Oleh :
JURUSAN GIZI
2017
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
Orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat (matius 24 : 13).
Hidup ini seperti sebuah karya tulis ilmiah, banyak bab dan revisi yang harus dilewati.
Tapi akan selalu berakhir indah bagi orang yang pantang menyerah.
Bisa ala biasa (ayahanda tercinta).
Karya tulis ini kupersembahkan untuk :
Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan kesempatan kesehatan untuk
menyelesaikan KTI ini
Bapak dan Mamaku tercinta yang selalu memberikan dukungan, doa dan kasih sayangnya
disetiap langkah perjuangan demi meraih keberhasilan.
The One and only Bapak’e yang menjadi motivasi terbesarku untuk mnyelesaikan
pendidikan dibangku kuliah. Gelarku ini kupersembahkan untuk mu pak’e. Akan ku kabulkan
cita-cita mu untuk melihat pudanmu memakai baju toga, walau pak’e hanya dapat melihat
dari atas sana.
Kakak dan abangku tersayang (Evi, Devri dan Novita) yang selalu menjadi motivator
untukku.
Pembimbing KTI Bapak Drs. H. M Yusuf, M.Kes dan Bapak Eddy Susanto, SKM, M.Kes
yang telah membimbing, membagi ilmu, memberikan perhatian dan waktu dalam
penyusunan KTI ini
Para dosen yang telah memberikan ilmunya sehingga saya bisa menjadi seorang Ahli
Madya Gizi.
My second family (Dea, Dwi, Indriyani, Islamia, Kintan, Maristya, Rahayu, Winda, Doni
dan Rully) yang selalu menjadi penyemangat, pendengar yang baik, dan tempat berbagi
dikala suka maupun duka, terimakasih SAHABAT. Keep Solid
Para sapi ku (Risma, Fadila dan Lisna) thanks for everything.
Teman PKL RSU Tangerang (Adinda, Alifa, Maya, Cece, Rina, Stela dan Winda), Desa
Tanjung Serian (Anggun, Ayik, Kis, Pitak, Tamtam) dan Puskesmas Dempo (Anggun, Kis,
Rani, Meka, dan Jihan). Kenangan bersama kalian tak akan pernah terlupakan.
Keluarga dan sahabat seperjuangan yang luar biasa dalam masa kuliahku (Gizi 2014), I’m
proud to be part of this family.
Almamaterku yang membanggakan.
v
ABSTRAK
Kata Kunci : status gizi, pengetahuan gizi, kebiasaan jajan, asupan zat gizi
makro.
vi
ABSTRACT
The purpose of research to find out what is related to the nutritional status
of students in State Elementary School 24 Talang Kelapa Palembang. This
research was conducted at State Elementary School 24 Talang Kelapa
Palembang on 21 February 2017 to finish with sample 92 sample. Type of
observational analytic study with Cross Sectional design. sampling technique is
Systematic random sampling.
The results showed that there were correlation between habit of snack (p
= 0,045), energy intake (p = 0,001), and carbohydrate intake (p = 0,002) with
nutritional status of student at State Elementary School 24 Talang Kelapa
Palembang, and there was no correlation between Nutrition knowledge of
students (p = 0,219), protein intake (p = 0,511) and fat intake (p = 0,676) with
nutritional status at State Elementary School 24 Talang Kelapa Palembang.
vii
KATA PENGANTAR
1. Ibu drg. Nur Adiba Hanum, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Palembang.
2. Ibu Hana Yuniarti, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik
Kesehatan Kemenkes RI Palembang.
3. Bapak Drs. H. M. Yusuf, M.Kes selaku pembimbing utama yang telah
banyak memberikan perhatian, ilmu, dan waktu untuk membimbing dan
mengarahkan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Bapak Eddy Susanto,SKM,M.Kes selaku pembimbing pendamping
yang telah memberikan perhatian, ilmu, dan waktu untuk membimbing
dan mengarahkan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Ibu Mardiana,SE,M.Kes dan Ibu Imelda Telisa, S.Gz sebagai penguji
yang telah memberikan ilmu, kritik, saran dan waktu dalam
penyelesaian Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini
6. Kedua orang tuaku tercinta yang selalu mendoakan serta memberi
dukungan material maupun spiritual dan semangat untuk terus
berusaha.
7. Kakak dan abangku tersayang yang selalu mendoakan serta
memberikan semangat untuk terus berjuang.
viii
8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2014 yang tercinta yang selalu
memberikan masukan dan motivasi. Serta semua pihak yang dapat
disebutkan satu persatu.
