Anda di halaman 1dari 68

LAPORAN PENGKAJIAN PSIKOSIS, SPTK, DAN EBP

Laporan ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa

Dosen Pembimbing :
Sukma Senjaya, S.Kep, M.M.Kes.

Disusun Oleh:
Kelompok B
Chintia Aulia : 220110170171
Fajrin Nurul Amanah : 220110170172
Dea Agus Agasi : 220110170173
Isna Hanifah : 220110170174
Siti Nurlaila Qodariah : 220110170175
Faizal Musthofa : 220110170176
Aep Maulid Mulyana : 220110170177
Milah Kamilah : 220110170178
Christina Listha : 220110170179
Fernanda Mahardiani : 220110170180
Liesna Fitriany : 220110170181

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA


(KASUS 1)
I. IDENTITAS KLIEN
Nama/Jenis Kelamin : Salwa Salsabila/P Umur : 26 tahun
Tanggal masuk RS : 15/11/2019 No CM : 220110170171
Alamat : Tarogong Pendidikan : S1
Status perkawinan : Belum Menikah Pekerjaan : Karyawan Swasta
Sumber data : Klien,Keluarga Suku : Sunda
Bentuk tubuh : Kurus
II. ALASAN MASUK
Keluarga klien sering melihat klien tampak aneh . Sering tertawa sendiri, menangis secara
bergantian tanpa adanya stimulus
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
( ) ya, tahun (✔ ) Tidak
2. Pengobatan sebelumnya kemana
3. Trauma : Klien pernah mengalami pelecehan seksual oleh pamannya saat klien berumur
5 tahun. Saat itu ada ibu korban yang menjadi saksi.
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ? ( ) ya (✔ ) tidak
5. Adakah pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?( perceraian/ ;
perpisahan/konflik dsb): Keluarga klien juga mengatakan bahwa klien baru saja putus cinta dan
itu membuat perasaan klien semakin sedih dan menjadi-jadi.
IV. FAKTOR PRESIPITASI
Klien sering melamun dan menyendiri yang membuat klien trus berhalusinasi
V. PERSEPSI DAN HARAPAN KLIEN DAN KELUARGA
1. PERSEPSI KLIEN ATAS MASALAHNYA
Klien merasa masalahnya tidak ada dan hal tersebut wajar terhadap dirinya
2. PERSEPSI KELUARGA ATAS MASALAHNYA
Keluarga merasa resah,sedih dan bingung apa yang harus dilakukan ketika masalah
klien muncul.
3. HARAPAN KLIEN SEHUBUNGAN DENGAN PEMECAHAN MASALAH
Klien berharap agar orang-orang tidak menganggap dirinya aneh,karena halusinasinya
adalah nyata.
4. HARAPAN KELUARGA SEHUBUNGAN DENGAN PEMECAHAN MASALAH
Keluarga sangat berharap permasalahan ini segera teratasi dan ingin anaknya kembali
normal.
VI. KOPING DAN HARAPAN KLIEN/KELUARGA
1. Koping klien terhadap masalah yang dihadapi
Klien belum menenmukan koping yang tepat untuk masalahnya
2. Koping keluarga terhadap masalah klien
Keluarga klien selalu menyarankan klien untuk sholat dan berdo’a
VII. PEMERIKSAAN FISIK
1. TD: 120/90 mmHg
N: 90 x/menit
S: 370C
P: 20 x/menit
2. Berat Badan 45 Kg
TB 160Cm
3. Keluhan Fisik: Tidak ada keluhan fisik yang dirasakan klien
VIII. KELUARGA
GENOGRAM

1. POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Pola pengambilan keputusan dalam keluarga klien selalu diputuskan
oleh ayah klien
2. PERSEPSI PERAN DALAM KELUARGA
Persepsi peran dalam keluarga klien telah sesuai. Kedua orangtua klien berperan
menjadi pembimbing dan pencari nakah sedangkan klien berperan sebagai anak dan
sebagai pelajar.
3. PERSEPSI KEMAMPUAN KELUARGA
Keluarga merasa kliien mampu diobati dan keluarga mampu memenuuhi kebutuhan
ekonomi dan kebutuhan lainnya
IX. PSIKOSOSIAL
1. KONSEP DIRI
Citra Tubuh: Klien tidak merasa citra tubuhnya rendah
Identitas Peran: Klien merasa peran nya dalam keluarga sudah tepat sebagai anak.
Ideal Diri: Klien menginginkan dirinya menjadi orang baik.
Harga Diri: Klien merasa dirinya kurang berharga di mata orang banyak.
2. HUBUNGAN SOSIAL
Orang yang berarti: orang yang berarti bagi klien adalah ibu dan ayah klien
Peran serta dalam kehidupan masyarakat/kelompok: klien sangat jarang
berinteraksi dengan kelompok sekitarnya.
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: klien merasa dikucilkan karena
orang-orang merasa klien sangat aneh.
3. PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN
Klien mengenyam pendidikan hingga bangku kuliah, namun klien sempat putus
kuliah karena penyakitnya.
4. GAYA HIDUP
Gaya hidup klien sederhana dan tidak berlebihan
5. BUDAYA
Klien bersuku Sunda yang mengikuti budaya adat Sunda kedalam sehari-harinya.
6. SPIRITUAL
Nilai dan keyakinan: Keluarga klien mengatakan bahwa klien jauh dari agama,
jarang sholat.
Kegiatan ibadah: klien sangat jarang sholat.
X. STATUS MENTAL
1. Penampilan
(✔) tidak rapi ( ) penggunaan pakaian yang tidak sesuai ( ) cara berpakaian tidak
seperti biasanya
Jelaskan : Penampilan klien sedikit tidak rapih, jilbabnya sangat berantakan
2. Aktivitas Motorik
( ) lesu ( ) tik (✔) gelisah ( ) tremor
( ) tegang ( ) grimasem ( ) agitasi ( ) kompulsif
Jelaskan : Klien merasa perbedaan perasaan, terkadang merasa bahagia, terkadang
merasa sedih karena halusinasinya.
3. Alam Perasaan
( ) sedih (✔ ) kuatir (✔ ) gembira berlebihan (✔ ) ketakutan ( )
putus asa
Jelaskan : Alam perasaan klien berubah-ubah. Terkadang klien merasa kuatir karena dia
melihat anak dalam halusinasinya akan dimakan. Terkadang klien merasa bahagia
karena anak kecil tersebut berbahagia.
4. Afek
(✔) labil ( ) datar ( ) tumpul ( ) tidak
sesuai
Jelaskan : Afek klien sangat labil, nampak muka klien tampak berbahagia, senang
namun beberapa menit kemudian klien menangis.
5. Interaksi selama wawancara
( ) bermusuhan ( ) defensif ( ) curiga
(✔ ) tidak kooperatif ( ) mudah tersinggung
Jelaskan : Klien sangat tidak kooperatif karena klien susah untuk menjawab pertanyaan
perawat, dan lebih terfokus pada halusinasinya.
6. Persepsi : halusinasi
( ) pengecapan ( ) pendengaran ( ) perabaan (✔)penglihatan (
) penciuman
Jelaskan : Klien berhalusinasi lihat,halusnasinya sudah berjalan cukup lama
7. Isi pikir
( ) obsesi ( ) depersonalisasi ( ) pikiran magis
(✔ ) phobia ( ) ide yang terkait ( ) hipokondria
Waham
( ) agama ( ) nihilistik ( ) curiga ( ) kontrol pikir
( ) somatik ( ) sisip pikir ( ) kebesaran ( ) siar pikir
Jelaskan :
8. Arus Pkir
( ) sirkumstansial ( ) flight of idea ( ) perseverasi
( ) tangensial (✔) blocking ( ) kehilangan asosiasi
Jelaskan :
9. Tingkat Kesadaran
(✔) bingung ( ) stupor ( ) disorientasi orang
( ) sedasi ( ) disorientasi waktu ( ) disorientasi tempat
Jelaskan : Klien ampak bingung karena halusinasinya berubah-ubah
10. Memori
( ) gangguan daya ingat jangka panjang ( ) gangguan daya ingat saat ini
( ) gangguan daya ingat jangka pendek (✔ ) konfabulasi
Jelaskan : Pembicaraan klien tidak sesuai dengan kenyataan dengan memasukkan cerita
yang tidak benar untuk menutupi gangguan daya ingat lainnya.
11. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
(✔) Mudah beralih ( ) Tidak mampu berkonsentrasi ( ) Tidak mampu berhitung
Jelaskan: Perhatian klien mudah dialihkan dari satu obyek ke obyek yang lain.
12. Kemampuan Penilaian
(✔ ) Gangguan Ringan ( ) Gangguan bermakna
Jelaskan:Klien dapat mengambil keputusan yang sederhana dengan bantuan orang lain
13. Daya Tilik Diri
(✔ ) Mengingkari penyakit yang diderita (✔) Menyalahkan hal – hal diluar dirinya
Jelaskan: Klien selalu merasa halusinasinya yang selalu mengikutinya dan ia
mengingkari penyakit yang diderita.
XI. KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG
1.Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
( ) makanan ya ✔ tidak ( ) transportasi ya tidak ✔
( ) keamanan ya tidak✔ ( ) tempat tinggal ya tidak ✔
( ) perawatan kesehatan ya tidak ✔ ( ) uang ya tidak ✔
( ) pakaian ya✔ tidak
Jelaskan : Klien mampu memnuhi kebutuhan dasar makan dan berpakaian, namun klien
masih bergantung pada keamanan, perawatan kesehatan, transportasi, tempat tinggal dan
uang kepada keluarga klien.
2. Kegiatan hidup sehari – hari
A. Perawatan diri
Bantuan Total Bantuan Minimal
( ) mandi
(✔) kebersihan ✔
( ) makan
( ) BAK / BAB
( ) ganti pakaian
Jelaskan : Kien hanya mampu membutuhkan bantuan minimal oleh keluarga dalam soal
kebersihan, klien bersifat acuh terhadap kebersihan dirinya.
B. Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda : (✔ ) ya ( ) tidak
Apakah anda makan memisahkan diri :
( ) ya, jelaskan (✔ ) tidak
Frekuensi makan sehari 2 x sehari Frekuensi kudapan sehari : 1 x sehari
Nafsu makan : ( ) meningkat ( ) menurun ( ) berlebihan (✔) sedikit – sedikit
Berat Badan : ( ) meningkat ( ✔) menurun
Berat Badan terendah : 40Kg Berat Badan tertinggi :50 Kg
Jelaskan : Klien terlihat sangat kurus karena klien hanya makan sedikit saja,klien
kurang nafsu makan.
C. Tidur
Apakah ada masalah tidur: ya , klien mengaku bahwa tidur 4 jam sehari
Apakah merasa segar setelah bangun tidur:tidak
Apakah ada kebiasaan tidur siang: tidak
Lama tidur siang: 4 jam
Apa yang menolong tidur
Tidur malam :12.00 bangun jam : 4.00
Apakah ada gangguan tidur :
(✔ ) sulit untuk tidur ( ) bangun terlalu pagi ( ) sonambulisme
( ) terbangun saat tidur ( ) gelisah saat tidur (✔ ) berbicara saat tidur
Jelaskan : Klien suit tidur karena halusinasinya sering muncul ketika ia mencoba
untuk tidur
3. Kemampuan Klien dalam :
Mengantisipasi kebutuhan sendiri (✔ ) ya( ) tidak
Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri (✔ ) ya ( ) tidak
Mengatur penggunaan obat ( ) ya (✔) tidak
Melakukan pemeriksaan kesehatan ( ) ya (✔) tidak
Jelaskan :
4. Klien memiliki sistem pendukung
Keluarga : ya ✔ tidak
Terapis : ya tidak
Teman sejawat : ya tidak
Kelompok sosial : ya tidak
Jelaskan : Klien memiliki sistem pendukung dari keduaorangtuanya.
5. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi ?
( ) ya (✔ ) tidak
Jelaskan : Klien kurang menikmati kegiatan pekerjaannya akhir-akhir ini arena klien
berfokus pada perasaan sedihnya karena putus cinta.
XII. ASPEK MEDIK
Diagnosa Medik : Skizofrenia
Terapi medik :
- Agonis Dopamin Parsial: Aripiprazole
- Antipsikotik: Novel compound
- Implikasi terapeutik dari reseptor NMDA
- Inhibitor Cox-2
- Antiinsomnia: Estazolam
- Antipsikotik
XIII. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Penglihatan
- Gangguan pola tidur: insomnia
- Defisit Perawatan Diri: mandi
Asuhan Keperawatan pada Pasien Halusinasi

