Anda di halaman 1dari 77

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI

PADA LANSIA DI PUSKESMAS BETUNG


KABUPATEN OGAN ILIR
TAHUN 2022

DISUSUN OLEH :
SUPIATI
20142019001.P

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
TAHUN 2022
HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI
PADA LANSIA DI PUSKESMAS BETUNG
KABUPATEN OGAN ILIR
TAHUN 2022

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat


Memperoleh gelar

SARJANA KEPERAWATAN

OLEH :

SUPIATI
20142019001.P

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
TAHUN 2022
ABSTRAK
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK)
BINA HUSADA PALEMBANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
Skripsi, 29 Juni 2022

Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia di


PuskesmasBetung Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2022
( LXXVII + 77 halaman + 5 table + 5 lampiran )

Penyakit tidak menular di sebut juga dengan penyakit hipertensi atau darah
tinggi yang merupakan permasalahan yang sering terjadi pada kebanyakan lansia
serta Perubahan gaya hidup di masyarakat merupakan satu factor terjadinya
peningkatan kasus hipertensi. Perubahan gaya hidup ini meliputi aktivitas fisik yang
berlebihan, stres, perubahan pola makan yang tidak sehat, kurangnya istirahat..
Desain penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional. Penelitian ini dilakukan di PuskesmasBetung Kabupaten Ogan Ilir Tahun
2022 pada tanggal 26 Mei sampai 20 juni.Sampel pada penelitian ini adalah lansia
yang berobat di Puskesmas Betung Kabupaten Ogan Ilir, yang berjumlah 74
orang.Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat
dengan menggunakan uji chi-aquare.
Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden memiliki pola
makan buruk sebanyak 28 orang (37,8 %) dari 74 responden.dan sebagian besar
responden mengalami hipertensi sebanyak 42 orang (56,8%) dari 74 responden. Ada
hubungan pola makan dengan kejadian hipertensi pada lansia di PuskesmasBetung
Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2022 (ρ=0,000).Hasil uji statistik Chi Square didapatkan
ρ value = 0,000, OR 9,333 lebih kecil dari α = 0,05 menunjukkan ada hubungan pola
makan dengan kejadian hipertensi pada lansia di Puskesmas Betung Kabupaten
Ogann Ilir Tahun 2022
Diharapkan kepada pihak di Puskesmas Betung Kabupaten Betung Tahun 2022
untuk melakukan penyuluhan tentang pola makan terhadap penyakit hipertensi pada
lansia serta membuat jadwal untuk melakukan posyandu lansia

Kata Kunci : Pola Makan, Hipertensi, Lansia


Daftar Pustaka : 28 (2010-2020)

iii
ABSTRACT
HIGH SCHOOL OF HEALTH SCIENCES (STIK)
NURSING STUDY PROGRAM
Thesis, 29 Juni 2022

Relationship between diet and hypertension incidence in the elderly at Betung


Health Center, Ogan Ilir Regency in 2022
( LXXVII + 77 pages + 5 tables + 5 attachements)

Non-communicable diseases are also known as hypertension or high blood


pressure which is a problem that often occurs in most elderly people. Changes in
lifestyle in the community are a factor in the increase in cases of hypertension. These
lifestyle changes include excessive physical activity, stress, unhealthy diet changes,
lack of rest.
This research design uses a quantitative design with a cross sectional
approach. This research was conducted at the Betung Health Center, Ogan Ilir
Regency in 2022 from 26 May to 20 June. The sample in this study was the elderly
who were treated at the Betung Health Center, Ogan Ilir Regency, amounting to 74
people. Data analysis in this study used univariate and bivariate analysis using the
chi-aquare . test

The results of this study indicate that most respondents have a bad diet as many
as 28 people (37.8%) from 74 respondents and most respondents experience
hypertension as many as 42 people (56.8%) from 74 respondents There is a
relationship between diet and the incidence of hypertension in the elderly. at Betung
Health Center, Ogan Ilir Regency in 2022 (p = 0.000) Chi Square statistical test
results obtained p value = 0.000, OR 9.333 smaller than a = 0.05 indicating there is
a relationship between diet and the incidence of hypertension in the elderly at Betung
Health Center, Ogann Ilir Regency 2022
It is hoped that the Betung Public Health Center, Betung Regency in 2022 to
provide counseling about diet for hypertension in the elderly and make a schedule for
doing Posyandu for the elderly.

Key Words : Diet, Hypertension, Elderly


References : 28 (2010-2020)

iv
v
vi
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Supiati
Tempat/ tanggal lahir : Megang Sakti IV, 17 Agustus 1983
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Nama orang tua :
Ayah : Alm. Datim
Ibu : Sumiatun
Alamat : Desa Megang Sakti IV
Riwayat Pendidikan :
SDN 1 Lubuk Seberuk : Tahun 1989-1995
SLTPN 8 Kayu Agung : Tahun 1995-1998
SMAN 3 Kayu Agung : Tahun 1998-2001
AKPER PPNI Palembang : Tahun 2001-2004
STIK Bina Husada : Tahun 2020 - 2022
Riwayat Pekerjaan :
Puskesmas Megang Sakti : 2004 - 2007
Puskesmas Betung : 2007 - Sekarang

vii
PERSEMBAHAN DAN MOTTO

Kupersembahkan Kepada :

 Allah SWT yang senantiasa memberikan saya kesempatan untuk terus belajar
menjadi manusia yang lebih baik
 Ayahandaku Alm. Datim dan Ibundaku Sumiatun yang senantiasa mendoakan dan
memberikan semangat
 Bapak dan Ibu Mertua terima kasih atas supportnya
 Suamiku Salistiyono Komarudin, Amd yang telah memberikan kesempatan kepada
saya untuk terus bertumbuh dan menjadi manusia yang lebih bermanfaat
 Ketiga Anaku Khoirunisa Mutiara Andini, Dzaki Cahya Andika dan Hafizah Khaira
Andini, terima kasih atas segala pengertiannya, maafkan ibu telah melewatkan
banyak waktu tanpa kalian.

Motto :

Nabi S.A.W Bersabda, “Manusia yang paling baik di antara kamu ialah yang paling banyak
memberi manfaat kepada orang lain” (HR. BUKHARI)

viii
UCAPAN TERIMAKASIH

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

Subhanahu Wa Ta’ala, karena berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya yang telah

diberikan kepada penulis berupa kesehatan, kesempatan, kekuatan lahir dan batin

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan Sarjana (S1) Jurusan Keperawatan di STIK Bina Husada

Palembang dengan judul “Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi

Pada Lansia di Puskesmas Betung Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2022 “ Selama

persiapan, pelaksanaan dan penyusunan sampai penyelesaian skripsi ini, penulis

banyak mendapatkan bantuan, bimbingan, arahan, serta motivasi dari berbagai pihak,

baik secara moral maupun material. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada ibuNs. Ersita, S.Kep.,

M.Kes, selaku pembimbing yang selalu mendoakan dan memberikan support kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak baik

lembaga maupun pribadi sebagaimana penulis sebutkan dibawah ini :

1. Ns. Ersita, S.Kep., M.Kes, selaku Ketua STIK Bina Husada

2. Kardewi, S.Kep, Ners, M.Kes, selakuKetua Program Studi Ilmu Keperawatan

STIK Bina Husada

ix
3. Addrias Dwinatra Desfaoki, AMKep. SKM, Selaku Kepala Puskesmas Betung

Kabupaten Ogan Ilir

4. Ns. Mujahidin, S.Kep, M.Kes selaku penguji I

5. Abu Bakar Sidik, S.Kp, M.Kes selaku Penguji II

6. Dosen beserta Staf Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Husada Palembang

7. Orang tua dan Keluarga yang selalu memberi semangat dan Do’a serta dukungan

8. Kepada teman-teman semuanya yang telah memberikan masukan dan dukungan

selama proses pembuatan skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekeliruan, kesalahan dan

kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan waktu, kemampuan dan pengetahuan

penulis. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat

diterima dan layak untuk dilanjutkan.

Palembang,29 Juni 2022

Penulis

x
DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK................................................................................................... iii
ABSTRACT ................................................................................................ iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................ v
RIWAYAT HIDUP .................................................................................... vii
PERSEMBAHAN DAN MOTO ................................................................. viii
UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................................... ix
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv
DAFTAR SKEMA ...................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 4
1.3 Pertanyaan Penelitian ........................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
1.4.1 Tujuan Umum ............................................................................ 4
1.4.2 Tujuan Khusus ........................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
1.5.1 Bagi Puskesmas Betung ............................................................... 5
1.5.2 Bagi STIK Bina Husada .............................................................. 5
1.5.3 Bagi Peneliti ................................................................................ 5
1.6 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 7
2.1 Konsep Lansia ....................................................................................... 7
2.1.1Pengertian Lansia ........................................................................... 7
2.1.2Batasan – Batasan Lanjut Usia ....................................................... 7
2.1.3Teori Tentang Menua ..................................................................... 8
2.2 Konsep Hipertensi Pada Lansia ............................................................. 9
2.2.1 Pengertian Hipertensi ................................................................... 9
2.2.2Anatomi ......................................................................................... 9
2.2.3Etiologi .......................................................................................... 10
2.2.4Patiofisiologi.................................................................................. 11
2.2.5Manifestasi Klinis .......................................................................... 12
2.2.6Pemeriksaan Penunjang ................................................................. 13
2.2.7Penatalaksanaan ............................................................................. 13
2.2.8Komplikasi .................................................................................... 14
2.3 Konsep Pola Makan .............................................................................. 14
2.3.1 Pengertian Pola Makan ................................................................ 14

