Skripsi
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma IV
Gizi
OLEH :
REFNI HARMUFIANI
P00313019024
REFNI HARMUFIANI
P00331019024
Pembimbing utama,
Pembimbing pendamping,
i
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI UJIAN AKHIR PROGRAM
Skripsi
Oleh :
REFNI HARMUFIANI
P00313019024
……...
Mengetahui :
Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Kendari Ketua Program Studi D.IV Gizi
Sri Yunanci, VG, SST, MPH Dr. S. Akbar Toruntju, SKM, M.Kes
NIP. 196910061992032002 NIP. 196412312000031006
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun
yang dirujukan telah saya nyatakan dengan benar.
Yang Menyatakan
(Refni Harmufiani)
iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Sebagai civitas Poltekkes Kemenkes Kendari, saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Refni Harmufiani
Nim : P00313019024
Program Studi / Jurusan : Diploma IV / Gizi
Judul Skripsi : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Stunting Pada Balita Usia 7-24 Bulan di wilayah Kerja
Puskesmas Tumbu-Tumbu Jaya Kecamatan Kolono
Timur Kabupaten Konawe Selatan.
Menyatakan bahwa setuju untuk memberikan kepada Poltekkes Kemenkes Kendari Hak
Bebas Royalti Non Eksekutif Atas Skripsi saya yang berjudul :
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING
PADA BALITA USIA 7-24 BULAN DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMBU-
TUMBU JAYA KECAMATAN KOLONO TIMUR KABUPATEN KONAWE
SELATAN
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non Eksekutif
ini Poltekkes Kemenkes Kendari berhak menyimpan, mengalih media / formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan
skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis / pencipta dan
sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Di Buat di Kendari
Pada tanggal 19 Juni 2023
(Refni Harmufiani)
iv
BIODATA PENULIS
A. Identitas
1. Nama : Refni Harmufiani
2. Nim : P00313019024
3. Tempat/Tanggal Lahir : Lambangi, 17 Februari 2002
4. Anak Ke : Dua dari empat Bersaudara
5. Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
6. Agama : Islam
7. Alamat : Desa Lambangi kecamatan kolono timur
kabupaten konawe selatan
8. Email : refniharmufianiii@gmail.com
B. Latar Belakang Pendidikan
1. Tamat TK melati : Tahun 2007
2. Tamat SDN 5 kolono : Tahun 2013
3. Tamat SMP 9 Kendari : Tahun 2016
4. Tamat SMAN 7 Konawe Selatan : Tahun 2019
5. D.IV Gizi Poltekkes Kendari : Tahun 2023
v
FAKTOR–FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING
PADA BALITA USIA 7–24 BULAN DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS
TUMBU-TUMBU JAYA KECAMATAN KOLONO TIMUR
KABUPATEN KONAWE SELATAN
Ringkasan
Refni Harmufiani
Dibawah bimbingan Sultan Akbar Toruntju dan Purnomo
Kata kunci : Stunting, Asupan makan, Pemberian ASI eksklusif, Pola Asuh
vi
FACTORS RELATED TO STUNTING INCIDENCE IN TODDLERS
AGED 7-24 MONTHS IN THE REGION TUMBU-TUMBU JAYA
PUSKESMAS WORKEAST KOLONO DISTRICT
KONAWE DISTRICT SOUTH
ABSTRACT
Refni Harmufiani
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karuni-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas Skripsi ini judul “Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Balita 07-24 Bulan Di
Wilayah Kerja Puskesmas Tumbu-Tumbu Jaya Kecamatan Kolono.
Proses penyusunan skripsi ini telah melewati perjalanan panjang dalam
penyusunannya yang tentunya tidak lepas dari bantuan moril dan meteril pihak lain.
karena itu sudah selanjutnya penulis dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Teguh Fathurrahman, SKM. MMPM selaku direktur Poltekkes Kendari
2. Ibu Sri Yunanci V.G., SST. MPH Selaku ketua jurusan gizi Poltekkes Kendari
3. Bapak Dr. Sultan Akbar Toruntju, SKM, M.Kes selaku pembimbing I yang telah
ikhlas meluangkan waktu dan berbagi ilmu guna membantu penulis dalam
penyusunan Skripsi ini.
4. Bapak Purnomo Leksono, DCN, M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberi
dukungan dan membantu penulis dalam penyusunan Skripsi ini.
5. Bapak atau ibu dosen dewan penguji, atas masukan dan saran dalam penyusunan
skripsi ini
6. Seluruh dosen staff Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kendari
7. Ucapan terimakasih yang teristimewa penulis persembahkan kepada kedua orang
tua tercinta, Ayahanda (Dr. Muhlis, S.Kom., MM), dan Ibunda (Hariani, S.Pd)
yang telah melahirkan penulis dan merawat penulis hingga sekarang dengan penuh
kasih sayang yang tak terhingga, serta banyak memberikan bantuan moral, materi,
arahan, motivasi dan selalu mendoakan keberhasilan serta keselamatan selama
menumpuh pendidikan.
8. Teman-teman seperjuangan D-IV Jurusan Gizi Angkatan 2019 Khususnya Sahabat
saya Sri Ayu Septiana yang tak henti-hentinya selalu memberikan dukungan dan
setia membantu saya selama penyusunan skripsi ini. Serta Suci Desiani, Dewi
Pratiwi dan Widya Ningsi Ainun Pratiwi yang dimana mereka banyak memberikan
semangat, dukungan serta kenangan dan ceria suka duka selama masa perkuliahan.
viii
9. Ucapan terimakasih kepada Muh Fathur Rahman Nur As. yang telah mendukung
saya, mendoakan saya, sudah menjadi support system selama proses penyusunan
skripsi ini dan selalu menemani saya dalam suka maupun duka
Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu saran dan masukan yang sifatnya membangun untuk
kesempurnaan penulisan sangat diharapkan. atas saran dan masukan, penulis ucapkan
banyak terima kasih. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca, Aamiin
REFNI HARMUFIANI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................................i
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI UJIAN AKHIR PROGRAM............................................ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS........................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN.........................................................................iv
BIODATA PENULIS...................................................................................................................v
ABSTRACT..................................................................................................................................vii
KATA PENGANTAR...............................................................................................................viii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................x
DAFTAR TABEL........................................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................................xiii
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................5
C. Tujuan Penelitian....................................................................................................5
D. Manfaat Penelitian..................................................................................................6
E. Keaslian Penelitian..................................................................................................8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................9
A. Gambaran Umum Anak Balita Usia 07-24 Bulan..................................................9
B. Stunting.................................................................................................................10
C. Pola Asuh..............................................................................................................17
D. Asupan makan......................................................................................................19
E. Pemberian ASI Eksklusif......................................................................................19
F. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep.................................................................20
BAB III. METODE PENELITIAN............................................................................................22
A. Jenis dan desain penelitian....................................................................................22
B. Waktu dan tempat penelitian................................................................................23
C. Populasi dan Sampel.............................................................................................23
D. Variabel Penelitian...............................................................................................24
E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif...........................................................24
F. Instrumen Penelitian..............................................................................................25
G. Jenis dan cara pengumpulan data.........................................................................25
H. Pengolahan, Penyajian Dan Analisis Data...........................................................26
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................30
A. Gambaran umum lokasi penelitian.....................................................................30
B. Hasil penelitian...................................................................................................31
C. Pembahasan........................................................................................................35
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................................39
A. Kesimpulan........................................................................................................39
B. Saran...................................................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................41
x
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
.
