OLEH :
KELOMPOK 2
Nufia Anggreini, S.Kep
Achmad Hidayatullah, S. Kep.
Siti Fatihah, S. Kep.
Uniek Wike Wijayanti, S. Kep.
Suud Rizkianto, S. Kep.
Yusriati, S. Kep.
Miftahol Arifin, S. Kep.
Hartatik, S. Kep.
Eko Setia Ningsih, S. Kep.
Ririn Prasetiawati, S. Kep.
Saiful Anwar, S. Kep.
131011187
131011188
131011189
131011191
131011192
131011193
131011194
131011197
131011199
131011205
131011225
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien dilakukan secara
berkesinambungan mulai dari klien masuk sampai dengan klien pulang. Untuk itu
diperlukan adanya suatu perencanaan klien pulang (discharge planning), yang
bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan klien secara signifikan dan
menurunkan biaya-biaya yang diperlukan untuk rehabilitasi lanjut. Dengan adanya
discharge planning, klien dapat mempertahankan kesehatannya dan membantu
klien untuk lebih bertanggung jawab terhadap kesehatan mereka sendiri (Jane
Erwin, 1999).
Dari hasil observasi yang kami lakukan, Discharge planning di Ruang
Bedah D sudah dilakukan hampir pada semua pasien yang akan pulang tetapi
belum optimal diantaranya belum terdokumentasi dengan baik dan hanya
dilakukan secara lisan. Dokumentasi discharge planning yang ada di ruang Bedah
D hanya meliputi penjelasan tentang penyakit yang diderita pasien dan cara
mengatasi penyakitnya jika kambuh. Dalam melakukan discharge planning
perawat tidak pernah memberikan brosur maupun leaflet pada pasien, sehingga
pasien kadang lupa tentang penjelasan yang sudah diberikan oleh para perawat.
Dari hasil angket yang sudah disebarkan dan wawancara yang sudah
dilakukan pada perawat diruangan, didapatkan hasil bahwa 8 perawat (66,6%)
mengatakan sudah memahami discharge planning dan sisanya belum memahami
discharge planning yang benar. Kemudian 9 perawat (75 %) mengatakan bahwa
mereka pernah diberi tugas untuk melakukan discharge planning secara lisan oleh
kepala ruangan. Dari 12 perawat (100%) mengatakan mereka melakukan
discharge planning dengan menggunakan media lisan, yaitu hanya berbicara
dengan pasien dan keluarga pasien yang kebanyakan menggunakan bahasa
Madura. Mereka juga mengatakan tidak pernah melakukan pendokumentasian
setelah melakukan discharge planning. Sedangkan dari hasil wawancara dengan
kepala ruangan, didapatkan bahwa memang selama ini tidak pernah diberikan
brosur maupun leaflet saat melakukan discharge planning dan juga tidak
disediakan anggaran khusus dalam pelaksanaan discharge planning.
Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Keperawatan Unair diharapkan
mampu menjadi role model dalam pelaksanaan discharge planning di ruang
Bedah D RSUD Dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan secara benar. Dengan
demikian diharapkan tujuan peningkatan kualitas kesehatan pasien dapat tercapai
secara optimal.
1.2
Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah
dilakukan
discharge
planning
diharapkan
dapat
Manfaat
a. Pasien dan keluarga:
1.
2.
3.
2.
3.
Membantu
pasien
secara
komprehensif
untuk
menentukan
: Yusriati
PA1
: Hartatik
Eko Setia Ningsih
Supervisor
Pembimbing
1.5 Pelaksanaan
Topik
Hari/ Tanggal
Waktu
Pelaksana
: Perawat Primer
Tempat
Sasaran
Materi
Media
1.6
Mekanisme Kegiatan
Tahap
Persiapan
Kegiatan
1. PP1 sudah siap dengan status
Waktu
5 menit
Tempat
Ners
Pelaksana
PP1
Station
dan leaflet.
