Anda di halaman 1dari 96

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU, POLA MAKAN DAN PENDAPATAN KELUARGA

DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA (12-59 BULAN) DI WILAYAH


PUSKESMAS ANGGOTOA KECAMATAN WAWOTOBI
KABUPATEN KONAWE

Skripsi
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma IV Gizi

OLEH :
SRI AYU SEPTIANA
NIM. P00313019025

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
PRODI D-IV GIZI
2023

i
HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU, POLA MAKAN DAN PENDAPATAN KELUARGA


DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA (12-59 BULAN) DI WILAYAH
PUSKESMAS ANGGOTOA KECAMATAN WAWOTOBI
KABUPATEN KONAWE

Yang diajukan oleh :


SRI AYU SEPTIANA
P00313019025

Telah disetujui oleh :

Pembimbing Utama,

Dr, Suriana Koro, SP, M.Kes Tanggal …………………………..


NIP. 196803131993122001

Pembimbing Pendamping,

Astati, SST, M.Kes Tanggal …………………………..


NIP. 197512251996032001

i
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI UJIAN AKHIR PROGRAM

Tugas Akhir
Skripsi

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU, POLA MAKAN DAN PENDAPATAN KELUARGA


DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA (12-59 BULAN) DI WILAYAH
PUSKESMAS ANGGOTOA KECAMATAN WAWOTOBI
KABUPATEN KONAWE

Oleh :

SRI AYU SEPTIANA


P00313019025

Telah diuji dan disetujui pada tanggal : 30 Mei 2023

TIM DEWAN PENGUJI


1. Dr. Suriana Koro, SP, M.Kes Ketua Dewan Penguji ……………….

2. Astati, SST, M.Kes Sekretaris Penguji ……………….

3. Petrus, SKM, M.Kes Anggota Penguji ………………

4. Ahmad, SKM, M.Kes Anggota Penguji ………………

5. Purnomo Leksono, DCN, M.Kes Anggota Penguji ………………

Mengetahui :

Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Kendari Ketua Program Studi D.IV Gizi

Sri Yunanci, VG, SST, MPH Dr. S. Akbar Torunjtu, SKM, M.Kes
NIP. 196910061992032002 NIP. 196412312000031006

ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun
yang dirujukan telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Sri Ayu Septiana


Nim : P00313019025
Tanggal : 22 Agustus 2022

Yang Menyatakan

(Sri Ayu Septiana)

iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai civitas Poltekkes Kemenkes Kendari, saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Sri Ayu Septiana
Nim : P00313019025
Program Studi / Jurusan : Diplima IV / Gizi
Judul Skripsi : Hubungan Pengetahuan Ibu, Pola Makan dan
Pendapatan Keluarga Dengan Status Gizi Anak Balita
(12-59 Bulan) di Wilayah Puskesmas Anggotoa
Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe.

Menyatakan bahwa setuju untuk memberikan kepada Poltekkes Kemenkes Kendari Hak
Bebas Royalti Non Eksekutif Atas Skripsi saya yang berjudul :
“HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU, POLA MAKAN DAN PENDAPATAN
KELUARGA DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA (12-59 BULAN) DI
WILAYAH PUSKESMAS ANGGOTOA KECAMATAN WAWOTOBI
KABUPATEN KONAWE”
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non Eksekutif
ini Poltekkes Kemenkes Kendari berhak menyimpan, mengalih media / formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan
skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis / pencipta dan
sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Di Buat di Kendari
Pada tanggal 30 Mei 2023

(Sri Ayu Septiana)

iv
BIODATA PENULIS

A. Identitas
1. Nama : Sri Ayu Septiana
2. Nim : P00313019025
3. Tempat/Tanggal Lahir : Kendari, 05 September 2001
4. Anak Ke : Tiga dari 4 Bersaudara
5. Suku/Bangsa : Tolaki/Indonesia
6. Agama : Islam
7. Alamat : Desa Analahumbuti, Kec, Wawotobi, Kab.
Konawe
8. Email : sriayuseptiana18@gmail.com
B. Latar Belakang Pendidikan
1. Tamat TK Raudhatul-Athfal Ar-Rahman : Tahun 2007
2. Tamat SDN 2 Analahumbuti : Tahun 2013
3. Tamat MTSN Wawotobi : Tahun 2016
4. Tamat SMAN 2 Wawotobi : Tahun 2019
5. D.IV Gizi Poltekkes Kendari : Tahun 2023

v
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU, POLA MAKAN DAN PENDAPATAN KELUARGA
DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA (12-59 BULAN) DI WILAYAH
PUSKESMAS ANGGOTOA KECAMATAN WAWOTOBI
KABUPATEN KONAWE

Ringkasan

Sri Ayu Septiana


Di bawah bimbingan Suriana Koro dan Astati

Latar belakang : Status gizi adalah keadaan yang menunjukkan keseimbangan antara
asupan zat gizi dan kebutuhan zat gizi oleh tubuh. Di Indonesia berdasarkan riskesdas 2018
menunjukkan 17,7% bayi usia dibawah 5 tahun masih mengalami masalah gizi. Angka
tersebut terdiri dari balita yang mengalami gizi buruk sebesar 3,9% dan yang menderita gizi
kurang 13,8%. Di Sulawesi tenggara terdapat presentase balita gizi kurang usia 0-59 bulan
pada tahun 2020 yaitu 4,4% sedangkan balita gizi buruk usia 0-59 bulan pada tahun 2020
yaitu 1,2%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu, pola
makan dan pendapatan keluarga dengan status gizi anak balita (12-59 bulan) di wilayah
Puskesmas Anggotoa Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitif dengan survey analitik
menggunakan desain cross sectional, dan telah dilaksanakan pada tanggal 14-27 Maret 2023
di Wilayah Puskesmas Anggotoa Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu 45 anak balita. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan yaitu purposive sampling. Sedangkan uji statistic yang digunakan uji Chi-square.
Hasil : Penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 35 anak balita berstatus gizi baik
(77,8%), tingkat pengetahuan ibu sebanyak 24 responden (53,3%) dalam kategori kurang,
pola makan sebanyak 27 sampel (60,0%) dalam kategori cukup, pendapatan keluarga
sebanyak 33 sampel (73,3%) dalam kategori rendah. Hasil uji statistic diperoleh tidak ada
hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan status gizi anak balita 12-59 bulan
(p=0,338), ada hubungan antara pola makan dengan status gizi anak balita 12-59 bulan
(p=0,003), tidak ada hubungan antara pendapatan keluarga dengan status gizi anak balita
(p=0,0589).
Penelitian ini menyarankan perlunya penyuluhan pada ibu anak balita di Wilayah
Puskesmas Anggotoa Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe terkait pengetahuan. Bagi
peneliti selanjutnya dapat meneliti tentang variabel lain dalam kaitannya dengan
pengetahuan ibu, pola makan dan pendapatan keluarga.

Kata Kunci : Status Gizi, Tingkat Pengetahuan Ibu, Pola Makan, Dan Pendapatan
Keluarga

vi
THE RELATIONSHIP BETWEEN MOTHER'S KNOWLEDGE, EATING PATTERN, AND
FAMILY INCOME WITH THE NUTRITIONAL STATUS OF CHILDREN UNDER 5S
(12-59 MONTHS) IN THE ANGGOTOA HEALTH CENTER AREA, WAWOTOBI
DISTRICT, KONAWE REGENCY

ABSTRACT

Sri Ayu Septiana

Background : Nutritional status is a condition that shows a balance between nutrient intake
and nutritional needs by the body. In Indonesia, based on the 2018 Riskesdas, it shows that
17.7% of infants under 5 years of age are still experiencing nutritional problems. This
figure consists of 3.9% of children experiencing malnutrition and 13.8% of those suffering
from malnutrition. In Southeast Sulawesi, the percentage of undernourished toddlers aged
0-59 months in 2020 was 4.4%, while the percentage of severely malnourished toddlers
aged 0-59 months in 2020 was 1.2%. This study aims to determine the relationship between
mothers' knowledge, diet, and family income and the nutritional status of children under
five (12–59 months) in the Anggotoa Health Center, Wawotobi District, Konawe Regency.
Methodes : This research is a quantitative study with an analytical survey using a cross-
sectional design and was carried out on March 14–27, 2023, at the Anggotoa Community
Health Center, Wawotobi District, Konawe Regency. The sample used in this study was 45
toddlers. The sampling technique used is purposive sampling. While the statistical test used
the Chi-square test.
Results : This study showed that as many as 35 children under five had good nutritional
status (77.8%), the mother's level of knowledge was 24 samples (53.3%) in the less
category, 24 samples (53.3%) eating patterns were in the sufficient category, and family
income was as many as 37 samples (82.2%) in the low category. The statistical test results
obtained showed that there was no relationship between the level of knowledge of the
mother and the nutritional status of children under five (12–59 months) (p = 0.338), there
was no relationship between diet and the nutritional status of children under five (12–59
months) (p = 0.231), and there was a relationship between family income and the
nutritional status of children under five (p = 0.037).
This study suggests the need for counseling for mothers of toddlers in the Anggotoa Health
Center, Wawotobi District, Konawe Regency, regarding knowledge. For further research,
they can examine other variables in relation to the mother's knowledge, eating patterns, and
family income.

Keywords : Nutritional Status, Mother's Knowledge Level, Diet, and Family Income

vii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
“Hubungan Pengetahuan Ibu, Pola Makan, dan Pendapatan Keluarga Dengan Status
Gizi Anak Balita (12-59 Bulan) Di Wilayah Puskesmas Anggotoa Kecamatan
Wawotobi Kabupaten Konawe” dengan baik sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar S.Tr.Gz (Sarjana Terapan Gizi) pada program studi D-IV Gizi,
Politeknik Kesehatan Kendari.
Pendidikan Diploma Empat Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kendari.
Proses penyusunan Skripsi ini telah melewati perjalanan panjang dalam penyusunan
yang tentunya tidak terlepas dari bantuan moril dan materil dari pihak lain. Karena itu,
sudah sepatutnya penulis dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Teguh Fathurrahman, SKM, MPPM selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Knedari.
2. Ibu Sri Yunanci V.G, SST, MPH selaku Ketua Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan
Kemenkes Knedari.
3. Bapak Dr. S. Akbar Toruntju, SKM, M.Kes selaku Ketua Prodi D-IV Gizi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari.
4. Ibu Dr. Suriana Koro, SP, M.Kes selaku pembimbing I yang telah ikhlas
meluangkan waktu dan berbagi ilmu guna membantu penulis dalam penyusunan
Skripsi ini.
5. Ibu Astati, SST, M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberi dukungan dan
membantu penulis dalam penyusunan Skripsi ini.
6. Bapak Petrus, SKM, M.Kes selaku penguji I yang sudah banyak memberikan
masukan yang membangun untuk perbaikan skripsi ini.
7. Bapak Ahmad, SKM, M.Kes selaku penguji II yang sudah banyak memberikan
masukan yang membangun untuk perbaikan skripsi ini.
8. Bapak Purnomo Leksono, DCN, M.Kes selaku penguji III yang sudah banyak
memberikan masukan yang membangun untuk perbaikan skripsi ini.

viii
9. Seluruh staf Pengajar Program Studi D-IV Gizi Polieknik Kesehatan Kemenkes
Kendari, yang selama ini telah banyak memberikan pengetahuan selama penulis
mengikuti pendidikan.
10. Ucapan terimakasih yang teristimewa penulis persembahkan kepada kedua
orang tua tercinta, Ayahanda (Masanuddin), Ibunda (Alm. Lilis Rusniawati) yang
telah melahirkan penulis dan Ibunda (Hj. Suriani S.Ag) yang telah merawat
penulis hingga sekarang dengan penuh kasih sayang yang tak terhingga, serta
banyak memberikan bantuan moral, materi, arahan, motivasi dan selalu mendoakan
keberhasilan serta keselamatan selama menumpuh pendidikan.
11. Ucapan terimakasih yang tersayang Kaka saya Harmin Suyatna dan Akbar Taufik
terimakasih atas dukungannya selama ini.
12. Teman-teman seperjuangan D-IV Jurusan Gizi Angkatan 2019 Khususnya Sahabat
saya Dewi Pratiwi dan Suci Desiani S. yang selalu mendukung dan memberikan
bantuan selama proses penulisan skripsi serta Refny Harmufiani dan Widya Ningsi
Ainun Pratiwi yang dimana mereka banyak memberikan semangat, dukungan serta
kenangan dan ceria suka duka selama masa perkuliahan.
Akhirnya penulis menyadari bahwa Tugas Akhir/Skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun untuk
kesempurnaan hasil ini sangat penulis harapkan. Penulis ucapkan terima kasih.