Penulis
ix
DAFTAR ISI
BAB Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................ 1
B. Perumusan Masalah .................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ......................................................... 4
D. Hipotesis Penelitian ..................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ....................................................... 5
x
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ........................................... 23
B. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................. 23
C. Populasi dan Sampel .................................................. 23
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ............................. 25
E. Pengolahan dan Analisis Data ..................................... 26
xi
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
xii
16. Distribusi Frekuensi Status Gizi Menurut
Asupan Lemak .......................................................... 42
17. Distribusi Frekuensi Status Gizi Menurut
Asupan Karbohidrat.................................................... 44
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1 Kerangka Teori.................................................................. 19
2 Kerangka Konsep..........................................…………….. 20
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
3 Kuesioner Penelitian.......................................................... 53
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil survey yang menyatakan bahwa 64,4%
siswa yang sering mengkonsumsi makanan jajanan, 34,4% siswa
4
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum :
Diketahui Hubungan Pengetahuan Gizi, Kebiasaan Jajan Dan
Asupan Zat Gizi Makro (E,P,L, Dan KH) dengan Status Gizi Siswa
Sekolah Dasar Negeri 24 Talang Kelapa Palembang Tahun 2017
Tujuan Khusus:
a. Diketahui karakteristik responden (jenis kelamin, umur)
b. Diketahui distribusi frekuensi status gizi siswa Sekolah Dasar
Negeri 24 Talang Kelapa Palembang tahun 2017
c. Diketahui distribusi frekuensi pengetahuan gizi siswa Sekolah
Dasar Negeri 24 Talang Kelapa Palembang tahun 2017
d. Diketahui distribusi frekuensi kebiasaan jajan siswa Sekolah Dasar
Negeri 24 Talang Kelapa Palembang tahun 2017
e. Diketahui distribusi frekuensi asupan energi siswa Sekolah Dasar
Negeri 24 Talang Kelapa Palembang tahun 2017
f. Diketahui distribusi frekuensi asupan karbohidrat siswa Sekolah
Dasar Negeri 24 Talang Kelapa Palembang tahun 2017
g. Diketahui distribusi frekuensi asupan protein siswa Sekolah Dasar
Negeri 24 Talang Kelapa Palembang tahun 2017
h. Diketahui distribusi frekuensi asupan lemak siswa Sekolah Dasar
Negeri 24 Talang Kelapa Palembang tahun 2017
i. Diketahui hubungan pengetahuan gizi dengan status gizi siswa
Sekolah Dasar Negeri 24 Talang Kelapa Palembang tahun 2017
5
D. Hipotesis
1. Ada hubungan antara pengetahuan gizi dengan status gizi siswa
Sekolah Dasar Negeri 24 Talang Kelapa Palembang tahun 2017
2. Ada hubungan antara kebiasaan jajan dengan status gizi siswa
Sekolah Dasar Negeri 24 Talang Kelapa Palembang tahun 2017
3. Ada hubungan antara asupan energi dengan status gizi siswa
Sekolah Dasar Negeri 24 Talang Kelapa Palembang tahun 2017
4. Ada hubungan antara asupan protein dengan status gizi siswa
Sekolah Dasar Negeri 24 Talang Kelapa Palembang tahun 2017
5. Ada hubungan antara asupan lemak dengan status gizi siswa
Sekolah Dasar Negeri 24 Talang Kelapa Palembang tahun 2017
6. Ada hubungan antara asupan karbohidrat dengan status gizi
siswa Sekolah Dasar Negeri 24 Talang Kelapa Palembang tahun
2017
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang
hubungan pengetahuan gizi, kebiasaan jajan dan asupan zat gizi
6
A. Telaah Pustaka
1. Anak Usia Sekolah Dasar
Anak usia sekolah adalah anak yang berusia antara 6-12
tahun. Seorang anak dikatakan memasuki tahap middle hildhood
ketika berada pada usia 5-10 tahun. Anak usia sekolah dapat
dikategorikan dalam fase pra-remaja, yaitu anak yang berada
pada usia 9-11 tahun untuk perempuan dan 10-12 tahun untuk
laki-laki. Pada masa ini anak akan mengalami pertumbuhan dan
perkembangan baik secara psikologis maupun kognitif (Brown,
2005).
Menurut Adrian dan Wirjatmadi (2012), usia sekolah anak
berada pada masa–masa perkembangan dimana dibina untuk
mandiri, berperilaku menyesuaikan dengan lingkungan sekitar,
peningkatan beberapa kemampuan dan berbagai perkembangan
lain yang membutuhkan fisik yang kuat dan sehat. Oleh karena
itu, anak sekolah perlu didukung dengan keadaan gizi yang baik
demi mencapai tumbuh kembang yang optimal.
Anak usia sekolah biasanya banyak memiliki aktivitas
bermain yang menguras banyak tenaga, dengan demikian terjadi
ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi
yang keluar. Akibatnya tubuh anak menjadi kurus, untuk
mengatasinya dengan mengontrol waktu bermain anak sehingga
anak memiliki waktu istirahat yang cukup. Kurangnya nafsu
makan dapat disebabkan banyak jajan, untuk meningkatkannya
dapat diberikan obat nafsu makan sesuai dosis yang dianjurkan.
Makanan jajanan yang kurang mengandung nilai gizi dan
kebersihannya kurang terjaga, maka akan menimbulkan dampak
yang merugikan kesehatan (Lisdiana, 2004).
8
2. Status Gizi
a. Pengertian Status Gizi
Status gizi merupakan cerminan ukuran terpenuhinya
kebutuhan gizi. Status gizi secara parsial dapat diukur
dengan antropometri (pengukuran bagian tertentu dari
tubuh) atau biokimia atau secara klinis (Persagi, 2009).
Status gizi baik merupakan keadaan gizi seseorang menurut
ukuran berat badan menurut umur sesuai dengan acuan
baku/normal. Biasanya acuan baku WHO. Keadaan gizi baik
terjadi karena adanya keseimbangan jumlah makanan yang
dimakan dan yang dibutuhkan tubuh. Status gizi kurang
merupakan kurang gizi tingkat sedang yang disebabkan oleh
rendahnya knsumsi energi dan protein dari makanan sehari-
hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama. Gizi lebih
merupakam keadaan gizi seseorang yang pemenuhan
kebutuhannya melampaui batas lebih dari cukup (kelebihan)
dalam waktu cukup lama (Persagi, 2009).