Tabel 1. Keaslian Penelitian..............................................................................................8
Tabel 2. Klasifikasi status gizi berdasarkan PB/U atau TB.............................................12
Tabel 3. Pemberian Makan Anak Balita..........................................................................19
Tabel 4. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif.......................................................24
Tabel 5. Karakteristik Sampel.........................................................................................31
Tabel 6. Distribusi Sampel Menurut Kejadian Stunting..................................................31
Tabel 7. Distribusi Sampel Menurut Asupan Makan......................................................32
Tabel 8. Distribusi Sampel Menurut Riwayat Pemberian Asi Ekslusif...........................32
Tabel 9. Distribusi Sampel Menurut Pola Asuh..............................................................33
Tabel 10. Hasil uji hubungan Asupan Makan Dengan Kejadian Stunting......................33
Tabel 11. Hasil Uji Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kejadian Stunting....34
Tabel 12. Hasil Uji Hubungan Pola Asuh Dengan Kejadian Stunting............................35
xi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
Lampiran 1. Lembar persetujuan sebagai responden......................................................46
Lampiran 2. Lembar kuesioner........................................................................................47
Lampiran 3. Master Tabel................................................................................................52
Lampiran 4. Analisis Bivariat dan Univariat...................................................................54
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian Dari Badan Kesatuan Dan Politik..............................59
Lampiran 6. Surat Telah Melakukan Penelitian..............................................................60
Lampiran 7. Surat Pengantar Pengurusan Ethical Clearance..........................................61
Lampiran 8. Surat sertifikat Ethical Clearance................................................................62
Lampiran 9. Bebas Pustaka..............................................................................................63
Lampiran 10. Dokumentasi Kegiatan..............................................................................64
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Status gizi di Indonesia terutama pada anak balita yang sekarang masih
serta stunting. Stunting atau biasa disebut dengan balita pendek tidak disadari
oleh keluarga dan setelah 2 tahun baru terlihat dan berdampak pada
kembang di masa ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan
pernah terulang, karena itu sering disebut dengan golden age atau masa
keemasan. Pada masa ini balita membutuhkan asupan zat gizi yang cukup
dalam jumlah dan kualitas yang lebih banyak untuk tumbuh kembang optimal
Indonesia, juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal ini
1
gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolism dalam tubuh
36,4% dengan Kabupaten yang tertinggi adalah Buton Tengah sebesar 48,8%
dari 36,4% menjadi 22%. Besaran masalah anak balita stunting di Sultra
masalah serius (>30%) dan hanya 3 Kabupaten pada kategori bermasalah (20-
dan 16,05 pendek) dan pada tahun 2019 sulawesi tenggara memiliki
oleh WHO yaitu <20%. Salah satu wilayah Sulawesi tenggara yang juga
memiliki masalah stunting yang cukup tinggi yaitu kebupaten konawe selatan
2
Menurut UNICEF dalam BAPPENAS (2011), dijelaskan bahwa fator-
faktor yang mempengaruhi status gizi balita yaitu faktor langsung dan tidak
anak berupa jenis kelamin laki- laki,berat badan lahir rendah, konsumsi
makanan berupa asupan energi rendah dan asupan protein rendah, penyakit
infeksi ISPA dan diare. Sedangkan faktor tidak langsung yaitu Pola asuh, tidak
ASI ekslusif, pelayanan kesehatan berupa status imunisasi yang tidak lengkap,
dan karakteristik keluarga berupa pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua dan
adalah pola asuh ibu yang kurang terhadap balita yaitu dalam praktik pemberian
stunting secara garis besar adalah pola asuh ibu yang memberikan asupan
makanan pada balita tersebut tidak baik atau kekeliruan orang tua yang
kronis atau dapat meningkatkan resiko penyakit infeksi pada balita yang
Dampak yang terjadi pada balita yang mengalami stunting yaitu sistem
kekebalan tubuh lemah yang dapat menyebabkan balita lebih rentan terkena
penyakit, terutama pada balita dengan lingkungan sanitasi buruk, balita rentan
terkena infeksi dari balita lain atau orang dewasa yang sakit, fungsi kekebalan
tubuh yang lemah ini kurangnya asupan vitamin A. Selain lebih rentan terkena
3
karena daya tahan tubuh yang lemah akan seringkali mengalami infeksi pada
saluran cerna berulang, status gizi yang buruk dikombinasikan dengan infeksi
makan yang berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama (Adriani, 2014).
Pola menu makanan adalah cara memilih hidangan yang terdiri dari olahan
golongan makanan yang sesuai dengan kebutuhan keseimbangan zat gizi yang
Pola pemberian makan Kebutuhan gizi antar anak berbeda. Hal ini
dipengaruhi oleh umuran dan komposisi tubuh, pola aktivitas dan kecepatan
tumbuh. Pola makan mendukung pertumbuhan normal tinggi badan dan berat
badan anak.jadwal pemberian makanan yaitu 3 kali makanan utama (pagi, siang
dan malam) dan 2 kali makanan selingan (diantara 2 kali makanan utama)
Pemberian ASI Eksklusif kurang dari enam bulan juga merupakan salah
dilakukan di Nepal menyatakan bahwa anak yang berusia 0-23 bulan secara
anak yang berusia > 23 bulan. Hal ini dikarenakan oleh perlindungan ASI yang
tetapi juga oleh ibunya. ASI adalah sumber gizi terbaik dan paling ideal dengan
4
pertumbuhan. ASI mengandung berbagai zat kekebalan sehingga anak akan
jarang sakit, mengurangi diare dan infeksi saluran pencernaan (Waryana, 2010).
hubungan yang bermakna dengan indeks PB/U, dimana 48 dari 51 anak stunting
signifikan dengan indeks status gizi PB/U pada baduta (Anisa, 2012)
B. Rumusan Masalah
2. Apakah ada hubungan Asupan makan dengan kejadian stunting pada anak
3. Apakah ada hubungan pola asuh dengan kejadian stunting pada anak balita
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pemberian Asi ekslusif pada anak balita usia 07-24
5
bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Tumbu-Tumbu Jaya Kecamatan Kolono
b. Untuk mengetahui asupan makan pada anak balita usia 07-24 bulan di
c. Untuk mengetahui pola asuh pada anak balita usia 07-24 bulan di Wilayah
Konawe Selatan.
