Anda di halaman 1dari 73

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PEMBERIAN

MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) PADA BAYI


USIA SEBELUM 6 BULAN DI KELURAHAN
UJUNG BATU

KARYA TULIS ILMIAH

VEBY GUSTINA
20.10.10.34

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

STIKes PAYUNG NEGERI PEKANBARU

2023

i
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PEMBERIAN
MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) PADA BAYI
USIA SEBELUM 6 BULAN DI KELURAHAN
UJUNG BATU

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar


Ahli Madya Keperawatan

VEBY GUSTINA
20.10.10.34

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

STIKes PAYUNG NEGERI PEKANBARU

2023
HALAMAN PERSETUJUAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN TERHADAP PEMBERIAN MAKANAN
PENDAMPING ASI (MP-ASI) PADA BAYI USIA SEBELUM 6 BULAN DI
KELURAHAN UJUNG BATU

KARYA TULIS ILMIAH

VEBY GUSTINA
20101034

Karya Tulis Ilmiah ini Telah Disetujui


Pekanbaru,

Pembimbing

Ns. DONNY HENDRA, M.Kep


NIDN. 1031088004

Mengetahui
Ketua Program Studi DIII Keperawatan
STIKes Payung Negeri Pekanbaru

Ns. ULFA HASANAH, M. Kep


NIDN. 1004028102

i
HALAMAN PENGESAHAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PEMBERIAN MAKANAN


PENDAMPING ASI (MP-ASI) PADA BAYI USIA SEBELUM 6 BULAN DI
KELURAHAN UJUNG BATU

Karya Tulis Ilmiah Ini Telah disetujui, dan dipertahankan dihadapanTim


Penguji Karya Tulis Ilmiah Program Studi DIII Keperawatan
STIKes Payung Negeri Pekanbaru

VEBY GUSTINA
20.10.10.34

Pekanbaru, Juli 2023

Pembimbing Penguji 1 Penguji 2

Ns.Donny Hendra, M.Kep Ns. Novi Yanti , M.Kes Ns Ulfa Hasanah, M.Kep
NIDN. 1031088004 NIDN. 1001037801 NIDN. 1004028102

Mengesahkan,
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Payung Negeri Pekanbaru
Ketua,

Ns. Hj. Deswinda, S. Kep, M.Kes


NIDN. 1024027001

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, sujud syukur kehadirat Allah SWT, peneliti akhirnya dapat


menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Hubungan Pengetahuan
Dengan Pemberian Makanan Pendamping (MP-ASI) Pada Bayi Usia
Sebelum 6 Bulan Di Kelurahan Ujung Batu” dengan baik. Penulisan karya tulis
ilmiah ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar ahli madya
keperawatan STIKes Payung Negeri Pekanbaru.

Dalam proses penulisan karya tulis ilimah ini, peneliti telah banyak
menerima bimbingan, nasehat, petunjuk, bantuan moral maupun materi dari
banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti menghaturkan
terimakasih kepada:

1. Ibu Hj. Ns. Deswinda, S. Kep, M. Kes. selaku ketua STIKes Payung Negeri
Pekanbaru.

2. Ibu Ns. Ulfa Hasanah, S. Kep, M. Kes. Selaku ketua program studi DIII
Keperawatan STIKes Payung Negeri Pekanbaru sekaligus penguji 2 yang telah
banyak memberikan masukan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.

3. Bapak Donny Hendra, S. Kep., M. Kep. Selaku pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan, kesabaran,
dan dorongan dalam menyelesai kan karya tulis ilmiah ini.

4. Ibu Ns.Novi Yanti, M.Kes selaku penguji 1 yang telah banyak memberikan
masukan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.

5. Bapak dan ibu Dosen program studi DIII Keperawatan STIKes Payung Negeri
Pekanbaru.

6. Terimakasih yang tak terhingga peneliti ucapkan kepada kedua orang tua
tercinta, Ayah (Syafridon) dan Ibu (Yulia Roza) yang telah membesarkan,

iii
mendidik, membimbing, dan menyemangati peneliti selama Menyusun karya tulis
ilmiah ini dan selalu memotivasi dan mendoakan kelancaran bagi peneliti, serta
kakak dan adik tercinta yang telah memberikan banyak dukungan dan semangat.

7. Terkhusus kepada diri sendiri terimakasih telah memutuskan untuk tidak


menyerah dan terus berjuan hingga titik ini.

Peneliti berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan pengetahuan
yang lebih luas bagi pembaca untuk mengembangkan wawasan,peneliti sadar
bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan.

Pekanbaru, April 2022

Peneliti Veby Gustina

iv
PROGRAM STUDI D-III KEPERAWAAN STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU

Karya Tulis Ilmiah, Juli 2023


Veby Gustina
Hubungan Pengetahuan Dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
Pada Bayi Usia Sebelum 6 Bulan Di Kelurahan Ujung Batu

ABSTRAK

V + 40 halaman + 9 tabel + 1 gambar + 8 lampiran

Pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) secara dini sangatlah berbahaya,


apalagi jika disajikan tidak higienis. Bayi yang mendapat MP-ASI sebelum umur
6 bulan lebih banyak terserang diare, sembelit, dan panas jika dibandingkan
dengan bayi yang hanya mendapat ASI eksklusif. Pengetahuan ibu yang masih
kurang terhadap manfaat pemberian ASI eksklusif sangat erat kaitannya dengan
pemberian makanan tambahan pada bayi usia 0-6 bulan. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan pemberian makanan
pendamping ASI (MP-ASI) pada bayi usia sebelum 6 bulan di kelurahan Ujung
Batu. Jenis penelitian menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain
penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki
bayi 0-6 bulan sebanyak 30 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan
total sampel. Hasil penelitian dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh
p=1.77 (>0.05). maka dapat disimpulan. bahwa tidak ada hubungan pengetahuan
tentang MP-ASI dengan pemberian makanan tambahan dini pada Bayi 0-6 bulan.
Disarankan bagi ibu yang memiliki bayi jangan memberikan MP-ASI terlalu dini
karena dapat mengganggu proses tumbuh kembang pada bayi.

Kata Kunci : Pengetahuan,Pemberian MP-ASI 0-6 Bulan


Daftar Pustaka : 13 referensi (2015 – 2023)

v
STUDY PROGRAM D-III NURSING STATE Umbrella STIKES
PEKANBARU

Scientific Writing, July 2023

Veby Gustina

The Relationship between Knowledge and Complementary Food for Breast Milk
(MP-ASI) in Infants Before 6 Months of Age in Ujung Batu Village

ABSTRACT

V + 40 pages + 9 tables + 1 figure + 8 attachments

Early complementary feeding (MP-ASI) is very dangerous, especially if served


unhygienic. Babies who receive MP-ASI before the age of 6 months have more
diarrhea, constipation, and fever when compared to babies who only receive
exclusive breastfeeding. Mother's knowledge that is still lacking about the benefits
of exclusive breastfeeding is very closely related to the provision of additional
food to infants aged 0-6 months. The purpose of this study was to determine the
relationship between knowledge and the provision of complementary feeding
(MP-ASI) to infants aged before 6 months in Ujung Batu sub-district. This type of
research uses quantitative research with a cross sectional research design. The
population in this study were 30 mothers who had babies 0-6 months. The
sampling technique uses the total sample. The results of the study using the Chi
Square test obtained p = 1.77 (> 0.05). then it can be concluded. that there is no
relationship between knowledge about MP-ASI with early supplementary feeding
in infants 0-6 months. It is recommended for mothers who have babies not to give
MP-ASI too early because it can interfere with the baby's growth and
development process.

Keywords : Knowledge, Giving MP-ASI 0-6 Months

Bibliography : 13 reference (2015 – 2023)

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii

ABSTRAK...............................................................................................................v

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

DAFTAR TABEL...................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR...............................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................xi

BAB 1......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................4
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................4
D. Manfaat Penelitian...........................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6

TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................6

A. Tinjauan Teoritis.............................................................................................6
B. Penelitian Terkait...........................................................................................20
C. Kerangka Kensep...........................................................................................21
D. Hipotesis........................................................................................................21
BAB III..................................................................................................................22

METODE PENELITIAN.......................................................................................22

A. Jenis Dan Desain Penelitian..........................................................................22


B. Tempat dan Waktu.........................................................................................22
C. Populasi dan sampel penelitian......................................................................23
D. Instrumen Penelitian......................................................................................23
E. Defenisi Operasional......................................................................................24

vii
F. Etika Penelitian..............................................................................................25
G. Prosedur Pengumpulkan Data.......................................................................26
H. Analisa Data..................................................................................................27
1. Jenis Data.......................................................................................................27
BAB IV..................................................................................................................30

HASIL PENELITIAN............................................................................................30

A. Analisa Univariat..........................................................................................30
B. Analisa Bivariat.............................................................................................32
BAB V....................................................................................................................34

PEMBAHASAN....................................................................................................34

A. Analisa Univariat...........................................................................................34
B. Analisa Bivariat.............................................................................................36
BAB VI..................................................................................................................39

PENUTUPAN........................................................................................................39

A. Kesimpulan....................................................................................................39
B. Saran..............................................................................................................39

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Frekuensi pemberian MP-ASI.............................................................. 10

Tabel 2.2. Usia pemberian MP-ASI pada bayi usia 6-24 bulan.............................12

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian....................................................................22


Tabel 3.2 Defenisi Operasional..............................................................................24

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi Berdasarkan berdasarka usia...............................31

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pendidikan ..........32

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan......................................32

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi MP-ASI di Kelurahan


Ujungbatu..............................................................................................................33

Tabel 4.5 Hubungan Distribusi frekuensi pengetahuan MP-ASI dengan pemberian


makanan tambahan dini pada bayi usia sebelum 6 bilan di Kelurahan
Ujungbatu..............................................................................................................34

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka konsep..............................................................................21