xi
2.3.2 Perencanaan Makanan Bagi Lansia .............................................. 16
2.3.3 Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) Lansia Indonesia ......... 17
2.3.4Menu Sehat Sehari-Hari Untuk Penderita Hipertensi ...................... 19
2.3.5Sumber Makanan Yang Berbahaya Untuk Penderita Penyakit Hipirtensi
................................................................................................. 20
2.4 Penelitian Terkait .................................................................................. 22
2.5 Kerangka Teori ..................................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 26
3.1 Desain Penelitian ................................................................................... 26
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 26
3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................. 26
3.3.1 Populasi ..................................................................................... 26
3.3.2 Sampel ........................................................................................ 27
3.4 Kerangka Konsep ................................................................................... 28
3.5 Depinisi Operasional .............................................................................. 29
3.6 Hipotesis ................................................................................................ 31
3.7 Pengumpulan Data ................................................................................. 31
3.7.1 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 31
3.7.2 Alat Pengumpulan Data ................................................................ 32
3.8 Prosedur Pengumpulan Data .................................................................. 32
3.8.1 Tahap Persiapan.......................................................................... 32
3.9 Teknik Pengolahan Data ........................................................................ 34
3.9.1 Teknik Pengolahan Data ............................................................. 34
3.9.2 Analisa Data ................................................................................. 35
3.10 Etika Penelitian ..................................................................................... 35
BAB IVHASIL PENELITIAN .................................................................. 37
4.1 Gambaran Umum UPT Puskemas Betung .............................................. 37
4.1.1 Keadaan Pemerintahan................................................................ 37
4.1.2 Visi, Misi Puskesmas Betung ...................................................... 38
4.1.3 Tata Nilai Puskesmas Betung ...................................................... 38
4.2 Analisa Data .......................................................................................... 39
4.2.1 Analisa Univariat ........................................................................ 39
4.2.2 Pola Makan................................................................................. 39
4.2.3 Kejadian Hipertensi .................................................................... 40
4.2.4 Analisa Bivariat .......................................................................... 40
4.3 Pembahasan ........................................................................................... 41
4.3.1 Pola Makan................................................................................. 41
4.3.2 Kejadian Hipertensi .................................................................... 43
4.4 Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia........... 44
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 46
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 46
5.2 Saran...................................................................................................... 46
5.2.1 Bagian Puskesmas Betung Kabupaten Ogan Ilir .......................... 46

xii
5.2.2 Bagi STIK Bina Husada Palembang............................................ 47
5.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya ............................................................ 47
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 48
LAMPIRAN ............................................................................................... 50

xiii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1Menu Makanan Sehari Bagi Penderita Hipertensi ........................... 20


Tabel 3.1 Depinisi Operasional .................................................................... 42
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pola Makan di
Wilayah Puskesmas Betung Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2022 ..... 51
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Hipertensi
Di Wilayah Puskesmas Betung Kabupaten Ogan Ilir Tahun
2022 ............................................................................................. 52
Tabel 4.3Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia
di Puskesmas Betung Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2022 ............... 53

xiv
DAFTAR SKEMA

Halaman
Skema 2.1 Kerangka Teori ........................................................................... 24
Skema 3.1 Kerangka Konsep ....................................................................... 41

xv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Anatomi Jantung ....................................................................... 9

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Lembaran Persetujuan Responden (Informed Consent) .............. viii
Lampiran 2Kuisioner ................................................................................... ix
Lampiran 3. Hasil Output SPSS ................................................................... xi
Lampiran 4. Surat Permohonan izin Penelitian ............................................. xv
Lampiran 5. Surat Keterangan selesai Penelitian ........................................... xvi

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas

(Kusumo, 2020). Lanjut usia mengalami masalah kesehatan masalah ini berawal dari

kemunduran sel-sel tubuh, sehingga fungsi dan daya tahan tubuh menurun serta factor

resiko terhadap penyakitpun meningkat diantaranya adalah Hipertensi (Susanti,

2018). Masalah kesehatan yang sering muncul pada lansia adalah: Hipertensi, DM,

Penyakit Sendi Artritis,Stroke, PPOK (Kusumo, 2020)

Di Indonesia prevalensi hipertensi pada lansia dari hasil Riskesdas tahun 2018

menunjukkan cukup tinggi yaitu 45,9% hipertensi terjadi pada kelompok umur ≥18

tahun sebesar 25,8% pada kelompok umur 55-64 tahun, 57,6% pada umur 65-74

tahun dan 63,8% pada kelompok umur 75 tahun ke atas dengan diagnosis dari

cakupan tenaga kesehatan hanya 36,8%, dan sebagian besar kasus hipertensi di

masyarakat tidak terdiagnosis yaitu sebesar 63,2%. (Riskesdas, 2018)

Tekanan darah yang tinggi tidak dapat diabaikan begitu saja kerena dapat

menimbulkan komplikasi.Semakin tinggi tekanan dalam pembuluh darah, maka

semakin keras jantung harus bekerja untuk memompa darah.Apabila dibiarkan tidak

terkendali, hipertensi dapat menyebabkan serangan jantung, pembesaran jantung dan

gagal jantung.Dalam pembuluh darah dapat terbentuk tonjolan (aneurisma) dan dapat

membentuk thrombus yang dapat menyumbat aliran darah. Tekanan di dalam

1
2

pembuluh darah juga dapat menyebabkan darah bocor keluar ke otak yang

menyebabkan 4 terjadinya stroke. Hipertensi dapat juga menyebabkan gagal ginjal,

kebutaan, pecahnya pembuluh darah dan gangguan kognitif (WHO, 2013)

Pola makan dapat menggambarkan mengenai macam – macam jumlah seta

komposisi bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh masyarakat.Gaya hidup di

perkotaan dimana masyarakatnya mengkonsumsi makanan berlebihan dengan pola

diet yang tinggi lemak, garam serta gula sehingga dapat mengakibatkan berbagai

macam penyakit.(Sumangkut, 2013)

Mengkonsumsi makan yang asin dan makanan siap saji dapat menyebabkan

penyakit tekanan darah tinggi senyawa natrium (Na) mempunyai sifat mengikat

banyak air, maka makin tinggi natrium dapat membuat volume darah meningkat.

Dengan kurangnya mengkonsumsi makanan yang kandungannya kalium atau kurang

serat akan mengakibatkan terjadinya jumlah natrium menumpuk dan akan terjadi

meningkatnya resiko hipertensi karena ada tekanan yang terjadi pada detak jantung.

(Sukri, 2018)

Penelitian terkait menurut(Sunarto, 2019) dengan judul Pola Makan Dan

Kejadian Hipertensi.Di dapatkan hasil penelitian masyarakat diwilayah kerja

dungaliyo kecamatan dungaliyo kabupaten gorontalo yang menjadi sampel penelitian

terdapat 24 orang dengan pola konsumsi makan yang buruk dan hamper seluruhnya

yaitu sebanyak 22 orang mengalami hipertensi baik dari tingkat pre hipertensi sampai

dengan hipertensi tingkat II hal tersebut cukup membuktikan bahwa dengan pola
3

makan utamanya makanan berlemak didapatkan dari konsumsi daging, makanan yang

bersantan dan makanan cepat saji dan goreng - gorengan.

Penelitian terkait menurut (Laura, 2020) tentang hubungan pola makan dengan

kejadian hipertensi pada anggota prolanis di wilayah kerja puskesmas Parongpong.

Di dapatkan hasil penelitian menunjukan bahwa rata – rata dari kelompok tekanan

darah sistolik dan diastolik di ketahui bahwa hasil dari rata – rata tekanan darah

responden yaitu sistolik dengna jumlah mean 163,2 dan diastolic dengna jumlah

mean 99,9 menunjukan bahwa tekanan darah pada hasil masih dalam kategori

hipertensi sedang. Jenis kandungan makanan yang mampu memicu peningkatan

tekanan darah tinggi natrium, tinggi lemak, penyedap makanan.

Dari studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada Puskesmas Betung

Kabupaten Ogan Ilirdengan jumlah lansia sebanyak 1.610 lansia. Lansia yang

mengalami penyakit hipertensi pada tahun 2020 sebanyak 476 orang, pada tahun

2021 sebanyak 503 orang sedangkan pada tahun 2022 lansia yang mengalami

hipertensi sebanyak 135 orang lansia yang terdiri dari laki – laki sebanyak 63 orang

dan perempuan sebanyak 72lansia yang mengalami penyakit hipertensi. (Profil

Puskesmas Betung Kabupaten Ogan Ilir Tahun, 2022)

Berdasarkandata diatas dari tahun ketahun mengalami peningkatan yang

signifikan hal ini tentunya menimbulkan tanda Tanya apa yang melatar belakangi

kasus tersebut sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Puskesmas

Betung Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2022”.


4

1.2 Rumusan Masalah

Menurut uraian di atas maka dapat rumusan masalahdalam penelitian ini adalah

di ketahuinya Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di

Puskesmas Betung Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2022.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka pertanyaan penelitian ini adakah

Hubungan Pola Maka Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Puskesmas

Betung Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2022 ?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Diketahui hubungan pola makan dengan kejadian hipertensi pada lansia Di

Puskesmas Betung Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2022.

1.4.2 Tujuan Khusus

1.4.2.1 Diketahuinya distribusi frekuensi Pola Makan pada lansia Di Puskesmas

Betung Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2022

1.4.2.2 Diketahuinya frekuensi kejadian Hipertensi Pada Lansia DiPuskesmas Betung

Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2022

1.4.2.3 Diketahuinya hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia

Di Puskesmas Betung Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2022


5

1.3 Manfaat peneliti

1.3.1 Bagi Puskesmas Betung Kabupaten Ogan Ilir

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan usaha

mengevaluasi program kesehatan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan

khususnya masalah Hipertensi.

