Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN PALIATIF KANKER

PUSKESMAS SEI LANGKAI

BATAM

11 OKTOBER 2023

KELOMPOK VI

dr. Boy Simarmata

dr. Edra Firdaus Malik

dr. Rika Novelia Sari

dr. Nurfika Malinda

Ns. Nurningsih Sinuraya, S.Kep

BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN CILOTO DAN BALAI PELATIHAN


KESEHATAN BATAM
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Integrasi perawatan paliatif ke dalam penatalaksanaan kanker terpadu telah lama


dianjurkan oleh Badan Kesehatan Dunia, WHO. seiring dengan terus meningkatnya jumlah
pasien kanker sebagai akibat dari meningkatnya usia harapan hidup manusia. Di Indonesia,
sebagian besar penyakit kanker ditemukan pada stadium lanjut, sehingga angka kesembuhan
dan angka harapan hidup pasien kanker belum seperti yang diharapkan meskipun tata laksana
kanker telah berkembang dengan pesat. Pasien dengan kondisi tersebut mengalami
penderitaan yang memerlukan pendekatan terintegrasi berbagai disipilin ilmu agar pasien
tersebut memiliki kualitas hidup yang baik dan pada akhir hayatnya meninggal secara
bermartabat. Hal ini merupakan kebutuhan penting bagi kemanusiaan terutama untuk pasien
dengan penyakit yang tidak bias disembuhkan.
Program paliatif merupakan pendekatan yang efektif bagi pasien yang penyakitnya
tidak dapat disembuhkan untuk mengurangi pende-ritaan dan memperbaiki kualitas hidup
pasien dan keluarganya. Hai ini untuk mengantisipasi masalah yang mungkin timbul dan
meminimalkan dampak dari progresifitas penyakit sehingga pasien dapat berfungsi
semaksimal mungkin sesuai dengan kondisinya sebelum akhirnya meninggal.
Pada pelayanan paliatif, pasien memiliki peran yang penting dalam membuat
keputusan yang akan diambil. Tujuan pelayanan paliatif bagi setiap pasien berbeda dan
dibuat dengan memperhatikan hal yang ingin dicapai oleh pasien bila memungkinkan, hal ini
biasanya disampaikan dalam bentuk fungsi tubuh misalnya Aku ingin bisa melakukan atau
kejadian penting misalnya Aku ingin melihat anakku menikah. Secara umum pelayanan
paliatif bertujuan untuk menghilangkan nyeri dan gejala lain, meningkatkan kualitas hidup,
memberikan dukungan psikososial dan spiritual serta memberikan dukungan kepada keluarga
selama pasien sakit dan selama masa dukacita.
Implementasi program paliatif di masyarakat dan fasyankes adalah dengan
memperhatikan prinsip mampu laksana, optimal, efektif, efisien dan menitikberatkan pada
kebutuhan serta kenyamanan pasien pada stadium lanjut. Petugas kesehatan harus dapat
merubah pola pikir dengan mengedepankan pendekatan pelayanan paliatif tanpa menga-
baikan kuratif.
B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Terselenggaranya Program Paliatif pasien yang terintegrasi dalam tata laksana


kanker di setiap jenjang pelayanan kesehatan di Indonesia, khususnya di Provinsi
Kepulauan Riau.

2. Tujuan Khusus

a. Tersosialisasinya Program Paliatif pasien kanker di semua tingkat layanan


kesehatan di Indonesia, khususnya di Provinsi Kepulauan Riau.
b. Terintegrasinya Program Paliatif pasien kanker untuk mewujudkan pelayanan
paripurna di Indonesia, khususnya di Provinsi Kepulauan Riau.
c. Terlaksananya sistem rujukan Program Paliatif pasien kanker di Indonesia,
khususnya di Provinsi Kepulauan Riau.
d. Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu melaksanakan pelayanan paliatif
kanker sesuai tugas pokok dan fungsinya.

C. Sasaran

Sasaran program paliatif meliputi tenaga kesehatan termasuk dokter dan perawat
serta tenaga lain di Provinsi Kepulauan Riau

D. Waktu Pelaksanaan
a. Pembelajaran di kelas dilaksanakan daring / zoom di LMS BBPK Ciloto mulai
tanggal 02 – 06 Oktober 2023.
b. Pembelajaran lapangan dilaksanakan di lokus praktik lapangan tanggal 10 – 13
Oktober 2023 di :
 Puskesmas di Lokus PKL ( Puskesmas Sei Langkai dan Puskesmas Sei
Lekop ).
 Rumah Sakit Lokus PKL ( Rumah Sakit Embung Fatimah ).
BAB II
PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN

2.1 Tahap Persiapan


- Peserta Pelatihan Paliatif Kanker Bagi Tenaga Kesehatan setelah melakukan
metode Daring (Online) pada tanggal 02 s.d 06 Oktober 2023 akan melakukan
praktek kerja lapangan di Bapelkes Batam
- Peserta pelatihan datang ke Bapelkes Batam pada tanggal 10 Oktober, dan
melakukan registrasi dengan mengumpulkan berkas registrasi pada panitia.
- Peserta mendapatkan pengarahan dari panitia praktek kerja lapangan yang
meliputi :
 Pembagian kelompok kerja yang terdiri dari kelompok I s.d VI
 Setiap kelompok terdiri atas 5 orang peserta
 Pembagian lokasi praktek kerja lapangan yang terdiri atas RS Embung
Fatimah, UPT. Sei Lekop dan UPT. Sei Langkai
 Penjelasan mengenai apa yang harus dilakukan peserta selama praktek kerja
lapangan.
- Setiap kelompok akan didampingi oleh fasilitator yang berasal dari BBPK
Ciloto, Bapelkes Batam, RS Embung Fatimah, UPT. Sei Lekop dan UPT.
Sei Langkai. Kelompok VI mendapatkan lahan praktek kerja di UPT.
Puskesmas Sei Langkai, Kelurahan Sei Langkai Kecamatan Batu Aji, Kota
Batam.
- Kelompok VI mendatangi / kunjungan ke rumah pasien yang terletak di
Kapling Melati, Kelurahan Sei Langkai, Kecamatan Batu Aji, Kota Batam

2.2 Tahap PelaksanaanTahap Pelaksanaan


a. Metode yang digunakan
- Wawancara
- Pemeriksaan Fisik
- Membaca hasil Lab, Ro dan USG
b. Output Hasil Kegiatan
 Data Pasien

Nama : Ny. MH
Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 46Tahun

Alamat : Jl. Kapling Melati, Sei Langkai, Batu Aji, Kota Batam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

Agama : Islam

Tanggal Pengkajian : 11 oktober 2023

c. Assessment medis
 Didapatkan assement medis berupa Diffuse Large B Cell Lymphoma
( DLBCL )
 Nyeri yang belum teratasi
 Batuk, kadang bercampur darah merah segar
 Nutrisi yang terganggu akibat terhambatnya proses masuknya
makanan dari mulut.
 Dijumpai lesi berukuran L ±3cm, P ±2cm di regio soft palate
 Didapatkan benjolan regio colli sinistra ukuran ± 10 cm

d. Assesment Keperawatan
 Nyeri Kronis, b.d Infiltrasi Tumor, ditandai dengan : Klien mengeluh
nyeri di tenggorokan saat menelan, saat tenggorokan kering, saat
banyak berbicara. terdapat lesi di regio soft palate. skala 6
 Defisit Nutrisi, b.d ketidakmampuan menelan makanan, ditandai oleh :
- Klien mengatakan tidak nafsu makan karena sakit menelan
- Klien mengalami penurunan BB 16kg selama sakit (6 bulan)
- Terdapat lesi di regio soft palate, ukuran ±4x3cm
 Defisit kebersihan Diri (Sikat gigi) b.d sakit saat membersihkan gigi
(sikat gigi), ditandai oleh :
- Klien mengatakan tidak bisa menyikat gigi bagian atas dan dalam
- Gigi terlihat kotor
- Terdapat lesi di regio soft palate, ukuran ±4x3cm
e. Assesment fungsional
 Pasien masih bias melakukan aktivitas fisik ringan seperti
membersihkan rumah yang ringan seperti menyapu
 Pasien berinteraksi secara baik dengan keluarga dan lingkungan
sekitar. Namun dengan terbatas karena suara kecil disebabkan nyeri

f. Assessment Psikososial, Spiritual dan Pola komunikasi

 Denial ( Elisabeth Kubler – ross / five stages of grief )


 Mencari alternative pengobatan herbal dan terapi totok ( problem –
oriented coping )
 Menyalahkan diri sendiri atas perilaku yang tidak menyenangkan
terhadap orang lain ( Emotion – oriented coping ) dengan selalu minta
maaf kepada orang yang berkunjung
 Pasien masih menjalankan ibadah sehari – hari dengan baik
 Keinginan aktiftas pengajian rutin masih ada, namun keluarga
membatasi
 Dukungan dari kelompok pengajian dan lingkungan sekitar
mendukung dengan cara memberi bantuan berupa uang, obat herbal,
dukungan moril dengan cara di kunjungi dan di hibur
 Dukungan moril, dana, semangat dari keluarga di kampung
 Dana terbatas untuk pengobatan lebih lanjut . Pekerjaan suami buruh
bangunan dan menjadi tulang punggung keluarga.
 Dukungan dan semangat keluarga dalam merawat pasien. Terutama
oleh anak pertama pasien dan suami pasien.
 Terkendala system rujukan dari FKTP ke FKRTL
BAB III
HASIL KEGIATAN PKL