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8

xi
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang


mengandung zat gizi dan diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan,
guna memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI. MP-ASI diberikan sesuai
dengan umur dari balita yaitu MP-ASI bayi umur 6-9 bulan, MP-ASI bayi
umur 9-12 bulan dan MP-ASI bayi umur 12-24 bulan (Abeng & Hardiyanti,
2019).
MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan
keluarga.Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap
baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan bayi. Pemberian
MP-ASI yang cukup kualitas dan kuantitasnya penting untuk pertumbuhan
fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang sangat pesat pada periode ini, \
tetapi sangat diperlukan hygienitas dalam pemberian MP-ASI tersebut.
Sanitasi dan hygienitas MP-ASI yang rendah memungkinkan terjadinya
kontaminasi mikroba yang dapat meningkatkan risiko atau infeksi lain pada
bayi. Selama kurun waktu 4-6 bulan pertama ASI masih mampu memberikan
kebutuhan gizi bayi, setelah 6 bulan produksi ASI menurun sehingga
kebutuhan gizi tidak lagi dipenuhi dari ASI saja. Peranan makanan tambahan
menjadi sangat penting untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi tersebut
(Mufida, 2015).
Tujuan dari pemberian MP-ASI adalah sebagai pelengkap zat gizi pada
ASI yang kurang dibandingkan dengan usia anak yang semakin bertambah.
Dengan usia anak yang semakin bertambah maka kebutuhan anak pun
bertambah, Ini perlu adanya MP-ASI untuk melengkapi. MP-ASI juga
mengembangkan kemampuan anak untuk menerima berbagai variasi makanan
dengan bermacam-macam rasa dan bentuk sehingga dapat meningkatkan

1
2

kemampuan bayi untuk mengunyah, menelan, dan beradaptasi terhadap


makanan baru (Damayanti, 2020).
Pemberian makanan pendamping ASI dini dapat menyebabkan bayi
terkena berbagai penyakit,selain itu, pada usia diatas 6 bulan, bayi sudah
memiliki reflkes mengunyah dan pencernaan yang kuat sehingga bisa
diberikan MPASI. Lain halnya apabila diberikan saat usia kurang dari 6 bulan,
maka bayi akan berisiko terkena gangguan pencernaan, penyakit infeksi yang
mengakibatkan perkembangan pertumbuhan dengan status gizi kurang.
MPASI dianjurkan setelah bayi berumur enam bulan, karena pemberian
makanan setelahenam bulan memberikan perlindungan besar dari berbagai
penyakit. Jika memberikan makanan sebelum usia enam bulan, maka akan
memberikan peluang bagi berbagai jenis kuman. Belum lagi bila tidak
disajikan secara higienis. Hasil riset di indonesia menyatakan, bayi yang
mendapat MP-ASI sebelum usia enam bulan lebih banyak terserang diare,
sembelit, batuk-pilek dan panas dibanding dengan bayi yang mendapat MP-
ASI setelah enam bulan (Yanthi, 2018).
Di Indonesia persentase pemberian MP-ASI dini mencapai lebih dari
40% yang disebabkan oleh berbagai macam faktor yaitu rendahnya
pengetahuan ibu tentang manajemen laktasi, kurangnya dukungan keluarga
untuk memberikan ASI eksklusif, dan banyaknya ibu yang bekerja di luar
rumah (Yuliarti,2014).
Bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif atau telah mendapatkan MP-
ASI secara dini meningkat sebesar 47,7% (Kemenkes RI,2015). Dibandingkan
dengan cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi ditingkat nasional yang
mengalami penurunan dari 54,3% pada tahun 2013 menjadi 52,3% pada tahun
2014. Hal ini sejalan dengan data yang diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar
Provinsi Riau pada tahun 2018 yang menyebutkan bahwa Provinsi Riau
berada ditingkat pertama pemberian ASI parsial 55%. Hal ini menggambarkan
bahwa pemberian MP-ASI dini sebelum bayi berusia 6 bulan masih tergolong
tinggi.Data sepanjang periode 2015-2020 menunjukan bahwa sebesar 56%
3

bayi berusia 0-6 bulan diseluruh dunia sudah dberikan makanan selain ASI
(WHO, 2020).
Faktor utama menurut Heryanto (2017) adalah pengetahuan seorang ibu,
pengetahuan yang kurang terhadap manfaat pemberian ASI pada bayi
menyebabkan seorang ibu memberikan makanan tambahan pada bayi sebelum
usia yang di tentukan ( Heryanto,2017). Tingkat pendidikan yang kurang juga
dapat mempengaruhi pemberian MP-ASI dini. Contohnya bayi pada usia 1
bulan sudah diberi makan pisang atau nasi yang lembut sebagai makanan
tambahan ASI. pemebrian air susu botol atau formula sering kali digunakan
oleh ibu dalam keadaan tertentu (Baharudin,2014).
Pengetahuan yang cukup tentang pemberian MP-ASI dini sangat penting
untuk memastikan bayi mendapatkan gizi yang cukup dan sesuai dengan
kebutuhan.Orang tua yang memiliki pengetahuan yang cukup akan lebih
mampu memilih jenis dan jumlah makanan yang sesuai untuk diberikan
sebagai MP-ASI dini. Rendahnya tingkat pengetahuan orang tuan tentang
pemberian MP-ASI disebabkan oleh Pendidikan yang rendah,kurangnya
paparan informasi dan pengaruh budaya yang masih besar terhadap pemberian
makanan tambahan sebelum 6 bulan. Ibu yan memiliki pengetahuan yang baik
cenderung untuk tidak memberikan MP-ASI dini pada bayi,namun sebaliknya
dengan pengetahuan ibu yang kurang baik cenderung memberikan MP-ASI
dini pada bayi. Hal ini dikarenakan informasi yang diperoleh oleh ibu kurang
shingga pada usia<6 bulan bayi diberikan makanan pisang halus dengan
alasan agar bayi tidak rewel dan cepat bertambah besar (Heryanto,2017).
Berdasarkan Survei awal yang dilakukan terhadap ibu menyusui yang
mempunyai bayi di Kelurahan Ujungbatu diketahui bahwa dari 10 orang ibu
yang menyusui, sebanyak 4 ibu menyusui menyatakan bahwa bayinya
diberikan ASI saja tanpa adanya pemberian makanan tambahan sejak bayi
lahir sampai bayi berumur 6 bulan, dan sebanyak 6 ibu menyusui menyatakan
bahwa tidak mengetahui apa manfaat dari pemberian ASI selama 6 bulan dan
sudah memberikan makanan tambahan selain ASI sejak bayi umur 3 bulan
4

dikarenakan kurangnya pengetahuan dan minimnya informasi tentang MP-


ASI.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan
antara pengetahuan dalam pemberian MP-ASI dini yang terjadi di Kelurahan
Ujung Batu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang di atas tingkat pemberian ASI eksklusif


di Kelurahan Ujungbatu masih kurang sehingga pemberian makanan pendamping
ASI pada bayi belum tepat,seperti pemberian MP-ASI sebelum usia 6 bulan,”
Apakah ada hubungan pengetahuan terhadap pemberian makanan pendamping
MP-ASI Pada bayi usia sebelum 6 bulan di Kelurahan Ujungbatu?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan dan tradisi


terhadap pemberian MP-ASI dini pada bayi.

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi pengetahuan tentang MP-ASI


b. Mengidentifikasi Pemberian MP-ASI
c. Mengidentifikasi hubungan pengetahuan terhadap pemberian MP-
ASI
5

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian adalah sebagai berikut :


1. Bagi STIKes Payung Negeri
Menambah wawasan, pengalaman, serta sebagai tambahan
referensi
karya tulis penelitian yang berguna bagi masyarakat luas di bidang
kesehatan masyarakat, khususnya terkait pemberian MP-ASI dini.

2. Bagi Kelurahan
Sebagai tambahan informasi dalam pengawasan serta pemberian
pendidikan kesehatan pada orang tua yang khususnya mempunyai
bayi usia 0-6 bulan.untuk meningkatkan derajat kesehatan pada
generasi bangsa.

3. Manfaat Bagi Orangtua


Sebagai bahan referensi orangtua untuk memperoleh dan
mendapatkan informasi yang banyak kapan waktu pemberian MP-
ASI yang tepat untuk bayinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)


a. Defenisi MP-ASI
MPASI adalah makanan dan minuman yang diberikan
kepada anak usia 6–24 bulan untuk pemenuhan kebutuhan
gizinya. WHO bersama dengan Kementrian Kesehatan dan
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menegaskan bahwa
usia hingga 6 bulan hanya diberikan ASI eksklusif saja. Oleh
karena itu, MPASI baru bisa diperkenalkan kepada bayi ketika
bayi berusia 6 bulan keatas MPASI disebut sebagai makanan
pergantian dari ASI ke makanan keluarga yang dilakukan
secara bertahap baik dari jenis, frekuensi pemberian, jumlah
porsi dan bentuk makanan yang disesuaikan dengan umur dan
kemampuan bayi untuk mencerna makanan. Aktivitas bayi
setelah usia 6 bulan semakin banyak sehingga makanan
pendamping dari ASI diperlukan guna memenuhi kebutuhan
gizi untuk perkembangan dan pertumbuhan bayi. Mulai usia 6
bulan, bayi mengalami pertumbuhan yang sangat pesat
sehingga bayi memerlukan asupan yang lebih banyak. Aktivitas
bayi semakin banyak seperti mengangkat dada, berguling,
merangkak, belajar duduk dan belajar berjalan sehingga perlu
energi lebih banyak yang didapat dari asupan makanannya.
Tujuan dari pemberian MPASI adalah sebagai pelengkap
zat gizi pada ASI yang kurang dibandingkan dengan usia anak
yang semakin bertambah. Dengan usia anak bertambah maka
kebutuhan zat gizi anak pun bertambah, sehingga perlu adanya
MPASI untuk melengkapi. MPASI juga mengembangkan
kemampuan anak untuk menerima berbagai variasi makanan

6
7

dengan bermacam–macam rasa dan bentuk sehingga dapat


meningkatkan kemampuan bayi untuk mengunyah, menelan,
dan beradaptasi terhadap makanan baru (Santi, 2020).