Kendari, 30 Mei 2023

SRI AYU SEPTIANA

ix
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... i


PENGESAHAN DEWAN PENGUJI UJIAN AKHIR PROGRAM ........................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................... iiii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN ....................................................... iv
BIODATA PENULIS ................................................................................................ v
ABSTRACT ......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................ viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiiii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5
E. Keaslian Penelitian ............................................................................ 6
BAB II. TINJAUN PUSTAKA............................................................................... 8
A. Telaah Pustaka................................................................................... 8
B. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep ............................................. 19
C. Hipotesis ......................................................................................... 20
BAB III. METODE PENELITIAN ........................................................................ 21
A. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian ............................................. 21
B. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................... 21
C. Populasi dan Sampel ........................................................................ 21
D. Variabel Penelitian .......................................................................... 23
F. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ................................................... 23
G. Pengolahan dan Analisis Data .......................................................... 24
H. Penyajian Data................................................................................. 27
I. Definisi Operasional ........................................................................ 27
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 29
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................. 29
B. Hasil Penelitian ................................................................................. 30
C. Pembahasan ...................................................................................... 35
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 45
A. Kesimpulan ..................................................................................... 45
B. Saran ............................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 47
LAMPIRAN ............................................................................................................ 51

x
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman

1. Keaslian Penelitian .................................................................................................. 6


2. Kategori Ambang Batas Status Gizi Anak ............................................................... 9
3. Definisi Operasional.............................................................................................. 27
4. Data Jumlah Penduduk .......................................................................................... 29
5. Karakteristik Responden ....................................................................................... 30
6. Karakteristik Sampel ............................................................................................ 31
7. Distribusi Sampel Menurut Status Gizi .................................................................. 31
8. Distribusi Sampel Menurut Tingkat Pengetahuan Ibu Anak Balita......................... 32
9. Distribusi Sampel Menurut Pola Makan Anak Balita ............................................. 32
10. Distribusi Sampel Menurut Tingkat Pendapatan keluarga ...................................... 33
11. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Status Gizi ....................................... 33
12. Hubungan Tingkat Pola Makan Dengan Status Gizi .............................................. 34
13. Hubungan Pendapatan Keluarga Dengan Status Gizi ............................................. 35

xi
DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Gambar 1. Kerangka Teori .......................................................................................... 19


Gambar 2. Kerangka Konsep ...................................................................................... 20

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden .......................................................... 52


2. Kuesioner Penelitian ............................................................................................. 53
3. Master Tabel ......................................................................................................... 63
4. Analisis Univariat ................................................................................................. 66
5. Analisis Bivariat.................................................................................................... 70
6. Surat Izin Penelitian Dari BAdan Kesatuan Dan Politik......................................... 76
7. Surat Telah Melakukan Penelitian ......................................................................... 77
8. Surat Pengantar Pengurusan Ethical Clearance ...................................................... 78
9. Surat sertifikat Ethical Clearance........................................................................... 79
10. Surat keterangan Bebas Pustaka ............................................................................ 80
11. Dokumentasi Penelitian…………………………………………………………… 81

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Status gizi adalah keadaan yang menunjukkan keseimbangan antara

asupan zat gizi dan kebutuhan zat gizi oleh tubuh. Status gizi balita adalah

cerminan ukuran terpenuhinya kebutuhan gizi pada balita yang merupakan salah

satu indikator tingkat kesejahteraan masyarakat. Penelitian status gizi dapat

diukur dengan antropomentri atau pengukuran bagian tertentu dari tubuh.

Indikator yang digunakan adalah berat badan menurut umur (BB/U), tinggi

badan menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).

Berdasarkan pengukuran antropometri maka anak yang sehat bertambah

umur, bertambah berat, dan tinggi. Salah satu cara penilaian status gizi balita

adalah dengan pengukuran antropometri yang menggunakan indeks berat badan

menurut umur (BB/U) dan dikategorikan dalam gizi lebih, gizi baik, gizi kurang,

gizi buruk (Muzayyaroh, 2017).

Tingkat pengetahuan gizi ibu merupakan salah satu faktor yang

menentukan konsumsi pangan seseorang. Orang yang mempunyai pengetahuan

gizi yang baik akan mempunyai kemampuan untuk menerapkan pengetahuan

gizi dalam pemilihan dan pengolahan pangan sehingga dapat diharapkan asupan

makanannya lebih terjamin, baik dalam menggunakan alokasi pendapatan rumah

tangga untuk memilih pangan yang baik dan mampu memperhatikan gizi yang

baik untuk anaknya (Gibney dkk, 2019).

1
Pola makan merupakan perilaku paling penting yang dapat

mempengaruhi keadaan gizi yang disebabkan karena kualitas dan kuantitas

makanan dan minuman yang dikonsumsi akan mempengaruhi tingkat kesehatan

individu. Gizi yang optimal sangat penting untuk pertumbuhan normal serta

perkembangan fisik dan kecerdasan bayi, anak-anak serta seluruh kelompok

umur (Lola, Margaretha, & Sitompul, 2018).

Pola makan yang tidak baik akan beresiko terjadi status gizi kurang.

Pola pemberian makan merupakan salah satu perilaku seseorang yang dapat

mempengaruhi status gizi balita (Handayani, 2020).

Pendapatan keluarga sangat mempengaruhi tercukupi atau tidaknya

kebutuhan primer, sekunder, serta perhatian dan kasih saying seorang anak.

Anak yang tinggal bersama keluarga dengan status ekonomi yang rendah

mempunya proporsi status gizi yang kurang dibandingkan dengan balita yang

tinggal bersama keluarga dengan status ekonomi menegah keatas (Rosdiana et

al, 2020).

Masalah gizi merupakan masalah global yang terjadi di sebagian besar

belahan dunia. WHO 2018 menyatakan pada tahun 2017 di dunia sekitar 22,2 %

atau 150,8 juta balita mengalami stunting 7,5% atau 50,5 juta balita mengalami

wasting dan 5,6% atau 38,3 juta balita mengalami overweight (World Health

Organization, 2018).

Di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar Kementerian

Kesehatan tahun 2018 menunjukkan 17,7% bayi usia dibawah 5 tahun (balita)

masih mengalami masalah gizi. Angka tersebut terdiri dari balita yang

mengalami gizi buruk sebesar 3,9% dan yang menderita gizi kurang 13,8%.

2
Berdasarkan data laporan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2017 terdapat 32 kematian bayi/balita per 1000 kelahiran hidup (Kementerian

Kesehatan RI, 2018).

Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia di provinsi Sulawesi Tenggara

terdapat persentase balita gizi kurang usia 0-59 bulan pada tahun 2020 yaitu

4,4% sedangkan balita gizi buruk usia (0-59 bulan) pada tahun 2020 yaitu 1,2%

(Profil,2020).

Menurut data kesehatan di Dinas Keseahatan Kabupaten Konawe untuk

Wilayah Puskesmas Anggotoa bahwa persentase balita gizi kurang (BB/U) di

tahun 2020 adalah 10,78%, balita kurus (BB/TB) adalah 5,49% sedangkan pada

tahun 2021 adalah presentase balita gizi kurang (BB/U) mengalami peningkatan

menjadi 76,27%, sedangkan untuk balita kurus (BB/TB) di tahun 2021

mengalami penaikan karena tidak ada kasus balita kurus atau 0%.

Berdasarkan masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang “Hubungan pengetahuan ibu, pola makan dan pendapatan

keluarga dengan status gizi anak balita (12-59 bulan) di Wilayah Puskesmas

Anggotoa Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan

pengetahuan ibu, pola makan dan pendapatan keluarga dengan status gizi anak

balita (12-59 bulan) di Wilayah Puskesmas Anggotoa Kecamatan Wawotobi

Kabupaten Konawe.

3
C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu, pola makan dan

pendapatan keluarga dengan status gizi anak balita (12-59 bulan) di Wilayah

Puskesmas Anggotoa Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui status gizi anak balita (12-59 bulan) di Wilayah Puskesmas

Anggotoa Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe.

b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu dengan status gizi anak balita (12-

59 bulan) di Wilayah Puskesmas Anggotoa Kecamatan Wawotobi

Kabupaten Konawe.

c. Mengetahui pola makan dengan status gizi anak balita (12-59 bulan) di

Wilayah Puskesmas Anggotoa Kecamatan Wawotobi Kabupaten

Konawe.

d. Mengetahui tingkat pendapatan keluarga dengan status gizi anak balita

(12-59 bulan) di Wilayah Puskesmas Anggotoa Kecamatan Wawotobi

Kabupaten Konawe.

e. Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu dengan status gizi anak

balita (12-59 bulan) di Wilayah Puskesmas Anggotoa Kecamatan

Wawotobi Kabupaten Konawe.

f. Mengetahui hubungan pola makan dengan status gizi anak balita (12-59

bulan) di Wilayah Puskesmas Anggotoa Kecamatan Wawotobi

Kabupaten Konawe.

g. Mengetahui hubungan tingkat pendapatan keluarga dengan status gizi

4
anak balita (12-59 bulan) di Wilayah Puskesmas Anggotoa Kecamatan

Wawotobi Kabupaten Konawe.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi pemerintah

Dapat digunakan untuk bahan informasi dan masukan dalam evaluasi

kebijakan dan pengambilan keputusan mengenai masalah status gizi pada

anak balita oleh dinas kesehatan.

2. Bagi masyarakat

Sebagai bahan informasi dan pengetahuan bagi masyarakat mengenai

status gizi anak balita.

3. Bagi peneliti

Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dan pengalaman dalam

penelitian dan untuk mengaplikasikannya ilmu yang telah diperoleh selama

dibangku kuliah, dan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan

Diploma IV Gizi.

5
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1. Keaslian Penelitian

No Peneliti Judul Desain Hasil Persamaan Perbedaan


1. Gita Hubungan Tingkat Cross Ada hubungan yang variabel Tempat
Ayuningtyas, Pengetahuan Ibu Dengan Sectional signifikan antara independent : penelitian dan
Uswatun Status Gizi Balita di Wilayah pengetahuan ibu pengetahuan ibu waktu
Hasanah dan Kerja Puskesmas Rau, Kota dengan status gizi variabel penelitian
Teti Yuliawati Serang, Banten Tahun 2021 balita dependent :
Status gizi
2. Rosmalia Hubungan Antara Pengetahuan Cross Ada hubungan variabel Teknik
Ibu Tentang Gizi Dengan Sectional antara pengetahuan independent : pengambilan
Status Gizi Balita di Wilayah ibu dengan status pengetahuan ibu sampel, tempat
Puskesmas Siwuluh gizi balita variabel penelitian dan
Kecamatan Bulakamba dependent : waktu
Kabupaten Brebes Tahun 2020 Status gizi penelitian.
3. Willy Hubungan Pola Pemberian Cross Ada hubungan variabel Teknik
Pramudya, Ikit Makan Dengan Status Gizi Sectional antara pola independent : pengambilan
Netra Balita di Wilayah Kerja pemberian makan pola makan sampel, tempat
Wirakhmi dan Puskesmas Puwrokerto Timur dengan status gizi variabel penelitian dan
Noor Yunida II Tahun 2022 balita dependent : waktu
Triana Status gizi penelitian
4. Rostinah, Fitri Hubungan Antara Pola Makan Cross Terdapat hubungan variabel Teknik
Hijriati dan Dengan Status Gizi Balita di Sectional antara pola independent : pengambilan
Rini Hendari Wilayah Kerja Puskesmas pemberian makan Pola makan sampel, tempat
Penana’e Tahun 2021 dengan status gizi variabel penelitian dan
balita dependent : waktu
Status gizi penelitian

6
5. Tika Ayu Hubungan Pendapatan Cross Ada hubungan variabel Teknik
Pratiwi dan Keluarga Dengan Status Gizi Sectional antara pendapatan independent : pengambilan
Febri Balita Usia 1-5 Tahun di keluarga dengan pendapatan sampel, tempat
Yusnanda Klinik Anugrah Pratama Tahun status gizi balita keluarga penelitian dan
2021 variabel waktu
dependent : penelitian
Status gizi
6. Dwiky Ananda Hubungan Pendapatan Cross Tidak ada hubungan variabel Teknik
R dan Dian Keluarga Dengan Status Gizi Sectional antara pendapatan independent : pengambilan
Mardhiyah Balita di Desa Pasar Kupa keluarga dengan pendapatan sampel, tempat
Kbaupaten Lebak Tahun 2022 status gizi balita keluarga penelitian dan
variabel waktu
dependent : penelitian
Status gizi

7
BAB II

TINJAUN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Status Gizi

Status Gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk

variabel tertentu atau perwujudan dari nutrisi dalam bentuk variabel tetentu.

(Wati, 2018).

Penilaian status gizi dibagi menjadi dua, yaitu penilaian status gizi

secara langsung dan penilaian status gizi secara tidak langsung.

a. Penilaian status gizi secara langsung

1) Antropometri

Secara umum, arti dari antropometri adalah ukuran tubuh

manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi

berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh

serta komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan gizi.

Dalam pemakaiannya guna menilai status gizi, antropometri

disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel

lainnya, yaitu variabel tersebut sebagai berikut.

a) Umur memegang peranan penting dalam melakukan penentuan

status gizi seseorang. Kesalahan dalam penentuan status gizi

sesorang melalui umur bisa menyebabkan hasil interpretasi

terhadap status gizi menjadi salah.

8
b) Berat badan bisa memberikan gambaran mengenai massa

jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka

terhadap perubahan mendadak , baik karena penyakit infeksi

maupun tingkat konsumsi makanan menurun.

c) Tinggi badan bisa memberikan gambaran mengenai status gizi

seseorang. Metode tinggi badan sangat baik dalam melihat

keadaan gizi masa lalu. Namun, indeks yang kedua jarang

dipakai karena perubahan tinggi badan berjalan lambat.

