Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SLOW LEANERS

Di Susun Oleh:

 Nurus Sofa (2019090027)


 Kiki Septyanti P
 Imamah Nurdianah
 Didit Irawanto
 A. Nurul Mukid

PROFESI NERS
PROGRAM ILMU KEPERAWATAN
UNIVERISTAS GRESIK
2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
SLOW LEANERS
DI POLI KESWARA RSJ MENUR SURABAYA
Sub Topik : Slow Learners
Sasaran : Orang tua anak di poli keswara
Hari/Tanggal :
Jam :
Waktu :
Tempat : Poli Keswara RSJ Menur

I. TUJUAAN
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan bersama diharapkan orang tua dapa
mengerti dan memahami bagaimana cara mengatasi anak yang mengalami kesulitan
dalam belajar atau slow leaners.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang slow lerners di poli keswara,
diharapkan sasaran dapat:
1) Mengetahui pengertian slow leaners
2) Mengetahui ciri-ciri dari slow leaners
3) Mengetahui faktor penyebab dari slow leaners
4) Mengetahui karakteristik dari slow leaners
5) Mengetahui masalah yang dihadapi dari slow leaners
II. MATERI
Terlampir
III. MEDIA
 Leaflet
 Flipchart
IV. METODE
1. Penyuluhan
2. Tanya Jawab
V. PENGORGANISASIAN & URAIAN TUGAS
1. Moderator
Oleh:
Uraian Tugas:
 Membuka acara penyuluhaan, memperkenalakan diri dan tim kepada
peserta
 Mengatur proses dan lamanya penyuluhaan
 Menutup acara penyuluhaan
2. Pengajar/Penyampaian Materi
Oleh:
Uraian Tugas:
 Menjeaskan materi penyuluhaan dengan jelas dan dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh peserta
 Memotivasi peserta tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhaan
 Memotivasi peserta untuk bertanya
3. Fasilitator
Oleh:
Uraian Tugas:
 Ikut bergabung dan duduk bersama diantara peserta
 Mengevaluasi peserta tentang kejelasaan materi penyuluhaan
 Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas
 Menginterprasi penyuluhaan tentang istilah / hal-hal yang dirasa kurang
jelas bagi pesrta
 Memperagakan atau mempraktekkan terapi bermain
4. Observer
Oleh:
Uraian Tugas:
 Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri
sehingga memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses
penyuluhaan
 Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta
 Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses
penyuluhaan
 Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluhaan yang dirasa
tidak sesuai dengan rencana penyuluhaan
5. Kegiatan Pembelajaran
No Lngkah- Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
Langkah
1. Pendahuluan 5 menit Pembukaan:  Sasaran antusias
 Memberi salam atas kedatangan
 Perkenalkan diri kami
 Menjelaskan tujuan  Menjawab salam,
penyuluhan mendengarkan
 Menyebutkan dan
materi/pokok bahasan memperhatikan
yang akan disampaikan
 Kontrak waktu
2. 20 Materi: Menyimak dan
menit  Pengertian slow leaners memperhatikan
 Ciri-ciri dari slow leaners
 Faktor penyebab dari slow
leaners
 Karakteristik dari slow
leaners
 Maslah yang dihadapi dari
slow leaners

4. 8 menit Penutup:  Sasaran mampu


 Menyimpulkan materi menjawab semua
penyuluhan yang telah pertanyaan dengan
disampaikan baik
 Memberikan pertanyaan  Menjawab salam
seputar materi yang telah  Sasaran berterima
disampaikan kasih atas
 Menyampaikan kedatangan kami
terimakasih atas perhatian
dan waktu yang telah
diberikan kepada peserta
 Mengucapkan salam
penutup