ANALISA DATA

N DATA FOKUS MASALAH


O
1. DS:
Pasien mengatakan sering Gangguan persepsi sensori:
mendengar bisikan suara. suara halusinasi pendengaran
tersebut ya itu bilang kalau paisen
sudah kotor, suara tersebut kadang
muncul kadang tidak, suara itu
muncul lamanya biasa 5 detik
DO:
Klien saat interaksi kadang ketawa
sendiri dan kadang bicara sendiri.
2. DS: Gangguan persepsi sensori:
Pasien mengatakan sering melihat halusinasi penglihatan
ada setan yang mau makan anak
kecil
DO:
Klien sering menangis sendiri dan
teriakp-teriak

Daftar Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan persepsi sensori : halusinasi penglihatan
2. Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Dx Perencanaan
Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

Gangguan TUM: Klien Setelah 1x interaksi klien 1. Bina hubungan saling


sensori dapat mengontrol menunjukkan tanda – percaya dengan
persepsi: halusinasi yang tanda percaya kepada menggunakan prinsip
halusinasi dialaminya perawat : komunikasi terapeutik :
(lihat/dengar/p Tuk 1 : 1. Ekspresi wajah a. Sapa klien dengan
enghidu/raba/k bersahabat. ramah baik verbal
Klien dapat
ecap) 2. Menunjukkan rasa maupun non verbal
membina
senang. b. Perkenalkan nama,
hubungan saling
3. Ada kontak mata. nama panggilan dan
percaya
4. Mau berjabat tujuan perawat berkenalan
tangan. c. Tanyakan nama
5. Mau menyebutkan lengkap dan nama
nama. panggilan yang disukai
6. Mau menjawab klien
salam. d. Buat kontrak yang
7. Mau duduk jelas
berdampingan dengan e. Tunjukkan sikap jujur
perawat. dan menepati janji setiap
8. Bersedia kali interaksi
mengungkapkan f. Tunjukan sikap empati
masalah yang dihadapi. dan menerima apa adanya
g. Beri perhatian kepada
klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien
h. Tanyakan perasaan
klien dan masalah yang
dihadapi klien
i. Dengarkan dengan
penuh perhatian ekspresi
perasaan klien
TUK 2 : Setelah 1x interaksi klien 2.1. Adakan kontak sering
Klien dapat menyebutkan : dan singkat secara
mengenal 1. Isi bertahap
halusinasinya 2. Waktu 2.2. Observasi tingkah
3. Frekunsi laku klien terkait
4. Situasi dan kondisi dengan halusinasinya
yang menimbulkan (* dengar /lihat
halusinasi /penghidu /raba
/kecap), jika
menemukan klien yang
sedang halusinasi:
1. Tanyakan apakah
klien mengalami
sesuatu ( halusinasi
dengar/ lihat/
penghidu /raba/ kecap
)
2. Jika klien menjawab
ya, tanyakan apa
yang sedang
dialaminya
3. Katakan bahwa
perawat percaya klien
mengalami hal
tersebut, namun
perawat sendiri tidak
mengalaminya
( dengan nada
bersahabat tanpa
menuduh atau
menghakimi)
4. Katakan bahwa ada
klien lain yang
mengalami hal yang
sama.
5. Katakan bahwa
perawat akan
membantu klien
2.3 Jika klien tidak sedang
berhalusinasi klarifikasi
tentang adanya
pengalaman halusinasi,
diskusikan dengan klien :

1. Isi, waktu dan


frekuensi terjadinya
halusinasi ( pagi,
siang, sore, malam
atau sering dan
kadang – kadang )
2. Situasi dan kondisi
yang menimbulkan
atau tidak
menimbulkan
halusinasi
2. Setelah 1x interaksi 2.4Diskusikan dengan klien
klien menyatakan apa yang dirasakan jika
perasaan dan responnya terjadi halusinasi dan beri
saat mengalami kesempatan untuk
halusinasi : mengungkapkan
 Marah perasaannya.
 Takut 2.3. Diskusikan dengan
 Sedih klien apa yang
 Senang dilakukan untuk
 Cemas mengatasi perasaan
 Jengkel tersebut.
2.4. Diskusikan tentang
dampak yang akan
dialaminya bila klien
menikmati
halusinasinya.

TUK 3 : 3.1. Setelah 1x interaksi 3.1. Identifikasi bersama


Klien dapat klien menyebutkan klien cara atau tindakan
mengontrol tindakan yang biasanya yang dilakukan jika
halusinasinya dilakukan untuk terjadi halusinasi (tidur,
mengendalikan marah, menyibukan
halusinasinya diri dll)
3.2. Setelah 1x 3.2. Diskusikan cara yang
interaksi klien digunakan klien,
menyebutkan cara baru  Jika cara yang
mengontrol halusinasi digunakan adaptif
beri pujian.
3.3. Setelah 1x interaksi  Jika cara yang
klien dapat memilih digunakan
dan memperagakan maladaptif
cara mengatasi diskusikan kerugian
halusinasi cara tersebut
(dengar/lihat/penghidu/ 3.3. Diskusikan cara baru
raba/kecap ) untuk memutus/
mengontrol timbulnya
3.4. Setelah 1x interaksi halusinasi :
klien melaksanakan j. Katakan pada diri
cara yang telah dipilih sendiri bahwa ini tidak
untuk mengendalikan nyata ( “saya tidak
halusinasinya mau dengar/ lihat/
3.5. Setelah 1x penghidu/ raba /kecap
pertemuan klien pada saat halusinasi
mengikuti terapi terjadi)
aktivitas kelompok k. Menemui orang lain
(perawat/teman/anggot
a keluarga) untuk
menceritakan tentang
halusinasinya.
l. Membuat dan
melaksanakan jadwal
kegiatan sehari hari
yang telah di susun.
m. Meminta
keluarga/teman/
perawat menyapa jika
sedang berhalusinasi.
3.4 Bantu klien memilih cara
yang sudah dianjurkan
dan latih untuk
mencobanya.

3.5 Beri kesempatan untuk


melakukan cara yang
dipilih dan dilatih.
3.6. Pantau pelaksanaan
yang telah dipilih dan
dilatih , jika berhasil beri
pujian
3.7. Anjurkan klien
mengikuti terapi aktivitas
kelompok, orientasi
realita, stimulasi persepsi

TUK 4 : 4.1. Setelah 1x 4.1 Buat kontrak dengan


Klien dapat pertemuan keluarga, keluarga untuk
dukungan dari keluarga menyatakan pertemuan ( waktu,
keluarga dalam setuju untuk mengikuti tempat dan topik )
mengontrol pertemuan dengan 4.2 Diskusikan dengan
halusinasinya perawat keluarga ( pada saat
4.2. Setelah 1x interaksi pertemuan keluarga/
keluarga menyebutkan kunjungan rumah)
pengertian, tanda dan n. Pengertian halusinasi
gejala, proses o. Tanda dan gejala
terjadinya halusinasi halusinasi
dan tindakan untuk p. Proses terjadinya
mengendali kan halusinasi
halusinasi q. Cara yang dapat
dilakukan klien dan
keluarga untuk
memutus halusinasi
r. Obat- obatan
halusinasi
s. Cara merawat anggota
keluarga yang
halusinasi di rumah
( beri kegiatan, jangan
biarkan sendiri, makan
bersama, bepergian
bersama, memantau
obat – obatan dan cara
pemberiannya untuk
mengatasi halusinasi )
t. Beri informasi waktu
kontrol ke rumah sakit
dan bagaimana cara
mencari bantuan jika
halusinasi tidak tidak
dapat diatasi di rumah
TUK 5 : 1.2 Setelah 1x interaksi 5.1 Diskusikan dengan klien
Klien dapat klien menyebutkan; tentang manfaat dan
memanfaatkan 2. Manfaat minum obat kerugian tidak minum
obat dengan baik 3. Kerugian tidak minum obat, nama , warna,
obat dosis, cara , efek terapi
4. Nama,warna,dosis, dan efek samping
efek terapi dan efek penggunan obat
samping obat
4.2 Setelah 1x interaksi
klien 5.2 Pantau klien saat
mendemontrasikan penggunaan obat
penggunaan obat dgn 5.3 Beri pujian jika klien
benar menggunakan obat
4.3 Setelah 1x interaksi dengan benar
klien menyebutkan 5.4 Diskusikan akibat
akibat berhenti minum berhenti minum obat
obat tanpa konsultasi tanpa konsultasi dengan
dokter dokter
5.5 Anjurkan klien untuk
konsultasi kepada
dokter/perawat jika terjadi
hal – hal yang tidak di
inginkan .

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN


Nama pasien : Ny S

Umur : 26 th

Hari /
Implementasi Evaluasi
tanggal
Rabu, 20 Data : S:
november DS : Pasien mampu mengontrol
2019 - Pasien mengatakan sering mendengar halusinasinya dengan
bisikan yang mengatakan dan mengejek berkluyuran dan berbicara
klien. sendiri.
- Pasien mengatakan sering melihat ada Pasien mengatakan mau
setan yang mau makan anak kecil diajarkan mengontrol
DO : halusinasinya dengan cara
- Klien saat interaksi kadang ketawa menghardik, dan prasaan pasien
sendiri dan ngomong sendiri setelah di ajarkan sedikit lebih
- Klien kadang menangis sendiri dan nyaman
teriak-teriak
O:
Tx :
pasien tampak tenang, kontak
1. Membina hubungan saling
mata sedikit menurun, bicara
percaya
kurang jelas, pasien mau di ajak
2. Membantu klien untuk dalam
komunikasi, pasien tampak
mengenal halusinasinya ( isi,
mempraktikan cara mengontrol
situasi, frekuensi, durasi, dan
halusinasinya secara mandiri
respon)
dengan baik
3. Membantu klien untuk
A: Halusinasi dengar dan lihat
mengontrol halusinasinya dengan
P: Mengahardik setiap muncul
cara pertama yaitu menghardik.
halusinasinya.
RTL: Mengajarkan pasien untuk
menghardik suara palsu.

