Laporan ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa
Dosen Pembimbing :
Sukma Senjaya, S.Kep, M.M.Kes.
Disusun Oleh:
Kelompok B
Chintia Aulia : 220110170171
Fajrin Nurul Amanah : 220110170172
Dea Agus Agasi : 220110170173
Isna Hanifah : 220110170174
Siti Nurlaila Qodariah : 220110170175
Faizal Musthofa : 220110170176
Aep Maulid Mulyana : 220110170177
Milah Kamilah : 220110170178
Christina Listha : 220110170179
Fernanda Mahardiani : 220110170180
Liesna Fitriany : 220110170181
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
(KASUS 1)
I. IDENTITAS KLIEN
Nama/Jenis Kelamin : Salwa Salsabila/P Umur : 26 tahun
Tanggal masuk RS : 15/11/2019 No CM : 220110170171
Alamat : Tarogong Pendidikan : S1
Status perkawinan : Belum Menikah Pekerjaan : Karyawan Swasta
Sumber data : Klien,Keluarga Suku : Sunda
Bentuk tubuh : Kurus
II. ALASAN MASUK
Keluarga klien sering melihat klien tampak aneh . Sering tertawa sendiri, menangis secara
bergantian tanpa adanya stimulus
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
( ) ya, tahun (✔ ) Tidak
2. Pengobatan sebelumnya kemana
3. Trauma : Klien pernah mengalami pelecehan seksual oleh pamannya saat klien berumur
5 tahun. Saat itu ada ibu korban yang menjadi saksi.
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ? ( ) ya (✔ ) tidak
5. Adakah pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?( perceraian/ ;
perpisahan/konflik dsb): Keluarga klien juga mengatakan bahwa klien baru saja putus cinta dan
itu membuat perasaan klien semakin sedih dan menjadi-jadi.
IV. FAKTOR PRESIPITASI
Klien sering melamun dan menyendiri yang membuat klien trus berhalusinasi
V. PERSEPSI DAN HARAPAN KLIEN DAN KELUARGA
1. PERSEPSI KLIEN ATAS MASALAHNYA
Klien merasa masalahnya tidak ada dan hal tersebut wajar terhadap dirinya
2. PERSEPSI KELUARGA ATAS MASALAHNYA
Keluarga merasa resah,sedih dan bingung apa yang harus dilakukan ketika masalah
klien muncul.
3. HARAPAN KLIEN SEHUBUNGAN DENGAN PEMECAHAN MASALAH
Klien berharap agar orang-orang tidak menganggap dirinya aneh,karena halusinasinya
adalah nyata.
4. HARAPAN KELUARGA SEHUBUNGAN DENGAN PEMECAHAN MASALAH
Keluarga sangat berharap permasalahan ini segera teratasi dan ingin anaknya kembali
normal.
VI. KOPING DAN HARAPAN KLIEN/KELUARGA
1. Koping klien terhadap masalah yang dihadapi
Klien belum menenmukan koping yang tepat untuk masalahnya
2. Koping keluarga terhadap masalah klien
Keluarga klien selalu menyarankan klien untuk sholat dan berdo’a
VII. PEMERIKSAAN FISIK
1. TD: 120/90 mmHg
N: 90 x/menit
S: 370C
P: 20 x/menit
2. Berat Badan 45 Kg
TB 160Cm
3. Keluhan Fisik: Tidak ada keluhan fisik yang dirasakan klien
VIII. KELUARGA
GENOGRAM
1. POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pola pengambilan keputusan dalam keluarga klien selalu diputuskan oleh ayah klien
2. PERSEPSI PERAN DALAM KELUARGA
Persepsi peran dalam keluarga klien telah sesuai. Kedua orangtua klien berperan
menjadi pembimbing dan pencari nakah sedangkan klien berperan sebagai anak dan
sebagai pelajar.
3. PERSEPSI KEMAMPUAN KELUARGA
Keluarga merasa kliien mampu diobati dan keluarga mampu memenuuhi kebutuhan
ekonomi dan kebutuhan lainnya
IX. PSIKOSOSIAL
1. KONSEP DIRI
Citra Tubuh: Klien tidak merasa citra tubuhnya rendah
Identitas Peran: Klien merasa peran nya dalam keluarga sudah tepat sebagai anak.
Ideal Diri: Klien menginginkan dirinya menjadi orang baik.
Harga Diri: Klien merasa dirinya kurang berharga di mata orang banyak.
