Blok Kulit
Oleh :
Bety Nurhajat Jalanita
G0007045
Kelompok 1
7
HALAMAN PENGESAHAN
7
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
BAB II KEGIATAN YANG DILAKUKAN....................................................................... 3
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................................. 4
BAB IV PENUTUP.............................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 7
LAMPIRAN
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebijakan Indonesia Sehat 2010 menetapkan tiga pilar utama yaitu lingkungan sehat,
prilaku sehat, dan pelayanan kesehatan bermutu adil serta merata. Untuk dapat mencapai
Indonesia Sehat 2010, ditetapkan sebuah kebijakan nasional promosi kesehatan sesuai dengan
Keputusan Menteri Kesehatan RI. No. 1193/MENKES/SK/X/2004 yaitu Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat 2010 (Manda, 2006).
Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar
atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat, dengan
membuka jalur komunikasi, memberikan informasi, dan melakukan edukasi untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina
suasana (social support), dan pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai suatu upaya
untuk membantu masyarakat mengenali dan mengetahui masalahnya sendiri dalam tatanan
rumah tangga agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga,
memelihara, dan meningkatkan kesehatannya (Departemen Kesehatan RI, 2001).
Pola Hidup Bersih Sehat di rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota
rumah tangga agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Jenis kegiatan PHBS di rumah tangga
meliputi berbagai bidang seperti gizi, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak (KIA)
serta keluarga berencana (KB), pemeliharaan kesehatan, gaya hidup sehat (GHS), obat dan
farmasi, dan sebagainya. Sasaran PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga
dalam rumah tangga yang meliputi pasangan usia subur, ibu hamil dan atau ibu menyusui,
anak dan remaja, usia lanjut, dan pengasuh anak (Departemen Kesehatan RI, 2001).
Untuk menilai rumah tangga sehat, digunakan 10 alat ukur (indikator) PHBS yang terdiri
dari 7 indikator PHBS dan 3 indikator GHS. Tujuh indikator PHBS yaitu pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan, pemberian ASI eksklusif, kepemilikan jaminan pemeliharaan
kesehatan, ketersediaan air bersih, ketersediaan jamban sehat, kesesuaian luas lantai dengan
jumlah penghuni, dan lantai rumah bukan tanah. Tiga indikator GHS yaitu tidak merokok di
dalam rumah, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan makan buah dan sayur setiap hari
(Departemen Kesehatan RI, 2001).
Dengan melaksanakan PHBS di rumah tangga, setiap anggota keluarga akan meningkat
kesehatannya dan tidak mudah sakit, anak tumbuh sehat dan cerdas, produktivitas kerja anggota
keluarga meningkat, pengeluaran biaya rumah tangga dapat difokuskan untuk pemenuhan gizi
7
keluarga, pendidikan, dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga. Visi Indonesia
Sehat 2010 akan dapat dicapai apabila telah tercapai secara keseluruhan Kabupaten/Kota
Sehat. Oleh karena itu, selain harus dikembangkan sistem kesehatan Kabupaten/Kota yang
merupakan subsistem dari Sistem Kesehatan Nasional, harus ditetapkan pula kegiatan minimal
yang harus dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota (Departemen Kesehatan RI, 2002).
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh mahasiswa kedokteran dalam Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) adalah kedokteran komunitas. Berdasarkan standar kompetensi
dokter, daftar masalah komunitas yang sering dijumpai adalah Pola Hidup Bersih Sehat
(PHBS). Oleh karena itu, mahasiswa perlu berlatih untuk menguasai kompetensi tersebut
melalui kegiatan field fab KIE PHBS.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini, diharapkan mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan dasar pelaksanaan KIE PHBS di masing-masing wilayah kerja Puskesmas
masing-masing kelompok mahasiswa
2. Merinci manajemen program dan prosedur KIE PHBS pada keluarga yang memiliki bayi
dan balita maupun pada keluarga yang tidak memiliki bayi dan balita di wilayah kerja
masing-masing Puskesmas (Tim Field Lab Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret,
2009).
7
BAB II
KEGIATAN YANG DILAKUKAN
Kegiatan laboratorium lapangan (field lab) kelompok 1 pada blok kulit dengan tema
KIE PHBS dilakukan di Puskesmas Kedawung II Sragen pada tanggal 11 dan 18 November
2009. Kegiatan hari pertama diawali dengan pengarahan dan penjelasan singkat dari dr. Djoko
Puryanto tentang program promosi kesehatan PHBS yang dilaksanakan di Puskesmas
Kedawung II Sragen. Kami merencanakan untuk melakukan penyuluhan PHBS dan atau survei
door to door ke rumah penduduk pada hari kedua pelaksanaan field lab.
