Anda di halaman 1dari 67

i

H U B U N G A N S T A T U S P EK E R J A A N I B U T E R H A D A P
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA PUDUN
JAE LINGKUNGAN IV KECAMATAN
PADANGSIDIMPUAN BATUNADUA
KOTA PADANGSIDIMPUAN
TAHUN 2021

SKRIPSI

LESTI ANNISA SIREGAR


2015302143

PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN (SARJANA TERAPAN


KEBIDANAN) FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS HAJI SUMATERA UTARA
TAHUN 2020
ii

H U B U N G A N S T A T U S P EK E R J A A N I B U T E R H A D A P
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA PUDUN
JAE LINGKUNGAN IV KECAMATAN
PADANGSIDIMPUAN BATUNADUA
KOTA PADANGSIDIMPUAN
TAHUN 2021

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Terapan Kebidanan (S.Tr.Keb) Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan
Universitas Haji Sumatera Utara

LESTI ANNISA SIREGAR


2015302143

PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN (SARJANA TERAPAN


KEBIDANAN) FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS HAJI SUMATERA UTARA
TAHUN 2021
iii

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Hubungan Status Pekerjaan ibu Terhadap Pemberian ASI


Eksklusif di desa Pudun Jae Lingkungan IV kecamatan
Padangsidimpuan Batunadua Kota PadangsidimpuanTahun
2021
Nama : Lesti Annisa Siregar
Nim : 2015302143
Prodi : Ilmu Kebidanan
Institusi : Universitas Haji Sumatera Utara

Skripsi Ini Telah Disetujui Untuk


Dipertahankan Pada Ujian Sidang Skripsi

Medan, Oktober 2021

Disetujui Oleh :

Pembimbing

(Herlia Sumardha Nasution, SST, M.Keb)

Mengetahui :
Ketua Program Studi Ilmu Kebidanan

(Herlia Sumardha Nasution, SST, M.Kes)


Program Studi Ilmu Kebidanan
Universitas Haji Sumatera Utara

Skripsi, Oktober 2021


Lesti Annisa Siregar
2015302143

Viii + 5 BAB + 47 Halaman + 7 Tabel + 6 Lampiran

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN IBU TERHADAP


PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA PUDUN JAE
LINGKUNGAN IV KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN
BATUNADUAKOTA PADANGSIDIMPUAN
TAHUN 2021

ABSTRAK

Menyusui ASI (Air Susu Ibu) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan
protein, lactose dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah
kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan ststus Pekerjaan Ibu terhadap pemberian Asi Ekslusif
di desa Pudun Jae lingkungan IV Kota Padangsidimpun.
Jenis penelitian adalah survei analitik dengan desain cross sectional.
Sampel yang digunakan sebanyak 75 orang ibu menyusui yang menyusui eklusif
dan yang tidak eklusif. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan data
dianalisis dengan uji chi square. Hasil penelitian yang dilakukan pada dari 75
responden di dapatkan 48 responden (65,3%) tidak memberikan ASI secara
eksklusif dan hanya 17 responden (22,7%) yang memberikan ASI secara
Eksklusif, didapatkan tidak ada hubungan yang bermakna antara pemberian ASI
eksklusif dengan jenis pekerjaan, sedangkan sikap negatif a (13%) dengan
(p=0,000). Hasil output SPSS diketahui nilai validitas terdapat pada kolom
Corrected Item-Total Correlation 0,408 yang artinya nilai korelasi antara skor
setiap butir dengan skor total pada tabulasi jawaban responden.
Hasil validitas dari pada variabel dapat dinyatakan valid karena semua
nilai koefisien lebih besar dari 0,01 dan nilai dari Pearson Correlation 0,339 yaitu
lebih besar dari 0,01 dan hasil output SPSS diketahui nilai Cronbach’s Alpha
Based on Standardzed item 0,683 menunjukkan hasil uji reliabilitas pada
penelitian ini lebih besar dari 0,01 artinya pernyataan pada kuesioner memenuhi
ketentuan reliabilitas.

Kata kunci : Status Pekerjaan Ibu dan ibu menyusui eklusif


Sumber : 12 buku, 14Jurnal
Midwifery Study Program
North Sumatra Hajj University

Thesis , November 2021


Lesti Annisa Siregar
2015302143

viii + 5 chapters + 47 pages + 5 tables + 6 appendices

ABSTRACT

RELATIONSHIP OF MOTHER'S OCCUPATIONAL STATUS


ON EXCLUSIVE BREAST MILKING IN PUDUN JAE
VILLAGE, ENVIRONMENT IV DISTRICTS
PADANGSIDIMPUAN BATUNADUA
PADANGSIDIMPUAN CITY

Abstract

Breastfeeding mothers, breast milk is an emulsion of fat in a solution of


protein, lactose and organic salts secreted by both sides of the mother's breast
glands, as the main food for babies. exclusive breastfeeding in Pudun Jae village,
neighborhood IV, Padangsidimpun City.
This type of research is an analytic survey with a cross sectional design.
The samples used were 30 breastfeeding mothers who breastfed exclusively and
who were not exclusive. The data was collected using a questionnaire and the data
was analyzed by the chi square test. The results of research conducted on 75
respondents found that 48 respondents (65.3%) did not exclusively breastfeed and
only 17 respondents (22.7%) gave exclusive breastfeeding. There was no
significant relationship between exclusive breastfeeding and breastfeeding. type of
work, while a negative attitude (13%) with (p=0.000). The SPSS output results are
known to have validity values in the Corrected Item-Total Correlation column of
0.408, which means the correlation value between the scores of each item and the
total score in the tabulation of respondents' answers.
The results of the validity of the variables can be declared valid because all
coefficient values are greater than 0.01 and the value of the Pearson Correlation is
0.339, which is greater than 0.01 and the SPSS output results are known to be
Cronbach's Alpha Based on Standardzed item 0.683 indicating the results of the
reliability test in this study. This is greater than 0.01, meaning that the statement
on the questionnaire meets the reliability requirements..

Keywords: status of working mothers and exclusive breastfeeding mothers


Source : 12 books, 14 journals
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan berkat-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi ini yang

berjudul “Hubungan Status Pekerjaan ibu Terhadap Pemberian ASI

Eksklusif di desa Pudun Jae Lingkungan IV kecamatan Padangsidimpuan

Batunadua Kota PadangsidimpuanTahun 2021”. Proposal ini di buat sebagai

salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan

Universitas Haji Sumatera Utara.

Tidak sedikit peneliti hadapi kesulitan dan kemudahan dalam penyusunan

skripsi ini, namun berkat Allah SWT, disertai usaha dan kemauan, bimbingan

serta bantuan dari berbagai pihak, kesulitan dapat diatasi. Untuk itu melalui

kesempatan ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih serta penghargaan yang

sebesar-besarnya kepada yang terhormat Bapak/Ibu:

1. Yayasan Pendidikan Haji Sumatera Utara yang telah menyiapkan sarana

prasarana.

2. Rektor Universitas Haji Sumatera Utara beserta Civitas Akademi yang telah

melaksanakan proses Pembelajaran di Universitas Haji Sumatera Utara.

3. Kepala Desa dan Kepala Lingkungan Desa Pudun Jae kecamatan

padangsidimpuan batunadua kota padangsidimpuan yang telah memberikan

izin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian.

4. Ibu Herlia Sumardha Nasution, SST, M.Keb sebagai pembimbing sekaligus

Penguji III yang telah banyak meluangkan waktu dan tenaga dalam

i
memberikan masukan dan arahan dengan penuh kesabaran dan ketulusan

selama penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Yulis hati., S,kep., Ns., M.Kep sebagai Penguji I dan Ibu Hj.

Yusridawati., S.Kep., Ns., M.Kep sebagai Penguji II yang telah banyak

memberikan masukan dan saran agar skripsi ini semakin maksimal dan lebih

baik lagi

6. Seluruh keluarga yang telah memberikan bantuan moral dan moril serta

senantiasa memberikan dukungan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

diselesaikan.

7. Kepada Seluruh rekan-rekan mahasiswa/i teman sejawat, adik-adik serta

sahabat-sahabat terbaik khususnya seluruh teman-teman dari Prodi Sarjana

Terapan Kebidanan yang selalu memotivasi, dan tetap memberi semangat

untuk terus maju, dan pantang menyerah.

Akhirnya peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga dapat bermanfaat

bagi pembaca khususnya di bidang kebidanan.

Medan, September 2021

Penulis

(Lesti Annisa Siregar)

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
DAFTAR TABEL............................................................................................v
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian ...............................................................................5
1.3.1 Tujuan Umum ...........................................................................5
1.3.2 Tujuan Khusus...........................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian ..............................................................................6
1.4.1 Bagi Peneliti .............................................................................6
1.4.2 Bagi Tempat Penelitian ............................................................6
1.4.3 Bagi Insitusi Pendidikan ...........................................................6
1.5 Keaslian Penelitian .............................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................8
2.1 Konsep Dasar Asi Eksklusif ...............................................................8
2.1.1 Pengertian Asi Eksklusif ..........................................................8
2.1.2 Fisilogis Laktasi ........................................................................9
2.1.3 Komposisi Asi ..........................................................................11
2.1.4 Manfaat Asi ..............................................................................14
2.1.5 Akibat Bayi Tidak Diberikan Asi .............................................16
2.1.6 Akibat Bila Asi Digantikan Susu Formula ...............................16
2.1.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi Asi .....................................16
2.1.8 Manajemen Laktasi Pada Ibu Bekerja ......................................18
2.2. Konsep Dasar Kerja Pada Ibu ............................................................22
2.2.1. Pengertian Pekerjaan ...............................................................22
2.2.2 Klasifikasi Pekerjaan ................................................................24
2.3 Kerangka Penelitian.............................................................................24
2.4 Hipotesis Penelitian ............................................................................24
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................25
3.1 Jenis dan Desain Penelitian.................................................................25
3.1.1. Jenis Penelitian.........................................................................25
3.1.2 Desain Penelitia.........................................................................25
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian...............................................................25
3.2.1 Lokasi Penelitian.......................................................................25
3.2.2 Waktu Penelitian........................................................................26
3.2 Populasi dan Sampel............................................................................26
3.3.1 Populasi.....................................................................................26
3.2.2 Sampel.......................................................................................27
3.3 Defenisi Operasional ..........................................................................27
3.4 Tehnik dan Insrumen Pengumpulan Data ..........................................28

iii
3.5.1 Tehnik Pengumpulan Data .......................................................28
3.6.2 Instumen Penelitian ..................................................................29
3.5 Pengolahan dan Tehnik Analisis Data.................................................30
3.6.1 Pengelolaan Data.......................................................................30
3.6 Etika Penelitian ...................................................................................32
3.7 Metode Analisis Data..........................................................................33
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................35
4.1 Hasil Penelitian ...................................................................................35
4.1.1 Karakteristik Responden ...........................................................35
4.1.2 Jenis Pekerjaan Pada Ibu Bekerja di Desa Pundun Jae
Lingkungan IV Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua Kota
Padangsidimpuan......................................................................35
4.1.3 Pemberian Asi Eksklusif Pada Ibu Bekerja di Kelurahan Desa
Pudun Jae Lingkungan IV Kecamatan Padangsidimpuan
Batunadua Kota Padangsimpuan..............................................36
4.1.4 Pemberian Asi Eksklusif Pada Ibu Bekerja di Kelurahan
Desa Pudun Jae Lingkungan IV Kecamatan Padangsidimpuan
Batunadiua Kota Padangsidimpuan..........................................36
4.2 Pembahasan ........................................................................................37
4.2.1 Hubungan Antara Jenis Pekerjaan Ibu Dengan Pemberian Asi
Eksklusif....................................................................................37
4.3 Keterbatasan Penelitian ......................................................................39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................40
5.1 Kesimpulan..........................................................................................40
5.2 Saran....................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFAR TABEL

Tabel 3.1 Defenisi Operasional

27

Tabel 4.1 Karakteristik Responden di desa pudun Jae Lingkungan IV


kecamatan Padangsidimpua Batunaduan Kota Padangsidimpuan
Tahun 2021
.......................................................................................................
.......................................................................................................
35

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Pekerjaan Ibu di desa


pudun Jae Lingkungan IV kecamatan Padangsidimpua
Batunaduan Kota Padangsidimpuan Tahun 2021
.......................................................................................................
.......................................................................................................
35

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemberian ASI Eksklusif di


desa Pudun Jae Lingkungan IV kecamatan Padangsidimpua
Batunaduan Kota Padangsidimpuan Tahun 2021
.......................................................................................................
.......................................................................................................
36

Tabel 4.4 Tabulasi Silang Hubungan Status Pekerjaan Ibu terhadap


pemberian ASI di desa pudun Jae Lingkungan IV kecamatan
Padangsidimpua Batunaduan Kota Padangsidimpuan Tahun
2021
.......................................................................................................
.......................................................................................................
36

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Fisiologis Laktasi ........................................................ 11


Gambar 2.2 Kerangka Konsep ......................................................... 24

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : POA
Lampiran 2 : Surat Izin Survei Awal
Lampiran 3 : Balasan Penelitian
Lampiran 4 : Inform Consent
Lampiran 5 : Kuesioner
Lampiran 6 : Lembar Konsul

vii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.3 Latar Belakang

ASI Eksklusif adalah pemberian ASI kepada bayi tanpa makanan dan

minuman pendamping (termasuk air jeruk, madu, air gula), yang dimulai sejak

bayi baru lahir sampai dengan usia 6 bulan. Setelah bayi berumur enam bulan,

bayi boleh diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI), karena ASI tidak

dapat memenuhi lagi keseluruhan kebutuhan gizi bayi sesudah umur enam bulan.