2. HUBUNGAN SOSIAL
Orang yang berarti: orang yang berarti bagi klien adalah ibu dan ayah klien
Peran serta dalam kehidupan masyarakat/kelompok: klien sangat jarang
berinteraksi dengan kelompok sekitarnya.
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: klien merasa dikucilkan karena
orang-orang merasa klien sangat aneh.
3. PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN
Klien mengenyam pendidikan hingga bangku kuliah, namun klien sempat putus
kuliah karena penyakitnya.
4. GAYA HIDUP
Gaya hidup klien sederhana dan tidak berlebihan
5. BUDAYA
Klien bersuku Sunda yang mengikuti budaya adat Sunda kedalam sehari-harinya.
6. SPIRITUAL
Nilai dan keyakinan: Keluarga klien mengatakan bahwa klien jauh dari agama,
jarang sholat.
Kegiatan ibadah: klien sangat jarang sholat.
X. STATUS MENTAL
1. Penampilan
(✔) tidak rapi ( ) penggunaan pakaian yang tidak sesuai ( ) cara berpakaian tidak
seperti biasanya
Jelaskan : Penampilan klien sedikit tidak rapih, jilbabnya sangat berantakan
2. Aktivitas Motorik
( ) lesu ( ) tik (✔) gelisah ( ) tremor
( ) tegang ( ) grimasem ( ) agitasi ( ) kompulsif
Jelaskan : Klien merasa perbedaan perasaan, terkadang merasa bahagia, terkadang
merasa sedih karena halusinasinya.
3. Alam Perasaan
( ) sedih (✔ ) kuatir (✔ ) gembira berlebihan (✔ ) ketakutan ( )
putus asa
Jelaskan : Alam perasaan klien berubah-ubah. Terkadang klien merasa kuatir karena dia
melihat anak dalam halusinasinya akan dimakan. Terkadang klien merasa bahagia
karena anak kecil tersebut berbahagia.
4. Afek
(✔) labil ( ) datar ( ) tumpul ( ) tidak
sesuai
Jelaskan : Afek klien sangat labil, nampak muka klien tampak berbahagia, senang
namun beberapa menit kemudian klien menangis.
5. Interaksi selama wawancara
( ) bermusuhan ( ) defensif ( ) curiga
(✔ ) tidak kooperatif ( ) mudah tersinggung
Jelaskan : Klien sangat tidak kooperatif karena klien susah untuk menjawab pertanyaan
perawat, dan lebih terfokus pada halusinasinya.
6. Persepsi : halusinasi
( ) pengecapan ( ) pendengaran ( ) perabaan (✔)penglihatan (
) penciuman
Jelaskan : Klien berhalusinasi lihat,halusnasinya sudah berjalan cukup lama
7. Isi pikir
( ) obsesi ( ) depersonalisasi ( ) pikiran magis
(✔ ) phobia ( ) ide yang terkait ( ) hipokondria
Waham
( ) agama ( ) nihilistik ( ) curiga ( ) kontrol pikir
( ) somatik ( ) sisip pikir ( ) kebesaran ( ) siar pikir
Jelaskan :
8. Arus Pkir
( ) sirkumstansial ( ) flight of idea ( ) perseverasi
( ) tangensial (✔) blocking ( ) kehilangan asosiasi
Jelaskan :
9. Tingkat Kesadaran
(✔) bingung ( ) stupor ( ) disorientasi orang
( ) sedasi ( ) disorientasi waktu ( ) disorientasi tempat
Jelaskan : Klien ampak bingung karena halusinasinya berubah-ubah
10. Memori
( ) gangguan daya ingat jangka panjang ( ) gangguan daya ingat saat ini
( ) gangguan daya ingat jangka pendek (✔ ) konfabulasi
Jelaskan : Pembicaraan klien tidak sesuai dengan kenyataan dengan memasukkan cerita
yang tidak benar untuk menutupi gangguan daya ingat lainnya.
11. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
(✔) Mudah beralih ( ) Tidak mampu berkonsentrasi ( ) Tidak mampu berhitung
Jelaskan: Perhatian klien mudah dialihkan dari satu obyek ke obyek yang lain.
12. Kemampuan Penilaian
(✔ ) Gangguan Ringan ( ) Gangguan bermakna
Jelaskan:Klien dapat mengambil keputusan yang sederhana dengan bantuan orang lain
13. Daya Tilik Diri
(✔ ) Mengingkari penyakit yang diderita (✔) Menyalahkan hal – hal diluar dirinya
Jelaskan: Klien selalu merasa halusinasinya yang selalu mengikutinya dan ia
mengingkari penyakit yang diderita.