Penatalaksanaan Medis
1. Menghardik halusinasi.
Halusinasi berasal dari stimulus internal. Untuk mengatasinya, klien harus berusaha
melawan halusinasi yang dialaminya secara internal juga. Klien dilatih untuk
mengatakan, ”tidak mau dengar…, tidak mau lihat”. Ini dianjurkan untuk dilakukan bila
halusinasi muncul setiap saat. Bantu pasien mengenal halusinasi, jelaskan cara-cara
kontrol halusinasi, ajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara pertama yaitu
menghardik halusinasi:
2. Menggunakan obat.
Salah satu penyebab munculnya halusinasi adalah akibat ketidakseimbangan
neurotransmiter di syaraf (dopamin, serotonin). Untuk itu, klien perlu diberi penjelasan
bagaimana kerja obat dapat mengatasi halusinasi, serta bagairnana mengkonsumsi obat
secara tepat sehingga tujuan pengobatan tercapai secara optimal. Pendidikan kesehatan
dapat dilakukan dengan materi yang benar dalam pemberian obat agar klien patuh
untuk menjalankan pengobatan secara tuntas dan teratur.
Keluarga klien perlu diberi penjelasan tentang bagaimana penanganan klien yang
mengalami halusinasi sesuai dengan kemampuan keluarga. Hal ini penting dilakukan
dengan dua alasan. Pertama keluarga adalah sistem di mana klien berasal. Pengaruh
sikap keluarga akan sangat menentukan kesehatan jiwa klien. Klien mungkin sudah
mampu mengatasi masalahnya, tetapi jika tidak didukung secara kuat, klien bisa
mengalami kegagalan, dan halusinasi bisa kambuh lagi. Alasan kedua, halusinasi
sebagai salah satu gejala psikosis bisa berlangsung lama (kronis), sekalipun klien pulang
ke rumah, mungkin masih mengalarni halusinasi. Dengan mendidik keluarga tentang
cara penanganan halusinasi, diharapkan keluarga dapat menjadi terapis begitu klien
kembali ke rumah. Latih pasien menggunakan obat secara teratur:
Jenis-jenis obat yang biasa digunakan pada pasien halusinasi adalah:
a. Clorpromazine ( CPZ, Largactile ), Warna : Orange
Indikasi:
Untuk mensupresi gejala – gejala psikosa : agitasi, ansietas, ketegangan,
kebingungan, insomnia, halusinasi, waham, dan gejala – gejala lain yang biasanya
terdapat pada penderita skizofrenia, manik depresi, gangguan personalitas, psikosa
involution, psikosa masa kecil.
b. Haloperidol ( Haldol, Serenace ), Warna : Putih besar
Indikasi:
Yaitu manifestasi dari gangguan psikotik, sindroma gilies de la tourette pada anak –
anak dan dewasa maupun pada gangguan perilaku yang berat pada anak – anak.
c. Trihexiphenidyl ( THP, Artane, Tremin ), Warna: Putih kecil
Indikasi:
Untuk penatalaksanaan manifestasi psikosa khususnya gejala skizofrenia.
3. Berinteraksi dengan orang lain.
Klien dianjurkan meningkatkan keterampilan hubungan sosialnya. Dengan
meningkatkan intensitas interaksi sosialnya, kilen akan dapat memvalidasi persepsinya
pada orang lain. Klien juga mengalami peningkatan stimulus eksternal jika berhubungan
dengan orang lain. Dua hal ini akan mengurangi fokus perhatian klien terhadap stimulus
internal yang menjadi sumber halusinasinya. Latih pasien mengontrol halusinasi dengan
cara kedua yaitu bercakap-cakap dengan orang lain:
4. Beraktivitas secara teratur dengan menyusun kegiatan harian. Kebanyakan halusinasi
muncul akibat banyaknya waktu luang yang tidak dimanfaatkan dengan baik oleh klien.
Klien akhirnya asyik dengan halusinasinya. Untuk itu, klien perlu dilatih menyusun
rencana kegiatan dari pagi sejak bangun pagi sampai malam menjelang tidur dengan
kegiatan yang bermanfaat. Perawat harus selalu memonitor pelaksanaan kegiatan
tersebut sehingga klien betul-betul tidak ada waktu lagi untuk melamun tak terarah.
Latih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga, yaitu melaksanakan aktivitas
terjadwal.

STRATEGI PELAKSANAAN
HALUSINASI
SP I KLIEN PERTEMUAN I

A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
DS :
- Klien mengatkan
- Klien mengatakan sering melihat sosok anak kecil loncat loncat dan menangis
melihat setan akan memakan asnak itu
- Klien mengatakan mendengar suara seorang laki-laki yang ingin mengajaknya pergi
jauh.

DO :

- Kontak Mata (+)


- Klien tampak kooperatif.
- Klien sering menunjuk kesatu arah
- Klien terkadang menangis dan tertawa secara mendadak bergantian
- Klien sering mengatakan “ jangan jangan tolonglah kasihan dia “
2. Diagnosa Keperawatan
- Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi Visual
3. Tujuan Keperawatan
- Klien dapat membina hubungan saling percaya
- Klien dapat mengidentifikasi jenis halusinasi
- Klien dapat mengidentifikasi isi halusinasi
- Klien dapat mengidentifikasi waktu dan frekuensi halusinasi
- Klien dapat mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
- Klien dapat mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi
- Klien dapat menghardik halusinasi
- Klien dapat memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian

4. Rencana Tindakan Keperawatan


- Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi teraupetik
- Bantu klien mengenal halusinasinya meliputi : isi, jenis, waktu, frekuensi, situasi, dan
respon saat terjadi halusinasi.
- Latih klien untuk mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
- Anjurkan klien untuk memasukan dalam jadwal kegiatan harian.
B. STRATEGI KOMUNIKASI
1. Fase Orientasi
a. Salam Teraupetik
Assalamualaikum, selamat pagi ? Perkenalkan nama saya ...., bisa dipanggil ..... Saya
mahasiswa Unpad. Saya sedang praktik disini selama 1 minggu. Kalau saya boleh tahu
nama bapak siapa dan senangnya dipanggil siapa ?
b. Evaluasi Validasi
Bagaimana perasaan Ny hari ini ? Bagaimana tidurnya tadi malam ? ada keluhan tidak ?
c. Kontrak
- Topik
Apakah Ny tidak keberatan untuk mengobrol dengan saya ? Menurut Ny
sebaiknya kita mengobrol apa ya ? Bagaimana kalau kita mengobrol tentang
suara / penglihatan sesuatu yang Ny lihat dan dengar selama ini ?
- Tujuan
Setelah Ny cerita, nanti saya bantu bapak mengidentifikasi halusinasi Ny dan
cara menghardiknya.
- Waktu
Berapa lama kira-kira kita bisa mengobrol ? Ny mau berapa menit ? bagaimana
15 menit, bisa?
- Tempat
Dimana kita duduk ? diluar ? di kursi itu atau dimana ?
2. Fase Kerja
Apakah Ny mendengar suara tanpa ada wujdunya ? Apa yang dikatakan suara itu ?
Apakah Ny melihat sesuatu, bayangan, makhluk ? seperti apa kelihatannya ? apakah
terus-menerus terlihat dan terdengar, atau hanya sewaktu-waktu saja ? berapa sehari Ny
melihatnya ? pada keadaan apa, apakah pada waktu sendirian ?
Apa yang Ny rasakan saat mengalami hal itu ? apa yang bapak lakukan ?
Bagaiman kalau kita belajar cara mencegah suara-suara dan bayangan itu agar tidak
muncul.
Pertama dengan cara menghardik suara tersebut, kedua dengan cara bercakap-cakap,
ketiga melakukan kegiatan yang sudah terjadwal dan ke empat minum obat secara teratur.
Bagaimana kalau kita belajar satu dulu yaitu dengan menghardik.
Caranya : saat suara itu muncul langsung bapak tutup telinga dan katakan “pergi saya
tidak mau dengar, kamu suara palsu!” dan apabila bapak melihat sesuatu seperti
bayangan/ makhluk bapak tutup mata dan katakan “pergi-pergi, saya tidak mau melihat,
kamu tidak nyata”! begitu diulang-ulanh sampai suara dan bayangan itu hilang.
Ayo..!! silahkan Ny coba. Iya..bagus itu Ny sudah bapak bisa. Sebaiknya latihan ini Ny
lakukan secara rutin, sehingga jika sewaktu-waktu halusinasi itu muncul Ny sudah
terbiasa.
3. Fase Terminasi
- Evaluasi Subjektif
Bagaimana perasaan Ny dengan obrolan kita tadi ? bapak merasa senang tidak
dengan latihan tadi ?
- Evaluasi Objektif
Dapatkah Ny mempragakan cara menghardik yang tadi kita lakukan ?
- Rencana tindak lanjut
Kalau suara-suara atau bayangan itu muncul lagi, silahkan Ny coba cara tersebut!
bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya ? nanti dilakukan ya Ny.
- Kontrak yang akan datang
1. Topik
Bagaimanan kalau besok kita ngobrol-ngobrol lagi tentang cara lain, yaitu
berbicara dengan orang lain saat suara / bayangan itu muncul lagi.
2. Waktu
Kira-kira waktunya kapan ya ? Bagaiamana kalau besok jam 09.00 Wib, bisa?
3. Tempat
Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok dimana ya ? apa masih di
sini atau cari tempat yang lain ?
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
(KASUS 2)
I. IDENTITAS KLIEN
Nama/Jenis Kelamin : Syaviera/P Umur : 23 tahun
Tanggal masuk RS : 15/11/2019 No CM : 220110170171
Alamat : Tarogong Pendidikan : SMA
Status perkawinan : Belum Menikah Pekerjaan : Karyawan
Sumber data : Klien Suku : Sunda
Bentuk tubuh : Kurus
II. ALASAN MASUK
Klien megatakan ia mengalami banyak masalah, ia merasa dirinya bukan siapa- siapa,
kareana itu ia jarang berinteraksi dengan orang lain.
III. FAKTOR PREDISPOSISI
a. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
( ) ya, tahun (✔ ) Tidak
b. Pengobatan sebelumnya kemana
c. Trauma
Usia pelaku korban saksi
Aniaya Fisik
Aniaya Seksual
Penolakan 20 tahun teman klien teman klien
Kekerasan dalam Keluarga
Tindakan Kriminal
Jelaskan : Semenjak SMA klien sering mengalami penolakan akibat fisik nya yang buruk,
hal tersebut membuat klien merasa rendah diri dan tidak mau bergaul dengan teman-teman
lainnya.
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ? ( ) ya (✔) tidak
5. Adakah pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan ?( perceraian/
perpisahan/konflik dsb): Klien berpisah dari orangtuanya dan tinggal sendiri karena klien merasa
dibedakan oleh ibunya.
IV. FAKTOR PRESIPITASI
Klien merasa cemas dan sedih berkepanjangan terhadap masalahnya karena ejekan teman-
temannya.
V. PERSEPSI DAN HARAPAN KLIEN DAN KELUARGA
a. PERSEPSI KLIEN ATAS MASALAHNYA
Klien merasa kalau dirinya sangat bermasalah,dan tidak berguna dan bermanfat bagi
siapapun, masalahnya sangat banyak dan sangat bingung harus berbuat apa.
b. PERSEPSI KELUARGA ATAS MASALAHNYA
Klien mengatakan bahwa keluarga klien tidak mau membantu klien dalam
permasalahnnya
c. HARAPAN KLIEN SEHUBUNGAN DENGAN PEMECAHAN MASALAH
Klien berharap masalahnya akan selesai satu persatu, klien yakin bahwa kehidupannya
akan kembali normal setelah melakukan pengobatan.
d. HARAPAN KELUARGA SEHUBUNGAN DENGAN PEMECAHAN MASALAH
Klien mengatakan bahwa keluarganya berharap yang terbaik bagi dia,walaupun
keluarganya tidak mau membantu.
VI. KOPING DAN HARAPAN KLIEN/KELUARGA
a. Koping klien terhadap masalah yang dihadapi: Klien mengatakan menangis setiap
harinya untuk mengatasi rasa rindu kepada keluarganya yang meninggalkannya
serta teman-temannya yang selalu membullynya. Ia merasa lega setelah menangis.
b. Koping keluarga terhadap masalah klien: keluarga tidak mau membantu klien
karena suatu permasalahan dan keluarga klien lebih memilih untuk tinggal tanpa
klien.
XIV. PEMERIKSAAN FISIK
1. TD: 120/90 mmHg
N: 90 x/menit
S: 370C
P: 20 x/menit
2. Berat Badan 61 Kg
TB 165 Cm
3. Keluhan Fisik: Klien mengeluh sering pusing, gatal di bagian kepala terlihat klien
memegang bagian kepala dan menggaruknya sesekali.
XV. KELUARGA
GENOGRAM
1. POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pola pengambilan keputusan dalam keluarga klien selalu diputuskan oleh ayah klien