Selatan.
f. Untuk Mengetahui hubungan pola asuh dengan kejadian stunting pada anak
D. Manfaat Penelitian
faktor- faktor yang berhubungan dengan stunting pada anak balita usia 07 –
24 Bulan.
6
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai literatur untuk
24 Bulan.
balita 07 – 24 Bulan.
24 Bulan.
7
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1. Keaslian Penelitian
No Penelitian Judul Variabel Lokasi Kapan Persamaan Perbedaan
Faktor Risiko Kejadian Berat Badan Lahir, Puskesmas Pada tahun 2017 Jenis penelitian ini Variabel bebas
Stunting Pada Anak Tingkat Kemakmuran Gabus II adalah lokasi dan tahun
Balita Usia 24-59 Bulan Keluargam Dan Asupan Kabupaten observasional
Asutik, M. Zen
(Studi Kasus Di Zat Gizi (Energy, Protein Pati analitik dengan
1 Eahfiludin, ronny
Wilayah Kerja Besi, Seng, Kalsium Dan desain penelitian
Aruben
Puskesmas Gabus II Vitamin A) cross sectional
Kabupaten Pati Tahun study
2017)
2 Gladys apriluana Analisis Faktor-Faktor Pengaruh Berat Badan Dinegara Tahun 2018 Kejadian stunting Pada variabel bebas,
dan Sandran Risiko Terhadap Lahir Rendah (BBLR), Berkembang pada balita lokasi dan tahun
Fikawati Kejadian Stunting Pada Pendidikan, Pendapatan Dan Asia
Balita (0-59 Bulan) Di Rumah Tangga, Hygiene Tenggara
Negara Berkembang Sanitasi
Dan Asia Tenggara
3 Erfince Wanimbo, Hubungan Karakteristik Baduta, stunting, Di kabupaten Tahun 2017 Penelitian ini Perbedaan dalam
Minami Ibu Dengan Kejadian karakteristik ibu, 1000 tolikara menggunakan penelitian terdahulu,
Wartiningsih Stunting Baduta (7-24 HPK observasional melakukan
Bulan) analitik dengan penelitian pada
pendekatan cross hubungan kejadian
sectional pada baduta
4 Erika Fitria Asi Ekslusif Asi Ekslusif, Balita, Di Tahun 2020 Penelitian ini Perbedaan pada
Lestari, Luluk Berhubungan Dengan Stunting Yogyakarta merupakan peneliti dalam
Khusnul Kejadian Stunting Pada Kabupaten penelitian penelitian
dwihestie Balita Sleman Di kuantitatif korelasi menggunakan uji
Puskesmas dengan metode analisa data
Moyu Dan case-control
Seleman
5 Elsa Nur Aini, Sri Faktor Yang Stunting, Faktor Resiko, Di Puskesmas Tahun 2018 Jenis penelitian Perbedaan pada
Acha di Mempengaruhi Stunting Balita Cepu yang digunakan variabel terikat
Nugraheni, Siti Pada Balita Usia 24-59 Kabupaten dalam penelitian peneliti terdahulu
Fatimah Bulan Di Puskesmas Blora kuantitatif yang variabel terikatnya :
Pradigodo Cepu Kabupaten Blora bersifat analitik faktor resiko, balita,
observasional stunting
dengan pendekatan
kasus control
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Balita adalah anak yang berumur 0-59 bulan, pada masa ini ditandai
dengan proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan disertai
dengan perubahan yang memerlukan zat-zat gizi yang jumlahnya lebih banyak
dengan kualitas yang tinggi (Ariani, 2017). Kesehatan seorang balita sangat
dipengaruhi oleh gizi yang terserat didalam tubuh kurangnya gizi yang diserap
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau
lebih popular dengan pengertian anak dibawah lima tahun. Balita adalah istilah
umu bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3- 5 tahun). Saat
usia batita, anak masih tergantung penuh pada orangtua untuk melakukan
kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan makan (Setyawati dan Hartini,
2018).
karena pada masa itu semua organ tubuh yang penting sedang mengalami
yang rentan gizi. Pada kelompok tersebut mengalami siklus pertumbuhan dan
perkembangan yang membutuhkan zat-zat gizi yang lebih besar dari kelompok
umur yang lain sehingga balita paling mudah menderita kelainan gizi (Nurtina
et al., 2017).
9
B. Stunting
1. Pengertian Stunting
Stunting diukur dengan nilai z untuk tinggi badan atau panjang badan
menurut umur (TB/U atau PB/U) yaitu dengan nilai lebih dari 2 standar
oleh WHO (Kemenkes RI, 2018; WHO, 2018). Pengukuran Panjang badan
dilakukan bagi balita berusia kurang dari 2 tahun atau belum bisa berdiri
tegak, sedangkan tinggi badan diberlakukan bagi balita yang lebih dari 2
dengan alat ukur length board untuk panjang badan dan microtoise untuk
gram sesuai usia dan jenis kelamin. Selain itu juga diperlukan asupan zat gizi
pendek) menggambarkan keadaan gizi kurang yang sudah berjalan lama dan
2013).
Balita adalah anak yang berumur 0–59 bulan, pada masa ini ditandai
10
dengan perubahan yang memerlukan zat-zat gizi yang jumlahnya lebih
banyak dengan kualitas tinggi. Anak balita termasuk kelompok rawan gizi,
dan nafsu makan. ketika memasuki periode pertumbuhan yang lebih lambat,
masukan dan nafsu makan seorang anak juga akan berkurang. Adanya variasi
dalam hal nafsu makan dan asupan makanan pada anak usia sekolah harus
dipahami oleh para orang tua agar dapat memberikan respon yang baik
seseorang berdasarkan z-skor tinggi badan (TB) terhadap umur (U) dimana
sangat pendek adalah status gizi yang didasarkan pada indeks Panjang Badan
menurut Umur (PB/U) atau Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) yang
pendek). (Kemenkes RI, 2013). Pengaruh kekurangan zat gizi terhadap tinggi
badan dapat dilihat dalam waktu yang relatif lama. (Gibson, 2005).
Gizi Anak, pengertian pendek dan sangat pendek adalah status gizi yang
11
didasarkan pada indeks Panjang Badan menurut Umur (PB/U) atau Tinggi
dapat diketahui bila seorang balita sudah diukur panjang atau tinggi
normal. Balita pendek adalah balita dengan status gizi yang berdasarkan
2005, nilai zscorenya kurang dari -2SD dan dikategorikan sangat pendek jika
relatif kurang sensitif terhadap masalah kekurangan gizi dalam waktu yang
pendek. Pengaruh kekurangan zat gizi terhadap tinggi badan akan tampak
dalam waktu yang relatif lama sehingga indeks ini dapat digunakan untuk
Status gizi pada balita dapat dilihat melalui klasifikasi status gizi
12
Tinggi >+3 SD
Sumber: Permenkes Nomor 2 Tahun 2020
2. Patofisiologi stunting
pangan. Masalah gizi pada anak balita tidak mudah dikenali oleh
pemerintah, atau masyarakat bahkan keluarga karena anak tidak tampak sakit.