b. Tujuan pemberian MP-ASI


Tujuan pemberian makanan pendamping ASI adalah untuk
menambah energi dan zat-zat gizi yang diperlukan bayi karena ASI
tidak dapat memenuhi kebutuhan bayi secara terus menerus.Dari
hasil ini, peneliti berasumsi bahwa ibu yang selalu memperhatikan
kesehatan bayinya dan memberikan makanan pendamping ASI
kepada bayi yang mengandung zat-zat gizi yang dapat
mempercepat pertumbuhan dan perkembangan bayi sehingga gizi
bayi menjadi lebih baik.
Tujuan dari pemberian MP-ASI adalah sebagai pelengkap
zat gizi pada ASI yang kurang dibandingkan dengan usia anak
yang semakin bertambah. Dengan usia anak yang semakin
bertambah maka kebutuhan anak pun bertambah, Ini perlu adanya
MP-ASI untuk melengkapi. MP-ASI juga mengembangkan
kemampuan anak untuk menerima berbagai variasi makanan
dengan bermacam-macam rasa dan bentuk sehingga dapat
meningkatkan kemampuan bayi untuk mengunyah, menelan, dan
beradaptasi terhadap makanan baru (Damayanti, 2020).

c. Tanda Bayi Siap Menerima MP-ASI


Bayi yang siap menerima MP-ASI menunjukan tanda-tanda
sebagai berikut :
a. Berat badan bayi menjadi dua kali lipat dari berat lahir
b. Bayi mulai memasukkan tangan ke mulut dan
mengunyahnya
c. Bayi membuka mulutnya saat disuapi makanan
d. Refleks menjulurkan lidah hilang
8

e. Bayi sering rewel atau gelisah, padahal sudah diberi ASI


sebanyak 4-5 kali sehari
f. Bayi lebih tertarik pada makanan dibandingkan ketika
disodori puting susu atau botol susu
g. Bayi sudah dapat duduk sembari disangga dan dapat
mengontrol kepalanya pada posisi tegak dengan baik.

d. Dampak Pemberian MP-ASI Dini


Konstipasi merupakan salah satu efek samping pemberian
Mp Asi sejak dini. Konstipasi bisa terjadi ketika seorang ibu
memberi makan bayinya bukan ASI, menyebabkan bayi baru lahir
mengalami masalah sistem pencernaan dan dehidrasi. Konstipasi
bisa menjadi parah atau sangat parah jika tidak ditangani dengan
benar dan dapat berakibat kematian. Waktu yang ideal untuk
memulai pemberian makanan tambahan adalah usia enam bulan
(Mona, 2018).
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa terdapat
pengaruh pemberian MP-ASI Dini terhadap kejadian konstipasi
pada bayi. Menurut jurnal penelitian Oktafirnada tahun 2018
menemukan adanya pengaruh yang substansial antara terjadinya
pemberian makanan selain Asi pada bayi di bawah usia 6 Bulan
(Mp- Asi). Konstipasi banyak dialami pada bayi di bawah usia
enam bulan setelah mengonsumsi makanan pendamping seperti
pepaya, pisang, biskuit, dan sebagainya yang merupakan makanan
selain ASI (Setiawan, 2017).
Masalah pencernaan bayi dapat menghambat
perkembangan dan pertumbuhannya jika Mp-Asi diberikan secara
rutin sebelum usia enam bulan bersamaan dengan makanan yang
berbeda seperti sayuran, buah-buahan, oatmeal, susu, dan lain-lain.
Motilitas usus, yang merupakan gerakan otot sehingga mendorong
isi saluran pencernaan kedepan , atau suara saluran udara dan
9

cairan yang dibawa oleh peristaltik adalah dua indikator yang dapat
menunjukkan masalah pencernaan. Anak dengan diare,
gastroenteritis, atau penyumbatan mungkin memiliki bising usus
yang tinggi atau atipikal, sedangkan anak-anak dengan peritonitis
dan sembelit mungkin tidak mendengar bunyi ususnya (AP dan
Supatmi, 2015)..
Karena kemampuan pencernaan bayi di bawah standar,
setiap makanan yang masuk ke dalam tubuh selain ASI
memerlukan organ tubuh bekerja lembur untuk memproses dan
memecah makanan yang masuk, sehingga pencernaan tidak lancar
dan perubahan motilitas usus. serta menyebabkan sakit perut
Reabsorpsi lebih sedikit dan lebih banyak cairan dalam tinja
sebagai akibat dari waktu kontak yang lebih sedikit antara usus dan
makanan yang dicerna sebagai akibat dari motilitas usus yang lebih
tinggi. Suplemen tambahan tidak boleh diberikan sampai sistem
pencernaan bayi mampu menyerapnya karena makanan tidak
dicerna dengan baik dan dapat menyebabkan berbagai respons,
termasuk dan masalah pencernaan lainnya. Konstipasi terjadi
ketika tinja tidak keluar secara normal, mengakibatkan distensi
tinja.Refleks atau dorongan untuk buang air kecil karenanya
terhambat, meskipun penyerapan air dari tinja tetap terjadi,
sehingga tinja menjadi keras (Setiawan, 2017)

e. Syarat Makanan Pendamping ASI


MP-ASI yang diberikan harus menyediakan nutrisi
tambahan untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi yang sedang
tumbuh. MP-ASI diberikan atau mulai diperkenalkan ketika balita
berusiadiatas 6 bulan. Selain berfungsi untuk mengenalkan jenis
makanan baru pada bayi, MP-ASI juga dapat mencukupi
kebutuhan nutrisi bayi yang tidak lagi dapat disokong oleh ASI,
serta membentuk daya tahan tubuh dan perkembangan sistem
10

imunologis anak terhadap makanan maupun minuman (Septikasari,


2018).
WHO Global Strategy for Feeding Infant and Young
Children merekomendasikan agar pemberian MPASI memenuhi 4
syarat, yaitu :
1. Tepat waktu (timely), artinya MPASI harus diberikan
disaat ASI eksklusif sudah tidak dapat memenuhi
kebutuhan nutrisi bayi.
2. Adekuat, artinya MPASI memiliki kandungan energy,
protein, dan mikronutrien yang dapat memenuhi kebutuhan
makronutrien dan mikronutrien bayi sesuai usianya.
3. Aman, artinya MPASI disiapkan dan disimpan dengan
cara yang higienis, diberikan dengan tangan dan peralatan
makan yang bersih.
4. Diberikan dengan cara yang benar (properly fed), artinya
MPASI diberikan dengan memperhatikan sinyal rasa lapar
dan kenyang seorang bayi. Frekuensi makan dan metode
pemberian makan harus dapat mendorong anak untuk
mengonsumsi makanan secara aktif.

Tabel 2.1 Frekuensi pemberian MP-ASI

Umur Frekuensi Jumlah setiap kali


makan

6-9 bulan 2-3 x makanan lumat 2-3 sendok makan


+ penuh setiap kali
1-2x makanan makan dan tingkatkan
selingan + ASI secara perlahn

9-12 bulan 33-4x makanan ½ mangok ukuran


lembek + 1-2x 250ml
makanan selingan +
11

ASI

12-24 bulan 3-4x makanan ¾ mangkuk ukuran


keluarga+ 1-2x 250 ml.
makanan selingan
+ASI

(Menteri Kesehatan Republik Indonesia,2014).

f. Tahap pemberian MP-ASI


MP-ASI dimulai dari usia 6 bulan hingga 24 bulan.Pada
usia 6-12 bulan, ASI hanya menyediakan 1/2 atau lebih dari
kebutuhan gizi bayi.Pada usia 12-24 bulan, ASI menyediakan 1/3
dari kebutuhan gizinya, oleh karena itu MP-ASI perlu segera
diberikan kepada bayi sejak usia 6 bulan. (Novikasari and Adi,
2020).
Jenis Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat dan
diberikan sesuai dengan tahapan usia anak berdasarkan Kemenkes
(2014, hlm.76) adalah sebagai berikut:
a. Usia bayi 0-6 bulan
Makanan bayi hanya di dapatkan dari ibu yaitu Air Susu
Ibu(ASI), pemberian ASI harus dilakukan segera setelah
bayi baru lahir dalam waktu 1 jam pertama sampai usia
bayi 6 bulan .
b. Usia 6-9 bulan
Anak usia 6-9 bulan secara bertahap diberikan makanan
lumat seperti bubur susu, bubur sum-sum, pisang saring
dan lainnya yang bersifat halus.
c. Usia 10-12 bulan
Kemudian pada usia ini sudah dapat mengonsumsi
makanan lunak seperi bubur nasi, nasi tim dan sebagainya.
d. Usia 12-24 bulan
12

Sedangkan pada usia 12-24 bulan sudah dapat


diperkenalkan makanan padat seperti lontong, nasi dan
beragam lauk pauk namun dengan beberapa syarat seperti
tidak boleh mengandung banyak garam dan gula, penyedap
rasa maupun bumbu yang berbau tajam.

Tabel 2.2. Usia pemberian MP-ASI pada bayi usia 6-24 bulan

ASI Makanan Makanan Makanan


Umu (usia) Lumat Lembek Keluarga

0-6 bulan

6-9 bulan

9-12 bulan

12-24 bulan

Sumber: Kemenkes (2014,hlm 76)

g. Cara pemberian MP-ASI


MPASI bisa dibentuk sebagai tinggi energi dan kaya zat
gizi dengan menambahkan sedikit air, jadi bubur yang dibuat
adalah bubur yang kental dan menambahkan sedikit minyak atau
lemak. Penambahan sedikit minyak atau lemak membuat bubur
lebih kental, lebih lembut, mudah dimakan danmemberikan
tambahan energi. Bubur yang kental akan dapat memenuhi
kebutuhan energi anak karena bubur yang kental tidak
mengandung kenyang sehingga anak mampu menghabiskan semua
bubur. Oleh karena itu kebutuhan energinya terpenuhi (Kemenkes,
2011) Seorang anak perlu belajar bagaimana cara makan, mencoba
rasa dan tekstur makanan baru. Anak perlu belajar mengunyah
makanan, memindah- mindahkan makanan dalam mulut dan
menelannya dengan cara:
13

a. Memberi perhatian disertai senyum dan kasih sayang.


b. Tatap mata anak dan ucapkan kata-kata yang mendorong
anak untuk makan.
c. Beri makan dengan sabar dan tidak tergesa-gesa.
d. Tunggu bila anak sedang berhenti makan dan suapi lagi
setelah beberapa saat, jangan dipaksa.
e. Cobakan berbagai bahan makanan, rasa dan tekstur agar
anak suka makan.
f. Beri makanan yang dipotong kecil, sehingga anak dapat
belajar memegang dan makan sendiri (Kemenkes, 2014).