VI. EVALUASI
A. Struktur
1. Persiapan media
Media yang akan digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap dan siap
digunakan. Media yang digunakan adalah leflet lembar balik. Kurun waktu
dalam persiapan media 5 hari.
2. Persiapan materi
Materi yang diberikan dalam penyuluhan sudah disiapkan dan akan
disebarluaskan dalam bentuk leaflet yang berisi gambar dan tulisan. Kurun
waktu dalam persiapan materi 5 hari.
B. Proses Penyuluhan
1. Kegiatan penyuluhan yang akan diberikan diharapkan berjalan lancar dan
sasaran memahami tentang penyuluhan yang diberikan. Sasaran diharapkan
bertanya sebanyak 50% dari jumlah audience dan 50% bisa menjawab.
2. Dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluhan dan
sasaran yang akan diharapkan penyuluhan.
3. Pesert diharapkan memperhatikan materi yang diberikan
4. Sasaran diharapkan kehadirannya 80% dari jumlah

C. Hasil Penyuluhan
1. Sasaran paham seluruh materi yang diberikan
2. Sasaran paham dan bisa meperaktekannya dirumah
VII. PERTANYAAN
1. ................................................................................................................................
2. ................................................................................................................................
3. ................................................................................................................................
MATERI PENYULUHAN

I. Pengertian

Anak lamban belajar dikenal dengan istilah slow learning, backward, dull atau

bordline. Anak lamban berbeda dengan anak yang mengalami retradasi mental, under

achierver atau anak kesuliatan belajar (learning disabled). Bebrapa ahli mengidentifikasi

anak lamban belajar berdasarkan tingkat kecerdasaan atau keberhasilan IQ. (Susanto dkk,

2019)

Cooter Jr, dan wiley (Nani & amir 2013) menjelaskan bahwa anak lamban belajar

adalah anak yang memiliki prestasi belajar renah atau sedikit dibawah rata-rata anak

normal pada salah satu seluruh area akademik dan mempunyai skor tes IQ antara 70-90.

Anak lamban belajar mengalami hambata atau keterlambatan perkembangan mental.

Fungsi intelektual anak lamban belajar dibawah anak normal seusianya. Disertai

kekurangan kemampuan atau ketidakmampuan belajar menyesuaikan diri sehingga

membutuhkan pendidikan khusus. Anak lamban membutuhkan waktu yang lebih lama dan

berulang-ulang dalam menyelesaikan tugas – tugas akademik maupun non akademik.

Anak lamban belajar sulit di identifikasika karena penampilan luarnya sama seperti anak

normal dan dapat berfungsi normal pada sebagian besar situasi. (Ana iisdiana, 2012)

II. Ciri ciri slow learner

Pada umumnya anak yang lamban belajar adalah anak yang mempunyai kecerdasan

dibawah rata-rata. Tetapi tidak sampai pada tahapan imbisil atau idiot. Anak yang kamban

belajar juga disebut dengan anak yang “submental” atau “mentaly retarted”. Gejala-gejala

yang lamban belajar antara lain:

 Perhatian dan konsentrasi singkat

 Reaksi lambat

 Kemampuan terbatas dalam mengerjakan hal-hal yang abstrak dan menyimpulkan


 Gagal mengenal unsur dalam situasi baru

 Kelambanan dalam menghubungkan dan mewujudkan ide dengan kata-kata

 Belajar lambat dan muda lupa

 Berpandang sempit, tidak mampu menganalusa memecahkan masalah dan berfikir

kritis

Anak golongan lamban ini lebih banyak membutuhkan waktu yanng lama dari waktu

perkiraan untuk anak-anak normal. Sebagai akibatnya anak-anak golongan ini sering

ketinggalam dalam belajar dan ini pula sebagai salah satu sebab tinggal kelas. Dilihat dati

tingkat kecerdasaan dibawah rata-rata. Anak golongan ini memerlukan perhatian khusus.

Antara lain penempatan pada kelas – kelas khusus atau pelajaran tambahan dalam program

pengajaran remedial.