1.3.2 Bagi STIK Bina Husada Palembang

Bagi STIK Bina Husada Palembang da untuk menambah bahan referensi

peneliti selanjutnya.

1.3.3 Bagi Peneliti

Mendapatkan wawasan dan gambaran nyata tentang hubungan pola makan

dengan kejadian hipertensi pada lansia dan sebagai pengalaman proses belajar

khususnya dalam bidang metodelogi penelitian dan biostatistik.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang termasuk kedalam ruang lingkup

Keperawatan Gerontik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Hubungan Pola

Makan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Puskesmas Betung Kabupaten

Ogan Ilir Tahun 2022.Dalam penelitian ini sample yang berpartisipasi adalah Lansia

di Puskesmas Betung Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2022. Penelitian ini dilaksanakan

pada tanggal 26 Mei sampai 20 Juni 2022, bertempat di Puskesmas Betung


6

Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2022. dalam penelitian ini dilakukan pengukuran tekanan

darah dan pengisian kuesioner. Selanjutnya dilakukan analisis dengan menggunakan

uji chi-square penelitian untuk mengetahui ada atau tidak Hubungan Pola Makan

Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di Puskesmas Betung Kabupaten Ogan Ilir

Tahun 2022.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Lansia

2.1.1 Pengertian Lansia

Menurut UU RI No. 4 tahun 1965 lanjut usia adalah mereka yang berusia 55

tahun keatas. Sedangkan menurut dokumen pelembagaan lanjut usia dalam kehidupan

bangsa yang di terbitkan oleh Depertemen sosial dalam rangka pencenangan Hari

Lanjut Usia Nasional tanggal 29 Mei 1996 oleh Presiden RI, batas usia lanjut adalah

60 tahun atau lebih. (Fatimah, 2010).Lanjut usia adalah seseorang yang telah

mencapai usia diatas 60 tahun.dan tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari serta menerima nafkah dari orang

lain.(Ratnawati, 2013)

2.1.2 Batasan-Batasan Lanjut Usia

Batasan - batasan lanjut usia dalam (Nasrullah, 2016). Menurut WHO, lanjut

usia meliputi:

a. Usia pertengahan (middle age), adalah kelompok usia (45-59 tahun).

b. Lanjut usia (eldery) antara (60-74).

c. Lanjut usia (old) antara (75 dan 90 tahun).

d. Usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.

7
8

2.1.3 Teori-Tentang Menua

Teori-teori menua dalam (Fatmah, 2010). Menua(aging) merupakan proses

yang harus terjadi secara umum pada seluruh spesies secara progresif seiring waktu

yang menghasilkan perubahan yang menyebabkan disfungsi organ dan menyebabkan

kegagalan suatu organ atau sistem tubuh tertentu.

Tiga dasar fundamental yang di pakai untuk menyusun berbagai teori menua yaitu:

a. Pola penuan pada hampir semua spesies mamalia dalah diketahui sama.

b. Laju penuaan ditentuka oleh gen yang sangat bervariasi pada setiap spesies.

c. Laju / kecepatan penuaan dapat di perlambat, namun tidak dapat di hindari atau

di cegah.

Beberapa teori penuaan yang di ketahui dijelaskan berikut ini.

1) Teori berdasarkan sistem organ. Teori berdasarkan sistem organ (organ

system-based theory) ini brdasarkan atas dugaan adanya hambatan dari organ

tertentu dalam tubuh yang akan menyebabkan terjadinya proses penuaan.

Organ tersebut adalah sistem endokrin dan sistem imun.

2) Teori Kekebalan Tubuh teori kekebelan tubuh (breakdown theory) ini

memandang proses penuan terjadi akibat adanya penururunan sistem

kekebalan secara bertahap, sehingga tubuh tidak dapat lagi mempertahankan

diri terhadap luka, penyakit, sel mutan, ataupun sel asing.

3) Teori kekebalan Teori kekebalan (autoimmunity) ini menekankan bahwa

tubuh lansia yang mengalami penuaan sudah tidak dapat lagi membedakan

antara sel normal dan sel tidak normal, dan muncul antibodi yang menyerang
9

keduanya yang pada akirnya menyerang jaringan itu sendiri. Mutasi yang

berulang atau perubahan protein pascatranslasi dapat menyebabkan

berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya sendiri / self

recognition. (Muhith, 2016)

2.2 Konsep Hipertensi Pada Lansia

2.2.1 Pengertian Hipertensi

Hipertensi adalah Peningkatan tekanan darah pada sistolik lebih dari 140 mmhg

dan diastolic lebih dari 90 mmHg (I manuel sri Mei Wulandari, 2020).Hipertensi

merupakan kenaikan tekanan darah dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan

atau diastolik lebih dari 90 mmHg. (Padila, 2013)

2.2.2 Anatomi

Gambar 2.1.
Anatomi jantung
Sumber :(Yahya, 2010)
10

2.2.3 Etiologi

Etiologi hipertensi dalam (Ode, 2012). Adapun penyebab hipertensi dari

berbagai faktor di antaranya reeves & lockhart (2001:114) mengemukakan bahwa

faktor-faktor resiko dapat menyebabkan hipertensi adalah stres, kegemukan,

merokok, hipernatriumia. Sedang long, TIM POKJA RS Harapan kita dan Yayasan

jantung indonesia (2007) menambahkan penyebab hipertensi dapat dibedakan

menurut jenis jenis hipertensi yaitu hipertensi primer (essensial) merupakan tekanan

darah tinggi yang disebabkan karna retensi air dan garam yang tidak normal,

sensitifitas terhadap angiotensin, obesitas, hiperkolestgromi,emosi yang terganggu

/stress dan merokok. Sedangkan hipertensi skunder merupakan tekanan darah tinggi

yang disebabkan karna penyakit kelenjar adrenal, penyakit ginjal, toxemia

gravidarium, peningkatan tekanan intra cranial, yang disebabkan tumor otak, dan

pengaruh obat tertentu misal obat kontrasepsi. Kemudian dari uraian diatas dapat

disimpulkan bahwa penyebab hipertensi adalah: stress, kegemukan, meroko,

hipermatriumia, retensi air dan garam yang tidak normal, sensitifitas terhadap

angiotensin, obesitas hiperkolesteroemia, penyakit kelenjar adrenal, penyakit ginjal,

toxemia gravidarium, peningkatan tekanan intra cranial, yang di sebabkan, tumor

otak, pengaruh obat tertentu missal obat kontrasepsi, asupan garam yang tinggi,

kurang olaraga, ginetik, obesitas, aterosklerosis, klainan ginjal.


11

2.2.4 Patofisiologi

Patofisiologi dalam buku (Muhith, 2016). smeltzer & Bare (2002:898)

mengemukakan bahwa mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi

pembuluh darah terletak di pusat vasomotor pada medula oblongata di otak dimana

dari vasomotor ini mulai saraf simfatik yang berlanjut kebawah korda spinalis dan

keluar dari kolomna medulla ke ganglia simpatis di torax dan abdomen, rangsangan

pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk imflus yang bergerak ke bawah melalui

sistem saraf simpatis. Pada titik ganglion ini neuron prebanglion melepaskan

asetilkolin yang merangsang serabut saraf paksa ganglion ke pembuluh darah, dimana

dengan melepaskanya nere frinprin mengakibatkan konskriksi pembuluh darah.

Factor kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah

terhadap rangsang vasokonstriktif yang menyebabkan vassokonstriksi pembuluh

darah akibat aliran darah yang ke ginjal menjadi berkurang / menurun dan berakibat

diproduksinya rennin, rennin akan merangsang pembentukan angiotensai I yang

kemudian diubah menjadi angiotensis II yang merupakan vasokontriktor yang kuat

merangsang sekresi aldosteron oleh cortex adrenal dimana hormone aldosteron ini

menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal dan menyebabkan

peningkatan volume cairan intra vaskuler yang menyebabkan hipertensi.

Tim Pokja RS Harapan Kita (2003:63) menyebutkan pada hipertensi primer

perubahan patofisologisnya tidak jela dalam tubuh dan organ-organ. Seperti jantung,

ginjal, dan pembuluh darah otak. Pembuluh seperti aorta, arteri koroner, arteri

basiler yang ke otak dan pembuluh darah perifer di ekstrimitas menjadi sklerotik dan
12

membengkak. Lumen-lumen menjepit, aliran darah ke jantung menurun, begitu juga

ke otak dan ekstrimitas bawah bisa juga terjadi kerusakan pembuluh darah besar.

2.2.5 Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis dalam Aspiani, (2014).Gejala umum penderita hipertensi

tidak sama pada setiap orang. Bahkan kadang timbul tanpa gejala. Secara umum

gejala hipertensi adalah sebagai berikut:

a. Sakit kepala

b. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk.

c. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh.

Menurut Crowin (2002) dalam buku (Aspiani, 2014)mengemukakan bahwa

sebagian besar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun

adalah:

a. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang di sertai mual dan muntah, akibat

peningkatan tekanan darah intrakranial.

b. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi.

c. Ayunan langkah yang tidak menetap karena kerusakan susunan saraf pusat.

d. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtras glomerolus.

e. Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.

Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu pusing, muka

merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal

dan lain-lain.
13

2.2.6 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada penderita Hipertensi.(Aspiani, 2014)

a. Laboratorium

1) Albuminuria pada hipertensi karna kelainan parenkrim Ginjal.

2) Kreatinin serum BUN meningkat pada hipertensi karna parenkim ginjal

dengan gagal ginjal akut,

3) Darah perifer lengkap.

4) Kimia darah (kalium , natrium, kretinin, gula darah puasa).

b. Ekg

1) Hipertropi ventrikal kiri.

2) Ischemi/infark miocard.