2. Pengetahuan Tentang MP-ASI

a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil kegiatan ingin tahu manusia
tentang apa saja melalui cara-cara dandengan alat-alat tertentu.
Pengetahuan ini bermacam-macam jenis dan sifatnya, ada yang
langsung dan ada yang tak langsung, ada yang bersifat tidak tetap
(berubah-ubah), subyektif, dan khusus, dan ada pula yang bersifat
tetap, obyektif dan umum. Jenis dan sifat pengetahuan ini
pengetahuan ini tergantung kepada sumbernya dan dengan cara dan
alat apa pengetahuan itu diperoleh, serta ada pengetahuan yang
benar dan ada pengetahuan yang salah. Tentu saja yang
dikehendaki adalah pengetahuan yang benar (Suhartono, 2007;
Suwanti dan Aprilin, 2017).
Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan,
dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka
orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya.
Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek
yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini akan
menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan
objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap positif
14

terhadap objek tertentu. Menurut teori WHO (World Health


Organization), salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan
oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri (Wawan,
2010; Fatim dan Suwanti, 2017).

b. Tingkat pengetahuan
a. Tahu (know)
Pada jenjang ini menekankan pada kemampuan dalam
mengingat kembali materi yang telah dipelajari, seperti
pengetahuan tentang istilah, fakta khusus, konvensi,
kecenderungan dan urutan, klasifikasi dan kategori, kriteria serta
metodologi. Tingkatan atau jenjang ini merupakan tingkatan
terendah namun menjadi prasyarat bagi tingkatan selanjutnya. Di
jenjang ini, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan
dengan hapalan saja. Kata kerja operasional yang dapat dipakai
dalam jenjang ini adalah : mengutip, menyebutkan, menjelaskan,
menggambarkan, membilang, mengidentifikasi, mendaftar,
menunjukkan, memberi label, memberi indeks, memasangkan,
menamai, menandai, membaca, menyadari, menghafal, meniru,
mencatat, mengulang, mereproduksi, meninjau, memilih,
menyatakan, mempelajari, mentabulasi, memberi kode,
menelusuri, dan menulis.

b. Memahami (comprehension)
Pada jenjang ini, pemahaman diartikan sebagai kemampuan
dalam memahami materi tertentu yang dipelajari. Kemampuan-
kemampuan tersebut yaitu :
1) Translasi (kemampuan mengubah simbol dari satu bentuk ke
bentuk lain)
2) Interpretasi (kemampuan menjelaskan materi)
3) Ekstrapolasi (kemampuan memperluas arti).
15

Di jenjang ini, peserta didik menjawab pertanyaan dengan kata-


katanya sendiri dan dengan memberikan contoh baik prinsip
maupun konsep. Kata kerja operasional yang dapat dipakai dalam
jenjang ini adalah : memperkirakan, menjelaskan,
mengkategorikan, mencirikan, merinci,mengasosiasikan,
membandingkan, menghitung, mengkontraskan, mengubah,
mempertahankan, menguraikan, menjalin, membedakan,
mendiskusikan, menggali, mencontohkan, menerangkan,
mengemukakan, mempolakan, memperluas, menyimpulkan,
meramalkan, merangkum, dan menjabarkan.

c. Penerapan
Pada jenjang ini, aplikasi diartikan sebagai kemampuan
menerapkan informasi pada situasi nyata, dimana peserta didik
mampu menerapkan pemahamannya dengan cara menggunakannya
secara nyata. Di jenjang ini, peserta didik dituntut untuk dapat
menerapkan konsep dan prinsip yang ia miliki pada situasi baru
yang belum pernah diberikan sebelumnya. Kata kerja operasional
yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah: menugaskan,
mengurutkan,menentukan,menerapakan,menyesuaikan,mengkalkul
asi, memodifikasi, mengklasifikasi, menghitung, membangun,
membiasakan, mencegah, menggunakan, menilai, melatih,
menggali, mengemukakan, mengadaptasi, menyelidiki,
mengoperasikan, mempersoalkan, mengkonsepkan, melaksanakan,
meramalkan, memproduksi, memproses, mengaitkan, menyusun,
mensimulasikan, memecahkan, melakukan, dan mentabulasi.

d. Analisis
Pada jenjang ini, dapat dikatakan bahwa analisis adalah
kemampuan menguraikan suatu materi menjadi komponen-
komponen yang lebih jelas. Kemampuan ini dapat berupa :
16

1. Analisis elemen/unsur (analisis bagian-bagian materi)


2. Analisis hubungan ( identifikasi hubungan)
3. Analisis pengorganisasian (identifikasi organisasi)
Di jenjang ini, peserta didik diminta untuk menguraikan informasi
ke dalam beberapa bagian menemukan asumsi, dan membedakan
pendapat dan fakta serta menemukan hubungan sebab akibat. Kata
kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah :
menganalisis, mengaudit, memecahkan, menegaskan, mendeteksi,
mendiagnosis, menyeleksi, memerinci, menominasikan,
mendiagramkan, mengkorelasikan, merasionalkan, menguji,
mencerahkan,menjelajah, membagankan, menyimpulkan,
menemukan, menelaah, memaksimalkan, memerintahkan,
mengedit, mengaitkan, memilih, mengukur, melatih, dan
mentransfer.

e. Sintetis
Pada jenjang ini, sintesis dimaknai sebagai kemampuan
memproduksi dan mengkombinasikan elemen-elemen untuk
membentuk sebuah struktur yang unik. Kemampuan ini dapat
berupa memproduksi komunikasi yang unik, rencana atau kegiatan
yang utuh, dan seperangkat hubungan abstrak. Di jenjang ini,
peserta didik dituntut menghasilkan hipotesis atau teorinya sendiri
dengan memadukan berbagai ilmu dan pengetahuan. Kata kerja
operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah :
mengabstraksi, mengatur, menganimasi, mengumpulkan,
mengkategorikan, mengkode, mengkombinasikan, menyusun,
mengarang, membangun, menanggulangi, menghubungkan,
menciptakan, mengkreasikan, mengoreksi, merancang,
merencanakan, mendikte, meningkatkan, memperjelas,
memfasilitasi, membentuk, merumuskan, menggeneralisasi,
menggabungkan, memadukan, membatas, mereparasi,
17

menampilkan, menyiapkan, memproduksi, merangkum, dan


merekonstruksi.

f. Evaluasi
Pada jenjang ini, evaluasi diartikan sebagai kemampuan
menilai manfaat suatu hal untuk tujuan tertentu berdasarkan
kriteria yang jelas. Kegiatan ini berkenaan dengan nilai suatu ide,
kreasi, cara atau metode. Pada jenjang ini seseorang dipandu untuk
mendapatkan pengetahuan baru, pemahaman yang lebih baik,
penerapan baru serta cara baru yang unik dalam analisis dan
sintesis. Menurut Bloom paling tidak ada 2 jenis evaluasi yaitu :
1) Evaluasi berdasarkan bukti internal
2) Evaluasi berdasarkan bukti eksternal
Di jenjang ini, peserta didik mengevaluasi informasi termasuk di
dalamnya melakukan pembuatan keputusan dan kebijakan. Kata
kerja operasional yang dapat dipakai dalam jenjang ini adalah :
membandingkan, menyimpulkan, menilai, mengarahkan,
mengkritik, menimbang, memutuskan, memisahkan, memprediksi,
memperjelas, menugaskan, menafsirkan, mempertahankan,
memerinci, mengukur, merangkum, membuktikan, memvalidasi,
mengetes, mendukung, memilih, dan memproyeksikan.

3. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan


Pengetahuan yang dimiliki oleh individu dipengaruhi oleh banyak
faktor. Secara umum faktoryang mempengaruhi pengetahuan dapat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu faktor internal (berasal dari dalam
individu) dan faktor eksternal (berasal dari luar individu)
1. Faktor Internal
a. Usia
Menurut Hurlock (dikutip dalam Lestari, 2018),
usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat
18

dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur,


tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih
matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan
masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari
orang yang belum tinggi kedewasaannya. Usia merupakan
hal yang memberikan pengaruh pada daya tangkap dan pola
pikir seseorang. Semakin bertambahnya usia maka semakin
berkembang pula daya tangkap dan pola pikir seseorang,
sehingga seseorang akan semakin mudah dalam menerima
informasi (Rohani, 2013)..

b. Pengalaman
Pengalaman belajar dalam bekerja dikembangkan
akan memberikan pengetahuan dan keterampilan
prefesional, serta dapat mengembangkan kemampuan
mengambil keputusan yang merupakan manifestasi
keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak
dari masalah nyata.Menurut Budiman dan Riyanto (2013),
faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan meliputi
faktor internal dan eksternal.