III. Faktor - faktor penyebab anak slow learner

Beberapa ahlo mengemukakan bahwa ada banyak faktor yang dapat menyebabkan

anak lamban belajar. Desiningrum (2016) mengemukakan bahwa slow learner pada anak

bisa terjadi karena beberapa faktor diantaranya faktor biokimia yang dapat merusak otak

misalnya: zat pewarna makanan, pencemaran lingkungan, gizi yang tidak memadai dan

pengaruh-pengaruh psikologis dan sisual yang merugikan perkembangan anak.

Ramar dan kusuma (2006) dalam (rizka 2019), mengemukakan beberapa faktor yang

menyebabkan anak lamban belajar diantaranya:

a) Kemiskinan

Kemiskinan menciptakan kondisi dan kerentanan yang dapat menybabkan anak

lamban belajar. Misalnya, kemiskinan dapat mengganggu kesehatan dan mengurangi

kemampuan belajar anak.

b) Kecerdasan orang tua dan jumlah anggota keluarga


Orang tua yang tidak berkesempatan mendapatkan pendidikan yang layak dan

jumlah anggota keluarga yang besar dapat menyebabkan anak lamban belajarkarena

memiliki waktu belajar bersama dengan anak, sehingga kesempatan anak untuk

meningkatkan kecepatan belajar hampir tidak ada.

c) Faktor emosi

Anak lamban belajar mengalami masalah emosi berat dan berkepanjangan yang

menghambat proses pembelajaran. Masalah emosi ini menyebabkan anak lamban

belajar dan memiliki prestasi belajar yang rendah, hubungan interpersonal yang

buruk dan konsep diri yang rendah.

d) Faktor-faktor pribadi

Faktor pribadi yang dapat menyebabkan anak lamban belajar meliputi:

 Kelainan fisik

 Kondisi tubuh yang terserang penyakit

 Mengalami gangguan pengelihatan. Pendengaran dan berbicara

 Ketidakhadiran disekolah

 Kurang percaya diri

Runic triani dan amir (2013) menejlaskan bahwa faktor yang menyebabkan terjadinya

anak lamban belajar atau slor learner, antara lain:

a) Faktor prenatal (sebelum lahir)

Perkembangan seorang anak dimulai dari sejak konsepsi atau pembuahan.

Seluruh bawaan biologis seorang anak yang berasal dari kedua orang tuanya (berupa

kromosom yang memcah diri menjadi anak tersebut. Terjadi bila kelainan yang

berhubungan dengan fisik maupun fungsi kecerdasan

Selain dari kromosom, anak lamban belajar atau slor leaener juga dapat

disebabkan adanya gangguan biokimia dalam tubuh, seperti gulactosemia dan


phenylketonuria. Galactosemia adalah suatu gangguan iokima dimana terdapat

defisiensi enzim yang dibutuhkan untuk metabolisme galaktosa yang layak.

Sedangkan phenylketonuria adalah suatu gangguan metabolisme genetic, dimana

oksidadi yang tida lengkap dari asam amino yang menyebabkan kerusakan otak.

Anak lahir dengan premature atau belum cukup waktu disinyalir juga dapat

melahirkan anak-anak lamban belajar karena organisme tubuh bayi yang belum siap

berfungsi secara maksimal sehingga terjadi keterlambatan dalam proses

perkembangan yang kurang.

b) Faktor biologi non keturunan

Lamban belajar atau sloo learner tidak hanya terjadi karena faktor genetik

tetapi ada juga bebrapa faktor antara lain

 Obat – obatan

Pada ibu hami tidak semua obat – obatan diminum karenna ada bebrapa jenis

obat yang apabila diminum dapat berakibat merusak atau merugkan pada janin

 Keadaan gizi ibu yang buruk saat hamil

Ibu hamil harus mendapatkan gizi yang baik selama proses kehamilan.