3) Peninggian gelombang p.

4) Gangguan konduksi.

c. Rountgen Foto

1) Bentuk dn besar jantung Noothing dari iga pada kwartasio dan aorta.

2) Pembendungan, lebarnya paru.

3) Hipertropi parenkim ginjal.

4) Hipertropi vascular ginjal.

2.2.7 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan dalam buku Ode, (2012).Terdapat 2 cara penanggulangan

hipertensi menurut FKUI (1990:214-219) dalam buku (Ode, 2012). yaitu dengan
14

nonfarmakologis dengan menurunkan berat badan pada penderita yang gemuk,

mengubah kebiasaan hidup, olaraga secara teratur sedangkan dengan cara

farmakologis yaitu dengan cara memberikan obat-obatan anti hipertensi seperti

diuretik seperti HCT, Higdroton, lasix. Beta bloker seperti prppanolol. Alfa bloker

seperti phentolamin, prozazaine, nitroprosside captapril. Simphatolitic seperti

hidralazine, diazoxine. Antagonis kalsium seperti nefedipine (adalat). Tujuan

pengobatan dari hipertensi adalah menurunkan angka mordibitas sehingga upaya

dalam menemukan obat anti hipertensi yang memenuhi harapan terus di kembangkan.

2.2.8 Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hipertensi menurut Tim Pokja RS

Harapan kita (2003:64) dan Dr. Budhi Setanto(Depkes 2007) dalam buku (Ode,

2012) adalah sebagai berikut : penyakit pembulu darah otak seperti stroke,

pendarahan otak, transient ischemic attack (TIA). Penyakit jantung seperti gagal

jantung. Angina pectoris, infark miocard acut (IMA). Penyakit ginjal seperti gagal

ginjal. Penyakit mata seperti pendarahan retina, penebalan retina, dan oedema pupil

(Ode, 2012)

2.3 Konsep Pola Makan

2.3.1 Pengertian Pola Makan

Pola makan merupakan gambaran mengenai macam-macam, jumlah dan


15

komposisi bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh seseorang. Gaya hidup

perkotaan dimana masyarakatnya mengkonsumsi makanan berlebihan dengan pola

diet yang tinggi lemak, garam, dan gula sehingga mengakibatkan berbagai penyakit.

(Sumangkut, 2013)

Cara seseorang makan sangat berpengaruh terhadap kesehatan, sebab pola

makan yang keliru dapat menyebabkan terjadinya banyak gangguan kesehatan dalam

tubuh, terutama menurunnya system imun. Hal ini terjadi karena pola makan yang

tidak benar yang dapat menyebabkan asupan yang dibutuhkan oleh tubuh tidak

terpenuhi. Sepintas, kebiasaan ini mungkin kelihatan tidak mempunyai pola makan

buruk namun masih sehat-sehat saja. Padahal, pengaruhnya akan dirasakan di

kemudian hari. Tidak banyak orang yang mau memperhatikan pola makan shingga

tanpa disadari, banyak penyakit, mulai dari yang paling ringan seperti maag hingga

paling berbahaya seperti kanker dan penyakit jantung, kerap datang mengintai karna

kebanyakan orang makan sesuka hatinya. Porsinyapun sudah tidak diperhatikan lagi.

Padahal, porsi makan yang terlalu banyak itu tidak baik, demikian

sebaliknya.(Tilong, 2014).

2.3.2 Perencanaan makanan bagi lansia

Dalam buku Proverwati dan Wati, (2011). Perencanaan makanan yang

digunakan sebagai pedoman pemberian makanan untuk lansia yaitu:

a. Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang beraneka ragam,

yang terdiri dari zat tenaga, dan zat pembangun dan zat pengatur.
16

b. Perlu diperhatikan porsi makan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan

hendaknya diatur dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering dengan

porsi yang kecil. Banyak minum dan kurangi garam, dengan banyak minum

dapat memperlancar pengeluaran sisa makanan dan menghindari makanan

yang terlalu asin akan memperingan kerja ginjal serta mencegah kemungkinan

terjadinya darah tinggi.

c. Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan yang

berlemak seperti santan, mentega dan lain-lain.

d. Bagi pasien lansia yang proses penuannya sudah lebih lanjut perlu

diperhatikan hal-hal berikut:

1) Makanan-makanan yang mudah dicerna.

2) Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goreng-gorengan.

3) Bila kesulitan mengunyah gigi rusak atau gigi palsu kurang baik.

4) Makanan harus lunak /lembek atau dicincang.

5) Makanan dalam porsi kecil tapi sering.

6) Makanan selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah sebaiknya di

berikan

e. Batasi minum kopi atau teh, boleh diberikan tetapi harus diiencerkan sebab

berguna pula untuk merangsang gerakan usus dan menambah nafsu makan.

f. Makanan mengandung zat besi seperti: kacang-kacangan, hati, telur, daging

rendah lemak, bayam, dan sayuran hijau.


17

g. Lebih dianjurkan untuk mengelola makanan dengan cara dikukus, direbus

atau dipanggang kurangi makanan yang digoreng

2.3.3 Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) Lansia Indonesia

Perlu di perhatikan lansia untuk mendapatkan gizi yang seimbang adalah

sebagai beriku.

a. Makanan aneka ragam makanan

Mengkonsumsi berbagai macam bahan makanan secara bergantian akan

menurunkan kemungkinan kekurangan zat gizi tertentu.

b. Makan sumber karbohidrat kompleks

Dianjurkan agar lansia agar lansia mengurangi konsumsi gula-gula sederh

(gula pasir, sirup) dan menggantinya dengan karbohidrat kompleks.

c. Batasi kansumsi lemak dan minyak

Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori

yang di butuhkan.

d. Makanan cukup sumber zat besi

Sumber zat besi dan hewani (daging merah) dan nabati (sayuran hijau pekat)

di konsumsi secara bergantian.

e. Minum air

Minum air sangatlah penting bagi metabolise tubuh. Cairan dalam bentuk air

dalam minuman dan makanan sangat di perlukan tubuh untuk mengganti

cairan yang hilang (dalam bentuk keringat dan urin) , serta membantu
18

pencernaan makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsi kerja

ginjal).

f. Kurangi jajan

Khususnya jajanan makanan dan minuman yang mengandung gula murni dan

lemak yang tinggi.

g. Penyebab konsumsi hewan laut

Hewan yang di maksud di sini adalah ikan, kriteria hewan laut yang lain

cendrung memiliki tingkat kolestrol tinggi.

h. Perbanyak konsumsi sayur dan buah warna hijau, kuning, oranye

Konsumsi sayuran dan buah ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan serat

vitamin c, provitamin A, vitamin E yang bertujuan untuk melindungi sel-sel

tubuh dari kerusakan dini.

i. Hindari minuman berakohol

Selain menyebabkan iritasi lambung, minuman berakohol memiliki

kandungan energi yang sangat tinggi yg dapat menyebabkan obesitas.

j. Dianjurkan untuk minum susu skim atau rendah lemak

Banyak lansia yang mengalami diare jika mengkonsumsi susu. Hal ini terjadi

karna didalam ususnya tidak terkandung enzim pencerna (laktosa) yang

cukup, sehingga laktosa dicerna oleh mikroba usus besar dan minumbulkan

diare.

k. Sarapan sarapan sangat bermanfaat untuk memelihara ketahanan fisik lansia

hingga tengah hari saat makan siang memberi asupan energi bagi lansia.
19

l. Berhati-hati menggunakan makanan dalam kemasan

Biasakan membaca label sebelum membeli bahan makanan dalam

kemasan.(Fatmah, 2010)

2.3.4 Menu Sehat Sehari-Hari Untuk Penderita Hipertensi

Secara umum, penerapan aturan makan pada penderita hipertensi harus tetap

memnuhi kebutuhan energi, protein, vitamin dan mineral yang cukup sesuai dengan

angka kecukupan maupun angka kenutuhan gizi. Hal penting dalam penerapan aturan

makan dalam menu sehari bagi penderita hipertensi adalah pengurangan garam

dapur.selain itu, pemeliharaan bahan makanan dan minuman juga perlu disesuaikan

dengan bahan makanan yang di anjurkan untuk penderita hipertensi, selain

menggunkan garam dan pemeliharaan bahan makanan, hal lain yang perlu

diperhatikan adalah cara atau tehnik memasak, dalam hal ini tehnik memasak dengan

meamnggang, merebus, mengukus, dan menumis lebih di utmakan dari pada tehnik

menggoreng. Saat mengoreng sebaiknya penggunaan minyak sekali pakai, atau tidak

berulang-ulang untuk menghindari kandungan lemak jenuh, penggunaan santan juga

perlu di perhatikan, pada umumnya penggunaan santan harus di hidarakan, jika harus

tetap menggunkan santan mangka gunakan santan encer atau dapat diganti dengan

susu rendah lemak.


20

Tabel 2.1
Menu Makanan Sehari Bagi Penderita Hipertensi

Menu Makanan Sehari Bagi Penderita Hipertensi

Pagi (06.00-08.00) Siang (12.00-13.00) Malam (18.00-19.00)

Oat kurma almond Nasi Nasi

delight Pecal sayur Sup ayam jamur

Pepes tahu Tempe bumbu merah

Kudapan (10.00) Gadon daging Buah naga potong

Pisang karamel Kudapan (16.00)

Jus mentimun

Sumber :(Sari, 2017)

2.3.5 Sumber makanan yang berbahaya untuk penderita penyakit Hipertensi

Penderita Hipertensi anjurkan agar selalu menjaga kesehatan, beberapa hal yang

bisa dianjurkan yaitu mengkonsumsi makanan yang sehat, berpantang makanan

berkatagori berbahaya, menjalankan hidup sehat, melakukan diet DSAH, dan

menjauhi stres (Puspita, 2013). Beberapa jenis makanan yang memiliki kriteria

bahaya bagi penderita darah Hipertensi yaitu.

a. Makanan atau minuman yang memiliki kandungan sodium tinggi.

b. Makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolestrol yang membahayakan

tubuh.

c. Makanan yang memiliki kadar etanol.