Tabel 2
Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak

Kategori Ambang Batas


Indeks
status Gizi (Z-Score)
Berat badan
sangat kurang
< - 3 SD
(severely
underweight)
Berat badan
BB/U
kurang -3 SD sd < - 2 SD
Anak usia 0-60 bulan
(underweight)
Berat badan
-2 SD sd + 1 SD
normal
Resiko berat
> + 1 SD
badan lebih
Sangat pendek
(severely < - 3 SD
stunted)
PB/U atau TB/U
Pendek
Anak usia 0-60 bulan -3 SD sd < - 2 SD
(stunted)
Normal -2 SD sd + 3 SD
Tinggi > + 3 SD
Gizi buruk
(severely < - 3 SD
wasted)
Gizi kurang
-3 SD sd < - 2 SD
(wasted)
BB/PB atau BB/TB
Gizi baik
Anak usia 0-60 bulan -2 SD sd + 1 SD
(normal)
Berisiko gizi
lebih (possible
> + 1 SD sd + 2 SD
risk of
overweight)

9
Kategori Ambang Batas
Indeks
Status Gizi (Z-Score)
Gizi lebih
> + 2 SD + 3 SD
(overweight)
Obesitas
> + 3 SD
(obese)
Gizi buruk
(severely < - 3 SD
wasted)
Gizi kurang
-3 SD sd < - 2 SD
(wasted)
Gizi baik
-2 SD sd + 1 SD
(normal)
IMT/U
Berisiko gizi
Anak usia 0-60 bulan
lebih (possible
> + 1 SD sd + 2 SD
risk of
overweight)
Gizi lebih
> + 2 SD + 3 SD
(overweight)
Obesitas
> + 3 SD
(obese)
Sumber : (Permenkes, 2020)

2) Klinis

Pemeriksaan klinis adalah metode guna menilai status gizi

masyarakat, didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi dan

dihubungkan dengan ketidakcukupan gizi.

3) Biokimia

Penilaian status gizi menggunakan metode biokimia adalah

pemeriksaan spesimen yang di uji secara laboratorium dan

dilakukan pada berbagai jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang

diperiksa meliputi darah, urine, tinja, dan beberapa jaringan tubuh

lainnya.

4) Biofisika

Penentuan status gizi secara biofisika adalah metode penentuan

status gizi dengan melihat kemampuan fungsi jaringan dan melihat

per ubahan struktur pada jaringan.

10
b. Penilaian status gizi secara tidak langsung
1) Survey konsumsi pangan

Survey konsumsi makanan adalah penentuan status gizi

secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi

yang dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan dapat

memberikan gambaran tentang zat gizi yang diserap oleh

masyarakat, keluarga dan individu.

2) Statistik vital

Pengukuran status gizi menggunakan metode statistik vital

adalah dengan menganalisis data bebrapa statistik kesehatan,

seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan

kematian yang disebabkan oleh penyebab tertentu serta data

lainnya yang berhubungan dengan gizi.

3) Faktor ekologi

Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan

masalahekologi yang dihasilkan dari interaksi beberapa faktor fisik,

biologis, dan lingkungan budaya.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi

a. Pengetahuan Ibu

1) Pengertian pengetahuan ibu

Pengetahuan merupakan hasil tahu, ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap obyek tertentu. Pengindraan

panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

11
diperoleh melalui mata dan telinga, yaitu proses melihat dan

mendengar. Selain itu melalui mata dan telinga yaitu proses

melihat dan mendengar. Selain itu ptoses pengalaman dan proses

belajar dalam pendidikan formal maupun informal (Wibowo,

2018).

2) Tingkat pengetahuan

Untuk mengukur tingkat pengetahuan seseorang secara rinci

terdiri dari enam tingkatan :

a) Tahu (know)

Tahu merupakan suatu materi yang telah di pelajari

sebelumnya. Seperti mengingat kembali suatu spesifik dari

seluruh bahan yang telah dipelajari. Oleh sebab itu, tahu

merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.

b) Memahami (comprehension)

Memahami merupakan suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang telah diketahui

dan menyimpulkan objek yang telah di pelajari.

c) Aplikasi (application)

Aplikasi merupakan suatu kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah di pelajari pada kondisi yang

sebenarnya. Seperti penggunaan rumus, metode, dan

sebagainya.

12
d) Analisis (analysis)

Analisis merupakan suatu kemampuan untuk

menjabarkan materi atau suatu objek tetapi masih didalam

struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis merupakan suatu kemampuan meletakkan atau

menghubungkan suatu bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Seperti menyusun, merencanakan,

meringkas dan sebagainya.

f) Evaluasi (evaluation)

Eveluasi merupakan pengetahuan untuk melakukan suatu

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian

itu di tentukan sendiri didasarkan oleh ketentuan yang telah

ada (Wibowo,2018).

3) Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

a) Tingkat pendidikan, yakni upaya untuk memberikan

pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang

meningkat.

b) Informasi, seseorang yang mendapatkan informasi lebih

banyak akan menambah pengetahuan yang lebih luas.

c) Pengalaman, yakni sesuatu yang pernah dilakukan seseorang

akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat

informal.

13
d) Budaya, tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhan

yang meliputi sikap dan kepercayaan.

e) Sosial ekonomi yakni kemampuan seseorang memenuhi

kebutuhan hidupnya (Lestari, 2018).

4) Hubungan pengetahuan dengan status gizi anak balita

Pengetahuan ibu sangat penting peranannya dalam

menentukan asupan makanan karena tingkat pengetahuan gizi

seseorang berpengaruh terhadap perilaku dalam memilih makanan

yang akan berdampak pada asupan gizi anaknya. pengetahuan ibu

yang berbeda dapat mempengaruhi status gizi anak nya.

Pengetahuan ibu yang baik tentang gizi akan mempermudah ibu

dalam mengasuh anak terutama memperhatikan asupan makanan

anak sehingga status gizi anaknya baik. Sedangkan ibu yang

mempunyai pengetahuan kurang tentang gizi dapat mengakibatkan

berkurangnya kemampuan untuk menerapkan informasi dalam

kehidupan sehari-hari yang merupakan salah satu penyebab

terjadinya gangguan gizi (Wati, 2018).

Tingkat pengetahuan ibu menjadi kunci dalam pengelolaan

rumah tangga, hal ini akan mempengaruhi sikap ibu dalam

pemilihan bahan makanan yang nantinya akan dikonsumsi oleh

keluarga. Ibu dengan pengetahuan gizi yang baik akan mengerti

dan memahami pentingnya status gizi yang baik bagi kesehatan

serta kesejahteraan (Nurma Yuneta et al, 2019).

14
Pengetahuan ibu yang kurang akan memberikan pengaruh

bagi status gizi balita namun juga sebaliknya pengetahuan ibu

yang baik akan mempengaruhi gizi balita menjadi baik.

Pengetahuan gizi balita serta kemampuan untuk menyediakannya

dengan pengetahuan yang baik tentang gizi balita maka

kemampuan memilih bahan makanan yang seimbang dengan

variasi yang berbeda dan penampilan yang menarik bagi anak

membuat balita tidak merasa bosan sehingga gizi tetap tercukupi

(Wiang, 2017).

b. Pola Makan

1) Pengertian pola makan

Pola makan ialah berbagai informasi yang memberikan

gambaran mengenai frekuensi dan jenis bahan makanan yang

dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas suatu

kelompok untuk masyarakat tertentu. Pola makan merupakan faktor

yang berhubungan seharusnya mempertimbangkan angka

kecukupan gizi, baik dari segi karbohidrat, protein, lemak maupun

mineral (Wilda & Desmariyenti, 2020).

2) Faktor yang mempengaruhi pola makan

Pola makan yang terbentuk sangat erat kaitannya dengan

kebiasaan makan seseorang. Faktor yang mempengaruhi pola

pemberian makan yaitu status sosial ekonomi, faktor pendidikan,

faktor lingkungan, faktor sosial budaya, faktor agama (Prakhasita,

2018).

15
3) Hubungan pola makan dengan status gizi anak balita

Konsumsi makanan atau dalam pola makan yang baik

berpengaruh terhadap status gizi (pertumbuhan) balita. Status gizi

baik bila tubuh memperoleh asupan gizi yang baik, sehingga

memungkinkan pertumbuhan fisik dan kesehatan secara umum

pada keadaan umum sebaik mungkin. Pola makan akan

memberikan asupan gizi yang mencakup jenis, jumlah dan jadwal

dalam pemenuhan nutrisi. Gizi menjadi bagian yang sangat penting

bagi pertumbuhan. Gizi didalamnya memiliki keterkaitan yang

sangat erat hubungannya dengan kesehatan dan kecerdasan.

Kurangnya gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang

kurang dalam jangka waktu defisiensi gizi maka kemungkinan

besar sekali akan mudah terkena infeksi. Jika pola makan tidak

tercapai dengan baik pada anak balita maka pertumbuhan anak

balita akan terganggu, tubuh kurus, pendek bahkan bisa terjadi gizi

buruk pada balita.

Hal ini berarti bahwa pola makan merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi status gizi anak balita. Apabila pola

makan yang baik maka asupan makanan yang dibutuhkan oleh

anak balita dapat terpenuhi. Pembentukan pola makan yang baik,

merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan, sebab

balita membutuhkan nutrisi yang tepat bagi pertumbuhannya. Bila

hal ini tidak terpenuhi, maka balita bisa menderita kekurangan gizi

(Kurniati, 2017).

16
c. Pola Asuh

Secara etiologi, pola asuh berarti bentuk, tata cara. Sedangkan

asuh berarti merawat, menjaga, mendidik. Sehingga pola asuh berarti

bentuk atau sistem dalam merawat, menjaga dan mendidik. Pola asuh

orang tua adalah interaksi orang tua terhadap anaknya dalam hal

mendidik dan memberikan contoh yang baik agar anak dapat

kemampuan sesuai dengan tahap perkembangannya (Handayani, dkk,

2017).

Pola asuh orang tua sikap dan perilaku orang tua dalam

berinteraksi dengan anak, sikap dan perilaku orang tua tersebut dapat

dilihat dari cara orang tua menanamkan disiplin pada anak,

mempengaruhi emosi dan cara orang tua dalam mengontrol anak

(Rakhmawati, 2015).

d. Pendapatan Keluarga

1) Pengertian

Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang

maupun barang baik dari pihak lain maupun dari hasil sendiri.

Dengan dinilai sejumlah uang atas harga yang berlaku pada saat

itu. Pendapatan rumah tangga adalah pendapatan yang diperoleh

seluruh anggota keluarga yang bekerja. Dari definisi diatas dapat

disimpulkan bahwa pendapatan adalah uang atau barang yang

diterima subjek ekonomi sebagai balas jasa dari pemberian faktor-

faktor produksi. Sedangkan yang dimaksud pendapatan keluarga

dalam penelitian ini adalah pendapatan yang berupa uang dan

17
barang yang diperoleh orang tua dan anggota keluarga lainnya yang

bersumber dari kerja pokok dan kerja sampingan (Dakhi, 2019).

2) Hubungan pendapatan keluarga dengan status gizi anak balita

Pendapatan keluarga yang kurang akan mempengaruhi

banyak hal seperti pola konsumsi makanan kurang bergizi yang

akan menyebabkan kekurangan gizi dan gizi buruk pada balita.

Sehingga tinggi rendahnya pendapatan sangat mempengaruhi daya

beli keluarga terhadap bahan pangan yang akhirnya berpengaruh

terhadap status gizi sesorang terutama anak balita (Wati, 2018).

Pendapatan keluarga yang tinggi dapat memenuhi

ketersediaan pangan dalam rumah tangga sehingga akan tercukupi

zat gizi dalam keluarga. Sebaliknya jika pendapatan yang rendah

maka akan mengakibatkan ketersediaan pangan dalam rumah

tanggga tidak tercukupi. Sehingga pemenuhan zat gizi dalam

keluarga tidak efesien dan berdampak pada pertumbuhan anak.

e. Pendidikan

Tingkat pendidikan akan mempengaruhi tingkat konsumsi

pangan seseorang dalam memilih bahan pangan demi memenuhi

kebutuhan hidupnya. Orang yang memiliki pendidikan tinggi akan

cenderung memilih bahan pangan yang lebih baik dalam kuantitas

maupun kualitas dibandingkan dengan orang yang berpendidikan

rendah (Sulistjiningsih, 2013).

18
f. Pekerjaan Ibu

Ketergantungan wanita bekerja yang sangat besar adalah pada

penerimaan upah. Pendapatan yang menunjang akan memenuhi tumbuh

kembang anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan

anak baik primer maupun sekunder (Sulistjiningsih, 2013).

B. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep

1. Kerangka Teori

Dampak jangka panjang


Dampak jangka pendek
Tinggi badan saat dewasa
Morbiditas, mortalitas, kemampuan kognitif,
disabilitas produktivitas, ekonomi,
kesehatan reproduksi,
penyakit tidak menular

Kekurangan Gizi Anak

(Wasting, Stunting, Underweight)

Asupan Penyakit
Makanan infeksi

Ketersediaan Pola Asuh Pelayanan


pangan Pemberian asi kesehatan &
keluarga kesehatan
lingkungan

Kemiskinan, karakteristik keluarga, sostodemografi

Kritis politik dan ekonomi

Gambar 1. Kerangka Teori


Sumber : Unicef’s Approach To Scaling Up Nutrition Tahun 2013

19
2. Kerangka Konsep

Pengetahuan Ibu

Pola
StatMakan Status Gizi

Pendapatan Keluarga

Gambar 2. Kerangka Konsep


Sumber : Modifikasi Notoatmodjo (2018)

= hubungan variabel yang diteliti

C. Hipotesis

1. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan status gizi anak balita

(12-59 bulan) di Wilayah Puskesmas Anggotoa Kecamatan Wawotobi

Kabupaten Konawe.

2. Ada hubungan antara pola makan dengan status gizi anak balita (12-59

bulan) di Wilayah Puskesmas Anggotoa Kecamatan Wawotobi Kabupaten

Konawe.

3. Ada hubungan antara tingkat pendapatan keluarga dengan status gizi anak

balita (12-59 bulan) di Wilayah Puskesmas Anggotoa Kecamatan Wawotobi

Kabupaten Konawe.

20
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan survey analitik.