Akan tetapi, pemberian ASI bisa diteruskan hingga bayi berusia 2 tahun

(Maritalia, 2016).

Menurut World Health Organization (WHO) dan United Nations

International Children’s Emergency Fund (UNICEF) kematian perinatal

diseluruh dunia sekitar 10 juta persalinan hidup dengan catatan bahwa sekitar 98-

99% terjadi di negara berkembang, dimana angka kematian perinatal seratus kali

lebih besar dari pada negara maju. Salah satu penyebab kematian tersebut adalah

kurangnya akses keperawatan kesehatan bagi neonatal. Sebanyak 136.700.000

bayi dilahirkan di seluruh dunia dan hanya 32,6% dari mereka yang mendapat

ASI secara eksklusif pada usia 0 sampai 6 bulan pertama. Hal tersebut

menggambarkan cakupan pemberian ASI eksklusif di bawah 80% dan masih

sedikitnya ibu yang memberikan ASI eksklusif pada bayi (WHO, 2018).

Secara nasional, cakupan bayi mendapat ASI eksklusif tahun 2018 yaitu

sebesar 68,74%. Angka tersebut sudah melampaui target Renstra tahun 2018 yaitu

47%. Persentase tertinggi cakupan pemberian ASI eksklusif terdapat pada

1
2

Provinsi Jawa Barat (90,79%), sedangkan persentase terendah terdapat di Provinsi

Gorontalo (30,71%). Sebanyak enam provinsi belum mencapai target Renstra

tahun 2018 Selain itu, terdapat sembilan provinsi yang belum mengumpulkan data

(Profil Kesehatan Indonesia, 2018).

Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Sumatera Utara dari 186.460 bayi

usia <6 bulan, dilaporkan hanya 75.820 bayi yang mendapatkan ASI eksklusif

(40,66%) capaian ini masih jauh dari target yang ditentukan di Renstra Dinas

Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2019 yaitu sebesar 53%. Dan diketahui

3 Kabupaten/Kota yang tertinggi cakupan ASI Eksklusifnya adalah Nias Utara

(84,28%), Sibolga (72,12%) dan Samosir (69,05%). Sedangkan 3 Kabupaten/Kota

terendah adalah Nias Barat (11,96%), Serdang Bedagai (16,20%) dan Nias

(17,62%). Merujuk target Renstra sebesar 53%, maka ada 10 Kabupaten/Kota

yang sudah mencapai target tersebut yaitu Nias Utara, Sibolga, Samosir, Tapanuli

Utara, Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Tebing-Tinggi, Labuhanbatu Utara,

Dairi dan Humbang Hasundutan (Profil Kesehatan Sumatera Utara, 2019).

Meskipun menyusui bayi sudah menjadi budaya Indonesia. Namun upaya

meningkatkan perilaku ibu menyusui ASI Eksklusif masih diperlukan karena pada

kenyataannya praktek pemberian ASI Eksklusif belum dilaksanakan sepenuhnya.

Salah satu penyebab belum berhasilnya pelaksanaan ASI Eksklusif di Indonesia

adalah faktor ibu yang bekerja (meski itu bukan satu-satunya faktor penyebab

kegagalan).

Pada ibu yang aktif bekerja, upaya pemberian ASI Eksklusif seringkali

mengalami hambatan lantaran singkatnya masa cuti hamil dan melahirkan


3

mengakibatkan sebelum masa pemberian ASI Eksklusif berakhir mereka sudah

harus kembali bekerja, ini lah menjadi bayi tidak memperoleh ASI secara

Eksklusif, serta ibu bekerja banyak beranggapan bahwa ASI nya tidak mencukupi

kebutuhan bayi saat ibu bekerja sehingga ibu-ibu memberikan ASI tambahan

berupa susu formula (Azzisya,2016).

Menuruh WHO pemberian ASI Ekslusif di sejumlah kota-kota besar di

dunia ternyata masih rendah ,pembarian ASI Ekslusif pada bayi berusia 1 bulan

setelah kelahiran hanya 25%-80%, menurut hasil Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia (SDKI) TAHUN 2015-2016, menunjukkan bahwa ibu-ibu

yang memberikan ASI Eksklusif pada bayi di bawah usia dua bulan cukup banyak

(64% dari total bayi yang ada), namun persentase tersebut menurun seiring

dengan bertambahnya usia bayi, yaitu hanya 46% pada bayi usia 2-3 bulan 14%

pada bayi usia 4-5 bulan, selain itu satu dari tiga bayi usia 2-3 bulan telah di beri

makan tambahan (SDKI, 2015).

Pemberian ASI Eksklusif sangat bermanfaan untuk pertumbuhan

perkembangan dan kesehatan bayi yang optimal. ASI dapat menurunkan resiko

bayi mengidap berbagai penyakit salah satunya adalah diare. ASI Eksklusif

merupakan salah satu pogram yang cukup sulit di kembangangkan karena

berkaitan dengan berbagai masalah social di masyarakat permasalahan utama

adalah faktor social budaya, kesadaran pentingna ASI, pelayanan kesehatan dan

petugas kesehatan yang belum sepenuhnya mendapatkan dukungan PP-ASI

gencarnya promosi susu formula dan ibu bekerja.


4

Tingkat partisipasi pekerja perempuan saat ini meningkat dari 48,67%

menjadi 49,52%. Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan jumlah pekerja

perempuan sekrang sebayak 81,5 juta orang. Banyak ibu menyusui yang bekerja

sehingga tidak bisa memberikan ASI Eksklusif kepada binya atau kurang optimal

dalam memberikan ASI Eksklusif (Bps, 2016).

Sebagian besar wanita bekerja menjari nafkah di luar rumah serta sering

meninggalkan keluarga untuk beberapa jam setiap harinya sehingga menggangu

proses menyusui bagi mereka bagi mereka yang baru saja bersalin. Sesuai

tuntutan di kota besar dimana semakin tedapatnya kecendrungan peningkatan

jumlah istri yang aktif bekerja di luar umah untuk membantu upaya peningkatan

pendapatan keluarga. Tenaga kerja perempuan yang meningkat menjadi salah satu

kendala dalam mensukseskan program ASI Eksklusif, hal ini karena cuti

melahirkan hanya 12 minggu, dimana 4 minggu diantaranya sering di ambil

sebelum melahirkan. Ibu yang bekerja hanya dapat mendampingi bayinya secara

intensif selama 2 bulan termasuk dalam menyusui bayinya. Setelah itu harus

kembali bekerja dan sering ibu terpaksa berhenti menyusui (Nugroho, 2015).

Berdasakan hasil studi pendahuluan yang saya lakukan didapatkan hasil

melalui wawancaa dari 10 ibu yang bekeja dan mempunyai bayi > 6 bulan di

wilayah desa pudun Jae Lingkungan IV, didapatkan 4 orang ibu bekeja dengan

rincian 2 orang ibu bekeja sebagai Pegawai negri sipil dan 2 oang sebagai Guru

tenaga honorer yang tetap memberikan ASI pada bayinya, dan 6 orang ibu bekejar

dengan rincian 3 orang sebagai Buruh pabrik dan 2 orang sebagai karyawan

swasta dan 1 orang sebagai pedangang yang tidak lagi memberikan ASI pada
5

bayinya dengan alasan sibuk bekerja dan tidak ada waktu sehingga ASI tidak

keluar.

Berdasarkan uraian di atas peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul

“Hubungan Status Pekerjaan Ibu Terhadap Pemberian Asi Ekslusif di Desa Pudun

Jae Lingkungan IV Kota Padangsidimpuan tahun 2021.”

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang diatas dapat maka

rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah ada Hubungan Status Pekerjaan

Ibu Terhadap Pemberian Asi Ekslusif di Desa Pudun Jae Lingkungan IV

Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua Kota Padangsidimpuan tahun 2021 ?”

1.5 Tujuan Penelitian

1.5.1 Tujuan Umum

Diketahuinya Hubungan Status Pekerjaan Ibu Terhadap Pemberian Asi

Ekslusif di Desa Pudun Jae Lingkungan IV Kota Padangsidimpuan tahun 2021.

1.5.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasih status pekerjaan ibu di wilayah Desa Pudun Jae

2. Mingidentifikasih pemberian ASI Eksklusif pada ibu yang bekerja di desa

pudun jae lingkungan IV.

3. Mengetahui hubungan status pekerjaan ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif

di desa pudun jae lingkungan IV


6

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Bagi Peneliti

Bagi Penelitian Dapat menambah ilmu pengetahuan, pengalaman dan

pengembangan kemampuan peneliti dalam mengaplikasikan ilmu yang telah

didapat di bangku perkuliahan serta menambah wawasan ilmu pengetahuan

tentang penelitian khususnya tentang berpengaruh status pekerjan ibu terhadap

pemberian ASI Eksklusif.

1.6.2 Bagi Tempat Penelitian

Dapat menjadi bahan masukan bagi Desa Pudun Jae dalam penyuluhan ASI

Eksklusif pada masyarakat umumnya dan para ibu menyusui khususnya.

1.6.3 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan bacaan di perpustakaan dan sebagai bahan referensi bagi

peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan Hubungan Status Pekerjaan Ibu

Terhadap Pemberian Asi Ekslusif.

1.7 Keaslian Penelitian

1. Syera Mahyuni (2017), dengan judul Hubungan Status Pekerjaan Ibu

Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Di Desa Pudun Jae Tahun 2017. Jenis

penelitian survai Analitik Dengan Pendekatan Cross Sectional. Hasil

penelitian Ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan

perkembangan bayi usia 6 – 12 bulan. Dapat dilihat dari hasil uji chi– square,

yaitu nilai x2 hitung 12,259 dan x2 tabel 5,9 91 dengan taraf signifikansi

0,05.x2 hitung >x2 tabel (12,259 >5,991) atau p < 0,05) Dahulu : lokasi

penelitian di Padangsdimpuan selatan.


7

2. Penelitian yang dilakukan oleh Kartika (2016) dengan judul “Hubungan

Status Pekerjaan Ibu Terhadap Pemberian ASI Eksklusif pada di Wilayah

Kerja Puskesmas Batunadua kota Padangsidimpuan”. Metode penelitian yang

digunakan adalah penelitian deskriptif korelasional. Populasi dalam penelitian

ini adalah semua ibu pekerja pabrik yang mempunyai bayi usia ≥ 6-11 bulan

di wilayah kerja Puskesmas Batunadua kota Padangsidimpuan sebanyak 45

orang per bulan Mei 2016. Pengambilan sampel dengan total sampling.

Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner tentang dukungan

keluarga dan pemberian ASI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada

hubungan antara dukungan keluarga dengan keberhasilan pemberian ASI

eksklusif pada ibu bekerja di wilayah kerja Puskesmas Batunadua Kota

Padangsidimpuan dengan nilai p value 0,029 < 0,05.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Asi Eksklusif

2.1.1 Pengertian Asi Eksklusif

ASI (Air Susu Ibu) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan

garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu, sebagai

makanan utama bagi bayi. Pada usia 6 bulan pertama, bayi hanya perlu diberikan ASI saja

atau dikenal dengan sebutan ASI eksklusif. ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada

bayi 0-6 bulan tanpa pemberian tambahan cairan lain seperti susu formula, air jeruk, madu,

air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, papaya, bubur susu,

biskuit, dan nasi tim (Haryono, 2017).

Pemberian makanan yang baik dan tepat pada bayi sejak lahir hingga usia dua tahun

merupakan salah satu upaya mendasar untuk mencapai kualitas pertumbuhan dan

perkembangan bayi serta untuk memenuhi hak bayi atas ASI. Pola pemberian makan pada

bayi lahir sampai 2 tahun yang di rekomendasikan dalam Global Strategy on Infant and

Child Feeding adalah sebagai berikut :

1. Inisiasi Menyusu Dini,

2. Menyusui secara ekslusif selama 6 bulan,

3. MP-ASI diberikan mulai bayi berumur 6 bulan; dan

4. Tetap menyusui hingga anak berusia 24 bulan atau lebih

Menyusui adalah cara alami untuk memberikan asupan gizi, imunitas dan memelihara

emosional secara optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Tidak ada susu

buatan (Susu Formula) yang dapat menyamai ASI baik dalam hal kandungan nutrisi, faktor

pertumbuhan, hormon dan terutama imunitas. Karena imunitas bayi hanya bisa didapatkan

dari ASI. (Kemenkes RI, 2016).