Indikator pertumbuhan dapat dilihat dari berat badan
menurut umur (BB/U), berat badan menurut tinggi bandan
(BB/TB) dan tinggi badan menurut umur (TB/U) sebagai alat
untuk penilaian status gizi anak serta indeks massa tubuh
(IMT/U). Indikator status gizi dapat menyebabkan keadaan
kekurangan gizi pada anak yaitu berat badan kurang
(underweight), pendek (stunting) dan kurus (wasting) (WHO,
2005)
Berdasarkan standar WHO, prevalensi anak laki-laki
kurus 13,3%, prevalensi berat badan lebih 9,5%, prevalensi
anak perempuan kurus 10,9% dan prevalensi anak
perempuan berat badan lebih 6,4%. Sumatera Selatan
prevalensi kurus pada anak perempuan 13,8%. Prevalensi
BB-lebih pada anak umur 6 – 14 tahun tertinggi di
9
3. Pengetahuan Gizi
a. Pengertian Pengetahuan Gizi
Pengetahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap
objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar, pengetahuan
manusia diperoleh dari mata dan telinga (Notoatmodjo,
2011).
Tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh
terhadap sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan
yang pada akhirnya akan berpengaruh pada keadaan gizi
individu yang bersangkutan. Semakin tinggi tingkat
pengetahuan gizi seseorang diharapkan semakin baik pula
keadaan gizinya (Aprilia, 2011).
Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan
gizi adalah kebiasaan makan. Anak usia sekolah
mempunyai kebiasaan jajan. Kebiasaan jajan cenderung
menjadi bagian dari budaya keluarga. Makanan jajanan
yang kurang memenuhi syarat kesehatan dan gizi akan
13
4. Kebiasaan Jajan
Suhardjo (1989) menyebutkan bahwa kebiasaan jajan
merupakan istilah untuk menggambarkan kebiasaan dan perilaku
yang berhubungan dengan jajan dan makanan jajanan seperti
frekuensi jajan, jenis makanan jajanan, kepercayaan terhadap
makanan jajanan, preferensi terhadap makanan jajanan, dan
cara pemilihan makanan jajanan. Kebiasaan jajan yang diteliti
pada penelitian ini meliputi jenis makanan jajanan, jumlah jenis
jajanan dan frekuensi jajan.
Jenis makanan jajanan yang beragam berkembang pesat di
Indonesia sejalan dengan pesatnya pembangunan. Pada
14
a. Minuman ringan :
1. Dalam kemasan, misalnya teh, minuman sari buah,
minuman berkarbonasi, dan lain-lain.
2. Disiapkan sendiri leh kantin, misalnya es sirup dan teh.
b. Minuman campur, seperti es buah, es cendol, es doger, dan
lain-lain.
4. Buah-buahan segar, sepertimangga, jeruk, pisang dan lain
sebaginya.
Dampak makanan jajanan menurut Febry (2010), yaitu :
a. Bagi anak-anak sekolah, makanan jajanan merupakan
perkenalan dengan beragam jenis makanan sehingga
menumbuhkan kebiasaan penganekaragaman makanan
sejak kecil
b. Makanan jajanan yang kurang memenuhi syarat kesehatan
(termasuk dalam hal cara pengolahan makanan jajanan,
penggunaan zat pewarna yang bukan pewarna makanan,
cara penyajian dan lain-lain)
c. Mengakibatkan berkurangnya nafsu makan anak dirumah.
b. Protein
Istilah protein diperkenalkan oleh ahli kimia Belanda
yang bernama Gerardus Mulder (1802-1880) dimana protein
berasal dari kata Yunani proteos, yang berarti yang utama
atau yang didahulukan (Almatsier, 2009).
Protein berdasarkan sumbernya dibedakan menjadi
hewani dan nabati. Bahan makanan hewani kaya yang protein
tinggi seperti telur, susu, daging, unggas, ikan, dan kerang.
Sedangkan protein nabati yang kaya protein adalah kacang-
kacangan seperti kacang kedelai dan hasil lahnya yakni tahu
dan tempe, serta kaang-kacangan lainnya sepeti kacang hijau
dan lain-lain (Almatsier, 2009).
Menurut almatsier (2009), protein berguna untuk
pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh, mengatur
keseimbangan air, memelihara netralitas tubuh, pertumbuhan
dan pemeliharaan, pembentukan antibodi, mengangkut zat-zat
gizi, sumber energi dan mengatur keseimbangan air.
Sedangkan menurut Irianto (2014) mengemukakan protein
dalam tubuh diperlukan untuk pertahanan tubuh atau
imunisasi, pengendalian pertumbuhan, pengatur pergerakan,
penunjang mekanis serta sebagai media perambatan impuls
saraf.
17
c. Lemak
Lemak menurut Irianto (2014) merupakan ester dari
gliserol dan asam lemak. Lemak mempunyai unsur-unsur
yang terdiri dari karbon, hidrogen, oksigen yang terkait dalam
ikatan gliserida.
Sumber utama lemak adalah minyak, tumbuh-tumbuhan
(minyak kelapa, kelapa sawit, kacang tanah, kacang kedelai,
jagung dan sebagainya), mentega, margarin, lemak hewan
(lemak daging dan ayam). Sumber lainnya adalah kacang-
kacangan, biji-bijian, daging, ayam, krim, susu, keju dan
kuning telur (Almatsier, 2009).