XI. KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG
1.Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
( ) makanan ya ✔ tidak ( ) transportasi ya tidak ✔
( ) keamanan ya tidak✔ ( ) tempat tinggal ya tidak ✔
ANALISA DATA
Dx Perencanaan
Umur : 26 th
Hari /
Implementasi Evaluasi
tanggal
Rabu, 20 Data : S:
november DS : Pasien mampu mengontrol
2019 - Pasien mengatakan sering mendengar halusinasinya dengan
bisikan yang mengatakan dan mengejek berkluyuran dan berbicara
klien. sendiri.
- Pasien mengatakan sering melihat ada Pasien mengatakan mau
setan yang mau makan anak kecil diajarkan mengontrol
DO : halusinasinya dengan cara
- Klien saat interaksi kadang ketawa menghardik, dan prasaan pasien
sendiri dan ngomong sendiri setelah di ajarkan sedikit lebih
- Klien kadang menangis sendiri dan nyaman
teriak-teriak
O:
Tx :
pasien tampak tenang, kontak
1. Membina hubungan saling
mata sedikit menurun, bicara
percaya
kurang jelas, pasien mau di ajak
2. Membantu klien untuk dalam
komunikasi, pasien tampak
mengenal halusinasinya ( isi,
mempraktikan cara mengontrol
situasi, frekuensi, durasi, dan
halusinasinya secara mandiri
respon)
dengan baik
3. Membantu klien untuk
A: Halusinasi dengar dan lihat
mengontrol halusinasinya dengan
P: Mengahardik setiap muncul
cara pertama yaitu menghardik.
halusinasinya.
RTL: Mengajarkan pasien untuk
menghardik suara palsu.
Penatalaksanaan Medis
1. Menghardik halusinasi.
Halusinasi berasal dari stimulus internal. Untuk mengatasinya, klien harus berusaha
melawan halusinasi yang dialaminya secara internal juga. Klien dilatih untuk
mengatakan, ”tidak mau dengar…, tidak mau lihat”. Ini dianjurkan untuk dilakukan bila
halusinasi muncul setiap saat. Bantu pasien mengenal halusinasi, jelaskan cara-cara
kontrol halusinasi, ajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara pertama yaitu
menghardik halusinasi:
2. Menggunakan obat.
Salah satu penyebab munculnya halusinasi adalah akibat ketidakseimbangan
neurotransmiter di syaraf (dopamin, serotonin). Untuk itu, klien perlu diberi penjelasan
bagaimana kerja obat dapat mengatasi halusinasi, serta bagairnana mengkonsumsi obat
secara tepat sehingga tujuan pengobatan tercapai secara optimal. Pendidikan kesehatan
dapat dilakukan dengan materi yang benar dalam pemberian obat agar klien patuh
untuk menjalankan pengobatan secara tuntas dan teratur.
Keluarga klien perlu diberi penjelasan tentang bagaimana penanganan klien yang
mengalami halusinasi sesuai dengan kemampuan keluarga. Hal ini penting dilakukan
dengan dua alasan. Pertama keluarga adalah sistem di mana klien berasal. Pengaruh
sikap keluarga akan sangat menentukan kesehatan jiwa klien. Klien mungkin sudah
mampu mengatasi masalahnya, tetapi jika tidak didukung secara kuat, klien bisa
mengalami kegagalan, dan halusinasi bisa kambuh lagi. Alasan kedua, halusinasi
sebagai salah satu gejala psikosis bisa berlangsung lama (kronis), sekalipun klien pulang
ke rumah, mungkin masih mengalarni halusinasi. Dengan mendidik keluarga tentang
cara penanganan halusinasi, diharapkan keluarga dapat menjadi terapis begitu klien
kembali ke rumah. Latih pasien menggunakan obat secara teratur:
Jenis-jenis obat yang biasa digunakan pada pasien halusinasi adalah:
a. Clorpromazine ( CPZ, Largactile ), Warna : Orange
Indikasi:
Untuk mensupresi gejala – gejala psikosa : agitasi, ansietas, ketegangan,
kebingungan, insomnia, halusinasi, waham, dan gejala – gejala lain yang biasanya
terdapat pada penderita skizofrenia, manik depresi, gangguan personalitas, psikosa
involution, psikosa masa kecil.
b. Haloperidol ( Haldol, Serenace ), Warna : Putih besar
Indikasi:
Yaitu manifestasi dari gangguan psikotik, sindroma gilies de la tourette pada anak –
anak dan dewasa maupun pada gangguan perilaku yang berat pada anak – anak.
c. Trihexiphenidyl ( THP, Artane, Tremin ), Warna: Putih kecil
Indikasi:
Untuk penatalaksanaan manifestasi psikosa khususnya gejala skizofrenia.