8
9

2.1.2 Fisiologis laktasi

Fisiologi laktasi Laktasi atau menyusi merupakan proses integral dari daur

reproduksi dan mempunyai dua pengertian yaitu produksi dan pengeluaran ASI. Keduanya

harus sama baiknya. Secara alamiah akibat pengaruh hormon maka akan terjadi perubahan

secara bertahap sesuai umur dan kondisi menurut (Wiji & Mulyani, 2013) terdiri dari

proses:

1. Mammogenesis, yaitu pembentukan kelenjar payudara. Pembentukan kelenjar

payudara dimulai dari sebelum pubertas, masa siklus menstruasi dan masa kehamilan.

Pada masa kehamilan akan mengalami peningkatan yang jelas dari duktulus yang baru,

percabangan dan lobulus yang dipengaruhi oleh hormon placenta dan korpus luteum.

Hormon yang ikut membantu mempercepat pertumbuhan adalah prolaktin, laktogen

placenta, korionik gonadotropin , insulin, kortisol, hormon tiroid, hormon paratiroid

dan hormon pertumbuhan. Pada usia tiga bulan kehamilan prolaktin dari adenohipofise

(hipofise anterior) mulai merangsang kelenjar air susu untuk menghasilkan air susu

yang disebut kolostrum.

Pada masa ini estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran kolostrum masih

terhambat, tetapi jumlah prolaktin meningkat ketika aktifitasnya dalam pembuatan

kolostrum yang ditekan. Setelah melahirkan estrogen dan progesteron akan menurun

dan prolaktin akan meningkat, oksitosin (hipofise posterior) meningkat bila ada

rangsangan hisap, sel miopitelium buah dada berkontraksi.

2. Galaktogenesis, yaitu proses pembentukan atau produksi ASI Pada seorang ibu

menyusui dikenal 2 refleks yang masingmasing berperan sebagai pembentukan dan

pengeluaran air susu yaitu refleks oksitosin atau let down refleks dan reflek prolaktin.

3. Galaktopoesis, yaitu proses mempertahankan produksi ASI Hubungan yang utuh

antara hipotalamus dan hipofise akan mengatur kadar oksitosin dan prolaktin dalam
10

darah. Hormonhormon ini berfungsi untuk pengeluaran dan pemeliharaan penyediaan

ASI selama menyusui.

Proses pemberian ASI memerlukan pembuatan dan pengeluaran air ASI dari alveoli

ke sistem duktus. Bila susu tidak dikeluarkan mengakibatkan berkurangnya sirkulasi

darah kapiler yang menyebabkan terlambatnya proses menyusui.

Kekuatan isapan kurang disebabkan oleh berkurangnya rangsangan menyusu oleh bayi,

frekuensi isapan yang kurang dari singkatnya waktu menyusui berarti pelepasan

prolaktin dari hipofise berkurang, sehingga pembuatan air susu berkurang, karena

diperlukan kadar prolaktin yang cukup untuk mempertahankan pengeluaan air susu

mulai sejak minggu pertama kelahiran.

Komponen penghambat pengeluaran prolaktin yang belum jelas bahannya

menyebabkan terhambatnya pengeluaran prolaktin, beberapa bahan seperti dopamin,

serotonin, katekolamin, dihubungkan ada kaitannya dengan pengeluaran prolaktin.

Oksitosin berfungsi pada sel-sel moepitelium pada alveoli kelenjar mamae. Hormon

ini berperan untuk memacu kontraksi otot polos yang ada di dinding alveolus dan

dinding saluran sehingga ASI dipompa keluar. Semakin sering menyusi, pengosongan

alveolus dan saluran semakin baik sehingga kemungkinan terjadinya bendungan susu

semakin kecil dan menyusui akan semakin lancar. Jadi peranan oksitosin dan prolaktin

mutlak diperlukan dalam laktasi.

4. Reflek laktasi

Dimasa laktasi, terdapat dua mekanisme refleks pada ibu yaitu refleks prolaktin dan

refleks oksitosin yang berperan dalam produksi ASI dan involusi uterus (khususnya

pada masa nifas). Pada bayi, terdapat 3 jenis refleks menurut (Wiji & Mulyani, 2013),

yaitu:
11

a. Refleks mencari putting susu (Rooting reflex)

Mulut bayi akan mendekat ke arah dimana terjadi sentuhan pada pipinya. Bayi akan

membuka mulutnya apabila bibirnya disentuh dan berusaha untuk menghisap benda

yang disentuhkan tersebut.

b. Refleks menghisap (Sucking reflex)

Rangsangan putting susu pada langit-langit bayi menyebabkan refleks menghisap

yang dilakukan oleh bayi. Isapan ini akan menimbulkan areola dan putting susu ibu

tertekan, lidah dan langit-langit bayi sehingga sinus laktiferus dibawah areola dan

ASI terpancar keluar.

c. Refleks menelan (Swallowing reflex)

Kumpulan ASI di dalam mulut bayi menekan otot-otot di daerah mulut dan faring

untuk mengaktifkan refleks menelan dan mendorong ASI ke dalam lambung bayi.

Gambar 2.1 fiologis laktasi

2.1.3 Komposisi ASI

Komponen ASI tidak konstan dan tidak sama dari waktu ke waktu. Faktor yang

mempengaruhi komposisi ASI adalah stadium laktasi, ras, keadaan nutrisi, diet ibu. ASI

mengandung sebagian besar air sebanyak 87,5% oleh karena itu bayi yang mendapatkan

ASI cukup tidak perlu mendapatkan tambahan air walaupun berada ditempat yang

mempunyai suhu udara panas. Kekentalan ASI sesuai dengan saluran cerna bayi sedangkan

susu formula lebih kental dibandingkan ASI. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya
12

diare pada bayi yang mendapatkan susu formula. Komponen ASI diantaranya sebagai

berikut :

1. Protein

ASI mengandung protein lebih rendah dari susu sapi tetapi dalam ASI mempunyai

nilai nutrisi yang tinggi dan mudah dicerna. Keistimewaan dari protein pada ASI

adalah rasio protein whey: kasein sama dengan 60:40, dibandingkan dengan Air Susu

Sapi (ASS) yang rasionya 20:80. Hal tersebut menguntungkan bayi karena

pengendapan dari protein whey lebih halus dari pada kasein sehingga protein tersebut

mudah dicerna. ASI mengandung asam amino esensial taurin yang penting untuk

pertumbuhan retina dan konjugasi bilirubin. ASI juga mengandung sistin yang tinggi.

Sistin merupakan asam amino yang sangat penting untuk pertumbuhan otak bayi.

2. Karbohidrat

ASI mengandung karbohidrat relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan ASS

(6,5-7 gram%). Karbohidrat yang utama terdapat dalam ASI adalah laktosa. Kadar

laktosa yang tinggi sangat menguntungkan karena laktosa akan diubah menjadi asam

laktat oleh fermentasi. Asam laktat dapat memberikan suasana asam di dalam usus

bayi. Kondisi ini memberikan beberapa keuntungan antara lain menghambat

pertumbuhan bakteri yang patologis, memacu pertumbuhan mikroorganisme yang

memproduksi asam organik dan mensintesis vitamin, serta memudahkan absorpsi dari

mineral misalnya kalsium, fosfor, dan magnesium. Laktosa relatif tidak larut sehingga

waktu proses digesti di dalam usus bayi lebih lama tetapi dapat diabsoprsi dengan baik

oleh usus. Laktosa merupakan 7% bagian dari total ASI. Kandungan ASI selain laktosa

yaitu glukosa, galaktosa, dan glukosamin. Galaktosa penting untuk pertumbuhan otak

dan medulla spinalis oleh karena pembentukan myelin di medulla spinalis dan sintesis

galaktosida di otak membutuhkan galaktosa. Glukosamin merupakan bifidus faktor,


13

disamping laktosa glukosamin juga memacu pertumbuhan Laktobasilus bifidus yang

sangat menguntungkan bayi (IDAI, 2018).

3. Lemak

Kadar lemak dalam ASI relatif lebih tinggi dibandingkan dengan susu formula.

Kadar lemak yang tinggi dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepat

selama masa bayi. ASI mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh yang seimbang

dibandingkan dengan susu sapi yang lebih banyak mengandung asam lemak tak jenuh

(IDAI, 2018).

4. Mineral

Kadar mineral dalam ASI tidak begitu dipengaruhi oleh makanan yang

dikonsumssi ibu dan tidak dipengaruhi oleh status gizi ibu. Mineral didalam ASI

mempunyai kualitas yang lebih baik dan lebih mudah diserap dibandingkan dengan

mineral yang terdapat pada susu sapi. ASI mengandung mineral yang lengkap,

walaupun kadarnya relatif rendah tetapi cukup untuk bayi sampai berusia 6 bulan.

Mineral utama yang terdapat dalam ASI adalah kalsium. Kadar kalsium lebih rendah

daripada susu sapi, namun tingkat penyerapannya lebih besar. Bayi yang mendapatkan

ASI mempunyai resiko lebih kecil kekurangan zat besi karena zat besi yang berasal

dari ASI lebih mudah diserap. Zink dibutuhkan karena banyak membantu berbagai

proses metabolisme tubuh. Selenium sangat dibutuhkan pada saat pertumbuhan anak

cepat (IDAI, 2018).

5. Vitamin

ASI cukup mengandung vitamin yang diperlukan bayi. Vitamin K berfungsi

sebagai katalisator pada proses pembekuan darah yang terdapat di dalam ASI dalam

jumlah yang cukup banyak dan mudah diserap. ASI mengandung banyak vitamin E,

terutama di kolostrum. ASI terdapat kandungan vitamin A yang berfungsi untuk


14

mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. ASI juga

mengandung vitamin D meskipun hanya sedikit.

6. Kalori

Jumlah kalori dalam ASI relatif rendah yaitu hanya 77 kal/110 ml ASI. Sekitar

90% dari jumlah kalori tersebut berasal dari karbohidrat dan lemak, sedangkan 10%

berasal dari protein.

7. Taurin

Taurin adalah asam amino yang berfungsi sebagai neurotransmitter, berperan

penting dalam maturasi otak bayi. DHA dan ARA merupakan bagian dari kelompok

molekul yang dikenal sebagai omega fatty acids. DHA (dacosahexaenoic acid) adalah

sebuah blok bangunan utama di otak sebagai pusat kecerdasan dan di jala mata.

Akumulasi DHA di otak lebih dari dua tahun pertama kehidupan. ARA (arachidonic

acid) yang ditemukan di seluruh tubuh dan bekerja bersama-sama dengan DHA untuk

mendukung visual dan perkembangan mental bayi.

8. Lactobacillus

Lactobacillus berfungsi menghambat pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri

E.Coli yang sering menyebabkan diare pada bayi.

9. Lisozim

Lisozim dapat memecah dinding bakteri sekaligus mengurangi kejadian caries dentis

dan maloklusi (kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat menyusu dengan

botol dan dot). Enzim pencernaan yang kuat yang ditemukan pada air susu ibu pada

tingkat 50 kali lebih tinggi daripada dalam rumus. Lysozyme menghancurkan bakteri

dan akhirnya mempengaruhi keseimbangan rumit bakteri yang menghuni usus.

2.1.4 Manfaat Asi

Manfaat ASI bagi bayi, banyak manfaat pemberian ASI khususnya ASI ekslusif

yang dapat dirasakan yaitu :


15

1. ASI sebagai nutrisi.

2. ASI meningkatkan daya tahan tubuh

3. menurunkan risiko mortalitas, risiko penyakit akut dan kronis,

4. Meningkatkan kecerdasan

5. Menyusui meningkatkan jalinan kasih ocial

6. Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan bayi

sampai usia selama enam bulan.

7. Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk untuk pertumbuhan otak sehingga

bayi yang diberi ASI Ekslusif lebih pandai.

8. Mengurangi resiko terkena penyakit kencing manis, kanker pada anak dan mengurangi

kemungkinan menderita penyakit jantung.

9. Menunjang perkembangan motoric (Haniarti, 2015).

Manfaat ASI bagi ibu antara lain :

1. Pemberian ASI memberikan 98% metode kontrasepsi yang efisien selama 6 bulan

pertama sesudah kelahiran bila diberikan hanya ASI saja (ekslusif) dan belum terjadi

menstruasi kembali

2. menurunkan risiko kanker payudara dan ovarium

3. membantu ibu menurunkan berat badan setelah melahirkan

4. menurunkan risiko DM Tipe 2

5. Pemberian ASI sangat ekonomis

6. mengurangi terjadinya perdarahan bila langsung menyusui setelah melahirkan

7. mengurangi beban kerja ibu karena ASI tersedia dimana saja dan kapan saja

8. meningkatkan hubungan batin antara ibu dan bayi

Manfaat ASI bagi keluarga yaitu :

1. Tidak perlu uang untuk membeli susu formula, kayu bakar atau minyak untuk merebus

air, susu atau peralatan


16

2. Bayi sehat berarti keluarga mengeluarkan biaya lebih sedikit (hemat) dalam perawatan

kesehatan dan berkurangnya kekhawatiran bayi akan sakit

3. Penjarangan kelahiran karena efek kontrasepsi dari ASI ekslusif

4. Menghemat waktu keluarga bila bayi lebih sehat

5. Pemberian ASI pada bayi (meneteki) berarti hemat tenaga bagi keluarga sebab ASI

selalu siap tersedia.