WHO (1990), menganjurkan konsumsi lemak sebanyak
20-30% kebutuhan energi total dianggap baik untuk
kesehatan. Diantara lemak yang dikonsumsi sehari dianjurkan
paling banyak 8% dari kebutuhan energi total berasal dari
lemak jenuh dan 3-7% dari lemak tidak jenuh-ganda
(Almatsier, 2009).
Klasifikasi tingkat kecukupan lemak (LIPI, 2004)
sebagai berikut :
18
d. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan salah satu dari tiga glongan
utama “makro-nutrien”. Karbohidrat adalah senyawa organik
yang terdapat pada tanaman mengandung unsur karbon (C),
hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan perbandingan 2 : 1
(Irianto, 2014).
Menurut Irianto (2014), klasifikasi karbohidrat terdiri dari :
1. Monosakarida : Glukosa (dekstrosa), fruktosa (gula buah),
dan galaktosa.
2. Disakarida :Sukrosa (gula meja), maltosa (gulamalt),
dan laktosa (gula susu)
3. Polisakarida : Pati, dekstrin, glikogen, selulosa,
hemiselulosa dan pektin.
Sumber karbohidrat banyak terdapat pada serealia,
umbi-umbian, kacang-kacangan, dan gula. Hasil olah bahan-
bahan ini adalah bihun, mie, roti, tepung-tepungan, selai, sirup
dan sebagainya (Almatsier, 2009).
WHO (1990) menganjurkan agar 20-65% konsumsi
energi total berasal dari karbohidrat kompleks dan paling
banyak hanya 10% berasal dari gula sederhana (Almatsier,
2009).
Klasifikasi tingkat kecukupan karbohidrat (LIPI, 2004)
sebagai berikut :
1. Baik : ≥80% AKG
2. Kurang :< 80% AKG
19
B. Kerangka Teori
“Hubungan Pengetahuan Gizi, Kebiasaan Jajan Dan Asupan Gizi
Makro (E,P,L, dan KH) Dengan Status Gizi Siswa Sekolah Dasar
Negeri 24 Talang Kelapa Palembang Tahun 2017”
Besar Uang
Saku
Kebiasaan Jajan
Jenis Jajanan
Frekuensi Jajanan
Status Gizi
C. Kerangka Konsep
Tingkat Pengetahuan
Gizi
Kebiasaan Jajan
Asupan Energi
Status Gizi
Asupan Protein
Asupan Lemak
Asupan Karbohidrat
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah pengetahuan
gizi, kebiasaan jajan, asupan energi, asupan karbohidrat, asupan
protein dan asupan lemak.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah status gizi.
E. Definisi Operasional
1. Pengetahuan Gizi Anak
Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui
anak tentang gizi. Pengetahuan akan diukur berdasarkan
kemampuan siswa dalam pengisian kuesioner. Jawaban benar
diberikan skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0.
Alat ukur : Kuesioner
Cara ukur : wawancara
Hasil ukur :
21
2. Kebiasaan Jajan
Kebiasaan jajan merupakan seberapa sering siswa
mengkonsumsi makanan jajanan yang didapatkan dari proses
wawancara menggunakan form food frequency questionare.
Cara Ukur : Wawancara
Alat Ukur : FFQ
Hasil Ukur :
1. Sering, ( ≥ 4 kali/seminggu )
2. Kadang–kadang, (1-3 kali/seminggu)
3. Tidak pernah jajan
Skala Ukur : Ordinal
(Rosa, 2011)
3. Asupan Energi
Asupan energi adalah jumlah total energi, yang bersumber
dari makanan dan minuman yang dikonsumsi, kemudian diolah
dengan membandingkan dengan AKG dan dikalikan 100%.
Cara Ukur : Wawancara
Alat Ukur : Form recall 24 jam
Hasil Ukur :Klasifikasi tingkat kecukupan energi (LIPI,2004)
1. Baik : ≥80% AKG
2. Kurang :< 80% AKG
Skala Ukur : Ordinal
22
4. Asupan Protein
Asupan protein adalah jumlah total protein, yang bersumber
dari makanan dan minuman yang dikonsumsi, kemudian diolah
dengan membandingkan AKG dan dikalikan 100%.
Cara Ukur : Wawancara
Alat Ukur : Form recall 3x24 jam
Hasil Ukur :Klasifikasi tingkat kecukupan energi (LIPI,2004)
3. Baik : ≥80% AKG
4. Kurang :< 80% AKG
5. Asupan Lemak
Asupan lemak adalah jumlah total lemak, yang bersumber
dari makanan dan minuman yang dikonsumsi, kemudian diolah
dengan membandingkan dengan AKG dan dikalikan 100%.
Cara Ukur : Wawancara
Alat Ukur : Form recall 3x24 jam
Hasil Ukur :Klasifikasi tingkat kecukupan energi (LIPI,2004)
1. Baik : ≥80% AKG
2. Kurang :< 80% AKG
6. Asupan Karbohidrat
Asupan karbohidrat adalah jumlah total karbohidrat, yang
bersumber dari makanan dan minuman yang dikonsumsi, kemudian
diolah dengan membandingkan dengan AKG dan dikalikan 100%.
Cara Ukur : Wawancara
Alat Ukur : Form recall 24 jam
Hasil Ukur :Klasifikasi tingkat kecukupan energi (LIPI,2004)
1. Baik : ≥80% AKG
2. Kurang :< 80% AKG
23
7. Status Gizi
Status gizi adalah keadaan fisik anak yang diukur secara
antropometri dengan parameter BB/U.
Cara Ukur : Antropometri
Alat Ukur :Berat badan dengan menggunakan timbangan digital
dengan ketelitian 0,1 Kg.