21

d. Makanan dan minuman yang mengandung lemak stres.

e. Bebagai makanan yang memiliki tambahan zat aditif, seperti pengawet perasa,

pewarna, soda, dan lain-lain.

1) Bebagai macam jenis makanan yang memiliki kandungan natrium (sodium)

tinggi, ditulis dengan beurutan mulai dari bahan makanan yang paling tinggi

kandungan garamnya hingga kadar yang terendah.

a) Garam

b) Baking soda dan baking powder

c) Ikan asin

d) Penyedap masakan

e) Saus, kecap dan sejenisnya

f) Dendeng daging

g) Keju

h) Junk food dan fast food (keripik, popcorn dan lain-lain)

i) Makanan olahan instan

j) Daging asap

k) Makanan kaleng (ikan, daging, sayur )

2) Berbagai jenis jeroan

a) Ginjal sapi dan kambing

b) Hati sapi dan kambing

c) Babat

d) Usus sapi
22

3) Bebagai jenis daging

a) Daging burung dara

b) Daging ayam broiler dengan kulit

c) Daging merah berlemak

d) Daging bebek dengan kulit

e) Daging kambing

4) Berbagai jenis makanan olahan

a) Daging sapi

b) bakso beku

2.4 Penelitian Terkait

Penelitian terkait menurut (Laura, 2020) tentang hubungan pola makan dengan

kejadian hipertensi pada anggota prolanis di wilayah kerja puskesmas Parongpong.

Di dapatkan hasil penelitian menunjukan bahwa rata – rata dari kelompok tekanan

darah sistolik dan diastolik di ketahui bahwa hasil dari rata – rata tekanan darah

responden yaitu sistolik dengna jumlah mean 163,2 dan diastolic dengna jumlah

mean 99,9 menunjukan bahwa tekanan darah pada hasil masih dalam kategori

hipertensi sedang. Jenis kandungan makanan yang mampu memicu peningkatan

tekanan darah tinggi natrium, tinggi lemak, penyedap makanan.

Penelitian menurut (Wijaya, 2020) tentang hubungan gaya hidup dan pola

makan terhadap kejadian hipertensi di wilayah kerja puskesmas towata kabupaten

takalar. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan kebiasaan merokok
23

dengan kejadian hipertensi ρvalue = 0,031, tidak ada hubungan kebiasaan aktivitas

fisik dengan kejadian hipertensi ρvalue = 0,619, ada hubungan kebiasaan

mengkonsumsi garam dapur dengan kejadian hipertensi ρvalue = 0,006 dan ada

hubungan kebiasaan mengkonsumsi lemak dengan kejadian hipertensi ρvalue =

0,000.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Sunarto, 2019)pola makan dan

kejadian hipertensi di wilayah kerja puskesmas dungaliyo. Hasilpenelitian

menunjukkan bahwa 24 responden dengan pola makan buruk, 20 responden

mengalami pre hipertensi, 13 responden mengalami hipertensi tingkat 1 dan 7

responden mengalami hipertensi tingkat dua . terdapat hubungan pola makan terhadap

kejadian hipertensi di wilayah kerja puskesmas dungaliyo kabupaten gorontalo.

Penelitian terkait menurut (Sunarto, 2019), dengan judul Pola Makan Dan

Kejadian Hipertensi. Di dapatkan hasil penelitian masyarakat diwilayah kerja

dungaliyo kecamatan dungaliyo kabupaten gorontalo yang menjadi sampel penelitian

terdapat 24 orang dengan pola konsumsi makan yang buruk dan hamper seluruhnya

yaitu sebanyak 22 orang mengalami hipertensi baik dari tingkat pre hipertensi sampai

dengan hipertensi tingkat II hal tersebut cukup membuktikan bahwa dengan pola

makan utamanya makanan berlemak didapatkan dari konsumsi daging, makanan yang

bersantan dan makanan cepat saji dan goreng - gorengan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Manawan, 2016) tentang

hubungan antara konsumsi makana dengan kejadian hipertensi di desa tandengan satu

kecamatan eris kabupaten minahasa. Maka mendapatkan hasil uji statistic nilai ρ =
24

0,392 yang artinya tidak terdapat hubungan antara asupan lemak dengan kejadian

hipertensi ρ =0,000 artinya terdapat hubungan antara asupan natrium dengan kejadian

hipertensi dengan nilai ρ = 0,000.

Berdasarkan penelitian (Mahmuda, 2017), Tentang hubungan gaya hidup dan

pola makan dengan kejadian hipertensi pada lansia. Hasil penelitian ini mendapatkan

uji chisquare dan analisis multivariate dengan regresi logistik ganda. Hasil analisis

bivariat menunjukan ada hubungan antara aktivitas fisik ρ = 0,024 OR = 3,596,

asupan lemak ρ = 0,008 OR= 4,364, dan asupan natrium ρ = 0,001 OR = 6,103

dengan kejadian hipertensi analisis multivariat menunjuknan asupan natrium OR Exp

(B) = 4,627 sebagai factor resiko yang paling berhubungan dengan kejadian

hipertensi.

2.5 Kerangka Teori

Skema 2.1

Kerangka Teori
25

Faktor Yang tidak Dapat Di Ubah

Faktor Genetik:

1. Usia

2. Jenis kelamin

3. Keturunan
Pasien Hipertensi
Faktor-Faktor Yang Dapat Di
Ubah
1. Merokok
2. Obesitas

3. Gaya Hidup Malas

4. Kelebihan Garam

5. Kafein

6. Penggunaan Alkohol

Sumber
7. modifikasi
Pola makan(Aspiani, 2014).
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian yang di gunakan adalah kuantitatif dengan metode survey

analitik menggunakan rancangan cross sectional,yaitu observasi atau pengempulan

data sekaligus pada suatu saat (point time approach). Artinya, setiap subjek penelitian

hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap setatus karakter

atau variable subjek pada saat pemeriksaan. (Notoatmodjo, 2010)

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 26 Mei sampai 20 Juni 2022, di

Puskesmas Betung Kabupaten Ogan Ilir.

3.3 Populasi dan Sampel

3.1.2 Populasi

Populasi adalah wilaya generalisasi yang terdiri atas : objek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2014)

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien lansia mulai Januari sampai

dengan Maret 2022 yang berobat di Puskesmas Betung yang berjumlah 276 orang.

26
27

3.3.2 Sampel

Menurut (Sugiyono, 2014)sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut,. Sampel dalam penelitian ini menggunakan

tehnik simple purposive sampling. Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini

sebagai berikut :

a. Kriteria Inklusi

1) Lansia yang dapat berkomunikasi dengan baik dan jelas

2) Bersedia menjadi responden

3) Jenis Kelamin Perempuan

4) Lansia umur 60-70 tahun

b. Kriteria Eksklusi

1) Lansia yang mempunyai komplikasi berat

2) Pada saat penelitan yang bersangkutan tidak memungkinkan untuk

diteliti atau menolak

c. Rumus sample

Untuk menentukan besarnya sampel peneliti menggunakan rumus

slovin(Nursalam, 2013)

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 (𝑑 2 )

Keterangan :

n = Jumlah Sampel

N = Jumlah Populasi
28

D = Tingkat signifikan (p = 0,1)

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 (𝑑 2 )

𝑁
𝑛=
1 + 276 (0,12 )

276
𝑛=
1 + 276 (0,01)

276
𝑛=
1 + 2,76

276
𝑛=
3,76

𝑛 = 73,40

Jadi, besar sampel dalam penelitian ini adalah sebesar 73,40 akan tetapi

dibulatkan menjadi 𝑛 = 74. Sehingga didapatkan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebanyak 74.

3.4 Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan konseptual yang berkaitan dengan bagaimana

seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor

yang dianggap penting untuk masalah. (Hidayat, 2014). Variabel independen sering

disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent, merupakan variabel yang

mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terkait.

Variabeldependen (variabel terkait) variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat karna adanya variabel bebas (Putra, 2012)


29

Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti adalah variabel diteliti adalah bebas

(independen) yaitu Pola Makan. Sedangkan variabel terkait (Dependen) yang akan

diteliti yaitu Hipertensi.

Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Skema 3.1

Kerangka Konsep

Variabel Independen Vaiabel Dependen

Pola Makan Kejadian Hipertensi

3.5 Depinisi Oprasional

Defiisi operasional adalah mendefinisikan variable secara opresional

berdasarkan karkteristik yang dinikmati, memungkinkan penelitian untuk melakukan

observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena.

Definisi oprasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam

penelitian. Sementara cara pengukurannya merupakan cara yaitu varable dapay

diukur dan ditentukan karateristiknya . (Hidayat, 2014)


30

Table 3.1

Depinisi oprasional

Variable Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala


Operassional
Pola makan Pola makan Memberikan kuesioner 1. Pola Ordinal

merupakan gambaran pertanyaan makan

mengenai macam- melalui baik, jika

kuisioner skor ≥ 25
macam,jumlah
2. Pola
dankomposisi bahan
makan
makanan yang
buruk,
dimakan tiap hari
jika skor
oleh seseorang. . ≤ 25
(Sumangkut, 2013)

Kejadian Kejadian Hiperten- Pengukuran Sesuai 1. Iya Rasio

Hipertensi siadalah terjadinya TD diagnosa 2. Tidak

Peningkatan tekanan dokter

darah pada sistolik

lebih dari 140 mmhg

dan diastolic lebih

dari 90 mmhg

(Imanuel sri Mei

Wulandari, 2020)
31

3.6 Hipotesis

Hipo artinya bawah, tesis artinya pendapat. Jadi hipotesis berarti pendapat yang

kebenarannya masih dangkal dan perlu di uji, patokan duga atau dalil sementara,

yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut. Hipotesis adalah

kesimpulan teoritis yang masih harus dibuktikan kebenarannya melalui analisis

terhadap bukti – bukti empiris. Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian,

maka hipotesis ini dapat benar atau salah, dapat diterima atau ditolak (Setiadi, 2013).