2.1.5 Akibat Bayi Tidak Diberikan ASI

a. Bayi tidak memperoleh zat kekebalan tubuh, sehingga bayi mudah mengalami sakit.

b. Bayi tidak mendapat makanan yang bergizi dan berkualitas tinggi sehingga akan

menghambat pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi.

c. Hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi tidak terjalin sejak dini.

2.1.6 Akibat Bila ASI Digantikan Susu Formula

a. Bayi mudah terserang infeksi, misalnya diare, batuk, pilek, radang tenggorokan, dan

demam yang dapat disebabkan oleh pencemaran pada susu formula.

b. Bayi bersiko susah buang air besar atau mencret dikarenakan adanya kemungkinan

kekeliruan pengenceran.

c. Perlu biaya mahal untuk membeli susu dan perlengkapan lainnya. (Ambarwati &

Wulandari, 2009)

2.1.7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Asi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penggunaan pemberian ASI eksklusif yaitu

faktor kejiwaan ibu, faktor dari bayi sendiri, faktor lingkungan dan faktor kelainan

payudara (Roesli 2016) :

a. Faktor kejiwaan ibu Faktor kejiwaan ibu yang berasal dari faktor internal dan eksternal.

Faktor internal yang mempengaruhi kejiwaan ibu menyusui, antara lain rasa percaya

diri, kepribadian, kecemasan kestabilan emosi, sikap, dan pengalaman menyusui. Rasa

percaya diri atau keyakinan ibu bahwa ASI yang diberikan secara eksklusif kepada bayi
17

tidak cukup sehingga ibu ingin cepat memberikan susu formula atau bubur yang terbuat

dari tepung biji-bijian kepada bayinya. Kepribadian ibu yang selalu mengalami tekanan

batin karena tidak mendapatkan dukungan dari suaminya apabila memberikan ASI

secara eksklusif. Tingkat kecemasan karena ibu takut apabila hanya diberi ASI sampai

usia 4 bulan atau selebihnya 6 bulan saja bayi tidak dapat tumbuh besar.

Kestabilan emosional ibu takut kehilangan daya Tarik sebagai seorang wanita

karena dengan menyusui akan membuat bentuk payudara kurang bagus sehingga

emosional ibu meningkat. Sikap ibu lebih tertarik terhadap informasi dan dorongan

tentang promosi susu formula dapat mengurangi minat pemberian ASI. Selain itu,

pengalaman ibu menyusui yang mempunyai anak satu akan berbeda dengan ibu yang

mempunyai anak dua dalam hal menyusui.

Faktor kejiwaan ibu yang berasal dari faktor eksternal, antara lain yaitu hubungan

keluarga dan lingkungan pekerjaan. Ayah dapat berperan aktif dalam keberhasilan

pemberian ASI eksklusif dengan jalan memberikan dukungan secara emosional kepada

istri dan memberikan bantuan-bantuan praktis, seperti mengganti popok atau

penyendawaan bayi. Lingkungan pekerjaan, dimana tempat ibu bekerja tidak

mendukung apabila ibu memberikan ASI eksklusif yang nantinya akan mengganggu

produktivitas dalam bekerja.

b. Faktor dari bayi sendiri

Faktor dari bayi sendiri adalah anak yang lahir sebelum waktunya (premature) atau

lahir dengan berat badan yang sangat rendah, anak sakit, kelainan kongenital dan

berbagai macam penyakit cacat bibir.

c. Faktor kelainan payudara

Faktor kelainan payudara pada ibu seperti ocial susu nyeri atau lecet, payudara

bengkak, saluran susu tersumbat, radang payudara, dan kelainan anatomis pada ocial

susu ibu sehingga membuat ibu kesukaran dalam memberikan ASI secara seksklusif.
18

Puting susu nyeri atau lecet disebabkan karena kesalahan dalam teknik menyusui, yaitu

bayi tidak menyusu sampai ke belakang payudaraa. Bayi yang menyusu hanya pada

ocial susu, maka bayi akan mendapatkan ASI sedikit karena gusi bayi tidak menekan

pada daerah sinus laktiferus sedangkan pada ibu akan mengalami nyeri atau kelecetan

pada ocial susu. Puting susu yang lecet dapat disebabkan oleh moniliasis pada mulut

bayi yang menular pada putting susu ibu. Serta diakibatkan pemakaian sabun, krim,

atau zat iritasi lainnya untuk membersihkan payudara dapat menyebabkan lecet.

Payudara bengkak terjadi karena ASI tidak disusukan dengan adekuat, sehingga sisa

ASI terkumpul pada duktus yang mengakibatkan terjadinya pembengkakan.

Pembengkakan terjadi pada hari ketiga atau keempat sesudah ibu melahirkan. Saluran

susu tersumbat disebabkan oleh air susu yang terkumpul tidak segera dikeluarkan

sehingga menjadi sumbatan.

d. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan yang mempengaruhi penggunaan pemberian ASI eksklusif

adalah faktor- perubahan ocial budaya seperti ibu bekerja, meniru teman, tetangga, dan

orang terkemukan yang memberikan susu formula, serta merasa ketinggalan zaman jika

menyusui bayinya.

2.1.8 Manajemen Laktasi Pada Ibu Bekerja

Manajemen laktasi pada ibu bekerja adalah upaya yang dilakukan ibu mencapai

keberhasilan dalam menyusui bayinya khususnya pada ibu yang bekerja.

A. Teknik yang dianjurkan antara lain

1. Sebelum berangkat kerja ibu harus tetap menyusui bayinya

2. ASI yang berlebihan dapat diperas atau dipompa, kemudian ditampung dalam botol

atau plastik. Lalu disimpan di lemari pendingin untuk diberikan pada bayi saat ibu

bekerja.
19

3. Selama ibu bekerja ASI dapat terus diperas atau dipompa dan disimpan dalam botol

atau plastik kemudian disimpan pada lemari pendingin di tempat kerja atau di

antar pulang.

4. Bayi dapat dititipkan ke tempat penitipan penitipan bayi apabila kantor atau

instansi menyediakan tempat.

5. Perbanyak menyusui saat malam hari ketika ibu sudah sampai di rumah.

6. Perawat bayi dapat membawa bayi ke tempat ibu bekerja bila memungkinkan.

7. Ibu dianjurkan untuk istirahat, minum cukup, makan makanan yang bergizi yang

cukup untuk menambah produksi ASI (Su’aidi, 2010)

B. ASI Perah

ASI perah adalah ASI yang diambil dengan cara diperah dari payudara kemudian

disimpan dan nantinya akan diberikan untuk bayi. Cara memerah ASI dengan tangan

adalah sebagai berikut :

1. Ibu dianjurkan untuk mengambil sebuah mangkuk atau gelas bersih dan diisi dengan

air mendidih kedalamnya, lalu biarkan tertutup selama beberapa menit, kemudian

ditiriskan.

2. Mencuci tangan terlebih dahulu dengan menggunakan sabun dan air bersih yang

mengalir sebelum memerah ASI.

3. Ibu dianjurkan untuk duduk dan berdiri di tempat yang terang dan nyaman, kemudian

dekatkan mangkok ke payudara ibu.

4. Memegang payudara dengan meletakkan ibu jari diatas areola sampai puting susu, dan

jari telunjuk tepat di bawahnya.

5. Menekan dengan lambut payudara diantara ibu jari dan jari telunjuk ke belakang

kearah tulang dada.

6. Diteruskan dengan menekan ibu jari dan jari telunjuk serta melepaskannya secara

bergantian, setelah dilakukan berulang-ulang ASI akan mulai mengalir (Su’aidi, 2011).
20

7. Perah satu payudra selama 3-5 menit, kemudian beralih ke payudara lainnya.

8. Demikian seterusnya bergantian sampai payudara terasa kosong (20-30 menit)

9. Tulis tanggal, hari, jam saat ASI diperah (IDAI, 2010).

D. Cara penyimpan ASI

1. ASI adalah cairan hidup, selain makanan ASI juga mengandung zat anti infeksi,

cara menyimpan ASI perah akan menentukan kualitas antiinfeksi dan makanan

yang di kandungnya.

2. Anti infeksi yang terkandung dalam ASI membantu ASI tetap segar dalam waktu

yang lebih lama karena akan menghambat pertumbuhan bakteri jahat dalam ASI

perah yang disimpan.

3. Setelah dicairkan ASI harus habis dalam waktu 1 jam, dan sisa ASI tidak boleh

dimasukkan lagi dalam lemari es.

4. Tulis hari, tanggal dan jam saat ASI diperah (IDAI, 2010)

E. Lama penyimpanan ASI

ASI banyak mengandung zat gizi, zat anti bakteri, dan anti virus sehingga perlu

diperhatikan lama penyimpanan ASI sebagai berikut :

1. ASI dapat disimpan pada suhu ruangan <25ºC selama 6-8 jam. Apabila suhu ruangan

>25ºC akan bertahan selama 24 jam. Wadah ASI harus ditutup dan dibiarkan dingin.

2. ASI dapat disimpan dalam insulated cooler bag dengan ice packs selama 24 jam.

3. ASI dapat disimpan dalam lemari es/kulkas (4ºC) yang dapat bertahan sampai 5 hari

4. ASI dapat disimpan dalam freezer dengan tipe :

a. Bagian freezer terletak dalam lemari es/kulkas (-15ºC) dapat bertahan selama 2

minggu.

b. Freezer dan lemari es/kulkas mempunyai pintu yang berbeda (-18ºC) bisa bertahan

selama 3-6 bulan.


21

c. Deep Freezer yang jarang dibuka dan temperaturnya tetap ideal (- 20ºC) dapat

bertahan selama 6-12 bulan.

G. Cara memberikan ASI perah dengan gelas atau sendok

1. Pangku bayi dengan posisi setengah duduk dipangkuan ibu.

2. Tempelkan tepi cangkir/sendok kecil berisikan ASI perah pada bibir bawah bayi

sehingga ASI menyentuh bibir bayi dan bayi akan meminum dengan adanya

dorongan pada lidah bayi.

3. Jangan menuangkan ASI kedalam mulut bayi, pegang saja cangkir atau sendok di

atas bibir bayi dan biarkan bayi meminumnya sendiri.

4. Jika bayi merasa cukup kenyang, bayi akan menutup mulutnya (Roesli, 2005).

F. Cara memberikan ASI yang sudah didinginkan pada bayi

1. ASI dipanaskan dengan cara membiarkan botol dialiri air panas yang bukan

mendidih yang keluar dari keran.

2. Merendam botol di dalam baskom atau mangkok yang berisi air panas atau bukan

mendidih.

3. Ibu tidak boleh memanaskan botol dengan cara mendidihkannya dalam panci atau

alat pemanas lainnya kecuali menggunakan alat khusus untuk memanaskan botol

berisi simpanan ASI.

4. Susu yang sudah dipanaskan tidak bisa disimpan lagi (Roesli, 2005).

G. Cara mengetahui ASI yang sudah basi

ASI tidak mungkin bisa basi jika ibu mengikuti pedoman pemompaan atau

pemerasan ASI dan penyimpanan yang baik. ASI yang basi akan mengalami

perubahan bau dan rasa. Bayi juga akan menolak bila ASI perah yang diberikan sudah

basi. Perubahan warna dan rasa dapat terjadi setelah ASI disimpan/didinginkan, tetapi

hal ini tidak menandakan bahwa ASI sudah basi. ASI berada dalam keadaan bersih

ketika memompa/memerah, menyimpan ASI dalam botol yang steril dan tertutup
22

rapat.

ASI lebih tahan lama jika diabandingkan dengan formula. Pada saat berinteraksi

dengan udara luar, yang biasa terjadi bukan pembusukan ASI tetapi lebih merupakan

berkurangnya khasiat ASI, terutama zat yang membantu pembentukan daya imun bayi.

H. Masalah laktasi pada ibu bekerja

Semua ibu harus memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya, diketahui

bahwa saat ini fenomena yang terjadi ibu yang bekerja banyak yang tidak dapat

memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya. Karena ibu yang bekerja memiliki

pemikiran yaitu :

1. Ibu mengkhawatirkan dan beranggapan bahwa ASI yang diberikan kepada bayinya

tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan bayinya saat ibu bekerja.

2. Sebagian besar ibu yang bekerja menghentikan menyusui bayinya dikarenakan alasan

pekerjaan yang memakan waktu.

3. Anggapan ibu mengenai susu formula yang lebih praktis dan terjangkau, lebih mudah

didapatkan sehingga ibu yang bekerja tidak terlalu khawatir (Syarifah, 2008).

2.2 Konsep Dasar Kerja Pada Ibu

2.2.1 Pengertian Pekerjaan

Pekerjaan merupakan kegiatan formal yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.