Hasil Ukur :
1. Gizi Lebih, (>2 SD)
2. Gizi baik, (-2 SD sampai dengan 2 SD)
3. Gizi kurang, (-3 SD sampai dengan < -2 SD)
4. Gizi buruk, (<-3 SD)
(Kemenkes, 2011)
Skala Ukur : Ordinal
24
BAB III
METODE PENELITIAN
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini yaitu siswa kelas empat dan
lima Sekolah Dasar Negeri 24 Talang Kelapa Palembang yang
terpillih dengan kriteria sebagai berikut :
a. Murid kelas IV - V SD
b. Sehat jasmani dan rohani serta hadir pada saat penelitian.
c. Siswa dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik
terhadap kegiatan penelitian.
25
3. Besar Sampel
Besar sampel diambil dengan rumus Notoadmojo (2003)
sebagi berikut :
𝑝 .𝑞 𝑁−𝑛
Rumus : d = Z𝛼 𝑛
x
𝑁−1
Keterangan :
d = Penyimpangan terhadap populasi atau derajat ketepatan yang
diinginkan yaitu 0,1.
Z = Standar deviasi normal, biasanya ditentukan pada 1,96 yang
sesuai dengan derajat kemaknaan 95%.
p = Proporsi atau sifat tertentu yang diperkirakan terjadi pada
populasi. Apabila tidak diketahui proporsi atau sifat tertentu
tersebut, maka p = 0,5
q = 1-p
N = Jumlah Populasi
N : Besar Populasi
N : Besar Sampel
c. Pengambilan pertama dengan random sampling yaitu
dengan diundi.
d. Pengambilan selanjutnya sesuai dengan interval yang telah
ditentukan sampai jumlah sampel terpenuhi.
2) Responden yang telah terpilih diminta kesediaannya untuk
menjadi sampel penelitian.
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data identitas responden yang meliputi usia, jenis
kelamin, berat badan, pengetahuan gizi, kebiasaan jajan dan
asupan zat gizi makro yang diperoleh secara langsung dari
responden dengan menggunakan alat bantu kuesioner, FFQ dan
form recall.
b. Data Sekunder
Data gambaran umum SD Negeri 24 Talang Kelapa
Palembang dan data kepustakaan serta sumber lain yang
menunjang penelitian.
a. Data Primer
1. Pengetahuan gizi
Pengetahuan gizi diperoleh dengan cara wawancara
menggunakan kuesioner yakni formulir yang berisi
pertanyaan tentang gizi.
2. Kebiasaan Jajan
Kebiasaan jajan diperoleh dengan wawancara
menggunakan Form food frequency questionare yakni
formulir yang berisi pertanyaan tentang frekuensi, jumlah,
dan jenis makanan tertentu yang dikonsumsi selama 1
minggu terakhir.
3. Asupan zat gizi makro
Asupan diperoleh dengan wawancara menggunakan
Form recall yakni formulir yang berisi pertanyaan tentang
frekuensi, jumlah, dan jenis makanan tertentu yang
dikonsumsi selama 3 hari terakhir.
4. Status Gizi
Dengan penimbangan berat badan menggunakan
timbangan digital dengan ketelitian 0,1 kg.
b. Data Sekunder
Data sekunder didapat dari laporan–laporan berkaitan
dengan masalah yang diteliti.
b. Coding Data
Merupakan suatu metode untuk mengkonvensikan data
yang terkumpul selama penelitian ke dalam bentuk simbol
yang cocok untuk keperluan analisis. Data yang diperoleh
yaitu pengetahuan gizi, kebiasaan jajan, asupan zat gizi
makro (E,P,L,dan KH) yang diklasifikasikan dalam bentuk
kode atau angka.
c. Entry Data
Memindahkan data-data yang telah selasai di coding
dan editing lalu dimasukkan ke dalam master tabel atau data
base computer. Data tersebut terdiri dari :
1. Data identitas responden
2. Data status gizi responden
3. Data pengetahuan gizi responden
4. Data kebiasaan jajan responden
5. Data asupan zat gizi makro (Energi, Protein, Lemak dan
Karbohidrat) responden
d. Cleaning Data
Setelah pemasukan data selesai dilakukan proses
untuk menguji kebenaran data sehingga data yang masuk
benar-benar bebas dari kesalahan.
2. Analisis Data
a) Analisis Univariat.
Dilakukan untuk memperoleh gambaran variasi seluruh
variabel yang diteliti dengan membuat tabel distribusi frekuensi.
Analisa univariat dimasukkan untuk menggambarkan dan
menjelaskan hubungan pengetahuan gizi, kebiasaan jajan dan
29
asupan zat gizi makro dengan status gizi siswa Sekolah Dasar
Negeri 24 Talang Kelapa Palembang.
b) Analisis Bivariat.
Analisa dilakukan dengan membuat tabel silang antara
variabel independen terhadap variabel dependen, untuk
memperoleh gambaran variabel independen yang diduga ada
hubungannya dengan status gizi.
Uji statistik yang digunakan dalam analisa bivariat ini adalah
Chi Square dengan menggunakan sistem komputerisasi progam
SPSS, yaitu menguji kemaknaan hubungan atau perbedaan
dengan tingkat kepercayaan 90%.
Keputusan Statistik :
Bila p value ≤ 0,05 : Ho ditolak, menunjukkan ada hubungan
yang bermakna
Bila p value > 0,05 : Ho diterima, menunjukkan tidak ada
hubungan yang bermakna
BAB IV
4. Letak Geogafi
SD Negeri 24 terletak di Jl. Talang Keramat, Kecamatan
Talang Kelapa, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan.