2. Faktor Eksternal, meliputi :


a. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan
seseorang terhadap perkembangan orang lainmenuju kearah
cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat
dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan
kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat
informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan
merupakan hal yang sangat penting sebagai sarana untuk
19

mendapatkan informasi misalnya di bidang kesehatan


sehingga memberikan pengaruh positif bagi kualitas hidup
seseorang. Pendidikan mempengaruhi seseorang untuk
berperan serta dalam pembangunan dan umumnya semakin
tinggi tingkat pendidikan seseorang akan semakin mudah
dalam menerima informasi.

b. Informasi
Salah satu faktor yang dapat memudahkan individu
dalam memperoleh pengetahuan yaitu dengan cara
mengakses berbagai sumber informasi yang ada di berbagai
media. Perkembangan teknologi yang terjadi saat ini,
semakin memudahkan bagi seseorang untuk bisa
mengakses hampir semua informasi yang dibutuhkan.
Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih
banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Pada
umumnya semakin mudah memperoleh informasi semakin
cepat seseorang memperoleh pengetahuan yang baru.

c. Sosia lbudaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat
dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.
Seseorag yang berasal dari lingkungan yang tertutup
seringkali sulit untuk menerima informasi baru yang akan
disampaikan.

d. Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada
disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat
mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau
kelompok. Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada
20

di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun


sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya
pengetahuan ke dalam individu yang berada didalam
lingkungan tersebut

B. Penelitian Terkait

1. Berdasarkan penelitian (Susanti Widiastuti,Marini, Anggi Yanuar,2019)


dengan judul ”Hubungan Pendidikan,Pengetauan Dan Budaya Terhadap
Pemberian Makanan Pendamping ASI Dini Di Puskesmas Ciruas
Kabupaten Seang” dapat diketahui bahwa yang memberikan MPASI dini
sebanyak 48 orang (62,3%) dan yang tidak memberikan MP ASI dini
sebanyak 29 orang (37,7%).Dapatdiketahui bahwa pendidikan ibu dengan
pendidikan rendah sebanyak 49 orang(63,6%) dan pendidikan tinggi
sebanyak28 orang (36,4%).Dapat diketahui bahwa pengetahuan ibu
dengan pengetahuankurang sebanyak 53 orang (68,8%)
danberpengetahuan baik sebanyak 24 orang (31,2%).

2. Berdasarkan penlitian (Yulita,Rizka Amelia S,Agnes Sry Vera


Nababan,Wanda Lestari,2022) yang berjudul “Faktor-faktor yang
berhubungan dengan pemberian MP-ASI dini pada usia 6-12 bulan di
Puskesmas Aceh Tamiang” diketahui bahwa dari 102 responden bayi usia
6-12 bulan di Wilayah Puskesmas Simpang Kiri Aceh Tamiang Tahun
2022, pendidikan ibu dengan kategori tinggi yaitu 10 orang, MP ASI yang
diberikan tidak sesuai usia sebanyak 10 orang (17,9%). Pendidikan ibu
dengan kategori sedang yaitu 89 orang, MP ASI yang diberikan sesuai
usia sebanyak 44 orang (95,7%), tidak sesuai usia sebanyak 45 orang
(80,4%). Pendidikan ibu dengan kategori rendah yaitu 3 orang, MP ASI
yang diberikan sesuai usia sebanyak 2 orang (4,3%), tidak sesuai usia
sebanyak 1 orang (1,8%).
21

C. Kerangka Kensep

Variabel Independen Variabel Dependen


Pemberian MP-ASI
Pengetahuan ibu
Dini terhadap bayi
- Baik sebelum usia 6 bulan
-Cukup -Memberikan
-Tidak
- Kurang Memberikan

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah


penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pernyataan (Sugiyono, 2020). Adapun pertanyaan dalam penelitian ini
adalah:

Hipotesis yang dapat ditegakkan pada penelitian ini yaitu:

Ha : Ada hubungan antara pengetahuan ibu terhadappemberian MP-ASI dini


Kelurahan Ujungbatu.

Ho : Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu terhadap pemberian MP-ASI


dini di Kelurahan Ujungatu.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian


deskriptif korelasi. Rancangan penelitian ini menggunakan metode pendekatan
cross sectional dimana data mengenai variabel bebas atau variabel independen
yaitu tingkat pengetahuan ibu dan variabel terikat atau variabel dependen yaitu
pemberian MP-ASI dini diambil dalam waktu yang bersamaan, dengan tujuan
untuk mencari hubungan antara kedua variabel.

B. Tempat dan Waktu

Penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas kelurahan Ujungbatu pada


bulan 31Mei - 4 Juni 2023.

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

No Uraian Bulan ke
Kegiatan
Januari Febuar Maret April Meii Juni Juli
2023 i 2023 2023 2023 2023 2023
2023

1 Pengajuan judul
KTI

2 Penyusunan
Proposal

3 Seminar
Proposal KTI

22
23

4 Pelaksanaan
Penelitian

5 Penyusunan
Laporan KTI

6 Seminar Hasil
KTI

C. Populasi dan sampel penelitian

1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti dan dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Hidayat, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu
yang mempunyai bayi usia < 6 bulan yang berjumlah 30. Penentuan
subjek atau informan dalam penelitian ini .Kriteria informan primer dalam
penelitian ini merupakan dari ibu menyusui yang mempunyai bayi <6
bulan, ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan yang telah memberikan MP-
ASI dini,anak pertama, bersedia menjadi responden penelitian serta dapat
berkomunikasi dengan baik, sedangkan informan skunder merupakan yang
terdiri dari keluarga ibu dan kader.

2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang terselidiki dari keseluruhan populasi,
Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 30
orang ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di puskesmas wilyah
Kelurahan Ujungbatu. Pengambilan sampel menggunakan teknik adalah
total sampling.
24

D. Instrumen Penelitian

Alat ukur (instrumen) adalah alat ukur yang telah melalui uji validitas dan
reliabilitas data. Beberapa faktor yang mempengaruhi validitas dan reliabilitas
suatu data tergantung pada baik tidaknya instrumen pengumpulan data atau
pengukur objek dari suatu variabel penelitian. Baik tidaknya suatu instrumen
penelitian ditentukan oleh validitas dan reliabilitasnya (Dewi & Sudaryanto,
2020).
Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner yang sudah diuji
validitas dan reliabilitas.Terdapat 2 kuesioner perilaku dengan domain pemberian
MP-ASI dini dan pengetahuan. pengetahuan merupakan segala sesuatu yang
dipahami dan diketahui Ibu tentang pemberian MP-ASI,sedangkan pemberian
MP-ASI dini merupakan Waktu pemberian makanan pendamping ASI.

E. Defenisi Operasional

Tabel 3.2 Defenisi Operasional

Variabel Defenisi Parameter Alat Ukur Skala Skor


Ukur

Variabel Segala sesuatu 1. Tahu Lembar Ordinal 1. Baik: 76-100%


independen: yang diketahui 2. Memahami kuisioner 2. Cukup: 56-75%
Tingkat oleh responden 3. Penerapan 3. Kurang: <56%
pengetahuan tentang 4. Analisis
pemberian MP- 5. Sintetis
ASI pada bayi 6. Evaluasi
usia 0-6 bulan

Variabel Waktu 1. Umur waktu Lembar Nominal 1. Memberikan


Dependen: pemberian pemberian Kuesioner MP-ASI
Pemberian makanan MP-ASI 2.Tidak
MP-ASI dini pendamping memberikan MP-
25

ASI pada bayi ASI


usia 0-6 bulan

F. Etika Penelitian

Pengambilan data dilakukan dengan membagikan lembar kuesioner


kepada responden dengan memperhatikan etika-etika penelitian. Etika penelitian
yang harus diperhatikan oleh peneliti yaitu :
1. Informed Concent
Lembar informed memberikan informasi terkait tujuan dan
manfaat penelitian yang dilakukan. Selanjutnya lembar concent
memberikan kebebasan seseorang untuk menentukan pilihan dan bebas
dari paksaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian sebagai
responden. Lembar persetujuan diberikan kepada calon responden yang
memenuhi kriteria sebagai bukti kesediannya menjadi responden
penelitian. Peneliti memberikan penjelasan tentang tujuan penelitian.
2. Anonimity (Kerahasiaan identitas)
Kerahasiaan identitas responden dijaga oleh peneliti dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian, dengan cara memberikan kode
atau tanda pada lembar kuesioner yang kode itu hanya diketahui oleh
peneliti.
3. Confidentiality (Kerahasiaan informasi)
Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya
kelompok data tertentu yang dilaporkan sebagai hasil penelitian.
4. Justice (Keadilan)
Kewajiban peneliti untuk berlaku adil kepada semua responden
tanpa mempertimbangkan SARA (Suku, Agama, Ras dan Adat)
responden. Seluruh sampel mendapatkan perlakukan yang sama selama
26

pengambilan data (tidak membedakan dalam hal waktu pengisian


kuisioner, cara penjelasan dan tidak ada sampel yang diberikan hadiah
dalam bentuk apapun).
5. Veracity (Kejujuran)
Kewajiban untuk mengatakan kebenaran, khususnya terkait
informed consent dalam penelitian. Prinsip veracity mengikat peneliti dan
responden untuk memberikan informasi yang sebenarnya. Penelitian yang
akan dilakukan dijelaskan secara jujur tentang manfaatnya, efeknya dan
apa yang di dapat jika responden dilibatkan dalam penelitian tersebut.
Responden berhak untuk mengetahui semua informasi terkait penelitian
yang akan dilakukan.

G. Prosedur Pengumpulkan Data

1. Menyampaikan lembar persetujuan judul penelitian sebagai pengantar


surat permohonan izin melaksanakan penelitian kepada ketua STIKES
Payung Negeri Pekanbaru untuk melakukan penelitian di Kelurahan
Ujungbatu.
2. Menyampaikan surat permohonan izin melaksanakan penelitian kepada
bagian intansi kantor Dinas kesehatan Rokan Hulu untuk melaksanakan
penelitian di Kelurahan Ujungbatu.
3. Pelaksanaan penelitian di Kelurahan Ujungbatu. pertanyaan tentang
faktor yang berhubungan terhadap pemberian MP-ASI dan jenis MP-ASI
yang diberikan pada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan.
4. Setelah penelitian dilakukan, peneliti memberikan penjelasan kepada
responden tentang tujuan, manfaat, prosedur penelitian, serta kontrak
waktu dan minta inform consent. Kontrak waktu diperlukan untuk
menghindari adanya responden yang drop out pada saat penelitian
berlangsung.
5. Setelah menyetujui penelitian responden yang setuju diminta
menandatangani surat pernyataan kesediaan menjadi responden.
27

6. Untuk melihat hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan pemberian


MP-ASI Dini pada bayi usia < 6 bulan. Responden mengisi lembar
kuesioner tentang hubunga pengetahuan ibu dan tradisi dengan pemberian
MP-ASI.
7. Kuesioner yang telah diisi oleh responden dikumpulkan dan kemudian
dianalisis.