Pekerjaan yang dilakukan seseorang berpengaruh terhadap orang lain. Pekerjaan yang

diberikan memberikan kepuasan kepada seseorang. Demikian halnya dengan pekerjaan ibu,

pekerjaan ibu menyusui memiliki kaitan dengan pemberian ASI Eksklusif. Ibu menyusui

yang bekerja berat akan berpengaruh terhadap ASI Eksklusif yang diberikan pada bayi

setiap harinya (Hurlock, 2015).

Konsep Pekerjaan Ibu Kerja adalah aktivitas, gawai, kegiatan, operasi. Sedangkan

yang dimaksud dengan pekerjaan adalah operasi, order, proyek, kewajiban, tugas, aktivitas,

kegiatan, kesibukan, urusan, karier, profesi, pencaharian seseorang. (Tesaurus Bahasa


23

Indonesia) Merawat bayi, mulai dari menyusui, memberi makan, memandikan dan lain

sebagainya adalah pekerjaan seorang ibu. Bergesernya zaman menuntut wanita untuk

memiliki peran ganda, selain menjadi ibu, banyak wanita zaman sekarang yang ikut

mencari nafkah untuk membantu perekonomian keluarga.

Pekerjaan yang digeluti bermacam-macam, mulai dari pegawai kantor, pengajar,

tenaga kesehatan atau wiraswasta. Seringnya pekerjaan mengambil waktu para ibu dalam

mengurus anak. Akibat dari kesibukan tersebut membuat waktu mengurus anak menjadi

terpotong. Solusi yang paling mudah adalah dengan mempekerjakan pengasuh bayi atau

baby sitter. Anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kebutuhan fisik, mental

dan perkembangan emosinya. Bermain bukan berarti membuang-buang waktu, juga bukan

berarti membuat anak menjadi sibuk sementara orangtuanya mengerjakan pekerjaannya

sendiri. Anak harus mempunyai cukup waktu untuk bermain. Untuk bermain diperlukan

alat permainan yang sesuai dengan umur dan taraf perkembangannya (Soetjiningsih, 2015).

ASI Ekslusif pada Ibu Bekerja Bekerja adalah melakukan suatu pekerjaan atau

perbuatan (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Menurut Notoatmodjo (2010) mengatakan

pekerjaan adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang sehingga

memperoleh penghasilan. Ibu bekerja adalah ibu yang melakukan suatu kegiatan dengan

tujuan untuk mencari nafkah.

Status pekerjaan merupakan kegiatan yang menyita waktu sehingga berpengaruh

terhadap kegiatan dan keluarganya. Seseorang dapat memperoleh pengalaman dan

pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu hambatan pemberian

ASI, karena ibu tidak mempunyai waktu. Ibu yang sibuk bekerja dalam mencari nafkah

baik untuk kehidupan dirinya maupun untuk membantu keluarga, maka kesempatan untuk

pemberian ASI menjadi berkurang, dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja (Mubarak,

2017).
24

2.2.2 Klasifikasi Pekerjaan

A. Pekerjaan Formal

Pekerjaan yang diatur dan dilindungi oleh peraturan ketenagakerjaan, misalnya

Pegawai Negeri Sipil (PNS), ABRI, karyawan perusahaan swasta, dan Badan Usaha Milik

Negara (BUMN).

B. Pekerjaan Non Formal

Pekerjaan yang keberadaannya atas usaha sendiri, termasuk di dalamnya usaha

mandiri, pedagang, peternak, petani, nelayan, tukang kayu atau bangunan, tukang jahit, jasa

profesi mandiri, dan sebagainya.

C. Tidak Bekerja

Ibu yang tidak bekerja adalah ibu yang sehari-harinya hanya melakukan aktivitas kerja

sebagai ibu rumah tangga, misalnya mengasuh anak, memasak, membersihkan rumah, dan

lain-lain, serta tidak mendapatkan upah yang.

2.3 Kerangka Penelitian

Berdasarkan tinjauan teori dan kerangka teori diatas maka dapat dibuat kerangka

konsep sebagai berikut:

Variabel independen variabel Dependen

Pemberian ASI
Status Pekerjaan Ibu Eksklusif

2.2 Gambar Kerangka konsep

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Tidak adanya hubungan antara status pekerjaan ibu terhadap pemberian ASI eksklusif

di Desa pudun Jae Lingkungan IV kecamatan padangsidimpuan Batunadua kota

padangsidimpuan.
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional yang bersifat

analitik. Menurut Notoatmodjo (2012), penelitian analitik obeservasional adalah

suatu pengamatan atau pengukuran yang mencoba menggali bagaimana dan

mengapa fenomena kesehatan itu terjadi tanpa dilakukan manipulasi atau

intervensi apapun yang kemudian di analisis.

3.1.2. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian cross sectional. Menurut

Notoatmodjo (2012), rancangan penelitian cross sectional adalah suatu penelitian

untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor yang berpengaruh dengan efek,

dengan cara pendekatan observasional atau sekaligus pengumpulan data pada

waktu (point time approach). Setiap subjek penelitian diobservasi satu kali dan

dilakukan pengukuran terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat

pemeriksaan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Pudun Jae Lingkungan IV Kecamatan

Padangsidimpuan Batunadua Kota Padangsidimpun Tahun 2021. dengan alasan

belum pernah ada sebelumnya yang melakukan penelitian mengenai Hubunga

25
26

Status Pekerjaan Ibu Terhadap Pemberian Asi Ekslusif di Desa Pudun Jae

Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua Kota Padangsidimpun Tahun 2021.

3.2.2 Waktu Penelitian

Mei Juni Juli Agustus September


No Uraian
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 Pengajuan
Judul
2 Acc judul
3 Persiapan
Skripsi
4 Acc ujian
Skripsi
5 Persiapan
penelitian
6 Pelaksanaa
n penelitian
7 Tabulasi
hasil
8 Ujian
Skripsi
9 Perbaikan
pengetikan
10 Penyerahan
hasil

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bekerja

yang mempunyai bayi usia 6 – 12 bulan Desa Pudun Jae Lingkungan IV

Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua kota padangsidimpuan tahun 2021

sebanyak 151 orang.


27

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah

dari karateristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2014). Dalam penelitian ini

menggunakan teknik Accidental sampling. Accidental sampling adalah teknik

penentuan sampel berdasakan kebetulan, yaitu yang secara kebetulan bertemu

dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang

kebetulan ditemui itu cocok sebagai sampel di tempat penelitian (Notoatmodjo,

2014). Pengambilan sampel dilakukan di posyandu-posyandu yang berada di

wilayah desa pudun jae pada saat imunisasi dan setiap ibu yang mempunyai bayi

di atas 6 bulan yang datang ke puskesmas wilayah desa pudun jae. Jadi besar

sampel pada penelitian ini adalah 72 responden. Penelitian ini di lakukan pada

bulan Oktober.

3.4 Defenisi Operasional

Defenisi operasional variabel adalah uraian tentang batasan variabel atau hal

yang diukur oleh variabel (Notoadmojo, 2016). Batasan ini menjadi item kuisoner

untuk dijadikan sebagai alat pengukuran Hubungan Status Pekerjaan IbuTerhadap

Pemberian Asi Ekslusif di Desa Pudun Jae Kecamatan Padangsidimpuan

Batunadua Kota Padangsidimpun Tahun 2021.

Tablet 3.1
Defenisi operasional dan skala ukur
Variabel Kategori dan S
No Defenisi Alat Ukur
Penelitian Kriteria kala
Variabel Independent
1 Status Suatu kondisi Kuesioner 1. Bekerja Ordinal
Pekerjaan dimana Ibu 2. Tidak bekerja
ibu melakukan
kegiatan rutin
yang dilakukan
28

dalam upaya
mendapatkan
penghasilan
untuk memenuhi
kebutuhan
Variabel Dependent
2 Pemberian Pemberian ASI Kuesioner 1. Asi ekslusif Nominal
Asi Eksklusif adalah 2. Tidak ASI EKslusif
Ekslusif pemberian asi
tanpa makanan
tambahan lain
sampai bayi
berumur 6 bulan

3.5 Tehnik dan instrument Pengumpulan data

3.5.1 Tehnik Pengumpulan Data

Alat yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

lembaran kuesioner yang berupa kalimat pernyataan dan berisikan data tentang

pengetahuan yang terdiri dari 28 soal. Dari ke 28 soal pada kuesioner yang

diajukan ini (kuesioner terlampir) akan dicoba untuk menguji vadilitas dan

reliabilitas. Soal yang digunakan sebagai alat penelitian adalah soal yang valid

dan reliable.

Pengumpulan data adalah langkah yang sangat penting dalam penelitian.

Pengumpulan data harus dilakukan secara sistematis, terarah, dan sesuai dengan

masalah penelitian (Sulistyaningsi, 2011).

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi

mengumpulkan referensi untuk menyusun proposal dan melakukan studi

pendahuluan untuk mencari data/masalah yang menguatkan teori yang sudah ada.

Proposal disusun dan sidang proposal dilaksanakan setelah mendapatkan

persetujuan dari pembimbing dan menyesuaikan jadwal antara pembimbing


29

dengan penguji. Peneliti mengajukan surat permohonan untuk melakukan

penelitian di Desa Pudun Jae Lingkungan IV. Setelah mendapatkan surat

permohonan dari Rektor Universitas Haji Sumatera Utara, peneliti bertemu dan

memohon izin kepada pihak kepala desa Pudun Jae untuk dapat melakukan

penelitian dengan menjelaskan maksud, tujuan, prosedur dan manfaat dari

penelitian yang akan dilakukan sekaligus membuat membuat jadwal penelitian

yang direncanakan ditempat tersebut.

Kegiatan pada tahap awal pelaksanaan meliputi datang ke lokasi penelitian

pada saat kegiatan posyandu setelah mendapatkan ijin dari pihak yang berwenang.

Ibu bekerja yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan diberikan penjelasan maksud

dari penelitian agar ibu bersedia menjadi responden penelitian. Ibu yang bersedia

menjadi responden penelitian diminta untuk menandatangani surat persetujuan

menjadi responden. Kemudian dilakukan pembagian kuesioner yang diisi oleh

responden.

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis. Hasilnya akan disajikan

dalam bentuk tabulasi dan akan dibahas sesuai teori.

3.6.2 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data berupa lembaran

kuisioner yang berisi beberapa pertanyaan tertulis mengenai pertanyaan tertulis

mengenai ibu dan pemberian asi esklusif pada bayinya kuisioner ini ini dibuat

agar responden dapat menjawab berdasarkan pengalaman yang sudah ada,

penilaian kuisioner berdasarkan indikator dibwah :


30

1. Pemberian ASI esklusif, jika jawaban soal no 1 sampai no 3 total scor

berjumlah 3.

2. Pemberian ASI esklusif, jika jawaban soal no 1 sampai no 3 total scor

berjumlah > 3.

3. Pekerjaan formal, jika jawaban soal no 1 skornya 1atau 2

4. Pekerjaan formal, jika jawaban soal no 1 skornya 3,4,5

3.6 Pengolahan dan Teknik Analisa Data

3.6.1 Pengolahan Data

Setelah data terkumpul selanjutnya akan dilakukan pengolahan data dengan

cara sebagai berikut :

1. Editing (pengeditan data)

Editing merupakan langkah untuk meneliti kelengkapan pengisiian,

kesalahan, konsistensi, dan relevansi dari setiap jawaban yang diberikan oleh

responden dalam wawancara. Editing dilakukan pada setiap daftar

pertanyaan yang sudah diisi. Peneliti mengumpulkan dan memeriksa kembali

kelengkapan jawaban dari kuesioner yang diberikan. Hasil editing didapatkan

semua data terisi lengkap dan benar, tetapi apabila tidak memungkinkan,

maka pertanyaan yang jawabannya tidak lengkap tersebut tidak diolah atau

dimasukkan dalam pengolahan “data missing” (Notoadmodjo, 2012).

2. Coding

Setelah kuesioner diedit, selanjutnya dilakukan peng “kodean” atau “coding”,

yaitu mengubah data dalam bentuk kalimat atau huruf menjadi data angka
31

atau bilangan (Notoadmodjo, 2012).

Hal yang dilakukan dalam coding data meliputi pemberian kode pada setiap

kategori pada variable, meliputi :

1) Variabel independen yaitu pekerjaan ibu, antara lain :

a. Pekerjaan non formal, kode 1

b. Pekerjaan formal, kode 2

2) Variabel dependen yaitu pemberian ASI eksklusif, antara lain :

a. Memberikan ASI eksklusif, kode 1

b. Tidak memberikan ASI eksklusif, kode 2

3. Cleaning data (pembersihan data)

Pada tahap ini data yang ada ditandai dan diperiksa kembali untuk

mengoreksi kemungkinan suatu kesalahan yang ada (Hidayat, 2009).

4. Tabulating

Tabulating dilakukan ketika semua masalah editing dan coding telah

terselesaikan. Tabulating dalam penelitian ini menggunakan table ditribusi

frekuensi, setelah data terkumpul melalui angket, kemudian ditabulasi dan

dikumpulkan sesuai dengan variabel (Arikunto, 2006).