Terjadinya kurang gizi tidak selalu didahului oleh terjadinya bencana kurang pangan
dan kelaparan seperti kurang gizi pada dewasa. Hal ini berarti dalam kondisi pangan
melimpah masih mungkin terjadi kasus kurang gizi pada anak balita. Kurang gizi
pada anak balita bulan sering disebut sebagai kelaparan tersembunyi atau hidden
panjang atau tinggi badan sebesar -2 Z-score atau lebih menurut buku rujukan
yang sudah berlangsung lama (misalnya infeksi dan asupan makanan yang
buruk), yang kemudian tidak terimbangi oleh catch up growth (kejar tumbuh).
berlanjut dalam setiap siklus hidup manusia. Wanita usia subur (WUS) dan
ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis (KEK) akan melahirkan
bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). BBLR ini akan berlanjut
menjadi balita gizi kurang (stunting) dan berlanjut ke usia anak sekolah
13
kehilangan masa emas tumbuh kembangnya dari tanpa penanggulangan yang
tumbuh kembang anak kejadian ini biasanya tidak berdiri sendiri tetapi diikuti
3. Prevalensi Stunting
menurunkan sebanyak 40% dari jumlah balita stunting (Kemenkes RI, 2018;
WHO, 2018). Secara langsung stunting disebabkan oleh asupan makanan dan
penyakit infeksi yang ditentukan oleh pola asuh ibu (Pratiwi, Masrul, dan
seimbang selama periode kehamilan dan pola asuh gizi teruatama dalam
balita. Selain itu, status kesehatan ibu berperan penting dalam menentukan
status gizi dan kesehatan balita (Altare, et al., 2016; Huicho, et al., 2017;
14
negara berkembang. UNICEF mengemukakan sekitar 80% anak stunting
stunting tertinggi setelah India, China, Nigeria dan Pakistan. Saat ini,
(UNICEF, 2014).
di bawah umur 5 tahun secara nasional yaitu 36,8%.22 Angka prevalensi ini
pada anak umur di bawah 5 tahun di Indonesia tahun 2010 tetap tinggi yaitu
pendek dan sangat pendek lebih tinggi dari prevalensi nasional. (Kemenkes
RI, 2010).
4. Dampak Stunting
a. Anak-anak yang mengalami stunting lebih awal yaitu sebelum usia enam
bulan, akan mengalami stunting lebih berat menjelang usia dua tahun.
Stunting yang parah pada anak-anak akan terjadi deficit jangka panjang
15
dengan status gizi baik. Hal ini memberikan konsekuensi terhadap
stunting adalah bayi berat lahir rendah, ASI yang tidak memadai, makanan
kadar gizi, berasal dari keluarga miskin dengan jumlah keluarga banyak,
(UNICEF, 1998).
b. Pengaruh gizi pada anak usia dini yang mengalami stunting dapat
Anak stunting pada usia lima tahun cenderung menetap sepanjang hidup,
kegagalan pertumbuhan anak usia dini berlanjut pada masa remaja dan
16
terkait antara satu dengan yang lainnya. UNICEF (1998) menggambarkan
penyebab langsung dari stunting adalah asupan gizi dan penyakit infeksi.
Asupan gizi yang tidak seimbang, tidak memenuhi jumlah dan komposisi zat
gizi yang memenuhi syarat gizi seimbang seperti makanan yang beragam,
sesuai kebutuhan, bersih dan aman, misalnya bayi tidak memeperoleh ASI
rumah tangga, perilaku atau asuhan ibu dan anak, dan pelayanan kesehatan
pangan untuk bayi 0-6 bulan yaitu ASI eksklusif dan bayi usia 6-23 bulan
yaitu MP-ASI, dan pangan yang bergizi seimbang khususnya bagi ibu hamil.
Semuanya itu terkait pada kualitas pola asuh anak. Ketersediaan pangan
tingkat rumah tangga, perilaku atau asuhan ibu dan anak, dan pelayanan
C. Pola Asuh
Secara etiologi, pola asuh berarti bentuk, tata cara. Sedangkan asuh
berarti merawat, menjaga, mendidik. Sehingga pola asuh berarti bentuk atau
sistem dalam merawat, menjaga dan mendidik. Pola asuh orang tua adalah
interaksi orang tua terhadap anaknya dalam hal mendidik dan memberikan
contoh yang baik agar anak dapat kemampuan sesuai dengan tahap
17
Dampak Pola Asuh yaitu keadaan gizi meliputi proses penyediaan dan
budaya pantang makanan, dan pola asuh gizi. Selain itu status gizi juga dapat
dipengaruhi oleh praktek pola asuh gizi yang dilakukan dalam rumah tangga
anak. Menurut Marian yang dikutip oleh Prahesti (2001), mengatakan bahwa
salah satu aspek kunci dalam pola asuh gizi adalah praktek penyusuan dan
penyapihan. Praktek pola asuh gizi dalam rumah tangga biasanya berhubungan
ibu. Menurut Suhardjo (2008) anak–anak yang tumbuh dalam suatu keluarga
miskin adalah paling rawan terhadap kurang gizi diantara seluruh anggota
keluarga lainnya dan anak yang kecil biasanya paling terpengaruh oleh kurang
pangan.
untuk setiap anak berkurang dan banyak orang tua yang tidak menyadari bahwa
anak-anak yang sangat muda perlu zat gizi yang relatif lebih banyak dari pada
anak-anak yang lebih tua. Keadaan diatas akan lebih buruk jika ibu balita
18
memiliki perilaku pola asuh yang kurang baik dalam hal penyusuan.
D. Asupan makan
makan yang berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama (Adriani, 2014).
Pola menu makanan adalah cara memilih hidangan yang terdiri dari olahan
golongan makanan yang sesuai dengan kebutuhan keseimbangan zat gizi yang
pemberian makan Kebutuhan gizi antar anak berbeda. Hal ini dipengaruhi
oleh umuran dan komposisi tubuh, pola aktivitas dan kecepatan tumbuh. Pola
anak.jadwal pemberian makanan yaitu 3 kali makanan utama (pagi, siang dan
malam) dan 2 kali makanan selingan (diantara 2 kali makanan utama) (Almatsir,
dkk, 2011).