H. Analisa Data

1. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer yang dilakukan penelitian ini menggunakan kuesioner


pertanyaan yang diisi oleh responden yang diberikan kepada ibu-ibu yang
memiliki bayi usia 0-6 bulan..

b. Data sekunder

Data skunder adalah data yang diperoleh dari ibu menyusui di


Puskesmas Kelurahan Ujung Batu.Pengolahan data dilakukan setelah data
kuesioner dari responden terkumpul.

2. Pengolahan Data

Kegiatan pengolahan data penelitian antara lain meliputi :


a. Editing
Editing merupakan proses memeriksa pernyataan yang telah diisi
responden, tujuan dilakukan proses ini yaitu untuk mengurangi
kesalahan dan kekurangan dalam lembar kuesioner yang telah di
isi. Sehingga, peneliti dapat memeriksa kelengkapan data untuk
proses analisis,
b. Coding
28

Coding merupakan tahapan mengklasifikasikan jawaban responden


ke dalam kategori tertentu, dengan memberikan skor pada setiap
jawaban berupa angka yang kemudian ditulis dalam lembar
jawaban. Dilakukan untuk mempermudah dalam membaca dan
memungkinkan diolah di komputer.

c. Entry
Entry merupakan proses memasukan data-data hasil coding dan
scoring ke dalam program komputer untuk diolah dan di analisa.

d. Tabulating
Tabulating merupakan kegiatan memasukan data hasil penelitian
ke dalam tabel sesuai kriteria. Sebelum data diklasifikasi, data
dikelompokan terlebih dahulu untuk kepentingan penelitian ini.
Selanjutnya data ditabulasikan sehingga diperoleh frekuensi dari
masing-masing kelompok pertanyaan dan setiap alternatif jawaban
yang tersedia.
e. Cleaning
Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang
sudah di entry ke komputer. Peneliti melakukan pemeriksaan
kembali data yang telah dimasukan untuk pengecekan ulang pada
data-data yang telah dimasukan untuk melihat kemungkinan
adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya.
Kemudian selanjutnya dilakukan pembetulan atau koreksi.

3. Analisa Data
29

Dalam analisa data di penelitian ini, data diolah


denganmenggunakan komputerisasi. Adapun analisis data yang di gunakan
antara lain:
1) Analisa Univariate
Dalam analisis data peneliti menggunakan analisis univariat.
Menurut Aqlima (2020), data analisis univariat yaitu data yang diperoleh
dari hasil pengumpulan dapat disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi, ukuran tendensi sentral atau grafik yang berupa kuesioner
dimana nantinya akan dipergunakan sebagai tolak ukur pembahasan dan
kesimpulan. Analisa dilakukan secara deskriptif terhadap variabel dan
subvariabel dengan bantuan komputerisasi.

2) Analisa Bivarite
Analisa bivarite menggunakan uji Chi-Square, ada penelitian ini
analisis bivarite yang dilakukan adalah untuk mengetahui apakah ada
hubungan tingkat pengetahuan dan tradisi terhadap pemberian MP-ASI di
Kelurahan Ujung Batu.
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN

Bab ini menguraikan hasil penelitian tentang hubungan pengetahuan dengan


pemberian makanan pendamping asi (MP-ASI) pada bayi usia sebelum 6 bulan di
kelurahan ujungbatu penelitian yang dilakukan pada tanggal 31 Mei – 4 Juni di
Kelurahan Ujung Batu dan melibatkan sebanyak 30 orang menggunakan
kuesioner yang telah di print.. Hasil penelitian ini disajikan dengan dua analisis
yang berbeda yaitu anslisis univariat dan bivariat,hasil didapatkan sebagai berikut.

A. Analisa Univariat

Analisa unvariat adalah analisa yang digunakan untuk mendapatkan


karakteristik responden serta masing-masing variabel meliputi
usia,pendidikan,pengetahuan,dan pemberian MP-ASI dini beserta hasil distribusi
hasil ukur. Hasil analisa unvariat sebagai berikut.

1. Data Umum

a. Karakteristik Berdasarkan Usia

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia

Karakteristik Responden frekuensi %

Usia (Tahun)

<25 12 40,0

25-35 14 46,7

>35 4 13,3

Total 30 100
Sumber : (Analisa Data Primer 2023)
Pada tabel 4.1 dapat dilihat dari 30 responden,mayoritas,usia 25-35
sebanyak 14 orang (46,7%),dan minioritas usia >35 sebanyak 4 orang (13,3%)

30
31

b. Karakteristik Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan frekuensi %
SD 3 10,0
SMP 11 36,7
SMA 15 50,0
Perguruan Tinggi 1 3,3
Total 30 100
Sumber : (Analisa Data Primer 2023)

Tabel 4.2 Mayoritas pendidikan responden tamat SMA sebanyak 15


orang (50,0%)dan minioritas berpendidikan perguruan tinggi sebanyak 1
responden (3,3%).

2. Data Khusus

a. Pengetahuan Tentang MP-ASI

Tabel 4.3

Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan.


Pengetahuan ibu frekuensi %
Baik 6 20,0
Cukup 18 60,0
Kurang 6 20,0
Total 30 100
Sumber : (Analisa Data Primer 2023)

Tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa 6 respnden (20,0%) berpengetahuan


baik dan 18 responden (60,0%) berpengetahuan cukup dan 6 (20,0%)
berpengetahuan kurang.
32

b. Pemberian MP-ASI Dini

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi MP-ASI Di Kelurahan Ujung batu Tahun


2023.

Pemberian Makanan Tambahan f %


Memberikan MP-ASI 13 43,3
Tidak Memberikan MP-ASI 17 56,7
Total 30 100
Sumber : (Analisa Data Primer 2023)

Tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa 13 responden (43,3%) memberikan


MP-ASI dan 17 responden (56,7%) tidak memberikan MP-ASI.

2. Analisa Bivariat

Metode analisis data bivariat dalam penelitian ini menggunakan Chi-


Square untuk mengetahui apakah ada hubungan pengetahuan dengan pemberian
MP-ASI pada bayi usia sebelum 6 bulan di kelurahan Ujung batu. Jika hasil
statistik Chi-Square menunjukkan nilai p-value < 0.05 maka Ho ditolak artinya
ada hubungan pengetahuan dengan pemberian MP-ASI dinipada bayi usia
sebelum 6 bulan di kelurahan ujungbatu.Sedangkan jika hasil statistik Chi-Square
menunjukkan p-value > 0.05 maka Ho diterima artinya tidak ada hubungan
pengetahuan dengan pemberian makanan pendamping ASI.
33

Tabel 4.5

Hubungan Distribusi Frekuensi Hubungan Pengetahuan Dengan Pemberian


Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) Pada Bayi Usia Sebelum 6 Bulan Di
Kelurahan Ujung batu Tahun 2023.
Pengetahuan Tentang Pemberian MP-ASI Dini Total P-Vaule
MP-ASI Diberikan Tidak Diberikan
F % F % f %
Baik 0 0 6 20,0 6 20,0 0.177
Cukup 9 30,0 9 30,0 18 60,0
Kurang 2 6,7 4 13,3 6 20,0
Total 11 36,7 19 63,3 30 100

Tabel 4.4 didapatkam hasil dari 30 responden,Ibu yang berpengetahuan


baik ada 6 orang (20,0 %),yang tidak memberikan MP-ASI ada 6 orang (20,0%)
ibu yang berpengetahuan cukup 18 (60,0%),yang memberikan MP-ASI ada 9
orang (30,0%),dan tidak memberikan MP-ASI ada 9 orang(30,0%).

Setelah dilakukan uji statik menggunakan Uji Chi Square didapatkan


Pvaule=0.177 , maka Ho diterima dan Ha ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa
tidak ada hubungan Pengetahuan tentang MP-ASI dengan pemberian makanan
tambahan dini pada bayi sebelum usia 6 bulan di Kelurahan Ujun batu tahun
2023.
34

BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan pembahasan dari bab IV yaitu hasil penelitian
Hubungan Pengetahuan Dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI)
Pada Bayi Usia Sebelum 6 Bulan Di Kelurahan Ujung Batu. Data tersebut dapat
dijadikan acuan, tolak ukur dalam melakukan pembahasan, dan sebagai hasil
akhir, dapat dilihat sebagai berikut.

A. INTERPRETASI DAN HASIL DISKUSI

1. Analisa Univariat

a. Pengetahuan Tentang MP-ASI

Berdasarkan hasil dari 30 responden dapat disimpulkan bahwa 6


responden (20,0%) berpengetahuan baik, 18 responden (60,0%)
berpengetahuan cukup dan 6 orang (20,0%) berpengetahuan kurang.

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu


seseorang terhadap suatu objek melalui indera yang dimilikinya (mata,
hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu
penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.
Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera
pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata). Pengetahuan
seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-
beda (Notoatmodjo, 2016).

Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil


penggunaan panca inderanya. Pengetahuan juga merupakan hasil
mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah
dialami baik secara sengaja maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah
35

orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu


(Mubarok, 2017).

Sejalan dengan hasil penelitian Indrawatii (2018) tentang


hubungan pengetahuan pemberian MP-ASI di wilayah kerja Puskesmas
Rawasari kota Jambi didapatkan Hasil menunjukkan bahwa dari 23
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik 13 (56,5%) responden
memiliki perilaku yang kurang baik dan 10 (43,5%) responden memiliki
perilaku yang baik. Dari 19 responden yang memiliki pengetahuan baik 6
(36,1%) responden memiliki perilaku kurang baik dan13 (68,4%)
responden memiliki perilaku yang baik. Analisis Chi Square menunjukkan
nilai p-value = 0,192>0,05 tidak ada hubungan bermakna antara
pengetahuan ibu dengan pemberian MP-ASI di Wilayah Kerja Puskesmas
Rawasari Kota Jambi Tahun 2016.