Pada tahap ini, data disusun dalam bentuk tabel. Tahap ini dianggap telah

selesai proses dan disusun dalam suatu format yang dirancang. Tabulasi data

meliputi pekerjaan ibu antara pekerjaan formal dan pekerjaaan non formal.

Sedangkan pemberian ASI antara yang memberikan ASI eksklusif dan tidak

memberikan ASI eksklusif.


32

5. Memasukkan data (Data Entry) atau Processing

Data entry adalah kegiatan memasukkan data hasil penelitian ke dalam

tabel distribusi frekuensi (Notoadmodjo, 2012). Dalam penelitian ini

menggunakan “softwere” komputer SPSS for Windows.

3.6 Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin ke

Kepala Lingkungan Desa Pudun Jae Lingkungan IV untuk memohon izin

pelaksanaan penelitian. Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti mulai

melakukan penelitian dengan mengisi lembar observasi dengan menekankan pada

masalah etika yang meliputi ( Hidayat, 2015 ).

1. Informed concent (Persetujuan Penelitian)

Lembar persetujuan diedarkan sebelum penelitian dilaksanakan agar

responden mengetahui maksud tujuan dan manfaat penelitian. Jika responden

bersedia diteliti mereka harus menandatangani lembar persetujuan, jika tidak

peneliti harus menghormati hak-hak responden.

2. Anonimity ( Tanpa Nama)

Selama kegiatan penelitian nama dari responden tidak digunakan sebagai

penggantinya peneliti menggunakan nomor responden.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Responden dijaga ketat yaitu dengan cara merahasiakan informasi-informasi

yang didapat dari responden, dan informasi tersebut hanya untuk kepentingan

penelitian.
33

3.7 Metode Analisa data

1. Uji Instrumen Penelitian

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalitan atau ke

sahihan suatu instrumen. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Arikunto,201). Uji

validitas menggunakan korelasi pearson product moment. Sesuatu instrument

dikatakan valid atau tidak apabila korelasi setiap butiran soal memiliki sifat

positif dan nilai rhitung > r tabel atau nilai t hitung ( Hidayat, 2015).

Dari tabel hasil output SPSS diketahui nilai validitas terdapat pada kolom

Corrected Item-Total Correlation 0,408 yang artinya nilai korelasi antara skor

setiap butir dengan skor total pada tabulasi jawaban responden. Hasil validitas

dari pada variabel dapat dinyatakan valid karena semua nilai koefisien lebih

besar dari 0,01 dan nilai dari Pearson Correlation 0,339 yaitu lebih besar dari

0,01.

b. Uji Realibilitas

Uji reliabilitas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur konsistensi

kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Dapat dikatakan

reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten

atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2014).Adapun hasil uji reliabilitas pada

penelitian ini, hasil output SPSS diketahui nilai Cronbach’s Alpha Based on

Standardzed item 0,683 menunjukkan hasil uji reliabilitas pada penelitian ini
34

lebih besar dari 0,01 artinya pernyataan pada kuesioner memenuhi ketentuan

reliabilitas.
36

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang diteliti dalam penelitian ini meliputi: Umur/Usia,

pekerjaan, Pendidikan dan sikap ibu dapat dilihat pada table 4.1

4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Terhadap Pemberian ASi Eksklusif di


desa Pudun Jae lingkungan IV Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua Kota
Padangsidimpuan Tahun 2021
No Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Umur/Usia
< 20Tahun 16 22,2
20-35 Tahun 44 61,1
>35 12 16,7
Jumlah 72 100,0
Berdasarkan Tabel 4.1 dari 72 responden menunjukkan bahwa sebagian besar

responden yang terbanyak terdapat pada kelompok umur 20-30 tahun sebanyak 44 orang

(61.1%) dan paling sedikit pada kelompok umur 31- 45 tahun yaitu 12 orang (16.7%).

4.1.2 Distribusi Jenis Pekerjaan pada ibu bekerja di Desa pudun jae Lingkungan
IV Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua kota Padangsidimpuan

Untuk melihat status Pekerjaan pada ibu bekerja di Desa pudun jae

Lingkungan IV Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua kota Padangsidimpuan

dijabarkan pada tabel 4.2 :

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi berdasarkan Status pekerjaan pada ibu di Desa
pudun jae Lingkungan IV Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua
kota Padangsidimpuan.
No Status Bekeja Frekuensi (f) %
1 Bekerja 45 62,7
2 Tidak bekerja 27 37,5
Jumlah 75 100
Berdasarkan tabel 2, responden yang memiliki pekerjaan sebanyak 45
responden (62.5%) dan responden yang tidak memiliki pekerjaan sebanyak 27
responden (37.5%)

35
37
36

4.1.3 Distribusi Pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja di kelurahan Desa
pudun jae Lingkungan IV Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua kota
Padangsidimpuan

Untuk melihat pemberian ASI Ekslusif pada ibu bekerja di Desa pudun jae
Lingkungan IV Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua kota Padangsidimpuan
dijabarkan pada tabel 4.3 :
Table 4.3 Distribusi Pemberian ASI eksklusif pada ibu bekerja di Desa pudun jae
Lingkungan IV Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua kota
Padangsidimpuan

No Pemberian ASI eksklusif Frekuensi (f) %


1 Asi eksklusif 27 38,9
2 Tidak ASI eksklusif 44 61,7
Jumlah 72 100
Berdasarkan tabel 3, responden yang memberikan asi eksklusif hanya 28 orang

(38.9 %) sedangkan yang tidak memberikan asi eksklusif ada 44 orang (61.6 %).

4.1.4 Status pekerjaan ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif di Desa pudun jae
Lingkungan IV Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua kota
Padangsidimpuan tahun 2021
Untuk melihat hubungan status terhadap pemberian ASI secara Eksklusif di Desa
pudun jae Lingkungan IV Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua kota
Padangsidimpuan dijabarkan pada tabel 4.4 :
Tabel 4.4 Tabulasi silang status pekerjaan ibu dan pemberian ASI eksklusif di Desa
pudun jae Lingkungan IV Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua kota
Padangsidimpuan
Asi eksklusif
Total Nilai
Asi Non Asi
Status pekerjaan P
No eksklusif eksklusif
F % F % F %
1 Bekerja 3 4,2 42 58,3 45 100,0
2 Tidak bekerja 25 34,7 2 2,8 27 100,0 0,000
Total 29 38,9 44 61,1 72 100

Berdasarkan tabel 4, responden yang memberikan asi eksklusif dari ibu yang bekerja

dan memberikan asi ekslusif yaitu hanya 3 orang (4,2%) sedangkan ibu yang bekerja dan

memberikan asi eksklusif yaitu (2,8 %) yaitu hanya 2 orang.


37

4.2 Pembahasan

4.2.1 Hubungan antara jenis pekerjaan ibu dengan pemberian asi eksklusif

Berdasarkan status pekerjaan Ibu menunjukan bahwa responden dengan status

pekerjaan bekerja yaitu 45 responden (62,5%) dan status pekerjaan tidak bekerja yaitu 27

responden (37,5%). Menurut Danso (2014) ibu yang bekerja mengalami kesulitan dalam

memberikan ASI eksklusif karena harus membagi waktu dengan pekerjaannya, selain itu

pengaruh dari anggota keluarga juga mempengaruhi praktik pemberian ASI eksklusif.

Dukungan keluarga sangat penting dalam suksesnya menyusui, terutama untuk ASI

eksklusif. Dukungan emosional keluarga sangat berarti dalam menghadapi tekanan luar

yang meragukan perlunya ASI. keluargalah yang menjadi benteng pertama saat ibu

mendapat godaan yang datang dari keluarga terdekat, orangtua atau mertua. Keluarga juga

harus berperan dalam pemeriksaan kehamilan, menyediakan makanan bergizi untuk ibu

dan membantu meringankan pekerjaan istri. Kondisi ibu yang sehat dan suasana yang

menyenangkan akan meningkatkan kestabilan fisik ibu sehingga produksi ASI lebih baik.

Lebih lanjut keluarga jugaingin berdekatan dengan bayinya danberpartisipasi dalam

perawatan bayinya, walau waktu yang dimilikinya terbatas.

Berdasarkan distribusi Pemberian ASI ekslusif menunjukan bahwa, sebagian besar

responden menyatakan tidak memberikan ASI eksklusif yakni 44 responden (61,1%),

sedangkan yang memberikan ASI eksklusif yakni 28 responden (38,9%). Hal ini

dikarenakan adanya faktor status pekerjaan ibu yang menyebabkan pemberian ASI

eksklusif tidak terlaksana. Menurut Mohanis (2014), menyebutkan bahwa memberikan

ASI Eksklusif kepada bayi sangat menguntungkan untuk tumbuh kembang bayi, namun

masih banyak juga ibu-ibu dengan berbagai alasan tidak memberikan ASI Eksklusif pada

bayinya, sehingga cakupan pemberian ASI Eksklusif tidak tercapai. Hasil tabel silang

antara variabel status pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif diperoleh hasil :
38

responden dengan status pekerjaan bekerja dan memberikan ASI eksklusif sebanyak 3

responden (6,7%), status pekerjaan bekerja dan tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak

42 responden (93.4%), status pekerjaan tidak bekerja dan memberikan ASI eksklusif

sebanyak 25 responden (92,6%) serta status pekerjaan tidak bekerja dan tidak memberikan

ASI eksklusif sebanyak 2 responden (7,4%). Berdasarkan hasil analisis chi- square

hubungan antara status pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif diperoleh nilai

signifikan (pvalue) sebesar 0,000 (> 0,05) dan kesimpulan yang diperoleh Maka,

interpretasi dari analisa ini adalah ada hubungan antara status pekerjaan dengan pemberian

ASI eksklusif di wilayah desa pudun jae lingkungan IV, dimana hubungan tersebut

terdapat korelasi negatif yang signifikan, hal itu dapat dilihat bahwa semakin sibuk ibu

dalam bekerja semakin sedikit ibu yang memberikan ASI eksklusif Hal ini menunjukkan

bahwa ada kecenderungan pada ibu yang bekerja tidak memberikan ASI eksklusif karena

sedikitnya kesempatan untuk memberikan ASI secara eksklusif yang terbentur dengan

kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan.

Hasil diatas menunjukan bahwa apabila status pekerjaan ibu bekerja maka besar

kemungkinan ibu tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya, dan apabila status

pekerjaan ibu tidak bekerja maka besar kemungkinan ibu dapat memberikan ASI

eksklusifnya. Karena kebanyakan ibu bekerja, waktu merawat bayinya lebih sedikit,

sehingga memungkinkan ibu tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Sebenarnya

apabila ibu bekerja masih bisa memberikan ASI eksklusif pada bayinya dengan cara

memompa atau dengan memerah ASI, lalu kemudian disimpan dan diberikan pada bayinya

nanti. Kebanyakan ibu yang bekerja tidak memberikan ASI esklusif pada bayinya. Ada

pula ibu yang bekerja dapat memberikan ASI ekslusif pada bayinya sebanyak 3 responden

(6,7%), kini banyak ibu bekerja memutuskan untuk tetap menyusui. Salah satu upaya yang

bisa dilakukan adalah memerah ASI. Ibu bisa memerah ASI dengan baik agar manfaatnya

tidak berkurang. ASI perah adalah ASI yang diambil dengan cara diperas dari payudara
39

untuk kemudian disimpan dan nantinya diberikan kepada bayi.

Sebanyak 2 responden (25,81%) ibu rumah tangga juga memberikan ASI dan

makanan serta cairan lain kepada bayinya, diantaranya yaitu susu formula ibu beralasan

karena merasa nyeri pada payudara saat menyusui sehingga pemberian ASI diselingi

dengan susu formula dan juga karena merasa tidak punya waktu untuk selalu memberikan

ASI eksklusif disebabkan banyaknya pekerjaan rumah yang menguras waktu dan tenaga.

Adapula berbagai faktor yang dapat menyebabkan ibu tidak memberikan ASI eksklusif

meski ibu tidak memiliki pekerjaan di luar rumah, yaitu pertama faktor pendidikan dan

pengetahuan, makin tinggi pendidikan seseorang, maka makin mudah untuk menerima

informasi sehingga semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki.

Hubungan Status Pekerjaan dengan Pemberian ASI Eksklusif ini memperoleh hasil

yang sama dengan penelitian Dahlan, dkk (2013). Apabila status ibu adalah bekerja maka

besar kemungkinan bagi ibu untuk tidak memberikan ASI eksklusif, hal itu dikarenakan

banyak waktu yang ibu habiskan untuk pekerjaannya. Namun sebaliknya bila status ibu

adalah tidak bekerja maka besar kemungkinan bagi ibu untuk memberikan ASI eksklusif,

karena banyak waktu luang ibu yang dapat digunakan untuk merawat dan memberikan

kasih sayang untuk bayinya.