19
diantaranya, bayi dapat terlindungi dari infeksi, mendapatkan makanan yang
balita. ASI mengandung kalium yang lebih banyak dan dapat diserap tubuh
dan dapat terhindar dari resiko stunting.ASI Eksklusif adalah pemberian ASI pada
bayi berupa ASI saja, tanpa diberi cairan lain baik dalam bentuk apapun. ASI
Eksklusif diberikan minimal dalam jangka waktu enam bulan. ASI saja dapat
hubungan yang bermakna dengan indeks PB/U, dimana 48 dari 51 anak stunting
signifikan dengan indeks status gizi PB/U pada baduta (Anisa, 2012).
1. Kerangka Teori
Stunting
Akses pangan
Sanitasi dan air bersih
(status ekonomi Pola asuh wawasan pelayanan kesehatan
keluarga, jumlah dan pengetahuan (imunisasi, akses terhadap
anggota keluarga) pemberian Asi pelayanan kesehatan,
ekslusif dan revitalisasi posyandu,
pemberian makan
dan penanganan penyakit melalui sanitasi dan air bersih (imunisasi, akses terhadap
2. Kerangka konsep
Asi Ekslusif
Asupan Makan
Keterangan :
3. Hipotesis Penelitian
a. Ada hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian stunting pada anak
b. Ada hubungan Asupan Makan dengan kejadian stunting pada anak balita usia
21
c. Ada hubungan Pola Asuh dengan kejadian stunting pada anak balita usia 07 – 24
BAB III
METODE PENELITIAN
menari hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya. Pada
penelittian ini dilakukan anaisis terhadap data, karena itu pada penelitian
penelitian dimulai.
relationship).
a FR (+)
Kasus ( kelompok subjek
b FR (-) dengan penyakit )
Maching :
- Jenis kelamin
- Umur
22
c FR (+)
Kontrol ( kelompok
subjek tanpa penyakit )
d FR (-)
23
Tahapan kegiatan studi case control
3. Identifikasi kasus
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei pada tahun 2023 di
konawe selatan.
1. Populasi
bulan yang ada di delapan (10) desa wilayah kerja puskesmas tumbu –
2. Sampel
a. Sampel kasus
b. Sampel control
Diambil populasi non stunting secara maching antara umur dan jenis
24
kelamin anak balita usia 07-24 bulan sebanyak 15 orang balita non
stunting.
3. Maching Sampel
Maching sampel yang akan dilakukan yaitu pada variabel umur dan jenis
kelamin.
D. Variabel Penelitian
25
Cara Ukur Wawancara
Alat Ukur Kuesioner
Kriteria Objektif a. Cukup, jika skor ≥ 70%
b. Kurang, jika skor < 70%
F. Instrumen Penelitian
1. Jenis data :
a. Data primer
b. Data sekunder
26
H. Pengolahan, Penyajian Dan Analisis Data
1. Pengolahan data
a. Pola Asuh
dimana kategorinya :
b. Asupan Makan
dimana kategorinya :
dimana kategorinya :
b). Tidak eksklusif : jika bayi mendapat makanan selain ASI < 6
bulan
27
2. Analisis Data
konawe selatan.
a. Analisis univariat
b. Analisis Bivariat
Chi-Square test :
X2 = ∑ (Fo – Fe)2
Fe
Keterangan :
Fo : frekuensi Observasi
Fe : Frekuensi Harapan
28
bivariat menggunakan Chi-Square. Hal ini digunakan untuk
dengan stunting. Menghitung nilai odd ratio (OR) yaitu resiko antara
𝑎/(𝑎+𝑏) 𝑏/(𝑏+𝑑)
𝑂𝑅 = : 𝑑/(𝑏+𝑑)
𝑐/(𝑎+𝑐)
Keterangan :
OR : Odd Ratio
Tabel konjugasi : 2 x 2
Stunting
Variabel
Kasus Control
- a b
+ c d
Interpretasi nilai OR :
factor protektif
terhadap nilai OR yaitu pada CI 95% rentan nilai lower dan upper limit
29
tidak mencakup nilai 1 maka dikatakan nilai OR bermakna, sedangkan jika
CI 95% dan lower limit – upper limit mencapai nilai 1 maka OR tidak
c. Penyajian Data
Penyajian data dilakukan secara deskriptif dalam bentuk tabel dan narasi.
30
BAB IV
Jaya didirikan pada Tahun 2013 dan diresmikan Pada Bulan Maret Tahun
2014.
Ibukota Kabupaten Konawe Selatan di Andoolo dan ± 115 Km² dari Ibukota
sebagai berikut :
Jaya pada tahun 2022 adalah 5.670 (sumber : bps 2022) jiwa yang terdiri dari
31
B. Hasil penelitian
1. Analisis Univariat
a. Karakteristik Sampel
Karakteristik Responden n %
Umur (bulan)
7-15 4 13,3
16-24 26 86,7
Jumlah 30 100
Jenis Kelamin
Laki-Laki 15 50,0
Perempuan 15 50,0
Jumlah 30 100
SumbSumber : Data primer diolah 2023
yang umur 7-15 bulan sebanyak 4 orang (13,3%) dan umur 16-24 bulan sebanyak
b. Kejadian Stunting
Kejadian Stunting n %
Tidak Stunting 15 50,0
Stunting 15 50,0
Jumlah 30 100
Sumber : Data primer diolah 2023
32
Berdasarkan tabel 6 diatas, menunjukkan bahwa terdiri dari 15
balita dalam kelompok case (yang mengalami stunting) dan 15 balita dalam
c. Asupan Makan
Asupan Makan n %
Cukup 17 56,7
Kurang 13 43,3
Jumlah 30 100
Sumber : Data primer diolah 2023
(43,3%)
diwilayah puskesmas tumbu-tumbu jaya dapat dilihat pada tabel berikut ini :
orang (53,3%).
e. Pola Asuh
33
Distribusi sampel pola asuh anak balita diwilayah puskesmas tumbu-
Pola Asuh n %
Cukup 15 50,0
Kurang 15 50,0
Jumlah 30 100
Sumber : Data primer diolah 2023
2. Analisis Bivariat
a. Hubungan Antara Kejadian Stunting Dengan Asupan Makan Pada Balita Usia
Tabel 10. Hasil uji hubungan Asupan Makan Dengan Kejadian Stunting
Asupan Stunting Normal Total CI
P X2 OR
Makan n % n % n % Lower upper
Kurang 11 73,3 2 13,3 15 50
0,00 10,9 17,8 116,8
Cukup 4 26,7 13 86,7 15 50 2,734
1 95 7 7
Total 15 100 15 100 30 100
Sumber : Data primer diolah 2023
yang cukup dan sebanyak 2 balita (13,3%) memiliki asupan makan kurang.
makan pada balita usia 7-24 bulan diwilayah kerja puskesmas tumbu-tumbu
jaya. Analisis hubungan ini dilanjutkan dengan uji Odd Ratio sebesar 17,87
yang artinya balita yang memiliki asupan makan kurang berpeluang 17,87 kali
34
lebih besar untuk mengalami stunting dibandingkan dengan balita yang asupan
makannya cukup.
pada balita usia 7-24 bulan diwilayah kerja puskesmas tumbu-tumbu jaya.