Dalam penelitian ini, responden yang memiliki pengetahuan baik


dipengaruhi oleh tingkat pendidikan responden dan informasi yang telah
didapat oleh responden. Sedangkan responden yang memiliki pengetahuan
kurang baik dikarenakan reponden kurang mendapatkan informasi
mengenai MP ASI. Selain itu pengetahuan ibu yang kurang bisa
dipengaruhi karena kurangnya keinginan ibu untuk mencari tahu atau
melakukan konseling kepada petugas kesehatan.

Menurut asumsi peneliti, ketika seseorang memiliki pendidikan


yang tinggi maka tingkat pengetahuan yang dimiliki semakin tinggi.
Sehingga hal tersebutdapat mempengaruhi pemberian MP-ASI, semakin
baik pengetahuan seseorangmaka akan semakin tahu waktu yang tepat
memberikan MP-ASI yaitu diatas usia 6 bulan sehingga secara langsung
akan memberikan ASI ekslusif kepada bayinya.

b. Pemberian MP-ASI Di Kelurahan Ujungbatu


36

Berdasarkan hasil dari 30 responden dapat disimpulkan bahwa 17


responden (56,7%) memberikan MP-ASI dan 13 responden (43,3%) tidak
memberikan.

Menurut Molika (2018), tujuan pemberian MP-ASI adalah


melengkapi zat gizi yang kurang karena kebutuhan zat gizi yang semakin
meningkat sejalan dengan pertambahan umur anak, mengembang
kankemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan dengan
berbagai bentuk, tekstur, dan rasa, mengembangkan kemampuan bayi
untuk mengunyah dan menelan.

Menurut Nauli (2017), Pemberian MP-ASI terlalu dini juga dapat


dipengaruhi dari beberapa faktor antara lain faktor predisposisi, faktor
pendorong, faktor pendukung. Faktor predisposisi terdiri dari usia,
pendidikan, pengetahuan pekerjaan dan pendapatan. Faktor pendorong
meliputi pengaruh iklan, sedangkan faktor pendukung meliputi dukungan
petugas kesehatan dan dukungan keluarga.

Peneliti berasumsi bahwa pemberian MP-ASI dipengaruhi oleh


beberapa faktor antara lain pengetahuan, pekerjaan, pendidikan. Ibu yang
memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi, akan semakin rendah
pemberian MP-ASI dini pada bayitersebut.

Tingkat pendidikan ibu mencerminkan kemampuan ibu untuk


menerima informasi dan pengetahuan yang lebih tentang pemberian MP-
ASI. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan ibu yang berpendidikan
rendah jika sering mengikutipenyuluhan tentang pemberian MP-ASI akan
menunjukkan pemberian MP-ASI yang baik. Sebagian besar masyarakat
beranggapan bahwa pemberian MP-ASI

B. Analisa Bivariat

Berdasarkan hasil dari 30 responden,Ibu yang berpengetahuan baik


ada baik ada 6 orang (20,0 %),yang tidak memberikan MP-ASI ada 6
orang (20,0%) ibu yang berpengetahuan cukup 18 (60,0%),yang
37

memberikan MP-ASI ada 9 orang (30,0%),dan tidak memberikan MP-ASI


ada 9 orang(30,0%) dan ibu yang berpengetahuan kurang ada 6 orang
(20,0%),yang memberikan MP-ASI 2 orang (6,7%) dan yang tidak
memberi ada 4 orang (13,3%).

Setelah dilakukan uji statik menggunakan Uji Chi Square


didapatkan PVaule= 0.177 , maka Ho diterima dan Ha ditolak. Jadi dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan Pengetahuan tentang MP-ASI
dengan pemberian makanan tambahan dini pada bayi sebelum usia 6 bulan
di Kelurahan Ujung batu tahun 2023.

Sejalan dengan hasil penelitian Indrawatii (2018) tentang


hubungan pengetahuan pemberian MP-ASI di wilayah kerja Puskesmas
Rawasari kota Jambi didapatkan Hasil menunjukkan bahwa dari 23
responden yang memiliki pengetahuan kurang baik 13 (56,5%) responden
memiliki perilaku yang kurang baik dan 10 (43,5%) responden memiliki
perilaku yang baik. Dari 19 responden yang memiliki pengetahuan baik 6
(36,1%) responden memiliki perilaku kurang baik dan13 (68,4%)
responden memiliki perilaku yang baik. Analisis Chi Squar emenunjukkan
nilai p-value = 0,192>0,05 tidak ada hubungan bermakna antara
pengetahuan ibu dengan pemberian MP-ASI di Wilayah Kerja Puskesmas
Rawasari Kota Jambi Tahun 2016 .

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian


dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah serta berlangsung seumur
hidup, dengan pendidikan maka semakin mudah orang tersebut untuk
memperoleh informasi.Hal ini menunjukkan semakin tinggi tingkat
pendidikan seseorang maka tingkat pengetahuan tentang makanan
pendamping ASI akan semakin meningkat, karena responden mudah
menerima informasi baru tentang makanan pendamping ASI
(Notoatmodjo, 2016).
38

Menurut asumsi peneliti, ketika seseorang memiliki pendidikan


yang tinggi maka tingkat pengetahuan yang dimiliki semakin tinggi.
Sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi pemberian MP-ASI, semakin
baik pengetahuan seseorang maka akan semakin tahu waktu yang tepat
memberikan MP-ASI yaitu diatas usia 6 bulan sehingga secara langsung
akan memberikan ASI ekslusif kepada bayinya.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur ilmiah, namun


demikian masih memiliki keterbatasan yaitu adalah ibu yang mempunyai bayi
banyak yang menolak untuk mengisi kuesioner yang diberikan dengan alasan
malas membaca,dan tidak paham sehingga sulit untuk mencukupi sampel, tetapi
peneliti terus mencari dan mengajak ibu agar lebih tertarik untuk mengetahui
tentang pemberian MP-ASI yang benar.
39
BAB VI
PENUTUPAN

A. Kesimpulan

1. Pengetahuan tentang MP-ASI mayoritas cukup 18(56,7%) dan


minioritas kurang 6 (20,0%).

2. Pemberian MP-ASI dini mayoritas tidak memberikan 17 (56,7%) dan


minioritas memberikan 13 (43,3%.)

3. Tidak ada hubungan pengetahuan dengan pemberian MP-ASI pada bayi


usia sebelum 6 bulan di kelurah Ujungb Batu nilai p-vaule 0,177

B. Saran

1. Bagi STIKes Payung Negeri

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan


informasi bagi kepentingan

2. Bagi Kelurahan Ujung Batu

Dengan adanya penelitian ini di Kelurahsn Ujungbatu dharap kan


ibu yang memiliki bayi paham akan waktu kapan pemberian makanan
pendamping asi dengan tepat.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bisa dijadikan sebagai bahan referensi orangtua untuk


memperoleh dan mendapatkan informasi yang banyak kapan waktu
pemberian MP-ASI yang tepat untuk bayinya.

39
40

DAFTAR PUSTAKA

Aina, Q. (2019). Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Makanan Pendamping


Asi (MPASI) Dini Pada Bayi Usia 0-6 Bulan. Jurnal Info Kesehatan, 09(2),
211–220.

Afriyani, R., Halisa, S., & Rolina, H. (2016). Faktor-faktor yang berhubungan
dengan pemberian MP-ASI pada bayi usia 0-6 bulan di BPM Nurtila
Palembang. Jurnal Kesehatan, 7(2), 260-265.

Apriani, N., Amalia, R., & Ismed, S. (2022). Hubungan Pengetahuan, Dukungan
Keluarga dan Tradisi Dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi (MP-
ASI) Pada Bayi Usia 0-6 Bulan. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari
Jambi, 22(2), 681. https://doi.org/10.33087/jiubj.v22i2.1837

Basir, A. A., Misnarliah, & Ladji, H. (2022). Hubungan Pemberian MP-ASI


dengan Status Gizi Pada Anak Asia 6-24 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Jongaya Kota Makassar. Metta Jurnal Penelitian Multidisiplin Ilmu, 1(2),
136–137.

Darsini, D., Fahrurrozi, F., & Cahyono, E. A. (2019). Pengetahuan; Artikel


Review. Jurnal Keperawatan, 12(1), 13.

Datesfordate, A., Kundre, R., & Rottie, J. (2017). Hubungan Pemberian Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (Mp-Asi) Dengan Status Gizi Bayi Pada Usia 6-12
Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Bahu Manado. Jurnal Keperawatan
UNSRAT, 5(2), 137391.

Desember, N. (2022). sentri,+12.+Jurnal+penelitian+MP-ASI. 1(4), 979–985.

Indrawati, I., & Anggini, P. Q. (2018). Hubungan pengetahuan dan motivasi ibu
dengan pemberian MP-ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Rawasari Kota
Jambi. Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi, 7(1), 70-78

Mahpuza, N., & Handayani, E. (2020). Pemberian Makanan Pendamping Asi


41

( MPASI ) Dini di Wilayah Kerja. Kesehatan Masyarakat, 48, 1–12.


http://eprints.uniska-bjm.ac.id/2905/1/Artikel Mahpuzah.pdf

Mufida, L., Widyaningsih, T. D., & Maligan, J. M. (2015). Prinsip Dasar


Makanan Pendamping Air Susu Ibu ( MP-ASI ) untuk Bayi 6 – 24 Bulan :
Kajian Pustaka. Basic Principles of Complementary Feeding for Infant 6 - 24
Months : A Review. Jurnal Pangan Dan Agroindustri, 3(4), 1646–1651.

Pemberian, P., Terhadap, M. D., Bayi, K., Klinik, D. I., Gurky, I. N. A., & Deli,
K. (2023). J i d a n. 3, 11–17.