Dengan demikian baik janin yang dikandung maupun ibu hamil tersebut dapat

hidup dengan sehat. Janin akan dapat hidup dan berkembang dengan baik jika

ibu yang mengandungnya sehat. Bayi dalam kandungan akan mendapatkan

makan dari darah ibu melalui tali pusar. Sebaliknya, kekurangan gizi pada sel-

sel otak bayi seperti kekurangan asam folat atau zat akan berpengaruh dengan

pembentukan sel-sel saraf.

 Radiasi sinar X

Walaupun hanya radiasi x tidak diketahui secara jelas, radiasi dapat

mengakibatkan bermacam-macam gangguan pada otak dan system tubuh


lainnya. Radiasi sinar x rawan terjadi pada saat usia kehamilan muda

kemudian berkurang resikonya pada hamil tua

c) Faktor postnatal

Malnutrisi dan trauma fisik akibat jatuh atau kecelakaan, trauma pada otak

atau beberapa penyakit seperti meningitis dan encephalis baru menjadi

perhatian. Begitu juga dengan lingkungannya yang ikut berperan sebagai

penyebab terjadinya slow learner. Karena stimulus yang salah, anak tidak

dapat berkembang secara optimal.

IV. Karakteristik anak slow learner

Anak lamban belajar mempunyai karakteristik atau ciri khas tertenttu yang

membedakannya dengan anak normal lain.anatara lain:

1. Intelegensi

Dari segi anak-anak lamban belajarnya berada pada kisaran bahwa rata-rata yaitu

70-90 erdasarkan skala WISC. Anak dengan IQ 70-90 ini biasanya mengalami hal-

hal yang abstrak, nilai khas elajarnya rendak dibandingkan dengan teman sebayanya,

2. Bahasa

Anak lamban belajar mengalami masalah dengan komunikasai, anak-anak ini

mengalami kesulitan baik dalam bahasa ekspresif atau menyampaikan ide atau

gagasan maupun dalam mengalami dan memahami percakapn orang lain atau bahasa

resepsif olh learner sebaiknya melakukan komunikasi dengan bahasa tertentu,

singkat namun jelas.

3. Emosi

Dalam hal emosi anak-anak lamban belajar memiliki emosi yang kurang stabil,

mereka cepat marah dan meledak-ledak serta sensitif. Jika hal yang membuatnya
tertekan atau melakukan kesalahan, biasanya anak lamban belajar akan cepat patah

semangat.

4. Sosial

Anak-anak lamban belajar dalam bersosialisai biasanya kurang baik. Mereka seing

memilih menjadi pasif atau penonton saat bermain, bahkan menarik diri. Walau pada

beberapa anak ada yang menujukkan sikap humor. Saat bermain, anak-anak lamban

belajar lebih sering bermain dengan anak-anak dibawah usianya. Mereka merasa

lebih aman, karena saat berkomunikasi menggunakan bahasa yang sederhana.

5. Moral

Moral seseorang akan berkembang sering dengan kematangan kognitifnya. Anak-

anak yang lamban belajar tahu aturan yang berlaku tetapi mereka tidak paham untuk

apa peraturan tersebut dibuat. Terkadang mereka kadang tidak patuh atau melanggar

aturan. Hal tersebut disebabkan oleh kemampuan memori mereka yang terbatas

sehingga seringkali lupa. Oleh karena itu sebaiknya anak slow leaners selalu untuk

diingatkan. Dengan demikian dengan pernyataan yang sampaikan orang tua, perlu

hati-hati dan dicermati,

V. Penatalaksanaan Slow Learner

1. Kinectic sand

Media pengganti pasir atau bak pasir sebagai media anak. Dengan bertambahnya

perkembangan zaman di ciptakan kinectic sand yang dapat di jadikan pengganti

pasir khusus untuk media belajar dan konseling anak. Selain lebih praktis secara

tempat kinectic acid juga lebih bersih dan aman untuk anak-anak. Penggunaan

kenetic sand biasanya dibarengi dengan penggunaan simbol –simol lain seperti

miniature hewan,mainan kecil, replika tokoh super hero dll

Tujaan penggunaan kinectik sand yaitu:


a. Mengeksporasi peristiwa tertentu, temma dan masalah yang berkaitan dengan

peristiwa tersebut

b. Membantu anak memperoleh pemahaman dan permasalah yang dialami

c. Menguasi maslaah di masa lampau dan masa kini.