Analisis hubungan ini dilanjutkan dengan uji Odd Ratio sebesar 26,00 yang
c. Hubungan Antara Kejadian Stunting Dengan Pola Asuh Pada Balita Usia 7-
35
Tabel 12. Hasil Uji Hubungan Pola Asuh Dengan Kejadian Stunting
Stunting Normal Total CI
Pola
P X2 OR Lower uppe
Asuh n % n % n %
r
Kurang 13 86,7 2 13,3 15 50,0
0,00 16,1 42,2 346,
Cukup 2 13,3 13 86,7 15 50,0 5,146
0 33 5 86
Total 15 100 15 100 30 100
Sumber : Data primer diolah 2023
control (tidak stunting) sebanyak 13 balita (86,7%) memiliki pola asuh yang
terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian stunting dengan Pola Asuh
pada balita usia 7-24 bulan diwilayah kerja puskesmas tumbu-tumbu jaya.
Analisis hubungan ini dilanjutkan dengan uji Odd Ratio sebesar 42,25 yang
artinya balita yang memiliki Pola Asuh kurang berpeluang 42,25 kali lebih
makannya cukup.
C. Pembahasan
Dari hasil penelitian ini disebutkan bahwa ada hubungan antara asupan
Temuan penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Pujiati et al.,
36
value = 0,012 (0,05) yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara asupan
makan dengan kejadian stunting pada balita usia 7-24 bulan diwilayah kerja
kekurangan gizi karna kebiasaan makan yang buruk memiliki pengaruh pada
pertumbuhan dan perkembangan (Gibson dkk, 2012). Anak – anak dibawah usia
5 tahun, terutama yang berusia 1-36 bulan memiliki pertumbuhan fisik yang
fase berikutnya. Jika kebutuhan nutrisi anak tidak terpenuhi dengan baik, maka
yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara prevalensi stunting dan
pemberian makan orang tua, dengan penelitian Ni’mah (14). Menurut C dan
Muniroh L (2015). Tidak ada hubungan antara pola makan dengan kejadian
jenis dan intensitas asupan makanan dalam satu hari individu atau kelompok
orang tertentu, dan pola makan adalah cara untuk mengatur jumlah jenis
penyakit, dan proses penyembuhan. Kebiasaan makan yang baik selalu dikaitkan
eksklusif balita diketahui dari hasil kuisioner. Pemenuhan kebutuhan gizi bayi
37
usia 0-6 bulan sudah dapat terpenuhi hanya dengan pemberian ASI saja. Hal
makanan selain ASI juga belum tentu higienis ASI sehingga dapat menyebabkan
diare pada anak (Kemenkes 2012). Selain itu, pada usia tersebut bayi belum
dapat mengonsumsi makanan selain ASI karna enzim-enzim yang ada dalam
usus belum dapat mencerna makanan dari luar selain ASI dan pengeluaran sisa
2012).
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Nugraheni, D dkk (2020) yang meneliti tentang ASI eksklusif dan asupan energi
dengan kejadian stunting pada usia 6-24 bulan dijawa tengah dengan nilai p
stunting ) sebanyak 13 balita (86,7%) memiliki pola asuh yang cukup dan
kurang dan sebanyak 2 balita (13,3%) memiliki asupan makan cukup. Hasil Chi-
signifikan antara kejadian stunting dengan Pola Asuh pada balita usia 7-24 bulan
dengan uji Odd Ratio sebesar 42,25 yang artinya balita yang memiliki Pola Asuh
38
kurang berpeluang 42,25 kali lebih besar untuk mengalami stunting
Faktor pola asuh yang kurang baik bisa menyebabkan masalah pada
tumbuh kembang anak, hal ini disebabkan ibu tidak memahami cara pengasuhan
yang tidak benar, juga adanya faktor kondisi ekonomi. Mengatasi hal tersebut
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan Nurmalasari (2019) bahwa pola
asuh orang tua memiliki pengaruh terhadap kejadian stunting, hal ini
dikarenakan orang tua yang selalu menemani anak dan memberikan perhatian
terutama dalam memberikan asupan makanan yang mengandung gizi yang baik
pada anak, sehingga diharapkan anak memiliki status gizi yang baik dan
mengenai sumber makanan dan sumber gizi yang sebaiknya dikonsumsi oleh
Seperti yang diketahui bahwa hubungan pola asuh ibu yang buruk
memiliki resiko yang tinggi menimbulkan kejadian stunting pada anak. Namun
masih ada stunting yang terjadi padahal ibu sudah melakukan pola asuh baik, hal
39
BAB V
A. Kesimpulan
balita (50,0%).
4. Ada hubungan antara Asupan Makan dengan kejadian stunting pada balita
usia 7-24 bulan diwilayah kerja puskesmas tumbu – tumbu jaya dengan nilai
pada balita usia 7-24 bulan diwilayah kerja puskesmas tumbu – tumbu jaya
dengan nilai OR = 26,00 artinya pada balita yang kurang Pemberian ASI
yang cukup.
40
6. Ada hubungan antara Pola Asuh dengan kejadian stunting pada balita usia 7-
24 bulan diwilayah kerja puskesmas tumbu – tumbu jaya dengan nilai OR,=
42,25 artinya pada balita yang kurang Pola Asuhnya berpeluang 42,25 kali
B. Saran
memonitoring dan penilaian status gizi secara berkala dan juga memberikan
3. Memberikan motivasi kepada keluarga anak balita agar lebih giat dalam
bekerja.
41
DAFTAR PUSTAKA
Achadi, E.L. 2016. Investasi Gizi 1000 HPK dan Produktivitas Generasi Indonesia.
Disampaikan pada: Lokakarya dan Seminar Ilmiah ―Peran Profesi
Dalam Upaya Peningkatan Status Kesehatan dan Gizi Pada Periode 1000 HPK‖
12-13 November 2016. Jakarta.
Anisa, P. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada
Balita Usia 25-60 Bulan Di Kelurahan Kalibiru Depok Tahun 2012. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Anugraheni, H.S. 2012. Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Usia 12-36
Bulan Di Kecamatan Pati, Kabupaten Pati. Artikel penelitian. Universitas
Diponegoro.
Astutik, A., Rahfiludin, M. Z., & Aruben, R. (2018). Faktor Risiko Kejadian
Stunting Pada Anak Balita Usia 24-59 Bulan (Studi Kasus di Wilayah Kerja
Puskesmas Gabus II Kabupaten Pati Tahun 2017). Jurnal Kesehatan
Masyarakat (Undip), 6(1), 409-418.