A. GAMBARAN UMUM LOKASI


UPT Puskesmas Sei Langkai terletak di jalan Raya Batu Aji Baru,
Sagulung, Sungai Langkai, Kota Batam, Kepulauan Riau, 294444, Indonesia,
Telepon : 08778369873. Merupakan salah satu Puskesmas di kota Batam
melayani pelayanan UGD dan bersalin 24 jam, pemeriksaan kesehatan,
rujukan, surat kesehatan dan lain – lain. Puskesmas ini melayani berbagai
program Puskesmas seperti pemeriksaan kesehatan ( Medical check up ),
pembuatan surat keterangan sehat, rawat jalan, lepas jahitan, ganti balutan,
jahit luka, cabut gigi, periksa tekanan darah, tes kehamilan, pemeriksaan
anak, tes golongan darah, asam urat, kolesterol dan lainnya.
Lokasi dan tempat pemeriksaan cukup memadai untuk peserta
melakukan ekplorasi terhadap pasien yang akan dilakukan pemeriksaan.

B. IDENTIFIKASI HASIL KEGIATAN


Telah dilakukan pertemuan dengan pasien Ny. M di rumah pasien, di
jalan Kapling Melati, Sei Langkai, Batu Aji, Kota Batam. Pasien merupakan
pasien dengan keluhan benjolan pada leher kiri dialami sejak lebih dari enam
bulan. dengan benjolan ukuran menetap tidak makin membesar ukuran
kurang lebih 10 cm. disertai ada lesi di dalam mulut pada regio soft palate.
Pasien sudah dilakukan biopsi dan pemeriksaan HistoPA dengan hasil
Diffuse Large B Cell Lymphoma ( DLBCL ). Namun belum sempat kontrol
kembali ke dokter Onkologi sehingga penatalaksanaan belum berjalan.

C. PROSES PELAKSAAN KEGIATAN PKL


Dilakukan proses pengenalan, dilanjutkan dengan anamnesis terarah secara
bergantian di rumah pasien. diantaranya dilakukan wawancara terhadap
pasien dan keluarga yang diwakili oleh anak pertama pasien.
D. OUTPUT PELAKSANAAN HASIL KEGIATAN
Dari kegiatan tersebut penulis mendapatkan beberapa kesimpulan
berupa assessment medis, keperawatan, fungsional, psikososial, spiritual dan
komunikasi.
g. Assessment medis
 Didapatkan assement medis berupa Diffuse Large B Cell Lymphoma
( DLBCL )
 Nyeri yang belum teratasi
 Batuk, kadang bercampur darah merah segar
 Nutrisi yang terganggu akibat terhambatnya proses masuknya
makanan dari mulut.
 Dijumpai lesi berukuran L ±3cm, P ±2cm di regio soft palate
 Didapatkan benjolan regio colli sinistra ukuran ± 10 cm

h. Assesment Keperawatan
 Nyeri Kronis, b.d Infiltrasi Tumor, ditandai dengan : Klien mengeluh
nyeri di tenggorokan saat menelan, saat tenggorokan kering, saat
banyak berbicara. terdapat lesi di regio soft palate. skala 6
 Defisit Nutrisi, b.d ketidakmampuan menelan makanan, ditandai oleh :
- Klien mengatakan tidak nafsu makan karena sakit menelan
- Klien mengalami penurunan BB 16kg selama sakit (6 bulan)
- Terdapat lesi di regio soft palate, ukuran ±4x3cm
 Defisit kebersihan Diri (Sikat gigi) b.d sakit saat membersihkan gigi
(sikat gigi), ditandai oleh :
- Klien mengatakan tidak bisa menyikat gigi bagian atas dan dalam
- Gigi terlihat kotor
- Terdapat lesi di regio soft palate, ukuran ±4x3cm

i. Assesment fungsional
 Pasien masih bias melakukan aktivitas fisik ringan seperti
membersihkan rumah yang ringan seperti menyapu
 Pasien berinteraksi secara baik dengan keluarga dan lingkungan
sekitar. Namun dengan terbatas karena suara kecil disebabkan nyeri
j. Assessment Psikososial, Spiritual dan Pola komunikasi