Desain penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional (Notoatmodjo, 2018).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada 14 maret-27 maret tahun 2023 di Wilayah

Puskesmas Anggotoa Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe.

C. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak balita usia (12-59

bulan) yang berada di Wilayah Puskesmas Anggotoa Kecamatan Wawotobi

Kabupaten Konawe sebanyak 482 anak balita.

b. Sampel

a. Responden

Responden dalam penelitian ini adalah ibu anak balita (12-59

bulan).

b. Sampel

Sampel dalam penelitian ini sebanyak 45 orang anak balita usia

(12-59 bulan) yang tinggal di Wilayah Puskesmas Anggotoa Kecamatan

Wawotobi Kabupaten Konawe menggunakan rumus slovin dengan

metode purposive sampling.

21
Dari hasil perhitungan tersebut maka jumlah sampel yang akan

di ambil dalam penelitian adalah 45 sampel.

Keterangan

N : Populasi

e : Presentase (%), toleransi ketidaktelitian karena kesalahan dalam

pengambilan sampel

n : Sampel

c. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian adalah purposive

sampling dimana sampel harus memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.

1) Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu

dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai

sampel. Kriteria inklusi pada penelitian ini yaitu :

a) Ibu yang memiliki anak balita yang berusia 12-59 bulan.

b) Ibu anak balita bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini

sebagai responden

c) Ibu dan anak balita yang tinggal tetap di Wilayah Puskesmas

Anggotoa Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe.

2) Kriteria ekslusi

Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak

dapat diambil sebagai sampel. Kriteria eksklusi pada penelitian ini

yaitu :

22
a) Ibu anak balita yang sudah pindah/diluar Wilayah Puskesmas

Anggotoa Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe.

b) Anak balita yang menderita penyakit bawaan sejak lahir.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari variabel independen dan variabel

dependen.

1. Variabel independen (variabel bebas) penelitian ini adalah pengetahuan ibu,

pola makan dan pendapatan keluarga.

2. Variabel dependen (variabel terikat) penelitian ini adalah status gizi anak

balita.

F. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan

menggunakan kuesioner yang diberikan kepada responden dalam hal ini

adalah ibu anak balita yang berisi tentang pertanyaan serta jawaban yang

telah disajikan.

a. Status gizi

Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengukuran antropometri

menggunakan indeks BB/TB.

Alat ukur :

Alat ukur yang digunakan adalah microtoice dan timbangan digital.

23
b. Pengetahuan ibu

Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara wawancara

menggunakan kuesioner yang berisi identitas ibu, dan pertanyaan

mengenai pengetahuan ibu. Semua pertanyaan bersifat tertutup dengan

model pilihan ganda.

c. Pola makan

Cara pengumpulan data untuk variabel pola makan dengan cara

wawancara dalam indicator frekuensi dan jenis makanan menggunakan

metode food frequency (FFQ) dengan menggunakan formulir FFQ.

d. Pendapatan keluarga

Cara pengumpulan data untuk variabel pendapatan keluarga dalam

indikator rendah dan tinggi menggunakan metode wawancara dengan

menggunakan kuesioner.

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari

dokumen-dokumen resmi dari petugas gizi yang bertugas di Puskesmas.

G. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

a. Status gizi

1) Kumpulkan hasil pengukuran antropometri

2) Hitung nilai menggunakan rumus Z-Score

3) Masing-masing nilai individu dimasukkan kedalam kategori, dimana

kategorinya

24
Indeks BB/TB

a) Gizi buruk : < - 3 SD

b) Gizi kurang : - 3 SD sd < - 2 SD

c) Gizi baik : - 2 SD sd + 1 SD

d) Berisiko gizi lebih : > + 1 SD sd + 2 SD

e) Gizi lebih : > + 2 SD sd + 3 SD

f) Obesitas : < - 3 SD

(Sumber : Permenkes, 2020)

Untuk kepentingan uji statistik maka di jadikan 2 kategori yaitu :

a) Gizi kurang : - 3 SD sd < - 2 SD

b) Gizi baik : - 2 SD sd + 1 SD

b. Pengetahuan ibu

1) Kumpulkan angket dari hasil wawancara

2) Masing-masing nilai individu dimasukkan kedalam kategori, dimana

kategorinya

a) Cukup : ≥ 60%

b) Kurang : < 60%

Rumus penskoran : Pengetahuan =

(Sumber : Arikunto, 2013)

25
c. Pola makan

1) Kumpulkan kuesioner dari hasil wawancara

2) Masing-masing nilai individu dimasukkan kedalam kategori, dimana

kategorinya

a) Cukup : ≥ nilai median seluruh sampel

b) Kurang : < nilai median seluruh sampel

(Sumber : Supariasa dkk, 2012)

d. Pendapatan keluarga

1) Kumpulkan kuesioner dari hasil wawancara

2) Masing-masing nilai individu dimasukkan kedalam kategori, dimana

kategorinya

a) Tinggi : Jika melebih UMR Kabupaten Konawe ≥ Rp. 2.550.014

b) Rendah : Jika dibawah UMR Kabupaten Konawe < Rp. 2.550.014

2. Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan dengan cara membuat distribusi

frekuensi dari setiap variabel dependen dan independen. Variabel

dependen yaitu status gizi anak balita dengan variabel independen

adalah pengetahuan ibu, pola makan dan pendapatan keluarga.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara

variabel independent terhadap variabel dependent. Dengan analisis data

diolah dengan SPSS dengan uji statistic chi-squaer. Dari hasil uji chi-

squer nilai kemaknaan (p value) dibandingkan nilai kesalahan alfa (α),

26
dengan nilai α=0,05, maka pengambilan keputusan yaitu jika p ˂ α (0,05)

maka hipotesis diterima artinya ada hubungan antara variabel bebas dan

terikat dan jika nilai p ≥ 0,05 maka hipotesis ditolak artinya tidak ada

hubungan antara variabel bebas dan terikat.

H. Penyajian Data

Penyajian data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu table disajikan

dalam bentuk narasi dan tabulasi.

I. Definisi Operasional

Tabel 3
Definisi Operasional

No Variabel Dependen
1 Variabel Status gizi
Definisi Status gizi yang merupakan ukuran derajat
pemenuhan gizi balita yang diperoleh dari pangan
dan makanan yang berdampak pada fisik di ukur
dengan antropometri yaitu indeks BB/TB dengan
metode z-score.
Alat ukur Form antropometri
Kriteria objektif Indeks BB/TB
a. Gizi buruk : < - 3 SD
b. Gizi kurang : - 3 SD sd < - 2 SD
c. Gizi baik : - 2 SD sd + 1 SD
d. Berisiko gizi lebih : > + 1 SD sd + 2 SD
e. Gizi lebih : > + 2 SD sd + 3 SD
f. Obesitas : < - 3 SD
Untuk kepentingan uji statistic maka di jadikan 2
kategori yaitu :
a. Gizi kurang : - 3 SD sd < - 2 SD
b. Gizi baik : - 2 SD sd + 1 SD
Variabel Independen
2 Variabel Pengetahuan ibu
Definisi Kemampuan responden untuk menjawab benar
pertanyaan terkait gizi untuk anak balita yang
meliputi pengertian makanan sehat, manfaat
nutrisi, contoh makanan yang mengandung
nutrisi, ideal makan sesuai umur, mengatasi sulit
makan.
Cara ukur Wawancara
Alat ukur Kuesioner

27
Kriteria objektif a. Cukup apabila presentasi skor diperoleh ≥
60%
b. Kurang apabila presentasi skor diperoleh <
60%
3 Variabel Pola makan
Definisi Tindakan yang dilakukan orang tua dalam
pemenuhan gizi dari makanan yang dikonsumsi
anak sesuai dengan usianya berdasarkan frekuensi
dan jenis makanan yang dikonsumsi.
Cara ukur Wawancara
Alat ukur Formulir FFQ
Kriteria objektif a. Cukup : ≥ nilai median seluruh sampel
b. Kurang : < nilai media seluruh sampel
4 Variabel Pendapatan keluarga
Definisi Tingkat pendapatan berkaitan dengan pemenuhan
hidup keluarga dinilai dari pengeluaran pangan
dan pengeluaran non pangan dan dibandingkan
dengan UMR.
Cara ukur Wawancara
Alat ukur Kuesioner
Kriteria objektif a. Tinggi : Jika melebihi UMR ≥ Rp. 2.550.014
b. Rendah : Jika dibawah UMR < Rp. 2.550.014

28
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Anggotoa terletak di Kecamatan Wawotobi, yang berjarak ±

19 km dari Ibu Kota Kabupaten Konawe yang terletak di Unaaha, serta memiliki

letak geografis dataran rendah. Wilayah Kerja Puskesmas Anggotoa terdiri dari

6 Desa.

Adapun batas-batas Wilayah Kerja Puskesmas Anggotoa antara lain :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Meluhu

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Wonggeduku

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Wawotobi

4. Sebelah Barat berbatasan dengan kecamatan Anggaberi

Luas Wilayah Kerja Puskesmas Anggotoa sekitar 6.597 Ha, dengan

jumlah penduduk 7.082 jiwa, yang terdiri dari laki-laki berjumlah 3.635 jiwa dan

perempuan sebanyak 3.447 jiwa dan jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak

2.059 jiwa.

Tabel 4
Data Jumlah Penduduk
Jumlah Jumlah
No Desa
Desa Kel Desa + Kel Penduduk
1 Analahumbuti 1 - 1 1.912
2 Anggotoa 1 - 1 931
3 Kukuluri 1 - 1 1.000
4 Korumba 1 - 1 1.178
5 Nario Indah 1 - 1 1.126
6 Karandu 1 1 935
Jumlah 6 - 6 7.082
Sumber : Data sekunder puskesmas anggotoa, 2021

29
B. Hasil Penelitian

1. Analisis Univariat

a. Karakteristik Responden

Distribusi responden berdasarkan karakteristiknya dapat dilihat pada

tabel dibawah ini.

Tabel 5
Karakteristik Responden
Karakteristik Responden n %
Umur (tahun)
>25 15 33,3
≤25 30 66,7
Jumlah 45 100
Pekerjaan
IRT 30 66,7
Honorer 8 17,8
Wiraswasta 2 4,4
PNS 5 11,1

Jumlah 45 100
Pendidikan
SD 1 2,2
SMP 3 6,7
SMA/SMK 27 60,0
Diploma 7 15,6
Sarjana 7 15,6
Jumlah 45 100
Sumber : Data Primer diolah 2023

30
b. Karakteristik Sampel

Distribusi sampel berdasarkan karakteristiknya dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel 6
Karakteristik Sampel
Karakteristik Sampel n %
Jenis Kelamin
Laki-Laki 22 48,9
Perempuan 23 51,1
Jumlah 45 100
Umur (bulan)
12-23 10 22,2
24-35 13 28,9
36-47 18 40,0
48-59 4 8,9

Jumlah 45 100
Sumber : Data Primer diolah 2023

Berdasarkan karakteristik sampel diketahui bahwa jumlah sampel

penelitian berjenis kelamin laki-laki sebanyak 22 orang (48,9%) dan

perempuan sebanyak 23 orang (51,1%).

c. Status Gizi

Distribusi status gizi anak balita di wilayah puskesmas anggotoa

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 7
Distribusi Sampel Menurut Status Gizi
Status Gizi n %
Gizi Kurang 10 22,2
Gizi Baik 35 77,8
Jumlah 45 100
Sumber : Data Primer diolah 2023

Berdasarkan tabel 7 diatas, diketahui bahwa status gizi sampel

sebanyak 10 anak balita (22.2%) dengan kategori gizi kurang, dan

sebanyak 35 anak balita (77,8%) dengan kategori gizi baik.

31
d. Tingkat Pengetahuan Ibu

Distribusi sampel tingkat pengetahuan ibu anak balita di wilayah

puskesmas anggotoa pada tabel berikut ini :

Tabel 8
Distribusi Sampel Menurut Tingkat Pengetahuan Ibu Anak Balita
Pengetahuan Ibu n %
Cukup 21 46,7
Kurang 24 53,3
Jumlah 45 100
Sumber : Data Primer diolah 2023

Berdasarkan tabel 8 diatas, diketahui bahwa tingkat pengetahuan

ibu anak balita sampel 21 orang anak balita (46,7%) dalam kategori

cukup, dan 24 orang (53,3%) dalam kategori Kurang.

e. Pola Makan

Distribusi sampel pola makan anak balita di wilayah puskesmas

anggotoa dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 9
Distribusi Sampel Menurut Pola Makan Anak Balita
Pola Makan n %
Cukup 27 60,0
Kurang 18 40,0
Jumlah 45 100
Sumber : Data Primer diolah 2023

Berdasarkan tabel 9 diatas, diketahui bahwa pola makan anak balita

sampel 27 orang anak balita (60,0%) dalam kategori cukup, dan 18 orang

(40,0%) dalam kategori kurang.

f. Tingkat Pendapatan Keluarga

Distribusi sampel pendapatan keluarga di wilayah puskesmas

anggotoa dapat dilihat pada tabel berikut ini :

32
Tabel 10
Distribusi Sampel Menurut Tingkat Pendapatan Keluarga
Pendapatan Keluarga n %
Tinggi 12 26,7
Rendah 32 73,3
Jumlah 45 100
Sumber : Data Primer diolah 2023

Berdasarkan tabel 10 diatas, diketahui bahwa sebagian besar

responden tergolong memiliki kategori pendapatan keluarga rendah 32

orang (73,3%), selebihnya tergolong tinggi yaitu 12 orang (26,7%).