2. Menyebutkan masalah klien.
3. Menyebutkan hal-hal yang perlu
diajarkan pada klien dan keluarga.
4. Karu memeriksa kelengkapan
Pelaksanaan
administrasi
Karu menanyakan tentang
1.
Karu
10 menit
Bed
Karu
Pasien
Karu memberikan
kesempatan kepada PP 1 untuk
menjelaskan materi yang
disampaikan.
3.
PP1 menyampaikan
pendidikan kesehatan dibantu PA
tentang aktivitas, diet, obat-obatan
yang masih dilanjutkan, dan
perawatan luka di rumah.
4.
5.
PP1
PA1
6.
PP1 memberikan
reinforcement kepada klien dan
keluarga.
7.
PP 1 dibantu PA 1
memberikan leaflet dan
mempersilahkan pasien/keluarga
pasien untuk menandatangani
form discharge planning.
8.
9.
Penutup
PP1 melakukan
pendokumentasian.
Karu memberikan reward kepada
PP1.
Ners
station
Karu
Perawat
(PP & PA)
Keadaan pasien :
Klinis & pemeriksaan penunjang lain.
Tingkat ketergantungan.
(menurut kebutuhan perawatan
diri dari Orem)
Perencanaan Pulang
(Discharge Planning)
Penyelesaian
administrasi
Program HE :
Pengobatan/control
Kebutuhan nutrisi
Aktivitas & istirahat
Perawatan diri
Lain-lain
Penyusunan proposal
Menetapkan kasus
b. Evaluasi Proses
Kelancaran kegiatan
c. Evaluasi Hasil
Informasi yang disampaikan dapat diterima dan dipahami oleh klien dan
keluar.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Discharge planning adalah merupakan proses yang dinamis, agar tim
kesehatan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk menyiapkan pasien
melakukan perawatan mandiri di rumah (Swenberg, 2000).
2.2 Tujuan
Menurut Jipp dan Siras (1986) :
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
2.5.
Membantu
pasien
dan
keluarga
memiliki
pengetahuan
dan
2.3 Manfaat
Menurut Spath (2003) :
a. Dapat memberikan kesempatan untuk memperkuat pengajaran kepada
pasien yang dimulai dari rumah sakit.
b. Dapat memberikan tindak lanjut yang sistematis yang digunakan untuk
menjamin kontinuitas perawatan pasien.
c. Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terencana pada penyembuhan
pasien dan menidentifikasi kekambuhan atau kebutuhan perawatan baru.
d. Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan melakukan perawatan
rumah.
2.4 Prinsip-prinsip
a. Pasien merupakan fokus dalam perencanaan pulang. Nilai keinginan dan
kebutuhan dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi.
b. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi, kebutuhan ini dikaitkan dengan
masalah yang mungkin timbul paa saat pasien pulang nanti, sehingga
kemungkinan masalah yang timbul di rumah dapat segera diantisipasi.
c. Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif, perencanaan pulang
merupakan pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling
bekerjasama.
d. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang
ada. Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang
disesuaikan dengan pengetahuan dari tenaga yang tersedia maupun
fasilitas yang tersedia di masyarakat.
e. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan kesehatan.
Setiap klien masuk tatanan layanan maka perencanaan pulang harus
dilakukan.
2.5 Jenis Discharge Planning
Chesca (1982) mengklasifikan jenis pemulangan sebagai berikut :
a. Conditionong discharge (pulang sementara atau cuti), keadaan pulang ini
dilakukan apabila kondisi pasien baik dan tidak terdapat komplikasi.
Pasien untuk sementara di rawat di rumah namun harus ada pengawasan
dari pihak rumah sakit atau puskesmas terdekat.
b. Absolute discharge (pulang mutlak atau selamanya), cara ini merupakan
akhir dari hubungan pasien dengan rumah sakit. Namun apabila pasien
perlu dirawat kembali maka prosedur perawatan dapat dilakukan kembali.
c. Judicial discharge (pulang paksa), kondisi ini pasien diperbolehkan pulang
walaupun kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang, tetapi
pasien harus dipantau dengan malakukan kerjasama dengan perawat
puskesmas terdekat.