2. PERSEPSI PERAN DALAM KELUARGA


Persepsi peran dalam keluarga klien PERSEPSI KEMAMPUAN KELUARGA
Keluarga merasa klien mampu diobati dan keluarga mampu memenuuhi kebutuhan
ekonomi dan kebutuhan lainnya
XVI. PSIKOSOSIAL
1. KONSEP DIRI
-Citra Tubuh: klien mengatakan bahwa dirinya jelek, hitam dan berantakan

-Identitas Peran: peran klien dikeluarga tidak sesuai, karena klien tidak merasa
anak oleh keluarganya
-Ideal Diri: Klien ingin menjadi orang yang dapat berbaur di masyarakat
-Harga Diri: Klien mengatakan bahwa klien merasa tidak dihargai karena
dikucilkan dan di buly oleh teman-temannya
2. HUBUNGAN SOSIAL
-Orang yang berarti: klien tidak mempunyai orang yang berarti dhidupnya
-Peran serta dalam kehidupan masyarakat/kelompok: klien tidak ikut kegiatan
yang ada di sekitarnya dan benar-benar merasa sulit untuk berbaur karena kondisi
fisiknya.
-Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: klien mengatakan bahwa
banyak sekali hambatan yang muncul ketika berhubungan dengan orang lain,
mulai dari segi kondisi fisiknya yang buruk, berantakan ,pendidikannya yang
rendah, ekonominya yang pas-pasan dan tidak ada keluarga atau teman yang mau
mendukungnya.
3. PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN
Klien mengatakan bahwa ia putus sekolah dan memilih berkerja, sehingga ia tidak
merasakan dunia pendidikan yang seharusnya untuk umur seusianya.
4. GAYA HIDUP
Gaya hidup klien sangat sederhana. Klien mencukupi kebutuhan hidupnya dengan
kerja kerasnya sendiri , ia hidup seadanya.
5. BUDAYA
Klien bersuku Sunda, yang kemudian ia masih mempertahankan budaya Sunda
dalam kehidupan sehari-harinya.
6. SPIRITUAL
Nilai dan keyakinan: Klien menganut agama Islam
Kegiatan ibadah: Klien jarang beribadah dan merasa makin jauh dari tuhan
XVII. STATUS MENTAL
1. Penampilan
(✔) tidak rapi ( ) penggunaan pakaian yang tidak sesuai ( ) cara berpakaian tidak
seperti biasanya
Jelaskan : Kerudung dan rambut klien acak-acakan, bajunya juga berantakan.
2. Aktivitas Motorik
(✔ ) lesu ( ) tik ( ) gelisah ( ) tremor
( ) tegang ( ) grimasem ( ) agitasi ( ) kompulsif
Jelaskan : Klien sangat lesu,pasrah dan klien sering menunduk, tidak ada kontak mata
yang terjadi antara klien dengan perawat.
3. Alam Perasaan
(✔ ) sedih ( ) kuatir ( ) gembira berlebihan ( ) ketakutan (✔ ) putus asa
Jelaskan : Terlihat alam perasaan klien sedih dan putus asa, klien seperti tidak
mempunyai tujuan hidup lagi, terdengar suara klien lirih dan pelan.
4. Afek
( ) labil (✔ ) datar ( ) tumpul ( ) tidak sesuai
Jelaskan : Terlihat muka klien yang datar tidak tersenyum atau menangis.
5. Interaksi selama wawancara
( ) bermusuhan ( ) defensif ( ) curiga
( ) tidak kooperatif ( ) mudah tersinggung
Jelaskan : Klien cukup kooperatif selama wawancara berlangsung.
6. Persepsi : halusinasi
( ) pengecapan ( ) pendengaran ( ) perabaa ( ) penglihatan ( ) penciuman
Jelaskan : Klien tidak mengalami halusinasi
7. Isi pikir
( ) obsesi (✔ ) depersonalisasi ( ) pikiran magis
( ) phobia ( ) ide yang terkait ( ) hipokondria
Jelaskan: Klien merasa asing bagi keluarga dan teman-temannya. Dia sangat berputus
asa dan sudah melupakan keluarganya karena suatu permasalahan dan teman-temannya
tidak ada yang mau mendukungnya karena merasa jijik dengan klien, sehingga ia
merasa hidup seorang diri dan menanggung bebean yang sangat berat.
Waham
( ) agama ( ) nihilistik ( ) curiga ( ) kontrol pikir
( ) somatik ( ) sisip pikir ( ) kebesaran ( ) siar pikir
Jelaskan : Klien tidak mengalami waham
8. Arus Pkir
( ) sirkumstansial ( ) flight of idea ( ) perseverasi
( ) tangensial (✔ ) blocking ( ) kehilangan asosiasi
Jelaskan : Klien sempat berhenti sejenak sambil melamun,namun ia melanjutkan
kembali wawancara
9. Tingkat Kesadaran
(✔ ) bingung ( ) stupor ( ) disorientasi orang
( ) sedasi ( ) disorientasi waktu ( ) disorientasi tempat
Jelaskan : Klien nampak bingung di awal wawancara
10. Memori
( ) gangguan daya ingat jangka panjang ( ) gangguan daya ingat saat ini
( ) gangguan daya ingat jangka pendek ( ) konfabulasi
Jelaskan : klien masih mengingat memori-memorinya dengan baik
11. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
( ) Mudah beralih ( ) Tidak mampu ( ) Tidak mampu berhit
Jelaskan: konsentrasi klien cukup baik
12. Kemampuan Penilaian
(✔) Gangguan Ringan ( ) Gangguan bermakna
Jelaskan: klien tampak pasrah dan tidak begitu antusias untuk mengambil keputusan
13. Daya Tilik Diri
( ) Mengingkari penyakit yang diderita (✔ ) Menyalahkan hal – hal diluar dirinya
Jelaskan: klien menyalahkan fisiknya dan kehidupan sosialnya,
KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG
1.Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
( ) makanan ya✔ tidak ( ) transportasi ya✔ tidak
( ) keamanan ya tidak✔ ( ) tempat tinggal ya✔ tidak
( ) perawatan kesehatanya tidak✔ ( ) uang ya✔ tidak
( ) pakaian ya tidak✔
Jelaskan : klien masih mampu memenuhi kebutuhan ekonominya,namun ia merasa tidak
mampu memenuhi kebutuhan pakaian, perawatan kesehatan dan keamanan karena ia tidak
begitu peduli.
2. Kegiatan hidup sehari – hari
A. Perawatan diri
Bantuan Total Bantuan Minimal
( ) mandi
( ) kebersihan
( ) makan
( ) BAK / BAB
( ) ganti pakaian
Jelaskan : Karena klien hidup seorang diri, klien tidak pernah dibantu siapapun dalam
perawatan diri, ia hanya berganti pakaian dan memebersihkan dirinya selagi ia mau.
B. Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda : (✔ ) ya ( ) tidak
Apakah anda makan memisahkan diri :
(✔ ) ya, jelaskan klien merasa dikucilkan baik di lingkungan pertemanan maupun di
keluarganya
( ) tidak
Frekuensi makan sehari 3 x sehari Frekuensi kudapan sehari : 0xsehari
Nafsu makan : (✔ ) meningkat (✔ ) menurun ( ) berlebihan ( ) sedikit – sedikit
Berat Badan : (✔ ) meningkat ( ) menurun
Berat Badan terendah : 50 Kg Berat Badan tertinggi : 100 Kg
Jelaskan : Klien merasa kebutuhan makannya menjadi utama, terkadang ia juga
merasa frustasi ketika ia merasa tertekan dan jarang makan.
C. Tidur
Apakah ada masalah tidur Ya
Apakah merasa segar setelah bangun tidur Tidak
Apakah ada kebiasaan tidur siang Tidak
Lama tidur siang - jam
Apa yang menolong tidur Obat-obatan
Tidur malam : 1.00 bangun jam : 12.00
Apakah ada gangguan tidur :
(✔ ) sulit untuk tidur ( ) bangun terlalu pagi ( ) sonambulisme
( ) terbangun saat tidur ( ) gelisah saat tidur ( ) berbicara saat tidur
Jelaskan : Klien merasa sulit tidur di malam hari dan mencoba untuk meminum obat
penenang saat tidur
3. Kemampuan Klien dalam :
Mengantisipasi kebutuhan sendiri ( ) ya (✔ ) tidak
Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri ( ) ya (✔ ) tidak
Mengatur penggunaan obat ( ) ya (✔ ) tidak
Melakukan pemeriksaan kesehatan (✔ ) ya( ) tidak
Jelaskan : Klien bersifat apatis,ia tidak peduli dengan dirinya dan kesehatannya, sulir
untuk menentukan keputusan yang harus dilakukannya.
6. Klien memiliki sistem pendukung
Keluarga : ya tidak ✔
Terapis : ya tidak✔
Teman sejawat : ya tidak✔
Kelompok sosial : ya tidak✔
Jelaskan : Klien mengatakan bahwa ia tidak mempunyai siapa-siapa untuk
mendukung dan memberi motivasi kepadanya, ia sangat-sangat tidak tahu harus
berbuat apa karena tidak ada yang mau berteman dengannya.
5. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi ?( ) ya(✔) tidak
Jelaskan : Klien tidak mempunyai hobi apapun,dan tidak menikmati saat bekerja.
XVIII. ASPEK MEDIK
Diagnosa Medik
Terapi medik
XIX. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
Harga Diri Rendah Kronik
Defisit Perawatan Diri: Mandi, Berpakaian