31
No Ruangan Jumlah
1 Kepala Sekolah 1
2 Ruang Guru 1
3 Tata Usaha 1
4 UKS 1
5 Kelas 8
6 Perpustakaan 1
7 Mushola 1
8 Kantin 1
9 WC (Toilet) 3
Sumber : Profil SD N 24 Talang Kelapa Plg 2016
7. Jumlah Siswa
Jumlah siswa SD Negeri 24 Talang Kelapa Palembang
Tahun 2016 – 2017 yaitu sebanyak 661 siswa, yang terdiri dari
362 siswa laki-laki dan 299 siswi perempuan.
32
Tabel 4.2
Daftar Jumlah Siswa
SD Negeri 24 Talang Kelapa Palembang
Usia n %
8 2 2,2
9 34 37,0
10 48 52,2
11 5 5,4
12 3 3,3
Jumlah 92 100,0
Jenis Kelamin n %
Laki-laki 48 52,2
Perempuan 44 47,8
Total 92 100,0
Status Gizi n %
Baik 80 87,0
Kurang 12 13,0
Total 92 100,0
b. Pengetahuan Gizi
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Responden menurut Pengetahuan Gizi
Pengetahuan n %
Baik 48 52,2
Kurang 44 47,8
Total 92 100,0
c. Kebiasaan Jajan
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Responden menurut Kebiasaan Jajan
Kebiasaan Jajan n %
Sering 85 92,4
Kadang-kadang 7 7,6
Total 92 100,0
d. Asupan Energi
Hasil analisis data asupan energi diperoleh nilai rata-rata
yaitu 1852,77 kkal dengan asupan minimum 1456,90 kkal dan
asupan maksimum 2198,70 kkal. Untuk lebih jelas data
distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Responden menurut Asupan Energi
Asupan Energi n %
Baik 87 94,6
Kurang 5 5,4
Total 92 100,0
e. Asupan Protein
Hasil analisis data asupan protein diperoleh nilai rata-
rata yaitu 53,85 g dengan asupan minimum 42,90 g dan
asupan maksimum 65,80 g. Untuk lebih jelas data distribusi
frekuensi dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Responden menurut Asupan Protein
Asupan Protein n %
Baik 87 94,6
Kurang 5 5,4
Total 92 100,0
f. Asupan Lemak
Hasil analisis data asupan protein diperoleh nilai rata-
rata yaitu 66,84 g dengan asupan minimum 43,80 g dan
asupan maksimum 78,90 g. Untuk lebih jelas data distribusi
frekuensi dapat dilihat pada tabel 4.10.
37
Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Responden menurut Asupan Lemak
Asupan Lemak n %
Baik 79 85,9
Kurang 13 14,1
Total 92 100,0
Berdasarkan tabel 4.10, dapat dilihat bahwa dari 92
responden, sebagian besar responden memiliki asupan lemak
dengan kategori baik yaitu sebanyak 79 siswa (85,9%) dan
responden yang memiliki asupan lemak kategori kurang yaitu
sebanyak 13 siswa (14,1%).
g. Asupan Karbohidrat
Hasil analisis data asupan protein diperoleh nilai rata-
rata yaitu 265,21 g dengan asupan minimum 145,80 g dan
asupan maksimum 312,30 g. Untuk lebih jelas data distribusi
frekuensi dapat dilihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.11
Distribusi Frekuensi Responden menurut Asupan
Karbohidrat
Asupan Karbohidrat n %
Baik 86 93,5
Kurang 6 6,5
Total 92 100,0
2. Analisa Bivariat.
a. Hubungan Pengetahuan Gizi Dengan Status Gizi
Pada penelitian ini yang dianalisa adalah hubungan
pengetahuan gizi responden dengan status gizi responden,
analisa data selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah
ini:
Tabel 4.12
Distribusi Frekuensi Status Gizi Menurut Pengetahuan
Gizi
Status Gizi
Pengetahuan Total p
Baik Kurang
Gizi value
n % n % n %
Total 80 12 92 100,0
Status Gizi
Kebiasaan Total p
Baik Kurang
Jajan value
n % n % n %
Kadang-
4 57,1 3 42,9 7 100,0 0,045
kadang
Total 80 12 92 100,0
Tabel 4.14
Distribusi Frekuensi Status Gizi Menurut Asupan Energi
Status Gizi
Asupan Total p
Baik Kurang
Energi value
n % n % n %
Total 80 12 92 100,0
Status Gizi
Asupan Total p
Baik Kurang
Protein value
n % n % n %
Total 80 12 92 100,0
Tabel 4.16
Distribusi Frekuensi Status Gizi Menurut Asupan Lemak
Status Gizi
Asupan Total p
Baik Kurang
Lemak value
n % n % n %
Total 80 12 92 100,0
Status Gizi
Asupan Total p
Baik Kurang
Karbohidrat value
n % n % n %
Total 80 12 92 100,0
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap siswa SD
Negeri 24 Talang Kelapa Palembang tahun 2017 dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Usia siswa berkisar antara 8 sampai 12 tahun dengan rata-rata 10
tahun dan jenis kelamin siswa laki-laki sebanyak 48 siswa (52,2%),
jenis kelamin perempuan sebanyak 44 siswa (47,8%).
2. Siswa yang dengan status gizi baik sebesar 87,0% dan status gizi
kurang sebesar 13,0%.