3. Berinteraksi dengan orang lain.
Klien dianjurkan meningkatkan keterampilan hubungan sosialnya. Dengan
meningkatkan intensitas interaksi sosialnya, kilen akan dapat memvalidasi persepsinya
pada orang lain. Klien juga mengalami peningkatan stimulus eksternal jika berhubungan
dengan orang lain. Dua hal ini akan mengurangi fokus perhatian klien terhadap stimulus
internal yang menjadi sumber halusinasinya. Latih pasien mengontrol halusinasi dengan
cara kedua yaitu bercakap-cakap dengan orang lain:
4. Beraktivitas secara teratur dengan menyusun kegiatan harian. Kebanyakan halusinasi
muncul akibat banyaknya waktu luang yang tidak dimanfaatkan dengan baik oleh klien.
Klien akhirnya asyik dengan halusinasinya. Untuk itu, klien perlu dilatih menyusun
rencana kegiatan dari pagi sejak bangun pagi sampai malam menjelang tidur dengan
kegiatan yang bermanfaat. Perawat harus selalu memonitor pelaksanaan kegiatan
tersebut sehingga klien betul-betul tidak ada waktu lagi untuk melamun tak terarah.
Latih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga, yaitu melaksanakan aktivitas
terjadwal.
STRATEGI PELAKSANAAN
HALUSINASI
SP I KLIEN PERTEMUAN I
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi Klien
DS :
- Klien mengatkan
- Klien mengatakan sering melihat sosok anak kecil loncat loncat dan menangis
melihat setan akan memakan asnak itu
- Klien mengatakan mendengar suara seorang laki-laki yang ingin mengajaknya pergi
jauh.
DO :
Terapi medik
XIX. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
Harga Diri Rendah Kronik
Defisit Perawatan Diri: Mandi, Berpakaian
Asuhan Keperawatan
Waktu : 10.00
Tempat : Keperawatan
Sumber : Pasien
A. Identitas pasien
Umur : 23 tahun
Alamat : Bandung
Pekerjaan : Mahasiswi
Pendidikan : Sarjan
Agama : Islam
Nomor RM : 181
1) Analisa Data
No Data Masalah
1. DO : klien mengatakan masih malu untuk keluar rumah, Harga diri rendah
takut diejek oleh tetangga dan tidak bisa apa-apa dan bau kronik
DS : klien terlihat murung dan enggan berkontak mata serta
selalu menghindar kerika diajak berinteraksi
Tujuan
khusus :
1.Klien dapat - Setelah 1x - Bina Pembinaan
membina pertemuan selama hubungan hubungan
hubungan 15 menit saling percaya saling percaya
saling percaya diharapkan dengan : merupakan
klien menunjukkan - Sapa klien dasar
tanda-tanda dengan ramah terjalinnya
percaya kepada baik verbal komunikasi
perawat : maupun non terbuka
- Wajah klien verbal sehingga
cerah dan - Perkenalkan meningkatkan
tersenyum diri dengan rasa
- Klien mau sopan. komunikasi
membalas salam. - Tanyakan klien.
- Klien mau nama lengkap
menyebutkan klien dan nama
nama sambil panggilan yang
berjabat tangan disukai.
dan ada kontak - Jelaskan
mata tujuan
- Klien bersedia pertemuan.
menceritakan - Jujur dan
perasaannya menepati janji
- Tunjukkan
sikap empati
dan menerima
klien apa
adanya.
3) Pelaksanaan
No Diagnosa Waktu Implementasi Evaluasi
Keperawatan
1. Harga diri 10.00-10.15 - Melakukan - Klien mampu menerima
rendah kronik pendekatan dengan dirinya dan mengetahui
baik, menerima aspek positif yang
klien apa adanya dimiliki dirinya
dan bersikap - Klien mengenali
empati kemampuan dirinya: Ny.