Hipotesis dari penelitian ini adalah :

Ha : Ada Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Di Puskesmas Betung

Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2022.

3.8 Pengumpulan Data

3.7.1 Teknik Pengumpulan Data

a. Data primer

Data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data (Sugiyono, 2014). Data yang di peroleh melalui wawancara

langsung kepada responden yang menderita hipertensi di Puskesmas Betung

Kabupaten Ogan Ilirtentang hal-hal yang berhubungan dengan variable yang

akan di teliti dengan menggunkan data pertanyaan berupa kuesioner dan dengan

mengukur tekanan darah secara langsung pada pasien.


32

b. Data skunder

Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada

pengumpul data, misalnya lewat orang lain lewat dokumen (Sugiyono, 2014).

Data yang diperoleh langsung dari Puskesmas Betung Kabupaten Ogan Ilir.

3.7.2 Alat Pengumpulan Data

Pada variable pola makan peneliti menggunakan kuisoner sebagai alat

pengumpul data yaitu kuesioner 12 pertanyaan yang di gunakan untuk mengukur

tingkat pola makan. Sedangkan variable hipertensi penelitian akan melakukan

pengukuran langsung menggunakan sphygmomanometer dan stetoskop sebagai alat

pengumpul data.

3.8 Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap persiapan dan tahap

pelaksanaan.

3.8.1 Tahap Persiapan

a. Persiapan Administrasi

Pada tahap ini peneliti mengurus surat perizinan tempat penenlitian dengan

mengajukan surat permohonan izin penelitian dari pimpinan program studi Ilmu

Keperawatan STIK Bina Husada Palembang yang diajukan ketempat

penelitian.
33

b. Persiapan Peneliti

Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus mempelajari terlebih dahulu

tentang pola makan dengan hipertensi pada lansia serta standar tindakan yang

akan dilakukan.

c. Tahap penelitian

1) Peneliti mengajukan surat permohonan izin dari institisi Kepada Puskesmas

Betung Kabupaten Ogan Ilir.

2) Setelah mendapatkan izin direktur, kemudian peneliti mengajukan izin

penelitian kepada Kepala Puskesmas Betung Kabupaten Ogan IlirTahun

2022.

3) Setelah mendapatkan izin dari Kepala Puskesmas Betung Kabupaten Ogan

Ilir Tahun 2022, peneliti menemui calon responden untuk melakukan

penelitian.

4) Sebelum penelitian dilakukan, peneliti menjelaskan tujuan penelitian.

5) Setelah memahami tujuan penelitian responden diminta mendatangi surat

pernyataan kesediaan menjadi responden peneliti.

6) Responden yang telah menyatakan persetujuannya untuk berpartisipasi

dalam penelitian ini, ditanyakan mengenai tekanan darah (pre-test) untuk

kemudian dicatat dalam lembar penilaian yang telah disediakan adapun

variable pola makan diukur dengan menggunkan kuesioner.


34

3.9 Teknik Pengolahan Data

3.9.1 Teknik Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah melalui tahap tahap sebagai

berikut: (Notoatmodjo, 2010)

a. Editing

Hasil wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan

penyuntingan (editing) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah merupakan

kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner.

(Notoatmodjo, 2010)

b. Coding

Setelah semua kuesioner diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan peng

“kodean” atau “coding”, yakini mengubah data berbentuk kalimat atau huruf

menjadi data angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2010)

c. Data Entry

Data, yakni jawaban dari masing-masing responden yang dalam bentuk “kode”

(angka atau huruf) diamasukan kedalam program atau “softtware”

komputer.(Notoatmodjo, 2010).

d. Cleaning

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai dimasukan,

perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya

kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan, dan sebagainnya, kemusian

dilakukan pembetulab atau koreksi.(Notoatmodjo, 2010)


35

3.9.2 Analisa Data

Setelah melakukan tahapan tersebut, data kemudian dianalisis secara univariat

dan bivariat. (Notoatmodjo, 2010)

a. Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik

setiap variable penelitian. Bentuk analisi univariat tergantung dari jenis datanya.

Untuk data numerik digunakan nilai mean atau rata-rata,median dan standar deviasi.

Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan

persentase dari tiap variable. (Notoatmodjo, 2010).

b. Analisa Bevariat

Apabila telah dilakukan analisa univariate tersebut diatas, hasilnya akan diketahui

karakteristik atau distribusi setiap variable, dan dapat dilanjutkan analisa bevariate.

Analisa bevariat yang dilakukan terhadap dua variable yang diduga berhubungan atau

bekorelasi. (Notoatmodjo, 2010).

3.10 Etika Penelitian

Menurut (Hidayat, 2014)dalam penelitian peneliti mengajukan permohonan ijin

kepada Kepala Wilayah Binaan Puskesmas Betung Kabupaten Ogan Ilirsebagai

tempat penelitian melalui rekomendasi dari institusi pendidikan. Selanjutnya lembar

persetujuan disampaikan kepada responden dengan menekankan pada etika yang

meliputi :
36

1. Informed consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent

diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan

untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti

maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya.

2. Tanpa nama (Anonim)

Tanpa nama (anonim) merupakan masalah yang diberikan jaminan dalam

penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan

nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3. Kerahasiaan (confidentiality)

Kerahasiaan merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah – masalah lainnya.

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya

kelompok data yang tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum UPT Puskesmas Betung

Puskesmas Betung merupakan unit pelaksana teknis dari dinas kesehatan

kabupaten Ogan Ilir yang merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah di bidang

kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu yang di pimpin oleh seorang kepala

puskesmas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepala dinas kesehatan

kabupaten Ogan Ilir, dibentuk berdasarkan peraturan bupati Ogan Ilir nomor : 25

tahun 2017 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis

dalam jajaran dinas kesehtan pemerintah di kabupaten Ogan Ilir.

Wilayah kerja puskesmas ogan ilir terdapat di kecamatan Lubuk Keliat

posisinya terletak diantara 21 derajat celcius sampai dengan 42 derajat celcius lintang

selatan dan 150 derajat celcius sampai dengan 150 derajat celcius bujur timur, tercatat

memiliki luas wilayah lebih kurang 21.217,0 KM2. Terdiri dari daratan dan perairan

wilayah kerja Puskesmas Betung mempunyai iklim tropis, tanahnya terdiri dari

daratan dan payau.

4.1.1 Keadaan Pemerintahan

Puskesmas Betung terletak di Desa Betung kecamatan Lubuk Keliat Kabupaten

Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan. Puskesmas Betung mempunyai wilayah kerja

berjumlah 10 desa terdiri dari : Desa Betung I, Desa Betung II, desa Lubuk Keliat,

37
38

Desa Embacang, Desa Ula Kembahang, Desa Ketiau, Desa Kasih Raja, Desa Talang

Tengah Laut, Desa Talang Tengah Darat dan Desa Payalingkung.

4.1.2 Visi, Misi Puskesmas Betung

a. Visi adalahTerwujudnya Pelayanan Dasar Kesehatan Masyarakat Dalam

Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat diwilayah Kerja UPTD

Puskesmas Betung

b. Misi :

1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar yang bermutu, aman,

memuaskan, komunikatif dan terjangkau

2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperan aktifdalam

membudayakanperilaku hidup bersih dan sehat

3. Meningkatkan kapasitas kapabilitas sumber daya manusia puskesmas

betung

4. Meningkatkan peran lintas sector dalam melaksanakan kegiatan

4.1.3 Tata Nilai Puskesmas Betung

B : Berdedikasi dalam pelayanan

E : Empati dalam melaksanakan tugas

T : Tanggap darurat

U : Utamakan Keselamatan pasien

N : Naluri menolong sesama


39

G : Gotong royong dalam bermasyarakat

4.2 Analisa Data

4.2.1 Analisa Univariat

Analisis univariat yang dibuat berdasarkan distribusi statistik deskriptif dengan

sampel terdiri dari lansia yang berobat di PuskesmasBetung Kabupaten Ogan Ilir

Tahun 2022, yang berjumlah 74 orang.Analisis ini dilakukan terhadap variabel pola

makan dan kejadian hipertensi pada lansia.

4.2.2 Pola Makan

Hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi responden menurut pola

makan setelah dikategorikan terlihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pola Makan di
Wilayah PuskesmasBetung Kabupaten Ogan Ilir
Tahun 2022

No Pola Makan Jumlah Persentase (%)


1. Baik 46 62,2
2. Buruk 28 37,8
Total 74 100

Berdasarkan tabel 4.1, dapat diketahui bahwa dari 74 responden, yang memiliki

pola makan baik sebanyak 46 orang (62,2%), lebih banyak jika dibandingkan dengan

responden yang memiliki pola makan buruk yaitu sebanyak 28 orang (37,8%).
40

4.2.3 Kejadian Hipertensi

Hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi responden menurut kejadian

hipertensi setelah dikategorikan terlihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kejadian Hipertensi di
Wilayah PuskesmasBetung Kabupaten Ogan Ilir
Tahun 2022

No Kejadian Hipertensi Jumlah Persentase (%)


1. Normal 32 43,2
2. Tidak Normal 42 56,8
Total 74 100

Berdasarkan tabel 4.2, dapat diketahui bahwa dari 74 responden, yang

mengalami hipertensi sebanyak 42 orang (56,8%), lebih banyak jika dibandingkan

dengan responden yang tidak mengalami hipertensi yaitu sebanyak 32 orang (43,2%).