2. Analisis Bivariat

a. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Status Gizi

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Status Gizi pada anak

balita di wilayah Puskesmas Anggotoa dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 11
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Status Gizi
Tingkat Status Gizi
Jumlah P
Pengetahuan Gizi Kurang Gizi Baik
Value
Ibu n % n % n %
Cukup 6 28,6% 15 71,4% 21 100%
Kurang 4 16,7% 20 83,3% 24 100% 0,338
Jumlah 10 35 45 100
Sumber : Data Primer diolah 2023

Berdasarkan tabel 11 diatas, menunjukkan bahwa ibu anak balita

yang berpengetahuan gizi dalam kategori cukup sebanyak 6 (28,6%) anak

balita dengan status gizi kurang dan 15 (71,4%) anak balita dengan kategori

gizi baik. Demikian halnya ibu anak balita yang berpengathuan gizi dalam

kategori kurang sebanyak 4 (16,7%) anak balita dengan status gizi kurang

dan 20 (83,3%) anak balita dengan status gizi baik.

Hasil uji statistic dari uji Chi Square di peroleh nila p-value =

0,338 ≥ 0,05 maka Hipotesis ditolak yang berarti bahwa tidak ada

33
hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu dengan status

gizi anak balita pada umur 12-59 bulan menurut BB/TB.

b. Hubungan Pola Makan Dengan Status Gizi

Hubungan Pola Makan Dengan Status Gizi pada anak balita di

wilayah Puskesmas Anggotoa dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 12
Hubungan Pola Makan Dengan Status Gizi
Status Gizi
Jumlah P
Pola Makan Gizi Kurang Gizi Baik
Value
n % n % n %
Cukup 2 7,4% 25 92,6% 27 100%
Kurang 8 44,4% 10 55,6% 18 100% 0,003
Jumlah 10 35 45 100
Sumber : Data Primer diolah 2023

Berdasarkan tabel 12 diatas, menunjukkan bahwa dari 45

responden terdapat 27 responden yang pola makannya cukup sebanyak 2

(7,4%) anak balita dengan status gizi kurang dan 25 (92,6%) anak balita

dengan status gizi baik. Sedangkan 18 responden yang pola makannya

kurang sebanyak 8 (44,4%) anak balita dengan status gizi kurang dan 10

(55,6%) anak balita dengan status gizi baik.

Hasil uji statistic dari uji Chi Square di peroleh nila p-value =

0,003 < 0,05 maka Hipotesis diterima yang berarti bahwa ada hubungan

yang signifikan antara tingkat pola makan dengan status gizi anak balita

pada umur 12-59 bulan menurut BB/TB.

c. Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga Dengan Status Gizi

Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga Dengan Status Gizi pada

anak balita di wilayah Puskesmas Anggotoa dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

34
Tabel 13
Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga Dengan Status Gizi
Tingkat Status Gizi
Jumlah P
Pendapatan Gizi Kurang Gizi Baik
Value
Keluarga n % n % n %
Tinggi 2 16,7% 10 83,3% 12 100%
Rendah 8 24,2% 25 75,8% 33 100% 0,589
Jumlah 10 35 45 100
Sumber : Data Primer diolah 2023

Berdasarkan tabel 13 diatas, menunjukkan bahwa dari 45

responden terdapat 12 responden yang pendapatan keluarganya tinggi

sebanyak 2 (16,7%) anak balita dengan status gizi kurang dan 10 (83,3%)

anak balita dengan status gizi baik. Sedangkan 33 responden yang

pendapatan keluarganya rendah sebanyak 8 (24,2%) anak balita dengan

status gizi kurang dan 25 (75,8%) anak balita dengan status gizi baik.

Hasil uji statistic dari uji Chi Square di peroleh nila p-value =

0,589 ≥ 0,05 maka Hipotesis ditolak yang berarti bahwa tidak ada

hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan keluarga dengan

status gizi anak balita pada umur 12-59 bulan menurut BB/TB.

C. Pembahasan

1. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Status Gizi Anak Balita

Dari hasil penelitian disebutkan bahwa tidak ada hubungan antara

pengetahuan ibu dengan status gizi. Penelitian ini menunjukkan bahwa

sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang kurang

dengan status gizi baik. Hal ini dapat disebabkan karena meski responden

kurang mempunyai pengetahuan tentang gizi namun ibu cukup telaten

dalam mengurus makanan anak balita, sehingga status gizi anak balitanya

baik (Astuti, 2019).

35
Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Audina, 2018), Hal ini

disebabkan bahwa banyak sekali yang bisa mempengaruhi gizi balita,

seperti ketersediaan pangan, pola konsumsi, penyakit infeksi, peran serta

tokoh masyarakat, dan aktivitas ibu.

Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

(Wahyani, 2017) Hal ini menunjukan responden lebih sering di rumah dari

pada berada di luar rumah sehingga memungkinkan mempunyai

pengetahuan terbatas, lingkungan rumah jika tidak ditunjang dengan

mencari informasi tambahan melalui media informasi yang dimilikinya

seperti radio dan televisi atau membaca buku-buku terutama buku tentang

kesehatan yang berkaitan dengan gizi.

Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Burhani tahun 2016 bahwa status gizi dapat dipengaruhi faktor lain seperti

pola konsumsi, ketersediaan pangan, penyakit infeksi, aktivitas ibu dan

peran serta tokoh masyarakat. (Burhani, Oenzil and Revilla, 2016). Menurut

pendapat peneliti ada berbagai banyak faktor yang dapat mempengaruhi

status gizi. Namun dengan pengetahuan ibu tentang status gizi balita dapat

memberikan peluang untuk mencapai status gizi balita yang baik.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

Susanti et al., (2019) yang menyatakan adanya hubungan antara

pengetahuan ibu tentang gizi anak dengan status gizi anak usia 1-3 tahun di

wilayah kerja puskesmas Rejosari kelurahan sail kecamatan tenayan raya

kota pekanbaru. Pengetahuan ibu berperan sangat penting dalam

menentukan asupan makanan anaknya. Pengetahuan ibu yang baik dapat

36
mempermudah ibu dalam memperhatikan asupan makanan anak sehingga

status gizi anaknya baik (Notoatmodjo, 2010).

Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sri

Maryatin, dkk, 2020) dengan judul “Hubungan antara Tingkat Pengetahuan

Ibu tentang Gizi Balita dengan Status Gizi Balita”. Mengatakan bahwa, ibu

yang memiliki pengetahuan baik/cukup memiliki balita dengan status gizi

baik, sedangkan Ibu dengan pengetahuan kurang memiliki balita dengan

status gizi kurang pula. Hal ini disebabkan karena apabila seseorang

memiliki pengetahuan yang baik tentang gizi maka akan merespon stimulus

untuk melakukan tindakan yang ia ketahui misalnya dalam proses memasak

makanan untuk balitanya, cara menyajikan makanan untuk balitanya,

mengatur porsi makanan untuk balita dan waktu pemberian makan yang

tepat untuk balitanya, sehingga kebutuhan balita terhadap gizi akan

terpenuhi dan status gizi akan sesuai dengan usianya. Sebaliknya apabila

pengetahuan Ibu tentang gizi kurang, akan menimbulkan perilaku yang

seadanya dalam menyajikan makanan untuk keluarganya, sehingga

kebutuhan tubuh balita tidak terpenuhi dengan adekuat dan status gizi tidak

sesuai dengan usianya.

Hasil penelitian ini berbeda yang telah dilakukan oleh susilowati

(2017) menunjukan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu

dengan status gizi balita. Tingkat pengetahuan seorang ibu sangat

mempengaruhi status gizi karena ibu memiliki keterikatan yang lebih

dengan anaknya. Ia lebih sering bersama dengan anaknya dibandingkan

dengan anggota keluarga lainnya sehingga ibu tahu persis kebutuhan gizi

37
balita. Dikarenakan pemahaman dan pengetahuan ibu telah diaplikasikan

dalam perilaku pemberian makanan bergizi pada balita, maka Ibu dengan

tingkat pengetahuan yang baik akan menghasilkan anak berstatus gizi baik

juga.

Hasil penelitian ini berbeda yang telah dilakukan dengan penelitian

(Canny Naktiany et al., 2020) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan

tingkat pengetahuan tentang gizi dengan status gizi pada balita di Desa

Lembah Sari Kabupaten Lombok Barat. Dikatakan bahwa pemberian

edukasi untuk meningkatkan pengetahuan tentang gizi bertujuan

memperbaiki kebiasaan makan untuk balita bagi ibu dan pengasuhnya.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian (Wiang, 2017) yang

menyatakan bahwa pengetahuan ibu yang kurang akan memberikan

pengaruh bagi status gizi balita namun juga sebaliknya pengetahuan ibu

yang baik akan mempengaruhi gizi balita menjadi baik. Menurut pendapat

peneliti sangat baik apabila ibu memiliki pengetetauhuan gizi balita serta

kemampuan untuk menyediakannya. Dengan pengetahuan yang baik

tentang gizi balita maka kemampuan memilih bahan makanan yang

seimbang dengan variasi yang berbeda dan penamilan yang menarik bagi

anak membuat balita tidak merasa bosan sehingga gizi tetap tercukupi.

38
2. Hubungan Pola Makan Dengan Status Gizi Anak Balita

Dari hasil penelitian disebutkan bahwa ada hubungan antara pola

makan dengan status gizi anak balita.

Penelitian ini sejalan dengan yang dikatakan oleh (Hasibuan &

Siagian, 2019) Dalam hal ini semakin baik pola makan maka akan semakin

baik pula status gizi balita, sebaliknya jika semakin kurang pola makann

maka akan semakin kurang pula status gizi balita.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Kurniati, 2017) Hal ini

berarti bahwa pola makan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

status gizi balita. Apabila pola makan yang baik maka asupan makanan yang

dibutuhkan oleh balita dapat terpenuhi. Pembentukan pola makan yang baik,

merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan, sebab balita

membutuhkan nutrisi yang tepat bagi pertumbuhannya. Bila hal ini tidak

terpenuhi, maka balita bisa menderita kekurangan gizi.

Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh (Aprilia et al., 2019)

Menurut asumsi peneliti pola makan sangat berpengaruh dengan status gizi

pada anak balita karena zat-zat gizi yang terkandung didalam makanan

sangat membantu untuk tumbuh kembang anak balita serta dapat

memberikan status gizi yang baik pada balita.

Hal ini juga sejalan dengan yang dikatakan oleh oleh (Damaiyanti,

2019) hal ini menunjukkan bahwa semakin baik pola makan yang

diterapkan oleh orang tua pada anak maka akan semakin meningkat status

gizi anak tersebut. Faktor yang cukup berpengaruh yang dapat menyebabkan

keadaan gizi kurang meningkat yaitu perilaku ibu dalam memlih dan

39
memberikan makanan yang tidak tepat kepada anggota keluarga terutama

pada anak-anak.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

(Yuliarsih, 2020) menyatakan bahwa pola makan yang baik berpengaruh

terhadap status gizi balita. Status gizi baik bila tubuh memperoleh asupan

gizi yang baik, sehingga memungkinkan prtumbuhan fisik dan kesehatan

secara umum pada keadaan umum sebaik mungkin. Status gizi kurang

terjadi bila tubuh mengalami kekurangan atau kelebihan zat gizi.

Hasil penenelitian ini sejalan dengan hasil penelitian (Sodikin,

2018) menyatakan bahwa pola makan balita yang kurang baik akan

mempengaruhi status gizi. Beberapa alasan para orang tua yang anaknya

masuk dalam kategori gizi bermasalah, karena ibu kurang menjaga

kebersihannya saat mengolah makanan, tidak mencuci tangan sebelum

melakukannya, selain itu para orang tua juga tidak membatasi anak jajan

atau makan diluar.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Thoyibah et al.,

2023) Jika asupan gizi dalam keadaan bencana tidak dipenuhi, maka

penyembuhan melambat dan pertumbuhan semakin terhambat disertai

penurunan imunitas tubuh. Semua ini berakibat pada mudahnya penderita

terkena infeksi sehingga terjadi lingkaran rangkaian infeksi yang tidak

putus-putusnya, bahkan sampai pada kematian. Beban infeksi yang tinggi

ini akan menimbulkan infeksi dimana-mana. Dalam keadaan infeksi, tubuh

akan mengalami peningkatan katabolisme dan penurunan daya asupan

makanan serta daya absorpsi makanan. Keadaan ini akan berakibat pada

40
penurunan gizi selama sakit. Selanjutnya tubuh akan menyesuaikan diri

dengan menunda pertumbuhan sehingga menjadi kurus (Purwana, 2013).

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

(Purwani, 2019) bahwa tidak terdapat hubungan pola makan dengan status

gizi balita karena status gizi balita tidak hanya dapat dipengaruhi oleh pola

makan saja tetapi bisa juga dipengaruhi oleh faktor lain.

Hasil penelitian ini juga berbeda dengan penelitian yang dilakukan

oleh (Sari et al., 2016) bahwa tidak ada hubungan antara pola makan dengan

status gizi Anak Usia 3-5 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo

Padang 2014. Tidak adanya hubungan tersebut bisa terjadi karena pola

makan yang telah diberikan ibu kepada balita tidak sesuai dengan apa yang

telah diungkapkan oleh ibu balita.

3. Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga Dengan Status Gizi Anak

Balita

Dari hasil penelitian disebutkan bahwa tidak ada hubungan antara

pendapatan keluarga dengan status gizi. Menurut Astuti pada penelitiannya

menjelaskan bahwa keluarga yang jumlah pendapatannya rendah bisa jadi

masih mampu untuk mencukupi kebutuhan zat gizi keluarga sehingga dapat

menghasilkan status gizi yang baik.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Khair

(2018) pendapatan yang rendah tidak menjadi kendala bagi keluarga balita

untuk berstatus gizi baik, selama pangan keluarga lebih mengutamakan

memenuhi kebutuhan anak daripada kebutuhan anggota keluarga lain.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Dwiky Ananda R (2022)

41
penelitian tersebut menjelaskan bahwa jumlah pendapatan hanya merupakan

sebagai media untuk memenuhi kebutuhan pangan, sehingga tidak memiliki

hubungan langsung dengan status gizi.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Amirudin, 2017) Hal ini

bisa disebabkan karena Pendapatan yang diterima tidak sepenuhnya

dibelanjakan untuk kebutuhan makanan pokok, tetapi untuk kebutuhan

lainnya. Tingkat pendapatan yang tinggi belum tentu menjamin status gizi

baik pada balita, karena tingkat pendapatan belum tentu teralokasi cukup

untuk keperluan makan.

Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Tika

Ayu Pratiwi (2021) disebutkan bahwa ada hubungan antara pendapatan

keluarga dengan status gizi balita. Pendapatan yang tinggi memungkinkan

dapat terpenuhinya kebutuhan makanan bagi seluruh anggota keluarga.

Tingkat pendapatan yang rendah dapat mengakibatkan kurangnya daya beli

pangan bagi keluarga dan daya beli pangan rendah dapat menyebabkan

kurang terpenuhinya kebutuhan gizi balita.

Penelitian ini juga berbeda dengan yang dilakukan oleh (Sodikin,

2018) menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan

keluarga dengan status gizi balita. Pendapatan dapat berpengaruh terhadap

konsumsi makanan sehari-hari. Berpendapatan yang rendah maka makanan

yang dikonsumsi tidak dapat mempertimbangkan nilai gizi, tetapi nilai

materi lebih menjadi pertimbangan selain itu dimana sebagian besar

keluarga bekerja dalam sektor transportasi.

42
Penelitian ini juga berbeda dengan hasil penelitian (Wandari, 2021)

menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan keluarga

dengan status gizi balita menyatakan bahwa status ekonomi orang tua

mempengaruhi status gizi balita. Orang tua dengan pendapatan terbatas

dapat menyebabkan daya beli makanan rendah yang sehingga tidak mampu

untuk membeli bahan pangan dalam jumlah yang diperlukan dan pada

akhirnya dapat berakibat buruk terhadap status gizi anak balitanya.

Sebaliknya semakin tinggi pendapatan yang dimiliki oleh orang tua maka

kebutuhan zat gizi anggota keluarga dapat terjamin.

Penelitian ini juga berbeda dengan hasil penelitian Kasumayanti

dkk, (2020) terdapat hubungan pendapatan keluarga dengan status gizi balita

di Desa Tambang Wilayah Kerja Puskesmas Tambang Kabupaten Kampar

Tahun 2019 menyatakan bahwa penghasilan rendah berarti akan rendah pula

jumlah uang yang akan dibelanjakankan untuk makanan, sehingga bahan

makanan yang dibeli untuk keluarga tersebut tidak mencukupi untuk

mendapatkan dan memelihara kesehatan seluruh keluarga. Keluarga yang

mempunyai pendapatan relatif rendah sulit mencukupi kebutuhan

makanannya. Keadaan seperti ini biasanya terjadi pada anak balita dari

keluarga berpenghasilan rendah.

Penelitian ini juga berbeda dengan hasil penelitian (Wati, 2018)

terdapat hubungan tingkat pendidikan, pengetahuan ibu dan pendapatan

keluarga orang tua dengan status gizi anak balita usia 1-5 tahun di desa

duwet kecamatan wonosari kabupaten klaten, yang menyatakan bahwa

rendahnya pendapatan dalam suatu keluarga akan mempengaruhi banyak hal

43
seperti pola konsumsi makanan kurang bergizi yang akan menyebabkan

kekurangan gizi dan gizi buruk pada balita. Sehingga tinggi rendahnya

pendapatan sangat mempengaruhi daya beli keluarga terhadap bahan pangan

yang akhirnya berpengaruh terhadap status gizi seseorang terutama anak

balita karena pada masa ini diperlukan banyak zat gizi untuk pertumbuhan

dan perkembangannya.

44
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Status gizi anak balita di Wilayah Puskesmas Anggotoa Kecamatan

Wawotobi Kabupaten Konawe yaitu sebanyak 10 anak balita (22,2%)

berstatus gizi kurang dan 35 anak balita (77,8%) berstatus gizi baik.

2. Pengetahuan ibu tentang gizi di Wilayah Puskesmas Anggotoa Kecamatan

Wawotobi Kabupaten Konawe sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan

kurang sebanyak 24 orang (53,3%).

3. Pola makan anak balita di Wilayah Puskesmas Anggotoa Kecamatan

Wawotobi Kabupaten Konawe sebagian besar memiliki pola makan yang

cukup sebanyak 27 anak balita (60,0%).

4. Pendapatan keluarga di Wilayah Puskesmas Anggotoa Kecamatan

Wawotobi Kabupaten Konawe sebagian besar memiliki pendapatan

keluarga yang rendah sebanyak 33 orang (73,3%).

5. Tingkat pengetahuan ibu tidak berhubungan dengan status gizi anak balita

(12-59 bulan) di Wilayah Puskesmas Anggotoa Kecamatan Wawotobi

Kabupaten Konawe.

6. Pola makan berhubungan dengan status gizi anak balita (12-59 bulan) di

Wilayah Puskesmas Anggotoa Kecamatan Wawotobi Kabupaten Konawe.

7. Tingkat pendapatan keluarga tidak berhubungan dengan status gizi anak

balita (12-59 bulan) di Wilayah Puskesmas Anggotoa Kecamatan Wawotobi

Kabupaten Konawe.

45
B. Saran

1. Bagi Ahli Gizi

Diharapkan mampu memberikan edukasi kepada ibu anak balita tentang

pengetahuan ibu tentang gizi dan pola makan agar kebutuhan zat gizi anak

balita terpenuhi.

2. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan

a. Diharapkan kepada pihak puskesmas untuk meningkatkan kegiatan

monitoring dan evaluasi tentang status gizi secara berkala dan juga

memberikan konseling gizi untuk menambah wawasan bagi ibu anak

balita.

b. Diharapkan kepada pihak puskesmas untuk pemberian makanan tambahan

(PMT) kepada anak balita untuk mencegah status gizi kurang.

c. Diharapkan kepada pihak puskesmas untuk memberikan penyuluhan

kepada orang tua anak balita mengenai pola makan yang baik untuk anak

balita.

d. Perlu dilakukan KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) bagi ibu-ibu

agar selalu aktif membalita balita ke Posyandu untuk mengetahui

perkembangan kesehatan gizi balita.

46
DAFTAR PUSTAKA

Amirudin, M. M., & Nurhayati, F. 2014. Hubungan Pendapatan Orang Tua dengan
Status Balita. Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, 567.

Aprilia, W., Budiman, & Baculu, E. P. H. (2019). Hubungan Pola Makan Dan Asuh
Dengan Status Gizi Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Mepanga
Kabupaten Parigi Moutong. Journal of Chemical Information and Modeling,
53(9), 1689–1699.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.

Astuti FD. (2019). Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dan Tingkat Pendapatan Keluarga
dengan Status Gizi Balita di Kecamatan Godean. J Kesehat Masyarakat.
Audina, Intan. (2018) Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Gizi dengan Status Gizi Anak
Usia Balita 1-5 Tahun. Skripsi. Universitas Airlangga. Surabaya.
Ayuningtyas, G., Hasanah, U., & Yuliawati, T. (2021). Hubungan Tingkat Pengetahuan
Ibu Dengan Status Gizi Balita. Journal of Nursing Research, 1(1), 15–23.
Burhani, P. A., Oenzil, F. and Revilla, G. (2016) ‘Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu
dan Tingkat Ekonomi Keluarga Nelayan dengan Status Gizi Balita di Kelurahan
Air Tawar Barat Kota Padang’, Jurnal Kesehatan Andalas, 5(3), pp. 515–521.
doi: 10.25077/jka.v5i3.569.

Canny Naktiany, W., Yunita, L., Rahmiati, B. F., Lastiyana, W., & Jauhari, M. T.
(2020). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status Gizi
Balita di Desa Lembah Sari Kabupaten Lombok Barat.. Nutriology, 3(2), 58–61.

Dakhi, A. (2019). Hubungan Pendapatan Keluarga, Pendidikan, dan Pengetahuan Ibu


Tentang Gizi Dengan status gizi pada Anak Umur 6-23 Bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Jati Makmur Binjai Utara. 3-77. http://repo.poltekkes-
medan.ac.id/jspui/handle/123456789/1081

Damaiyanti, A., Widia, L., & Ningsih, R. (2019) Hubungan Antara Pola Makan
Dengan Status Gizi Pada Balita Di Posyandu Desa Manunggal Wilayah Kerja
Puskesmas Batulicin 1 Kecamatan Karang Bintang, Jurnal Darul Azhar
Vol 1, No.1 Februari-Juli, pp.63-68

Dwiky Ananda R, D. M. (2022). Hubungan Pendapatan Keluarga dengan Status Gizi


Balita di Desa Pasir Kupa Kabupaten Lebak. 30(1), 20–25.
Gibney, M.J., etal. (2019). Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.
Handayani, dkk. (2017). Penyimpangan Tumbuh Kembang pada Anak dari Orang Tua
Bekerja Volume 20 no 1 Jurnal Keperawatan. Jakarta : Salemba Humaika

47
Handayani, R. (2020). Hubungan Pola Pemberian Makan Dan Tingkat Pendapatan
Keluarga Dengan status gizi Pada Balita Usia 24-59 Bulan Di Desa Karangsari
Kulon Progo.

Hasibuan, T. P., & Siagian, M. (2019). Hubungan Pola Makan Dengan Status Gizi
Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sering Lingkungan VII Kelurahan Sidorejo
Kecamatan Medan Tembung.

Kamil, R., & Trisnia, B. (2020). Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi
Dengan Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Siwuluh Kecamatan
Bulakamba Kabupaten Brebes Tahun 2020. 2020, 55–59.

Kasumayanti, Erma dkk.(2020). Hubungan Pendapatan Keluarga dengan Status Gizi


Balita di Desa Tambang Wilayah Kerja Puskesmas Tambang Kabupaten
Kampar Tahun 2019.Jurnal Ners Volume. 4 Nomor 1 Tahun 2020.Diakses pada
tanggal 15 jamuari 2021.

Kementerian Kesehatan RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar.

Khair NE. (2018). Status gizi murid kelas I SD di Kelurahan Pasia Nan Tigo Kec. Koto
Tangah (skripsi). Padang: Universitas Andalas.

Kurniati, F. D. (2017). Hubungan Antara Pola Makan Dengan Status Gizi Balita Di
Daerah Transmigrasi Ring I Trisik Pantai Selatan Kuloprogo. 12(1), 11–17.

Lestari, T. (2018). Kumpulan Kajian Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan.
Nuha Medika.

Lola V.L., Margaretha M., D. R., & Sitompul. (2018). Hubungan pola pemberian makan
dengan perilaku sulit makan pada anak usia 2-5 tahun (3-6). Keperawatan Suaka
Intan (JKSI), 3 no. 2, 1–10.

Muzayyaroh. (2017). Hubungan pola pemberian makan dengan status gizi balita usia 3-
4 tahun di Play Group Irsyadus Salam. 1(1), 1–6.

Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Renika Cipta.


Notoatmojo, S. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Ilmu Perilaku. Jakarta:
Rineka Cipta

Nurma Yuneta, A. E., Hardiningsih, H., & Yunita, F. A. (2019). Hubungan Antara
Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Status Gizi Balita Di Kelurahan Wonorejo
Kabupaten Karanganyar. PLACENTUM: Jurnal Ilmiah Kesehatan Dan
Aplikasinya, 7(1), 8. https://doi.org/10.20961/placentum.v7i1.26390

Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 2. (2020) (Issue 3, pp. 1–78).

48
Prakhasita, R. C. (2018). Hubungan Pola Pemberian Makan Dengan Status Gizi Pada
Balita Usia 12-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Tambak Wedi Surabaya.
Skripsi, 1–119.

Pratiwi, T. A., & Yusnanda, F. (2021). Hubungan pendapatan keluarga dengan status
gizi balita usia 1-5 tahun di klinik anugrah pratama. Midwifery Health Journal,
7(1), 1–6

Profil Kesehatan Indonesia, (2020). Presentase Status Gizi Balita Di Sulawesi Tenggara

Purwani, Erni, & Mariyam. (2019). Pola Pemberian Makan Dengan Status Gizi Anak
Usia 1 Sampai 5 Tahun Di Kabunan Taman Pemalang. Jurnal Keperawatan
Anak,1(1),30–36.

Purwana, Rachmadi. (2013). Manajemen Kedaruratan Kesehatan Lingkungan Dalam


Kejadian Bencan.Rajagrafindo Persada : Jakarta

Rakhmawati, l. (2015). Peran keluarga dalam pengasuhan anak. Jurnal Bimbingan


Konseling Islam, 6(1), 1-18.
Rosdiana, Riswan, Musaidah, Hardi, Siska. (2020). Faktor Yang Berhubungan dengan
Status Gizi Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi Kassi Kota
Makassar. PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat. 10(1):33-37.

Rostinah, Hijriati, F., & Hendari, R. (2022). Hubungan Antara Pola Makan Dengan
Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Penana’e Tahun 2021. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Indonesia, 3(2), 125–132.