Pada hari kedua pelaksanaan field lab, mahasiswa telah menyiapkan materi dan media
yang akan digunakan dalam penyuluhan PHBS di Posyandu. Sesampainya di Puskesmas
Kedawung II Sragen, mahasiswa diajak untuk mengunjungi lokasi tempat pelaksanaan
penyuluhan dan atau survei PHBS di Dukuh Mlokolegi dengan dipandu oleh Bapak Yana,
petugas promosi kesehatan Puskesmas Kedawung II Sragen.
Kegiatan pertama yang kami lakukan adalah survei door to door ke rumah penduduk
mengenai PHBS. Mahasiswa dibagi menjadi tiga kelompok dengan jumlah anggota tiap
kelompok sebanyak empat orang. Masing-masing kelompok melakukan survei ke tempat yang
berbeda. Kelompok pertama, kedua, dan ketiga masing-masing melakukan survei ke rumah-
rumah penduduk di RT 03, RT 04, dan RT 05 RW 11 Dukuh Mlokolegi. Penulis termasuk
dalam kelompok pertama dan melakukan survei ke beberapa rumah penduduk di RT 03 RW 11
Dukuh Mlokolegi.
Setiap mahasiswa telah membawa Kartu Rumah Program PHBS Tatanan Rumah
Tangga untuk menilai pelaksanaan indikator-indikator PHBS di tiap rumah yang dikunjungi.
Namun, bulan November merupakan musim tanam padi bagi para petani sehingga keadaan di
dukuh Mlokolegi sangat sepi karena sebagian besar warga sedang pergi untuk bekerja di sawah.
Oleh karena itu, kami hanya mengunjungi beberapa rumah penduduk yang masih berpenghuni
saat itu. Penulis mendapat kesempatan mengunjungi empat rumah untuk menilai dan
memberikan edukasi singkat mengenai PHBS kepada penghuni rumah tersebut.
Setelah melakukan survei door to door ke rumah-rumah penduduk, kami berencana
untuk mengadakan penyuluhan PHBS di Posyandu dukuh Mlokolegi. Akan tetapi, tanpa diduga
hujan turun sangat deras sehingga kegiatan penyuluhan pun dibatalkan karena sebagian besar
warga telah pulang ke rumah masing-masing. Survei yang kami lakukan di Dukuh Mlokolegi
berlangsung dari pukul 08.00 hingga pukul 10.30. Selanjutnya, kami kembali ke Puskesmas
Kedawung II Sragen dan kegiatan field lab kelompok 1 diakhiri dengan evaluasi singkat dari
Bapak Yana. Secara keseluruhan, kegiatan field lab berjalan cukup baik dan lancar.
7
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
7
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Pelaksanaan kegiatan field lab kelompok 1 yang bertemakan KIE PHBS di Puskesmas
Kedawung II Sragen telah berjalan dengan baik dan lancar. Selama kegiatan berlangsung,
penulis mendapatkan begitu banyak pengetahuan dan pengalaman berharga.
Berdasarkan kegiatan field lab yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Tingkat kesadaran warga Dukuh Mlokolegi tentang PHBS sudah cukup tinggi
2. Masalah PHBS yang masih cukup mencolok di Dukuh Mlokolegi adalah tentang kebiasaan
merokok dan membuang sampah pada tempatnya
3. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi tentang PHBS sangat perlu untuk diberikan secara
intensif dan kontinu kepada masyarakat luas sebagai salah satu langkah untuk menuju
Indonesia sehat.
Keberhasilan kegiatan field lab ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh petugas baik yang berasal dari
Puskesmas Kedawung II Sragen, khususnya dr. Djoko Puryanto dan Bapak Yana, maupun dari
tim field lab FK UNS yang turut membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan field lab kali ini.
Penulis sebagai mahasiswa memohon maaf apabila terdapat kesalahan-kesalahan selama
pelaksanaan maupun dalam penulisan laporan. Semoga kekurangan tersebut dapat menjadi
pembelajaran bagi mahasiswa untuk pelaksanaan field lab selanjutnya.
B. Saran
Mahasiswa yang melakukan survei PHBS hendaknya mampu berkomunikasi secara
efektif dengan warga, bersikap kritis, dan mampu menyiasati berbagai sikap warga yang kurang
kooperatif dalam menjawab pertanyaan sehingga hasil penilaian indikator PHBS merupakan
data yang valid.
7
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2001. Pedoman Pembinaan Program Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat di Tatanan Rumah Tangga. Jakarta: Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.
Departemen Kesehatan RI. 2002. Panduan Manajemen PHBS Menuju Kabupaten/Kota Sehat .
Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan.
Tim Field Lab Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. 2009. Buku Panduan Field
Lab: Komunikasi, Informasi, Edukasi Pola Hidup Bersih Sehat. Surakarta: FK UNS.