Asuhan Keperawatan

Tanggal Pengkajian : November 2019

Waktu : 10.00

Oleh : Liesna Fitriany Nurhaliza

Tempat : Keperawatan

Sumber : Pasien

A. Identitas pasien

Nama : Syaviera Putri

Tempat, tanggal lahir : Bandung, 16 Maret 1996

Umur : 23 tahun

Alamat : Bandung
Pekerjaan : Mahasiswi

Pendidikan : Sarjan

Agama : Islam

Status perkawinan : Belum menikah

Nomor RM : 181

Tgl masuk : Oktober 2019

Diagnosa medik : Harga Diri Rendah Kronik

1) Analisa Data

No Data Masalah
1. DO : klien mengatakan masih malu untuk keluar rumah, Harga diri rendah
takut diejek oleh tetangga dan tidak bisa apa-apa dan bau kronik
DS : klien terlihat murung dan enggan berkontak mata serta
selalu menghindar kerika diajak berinteraksi

2) Rencana Tindakan Keperawatan

No Diagnosa Perencanaan
Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Harga diri Tujuan
rendah Umum :
kronik pasien
memiliki
konsep diri
positif

Tujuan
khusus :
1.Klien dapat - Setelah 1x - Bina Pembinaan
membina pertemuan selama hubungan hubungan
hubungan 15 menit saling percaya saling percaya
saling percaya diharapkan dengan : merupakan
klien menunjukka -      Sapa klien dasar
n tanda-tanda dengan ramah terjalinnya
percaya kepada baik verbal komunikasi
perawat : maupun non terbuka
-  Wajah klien verbal sehingga
cerah dan -  Perkenalkan meningkatkan
tersenyum diri dengan rasa
-  Klien mau sopan. komunikasi
membalas salam. -  Tanyakan klien.
-  Klien mau nama lengkap
menyebutkan klien dan nama
nama sambil panggilan yang
berjabat tangan disukai.
dan ada kontak -  Jelaskan
mata tujuan
-  Klien bersedia pertemuan.
menceritakan -  Jujur dan
perasaannya menepati janji
-  Tunjukkan
sikap empati
dan menerima
klien apa
adanya.

2. Klien dapat Setelah 1x Diskusikan Mengetahui


mengidenti- pertemuan selama kemampuan kemampuan
fikasi 15 menit dan aspek positif yang
kemampuan diharapkan klien positif yang dimiliki klien
dan aspek dapat dimiliki dan
positif yang menyebutkan Beri pujian meningkatkan
dimiliki kemampuan yang pada klien atas percaya diri
bisa kemampuan klien
dilakukan  dari meningkatkan
aspek positif percaya diri
dalam dirinya pada klien

3. Klien dapat Setelah 1x Rencanakan Dapat


menetapkan pertemuan selama bersama klien memotivasi
dan 15 menit aktivitas yang klien untuk
merencanakan diharapkan Klien dapat melakukan
kegiatan dapat membuat dilakukan aktivitas
sesuai jadwal kegiatan setiap hari
kemampuan harian
Klien dapat
menerapkan
jadwal yang telah
ditetapkan

4. Bantu klien Setelah 1x Beri kegiatan Klien dapat


meningkatkan pertemuan selama yang sesuai memiliki harga
harga dirinya 15 menit dengan diri, rasa
diharapkan kemampuannya percaya diri
klien melakukan Beri pujian jika untuk
kegiatan yang berhasil berinteraksi
diperitahkan dengan
lingkungan.
3) Pelaksanaan

No Diagnosa Waktu Implementasi Evaluasi


Keperawatan
1. Harga diri 10.00-10.15 - Melakukan - Klien mampu menerima
rendah kronik pendekatan dengan dirinya dan mengetahui
baik, menerima aspek positif yang
klien apa adanya dimiliki dirinya
dan bersikap - Klien mengenali
empati kemampuan dirinya: Ny.
- Cepat N mampu menyebutkan
mengendalikan kegiatan rumah tangga
perasaan dan reaksi yang bias dilakukan
perawatan diri seperti merapihkan
sendiri tempat tidur, menyapu,
- Menyediakan mencuci piring dst.
waktu untuk - Klien mampu
berdiskusi dan mempraktikkan
binahubungan yang kemampuan yang ia
sopan. miliki seperti merapihkan
- Memberikan tempat tidurnya
kesempatan kepada - Klien mampu
klien untuk melakukan kegiatan
merespon. lainnya selain
- Mengidentifikasi merapihkan tempat tidur
kemampuan dan yaitu menyapu halaman
aspek positif yang
- Keluarga telah mampu
masih dimiliki
menyebutkan apa yang
- Membantu pasien
dialami klien: anak
menilai kemampuan
perempuan klien mampu
dan aspek positif
mengenal masalah
yang dimiliki pasien
HDRK dari klien,
ex: kegiatan pasien penyebab terjadinya,dan
dirumah,dalam cara mengatasinya
keluarga dan - Keluarga telah mampu
lingkungan keluarga mempraktikkan cara
serta lingkungan merawat Ny. S ketika
terdekat pasien klien merasa HDRK dan
- Membantu klien tidak mau bersosialisasi
menilai
dan mengurung diri.
kemampuuan yang
- Keluarga telah mampu
digunakan
mengikuti perencanaan
- Membantu pasien
jadwal pengobatan dan
memilih/
kegiatan yang ditetapkan
menetapkan
perawat, serta mampu
kemampuan yang
mempraktikkan apabila
akan dilatih
Ny. S mengalami HDRK
- Mendiskusikan
keluarga melapor kepada
kemampuan yang
petugas kesehatan.
masih dapat
dilakukan
- Memberikan
dukungan dan
memilih
kemampuan yang
mudah terlebih
dahulu
- Membantu pasien
memilih
kemampuan sesuai
dengan kondisi
pasien saat ini
- Melatih
kemampuan yang
dimiliki pasien
- Membantu
menyusun jadwal
pelaksanaan
kemampuan yang
dilatih.

STRATEGI PELAKSANAAN
HARGA DIRI RENDAH

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP 1)


A. Kondisi Klien
DO :
Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin
mencederai diri/ mengahiri kehidupan, poduktifitas menurun, cemas dan takut
DS :
Klien mengatakan : saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh/ tidak tahu apa-apa, mengkritik
diri sendiri., klien mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri, klien
mengungkapkan rasa bersalah terhadap sesuatu/ seseorang
B. Diagnosa Keperawatan: harga diri rendah
C. Tujuan
1. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dengan aspek positif yang dimiliki
2. Pasien dapat menilai kemampan yang dapat digunakan
3. Pasien dapat menetapkan kegiatan yang sesuai kemampuan
4. Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
5. Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih
D. Tindakan Keperawatan
1. Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien,
2. Membantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
3. Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
4. Melatih kemampuan yang sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan
kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian.
E. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat pagi, assalamualaikum………….. Boleh Saya kenalan dengan anda?
Nama Saya………….. boleh panggil Saya……… Saya Mahasiswa Unpad, Saya
sedang praktik di sini dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 13.00 WIB
siang. Kalau boleh Saya tahu nama neng siapa dan senang dipanggil dengan
sebutan apa?”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan neng hari ini? Bagaimana tidurnya tadi malam? Ada
keluhan tidak?”
c. Kontrak
“Bagaimana , kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang
pernah neng lakukan?Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat
neng dilakukan di rumah sakit. Setelah kita nilai ,kita akan pilih satu kegiatan
untuk kita latih “
“Dimana kita duduk untuk bincang-bincang? bagaimana kalau di ruang tamu
Berapa lama? Bagaimana kalau 10 menit saja?
2. Kerja
“ neng ,apa saja kemampuan yang T miliki ? Bagus ,apa lagi?
Saya buat daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa neng lakukan ?
Bagaimana dengan merapikan kamar? Menyapa? Mencuci piring ……….dst”.
“Wah ,bagus sekali ada lima kemampuan dan kegiatan yang neng miliki”.
“ neng dari lima kegiatan kemampuan ini ,yang mana yang masih dapat dikerjakan di
rumah sakit ?
Coba kita lihat ,yang pertama bisakah ,yang kedua………sampai 5 (misalnya ada 3
yang masih bisa dilakukan).Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa kerjakan di
rumah sakit ini.
“Sekarang ,coba nng pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit
ini”. “O yang nomor satu ,merapikan tempat tidur? Kalau begitu,bagaimana kalau
sekarang kita latihan merapikan tempat tidur neng”.Mari kita lihat tempat tidur neng
ya.
Coba lihat ,sudah rapikah tempat tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapikan tempat tidur ,mari kita pindahkan dulu bantal dan n
selimutnya.bagus!Sekarang kita angkat spreinya dan kasurnya kita
balik.”Nah,sekarang kita pasang lagi spreinya ,kita mulai dari atas ya bagus!
Sekarang sebelah kaki ,tarik dan masukkan ,lalu sebelah pinggir masukkan .Sekarang
ambil bantal,rapikan dan letakkan di sebelah atas kepala. Mari kita lipat selimut ,nah
letakkan sebelah bawah kaki ,bagus!”
“neng sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali .Coba perhatikan
bedakah dengan sebelum dirapikan ?Bagus”
“ Coba neng lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau Mas lakukan
tanpa disuruh , tulis B(bantuan ) jika diingatkan bisa melakukan ,dan T ( tidak)
melakukan .
3. Terminasi :
“Bagaimana perasaan neng setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapikan tempat
tidur ? yah?, neng ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di
rumah sakit ini.
Salah satunya , merapikan tempat tidur , yang sudah neng praktekkan dengan baik
sekali
Coba ulangi bagaimana cara merapikan tempat tidur tadi, Bagus sekali..
“Sekarang ,mari kita masukkan pada jadual harian . neng ,Mau berapa kali sehari
merapikan tempat tidur. Bagus ,dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa? Lalu sehabis
istirahat ,jam 16.00”
“ Coba neng lakukan dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri) kalau Mas
lakukan tanpa disuruh , tulis B(bantuan ) jika diingatkan bisa melakukan ,dan T
( tidak) melakukan .
“Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Neng masih ingat kegiatan apa
lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit selain merapikan tempat tidur? Ya
bagus,cuci piring …. Kalau begitu kita akan latihan mencuci piring besok ya jam
08.00 pagi di dapur sehabis makan pagi
Sampai jumpa ya…Assalamu’alaikum

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA


(KASUS 3)
VII. IDENTITAS KLIEN
Nama/Jenis Kelamin : Karin N/P Umur : 21 tahun
Tanggal masuk RS : 15/11/2019 No CM : 220110170171
Alamat : Tarogong Pendidikan : SMA
Status perkawinan : Belum Menikah Pekerjaan : Tidak bekerja
Sumber data : Klien, keluarga Suku : Ambon
Bentuk tubuh : Berisi
VIII. ALASAN MASUK
IX. Klien tidak mau berinteraksi dengan siapapun, klien banyak berdiam diri dan menjauh dari
orang banyak termasuk keluarga nya. Kleuarga klien mengatakan baru-baru ini ia dan
pacarnya putus hubungan sehingga membuat klien menjauhkan diri dari siapapun.
X. FAKTOR PREDISPOSISI
a. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
( ) ya, tahun (✔ ) Tidak
b. Pengobatan sebelumnya kemana -
c. Trauma: Klien pernah mengalami putus cinta diumur 21 tahun oleh pacarnya
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ?( ) ya (✔ ) tidak
5. Adakah pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?
(perceraian/perpisahan/konflik dsb)
Klien mengalami putus cinta yang membuat klien benar-benar tidak mau berinteraksi
dengan siapapun
XI. FAKTOR PRESIPITASI
Klien sering bersedih, stress dan sangat tidak mampu menyelesaikan masalahnya.
XII. PERSEPSI DAN HARAPAN KLIEN DAN KELUARGA
a. PERSEPSI KLIEN ATAS MASALAHNYA
Klien tidak mau mendeskripsikan apapun tentang masalahnya,ia banyak berdiam diri
b. PERSEPSI KELUARGA ATAS MASALAHNYA
Keluarga merasa sedih,takut jika klien terus-terusan begini
c. HARAPAN KLIEN SEHUBUNGAN DENGAN PEMECAHAN MASALAH
Klien tidak mau menanggapi pertanyaan
d. HARAPAN KELUARGA SEHUBUNGAN DENGAN PEMECAHAN MASALAH
Keluarga klien berharap masalah pada klien cepat teratasi dan segera berbaur dengan
lingkungan.
XIII. KOPING DAN HARAPAN KLIEN/KELUARGA
a. Koping klien terhadap masalah yang dihadapi:
Klien tidak mau menanggapi pertanyaan
b. Koping keluarga terhadap masalah klien: Keluarga sering mendatangkan kerabat
dan orang-orang terdekat klien, namun klien bersikap acuh dan tidak menanggapi.