4.2.4 Analisis Bivariat

Analisa bivariat dilakukan dengan tabulasi silang (crosstab) dan uji chi-square

untuk menemukan bentuk hubungan statistik antara variabel independen (pola

makan) dengan variabel dependen (kejadian hipertensi). Tabel berikut ini

menjelaskan hasil analisa hubungan pola makan dengan kejadian hipertensi pada

lansia di Wilayah PuskesmasBetung Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2022.


41

Tabel 4.3
Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia di
Puskesmas Betung Kabupaten Ogan Ilir
Tahun 2022

Kejadian Hipertensi
Pola Jumlah
No Iya Tidak ρ value OR
Makan
n % n % n %
1. Baik 28 60,9 18 39,1 46 100
2. Buruk 4 14,3 24 85,7 28 100 0,000 9,333
Jumlah 32 43,2 42 56,8 74 100

Pada tabel 4.3 didapatkan responden yang tidak mengalami hipertensi dan

memiliki pola makan baik sebanyak 18 orang (39,1%), lebih banyak jika

dibandingkan dengan responden yang tidak mengalami hipertensi dan memiliki pola

makan buruk yaitu sebanyak 24 orang (85,7%). Hasil uji statistik chi-square

didapatkan ρ value = 0,000, yang jika dibandingkan dengan nilai α = 0,05, maka ρ

value ≤ 0,05. Hasil uji statistik Chi Square didapatkan ρ value = 0,000, OR 9,333

lebih kecil dari α = 0,05 menunjukkan ada hubungan pola makan dengan kejadian

hipertensi pada lansia di Puskesmas Betung Kabupaten Ogan Ilir. Responden yang

memiliki pola makan baik mempunyai peluang 9,333 kali tidak mengalami hipertensi

dibandingkan dengan responden yang memiliki pola makan buruk.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Pola Makan

Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan responden yang memiliki pola

makan tidak baik sebanyak 28 orang (37,8%).lebih sedikit jika dibandingkan dengan
42

responden yang memiliki pola makan baik yaitu sebanyak 46 orang (62,2%) dengan

jumlah responden sebanyak 74 orang.

Tidak banyak orang yang mau memperhatikan pola makan sehingga tanpa

disadari, banyak penyakit, mulai dari yang paling ringan seperti maag hingga paling

berbahaya seperti kanker dan penyakit jantung, keranp datang mengintai.

Kebanyakan orang makan sesuka hatinya. Porsinyapun sudah tidak diperhatikan lagi.

Padahal, porsi makan yang terlalu banyak itu tidak baik, demikian sebaliknya.

(Tilong, 2014).

Penelitian tentang hubungan gaya hidup dan pola makan dengan kejadian

hipertensi pada lansia di Puskesmas Betung didapatkan hasil paling banyak

responden memiliki pola makan yang cukup baik sebanyak 46 responden (62,2%)

dan paling sedikit pola makan kurang baik sebanyak 28 responden (37,8%).

Berdasarkan hasil penelitian secara teori menurut (Sumangkut, 2013) peneliti

berpendapat mengkomsumsi makanan yang berlebihan dengan pola diet yang tinggi

lemak, garam, dan gula sehingga mengakibatkan penyakit hipertensi. Kebutuhan gaya

hidup sehat dapat dicapai dengan mengatur pola makan sehat dengan cara

memperhatikan tekhnik memasak dengan benar seperti mengukus, merebus,

memanggang dan menumis, lebih baik dari pada teknik menggoreng. Selain itu, bisa

melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur ke puskesmas, agar kesehatan

jasmani terjaga serta penyakit yang menyertai dapat terdeteksi sedini mungkin.
43

4.3.2 Kejadian Hipertensi

Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan responden yang mengalami

hipertensi sebanyak 42 orang (56,8%), lebih banyak jika dibandingkan dengan

responden yang tidak mengalami hipertensi yaitu sebanyak 32 orang (43,2%).

Penyebab terjadinya hipertensi adalah terdiri dari berbagai faktor di antaranya

reeves & lockhart (2001:114) mengemukakan bahwa faktor-faktor resiko yang dapat

menyebabkan hipertensi adalah stres, kegemukan, merokok, hipernatriumia). Sedang

long (1995:660), TIM POKJA RS Harapan kita (2003:63) dan Yayasan jantung

indonesia (2007) menambahkan bahwa penyebab hipertensi dapat dibedakan menurut

jenis jenis hipertensi yaitu hipertensi primer (essensial) merupakan tekanan darah

tinggi yang disebabkan karena retensi air dan garam yang tidak normal, sensitifitas

terhadap angiotensin, obesitas, hiperkolestgromi,emosi yang terganggu /stress dan

merokok. Sedangkan hipertensi sekunder merupakan tekanan darah tinggi yang

disebabkan karena penyakit kelenjar adrenal, penyakit ginjal, toxemia gravidarium,

peningkatan tekanan intra cranial, yang disebabkan tumor otak, dan pengaruh obat

tertentu misal obat kontrasepsi.

Berdasarkan hasil penelitian di wilayah kerja di Puskesmas

Betungmenunjukkan bahwa 28 responden dengan pola makan buruk, 32 responden

mengalami pre hipertensi, 42 responden mengalami hipertensi. terdapat hubungan

pola makan terhadap kejadian hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Betung

Kabupaten Ogan Ilir.


44

Berdasarkan hasil penelitian serta teori yang ada maka peneliti berpendapat

bahwa tekanan darah cenderung rendah pada usia remaja dan mulai meningkat pada

masa dewasa awal. Kemudian meningkat lebih nyata selama masa pertumbuhan dan

pematangan fisik di usia dewasa akhir sampai usia tua dikarenakan sistem sirkulasi

darah akan terganggu, karena pembuluh darah sering mengalami penyumbatan

dinding pembuluh darah menjadi keras dan tebal serta berkurangnya elastisitasnya

pembuluh darah sehingga menyebabkan tekanan darah menjadi tinggi.

4.4 Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia

Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan responden yang tidak

mengalami hipertensi dan memiliki pola makan baik sebanyak 18 orang (39,1%),

lebih banyak jika dibandingkan dengan responden yang tidak mengalami hipertensi

dan memiliki pola makan tidak baik yaitu sebanyak 24 orang (85,7%). Hasil uji

statistik chi square didapatkan ρ value = 0,000, yang jika dibandingkan dengan nilai

α = 0,05, maka ρ value ≤ 0,05, sehingga Hipotesis Nol (Ho) ditolak, Hipotesis

Alternatif (Ha) diterima. Ini berarti ada hubungan pola makan dengan kejadian

hipertensi pada lansia di PuskesmasBetung Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2022.

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan ada hubungan pola makan dengan

kejadian hipertensi pada lansia terbukti secara statistik.

Makan tepat waktu dan teratur sangat penting untuk dilakukan dan bahkan

harus dibiasakan sebab, makan tepat waktu dan teratur memberikan manfaat yang

luar biasa bagi tubuh. Karenanya, jangan sepelekan waktu makan dan antara waktu
45

makan yang paling sering diabaikan adalah sarapan. Melewatkan sarapan sangat

berbahaya bagi kesehatan anda. Misalnya orang-orang yang melewatkan sarapan

akan cendrung bertubuh lebih gemuk dan memiliki kadar kolestrol drah yang lebih

tinggi dibandingkan mereka yang rutin sarapan.Tidak hanya masalah melewatkan

waktu makan, waktu makan yang tidak tepat dan tidak teratur juga dapat

mengakibatkan dampak buruk bagi kesehatan. (Tilong, 2014)

Hasil penelitian tentang hubungan pola makan dengan kejadian hipertensi di

Wilayah Kerja Puskesmas Betung. Di dapatkan hasil penelitian menunjukan bahwa

rata – rata dari kelompok tekanan darah sistolik dan diastolik di ketahui bahwa hasil

dari rata – rata tekanan darah responden yaitu sistolik dengna jumlah mean 163,2 dan

diastolic dengan jumlah mean 99,9 menunjukan bahwa tekanan darah pada hasil

masih dalam kategori hipertensi sedang. Jenis kandungan makanan yang mampu

memicu peningkatan tekanan darah tinggi natrium, tinggi lemak, penyedap makanan.

Berdasarkan hasil penelitian serta teori yang ada maka peneliti berpendapat

bahwa faktor utama yang menjadi pemicu hipertensi bagi lansia adalahnatrium, tinggi

lemak dan penyedap makanan sehingga harus di batasi makanan yangmengandung

lemak, kolestrol tinggi dan banyak menjaga pola asupan pada makanan serta

terhindar dari penyakit hipertensi.Selain itu lansia juga dipengaruhi oleh keadaan

fisiologis lansia dengan semakin terjadi penurunan sistem fisiologi seperti jantung,

indera penciuman dan perasa umumnya membuat lansia kurang dapat menikmati

makanan dengan baik.Serta menjaga penggunaan bumbu penyedap, kecap dan garam

yang berlebihan yang tentunya dapat berdampak kurang baik bagi kesehatan lansia.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian

Hipertensi Di PuskesmasBetung Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2022, di dapatkan hasil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Distribusi frekuensi padapola makansebagian besar buruk sebanyak 28 orang

(37,8%) dari 74 responden di PuskesmasBetung Kabupaten Ogan Ilir

2. Distribusi frekuensi padahipertensi sebagian besar tidak normal sebanyak 42

orang (56,8%) dari 74 responden di PuskesmasBetung Kabupaten Ogan Ilir.