Aini, E. N., Nugraheni, S. A., & Pradigdo, S. F. (2018). Faktor yang mempengaruhi
stunting pada balita usia 24-59 bulan di Puskesmas Cepu Kabupaten
Blora. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 6(5), 454-461.
Apriluana, G., & Fikawati, S. (2018). Analisis faktor-faktor risiko terhadap kejadian
stunting pada balita (0-59 bulan) di negara berkembang dan asia tenggara.
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 28(4), 247-256.
Amy, P. 2001. Hubungan Pola Asuh Gizi dengan Gangguan Pertumbuhan (Growth
Faltering) pada Anak Usia 0-12 Bulan di Kecamatan Sumowono Kabupaten
Semarang. Skirpsi S-1. Universitas Diponegoro.
Badan Pusat Statistik. 2011. Pedoman Pendataan Survei Sosial Ekonomi Nasional
Tahun 2011. Jakarta Pusat: Badan Pusat Statistik.
BAPPENAS.(2011.RencanaAksi Nasional Pangan dan Gizi 2011-2015.
Candra A., Puruhita N., Susanto J.C., 2011. Risk Factors of Stunting among 1-2
Years Old Children in Semarang City. M Med Indones, 45(3): 206-12.
Hasnawati, dkk. 2021. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Kejadian Stunting pada
Balita Usia 12-59 bulan, Jurnal Pendidikan Keperawatan dan Kebidanan, 01
(1), 2021, 7-12
42
Hizni A, Julia M, dan Gamayanti IL. Status stunting dan hubungannya dengan
perkembangan anak balita di Wilayah Pesisir Pantai Utara Kecamatan
Lemahwungkuk Kota Cirebon. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. 2010;6:131-137.
Irawatie, E Fahrurazi, dan Septi Anggraen, w, 2020, Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan kejadian stunting pada balita 12-59 bulan di wilayah
kerja Puskesmas Parenggeai.
Jesmin, A. 2011, Prevalence and Determinants of Chronic Malnutritionamong
Preschool Children: A Cross-sectional Study in Dhaka City, Bangladesh.
Journalof Health Population and Nutrition, vol 29, pp 494- 499.
Kemenkes RI. 2015. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI. Diunduh tanggal 10 April2017 dari
http://www.pusdatin.kemkes.go.id
-------------. 2016. INFODATIN Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan
RI Situasi Balita Pendek. Jakarta Selatan.
Laporan Puskesmas.,2021. Data stunting anak usia 07-24 bulan di wilayah kerja
puskesmas tumbu-tumbu jaya kecamatan kolono timur. kendari
Lestari, E. F., & Dwihestie, L. K. (2020). ASI eksklusif berhubungan dengan
kejadian stunting pada balita. Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah
STIKES Kendal, 10(2), 129-136.
Manurung, dkk. 2009, Ekonomi Keuangan dan Kebijakan Moneter, Jakarta: Penerbit
Salemba Empat.
Milman, A., Frongillo, E. A., Onis, M., and Hwang J-Y. 2005. Differential
Improvement among Countries in Child Stunting is Associated with Long-
Term Development and Specific Interventions. The Journal of Nutrition.
Mentari. Dkk., 2018.Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Stunting Anak
Usia 24-36 Bulan DiKecematan Semarang Timur.JournalOf Nutrition
Collage2012;1(1):176-184
Mariyati, S. 1994. Kesehatan Keluarga dan Lingkungan. Yogyakarta : Kanisius
Ni’mah, K., & Nadhiroh, S. R. (2015). Faktor yang berhubungan dengan kejadian
stunting pada balita. Media gizi Indonesia, 10(1), 13-19.
Notoadmodjo, 2003. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku.Jakarta: Rineka Cipta
Oktarina, Z. 2012. Hubungan berat lahir dan faktor-faktor lainnya dengan kejadian
43
stunting pada balita usia 24-59 bulan, di Provinsi Aceh, Sumatera Utara,
Sumatera Selatan dan Lampung Tahun 2010. Skripsi. Universitas Indonesia.
Prasetyono, D.S. (2009). Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta : Diva Press.
Rahmayana. 2014, Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Kejadian Stunting Anak
Usia 24-
59 Bulan di Posyandu Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan Barombang Kecamatam
Tamalate Kota Makasar.
Rosha BC, Hardinsyah dan Baliwati YF. Analisis determinan stunting anak 0-23
bulan pada daerah miskin di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Penel Gizi Makan.
2012;35:34-41.
Sartono. 2013. Hubungan Kurang Energi Kronis Ibu Hamil Dengan Kejadian
Stunting Pada Anak Usia 6 – 24 Bulan Di Kota Yogyakarta. Tesis. Universitas
Gajah Mada. Yogyakarta.
Senbanjo, I., et al. 2011. Prevalence of and Risk factors for Stunting among School
Children and Adolescents in Abeokuta, Southwest Nigeria. Journal of Health
Population and Nutrition. 29(4):364-370.
Setiawan, dkk. "Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada
Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kecamatan
Padang Timur Kota Padang Tahun 2018." Jurnal Kesehatan Andalas 7.2
(2018): 275-
284.
Sibawaih, I., & Rahayu, A. T. (2017). Analisis Pola Asuh Orang Tua Terhadap Gaya
Belajar Siswa Di Sekolah Menengah Atas Kharismawita Jakarta
Selatan. Research and Development Journal of Education, 3(2).
Saragih, dkk. 2013. Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Keluarga Tentang
Perawatan Pasien Resiko Perilaku Kekerasan Di Rumah.
44
Switzerland: Department of Nutrition for Health and
Development.www.who.int.
Diakses 20 April2016
---------. 2010 Nutrition Landscape Information System (NLIS) County Profil
Indicators.Interpretation Guide. Editor. Switzerland: WHO Press;2010
Wirjatmadi, B., & Welasasih, B. D. (2012). Factor Affecting Nutrition Status of
StuntingChildren.
45
LAMPIRAN
46
Lampiran 1. Lembar persetujuan sebagai responden
LAMPIRAN KUISIONER
Dengan ini saya menyetujui bahwa saya telah mendapatkan penjelasan secara
rinci dan telah mengerti mengenai penelitian yang akan dilakukan Refni Harmufiani
mahasiswa dari poltekkes kemenkes Kendari jurusan gizi dengan judul ―Faktor –
Faktor yang berhubungan kejadian stunting pada balita usia 07-24 bulan diwilayah kerja
puskesmas tumbu – tumbu jaya kecamatan kolono timur kabupaten konawe selatan
tahun 2022.
Peneliti mengharapkan jawaban/tanggapan yang ibu berikan adalah berdasarkan
pengalaman ibu sendiri tanpa dipengaruhi orang lain. Peneliti menjamin kerahasiaan
jawaban dan identitas ibu. Informasi yang ibu berikan hanya akan digunakan untuk
bahan penelitian dan tidak akan dipergunakan untuk maksud-maksud lainnya.