XX. PEMERIKSAAN FISIK


1. TD: 120/90 mmHg
N: 90 x/menit
S: 370C
P: 20 x/menit
2. Berat Badan 55 Kg
TB 162Cm
3. Keluhan Fisik: Tidak ada keluhan fisik yang nampak
XXI. KELUARGA
GENOGRAM

1. POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Pola pengambilan keputusan dalam keluarga klien selalu diputuskan oleh ayah klien

2. PERSEPSI PERAN DALAM KELUARGA


Persepsi peran dalam keluarga klien telah sesuai. Kedua orangtua klien berperan
menjadi pembimbing dan pencari nakah sedangkan klien berperan sebagai anak dan
sebagai pelajar.
3. PERSEPSI KEMAMPUAN KELUARGA
Keluarga mampu menjalankan fungsi dan perannya di dalam keluarga
XXII. PSIKOSOSIAL
KONSEP DIRI: Klien tidak mau menanggapi pertanyaan
1. HUBUNGAN SOSIAL
Orang yang berarti
Peran serta dalam kehidupan masyarakat/kelompok
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
2. PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN
3. GAYA HIDUP
4. BUDAYA
5. SPIRITUAL
Nilai dan keyakinan
Kegiatan ibadah
XXIII. STATUS MENTAL
1. Penampilan
(✔ ) tidak rapi ( ) penggunaan pakaian yang tidak sesuai ( ) cara berpakaian tidak
seperti biasanya
Jelaskan :
2. Aktivitas Motorik
(✔ ) lesu ( ) tik ( ) gelisah ( ) tremor
( ) tegang ( ) grimasem ( ) agitasi ( ) kompulsif
Jelaskan : nampak klien tidak bersemangat dan malas memulai pembicaraan
3. Alam Perasaan
( ) sedih ( ) kuatir ( ) gembira berlebihan (✔) ketakutan ( ) putus asa
Jelaskan : Ketakutan sangatah tampak dan terlihat dari bagaimana klien menutup diri
dengan melipat kedua tangan dan kakinya , klien mengacuhkan mukanya dan ering
menghindar dari tatapan atau sapaan perawat
4. Afek
( ) labil (✔ ) datar ( ) tumpul ( ) tidak sesuai
Jelaskan : Klien tidak menunjukkan perasaan apapun terlihat dari mukanya,klien benar-
benar tidak sedih maupun gembira.Klien tampak tidak bersemangat
5. Interaksi selama wawancara
( ) bermusuhan ( ) defensif ( ) curiga
(✔ ) tidak kooperatif ( ) mudah tersinggung
Jelaskan : Klien sangat-sangat tidak kooperatif, klien banyak terdiam dan enggan
menjawab pertanyaan perawat. Sesekali klien menganggukkan epala atau
menggelengkan kepala sebagai isyarat ya dan tidak.
6. Persepsi : halusinasi
( ) pengecapa ( ) pendengaran ( ) perabaan ( ) penglihatan ( ) penciuman
Jelaskan : Klien tidak mengalami halusinasi
7. Isi pikir
( ) obsesi (✔ ) depersonalisasi ( ) pikiran magis
( ) phobia ( ) ide yang terkait ( ) hipokondria
Waham
( ) agama ( ) nihilistik ( ) curiga ( ) kontrol pikir
( ) somatik ( ) sisip pikir ( ) kebesaran ( ) siar pikir
Jelaskan : Klien tidak mengalami waham
8. Arus Pkir
( ) sirkumstansial ( ) flight of idea ( ) perseverasi
( ) tangensial ( ) blocking ( ) kehilangan asosiasi
Jelaskan : Klien tidak menjawab pertanyaan perawat ketika dikaji sehingga arus pikir
klien tak terllihat
9. Tingkat Kesadaran
( ) bingung ( ) stupor ( ) disorientasi orang
( ) sedasi (✔ ) disorientasi waktu ( ✔) disorientasi tempat
Jelaskan : Klien benar-benar mengisolasi dirinya, klien tidak mau mengetahui tempat
yang ia kunjungi, maupun orang yang bertemu dengannya,maka dari itu klien
mengalami disorientasi waktu dan tempat dengan menggelengan kepala
10. Memori
( ) gangguan daya ingat jangka panjang ( ) gangguan daya ingat saat ini
( ) gangguan daya ingat jangka pendek ( ) konfabulasi
Jelaskan: Tidak dapat dikaji
11. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
( ) Mudah beralih ( ) Tidak mampu berkonsentrasi ( ) Tidak mampu berhit
Jelaskan: Tidak dapat dikaji
12. Kemampuan Penilaian
( ) Gangguan Ringan ( ) Gangguan bermakna
Jelaskan: Tidak dapat dikaji
13. Daya Tilik Diri
( ) Mengingkari penyakit yang diderita ( ) Menyalahkan hal – hal diluar dirinya
Jelaskan
XXIV. KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG
1.Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
( ) makanan ya tidak✔ ( ) transportasi ya tidak✔
( ) keamanan ya tidak✔ ( ) tempat tinggal ya tidak✔
( ) prwtn kesehatan ya tidak✔ ( ) uang ya tidak✔
( ) pakaian ya tidak✔
Jelaskan : Klien sangat bergantung kepada keluarganya mulai dari kebutuhan dasar nya
sampai kebutuhan ekonomi dan tempat tinggal masih bergantung kepada orangtua klien
2. Kegiatan hidup sehari – hari
A. Perawatan diri
Bantuan Total Bantuan Minimal
( ) mandi ✔
( ) kebersihan ✔
( ) makan ✔
( ) BAK / BAB ✔
( ) ganti pakaian ✔
Jelaskan : Klien membutuhkan bantuan total ketika mandi, kebersihan dan makan,
sedangkan bantuan minimak untuk BAB/BAK dan mengganti pakaian. Klien tidak begitu
peduli dengan rutinitas ADL nya.
B. Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda : ( ) ya (✔ ) tidak
Apakah anda makan memisahkan diri :
(✔ ) ya, jelaskan :keluarga klien sering melihat klien makan sendirian dan malu jika
berbaur dengan orang lainnya ( ) tidak
Frekuensi makan sehari 1x sehari Frekuensi kudapan sehari : 0x sehari
Nafsu makan : ( ) meningkat (✔ ) menurun ( ) berlebihan ( ) sedikit – sedikit
Berat Badan : ( ) meningkat (✔ ) menurun
Berat Badan terendah : 48Kg Berat Badan tertinggi : 58 Kg
Jelaskan : Akhir-akhir ini klien sangat jarang makan karena tidak nafsu makan dan
menyebabkan gastritis.
C. Tidur
Apakah ada masalah tidur : Ya,klien memiliki masalah tidur
Apakah merasa segar setelah bangun tidur: Tidak begitu
Apakah ada kebiasaan tidur siang :Klien jarang tidur siang
Lama tidur siang 1jam
Apa yang menolong tidur klien tidak memberitahu perawat
Tidur malam :12.00 bangun jam : 6.00
Apakah ada gangguan tidur :
(✔ ) sulit untuk tidur ( ) bangun terlalu pagi ( ) sonambulisme
( ) terbangun saat tidur ( ) gelisah saat tidur ( ) berbicara saat tidur
Jelaskan : Klien mengalami sulit tidur di malam hari
3. Kemampuan Klien dalam :
Mengantisipasi kebutuhan sendiri ( ) ya (✔ ) tidak
Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri ( ) ya (✔ ) tidak
Mengatur penggunaan obat ( ) ya (✔ ) tidak
Melakukan pemeriksaan kesehatan ( ) ya (✔ ) tidak
Jelaskan : Klien benar-benar tidak memperdulikan kebutuhannya

7. Klien memiliki sistem pendukung


Keluarga : ya ✔ tidak
Terapis : ya tidak✔
Teman sejawat : ya ✔ tidak
Kelompok sosial : ya ✔ tidak
Jelaskan : Klien memiliki sistem pendukung ayah,ibu,kakak,dan 2 orang
temannya
5. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi ?( ) ya(✔) tidak
Jelaskan : Klien tidak menikmati pendidikannya semenjak putus cinta
XXV. ASPEK MEDIK
Diagnosa Medik

Terapi medik
XXVI. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Isolasi Sosial: Menarik Diri
- Defisit Perawatan Diri: Makan,Mandi,Berakaian

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN.S DENGAN

GANGGUAN ISOLASI SOSIAL

TINJAUAN KASUS

Analisa Data

No. Analisa Data Masalah Etiologi


1. DS: Isolasi Sosial Pengalaman buruk
1. Klien mengatakan dirinya seperti ini dimasa lalu
karena putus cinta dari kekasihnya
DO:
1. Sering terlihat Menarik diri melamun
2. Klien tampak bingung
3. Klien kurang kooperatif dan
menundukan kepala saat wawancara
4. Pendiam dan suka menyendiri

Intervensi

1 Membina hubungan saling percaya.


2 Membantu klien mengenal penyebab isolasi sosial
3 Membantu klien mengenal keuntungan berhubangan dan kerugian tidak berhubungan
dengan orang lain
4 Mengajarkan klien cara berkenalan
5 Memasukan ke jadwal harian
6 klien

Evaluasi

S:

a Klien menjawab salam perawat


b Klien mengatakan namanya Tn.S senang dipanggil Tn.S
c Klien mengatakan kabarnya baik
d Klien mengatakan tidak mau bergaul dengan orang lain karena malas dan malu
e Klien mengatakan keuntungan berinteraksi dengan orang lain adalah banyak teman
banyak ilmu
f Klien mengatakan kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain adalah tidak punya
teman
g Klien mengatakan mau berkenalan dengan orang lain