Sari, F., Rismawati, R., Hermawati, D., & Arlenti, L. (2023). Edukasi Makanan
Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Sebagai Upaya Peningkatan Daya
Tahan Tubuh Balita Di Posyandu Desa Pematang Balam Education on
complementary foods (MP-ASI) as an effort to increase the immune system
of toddlers at the Pematang Balam Villa. Basemah, 2(1), 27–36.
https://journal.bengkuluinstitute.com/index.php/jurnalbesemahBI

(Aina, 2019; Apriani et al., 2022; Basir et al., 2022; Datesfordate et al., 2017;
Desember, 2022; Mahpuza & Handayani, 2020; Mufida et al., 2015; Sari et
al., 2023)
42

Lampiran 1

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

KepadaYth,
Bapak/ ibu responden

Di tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiswa program DIII
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Payung Negeri Pekanbaru :
Nama Mahasiswa : VEBY GUSTINA
NIM : 20101034
Akan melakukan penelitian dengan judul” Hubungan Pengetahuan Ibu
Dengan Pemberian MP-ASI Dini Pada Bayi Usia Sebelum 6 Bulan Di
Kelurahan Ujungbatu Tahun 2023”, saya meminta kesediaan bapak/ibu untuk
berpastisipasi dan bersedia menjadi responden pada penelitian tersebut. Demikian
permohonan saya, atas perhatian dan kesediaan bapak/ibu saya mengucapkan
terimakasih..

Ujungbatu, Mei 2023 Hormat saya,


Peneliti

( VEBY GUSTINA)
43

Lampiran 2

PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan untuk turut berpastisipasi dan
bersedia menjadi responden pada penelitian yang di lakukan oleh mahasiswa DIII
keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Payung Negeri Pekanbaru yang
berjudul “Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian MP-ASI Dini Pada
Bayi Usia Sebelum 6 Bulan Di Kelurahan Ujung batu Tahun 2023”. Saya
telah diberikan informasi tentang tujuan dan manfaat penelitian ini dan saya
memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dengan memberikan
pendapat dan respon saya tanpa tekanan dan paksaan dari pihak manapun. saya
mengerti bahwa resiko yang terjadi tidak ada dan saya juga tahu bahwa penelitian
ini tidak membahayakan bagi saya, serta berguna untuk keluarga saya.

Ujung Batu, Mei 2023


Responden

( )
Veby Gustina
20.10.10.34
44

Lampiran 3

KUESIONER

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MP-ASI


DINI PADA BAY USIA SEBELUM 6 BULAN DI KELURAHAN
UJUNGBATU TAHUN 2023

A. Identitas Responden :
1. Nama :
2. Umur :
3. Pendidikan terakhir :
a. SD ( )
b. SMP ( )
c. SMU ( )
d. Perguruan tinggi ( )

B. Pengetahuan Tentang MP-ASI

NO Pernyataan YA TIDAK

1. Sampai umur 6 bulan bayi wajib mendapatkan


ASI Ekslukif.

2. Sayur dan buah merupakan contoh makanan yang


memperlancar ASI.

3. pemberian makanan pendamping ASI adalah


pemberian makanan tambahan pada bayi setelah
bayi berusia 6-24bulan
45

4. Peran makanan pendamping ASI sangat penting


terhadap tumbuh kembang anak

5. karbohidrat, protein, vitamin dan mineral adalah


zat yg di butuhkan oleh bayi dalam proses
tumbuh kembang.

6. Pemberian makanan pendamping ASI harus


bertahap dan bervariasi.

7. Pemberian makanan pendamping ASIsebaiknya


di mulai dengan bentuk bubur kental, sari buah,
buah segar, makanan lumat, makanan lembek dan
akhirnya makanan padat

8. Ditinjau dari sudut masalah kesehatan dan gizi,


maka bayi termasuk kelompok yang palingsusah
menderita kelainan gizi.

9. Pemberian ASI saja sudah cukup untuk anak


pada usia 0-24 bulan

10. Setelah umur bayi lebih dari 6 bulan tidak perlu


diberkan ASI lagi.

11. Frekuensi pemberian makanan pendamping ASI


sebaiknya seseringmungkin.

12. ASI merupakan makanan yang paling baik untuk


bayi

13. Makanan sayur-sayuran dan kacang- kacangan


dapat memperlancarproduksi ASI.

14. Sebelum berumur 2 tahun, bayi belum dapat


mengkonsumsi makanan orangdewasa.
46

15. Pada permulaan, makanan tambahan harus


diberikan dalam keadaan kasar.

16. Hindari makan makanan yang dapat menggangu


organ pencernaan, seperti makanan terlalu
berbumbu tajam,pedas, terlalu asam atau
berlemak.

17. hentikan pemberian makanan apabilabayi


muntah.

18. Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam


bahan makanan.

19. Gunakan peralatan makan dan minum yang steril,


yakni dicuci bersih di air mengalir dan direndam
di air mendidih.

20. Saat bayi lahir, ASI belum banyak keluar


sebaiknya tetap disusukan padabayi.

21. Bila bayi sudah diberikan susu formula/ makanan


tambahan pada usia 6 bulan maka pemberian ASI
diberikan semua bayi

22. Makanan lumat mulai diberikan pada bayi usia 4


bulan.

23. Pemberian makanan tambahan padabayi sebelum


6 bulan dapat berpengaruh bayi cepat besar

24. Syarat dari pemberian makanan tambahan


diantaranya memenuhi kebutuhan gizi yang
diperlukan
47

25. Selain di berikan makanan pendamping ASI,ASI


juga tetap diberikan pada bayi usia 6-24.

C. Lembar Chek List Pemberian Makanan Tambahan


Berikan tanda ✔ pada salah satu jawaban yang menurut anda benar

NO Pertanyaan YA TIDAK

1 Apakah ibu hanya memberikan ASI saja dari


bayi lahir sampai umur 6 bulan?

2 Apakah ibu memberikan makanan tambahan


pada bayi sebelum umur 6 bulan?

Lampiran 4
Surat izin dari kampus
48
49

Lampiran 5

SURAT IZIN PENELITIAN ARI DINA PENANAMAN MODAL


Lampiran 2
50

Lampiran 6
51

Lampiran 7
52

ANALISA UNIVARIAT

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pengetahuan * 30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
pemberian MP-ASI

Usia
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid 12 28.6 28.6 28.6
<25 12 28.6 28.6 57.1
25-35 14 33.3 33.3 90.5
>35 4 9.5 9.5 100.0
Total 42 100.0 100.0

Tingkat Pendidikan
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid SD 4 9.5 13.3 13.3
SMP 10 23.8 33.3 46.7
SMA 15 35.7 50.0 96.7
Perguruan 1 2.4 3.3 100.0
Tinggi
Total 30 71.4 100.0
Missing System 12 28.6
Total 42 100.0
53

Pengetahuan
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid 14 3 10.0 10.0 10.0
15 1 3.3 3.3 13.3
16 4 13.3 13.3 26.7
17 3 10.0 10.0 36.7
18 3 10.0 10.0 46.7
19 3 10.0 10.0 56.7
20 5 16.7 16.7 73.3
21 3 10.0 10.0 83.3
23 3 10.0 10.0 93.3
24 1 3.3 3.3 96.7
25 1 3.3 3.3 100.0
Total 30 100.0 100.0

Pemberian MP-ASI
Frequenc Valid Cumulative
y Percent Percent Percent
Valid Memberikan 13 43.3 43.3 43.3
tidak 17 56.7 56.7 100.0
memberikan
Total 30 100.0 100.0
54

Lampiran 8

DOKUMENTASI
55

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan * 30 100.0% 0 0.0% 30 100.0%
Pemberian MP-ASI

pengetahuan * pemberian MP-ASI Crosstabulation


pemberian MP-ASI
tidak
memberi MP- memberi MP-
ASI ASI Total
Pengetahuan 14 Count 3 0 3
Expected Count 1.3 1.7 3.0
% within 100.0% 0.0% 100.0%
pengetahuan
15 Count 1 0 1
Expected Count .4 .6 1.0
% within 100.0% 0.0% 100.0%
pengetahuan
Kuran Count 3 1 4
g Expected Count 1.7 2.3 4.0
% within 75.0% 25.0% 100.0%
pengetahuan
17 Count 1 2 3
Expected Count 1.3 1.7 3.0
% within 33.3% 66.7% 100.0%
pengetahuan
56

18 Count 1 2 3
Expected Count 1.3 1.7 3.0
% within 33.3% 66.7% 100.0%
pengetahuan
19 Count 2 1 3
Expected Count 1.3 1.7 3.0
% within 66.7% 33.3% 100.0%
pengetahuan
20 Count 2 3 5
Expected Count 2.2 2.8 5.0
% within 40.0% 60.0% 100.0%
pengetahuan
21 Count 0 3 3
Expected Count 1.3 1.7 3.0
% within 0.0% 100.0% 100.0%
pengetahuan
Cukup Count 0 3 3
Expected Count 1.3 1.7 3.0
% within 0.0% 100.0% 100.0%
pengetahuan
24 Count 0 1 1
Expected Count .4 .6 1.0
% within 0.0% 100.0% 100.0%
pengetahuan
Baik Count 0 1 1
Expected Count .4 .6 1.0
% within 0.0% 100.0% 100.0%
pengetahuan
Total Count 13 17 30
Expected Count 13.0 17.0 30.0
% within 43.3% 56.7% 100.0%
pengetahuan
57

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 13.914a 10 .177
Likelihood Ratio 18.368 10 .049
Linear-by-Linear 10.284 1 .001
Association
N of Valid Cases 30
a. 22 cells (100.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .43.
58

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Riwayat Hidup
Nama : VEBY GUSTINA
Nim : 20.10.10.34
TTL : 16 Agustus 2001
Status : Belum Menikah
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Labuh baru,Jalan Meyjen,Pekanbaru
2. Orang Tua
Ayah : SYAFRIDON
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Ujung Batu, Desa Ngaso
Ibu : YULIA ROZA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (IRT)
Alamat : Ujung Batu, Desa Ngaso
3. Riwayat Pendidikan
Tahun 2014 : SDN OO4 UJUNGBATU
Tahun 2017 : SMPN 2 UJUNGBATU
Tahun 2020 : SMAN 1 UJUNGBATU
Tahun 2023 : DIII Keperawatan STIKes Payung Negeri Pekanbaru

Anda mungkin juga menyukai