BAB 3
KEGIATAN
3.1 Pelaksanaan
Topik
Hari/ Tanggal
: 19 Nopember 2012
Sasaran
Waktu
: 10.00 WIB
Tempat
b.
c.
d.
3.2 Metode
Metode yang digunakan dalam discharge planning adalah diskusi dan
tanya jawab setelah diberikan penjelasan tentang hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam perawatan klien oleh keluarga setelah keluar dari rumah
sakit, meliputi :
a. Perawatan di rumah
Pemberian pendidikan kesehatan mengenai : pedoman perawatan
luka di rumah, aturan makanan, aktivitas dan istirahat, waktu dan tempat
kontrol.
b. Obat-obatan yang masih harus diminum
Penjelasan tentang obat yang pemberiannya masih dilanjutkan,
dosis, cara pemberian, dan waktu pemberian yang tepat.
c. Hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan selama MRS dibawakan kepada klien sewaktu pulang.
d. Surat-surat
Surat-surat, seperti surat kontrol ulang, dan surat-surat yang
diperlukan saat akan melakukan kontrol ulang
3.3 Media
Media yang digunakan dalam pelaksanaan discharge planning kepada
klien dan keluarganya diantaranya; status pasien, kartu discharge planning,
leaflet, sarana dan prasarana perawatan.
3.4 Hasil Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Persiapan dilaksanakan sejak 3 hari sebelum acara dimulai. Acara
dimulai tepat waktu sesuai dengan jadwal pada gannt chart. Penetapan pasien
yang akan dijadikan role play dilaksanakan satu hari sebelum acara.
b. Evaluasi Proses
No.
Waktu
1.
Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan discharge planning
berlangsung
2.
diperhatikan
2.
e. Dukungan
1. Pengorganisasian acara discharge planning yang tersusun.
2. Adanya kerjasama dan kesempatan yang seluas-luasnya antara pihak
perawat ruangan dengan mahasiswa sebagai pelaksana.
3. Hubungan saling percaya yang terjalin antara keluarga klien dengan
pelaksana didscharge planning.
BAB 4
PENUTUP
4.1. Simpulan
Discharge planning diharapkan membawa manfaat bagi pasien dan
keluarganya dalam meningkatkan kemandirian pasien, dan kualitas pemeliharaan
kesehatan keluarga setelah keluar dari rumah sakit, terutama dalam hal
pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Pelaksanaan discharge planning oleh mahasiswa P3N PSIK Fkep. Unair
pada Senin, 19 Nopember 2012 terhadap keluarga an. Ny j. berjalan dengan
lancar. Adapun materi pendidikan kesehatan yang disampaikan dalam discharge
planning yang dilaksanakan meliputi lima hal, yakni tentang pedoman perawatan
luka pad carcinoma mammae, pengobatan, aturan diet, jadual kontrol ulang, dan
aktivitas-istirahat.
4.2. Saran
1.
2.
3.
Evaluasi
terhadap
pendidikan
kesehatan
yang
telah
DAFTAR PUSTAKA
Chesca, (1990). Perencanaan Pulang Pasien. Makalah Kuliah untuk Perawat.
Yogyakarta.
Morison (2004). Manajemen Luka. Jakarta: EGC
Nursalam
(2007).
Manajemen
Keperawatan
: Aplikasi
dalam
Praktik
(..)
DICHARGE PLANNING
Tanggal MRS:
Tanggal KRS:
No. Reg
:
Nama
:
Jenis Kelamin :
Alamat
:
Tanggal/Tempat Kontrol :
EKG ......................lembar
CT Scan ................lembar
lain-lain ..................lembar
( ................................. )
Perawat
( .................................. )