- Cepat N mampu menyebutkan
mengendalikan kegiatan rumah tangga
perasaan dan reaksi yang bias dilakukan
perawatan diri seperti merapihkan
sendiri tempat tidur, menyapu,
- Menyediakan mencuci piring dst.
waktu untuk - Klien mampu
berdiskusi dan mempraktikkan
binahubungan yang kemampuan yang ia
sopan. miliki seperti merapihkan
- Memberikan tempat tidurnya
kesempatan kepada - Klien mampu
klien untuk melakukan kegiatan
merespon. lainnya selain
- Mengidentifikasi merapihkan tempat tidur
kemampuan dan yaitu menyapu halaman
aspek positif yang - Keluarga telah mampu
masih dimiliki
menyebutkan apa yang
- Membantu pasien
dialami klien: anak
menilai kemampuan
perempuan klien mampu
dan aspek positif
mengenal masalah
yang dimiliki pasien
HDRK dari klien,
ex: kegiatan pasien
penyebab terjadinya,dan
dirumah,dalam
cara mengatasinya
keluarga dan
- Keluarga telah mampu
lingkungan keluarga
mempraktikkan cara
serta lingkungan
terdekat pasien merawat Ny. S ketika
( ) kebersihan ✔
( ) makan ✔
( ) BAK / BAB ✔
( ) ganti pakaian ✔
Jelaskan : Klien membutuhkan bantuan total ketika mandi, kebersihan dan makan,
sedangkan bantuan minimak untuk BAB/BAK dan mengganti pakaian. Klien tidak begitu
peduli dengan rutinitas ADL nya.
B. Nutrisi
Apakah anda puas dengan pola makan anda : ( ) ya (✔ ) tidak
Apakah anda makan memisahkan diri :
(✔ ) ya, jelaskan :keluarga klien sering melihat klien makan sendirian dan malu jika
berbaur dengan orang lainnya ( ) tidak
Frekuensi makan sehari 1x sehari Frekuensi kudapan sehari : 0x sehari
Nafsu makan : ( ) meningkat (✔ ) menurun ( ) berlebihan ( ) sedikit – sedikit
Terapis : ya tidak✔
Terapi medik
XXVI. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Isolasi Sosial: Menarik Diri
- Defisit Perawatan Diri: Makan,Mandi,Berakaian
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN.S DENGAN
TINJAUAN KASUS
Analisa Data
Intervensi
Evaluasi
S:
O:
A:
P:
Klien
Perawat:
a. Evalusi SP1
ISOLASI SOSIAL
A. Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
Data Subjektif
- Keluarga klien mengatakan bahwa klien mulai menjauhkan diri dari orang-orang.
- Klien menggelengkan kepala sebagai bentuk jawaban tidak karena klien tidak mau
berbicara dengan orang lain.
Data Objektif
- Klien tidak mau menanggapi pertanyaan perawat.
- Klien banyak berdiam diri dan menjauh dari orang banyak termasuk keluarganya.
- Klien tidak mau mendeskripsikan masalahnya.
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi Sosial
3. Tujuan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial.
c. Klien mampu menyebutkan keuntugan dan kerugian hubungan dengan orang lain.
d. Klien dapat menjelaskan hubungan sosial secara bertahap.
e. Klien mampu menjelaskan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain.
f. Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial.
g. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.
4. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien.
c. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain.
d. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian berinteraksi dengan orang lain.
e. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang.
f. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan
orang lain dalam kegiatan harian.
B. Proses Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
“Selamat pagi, perkenalkan saya Fajrin Nurul Amanah, biasa dipanggil Fajrin. Saya
mahasiswa Keperawatan Unpad yang akan dinas diruangan ini dari pukul 07.00 pagi
sampai pukul 13.00 siang. Kalau boleh saya tahu nama kamu siapa?” “Senangnya
dipanggil dengan sebutan apa?” “Bagaimana perasaannya hari ini?”Apa kamu masih
tidak mau berbicara dengan orang lain?” “ Ayo tidak apa-apa berbicara sebentar dengan
saya, kita mengobrol-ngobrol saja. Apakah kamu mau?” “kita mengobrol agar kamu tau
keuntungan berinteraksi dengan orang lain itu apa, terus kamu juga nanti tau kerugian
tidak berinteraksi dengan orang lain itu apa.” “Mau kan? Kira kira mau berapa lama kita
mengobrolnya? Bagaimana kalau 10 menit saja ya?” “Kamu mau kita mengobrol
dimana? Senyamannya kamu saja dimana, mau di ruang tamu?”