d. Menemukan resolusi masalah melalui pengembangan pemahamann

e. Merasakan ketakutan diri melalui ekspresi fisik yang dituangkan dalam entuk

kinectic sand

f. Merubah pandangan hidup yang lebih positif yang menggambarkan dalan

kinectic sand

2. Game

Game memiliki manfaat yaitu melatih anak slow leaner mengembangkan perspektif

atau pandangan yang berbeda mengenai dirinya sehingga gambaran pribadi dan

kepercayaan dirinya meningkat. Game dapat membantu anak menceritakan kisahnya

sehungga membantu memunculkan kesadaran dalam dirinya tentang sebab akibat

dari sebuah peristiwa.

Oleh karena itu game dapat bermanfaat bagi anak untuk berlatih, berpraktek dan

bereksperimen dengan perilaku baru yang lebih sesuai. Game merupakan aktifitas

yang menyenangkan dan membantu menstimulasi perkembangan anak slow leaner

baik aspek fisik, kognitif, emosi dan sosial. Metode game cocok untuk memberikan

pada anak slow leaner alasannya adalah penggunaan game perkembangan moral-

moral anak slow leaner dapat di stimulasi lewat materi bimbingan yang di berikan

lewat jenis game yang dierikan. Anak slow leaner juga berlatih berperilaku yang

adaptif atau aturan yang berlaku dalam game dan bersekuensi dari aturan tersebut.

Tujuan dari pengunaan game dalam bimbingan adalah melatih anak yang menutup

diri agarmampi membangun dengan teman sebaya.


3. Clay

Clay atau sering disebut dengan tanah liat menjadi alternatif media yang dapat

digunakan untuk mendampingi anak slow leaner. Clay dapat digunakan untuk anak

usia sekolah dasar khusunya kelas 4-6 sedangkan anak dikelas bawah hingga taman

anak-anak dapat di gunakan plastisin. Clat dapat membantu anak dalam membantu

anak melepas emosi yang secara tepat. Penggunaa clay dapat membantu anak slow

leaner tersbut mengekspresikan suasan hati dan perasaan secara tepat dan dapat

diterima oleh orang lain.

4. Buka cerita

Kegiatan membacakan buku cerita yang dapat dilakukan oleh orang ua pada anak

normal maupun anak yang mengalami slow leaner. Kegiatan ini dapat membantu

menambah perbendaharaan kata (banyaknya kata yang dimiliki) dan meningkatkan

kemampuan membaca. Hal ini sangat efektif bagi anak slow leaner yang memiliki

karakteristik dan permaslahan berkaitan dengan komunikasi, berbahasa dam

membaca. Hal ini seperti yang di kemukakan (elser dalam lane dan wright 2011)

bahwa selain membantu anak untuk lebih erkonsentrasi dalam mendengarkan.

Dengan demikian anak lebih mudah memahami informasi atau instruksi yang

didengarnya. Sehingga anak akan mampu mengungkapkannya kembali dalam

bentukan tulisan.

Tujuan umum penggunaan buku cerita yaitu membantu anak slow leaner

mengenali kecemasan atau tekanan yang mereka rasakan ketika mendengarkan

cerita, membantu anak menemukan masalah emosi terkait yang muncul dalam

kehidupan mereka dari waktu ke waktu dan membantu anak memikirkan serta

menggali alternatif solusi bagi berbagai permasalahan. Tujuaan khsusunya yaitu

membantu anak slow leaner menormalkan peristiwa dalam hidup mereka yang
membuat anak mengetahui bahwa orang lain juga memiliki pengalaman yang

serupa.