 Denial ( Elisabeth Kubler – ross / five stages of grief )


 Mencari alternative pengobatan herbal dan terapi totok ( problem –
oriented coping )
 Menyalahkan diri sendiri atas perilaku yang tidak menyenangkan
terhadap orang lain ( Emotion – oriented coping ) dengan selalu minta
maaf kepada orang yang berkunjung
 Pasien masih menjalankan ibadah sehari – hari dengan baik
 Keinginan aktiftas pengajian rutin masih ada, namun keluarga
membatasi
 Dukungan dari kelompok pengajian dan lingkungan sekitar
mendukung dengan cara memberi bantuan berupa uang, obat herbal,
dukungan moril dengan cara di kunjungi dan di hibur
 Dukungan moril, dana, semangat dari keluarga di kampung
 Dana terbatas untuk pengobatan lebih lanjut . Pekerjaan suami buruh
bangunan dan menjadi tulang punggung keluarga.
 Dukungan dan semangat keluarga dalam merawat pasien. Terutama
oleh anak pertama pasien dan suami pasien.
 Terkendala system rujukan dari FKTP ke FKRTL
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL KEGIATAN

A. ANALISA IDENTIFIKASI HASIL KEGIATAN


Pada hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik pada Ny. MH
BB : 67,6 Kg
TB : 158 cm
BMI : 27,5 ( Obesitas )
Pola tidur : sering terganggu akibat penyakitnya
Pola Nutrisi : terdapat gangguan pada pola makan di akibatkan oleh nyerI yang
sangat hebat karena penyakit pasien
Pola hidup : tidak rutin melakukan olahraga dikarenakan kondisi Kesehatan
yang selalu melemah.
Diagnosa Medis Tatalaksana
 Diffuse Large B Cell Lymphoma  Penatalaksanaan keluhan nyeri
(DLBCL) dengan pemberian analgesic
yang tersedia di Pkm. Ex :
paracetamol, tramadol ,
Piroxicam

Diagnosa Keperawatan Tatalaksana


 Nyeri Kronis, b.d Infiltrasi  Tujuan : Nyeri berkurang
Tumor, ditandai dengan : Intervensi :
Klien mengeluh nyeri di Manajemen Nyeri
tenggorokan saat menelan, Pemberian Analgesik
saat tenggorokan (Kolaborasi)
kering, saat banyak berbicara.
terdapat lesi di regio soft
palate
skala 6  Tujuan : Status Nutrisi tercapai
 Defisit Nutrisi, b.d Intervensi :
ketidakmampuan menelan Manajemen Nutrisi
makanan, ditandai oleh : Modifikasi Menu
Klien mengatakan tidak nafsu
makan karena sakit menelan
Klien mengalami penurunan BB
16kg selama sakit (6 bulan)
Terdapat lesi di regio soft
palate, ukuran ±4x3cm  Tujuan : Status kebersihan Diri
 Defisit kebersihan Diri (Sikat tercapai
gigi) b.d sakit saat Intervensi :
membersihkan gigi (sikat Manajemen Perawatan Diri
gigi), ditandai oleh : Modifikasi cara membersihkan
Klien mengatakan tidak bisa gigi.
menyikat gigi bagian atas dan
dalam
Gigi terlihat kotor
Terdapat lesi di regio soft
palate, ukuran ±4x3cm

Diagnosa Psikososial, Spiritual, dan


Pola Tatalaksana Komunikasi
 Memberikan pengertian  Memotivasi pasien agar tetap
kondisi pasien saat ini perlu mempertahankan bahkan
dilakukan pengobatan lebih meningkatkan ibadah yang ia
lanjut agar kondisi dan kualitas jalani dengan rasa syukur
hidupnya lebih baik  Memotivasi keluarga inti untuk
 Memberikan saran agar tetap tetap semangat dalam
melanjutkan control merawat, mendampingi,
pengobatan ke rumah sakit menghibur pasien
 Menyarankan untuk memakai  Mengajak lingkungan sekitar
BPJS setiap pengobatan untuk tetap menjaga
 Tetap dianjurkan minum obat silaturahmi yang baik dengan
yang diberikan oleh dokter pasien
 5. Memberi penjelasan bahwa  Memberi masukan ke pasien
sakit itu bukan dikarenakan dan keluarga jika ada keluhan
kesalahan yang sudah di atau kondisi yang kurang baik
perbuat dan juga merupakan atau memburuk segera ke IGD
kutukan. Melainkan cobaan PKM terdekat.
dari Tuhan untuk menaikkan  Melakukan koordinasi dengan
derajatnya sebagai manusia pihak PKM untuk rencana
yang beriman. homeviste.