Sari, G., Lubis, G., & Edison, E. (2016). Hubungan Pola Makan dengan Status Gizi
Anak Usia 3-5 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang. Jurnal
Kesehatan Andalas, 5(2), 2014–2017. https://doi.org/10.25077/jka.v5i2.528
Sodikin, S., Endiyono, S., & Rahmawati, F. (2018). Hubungan Pengetahuan Ibu, Pola
Pemberian Makan, Dan Pendapatan Keluarga Terhadap Status Gizi Anak
Dibawah Lima Tahun: Penerapan Health Belief Model. Jurnal Ilmu
Keperawatan Anak, 1(1), 8. https://doi.org/10.32584/jika.v1i1.99
Susilowati, E., & Himawati, A. (2017). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Gizi Balita Dengan Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Gajah 1
Demak.

Supariasa, IDN., Bachiyar Bakri., Ibnu Fajar. (2012). Penilaian Status Gizi. Jakarta:
EGC
Sri Maryatin Apriyanti, Dini Nurbaeti Zen & Tika Sastraprawira. (2020). Hubungan
Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Balita Dengan Status Gizi Balita.
Program Studi Gizi Poltekkes Kemenkes Kupang. 53-57.
Sulistjiningsih, Hariyani. (2013). Gizi Untuk Kesehatan Ibu Dan Anak, Graha Ilmu
Yogyakarta.

49
Susanti, R., Indriati, G., &Utomo, W. (2019). Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Gizi
dengan Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun.Jom PSIK, 1(2), 1-7.

Thoyibah, Z., Yolanda, H., & Hajri, Z. (2023). Hubungan Pola Makan dengan Status
Gizi Balita Terdampak Gempa Bumi. 6(1), 46–51.

Wahyani. 2017. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Balita Dengan Status
Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pleret, Bantul, Yogyakarta.

Wandari, Z. S. A., Sulistyowati, E., & Indria, D. M. (2021). Pengaruh Status


Pendidikan, Ekonomi, dan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Status Gizi Anak
Balita di Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Jurnal Kedokteran Komunitas,
9(0341), 1–9.

Wati, S. P. (2018). Hubungan Tingkat Pendidikan, Pengetahuan Ibu Dan Pendapatan


Orang tua Dengan Status Gizi Anak Balita Usia 1-5 Tahun Di Desa Duwet
Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 1–20.

Wiang (2017) ‘Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dan Pola Makan Dengan
Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Lameuru Kecamatan
Ranomeeto Barat Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2017’, Poltekes Kendari,
pp. 1–78.

Wibowo, D. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap Keluarga Tentang


Perawatan Arthritis Rheumatoid Pada Lansia Di Desa Pamalayan Kecamatan
Cijeungjing Kabupaten Ciamis. Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada:
Jurnal Ilmu-Ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan Dan Farmasi, 17(2), 339.
https://doi.org/10.36465/jkbth.v17i2.261

Wilda, I., & Desmariyenti, D. (2020). Hubungan Perilaku Pola Makan dengan Kejadian
Anak Obesitas. Jurnal Endurance, 5(1), 58.

Willy Pramudya, Ikit Netra Wirakhmi, N. Y. T. (2022). Hubungan Pola Pemberian


Makan dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Purwokerto
Timur II. Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika), 7(2), 45–51.
https://doi.org/10.58550/jka.v7i2.105

World Health Organization.Infant And Young Child Feeding [Internet].world health


Organization. 2018.
Yuliarsih L, M. T. dan A.. (2020). Pengaruh pola pemberian makan terhadap status gizi
balita di wilayah kerja Puskesmas Astanajapura Kabupaten Cirebon. Syntax
Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia, 21(1), 1–9. http://mpoc.org.my/malaysian-
palm-oil-industry/

50
LAMPIRAN

51
Lampiran 1. Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden

SURAT PERNYATAAN

KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini saya :

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah mendapat penjelasan dari peneliti, menyatakan kesedian untuk turut


berpartisipasi menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh Sri Ayu Septiana
Mahasiswi Program Studi D-IV Gizi Poltekkes Kemenkes Kendari dengan judul
penelitian “Hubungan Pengetahuan Ibu, Pola Makan dan Pendapatan Keluarga Dengan
Status Gizi Anak Balita (12-59 Bulan) di Wilayah Puskesmas Anggotoa Kecamatan
Wawotobi Kabupaten Konawe”. Persetujuan ini saya buat dengan sukarela, tanpa
paksaan dan tekanan dari pihak manapun, semoga dapat dipergunakan dengan sebaik-
baiknya.

.………….. , ………………….2023
Penanggung Jawab
Peneliti Responden

Sri Ayu Septiana ( ………………………)

52
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU, POLA MAKAN DAN PENDAPATAN
KELUARGA DENGAN STATUS GIZI ANAK BALITA (12-59 BULAN)
DI WILAYAH PUSKESMAS ANGGOTOA KECAMATAN
WAWOTOBI KABUPATEN KONAWE

No Sampel :

A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Data ibu
Nama ibu :
Umur :
Alamat :
Pekerjaan :
Pendidikan :
No. Hp :
Mulai wawancara : Pukul ……………. WITA
Selesai wawancara : Pukul ……………. WITA
Tanggal wawancara :
Nama enumerator : ………………………
2. Data umum anak balita
Nama anak balita :
Umur :
TTL :
Jenis kelamin :

53
B. STATUS GIZI ANAK BALITA
Pengukuran BB Pengukuran TB
…………………. Kg ……………………. Cm

C. PENGETAHUAN GIZI IBU


Petunjuk pengisian : beri tanda silang (x) pada jawaban yang benar
1. Apa yang ibu ketahui tentang makanan sehat ?
a. Makanan yang berguna untuk tubuh
b. Makanan yang mengandung zat gizi
c. Makanan yang menyenangkan
d. Makanan yang enak rasanya
2. Kebutuhan nutrisi yang diperlukan balita meliputi …
a. Protein dan vitamin
b. Karbohidrat protein, vitamin dan mineral
c. Karbohidrat dan vitamin
d. Vitamin dan mineral
3. Salah satu manfaat vitamin A ….
a. Membantu kesehatan mata
b. Membantu pertumbuhan
c. Mencegah sariawan
d. Menjaga kekebalan tubuh
4. Manfaat protein adalah …
a. Mengganti sel-sel tubuh yang rusak
b. Menyediakan energi
c. Sumber energi
d. Memelihara kesehatan kulit
5. Makanan berikut yang mengandung protein hewani adalah ….
a. Tempe
b. Gandum
c. Minyak ikan
d. Daging

54
6. Mentega/margarine merupakan jenis makanan yang banyak mengandung …
a. Lemak b.Vitamin
c. Protein d. karbohidrat
7. Sayuran dan buah-buahan merupakan bahan makanan yang kaya akan ….
a. Protein b. Vitamin
c. Karbohidrat d. Mineral
8. Untuk mencegah agar balita tidak mudah sakit adalah …
a. Mengonsumsi buah dan sayur b. Minum multivitamin
c. Makan nasi dan lauk d. Benar semua
9. Dalam sehari, balita usia 3 tahun hendaknya mendapatkan makanan …
a. 1 piring nasi/pengganti b. 1-1/piring nasi/penggati
c. 2 piring nasi/pengganti d. 1-2 piring nasi/pengganti
10. Selain makanan utama, balita dapat pula diberikan makanan …
a. Makanan selingan b. Makanan siap saji
c. Makanan ringan d. Makanan pendamping ASI
11. Ideal pemberian makan balita yaitu …
a. 3x makan utama dan 2x makan selingan
b. 3x makan utama dan 3x makan selingan
c. 4x makan utama dan 2x makan selingan
d. 4x makan utama dan 1x makan selingan
12. Agar anak tertarik makan, maka usaha yang dilakukan adalah …
a. Makanan disajikan dengan menarik
b. Mengajak anak makan direstoran/luar
c. Memberikan makan ketika anak lapar
d. Memberikan pewarna buatan agar lebih menarik
13. Berikut ini adalah contoh upaya untuk mengatasi balita sulit makan, kecuali..
a. Mengurangi member snack yang berlebihan
b. Memaksakan makan pada saat anak tidak mau makan
c. Pengaturan jadwal pemberian makanan dan selingan
d. Ciptakan suasana yang menyenangkan
14. Agar mendapat nutrisi tulang yang baik anak harus mendapatkan vitamin …
a. Vitamin K b. Vitamin B

55
c. Vitamin D d. Vitamin A
15. Vitamin yang berfungsi membantu pembekuan darah adalah …
a. Vitamin K b. Vitamin B
c. Vitamin D d. Vitamin A
16. Zat gizi yang berguna untuk pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh adalah …
a. Karbohidrat b. Protein
c. Vitamin d. Mineral
17. Sayuran dan buah-buahan merupakan …
a. Vitamin b. Mineral
c. Vitamin dan mineral d. Protein
18. Jam makan yang merupakan cadangan energi terbesar dan tdak boleh
dilewatkan adalah ….
a. Makan pagi b. Makan siang
c. Makan malam d. Tidak tau
19. Zat gizi apakah yang terkandung didalam garam dapur …
a. Vitamin b. Mineral
c. Yodium d. Kalsium
20. Masalah yang timbul bila balita kekurangan gizi adalah …
a. Balita gendut dan sehat b. Tubuh tampak ideal
c. Balita tidak mudah sakit d. Meningkatkan resiko penyakit

Pengetahuan :

56
D. POLA MAKAN
Frekuensi Konsumsi (Skor Konsumsi Pangan)

1 kali/hari

sebulan
Minggu
3-6 kali/

1-2 kali/

pernah
minggu
˃3kali

Tidak
/hari

2 kali

nuu
No. Bahan Makanan

(50) (25) (15) (10) (5) (0)


A. Makanan Pokok
1 Nasi
2 Biskuit
3 Jagung Segar
4 Kentang
5 Mie Basah
6 Mie kering
7 Roti Putih
8 Singkong
9 Sukun
10 Tape beras ketam
B. Lauk Hewani
11 Daging Sapi
12 Daging ayam
13 Ikan Segar
14 Ikan Teri Kering
15 Telur Ayam
16 Udang Basah
C. Lauk Nabati
17 Kacang hijau
18 Kacang kedele
19 Kacang merah
20 Kacang mete
21 Tahu
D. Sayuran
21 Bayam
22 Kangkung
23 Sawi
24 Terong
E. Buah-buahan
25 Alpukat
26 Anggur

57
27 Durian
28 Jeruk manis
29 Mangga
30 Nenas
31 Pepaya
Skor konsumsi pangan
Kategori objektif :
1) Cukup : ≥ nilai
median seluruh
sampel
2) Kurang : < nilai
median seluruh
sampel

58
E. PENDAPATAN KELUARGA
PENGELUARAN PANGAN

Harga
keterangan
Jenis setiap Frek. pengeluaran
Frekuensi belanja sumber
setiap belanja Belanja/bulan perbulan
No Jenis Pangan perolehan
belanja (Rp)
(satuan) (Beli/Panen/
/hari /minggu /bulan /tahun (a) (b) (axb)
Pemberian)
Makanan pokok
a. beras
1. b. sagu
c. umbi umbian
d. jagung
Lauk hewani
a. ikan
2.
b. daging ayam
c. daging sapi
Lauk nabati
3. a. tempe
b. tahu
Sayuran
a. bayam
4.
b. kangkung
c. kacang panjang
5. Buah-buahan

59
a. pisang
b. papaya
c. jeruk
d. semangka
kacang-kacangan
6. a. kacang tanah
b. kacang ijo
Minyak dan lemak
a. minyaj kelapa
7. sawit
b. minyak kelapa
c. mentega
Bumbu
a. bawang merah
b. bawang putih
c. garam
d. royco
8.
e. vetsin
f. masako
g. gula halus
h. gula kasar
i. gula arren
Snack
9. a. lainnya 1
b. lainnya 2
10. Air minum

60
a. air gallon
b. air dalam kemasan
c. air minum yang
dimasak
Sub total pengeluaran pangan

PENGELUARAN NON PANGAN

Harga
keterangan
setiap Frek. pengeluaran
Frekuensi belanja Jenis setiap sumber
belanja Belanja/bulan perbulan
No Jenis Pangan belanja perolehan
(Rp)
(satuan)
(Beli/Panen/
/hari /minggu /bulan /tahun (a) (b) (axb)
Pemberian)
Bahan
bakar/penerangan
a. rekening listri
1. b. Minyak tanah
c. Gas
d. Kayu bakar
Biaya kebutuhan
sekolah
a. buku/alat tulis
2. b. Uang jajan
c. Transportasi
d. Baju seragam
3. Pakaian

61
4. Tabungan/arisan
5. Rekreasi
Pajak/iuran
6. a. PBB
b. iuran
7. Pulsa
8. Rokok
9. Biaya kesehatan
Sub total pengeluaran non pangan

Total = pengeluran pangan +pengeluaran non pangan


(tahun)
% pengeluran pangan = sub total pengeluaran pangan / total pengeluaran x 100%
=……...
% pengeluaran non pangan = sub pengeluaran non pangan / total pengeluaran x 100%
=…..
Pengeluaran dalam bentuk beras (tahun) = total pengeluaran pangan / harga beras perkilo saat ini
=….
Pengeluaran dalam bentuk beras (bulan) = hasil pengeluaran Beras (kg) dalam tahun / 12
=………
Pengeluaran dalam bentuk beras ( perkapita/ bulan) = hasil perhitungan Beras (kg) dalam bulan / jumlahanggota keluarga
=…

criteria objektif:

