 01/02/2002 Obesitas
7 MI Perempuan 04/01/2001 Obesitas
8 JL Laki-laki 23/04/2002 Obesitas
9 HC Laki-laki 03/02/2000 Obesitas
10 ME Laki-laki 19/02/2002 Obesitas
11 HG Laki-laki 08/03/2002 Obesitas
12 APV Laki-laki 14/03/2002 Obesitas
13 HW Laki-laki 01/03/2002 Obesitas
14 DJ Laki-laki 04/03/2002 Obesitas
15 HTA Perempuan 21/04/2001 Obesitas
16 DC Laki-laki 18/03/2002 Obesitas
17 CC Laki-laki 15/03/2002 Obesitas
18 RA Laki-laki 13/04/2001 Obesitas
19 JS Laki-laki 02/02/2000 Obesitas
20 LM Laki-laki 07/04/2000 Obesitas
21 PO Perempuan 28/04/2001 Obesitas
22 LA Perempuan 19/01/2002 Tidak obesitas
23 VA Perempuan 21/02/2002 Tidak obesitas
24 F Laki-laki 30/02/2002 Tidak obesitas

69
70

25 CRV Laki-laki 27/01/2001 Tidak obesitas


26 RJ Laki-laki 14/02/2001 Tidak obesitas
27 VS Laki-laki 08/02/2002 Tidak obesitas
28 EL Perempuan 26/01/2001 Tidak obesitas
29 RW Laki-laki 13/04/2002 Tidak obesitas
30 FF Laki-laki 28/02/2000 Tidak obesitas
31 FM Laki-laki 15/02/2002 Tidak obesitas
32 VR Laki-laki 09/03/2002 Tidak obesitas
33 JI Laki-laki 17/03/2002 Tidak obesitas
34 YK Laki-laki 01/02/2002 Tidak obesitas
35 IP Laki-laki 14/03/2002 Tidak obesitas
36 WY Perempuan 11/04/2001 Tidak obesitas
37 HD Laki-laki 19/03/2002 Tidak obesitas
38 NA Laki-laki 19/04/2002 Tidak obesitas
39 NF Laki-laki 23/04/2001 Tidak obesitas
40 RO Laki-laki 20/02/2000 Tidak obesitas
41 LN Laki-laki 10/04/2000 Tidak obesitas
42 PV Perempuan 25/04/2001 Tidak obesitas

Anda mungkin juga menyukai