B. HAL-HAL POSITIF YANG DIJUMPAI SELAMA PKL

1. Peserta mampu melakukan komunikasi terapeutik.


2. Peserta mampu melakukan penatalaksanaan gejala pada pasien paliatif.
3. Peserta mampu memeberi dukungan psikososial, social dan spiritual.
4. Peserta mampu melakukan penatalaksanna nutrisi
5. Peserta mampu melakukan penatalaksanaan akhir kehidupan.
6. Peserta mendapatkan masukan dan saran dalam pelaksanaan kegiatan
komunikasi paliatif.
7. Peserta mendapatkan wawasan yang lebih luas mengenai komunikasi
efektif.
8. Memberikan gambaran yang jelas terhadap praktik lapangan yang akan
dijumpai saat menjadi tim paliatif kanker didaerah masing-masing
khususnya dan di KEPRI secara umumnya.
9. Fasilitator yang kompeten di bidangnya yang sangat komunikastif.
10. Pembelajaran yang komunikatif sehingga materi sangat mudah
dipahami.

C. HAMBATAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Akses yang harus di tempuh untuk melakukan kegiatan PKL

2. Pasien-pasien yang sulit terbuka dalam penyampaian keluhan yang di derita


kepada Tim paliatif

3. Efisien waktu
D. SOLUSI YANG DAPAT DILAKUKAN

 Memberikan waktu luring yang lebih lama dibandingkan daringSetiap materi


yang baru dipelajari diharapkan dapat langsung di aplikasikan kepada pasien
dibandingkan dengan melakukan skenario yang dibuat oleh peserta.
 Manajemen waktu yang harus selalu di evaluasi secara berkala
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan praktik kerja lapangan tentang paliatif kanker dapat mencakup
bahwa pelayanan paliatif pada pasien kanker sangat penting untuk
meningkatkan kualitas hidup mereka. Tim paliatif bekerja secara timbal balik
dengan pasien dan keluarga, memberikan dukungan emosional dan
mengurangi gejala yang tidak nyaman. Selain itu, kolaborasi tim medis,
komunikasi yang baik, dan pendekatan holistik perlu ditingkatkan untuk
memastikan pasien menerima perawatan yang komprehensif dan sesuai
dengan kebutuhan mereka.

B. SARAN
1. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan bagi tempat Praktik Kerja Lapangan yaitu Rumah Sakit untuk
menyediakan pelayanan paliatif kanker yang berkualitas kepada pasien
dengan pendekatan yang holisitik dan empati.
2. Bagi Peserta
Mampu untuk membangun Tim Paliatif yang terlatih dengan baik termasuk
Dokter, Perawat, Ahli Terapi, Pekerja Sosial, dan Konselor serta
memastikan koordinasi yang efektif diantara anggota tim.
3. Bagi Masyarakat
Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pentingnya pelaksanaan
pelayanan paliatif bagi pasien kanker untuk meningkatkan kualitas
hidupnya.
BAB VI
PENUTUP
Pelayanan paliatif merupakan kebutuhan kemanusiaan yang mendesak di seluruh
dunia termasuk Indonesia salah satunya di Provinsi Kepulauan Riau. Bagi penderita kanker.
Sangat diperlukan di tempat-tempat yang proporsi pasien datang dalam stadium lanjut cukup
tinggi dan masih ada sedikit kesempatan untuk sembuh. Idealnya, layanan perawatan paliatif
harus diberikan kepada pasien kanker beserta keluarganya sejak saat diagnosis penyakit
kanker ditegakkan hingga penyakit berlangsung ke dalam fase terminal.
Pelayanan paliatif akan efektif jika diintegrasikan ke dalam sistem kesehatan di semua
tingkat pelayanan, terutama masyarakat dan perawatan berbasis rumah dengan melibatkan
publik dan sektor swasta, disesuaikan dengan budaya spesifik, lingkungan sosial dan
ekonomi

DAFTAR PUSTAKA
1. WHO (2007). WHO guide for effective programmes : Palliative Care. ed. Geneva, World
Health Organization
2. Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, 2016, Modul TOT Paliatif
Kanker Bagi Tenaga Kesehatan, Jakarta.
3. Kementerian Kesehatan RI, 2015, Pedoman Nasional Program Paliatif Kanker, Jakarta
4. Kementerian Kesehatan RI, 2013, Pedoman Teknis Pelayanan Paliatif Kanker, Jakarta
5. Doyle, D, Hanks, G & MacDonald, N, 1999, Oxford textbook of Palliative Medicine, 2nd edn,
Oxford University Press, Oxford

Anda mungkin juga menyukai