4.3 Keterbatasan Penelitian

Kelemahan pada penelitian ini dikarenakan kurangnya menambahkan kategori ibu

tidak bekerja (ibu rumah tangga) pada variabel independen (variabel resiko) sehingga pada

hasil penelitian ini didapatkan tidak ada hubungan yang bermakna antara pemberian ASI

eksklusif dengan jenis pekerjaan responden. Penambahan kategori ibu tidak bekerja pada

variable independen dapat merubah populasi pada penelitian ini adalah semua ibu bekerja

dan tidak bekerja yang mempunyai bayi usia 6-12 bulan di Desa Pudun Jae Lingkungan IV

kecamatan Padangsidimpuan Batunadua Kota Padangsidimpuan.


BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian yang berjudul

“Hubungan Status Pekerjaan Ibu Terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Desa Pudun Jae LK

IV Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua Kota Padangsidimpuan 2021” dapat

disimpulkan

1. Ibu yang bekerja secara formal sebayak 65,3 % dan yang tidak bekerja secara non

formal yaitu sebanyak 26%, Ibu bekerja yang membeikan secara eksklusif yaitu

sebanyak 22,7 % dan yang tidak memberikan secara eksklusif sebanyak 77,3 %.

2. Hubungan status pekerjaan ibu terhadap pemberian asi eksklusif yaitu ibu yang

bekerja secara formal hanya 20,4 % yang memberikan asi secara eksklusif dan hanya

9,3 % ibu yang bekerja secara non formal memberkan ASI eksklusif

3. Dari hasil penelitian didapatkan sikap ibu yang bekerja secara formal secara positif

sebanyak 88,2 % dan sikap ibu yang bekerja secaa non formal yaitu 96,6 % yang

menyususi bayinya secara eksklusif.

4. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di wilayah kerja puskesmas

padangsidimpuan batunadua didapatkan sebagian besar responden tidak memberikan

ASI eksklusif pada bayinya saat bekerja sehingga terdapat hubungan yang signifikan

antara status pekerjaan ibu dengan pemberian asi ekslusif.

5.2 Saran

1. Bagi tenaga kesehatan

a. Meningkatkan pemberian informasi/penyuluhan mengenai ASI eksklusif dan

manajemen laktasi kepada ibu bekerja sejak masa hamil sampai dengan

menyusui.

40
41

b. Meningkatkan pemberian dukungan dan motivasi kepada ibu bekerja yang akan

menyusui untuk selalu memberikan ASI eksklusif sejak masa kehamilan hingga

masa menyusui sampai bayi berusia 6 bulan.

2. Institusi Penelitian

Diharapkan dengan adanya penelitian ini akan menambah informasi dalam

perkembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai hubungan status pekerjaan ibu

terhadap pemberian ASI eksklusif.

3. Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat menjadi referensi awal dalam melanjutkan

penelitian yang sama serta menambah variabel penelitian agar penelitian tersebut dapat

semakin akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2015. Prosedur penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta

Azzisya, S., 2016. Sukses Menyusui Meski Bekerja. Gema Insane, Jakarta.

Damayanti, N., S. 2012. Hubungan Pengetahuan Ibu Bekerja tentang ASI


Eksklusif dengan Status pemberian ASI Eksklusif. Diunduh 2 Agustus
2017 dari https://digilib.uns.ac.

Depkes RI. (2005). Manajemen Laktasi. Jakarta : Depkes RI

Fatmawati. 2017. Hubungan Status Ekonomi Orangtua Dengan Pemberian Asi


Eksklusif Pada Bayi Usia 0-6 Bulan Di Baki Sukoharjo. Diunduh 6 July
2021 dari http://eprints.ums.ac.id/27178/13/02.Naskah_Publikasi.pdf.

Fitriyani, mofina, 2017. Hubungan Satus Ibu Pekerjaan terhadap Pemberian Asi
Eksklusif. Jurnal Endurance Vol 2 No. 2.

Haryono, Rudi dan Sulis setianingsih. 2017. Manfaat Asi Eksklusif Untuk Buah
Hati Anda. Yogyakarta: Gosyen.

Hidayat. 2011. Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika
.
Hurlock, 2015. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Edisi ke-V, Jakarta.

IDAI. 2010. Indonesia Menyusui. Jakarta: Badan Penerbit IDAI

Kementerian Kesehatan RI. (2014). Pedoman Pengelolaan Air Susu Ibu di


Tempat Kerja. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

-----------------------------------. (2016). Situasi dan Analisis ASI Eksklusif. Jakarta:


Kementerian Kesehatan RI.

-----------------------------------. (2018). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta:


Kementerian Kesehatan RI.

Maritalia, 2016. ASI, Menyusui dan Sadari.Yogjakarta : NuhaMedika

Mohanis, W., 2014. Peran Petugas Kesehatan Dan Status Pekerjaan Ibu Dengan
Pemberian Asi Eksklusif. J. Kesehat. Masy. 8, 40– 45.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2014, Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan,
Rineka Cipta, Jakarta

Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Nugroho, T., dkk. 2014. Buku ajar asuhan kebidanan nifas (askeb 3).
Yogyakarta : Nuha Medika
Nursalam, 2015. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.
Ediisi 3. Jakarta. Salemba Medika.

Profil Kesehatan Sumatera Utara, 2019. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera


Utara.

Puspita, D.E. 2016. Hubungan Status Pekerjaan Ibu Dengan Pemberian Asi
Eksklusif Pada Bayi Usia 7-12 Bulan Di Dusun Sari Agung Wonosobo.
Diunduh 28 Juli 2021 dari
http://opac.unisayogya.ac.id/1855/1/NASKAH520PUBLIKASI.pdf.

Prasetyono, D. S. 2015. Buku Pintar Asi Eksklusif, Pengenalan, Praktik dan


KemanfaatanKemanfaatannya. Yogyakarta : Diva Press.

Roesli, Utami. 2015. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Tribus Agriwidya.

Roesli, Utami. 2016. Mengenal ASI Eksklusif Seri Satu. Jakarta: Trubus
Agriwidya.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

WHO. Maternal Mortality: World Health Organization; 2018.


Lampiran 4. Inform Consent
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Judul : Hubungan Status Pekerjaan Ibu Terhadap Pemberian ASI


Eksklusif di Desa Pudun Jae Lingkungan IV Kecamatan
Padangsidimpuan Batunadua kota Padangsidimpuan 2021

Nama : Lesti Annisa Siregar


Nim : 2015302143

Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan untuk


menyelesaikan tugas akhir program Studi Ilmu Kebidanan Program Sarjana
Terapan Kebidanan yang bertujuan untuk mengetahui “Hubungan Status
Pekerjaan Ibu Terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Desa Pudun Jae
Lingkungan IV Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua kota
Padangsidimpuan 2021”
Responden dalam penelitian ini bersifat sukarela. Anda mempunyai hak
bebas partisipasi atau menolak menjadi responden, jika anda tidak bersedia saya
akan tetap menghargai dan tidak akan mempengaruhi terhadap proses penelitian.
Peneliti akan menjamin kerahasiaan identitas anda dan jawaban yang anda
berikan. Informasi yang anda berikan akan saya simpan kerahasiaannya. Anda
mempunyai hak bertanya dengan bebas tentang penelitian ini.

Medan, Oktober2021
Responden Peneliti

( ) (Lesti Annisa Siregar )


Lampiran 5. Kuesioner Penelitian

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI


EKSKLUSIF DI DESA PUDUN JAE LINGKUNGAN IV
KECAMATANPADANGSIDIMPUAN BATUNADUA
KOTA PADANGSIDIMPUAN
TAHUN 2021

No responden :
Tanggal penelitian :
I. Petunjuk pengisian
1. Untuk data umum, mohon kuesioner ini dijawab sejujurnya sesuai dengan
keadaan sodara
2. Untuk data khusus, baca dan cermati pertanyaan yang sudah tersedia dan
jawablah pertanyaan dengan mengisi salah satu jawaban yang menurut
saudarabbenar dengan memberi (x) pada jawaban yang saudara pilih
3. Bila ada pertanyan yang kurang jelas responden dapat bertanya pada
peneliti
II. Data umum
1. Umur ibu :
2. Umur bayi :
3. Jumlah anak :
4. Pendidikan terakhir ibu :
III. Data khusus
A. Pekerjaan
1. Apakah pekerjaan ibu saat bayi usia 0-6 bulan?
a. PNS, ABRI (1)
b. Karyawan perusahaan swasta dan badan usaha (2)
c. Wiraswasta dan pedangan (3)
d. Pekerjaan lainnya, sebutkan………………. (5)
2. penghasilan keluarga perbulan
a. < Rp.1.000.000,00 (1)
b. Rp.1.000.000,00 – Rp.2.000.000,00 (2)
c. Rp.2.000.000,00 (3)
3. Berapa jarak umah dengan ibu bekerja ?
a. < 10 km (1)
b. 11-12 km (2)
c. 21-40 km (3)
d. > 40 km (4)
4. Apakah ibu bekerja di luar rumah dalam sehari selama >7 jam?
a. Ya (1)
b. Tidak (2)
5. Apakah istirahat di tempat kerja ibu > 1 jam?
a. Ya (1)
b. Tidak (2)
B. Fasilitas laktasi di tempat kerja
1. Apakah ada tempat penitipan anak di (TPA) yang tersedia ditempat kerja
atau disekitar lingkungan kerja ?
a. Ya (1)
b. Tidak (2)
2. Apakah ibu mempunyai ruangan kerja sendiri ?
a. Ya (1)
b. Tidak (2)
3. Apakah di tempat fasilitas ada tempat penyimpanan ASI?
a. Ya, sebutkan………… (1)
b. Tidak (2)
4. Apakah ibu mempuyai tempat ruangan khusus untuk menyusui di tempat
kerja?
a. Ya (1)
b. Tidak (2)

C. Pemberian ASI
1. Makanan apa saja yang ibu berikan, pada saat bayi berusia 0-6 bulan?
a. ASI saja (1)
b. Susu fomula(2)
c. ASI+ susu formula
d. Air tajin bubur tim, pisang dll (selain ASI dan susu formula) (4)
2. Ketika bayi ibu berusia 0-6 bulan asupan pendamping apa yang ibu
berikan (kecuali vitamin dan obat)
a. Tidak ada (1)
b. Susu formula (2)
c. Bubur tim halus (3)
d. Air tajin (4)
3. Sejak kapan ibu memberikan makanan tambahan selain ASI?
a. 0-1 bulan (4)
b. 2-3 bulan (3)
c. 4-6 bulan (2)
d. 6 bulan (1)
4. Apa alas an ibu memberikan asupan pendamping ASI pada bayi berusia 0-
6 bulan ? * khusus ibu yang memberikan tambahan makanan selain ASI
a. Asi tidak keluar / kurang (1)
b. Meniru teman atau tetangga orang terkemuka memberikan susu botol
(2)
c. Ibu sakit (3)
d. Ibu bekerja (4)

D. Pemberian asi perah


 Apabila total skor 1-3 : tidak memberikan asi perah
 Apabila total skor 4 : tidak memberikan asi perah dengan benar
 Apabila total skor 5-6 : tidak memberikan asi perah dengan salah
1. Apakah ibu memberikan ASI perah pada bayi saat ibu bekerja ?
a. Ya (2)
b. Tidak (1)
Jika jawaban tidak, langsung ke pertanyaan no.1 point E
2. Jika ibu memerah ASI , bagaimana cara menyimpan ASI
a. Kulkas/ coolpack/ freezer(1)
b. Lemari makan (2)
3. Apa yang ibu lakukan ketika ibu bekerja dan tetap memberikan ASI
kepada bayi ibu ?
a. Menyusui bayi sebelum dan sepulang bekerja, serta mempersiapkan
persediaan ASI pernah di lemari es selama ibu bekerja. Tetap berusaha
memompa setiap 3 jam selama bekerja dan menyimpan di lemari
es/cool/freezer (1)
b. Menyusui bayi sebelum dan sepulang bekerja, selama bekerja diberikan
susu formula(2)
c. Tetap memompoa setiap 3 jam selama bekerja, dab di simpan di
ruangan terbuka (3)
d. Menyusui bayi sebelum dan sepulang sekolah dan di simpan di ruangan
terbuka (4)
E. Dukungan suami
1. Bagaimana sikap suami terhadap keinginan ibu memberikan untuk tetap
menyusui bayinya sendiri meskipun ibu telah masuk kerja kembali ?
a. Mendukung penuh (1)
b. Tidak bersikap apa-apa atau terserah ibu (2)
c. Melarang atau tidak mendukung
F. Sikap ibu bekerja terhadap pemberian ASI esklusif pada bayinya
Petunjuk pengisian :
Berikan tanda (√) pada kolom yang tersedia, pada jawaban yang palig
sesuai dengan pilihan anda
Sangat tidak setuju (5), tidak setuju (4), tidak tahu (3),setuju (2), sangat
setuju (1)
Penilaian sikap dikatakan positif, jika total score < 30
Penilaian sikap dikatakan negatif, jika total score > 30