O:

a Klien menjawab salam perawat dan mengungkapkan alasan menarik diri


b Klien mengerti tentang manfaat berinteraksi dan kerugian tidak berinteraksi dengan
orang lain
c Kontak mata sedikit saat berkurang
d Klien tidak mau memulai pembicaraan
e Klien kurang kooperaif sering menunduk
f Dan kurang fokus pada pembicaraan

A:

Klien mampu mempraktekan cara berkenalan

P:

Klien

a. Motivasi klien untuk belajar berkenalan dengan perawat

b. Anjurkan klien untuk untuk memasukan ke jadwalkegiatan harian

Perawat:

a. Evalusi SP1

b. Ajarkan klien untuk berinteraksi dengan perawat lain(SP2)

STRATEGI PELAKSANAAN

ISOLASI SOSIAL

Strategi Pelaksanaan 1 (SP 1) Isolasi Sosial

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif
- Keluarga klien mengatakan bahwa klien mulai menjauhkan diri dari orang-orang.
- Klien menggelengkan kepala sebagai bentuk jawaban tidak karena klien tidak mau
berbicara dengan orang lain.
Data Objektif
- Klien tidak mau menanggapi pertanyaan perawat.
- Klien banyak berdiam diri dan menjauh dari orang banyak termasuk keluarganya.
- Klien tidak mau mendeskripsikan masalahnya.
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
3. Tujuan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial.
c. Klien mampu menyebutkan keuntugan dan kerugian hubungan dengan orang lain.
d. Klien dapat menjelaskan hubungan sosial secara bertahap.
e. Klien mampu menjelaskan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain.
f. Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial.
g. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.
4. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien.
c. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain.
d. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian berinteraksi dengan orang lain.
e. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang.
f. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan
orang lain dalam kegiatan harian.
B. Proses Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
“Selamat pagi, perkenalkan saya Fajrin Nurul Amanah, biasa dipanggil Fajrin. Saya
mahasiswa Keperawatan Unpad yang akan dinas diruangan ini dari pukul 07.00 pagi
sampai pukul 13.00 siang. Kalau boleh saya tahu nama kamu siapa?” “Senangnya
dipanggil dengan sebutan apa?” “Bagaimana perasaannya hari ini?”Apa kamu masih
tidak mau berbicara dengan orang lain?” “ Ayo tidak apa-apa berbicara sebentar dengan
saya, kita mengobrol-ngobrol saja. Apakah kamu mau?” “kita mengobrol agar kamu tau
keuntungan berinteraksi dengan orang lain itu apa, terus kamu juga nanti tau kerugian
tidak berinteraksi dengan orang lain itu apa.” “Mau kan? Kira kira mau berapa lama kita
mengobrolnya? Bagaimana kalau 10 menit saja ya?” “Kamu mau kita mengobrol
dimana? Senyamannya kamu saja dimana, mau di ruang tamu?”
2. Fase Kerja
“Kamu tinggal dengan siapa dirumah?” “Siapa yang paling dekat dengan kamu? Yang
masih sering diajak untuk mengobrol.” “Kenapa kamu bisa deket sama dia?” “Siapa
anggota keluarga dan teman yang tidak dekat dengan kamu?” “Kenapa mereka tidak
dekat dengan kamu? Apa yang membuat kamu tidak nyaman dekat dengan mereka?”
“Apa saja kegiatan yang biasa kamu lakukan ketika sedang berkumpul dengan keluarga?
Kalau sama tema-teman bagaimana?” “Apakah ada pengalaman yang tidak
menyenangkan terjadi ketika kamu kumpul bersama teman-teman? Apa yang membuat
kamu jadi tidak mau untuk ngumpul dan berbincang-bincang lagi dengan teman teman?”
“Menurut kamu apa sih untungnya punya teman?” “Kalau kerugian kita tidak punya
teman apa?” “kamu ingin belajar untuk berteman lagi dengan orang lain tidak?” “Nah
untuk memulainya, sekarang kamu latihan berkenalan sama saya dulu ya. Begini, untuk
berkenalan dengan orang lain kita harus menyebutkan nama kita dulu bisa juga nama
panggilan kita.” “Contohnya, Nama saya Fajrin Nurul biasa dipanggil Fajrin.”
“Selanjutya tanya nama orang yang akan kita ajak berkenalan.” “Contohnya, nama kamu
siapa? Biasanya dipanggil apa?” “Ayo coba selanjutnya kamu praktikkan sendiri.
Bagaimana coba jika kamu mau berkenalan dengan saya?” “Nah bagus, setelah diajak
berkenalan, kamu bisa melanjutkannya dengan obrolan lain.” “Bagaimana kalau
sekarang kita latihan bercakap-cakap dengan teman yang lainnya.”
3. Terminasi
“Bagaimana perasaanmu setelah kita latihan berkenalan?” “Baiklah, dalam satu hari mau
berapa kali kita latihan bercakap-cakap?” “Dua kali ya? Terus kamu ingin pukul berapa
latihannya? Bagaimana kalau pukul 11.00 dan pukul 15.00 kamu latihan mengobrol
dengan teman sekamar kamu ya.” “Kalau kamu melakukannya secara mandiri, nanti
kamu tuliskan M. Tapi kalau kamu melakukannya dibantu atau diingatkan, tulis saja
saya. Jika kamu tidak melakukannya maka kamu tulis T.” “Paham kan? Coba ulangi
kata-kata saya.” “Nah bagus.” Baiklah, gimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi
tentang pengalaman kamu mengobrol dengan teman sekamar kamu ya. Apakah kamu
bersedia?” “Untuk waktunya, bagaimana kalau pukul 12.30?” “Tempatnya di ruang tamu
lagi saja ya? Bagaimana?” “Baiklah sampaik jumpa besok pukul 12.30 di ruang tamu
ya.”
EBP Mengenai Halusinasi, Isolasi Sosial, dan Harga Diri Rendah

Identitas Judul dan Tujuan Populasi,


Desain Jangka
No Jurnal,Penulis, Penelitian Sampel, Intervensi Pengukuran Hasil
Penelitian waktu
Tahun Jurnal Sampling

1. Nama Jurnal: Judul Penelitian: Case- Sampel: Terapi 3 hari Observasi Setelah dilakukan penerapan
Website: Penerapan Terapi study 1 klien yang music perilaku terapi musik klasik pada klien
University of Musik Klasik pada mengalami klasik gangguan jiwa dengan masalah
Nahdatul Pasien Skizofrenia masalah keperawatan halusinasi selama
Ulama dengan Masalah keperawata tiga hari didapatkan hasil klien
Surabaya Keperawatan n halusinasi relative tenang, ada kontak mata,
Repository Halusinasi di Ruang mampu berkomunikasi dengan
Flamboyan RSJ baik, dan mampu mengendalikan
Menur,Surabaya. halusinasi serta tampak rileks
Penulis: pada hari ke 3 setelah dilakukan
Anggraini, Tujuan Penelitian: intervensi
Fitri  Mengexplorasi
penerapan terapi musik
Tahun: klasik pada klien
2016 dengan masalah
keperawatan halusinasi
di ruang Flamboyan
RSJ Menur Surabaya

2. Nama Jurnal: Judul: Quasi Populasi: Terapi 15 Observasi Terdapat pengaruh terapi thought
PROSIDING Pengaruh Terapi experimen 86 pasien Tought menit dan stopping terhadap kemampuan
KONFERENS Tought Stopping tal pre- skizofrenia Stopping wawancara mengontrol halusinasi pada pasien
I NASIONAL terhadap Kemampuan post-test yang terstruktur schizofrenia di poli jiwa rs
PPNI JAWA Mengontrol Halusinasi with berobat di kabupaten gresik.
TENGAH pada Pasien Skizofrenia control Poli Jiwa
2013 group RS
Tujuan Penelitian: Kabupaten
Penulis: Menjelaskan pengaruh Gresik.
Retno thought stopping
Twistiandayani terhadap kemampuan Sampel:
pasien dalam 30 pasien
Tahun: mengontrol halusinasi rawat jalan
2013 di Poli Jiwa
RS
Kabupaten
Gresik

Sampling:
purposive
sampling

3. Nama Jurnal: Judul: Deskriptif Sample: Terapi 14 hari Metode Sebagian besar pasien halusinasi
Jurnal Tingkat Kemandirian 42 Aktivitas observasi memiliki kemandirian secara
Keperawatan Pasien Mengontrol Kelompok parsial (partially), di mana pasien
Padjadjaran  Halusinasi setelah Teknik dan perawat melakukan perawatan
Terapi Aktivitas pengambila secara bersama.
Kelompok n sampel:
Penulis: consecutive
Jurnal Tujuan penelitian: sampling.
Keperawatan Bertujuan
Padjadjaran  menggambarkan tingkat
kemandirian pasien
Tahun: halusinasi dalam
2013 mengontrol halusinasi
setelah mengikuti terapi
aktivitas kelompok
stimulasi persepsi
halusinasi.

4. Penulis : Judul : Deskriptif Sampel : Terapi 15 Hari Tingkat Hasil penelitian mengenai tingkat
Handayani, 24 orang Aktivitas kemandirian kemandirian pasien halusinasi
Sriati, & Tingkat Kemandirian Usia 25-60 Kelompok dalam yang telah mengikuti kegiatan
Widianti Pasien Mengontrol tahun mengontrol terapi aktivitas kelompok
Halusinasi setelah halusinasi : stimulasi persepsi dalam
Tahun : Terapi Aktivitas Lokasi : Supportive, mengontrol halusinasi adalah
2013 Kelompok RSJJ Jawa partially, supportive 12 orang (28,6%),
Barat wholly partially 26 orang (61,9%), dan
wholly 4 orang (9,5%)

5. Nama Jurnal: Judul: Metode Tidak Tidak - Tidak ada Didapatkan 3 karakteristik umum
Health and Interventions to reduce Integrativ menggunak dilakukan evaluasi intervensi yang
Social Care in social isolation and e Review an sampel intervensi pengukuran mendemonstrasikan hasil yang
the loneliness among older positif pada isolasi social dan
Community people: an integrative Kualitas kesepian;
26(2), 147–157 review metodologi 1.Adaptibilitas
Penulis: dievaluasi 2.Pendekatan pengembangan
Clare Tujuan Penelitian: dengan komunitas
Gardiner PhD Tujuan dari studi ini menguji 3.Dukungan produktif
BSc 1, Gideon adalah untuk penelitian
Geldenhuys 2 melakukan kajian menggunak Analisis tematik mengidentifikasi
and Merryn Integratif literatur an 6 kategori intervensi berdasarkan
Gott PhD MA2 tentang intervensi yang hirarkidari tujuan , mekanisme aksi dan
menargetkan isolasi beberapa
sosial dan/atau kesepian hasil tujuan hasil, diantaranya
Tahun: pada orang tua penelitian 1.Intervensi fasilitas social
2018 sebagai 2. Terapi psikologis
petunjuk 3. Penyedia perawatan kesehatan
dan social
4. Intervensi hewan
5.Intervensi pertemanan
6. Pengembangan sikap dan waktu