VI. Cara Megidentifikasi slow learner

Menurut steven R.shaw (2010) mengidentifikasi beberapa karakteristik anak lamban

belajar yang dapat diidentifikasi dalam beberapa proses elajar diantaranya:

 Anak memiliki kecerdasan dan prestasi akademik yang rendah, tetapi berbeda

dari anak dengan masalah kognisi atau kesulitan belajar

 Anak dapat menujukkan prestasi yang lebih tinggi ketika informasi

disampaikan dalam betuk konkret, tetapi akan mengalami kesulitan

mempelajari konsep dan pelajaran yang bersikap abstrak

 Anak mengalami kesulitan kognitif dalam mengorginasir materi baru dan

menyesuaikan informasi baru ke dalam informasi seelumnya

 Anak mengalami kesulitan dalam tujuan jangka panjang dan manajemen

waktu

 Anak membutuhkan tambahan waktu untuk elajr dan mengerjakan tugas, serta

latihan tambahan waktu untuk mengembangkan keterampilan akademik yang

setingkat dengan teman sebayanya

 Motivasi belajar siswa hampir selalu berkurang

 Siswa mempunyai konsep diri yang rendah dan dapat menyebabkan

permasalahan emosi dan tingkah laku

VII. Strategi pembelajaran anak slow learner

Anak lamban belajar menghadapi masalah belajar yang berbeda dari anak normal.

Oleh karena itu, seorang guru memilih, merancang dan menerapkan strategi pembelajaran

yang tepat untuk anak lamban belajar. Strategi pembelajaran yang tepat akan membantu
anak lamban belajar dalam mengatasi masalah belajarnya dan mencapai tujuan

pembelajaran secara optimal, efektif dan efisien.

VIII. Pemilihan strategi pembelajaran anak slow learner

Pemilihan strateg pembelajaran yang tepat adalah memilih kegiatan pembelajaran

paling efektif dan efisien untuk menciptakan pengalaman belajar yang dapat membantu

dlam hal anak lamban belajar mencapai tujuan pemelajaran.

Pemilihan strategi pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara

efektif dan efisien adalah sebagai berikut:

1. Pertimbangan yang berhubungan dengan tujuan, meliputi aspek kognitif, afektif dan

psikomotor, kompleksitas tujuan pembelajaran dan keterampilan akademis untuk

mencapai tujuan pembelajaran

2. Pertimbangan yang berhubungan dengan materi pembelajaran meliputi materi berupa

fakta, konsep, hukum atau teori persyaratan untuk mempelajari materi dan sumber

belajar.

3. Pertimbangan dari sudut siswa, meliputi tingkat kematangan siswa, minat, bakat dan

kondisi siswa dan gaya belajar siswa

4. Pertimbangan lainnya meliputi untuk mencapai tujuan apa cukup dengan satu strategi,

starteginya adalah satu-satunya yang bisa diterapkan dan nilai efektifitas dan efiseiensi

strategi

Dengan demikian, pola pemilihan strategi pembelajaran anak lamban belajar dimulai

dari perumusan tujuan pembelajaran khusus anak lamban belajar, penetapan pra syarat

anak lamban belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran sampai pnentuan pendekatan

untuk anak laman belajar dalam mencapai tujuaan pembelajaran.


DAFTAR PUSTAKA

Deddy kustawan. (2013). penilaian pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus.

Jakarta:Luxima

Nani Triani dan Amir.(2013). Pendidikan anak berkebutuhan khusus lamban belajar (slow

leaners). Jakarta:Luxima

Cahya Laili. (2013). Adakah ABK di kelasku, bagaimana guru mengenali ABK di sekolah.

Yogyakarta:Familia

Thomas Tan. (2017). Teaching is an art: maximize your teaching. Yogyakarta:Deepublish

Marheni Krisna. (2017). Art therapy bagi anak slow learner.

http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/ippi/article/download/2185/1648 . di akses pada

tanggal 16/02/2020 pukul 21:14 wib

Anda mungkin juga menyukai