2. Fase Kerja
“Kamu tinggal dengan siapa dirumah?” “Siapa yang paling dekat dengan kamu? Yang
masih sering diajak untuk mengobrol.” “Kenapa kamu bisa deket sama dia?” “Siapa
anggota keluarga dan teman yang tidak dekat dengan kamu?” “Kenapa mereka tidak
dekat dengan kamu? Apa yang membuat kamu tidak nyaman dekat dengan mereka?”
“Apa saja kegiatan yang biasa kamu lakukan ketika sedang berkumpul dengan keluarga?
Kalau sama tema-teman bagaimana?” “Apakah ada pengalaman yang tidak
menyenangkan terjadi ketika kamu kumpul bersama teman-teman? Apa yang membuat
kamu jadi tidak mau untuk ngumpul dan berbincang-bincang lagi dengan teman teman?”
“Menurut kamu apa sih untungnya punya teman?” “Kalau kerugian kita tidak punya
teman apa?” “kamu ingin belajar untuk berteman lagi dengan orang lain tidak?” “Nah
untuk memulainya, sekarang kamu latihan berkenalan sama saya dulu ya. Begini, untuk
berkenalan dengan orang lain kita harus menyebutkan nama kita dulu bisa juga nama
panggilan kita.” “Contohnya, Nama saya Fajrin Nurul biasa dipanggil Fajrin.”
“Selanjutya tanya nama orang yang akan kita ajak berkenalan.” “Contohnya, nama kamu
siapa? Biasanya dipanggil apa?” “Ayo coba selanjutnya kamu praktikkan sendiri.
Bagaimana coba jika kamu mau berkenalan dengan saya?” “Nah bagus, setelah diajak
berkenalan, kamu bisa melanjutkannya dengan obrolan lain.” “Bagaimana kalau
sekarang kita latihan bercakap-cakap dengan teman yang lainnya.”
3. Terminasi
“Bagaimana perasaanmu setelah kita latihan berkenalan?” “Baiklah, dalam satu hari mau
berapa kali kita latihan bercakap-cakap?” “Dua kali ya? Terus kamu ingin pukul berapa
latihannya? Bagaimana kalau pukul 11.00 dan pukul 15.00 kamu latihan mengobrol
dengan teman sekamar kamu ya.” “Kalau kamu melakukannya secara mandiri, nanti
kamu tuliskan M. Tapi kalau kamu melakukannya dibantu atau diingatkan, tulis saja
saya. Jika kamu tidak melakukannya maka kamu tulis T.” “Paham kan? Coba ulangi
kata-kata saya.” “Nah bagus.” Baiklah, gimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi
tentang pengalaman kamu mengobrol dengan teman sekamar kamu ya. Apakah kamu
bersedia?” “Untuk waktunya, bagaimana kalau pukul 12.30?” “Tempatnya di ruang tamu
lagi saja ya? Bagaimana?” “Baiklah sampaik jumpa besok pukul 12.30 di ruang tamu
ya.”
EBP Mengenai Halusinasi, Isolasi Sosial, dan Harga Diri Rendah
Identitas Populasi,
Judul dan Tujuan Desain Jangka
No Jurnal,Penulis, Sampel, Intervensi Pengukuran Hasil
Penelitian Penelitian waktu
Tahun Jurnal Sampling
1. Nama Jurnal: Judul Penelitian: Case- Sampel: Terapi 3 hari Observasi Setelah dilakukan penerapan
Website: Penerapan Terapi study 1 klien yang music perilaku terapi musik klasik pada klien
University of Musik Klasik pada mengalami klasik gangguan jiwa dengan masalah
Nahdatul Pasien Skizofrenia masalah keperawatan halusinasi selama
Ulama dengan Masalah keperawata tiga hari didapatkan hasil klien
Surabaya Keperawatan n halusinasi relative tenang, ada kontak mata,
Repository Halusinasi di Ruang mampu berkomunikasi dengan
Flamboyan RSJ baik, dan mampu mengendalikan
Menur,Surabaya. halusinasi serta tampak rileks
Penulis: pada hari ke 3 setelah dilakukan
Anggraini, Tujuan Penelitian: intervensi
Fitri Mengexplorasi
penerapan terapi musik
Tahun: klasik pada klien
2016 dengan masalah
keperawatan halusinasi
di ruang Flamboyan
RSJ Menur Surabaya
2. Nama Jurnal: Judul: Quasi Populasi: Terapi 15 Observasi Terdapat pengaruh terapi thought
PROSIDING Pengaruh Terapi Tought experimen 86 pasien Tought menit dan stopping terhadap kemampuan
KONFERENS Stopping terhadap tal pre- skizofrenia Stopping wawancara mengontrol halusinasi pada pasien
I NASIONAL Kemampuan post-test yang terstruktur schizofrenia di poli jiwa rs
PPNI JAWA Mengontrol Halusinasi with berobat di kabupaten gresik.