No Pertanyaan Sangat Tidak Tidak Setuju Sangat


tidak setuju tahu setuju
setuju
1 Cuti melahirkan lebih dari 3 bulan
seharusnya diberikan keppada wanita
yang bekerja
2 Ibu yang bekerja harus diijinkan untuk
menyusui beyinya atau memerah ASI
dalam jam bekera
3 Ibu yang bekera tidak perlu
menyusuibayinya secara esklusif (6
bulan)
4 Peran suami tidak penting dalam
mendukung keberhasilan menyusui pada
ibu bekerjan
5 Menyusui memberikan citra keibuan dan
kewanitaan bagi seorang ibu
6 Ibu yang bekerja tidak dapat menyusui
bayinya secara esklusif karena
keterbatasan waktu menyusui dan sebab
bekerja
7 Ibu yang bekerja harus membiasakan
menyusu dari botol
8 Jika suami tidak membantu pekerjaan
rumah tangga/ mengurus bayi, ibu yang
bekerja akan mengalami kesulitan untuk
memberikan ASI
9 Ibu yang bekerja harus menyusui sesering
mungkin bila dirumah
10 Saya akan merasa bahagia dapat
menyusui bayi saya cara esklisif
Master tabel
respond Status Pekerjaan ibu tot nil katag respond pemberian asi tota nil katag
en al ai ori en l ai ori
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8
1 4 4 1 2 1 2 4 2 4 4 28 1 tidak 1 3 4 4 4 2 4 4 3 28 1 tidak
baik baik
2 3 5 3 2 3 2 3 2 3 5 31 2 baik 2 5 5 3 3 2 3 5 5 31 2 baik
3 4 5 4 2 4 2 4 2 4 5 36 2 baik 3 4 5 4 4 2 4 5 4 32 2 baik
4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 5 45 2 baik 4 5 5 4 4 5 4 5 5 37 2 baik
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 2 baik 5 5 4 4 4 4 4 4 5 34 2 baik
6 4 4 4 5 4 5 4 5 4 4 43 2 baik 6 5 4 4 4 5 4 4 5 35 2 baik
7 5 2 4 3 4 3 5 3 5 2 36 2 baik 7 4 4 5 5 3 5 2 4 32 2 baik
8 5 2 4 2 4 2 5 2 5 2 33 2 baik 8 5 3 5 5 2 5 2 5 32 2 baik
9 3 5 5 4 5 4 3 4 3 5 41 2 baik 9 5 5 3 3 4 3 5 5 33 2 baik
10 4 1 5 3 5 3 4 3 4 1 33 2 baik 10 4 5 4 4 3 4 1 4 29 1 tidak
baik
11 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 36 2 baik 11 5 5 4 4 4 4 2 5 33 2 baik
12 4 3 5 3 5 3 4 3 4 3 37 2 baik 12 5 4 4 4 3 4 3 5 32 2 baik
13 4 3 5 3 5 3 4 3 4 3 37 2 baik 13 5 4 4 4 3 4 3 5 32 2 baik
14 5 1 5 5 5 5 5 5 5 1 42 2 baik 14 4 5 5 5 5 5 1 4 34 2 baik
15 5 2 4 5 4 5 5 5 5 2 42 2 baik 15 2 1 5 5 5 5 2 2 27 1 tidak
baik
16 4 3 5 5 5 5 4 5 4 3 43 2 baik 16 3 2 4 4 5 4 3 3 28 1 tidak
baik
17 5 3 5 4 5 4 5 4 5 3 43 2 baik 17 2 3 5 5 4 5 3 2 29 1 tidak
baik
18 5 3 5 4 5 4 5 4 5 3 43 2 baik 18 3 3 5 5 4 5 3 3 31 2 baik
19 3 2 2 4 2 4 3 4 3 2 29 1 tidak 19 3 5 3 3 4 3 2 3 26 1 tidak
baik baik
20 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 48 2 baik 20 1 5 5 5 5 5 4 1 31 2 baik
21 5 2 1 5 1 5 5 5 5 2 36 2 baik 21 2 4 5 5 5 5 2 2 30 2 baik
22 5 3 2 4 2 4 5 4 5 3 37 2 baik 22 3 5 5 5 4 5 3 3 33 2 baik
23 4 1 5 3 5 3 4 3 4 1 33 2 baik 23 2 2 4 4 3 4 1 2 22 1 tidak
baik
24 5 2 4 4 4 4 5 4 5 2 39 2 baik 24 4 5 5 5 4 5 2 4 34 2 baik
25 5 3 5 3 5 3 5 3 5 3 40 2 baik 25 2 1 5 5 3 5 3 2 26 1 tidak
baik
26 4 3 5 3 5 3 4 3 4 3 37 2 baik 26 3 2 4 4 3 4 3 3 26 1 tidak
baik
27 4 2 3 3 3 3 4 3 4 2 31 2 baik 27 5 5 4 4 3 4 2 5 32 2 baik
28 3 2 3 5 3 5 3 5 3 2 34 2 baik 28 1 5 3 3 5 3 2 1 23 1 tidak
baik
29 4 2 2 4 2 4 4 4 4 2 32 2 baik 29 2 4 4 4 4 4 2 2 26 1 tidak
baik
30 3 2 2 4 2 4 3 4 3 2 29 1 tidak 30 3 5 3 3 4 3 2 3 26 1 tidak
baik baik
31 5 2 4 5 4 5 5 5 5 2 42 2 baik 31 1 2 4 2 4 4 4 5 26 1 tidak
baik
32 4 3 5 5 5 5 4 5 4 3 43 2 baik 32 3 2 3 2 3 5 5 5 28 1 tidak
baik
33 5 3 5 4 5 4 5 4 5 3 43 2 baik 33 4 2 4 2 4 5 5 4 30 2 baik
34 5 3 5 4 5 4 5 4 5 3 43 2 baik 34 4 5 4 5 4 5 5 4 36 2 baik
35 3 2 2 4 2 4 3 4 3 2 29 1 tidak 35 4 4 4 4 4 4 4 5 33 2 baik
baik
36 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 48 2 baik 36 4 5 4 5 4 4 2 1 29 1 tidak
baik
37 5 2 1 5 1 5 5 5 5 2 36 2 baik 37 4 3 5 3 5 2 3 2 27 1 tidak
baik
38 5 3 2 4 2 4 5 4 5 3 37 2 baik 38 4 2 5 2 5 2 2 3 25 1 tidak
baik
39 4 1 5 3 5 3 4 3 4 1 33 2 baik 39 5 4 3 4 3 5 3 3 30 2 baik
40 5 2 4 4 4 4 5 4 5 2 39 2 baik 40 5 3 4 3 4 1 3 5 28 1 tidak
baik
41 4 2 3 3 3 3 4 3 4 2 31 2 baik 41 4 4 4 4 4 2 1 5 28 1 tidak
baik
42 3 2 3 5 3 5 3 5 3 2 34 2 baik 42 5 3 4 3 4 3 2 4 28 1 tidak
baik
43 4 2 2 4 2 4 4 4 4 2 32 2 baik 43 5 3 4 3 4 3 3 5 30 2 baik
44 3 2 2 4 2 4 3 4 3 2 29 1 tidak 44 5 5 5 5 5 1 2 2 30 2 baik
baik
45 5 2 4 5 4 5 5 5 5 2 42 2 baik 45 4 5 5 5 5 2 4 5 35 2 baik
46 4 3 5 5 5 5 4 5 4 3 43 2 baik 46 5 5 4 5 4 3 2 1 29 1 tidak
baik
47 5 3 5 4 5 4 5 4 5 3 43 2 baik 47 5 4 5 4 5 3 3 2 31 2 baik
48 5 3 5 4 5 4 5 4 5 3 43 2 baik 48 5 4 5 4 5 3 5 5 36 2 baik
49 3 2 2 4 2 4 3 4 3 2 29 1 tidak 49 2 4 3 4 3 2 1 5 24 1 tidak
baik baik
50 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 48 2 baik 50 5 5 5 5 5 4 2 4 35 2 baik
51 5 3 5 4 5 4 5 4 5 3 43 2 baik 51 1 5 5 5 5 2 3 5 31 2 baik
52 3 2 2 4 2 4 3 4 3 2 29 1 tidak 52 2 4 5 5 5 5 2 2 30 2 baik
baik
53 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 48 2 baik 53 3 5 5 5 4 5 3 3 33 2 baik
54 5 2 1 5 1 5 5 5 5 2 36 2 baik 54 2 2 4 4 3 4 1 2 22 1 tidak
baik
55 5 3 2 4 2 4 5 4 5 3 37 2 baik 55 4 5 5 5 4 5 2 4 34 2 baik
56 4 1 5 3 5 3 4 3 4 1 33 2 baik 56 2 1 5 5 3 5 3 2 26 1 tidak
baik
57 5 2 4 4 4 4 5 4 5 2 39 2 baik 57 3 2 4 4 3 4 3 3 26 1 tidak
baik
58 4 2 3 3 3 3 4 3 4 2 31 2 baik 58 5 5 4 4 3 4 2 5 32 2 baik
59 3 2 3 5 3 5 3 5 3 2 34 2 baik 59 1 5 3 3 5 3 2 1 23 1 tidak
baik
60 3 5 5 4 5 4 3 4 3 5 41 2 baik 60 2 4 4 4 4 4 2 2 26 1 tidak
baik
61 4 1 5 3 5 3 4 3 4 1 33 2 baik 61 3 5 3 3 4 3 2 3 26 1 tidak
baik
62 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 36 2 baik 62 1 2 4 2 4 4 4 5 26 1 tidak
baik
63 4 3 5 3 5 3 4 3 4 3 37 2 baik 63 3 2 3 2 3 5 5 5 28 1 tidak
baik
64 4 3 5 3 5 3 4 3 4 3 37 2 baik 64 4 2 4 2 4 5 5 4 30 2 baik
65 5 1 5 5 5 5 5 5 5 1 42 2 baik 65 4 5 4 5 4 5 5 4 36 2 baik
66 5 2 4 5 4 5 5 5 5 2 42 2 baik 66 4 4 4 4 4 4 4 5 33 2 baik
67 4 3 5 5 5 5 4 5 4 3 43 2 baik 67 4 5 4 5 4 4 2 1 29 1 tidak
baik
68 5 3 5 4 5 4 5 4 5 3 43 2 baik 68 4 3 5 3 5 2 3 2 27 1 tidak
baik
69 5 3 5 4 5 4 5 4 5 3 43 2 baik 69 4 2 5 2 5 2 2 3 25 1 tidak
baik
70 3 2 2 4 2 4 3 4 3 2 29 1 tidak 70 5 4 3 4 3 5 3 3 30 2 baik
baik
71 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 48 2 baik 71 5 2 1 5 1 5 5 5 29 1 tidak
baik
72 5 2 1 5 1 5 5 5 5 2 36 2 baik 72 5 3 2 4 2 4 5 4 29 1 tidak
baik
73 4 1 5 3 5 3 4 3 4 1 33 2 baik 73 4 1 5 3 5 3 4 3 28 1 tidak
baik
74 5 2 4 4 4 4 5 4 5 2 39 2 baik 74 5 2 4 4 4 4 5 4 32 2 baik
75 4 2 3 3 3 3 4 3 4 2 31 2 baik 75 4 2 3 3 3 3 4 3 25 1 tidak
baik

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 75 100,0
Excluded a
0 ,0
Total 75 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,683 18
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
x1 75 3,00 5,00 4,2800 ,74544
x2 75 1,00 5,00 2,6000 1,03975
x3 75 1,00 5,00 3,8267 1,33936
x4 75 2,00 5,00 3,9867 ,87755
x5 75 1,00 5,00 3,8267 1,33936
x6 75 2,00 5,00 3,9867 ,87755
x7 75 3,00 5,00 4,2800 ,74544
x8 75 2,00 5,00 3,9867 ,87755
x9 75 3,00 5,00 4,2800 ,74544
x10 75 1,00 5,00 2,6000 1,03975
totalx 75 28,00 48,00 37,6533 5,53000
y1 75 1,00 5,00 3,6267 1,29211
y2 75 1,00 5,00 3,6667 1,31861
y3 75 1,00 5,00 4,1067 ,83137
y4 75 2,00 5,00 3,9333 ,97722
y5 75 1,00 5,00 3,8667 ,94916
y6 75 1,00 5,00 3,8400 1,07854
y7 75 1,00 5,00 3,0267 1,25174
y8 75 1,00 5,00 3,5067 1,33936
y9 75 22,00 37,00 29,5733 3,58742
totaly 0
Valid N (listwise) 0

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
totalx 75 28,00 48,00 37,6533 5,53000
y9 75 22,00 37,00 29,5733 3,58742
Valid N (listwise) 75
CORRELATIONS
/VARIABLES=totalx y9
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Correlations

Notes
Output Created 29-OCT-2021 14:16:44
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 75
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics for each pair of
variables are based on all the
cases with valid data for that pair.
Syntax CORRELATIONS
/VARIABLES=totalx y9
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.
Resources Processor Time 00:00:00,02
Elapsed Time 00:00:00,02

Correlations

totalx y9
totalx Pearson Correlation 1 ,339**
Sig. (2-tailed) ,003
N 75 75
y9 Pearson Correlation ,339 **
1
Sig. (2-tailed) ,003
N 75 75
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Anda mungkin juga menyukai