Tinggi : Jika pengeluaran pangan ≥ Rp. 2.550.014


Rendah : Jika pengeluaran pangan < Rp. 2.550.014

62
Lampiran 3. Master Tabel
Tingkat
Karakteristik Responden Karakteristik Sampel Pola Makan Pendapatan keluarga
Pengetahuan
No Status Gizi < Rp. ≥ Rp.
Nama Umur Pekerjaan Nama Sex Umur BB TB Z- Skor Kategori Skor Kategori Kategori
Kategori 2.550.014 2.550.014
score
Gizi Rp.
1 Ny. A 35 IRT NA P 48 14 105 -1,87 50 Kurang 235 Cukup Tinggi
Baik 2.558.000
Gizi Rp.
2 Ny. Su 27 IRT MG L 34 13 90 0,09 60 Cukup 215 Cukup Rendah
Baik 1.500.000
Gizi Rp.
3 Ny. Su 50 PNS HS L 50 15 107 -1,79 65 Cukup 225 Cukup Tinggi
Baik 2.641.000
Gizi Rp.
4 Ny. R 21 IRT BA P 19 9.50 78.4 -0,18 45 Kurang 245 Cukup Tinggi
Baik 2.678.000
Gizi Rp.
5 Ny. En 34 Honorer ES L 57 20 110 0,88 75 Cukup 220 Cukup Rendah
Baik 2.250.000
Gizi Rp.
6 Ny. En 34 Honorer AR L 29 10 80 -0,67 55 Kurang 225 Cukup Rendah
Baik 2.250.000
Gizi Rp.
7 Ny. N 39 PNS UA L 36 12,75 91 -0,35 70 Cukup 215 Cukup Tinggi
Baik 2.572.000
Gizi Rp.
8 Ny. Ni 41 IRT MA L 24 7 71 -2,67 50 Kurang 150 Kurang Rendah
Kurang 1.430.000
Gizi Rp.
9 Ny. H 24 IRT AF L 36 11,55 89 -1,17 65 Cukup 200 Kurang Rendah
Baik 1.789.000
Gizi Rp.
10 Ny. P 30 PNS AA L 24 10.10 89 -2,4 45 Kurang 145 Kurang Tinggi
Kurang 2.564.000
Gizi Rp.
11 Ny. Ne 20 IRT NN P 30 10.20 85 -1,2 55 Kurang 255 Cukup Rendah
Baik 1.416.000
Gizi Rp.
12 Ny. Re 42 IRT I P 36 11 95,5 -2,5 70 Cukup 215 Cukup Rendah
Kurang 1.582.000
Gizi Rp.
13 Ny. Ro 36 Honorer AA p 21 8.60 73 -0,25 60 Cukup 260 Cukup Rendah
Baik 2.430.000
14 Ny. M 31 IRT AN P 48 13 91.7 0,14 Gizi 60 Cukup 200 Kurang Rp. Tinggi

63
Baik 2.578.000
Gizi Rp.
15 Ny. M 31 IRT KA P 16 7.10 71,8 -1,66 60 Cukup 225 Cukup Rendah
Baik 1.782.000
Gizi Rp.
16 Ny. S 25 IRT SS p 36 10 88 -2,1 60 Cukup 185 Kurang Rendah
Kurang 1.568.000
Gizi Rp.
17 Ny. Nu 31 Honorer NA P 44 18 108 -1,2 65 Cukup 220 Cukup Tinggi
Baik 2.594.000
Gizi Rp.
18 Ny. I 44 IRT MS L 27 10 75 0,44 50 Kurang 200 Kurang Rendah
Baik 1.239.000
Gizi Rp.
19 Ny. Na 21 IRT QI P 16 7.40 76 -2,38 30 Kurang 175 Kurang Rendah
Kurang 1.561.000
Gizi Rp.
20 Ny. Nr 33 Wiraswasta AR P 31 12 86 0,52 70 Cukup 220 Cukup Rendah
Baik 1.910.000
Gizi Rp.
21 Ny. H 32 IRT QA p 46 12 85 0,55 55 Kurang 205 Kurang Rendah
Baik 1.652.000
Gizi Rp.
22 Ny. NM 31 Honorer AH P 37 7 72 -2,43 65 Cukup 215 Cukup Rendah
Kurang 1.410.000
Gizi Rp.
23 Ny. S 22 IRT AM L 42 14 91 0.82 65 Cukup 240 Cukup Rendah
Baik 1.624.000
Gizi Rp.
24 Ny. Ma 23 IRT FA L 39 12,05 83 0,85 55 Kurang 225 Cukup Tinggi
Baik 2.562.000
Gizi Rp.
25 Ny. Ns 31 IRT AD L 42 15 95 0,75 55 Kurang 235 Cukup Rendah
Baik 1.929.000
Gizi Rp.
26 Ny.Sr 23 IRT MH L 42 11 83 0.22 60 Cukup 235 Cukup Rendah
Baik 1.649.000
Gizi Rp.
27 Ny. An 34 PNS HG L 41 10 87 -2,2 75 Cukup 160 Kurang Tinggi
Kurang 2,762.000
Gizi Rp.
28 Ny. W 29 Wiraswasta NB P 31 8 78 -2,25 55 Kurang 200 Kurang Rendah
Kurang 1.729.000
Gizi Rp.
29 Ny. F 23 IRT MR L 40 15 101 -0,38 55 Kurang 245 Cukup Rendah
Baik 1.478.000
Gizi Rp.
30 Ny. T 40 IRT AB L 38 11 89 -1,78 80 Cukup 250 Cukup Rendah
Baik 2.178.000

64
31 Gizi Rp.
Ny. Le 39 Honorer AZ L 28 10,8 83 -0,44 70 Cukup 270 Cukup Tinggi
Baik 2.589.000
Gizi Rp.
32 Ny. Ha 19 IRT AP L 21 10,95 79,9 0,91 55 Kurang 215 Cukup Rendah
Baik 1.382.000
Gizi Rp.
33 Ny. Nr 32 IRT RR L 37 10,5 80 0,3 55 Kurang 195 Kurang Rendah
Baik 1.892.000
Gizi Rp.
34 Ny. Mr 26 Honorer NA P 42 11 91 -1,73 55 Kurang 235 Cukup Rendah
Baik 1.725.000
Gizi Rp.
35 Ny. Is 29 Honorer MH L 45 15 101 -0,5 55 Kurang 205 Kurang Rendah
Baik 1.852.000
Gizi Rp.
36 Ny. Mi 19 IRT AK P 40 13 100 -1,69 55 Kurang 200 Kurang Tinggi
Baik 2.665.000
Gizi Rp.
37 Ny. S 30 IRT AH P 33 10 85 -1,4 55 Kurang 225 Cukup Rendah
Baik 1.562.000
Gizi Rp.
38 Ny. As 23 Honorer NU P 31 11 83 0,1 55 Kurang 205 Cukup Rendah
Baik 1.900.000
Gizi Rp.
39 Ny. Al 22 IRT NA P 27 13 87 0,75 55 Kurang 220 Cukup Tinggi
Baik 2.563.000
Gizi Rp.
40 Ny. Fe 28 IRT VY P 22 7.20 74 -2,25 60 Cukup 220 Cukup Rendah
Kurang 1.571.000
Gizi Rp.
41 Ny. In 34 IRT RA L 23 7 70 -2,33 65 Cukup 195 Kurang Rendah
Kurang 1.436.000
Gizi Rp.
42 Ny. Im 23 IRT FN P 21 7,19 69 -1,16 55 Kurang 200 Kurang Rendah
Baik 1.257.000
Gizi Rp.
43 Ny. Sa 21 IRT SA P 15 7,23 70 -1,39 50 Kurang 235 Cukup Rendah
Baik 1.682.000
Gizi Rp.
44 Ny. Ka 27 IRT KH P 22 8 71 -0,57 50 Kurang 195 Kurang Rendah
Baik 1.529.000
Gizi Rp.
45 Ny. Rr 21 IRT RO L 29 10 78,5 -0,38 50 Kurang 205 Kurang Rendah
Baik 1.827.000

65
Lampiran 4. Analisis Univariat

Umur Ibu Anak Balita

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

> 25 tahun 15 33.3 33.3 33.3


Valid ≤ 25 tahun 30 66.7 66.7 100.0
Total 45 100.0 100.0

Pekerjaan Ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

IRT 30 66.7 66.7 66.7


Honorer 8 17.8 17.8 84.4
Valid Wiraswasta 2 4.4 4.4 88.9
PNS 5 11.1 11.1 100.0
Total 45 100.0 100.0

66
Pendidikan Ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

SD 1 2.2 2.2 2.2


SMP 3 6.7 6.7 8.9
SMA/SMK 27 60.0 60.0 68.9
Valid
Diploma 7 15.6 15.6 84.4
Sarjana 7 15.6 15.6 100.0
Total 45 100.0 100.0

Jenis Kelamin Anak Balita


Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Laki-Laki 22 48.9 48.9 48.9


Valid Perempuan 23 51.1 51.1 100.0
Total 45 100.0 100.0

67
Umur Anak Balita

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

12-23 10 22.2 22.2 22.2


24-35 13 28.9 28.9 51.1
Valid 36-47 18 40.0 40.0 91.1
48-59 4 8.9 8.9 100.0
Total 45 100.0 100.0

Pengetahuan Ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Cukup 21 46.7 46.7 46.7


Valid Kurang 24 53.3 53.3 100.0
Total 45 100.0 100.0

Pola Makan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Cukup 27 60.0 60.0 60.0


Valid Kurang 18 40.0 40.0 100.0
Total 45 100.0 100.0

68
Pendapatan Keluarga

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Tinggi 12 26.7 26.7 26.7


Valid Rendah 33 73.3 73.3 100.0
Total 45 100.0 100.0

69
Lampiran 5. Analisis Bivariat

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan Ibu * Status
45 100.0% 0 0.0% 45 100.0%
Gizi

Pengetahuan Ibu * Status Gizi Crosstabulation


Status Gizi Total
Gizi Kurang Gizi Baik
Count 6 15 21
% within Pengetahuan Ibu 28.6% 71.4% 100.0%
Cukup
% within Status Gizi 60.0% 42.9% 46.7%
% of Total 13.3% 33.3% 46.7%
Pengetahuan Ibu
Count 4 20 24
% within Pengetahuan Ibu 16.7% 83.3% 100.0%
Kurang
% within Status Gizi 40.0% 57.1% 53.3%
% of Total 8.9% 44.4% 53.3%
Count 10 35 45
% within Pengetahuan Ibu 22.2% 77.8% 100.0%
Total
% within Status Gizi 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 22.2% 77.8% 100.0%

70
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square .918a 1 .338
Continuity Correctionb .359 1 .549
Likelihood Ratio .919 1 .338
Fisher's Exact Test .476 .274
Linear-by-Linear
.898 1 .343
Association
N of Valid Cases 45
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.67.
b. Computed only for a 2x2 table

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pola Makan * Status Gizi 45 100.0% 0 0.0% 45 100.0%

71
Pola Makan * Status Gizi Crosstabulation
Status Gizi Total
Gizi Kurang Gizi Baik
Count 2 25 27
% within Pola Makan 7.4% 92.6% 100.0%
Cukup
% within Status Gizi 20.0% 71.4% 60.0%
% of Total 4.4% 55.6% 60.0%
Pola Makan
Count 8 10 18
% within Pola Makan 44.4% 55.6% 100.0%
Kurang
% within Status Gizi 80.0% 28.6% 40.0%
% of Total 17.8% 22.2% 40.0%
Count 10 35 45
% within Pola Makan 22.2% 77.8% 100.0%
Total
% within Status Gizi 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 22.2% 77.8% 100.0%

72
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 8.571a 1 .003
Continuity Correctionb 6.563 1 .010
Likelihood Ratio 8.684 1 .003
Fisher's Exact Test .008 .005
Linear-by-Linear
8.381 1 .004
Association
N of Valid Cases 45
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.00.
b. Computed only for a 2x2 table

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pendapatan Keluarga *
45 100.0% 0 0.0% 45 100.0%
Status Gizi

73
Pendapatan Keluarga * Status Gizi Crosstabulation
Status Gizi Total
Gizi Kurang Gizi Baik
Count 2 10 12
% within Pendapatan
16.7% 83.3% 100.0%
Tinggi Keluarga
% within Status Gizi 20.0% 28.6% 26.7%
% of Total 4.4% 22.2% 26.7%
Pendapatan Keluarga
Count 8 25 33
% within Pendapatan
24.2% 75.8% 100.0%
Rendah Keluarga
% within Status Gizi 80.0% 71.4% 73.3%
% of Total 17.8% 55.6% 73.3%
Count 10 35 45
% within Pendapatan
22.2% 77.8% 100.0%
Total Keluarga
% within Status Gizi 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 22.2% 77.8% 100.0%

74
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square .292a 1 .589
Continuity Correctionb .018 1 .893
Likelihood Ratio .305 1 .580
Fisher's Exact Test .705 .461
Linear-by-Linear
.286 1 .593
Association
N of Valid Cases 45
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.67.
b. Computed only for a 2x2 table

75
Lampiran 6. Surat Izin Penelitian Dari Badan Kesatuan Dan Politik

76
Lampiran 7. Surat Telah Melakukan Penelitian

77
Lampiran 8. Surat Pengantar Pengurusan Ethical Clearance

78
Lampiran 9. Surat sertifikat Ethical Clearance

79
Lampiran 10. Surat Keterangan Bebas Pustaka

80
Lampiran 11. Dokumentasi Penelitian

Peneliti Melakukan Pengukuran Tinggi Badan Anak Balita

Peneliti Melakukan Penimbangan Berat Badan Anak Balita

Peneliti Melakukan Wawancara Kepada Responden


81
72

Anda mungkin juga menyukai