TENGAH pada Pasien Skizofrenia control Poli Jiwa
2013 group RS
Tujuan Penelitian: Kabupaten
Penulis: Menjelaskan pengaruh Gresik.
Retno thought stopping
Twistiandayani terhadap kemampuan Sampel:
pasien dalam 30 pasien
Tahun: mengontrol halusinasi rawat jalan
2013 di Poli Jiwa
RS
Kabupaten
Gresik
Sampling:
purposive
sampling
3. Nama Jurnal: Judul: Deskriptif Sample: Terapi 14 hari Metode Sebagian besar pasien halusinasi
Jurnal Tingkat Kemandirian 42 Aktivitas observasi memiliki kemandirian secara
Keperawatan Pasien Mengontrol Kelompok parsial (partially), di mana pasien
Padjadjaran Halusinasi setelah Teknik dan perawat melakukan perawatan
Terapi Aktivitas pengambila secara bersama.
Kelompok n sampel:
Penulis: consecutive
Jurnal Tujuan penelitian: sampling.
Keperawatan Bertujuan
Padjadjaran menggambarkan tingkat
kemandirian pasien
Tahun: halusinasi dalam
2013 mengontrol halusinasi
setelah mengikuti terapi
aktivitas kelompok
stimulasi persepsi
halusinasi.
4. Penulis : Judul : Deskriptif Sampel : Terapi 15 Hari Tingkat Hasil penelitian mengenai tingkat
Handayani, Tingkat Kemandirian 24 orang Aktivitas kemandirian kemandirian pasien halusinasi
Sriati, & Pasien Mengontrol Usia 25-60 Kelompok dalam yang telah mengikuti kegiatan
Widianti Halusinasi setelah tahun mengontrol terapi aktivitas kelompok
Terapi Aktivitas halusinasi : stimulasi persepsi dalam
Tahun : Kelompok Lokasi : Supportive, mengontrol halusinasi adalah
2013 RSJJ Jawa partially, supportive 12 orang (28,6%),
Barat wholly partially 26 orang (61,9%), dan
wholly 4 orang (9,5%)
5. Nama Jurnal: Judul: Metode Tidak Tidak - Tidak ada Didapatkan 3 karakteristik umum
Health and Interventions to reduce Integrative menggunak dilakukan evaluasi intervensi yang
Social Care in social isolation and Review an sampel intervensi pengukuran mendemonstrasikan hasil yang
the loneliness among older positif pada isolasi social dan
Community people: an integrative Kualitas kesepian;
26(2), 147–157 review metodologi 1.Adaptibilitas
Penulis: dievaluasi 2.Pendekatan pengembangan
Clare Tujuan Penelitian: dengan komunitas
Gardiner PhD Tujuan dari studi ini menguji 3.Dukungan produktif
BSc 1, Gideon adalah untuk penelitian
Geldenhuys 2 melakukan kajian menggunak Analisis tematik mengidentifikasi
and Merryn Integratif literatur an 6 kategori intervensi berdasarkan
Gott PhD MA2 tentang intervensi yang hirarkidari tujuan , mekanisme aksi dan
menargetkan isolasi beberapa tujuan hasil, diantaranya
Tahun: sosial dan/atau kesepian hasil 1.Intervensi fasilitas social
2018 pada orang tua penelitian 2. Terapi psikologis
sebagai 3. Penyedia perawatan kesehatan
petunjuk dan social
4. Intervensi hewan
5.Intervensi pertemanan
6. Pengembangan sikap dan waktu
6. Nama Jurnal: Judul: Quasy Sampel: Terapi - Observasi Terdapat pengaruh yang
Nurse Journal Pengaruh Pemberian experimen 10 Aktivitas dan bermakna pada pemberian TAKS
Keperawatan Terapi Aktivitas t tanpa responden. Kelompok wawancara terhadap perubahan perilaku klien
Kelompok Sosialisasi kelompok Sosialisasi isolasi sosial. Diharapkan kepada
Penulis: Terhadap Perubahan kontrol (TAKS) perawat rumah sakit untuk dapat
Surya Efendia Perilaku Klien Isolasi dengan meningkatkan pelaksanaan TAKS
, Atih Sosial pendekata dengan memperhatikan indikasi
Rahayuningsih none klien yang bisa diikutsertakan
b , Wan Tujuan Penelitian: group pre- dalam kegiatan TAKS. Kemudian
Muharyatic Mengetahui pengaruh post test kepada peneliti selanjutnya
pemberian terapi treatment diharapkan untuk dapat
aktivitas kelompok design. melanjutkan penelitian ini dengan
sosialisasi terhadap Teknik menggunakan teknik kualitatif.