3. Ada hubungan pola makan dengan kejadian hipertensi pada lansia di

Puskesmas Betung Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2022 (ρ=0,000).

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Puskesmas Betung Kabupaten Ogan Ilir

Diharapkan kepada pihak di Puskesmas Betung Kabupaten Ogan Ilir Tahun

2022 untuk melakukan penyuluhan tentang pola makan terhadap penyakit hipertensi

pada lansia.

46
47

5.2.2 Bagi STIK Bina Husada Palembang

Diharapkan bagi institusi pendidikan untuk dapat melakukan kegiatan

pengabdian masyarakat dengan memberikan penyuluhan, edukasi tentang pola makan

dengan lansia hipertensi.

5.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini sehingga

menjadi sempurna. Peneliti menganjurkan dan berharap kepada peneliti selanjutnya

untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi pada lansia dengan

membandingkan pada dua tempat dan menggunakan metode yang berbeda sehingga

penelitian ini dapat menjadi sempurna. Selain itu juga bisa dilakukan penelitian

terhadap lansia yang tinggal berada diwilayah lain, seperti mengambil sampel dari

posyandu lansia, sehingga bisa menggambarkan keadaan lansia yang tinggal

membaur dengan masyarakat.


48

DAFTAR PUSTAKA

Aspiani, Y. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta : Salemba


Medika.

Fatimah. (2010). Merawat Manusia Lanjut Usia Suatu Pendekatan Proses


Keperawaan Gerontik. Jakarta: Trans Info Media.

Fatmah. (2010). Gizi Usia Lanjut. Jakarta: Erlangga.

Hidayat, A. (2014). Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data. .


Jakarta: Salemba Medika.

Kusumo, M. P. (2020). Buku Lansia. yogyakarta: lembaga penelitian, publikasi dan


pengapdian masyarakat (LP3M)UMY.

Laura, M. A. (2020). Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Pada


Anggota Prolanis Di Wilayah Kerja Puskesmas Parongpong. 4(2).

Mahmuda, S. D. (2017). Hubungan Gaya Hidup Dan Pola Makan Dengan Kejadian
Hipertensi Pada Lansia Di Kelurahan Sawangan Baru Kota Depok.
Biomedika, 7(2), 39-47.

Manawan, A. D. (2016). . Hubungan Antara Konsumsi Makanan Dengan Kejadian


Hipertensi Di Desa Tandengan Satu Kecamatan Eris Kabupaten Minahasa.
Ilmiah Farmasi, 5(1), 2302-2493.

Muhith, A. (2016). Pendidikan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: CV Andi Offset.

Nasrullah. (2016). Buku Ajar Keperawatan Gerontik Jilid 1 Dengan Pendekatan


Asuhan Keperawatan Nanda Nic Noc. . Jakarta: Trans Info Media.

Notoatmodjo, S. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. . Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis.

Ode, L. (2012). Asuhan Keperawatan Gerontik Bersetarakan Nanda Nic dan Noc
Dilwngkapi Teori dan Contoh Kau Asuhan Keperawatan. . Yogyakarta: Nuha
Medika.
49

Padila. (2013). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika.

Profil Puskemas Betung Kabupaten Ogan Ilir, 2022.

Puspita, R. (2013). Tahuka Anda Makanan Berbahaya Untuk Penyakit Darah Tinggi.
Jakarta : Dunia Sehat.

Putra, S. (2012). Panduan Riset Keperawatan dan Penulisan Ilmiah. Jakarta: D-


Medika.

Ratnawati, E. (2013). Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Pustaka Baru


Press.

Riskesdas, K. K. (2018). Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). 44(8).

Sari, Y. (2017). Berdamai Dengan Hipertnsi. Jakarta: Bumi Medika.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Sukri. (2018, November). Pengaruh pola makan terhadap hipertensi pada lansia. 1-9.

Sumangkut, S. d. (2013). Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Penyakit Diabetes


Militus Tipe-2 di Poliintrana BLU. RSUD. DR. R. D. Kandou Manado.
Keperawatan, 1(1), 1-6.

Sunarto, K. (2019). Pola makan dan kejadian hipertensi di wilayah kerja puskesmas
dungaliyo. 1(2).

Susanti, R. C. (2018). Hubungan pola makan dengan kejadian hipertensi pada lansia
di desa mlandingan timur kecamatan bungatan kabupaten sitobondo. .

Tilong, A. (2014). Rahasia Pola Makan Sehat Beragam Manfaat Makan Tepat Waktu
Bagi Kesehatan. Yogyakarta: Flashbook.

Wijaya, I. (2020). Hubungan gaya hidup dan pola makan terhadap kejadian hipertensi
di wilayah kerja puskesmas towata kabupaen takalar. 3(1).

Yahya, A. (2010). Menaklukkan pembunuh no.1 : mencegah dan mengatasi penyakit


jantung koroner secara tepat. Bandung : PT Mizan Pustaka.
50

LAMPIRAN
viii

Lampiran

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama Responden :

Alamat :

Setelah membaca dan mendapatkan penjelasan serta jawaban terhadap

pertanyaan yang saya ajukan mengenai penelitian ini, saya memahami tujuan

penelitian ini Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di

Wilayah PuskesmasBetung Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2022.

Saya mengerti bahwa peneliti akan menghargai dan menjunjung tinggi hak-hak

saya sebagai responden dan saya menyadari penelitian ini tidak berdampak negatif

bagi saya. Dengan ditandatangani surat persetujuan ini, maka saya menyatakan untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini.

Ogan Ilir, 2022

Yang menyatakan

(……………………..)
ix

1. Kuisioner Pola makan .(Sumangkut, 2013)

Beri tanda centang () pada salah satu jawaban yang sesui dengan pilihan anda ..

Kadang- Tidak
No Karakteristik Selalu Jarang
kadang pernah

4 3 2 1

1 Saya selalu makan 3x dalam sehari

2 Saya selalu sarapan pagi sebelum

melakukang aktifitas

3 Saya sering mengonsumsi makanan

instan karena bisa memenuhi

kebutuhan gizi

4 Setiap hari saya mengkonsumsi

makanan sesuai dengna kebutuhan

gizi

5 Sulit untuk mengikuti anjuran makan

beraneka ragam makanan dan sesuai

makanan sehat

6 Saya selalu mengatur konsumsi

garam dengan kadar sesui kebutuhan

7 Setiap pagi saya memakan bubur

kacang hijau
x

8 Saya setiap hari mengkonsumsi

sayuran hijau

9 Setiap hari saya mengurangi

makanan yang asin

10 Saya selalu selalu makan ikan asin

11 Saya sering mengkonsumsi kuning

telur dan jeroan

12 Saya sering minum kopi tiap hari

2.Hipertensi

No Tensi Darah Ya Tidak Keterangan

2
xi

Statistics

Pola Makan Hipertensi

N Valid 74 74

Missing 0 0

Frequency Table

Pola Makan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 46 62.2 62.2 62.2

Tidak Baik 28 37.8 37.8 100.0

Total 74 100.0 100.0

Hipertensi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Normal 32 43.2 43.2 43.2

Tidak Normal 42 56.8 56.8 100.0

Total 74 100.0 100.0

CROSSTABS
/TABLES=PolaMakan BY Hipertensi
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK
/CELLS=COUNT EXPECTED ROW COLUMN TOTAL
/COUNT ROUND CELL

/METHOD=EXACT TIMER(5).
xii

Crosstabs

Notes

Output Created 22-Jun-2022 20:10:16

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data


74
File

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing.

Cases Used Statistics for each table are based on all


the cases with valid data in the specified
range(s) for all variables in each table.

Syntax CROSSTABS
/TABLES=PolaMakan BY Hipertensi
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK
/CELLS=COUNT EXPECTED ROW
COLUMN TOTAL
/COUNT ROUND CELL
/METHOD=EXACT TIMER(5).

Resources Processor Time 00:00:00.063

Elapsed Time 00:00:00.025

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

Time for Exact Statistics 00:00:00.000

[DataSet0]
xiii

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pola Makan * Hipertensi 74 100.0% 0 .0% 74 100.0%

Pola Makan * Hipertensi Crosstabulation

Hipertensi

Normal Tidak Normal Total

Pola Makan Baik Count 28 18 46

Expected Count 19.9 26.1 46.0

% within Pola Makan 60.9% 39.1% 100.0%

% within Hipertensi 87.5% 42.9% 62.2%

% of Total 37.8% 24.3% 62.2%

Tidak Baik Count 4 24 28

Expected Count 12.1 15.9 28.0

% within Pola Makan 14.3% 85.7% 100.0%

% within Hipertensi 12.5% 57.1% 37.8%

% of Total 5.4% 32.4% 37.8%

Total Count 32 42 74

Expected Count 32.0 42.0 74.0

% within Pola Makan 43.2% 56.8% 100.0%

% within Hipertensi 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 43.2% 56.8% 100.0%


xiv

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. Point


Value Df sided) sided) (1-sided) Probability

Pearson Chi-Square 15.389a 1 .000 .000 .000

Continuity Correctionb 13.550 1 .000

Likelihood Ratio 16.686 1 .000 .000 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear
15.181c 1 .000 .000 .000 .000
Association

N of Valid Cases 74

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.11.

b. Computed only for a 2x2 table

c. The standardized statistic is 3.896.

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for Pola Makan


9.333 2.775 31.389
(Baik / Tidak Baik)

For cohort Hipertensi = Normal 4.261 1.670 10.869

For cohort Hipertensi = Tidak


.457 .309 .675
Normal

N of Valid Cases 74
xv
xvi
xvii

Anda mungkin juga menyukai