6. Nama Jurnal: Judul: Quasy Sampel: Terapi - Observasi Terdapat pengaruh yang
Nurse Journal Pengaruh Pemberian experimen 10 Aktivitas dan bermakna pada pemberian TAKS
Keperawatan Terapi Aktivitas t tanpa responden. Kelompok wawancara terhadap perubahan perilaku klien
Kelompok Sosialisasi kelompok Sosialisasi isolasi sosial. Diharapkan kepada
Penulis: Terhadap Perubahan kontrol (TAKS) perawat rumah sakit untuk dapat
Surya Perilaku Klien Isolasi dengan meningkatkan pelaksanaan TAKS
Efendia , Atih Sosial pendekata dengan memperhatikan indikasi
Rahayuningsih none klien yang bisa diikutsertakan
b , Wan Tujuan Penelitian: group pre- dalam kegiatan TAKS. Kemudian
Muharyatic Mengetahui pengaruh post test kepada peneliti selanjutnya
pemberian terapi treatment diharapkan untuk dapat
aktivitas kelompok design. melanjutkan penelitian ini dengan
sosialisasi terhadap
Perubahan Perilaku Teknik menggunakan teknik kualitatif.
Klien Isolasi Sosial di pengembil
Ruang Gelatik RS Jiwa an
Prof HB Sa’anin sampling
Padang purposive
sampling

7. Nama Jurnal: Judul Penelitian: Desain Sampel: Terapi 1 bulan Observasi Hasil penelitian menunjukkan ada
Jurnal penelitian berjumlah perilaku 10 hari perilaku pengaruh terapi perilaku kognitif
Peningkatan
Keperawatan : 33 kognitif terhadap kemampuan interaksi
Kemampuan
Jiwa quasi yang (kognitif, afektif dan perilaku)
Interaksi Sosial
experimen Teknik terdiri dari pada klien isolasi sosial (p value <
(Kognitif, Afektif
Penulis: tal pre- pengambila 5 sesi 0.05). Ada peningkatan
Dan Perilaku)
Sri Nyumirah post test n sampel: kemampuan interaksi sosial
Melalui Penerapan
with total (kognitif, afektif dan perilaku)
Terapi Perilaku
Tahun: without sampling setelah dilakukan terapi perilaku
Kognitif Di Rsj Dr
2013 control kognitif.
Amino
Gondohutomo
Semarang

Tujuan Penelitian:
Untuk mengetahui
pengaruh pemberian
terapi perilaku kognitif
terhadap kemampuan
klien isolasi sosial
dalam melakukan
interaksi di ruang rawat
inap di RSJ Dr Amino
Gondohutomo
Semarang

8. Peulis : Judul : Quasi Pre Sampel : Latihan Tidak Kemampua Menggunakan uji wilcoxon
Rsj, Experimen 30 Orang kemampua menyan n terdapat pengaruh terhadap latihan
Pengaruh Latihan
Ratumbuysang tal One L : 17 orang n tumkan Berinteraksi sosialisasi terhadap kemampuan
Keterampilan
, & Karundeng Time Pre P : 13 orang bersosialis jangka Klien berinteraksi klien isolasi sosial
Sosialisasi Terhadap
Test Pos RSJ Prof. asi waktu Isolasi yang signifikan dengan p = 0,000
Kemampuan
Tahun : Test Dr. V.L Sosial
Berinteraksi Klien
2016 Manado menggunak
Isolasi Sosial Di Rsj
an uji
Prof. Dr. V. L.
Wilcoxon
Ratumbuysang
Manado
9. Nama Jurnal: Judul: Metode 2 pasien Terapi Data
The 10th Penerapan Terapi deskriptif dengan okupasi diperoleh Setelah dilakukan penerapan
University Okupasi: Berkebun dengan harga diri berkebun melalui terapi okupasi berkebun menanam
Research untuk Meningkatkan pendekata rendah. wawancara cabai di polybag pada pasien
Colloqium Harga Diri pada Pasien n studi dan harga diri rendah didapatkan hasil
2019 Harga Diri Rendah di kasus pada observasi penurunan tanda dan gejala harga
Wilayah Puskesmas 2 pasien menggunak diri rendah pada P1 sebesar 3 skor
Penulis: Sruweng dengan an dan pada P2 sebesar 4 skor. Selain
Astriyana harga diri instrumen itu, didapatkan hasil peningkatan
Krissanti1* , Tujuan Penelitian: rendah. pengkajian kemampuan menanam cabai pada
Arnika Dwi Meningkatkan harga tanda dan P1 sebesar 11 skor dan pada P2
Asti2 diri pasien harga diri gejala harga sebesar 9 skor.
rendah kronik dengan diri rendah
Tahun: terapi okupasi berkebun kronik dan
2019 menanam cabai di lembar
wilayah kerja observasi
Puskesmas Sruweng. kemampuan
pasien
dalam
melakukan
terapi
okupasi
berkebun

10. Nama Jurnal: Judul: Metode 35 TERAPI - - Hasil penerapan pada kelompok
Jurnal PENERAPAN TERAPI yang responden. KOGNITI klien dengan tindakan
Keperawatan KOGNITIF DAN dipakai Pada 15 F DAN keperawatan generalis dan terapi
Jiwa PSIKOEDUKASI adalah klien PSIKOED kognitif menunjukkan penurunan
KELUARGA PADA studi diberikan UKASI tanda dan gejala rata-rata 54,94%;
Penulis, KLIEN HARGA DIRI kasus tindakan KELUAR peningkatan kemampuan rata-rata
Titik Suerni¹, RENDAH DI RUANG keperawata GA 89,57%; lama rawat ratarata 37
Budi Anna YUDISTIRA RUMAH n generalis hari. Hasil penerapan pada
Keliat2 dan SAKIT Dr. H. dan terapi kelompok klien dengan tindakan
Novy Helena MARZOEKI MAHDI kognitif keperawatan generalis, terapi
C.D3 BOGOR TAHUN 2013 serta pada kognitif dan psikoedukasi
20 klien keluarga menunjukkan penurunan
Tahun: Tujuan Penelitian: diberikan tanda dan gejala rata-rata 71,2%;
2013 Menggambarkan tindakan peningkatan kemampuan klien
penerapan terapi keperawata rata-rata 100%; peningkatan
kognitif dan n generalis, kemampuan keluarga rata-rata
psikoedukasi keluarga terapi 98%; lama rawat rata-rata 26 hari.
pada klien harga diri kognitif dan Berdasarkan penurunan tanda dan
rendah psikoedukas gejala, peningkatan kemampuan
i keluarga klien dan keluarga serta lama hari
rawat maka terapi kognitif dan
psikoedukasi keluarga
direkomendasikan pada klien
dengan harga diri rendah.

11. Nama Jurnal: Judul: Desain: Sampel: Pendidika - Observasi Hasil analisis menunjukkan skor
Jurnal Pengaruh Pendidikan Quasi Keluarga n kemampuan kognitif keluarga
Poltekkes Kesehatan Keluarga eksperime dengan kesehatan sebelum pemberian pendidikan
Tasikmalaya terhadap Kemampuan n koping keluarga kesehatan pada kelompok
Keluarga Merawat pendekata keluaga intervensi adalah 41,28 dan
Penulis, Klien HDR di Kota n pre post tidak efektif setelah mendapatkan pendidikan
Ridwan Tasikmalaya tes dengan dalam kesehatan keluarga menjadi 70,48
Kustiawan grup merawat dengan p value 0,000. Artinya
Tujuan Penelitian: kontrol. klien HDR, terdapat perbedaan yag bermakna
Tahun: Mengetahui pengaruh 50 keluarga pada kelompok intervensi antara
2015 pendidikan kesehatan dibagi 2 sebelum dilakukan terapi
keluarga terhadap kelompok psikoedukasi dengan setelah
kemampuan keluarga yaitu 25 dilakukan terapi psikoedukasi
merawat klien HDR di kelompok keluarga.
Kota Tasikmalaya intervensi
dan 25
kelompok
kontrol.

12. Penulis : Judul : Deskriptif Sample : Terapi 7 Hari Pengkajian terapi okupasi berkebun
Rauf, Dwi Penerapan Terapi analitik, 2 orang okupasi tanda dan menanam cabai dipolybag
Suhardini, Okupasi: Berkebun Case berkebun. gejala harga sebelum dan
Tiro, & Sutria untuk meningkatkan Study diri rendah sesudah diberikan asuhan
Harga Diri pada pasien Lokasi : kronik yang
Tahun : Harga Diri Rendah di Sruweng, terdiri dari 6
2019 wilayah Puskesmas Gembong item
Sruweng. subjektif
dan 6 item
objektif.
DAFTAR PUSTAKA
X
ANGGRAINI, F. A. (2016). PENERAPAN TERAPI MUSIK KLASIK PADA PASIEN
SKIZOFRENIA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HALUSINASI DI RUANG
FLAMBOYAN RUMAH SAKIT JIWA MENUR SURABAYA.
Gardiner, C., Geldenhuys, G., & Gott, M. (2018). Interventions to reduce social isolation and
loneliness among older people: an integrative review. Health and Social Care in the
Community, 26(2), 147–157. https://doi.org/10.1111/hsc.12367
Twistiandayani, R., & Widati, A. (2017, February). PENGARUH TERAPI TOUGHT
STOPPING TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINA PADA PASIEN
SKIZOFRENIA. In PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL.
Handayani, D., Sriati, A., & Widianti, E. (2013). Tingkat Kemandirian Pasien Mengontrol
Halusinasi setelah Terapi Aktivitas Kelompok. Jurnal Keperawatan Padjadjaran, 1(1).
Rahayuningsih, A., & Muharyari, W. (2016). Pengaruh Pemberian Terapi Aktivitas Kelompok
Sosialisasi Terhadap Perubahan Perilaku Klien Isolasi Sosial. NERS Jurnal
Keperawatan, 8(2), 105-114.
Rauf, S., Dwi Suhardini, A. nur setiyawati, Tiro, N. H., & Sutria, E. (2019). PENGARUH
REMINISCENCE GROUP THERAPY TERHADAP STATUS HARGA DIRI LANSIA
POST POWER SYNDROME. Journal of Islamic Nursing.
https://doi.org/10.24252/join.v4i1.7488

Rsj, D. I., Ratumbuysang, P. V. L., & Karundeng, M. (2016). Pengaruh Latihan Keterampilan
Sosialisasi Terhadap Kemampuan BerinteraksiI Klien Isolasi Sosial. E-Journal
Keperawatan Universitas Samratulangi.

Krissanti, A., & Asti, A. D. (2019). Penerapan Terapi Okupasi: Berkebun untuk Meningkatkan
Harga Diri pada Pasien Harga Diri Rendah di Wilayah Puskesmas Sruweng. Proceeding of
The URECOL, 630-636.
Suerni, T., & Keliat, B. A. (2013). Penerapan terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga pada
klien harga diri rendah di ruang yudistira rumah sakit Dr. H. Marzoeki mahdi bogor tahun
2013. Jurnal Keperawatan Jiwa, 1(2).
Nyumirah, S. (2013). Peningkatan kemampuan interaksi sosial (kognitif, afektif dan perilaku)
melalui penerapan terapi perilaku kognitif di rsj dr amino gondohutomo semarang. Jurnal
keperawatan jiwa, 1(2).
Kustiawan, R. (2015). Pengaruh pendidikan kesehatan keluarga terhadap kemampuan keluarga
merawat klien HDR di kota Tasikmalaya. Buletin Media Informasi, 1(1), 66-73.

Anda mungkin juga menyukai