3. Tingkat pengetahuan gizi siswa dengan kategori baik ditemukan
sebesar 52,2%.
4. Kebiasaan jajan siswa dengan kategori sering ditemukan sebesar
91,3%.
5. Asupan energi siswa dengan kategori baik ditemukan sebesar 94,6%.
6. Asupan karbohidrat siswa dengan kategori baik ditemukan sebesar
93,5%.
7. Asupan protein siswa dengan kategori baik ditemukan sebesar 94,6%.
8. Asupan lemak siswa dengan kategori baik ditemukan sebesar 85,9%.
9. Tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi siswa dengan status gizi
siswa dengan nilai (p=0,219, p > 0,05).
10. Ada hubungan antara kebiasaan jajan siswa dengan status gizi siswa
dengan nilai (p=0,045, p ≤ 0,05).
11. Ada hubungan antara asupan energi siswa dengan status gizi siswa
dengan nilai (p=0,001, p ≤ 0,05).
12. Ada hubungan antara asupan karbohidrat siswa dengan status gizi
siswa dengan nilai (p=0,002, p ≤ 0,05).
13. Tidak ada hubungan antara asupan protein siswa dengan status gizi
siswa dengan nilai (p=0,511, p > 0,05).
49
14. Tidak ada hubungan antara asupan lemak siswa dengan status gizi
siswa dengan nilai (p=0,676, p > 0,05).
B. Saran
1. Perlu adanya penyuluhan tentang makanan jajanan yang sehat
dan baik kepada siswa Sekolah Dasar Negeri 24 Talang Kelapa.
2. Perlunya kerjasama guru dan orang tua untuk bekerja sama
dalam mengatasi masalah ini melalui pendidikan, perhatian serta
pengawasan pada anak.
DAFTAR PUSTAKA
Alatas, Sarah Salim S. (2011). Status Gizi Anak Usia Sekolah (7-12
Tahun) Dan Hubungannya Dengan Tingkat Asupan Kalsium Harian
Di Yayasan Kampungkids Pejaten Jakarta Selatan Tahun 2009.
Jakarta.Available:http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20314222S_Sarah
%20Salim%20S.%20Alatas.pdf. E. (Skripsi). (Diakses : 23 Januari
2017).
Ayu, Diah. (2012). Perbedaan Asupan Energi, Protein dan Status gizi
pada remaja panti asuhan dan pondok pesantren. Jawa Tengah.
Available:httpeprints.undip.ac.id374691DIAH_AYU_SUSANTI%2C
_G2A008055%2C_LAPORAN_KTI.pdf. E. KTI. (Diakses : 10 Juni
2017).
Pujiati, Eny. (2013). Status Gizi Siswa Sekolah Dasar Negeri I Buara
Kecamatan Karanganyar Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran
2012/2013.Yogyakarta.Available:http://eprints.uny.ac.id/17616/1/85.
%20Eny%20Pujiati.pdf. E.(Skripsi). (Diakses : 25 Januari 2017).
Syafitri, Yunita, dkk. (2009). Kebiasaan Jajan Siswa Sekolah Dasar (Studi
Kasus Di Sdn Lawanggintung 01 Kota Bogor. Bogor. Available:
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=5399&val=199.
E. (Jurnal). (Diakses : 24 Januari 2017).
Yudestu, Ira dan Prayitno, Nanang. (2013). Perbedaan Status Gizi Anak
SD Kelas IV Dan V Di SD Unggulan (06 Pagi Makasar) Dan SD
53
Yulni, dkk. (2013). Hubungan Asupan Zat Gizi Makro Dengan Status Gizi
Pada Anak Sekolah Dasar Diwilayah Pesisir Kota Makasar Tahun
2013. Makasar. Available
:httprepository.unhas.ac.idbitstreamhandle1234567895823jurnal%2
0mkmi%20yulni.pdfsequence=1. E.(Jurnal). (Diakses : 9 Juni
2017).
LAMPIRAN 1
BESAR SAMPEL
Keterangan :
d = 0,1.