Perubahan Perilaku pengembil
Klien Isolasi Sosial di an
Ruang Gelatik RS Jiwa sampling
Prof HB Sa’anin purposive
Padang sampling
7. Nama Jurnal: Judul Penelitian: Desain Sampel: Terapi 1 bulan Observasi Hasil penelitian menunjukkan ada
Jurnal Peningkatan penelitian berjumlah perilaku 10 hari perilaku pengaruh terapi perilaku kognitif
Keperawatan Kemampuan : 33 kognitif terhadap kemampuan interaksi
Jiwa Interaksi Sosial quasi yang (kognitif, afektif dan perilaku)
(Kognitif, Afektif experimen Teknik terdiri dari pada klien isolasi sosial (p value <
Penulis: Dan Perilaku) tal pre- pengambila 5 sesi 0.05). Ada peningkatan
Sri Nyumirah Melalui Penerapan post test n sampel: kemampuan interaksi sosial
Terapi Perilaku with total (kognitif, afektif dan perilaku)
Tahun: Kognitif Di Rsj Dr without sampling setelah dilakukan terapi perilaku
2013 Amino control kognitif.
Gondohutomo
Semarang
Tujuan Penelitian:
Untuk mengetahui
pengaruh pemberian
terapi perilaku kognitif
terhadap kemampuan
klien isolasi sosial
dalam melakukan
interaksi di ruang rawat
inap di RSJ Dr Amino
Gondohutomo
Semarang
8. Peulis : Judul : Quasi Pre Sampel : Latihan Tidak Kemampua Menggunakan uji wilcoxon
Rsj, Pengaruh Latihan Experimen 30 Orang kemampua menyan n terdapat pengaruh terhadap latihan
Ratumbuysang Keterampilan tal One L : 17 orang n tumkan Berinteraksi sosialisasi terhadap kemampuan
, & Karundeng Sosialisasi Terhadap Time Pre P : 13 orang bersosialis jangka Klien berinteraksi klien isolasi sosial
Kemampuan Test Pos RSJ Prof. asi waktu Isolasi yang signifikan dengan p = 0,000
Tahun : Berinteraksi Klien Test Dr. V.L Sosial
2016 Isolasi Sosial Di Rsj Manado menggunak
Prof. Dr. V. L. an uji
Ratumbuysang Wilcoxon
Manado
Rsj, D. I., Ratumbuysang, P. V. L., & Karundeng, M. (2016). Pengaruh Latihan Keterampilan
Sosialisasi Terhadap Kemampuan BerinteraksiI Klien Isolasi Sosial. E-Journal
Keperawatan Universitas Samratulangi.
Krissanti, A., & Asti, A. D. (2019). Penerapan Terapi Okupasi: Berkebun untuk Meningkatkan
Harga Diri pada Pasien Harga Diri Rendah di Wilayah Puskesmas Sruweng. Proceeding of
The URECOL, 630-636.
Suerni, T., & Keliat, B. A. (2013). Penerapan terapi kognitif dan psikoedukasi keluarga pada
klien harga diri rendah di ruang yudistira rumah sakit Dr. H. Marzoeki mahdi bogor tahun
2013. Jurnal Keperawatan Jiwa, 1(2).
Nyumirah, S. (2013). Peningkatan kemampuan interaksi sosial (kognitif, afektif dan perilaku)
melalui penerapan terapi perilaku kognitif di rsj dr amino gondohutomo semarang. Jurnal
keperawatan jiwa, 1(2).
Kustiawan, R. (2015). Pengaruh pendidikan kesehatan keluarga terhadap kemampuan keluarga
merawat klien HDR di kota Tasikmalaya. Buletin Media Informasi, 1(1), 66-73.