Saya memutuskan setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian ini secara sukarela
tanpa paksaan dan tekanan dari pihak manapun. Bila selama penelitian ini saya ingin
mengundurkan diri, maka saya dapat mengundurkan diri sewaktu – waktu tanpa sanksi
apapun.
Peneliti Responden
47
Lampiran 2. Lembar kuesioner
LEMBAR KUISIONER
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
STUNTING PADA BALITA USIA 07 – 24 BULAN DIWILAYAH KERJA
PUSKESMAS TUMBU – TUMBU JAYA
KECAMATAN KOLONO TIMUR KABUPATEN
KONAWE SELATAN
Petunjuk pengisian :
1. Diisi oleh responden
2. Isilah kuisioner ini dengan lengkap
A. Data demografi
Demografi Ibu
1) Nama :
2) Pekerjaan ibu :………
3) Usia ibu......................................................tahun
4) Pendidikan Ibu :………
5) Jumlah anak :………
6) Apakah ada anak balita :
a. Ya
Kalau ada, anak keberapa :………
b. Tidak
48
Kuisioner Asupan Makan
Identitas responden
Nama :……………….
Alamat (dusun/RT) :……………….
Desa/kelurahan :……………….
Kecamatan :……………….
Kabupaten :……………….
Provinsi : sulawesi
tenggara Tanggal Wawancara :
……………….
RECALL 24 JAM
Selingan
pagi/jam
Siang/jam
Selingan
siang/jam
Malam/jam
Asupan
Kebutuhan
% kebutuhan
48
Kuisioner Pemberian ASI Eksklusif
Identitas responden
Nama :…………..
Alamat (dusun/RT) :…………..
Desa/Kelurahan :…………..
Kecamatan :…………..
Kabupaten :…………..
Provinsi : Sulawesi
Tenggara Tanggal wawancara :
…………..
Paraf responden :…………..
Riwayat Pemberian ASI Eksklusif
YA TIDAK
1. Apakah ibu memberikan susu formula
pada anak saat berusia 0-6 bulan?
2. Apakah bu pernah mengoleskan madu
pada mulut bayi berusia 0-6 bulan?
3. Apakah ibu pernah memberikan air teh
atau air gula pada anak saat berusia 0-
6 bulan?
4. Apakah ibu pernah memberikan air
putih ada anak saat berusia 0-6 bulan?
5. Apakah ibu pernah
memberikan bubur nasi atau
nasi tim pada anak saat
berusia 0-6 bulan?
6. Ketika ibu meninggalkan bayi lebih
dari 2 jam, apakah ibu meminta
agar bayi diberikan makanan
tambahan selain ASI pada anak saat
berusia 0-6
bulan?
49
Kuisioner Pola Asuh
Identitas Responden
Nama ibu :……………………..
Usia ibu :……………………..
Pendidikan Terakhir Ibu :……………………..
Jumlah anak balita :……………………..
Usia anak :……………………..
Jumlah anggota keluarga :……………………..
6. Pada saat kapan ibu memberikan makanan a. Setiap anak membutuhkan (1)
50
kepada anak ? b. Setiap jam makan (0)
c. Setiap anak menangis (0)
= x 100%
Kesimpulan :
Cukup : jika skor ≥ 70%
Kurang : jika skor < 70%
51
Lampiran 3. Master Tabel
MASTER TABEL
52
20 PA L 24 bulan 83 cm tidak stunting 70 Cukup ekslusif 83 Cukup
21 MN P 15 bulan 83 cm tidak stunting 70 Cukup Tidak Ekslusif 83 Cukup
22 DN P 24 bulan 82,4 cm tidak stunting 70 Cukup ekslusif 83 Cukup
23 FB L 24 bulan 81 cm tidak stunting 65 Kurang ekslusif 66 Kurang
24 AK L 24 bulan 81,7 cm tidak stunting 75 Cukup Tidak Ekslusif 83 Cukup
25 MA L 23 bulan 84,8 cm tidak stunting 75 Cukup ekslusif 83 Cukup
26 AY L 24 bulan 85 cm tidak stunting 80 Cukup Tidak Ekslusif 83 Cukup
27 AV L 24 bulan 84 cm tidak stunting 75 Cukup ekslusif 83 Cukup
28 AT P 13 bulan 78 cm tidak stunting 60 Kurang ekslusif 66 kurang
29 SF p 24 bulan 85 tidak stunting 75 Cukup ekslusif 83 Cukup
30 AR L 22 bulan 82 tidak stunting 70 Cukup ekslusif 83 Cukup
53
Lampiran 4. Analisis Bivariat dan Univariat
ANALISIS BIVARIAT
ASUPAN MAKAN
Asupan Makan * Kejadian stunting Crosstabulation
Count 13 4 17
Expected Count 8.5 8.5 17.0
Cukup
% within Kejadian stunting 86.7% 26.7% 56.7%
% of Total 43.3% 13.3% 56.7%
Asupan Makan
Count 2 11 13
Expected Count 6.5 6.5 13.0
Kurang
% within Kejadian stunting 13.3% 73.3% 43.3%
% of Total 6.7% 36.7% 43.3%
Count 15 15 30
Expected Count 15.0 15.0 30.0
Total
% within Kejadian stunting 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
Chi-Square Tests
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.50.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Lower Upper
Odds Ratio for Asupan Makan
17.875 2.734 116.877
(Cukup / Kurang)
For cohort Kejadian stunting =
4.971 1.352 18.272
tidak stunting
For cohort Kejadian stunting =
.278 .114 .676
stunting
N of Valid Cases 30
54
PEMBERIAN ASI EKSLUSIF
Pemberian Asi Ekslusif * Kejadian stunting Crosstabulation
tidak stunting
stunting
Count 12 2 14
% within Kejadian
Ekslusif 80.0% 13.3% 46.7%
stunting
% within Kejadian
Tidak ekslusif 20.0% 86.7% 53.3%
stunting
Chi-Square Tests
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Pemberian Asi
Ekslusif (Ekslusif / Tidak 26.000 3.686 183.418
ekslusif)
For cohort Kejadian stunting =
4.571 1.612 12.962
tidak stunting
For cohort Kejadian stunting =
.176 .048 .648
stunting
N of Valid Cases 30
55
POLA ASUH
Count 13 2 15
Chi-Square Tests
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.50.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Lower Upper
56
Umur Balita
Asupan Makan
Pola Asuh
Kejadian stunting
57
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
58
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian Dari Badan Kesatuan Dan Politik
59
Lampiran 6. Surat Telah Melakukan Penelitian
60
Lampiran 7. Surat Pengantar Pengurusan Ethical Clearance
61
Lampiran 8. Surat sertifikat Ethical Clearance
62
Lampiran 9. Bebas Pustaka
63
Lampiran 10. Dokumentasi Kegiatan
64
11