Z𝛼 = 1,96
p = 0,5
q =1–p
= 1 – 0,5
= 0,5
N = 195
Hasil perhitungan :
0,5 𝑥 0,5 195−𝑛
0,12 = 1,962 x x
𝑛 194
0,25 195−𝑛
0,01 = 3,84 x x
𝑛 194
0,01 48,75−0,25𝑛
. =
3,84 194𝑛
Nama :
Kelas :
Umur :
Alamat :
Mengetahui,
Enumerator Responden
KUESIONER PENELITIAN
1. Nama :
2. Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan
3. Umur :
4. Kelas :
5. Alamat :
B.DATA ANTROPOMETRI
8. Berat Badan : kg
No Pertanyaan Pilihan Jawaban Jawaban
Pengetahuan Gizi
1. Makanan pokok termasuk a. Sumber energi
makanan sumber? b. Zat pembangun
c. Zat pengatur
2. Lauk hewani dan nabati a. Sumber energi
termasuk makanan sumber? b. Zat pembangun
c. Zat pengatur
3. Sayuran dan buahan termasuk a. Sumber energi
makanan sumber? b. Zat pembangun
c. Zat pengatur
4. Makanan yang seimbang terdiri a. Nasi, ikan, sayur
dari makanan apa saja? bayam, pisang
dan susu
b. Nasi, ayam
goreng dan apel
c. Nasi, sayur
adem, jeruk dan
susu
5. Sebutkan contoh makanan a. Kue-kue,
jajanan yang bergizi? gorengan,
pempek
b. Permen, chiki
c. Es gogo, es teh
6. Sebutkan contoh makanan yang a. Nasi uduk,
banyak mengandung energi? lontong, nasi
goreng
b. Pempek, tempe
goreng, tahu
goreng
c. Buah-buahan
7. Sebutkan contoh makanan a. Nasi uduk,
jajanan yang banyak lontong, nasi
mengandung protein/zat goreng
pembangun? b. Pempek, tempe
goreng, tahu
goreng
c. Buah-buahan
8. Sebutkan contoh a. Nasi uduk,
makananjajanan yang lontong, nasi
banyakmengandung goreng
vitamin/zatpengatur? b. Pempek, tempe
goreng, tahu
goreng
c. Buah-buahan
9. Makanan jajanan yang bersih a. Makanan yang
adalah? terhindardari
debu dan lalat
b. Makanan
berdebu
c. Makanan berlalat
10 Sebutkan manfaat makanan a. Meningkatkan
jajanan bagi tubuh? asupan zat gizi
b. Agar kenyang
c. Agar pintar
59
Kebiasaan Jajan
1. Apakah adik sering jajan? 1. Ya
2. Kadang-kadang
3. Tidak
2. Jika iya/kadang-kadang, berapa 1. 1-2 kali
kali dalam sehari adik jajan? 2. 2-3 kali
3. >3 kali
3 Jika tidak pernah jajan, alasan 1. Sudah membawa
apakah yang menyebabkan adik bekal ke sekolah
tidak jajan? 2. Sudah sarapan
3. Rasa makanan
kurang enak
4. Harga makanan
jajanan mahal
5. Lain-lain, ..........
LAMPIRAN 4
Pagi
Selingan
pagi
Siang
Selingan
sore
Malam
LAMPIRAN 5
FREKUENSI
BAHAN
>1X/ 1X/ 4-6X/ 1-3x/ 1X/ Tidak
MAKANAN KET
Hari Hari Minggu Minggu Bulan Pernah
Makanan Jajanan
Nasi uduk
Bakso
Kue-kue
Siomay
Pempek
Batagor
Coklat
Tekwan
Model
Gorengan
Pempek
Chiki
Buah
Lainnya
Minuman
Air Mineral
Aneka Es
Minuman
kemasan
Ice Cream
Susu
LAMPIRAN 6
DATA PENGOLAHAN SPSS
Univariat
Umur Responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
8 2 2,2 2,2 2,2
9 34 37,0 37,0 39,1
10 48 52,2 52,2 91,3
Valid
11 5 5,4 5,4 96,7
12 3 3,3 3,3 100,0
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
L 48 52,2 52,2 52,2
statusgizi1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
baik 80 87,0 87,0 87,0
KebiasaanJajan
Energi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
baik 87 94,6 94,6 94,6
karbohidrat
lemak
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
baik 79 85,9 85,9 85,9
Statistics
KonsE KonsKH KonsP konsL
Valid 92 92 92 92
N
Missing 0 0 0 0
Mean 1852,7793 265,2163 53,8457 66,8435
Median 1878,4000 269,0000 53,1500 69,7500
Minimum 1456,90 145,80 42,90 43,80
Maximum 2198,70 312,30 65,80 78,90
Bivariat
Pengetahuan1*statusgizi1 Crosstab
Count
statusgizi1 Total
baik kurang
Baik 44 4 48
Pengetahuan1
Kurang 36 8 44
Total 80 12 92
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 1,963 1 ,161
Continuity Correction
b 1,191 1 ,275
N of Valid Cases 92
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,74.
b. Computed only for a 2x2 table
kebiasaanJajan*Statusgizi1 Crosstab
Count
statusgizi1 Total
baik kurang
sering 76 9 85
KebiasaanJajan
kadang-kadang 4 3 7
Total 80 12 92
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 5.937 1 .015
b
Continuity Correction 3.433 1 .064
Likelihood Ratio 4.257 1 .039
Fisher's Exact Test .045 .045
Linear-by-Linear Association 5.873 1 .015
N of Valid Cases 92
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .91.
b. Computed only for a 2x2 table
Energi*statusgizi1 Crosstab
Count
statusgizi1 Total
baik kurang
baik 79 8 87
energi
kurang 1 4 5
Total 80 12 92
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 20,899 1 ,000
Continuity Correction
b 15,123 1 ,000
N of Valid Cases 92
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,65.
b. Computed only for a 2x2 table
baik kurang
baik 78 8 86
karbohidrat
kurang 2 4 6
Total 80 12 92
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 16.272 1 .000
b
Continuity Correction 11.608 1 .001
Likelihood Ratio 10.379 1 .001
Fisher's Exact Test .002 .002
Linear-by-Linear Association 16.095 1 .000
N of Valid Cases 92
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .78.
b. Computed only for a 2x2 table
Protein*statusgizi1 Crosstab
Count
statusgizi1 Total
baik kurang
baik 76 11 87
Protein
kurang 4 1 5
Total 80 12 92
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square ,226 1 ,635
Continuity Correction
b ,000 1 1,000
N of Valid Cases 92
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,65.
b. Computed only for a 2x2 table
Lemak*statusgizi1 Crosstab
Count
statusgizi1 Total
baik kurang
baik 69 10 79
lemak
kurang 11 2 13
Total 80 12 92
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square ,073 1 ,787
Continuity Correction
b ,000 1 1,000
N of Valid Cases 92
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,70.
b. Computed only for a 2x2 table