Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL PADA Ny.

PENDERITA HIPERTENSI DENGAN

GANGGUAN CITRA TUBUH

Dosen Pembimbing : Arifianto,S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun Oleh:

AFIFFAH WAHYU PUSPITASARI

2107050

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN BISNIS & TEKNOLOGI

UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG


2023/2024

I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Ny. W (P) Penyakit Medis: Katarak dengan Hipertensi
Umur : 75 tahun Alamat : Rt/Rw 02/03 Kel Bambankerep
Informan : Ny.I

II. KONDISI SAAT INI


Keluarga klien mengatakan beberapa tahun lalu klien pernah menjalani operasi mata
karena penyakit katarak namun operasi tersebut gagal dan kini klien mengalami
kebutaan. Sejak saat itu klien menjadi jarang keluar rumah dan bersosialisasi dengan
tetangga , keluarga juga mengatakan pada awalnya klien tidak menerima atas
kebutaannya hingga saat ini sudah mulai bisa menerima keadaannya. Saat dilakukan
pengkajian kondisi klien hanya terduduk di kursi roda dan terlihat sangat lemah
terkadang sesekali ingin terjatuh.

III. FAKTOR PREDISPOSISI


1. Penyakit Fisik
Keluarga klien mengatakan bahwa klien mempunyai penyakit katarak sudah
cukup lama , dan saat di ukur tekanan darahnya meningkat.
2. Riwayat Penyakit Yang Diderita
Keluarga klien mengatakan sebelum memiliki penyakit katarak klien sudah
mengalami peningkatan tekanan darah. Lalu beberapa tahun kemudian baru di
diagnose mengalami katarak
3. Pengobatan Sebelumnya
Klien pernah menjalani operasi katarak beberapa tahun yang lalu namun
operasinya gagal.
4. Pengalaman Menjadi Korban Kekerasan
-
5. Anggota Keluarga yang memiliki Riwayat penyakit tsb
Keluarga klien mengatakan tidak ada anggota yang mengalami penyakit katarak
maupun hipertensi , klien adalah orang pertama yang menderita penyakit tersebut
6. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Pengalaman buruk klien adalah saat mengalami kegagalan operasi mata hingga
menjadi buta sampai sekarang.
IV. FAKTOR PRESPITASI
1. Penyakit yang belum sembuh
Penyakit yang belum sembuh sampai saat ini adalah katarak dan hipertensi.
2. Pengobatan
Klien putus obat sejak gagal operasi katarak
3. Peristiwa tidak menyenangkan
-
V. FISIK
Tanda Vital : TD=170/95 mm/Hg ; N= 60 ; S=36,80C ; P=15x/menit
Ukur : TB= 145cmkg BB = 38KG
Keluhan Fisik : kadang pusing , keluarga juga mengatakan klien kadang mau makan
dan kadang tidak mau
MK : Defisit Nutrisi (D.0019)
Penurunan Curah Jantung (D.0008)

VI. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Klien adalah anak ketiga dari 6 bersaudara, klien memiliki 5 orang anak 4 laki-
laki 1 perempuan .
Keterangan:
: Laki-Laki : Garis serumah

: Perempuan : menikah

: Meninggal

2. Konsep Diri
Gambaran Diri : Klien mengatakan ia merasa asing, malu, takut, ia ingin menutupi
matanya yang buta. Klien juga tidak suka dengan kedua matanya yang
buta.Bagian tubuh yang klien suka saat ini adalah tangannya. Klien juga
mengatakan ia merasa kurang percaya diri, merasa tidak berguna, tidak bisa
menjalankan perannya sebagai orangtua.
Identitas Diri : Anak klien menjelaskan klien Bernama Ny.W beliau bertempat
tinggal di kelurahan Bambankerep rt/rw 02/03 Kec. Ngaliyan Kota Semarang.
Klien beragama islam , sudah menikah sebagai ibu rumah tangga.
Peran: Klien mengatakan klien berperan sebagai istri dan ibu dari 5 orang anak.
Pasien merasa tidak berguna, tidak bisa menjalankan perannya sebagai orangtua.
Harga Diri: Klien mengatakan ingin segera sembuh agar dirinya bisa percaya diri
kembali, merasa berguna dan dapat menjalankan perannya kembali sebagai
seorang
Ibu.
Ideal Diri : Sejak mengalami kebutaan klien ingin segera sembuh dan Kembali
menjadi dirinya seperti sedia kala.
MK : Gangguan Citra Tubuh (D.0083)
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang yang berarti
Bagi klien orang yang berarti dalam hidupnya saat ini adalah anak-
anaknya
b. Peran serta dalam Masyarakat
Klien sudah jarang berperan serta dalam masyarakat
c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain
Gangguan penglihatan dan pendengaran
MK: Harga Diri Rendah Situasional (D.0087)
Gangguan Interaksi Sosial (D.0118)

4. Spiritual
Klien menganut agama islam dan meyakini adanya, namun sejak sakit klien sudah
tidak melaksanakan ibadah.
MK : Distress Spiritual (D.0082)

VII. STATUS MENTAL


1. Penampilan: Klien berpenampilan kurang rapi klien hanya memakai balutan
selendang orang jaman dahulu, baju bersih tidak berbau, rambut tidak berketombe.
Dan saat ini selalu mengenakan pampers.
MK : Penampilan Peran Tidak Efektif (D.0125)
2. Pembicaraan: Klien berbicara dengan lambat , pembicaraannya sudah sulit
dimerngerti dan suaranya pelan.
MK: Gangguan Komunikasi Verbal (D.0119)
3. Aktivitas motoric : Aktivitas motorik pasien kompulsif yaitu pasien sering
menunduk, dan terlihat lemas beberapa kali seperti ingin terjatuh dari kursi roda.
MK : Intoleransi Aktivitas (D.0056)
Resiko Jatuh (D.0143)
4. Alam perasaan : klien terlihat sedih, takut, dan gelisah
5. Afek: Afek pasien labil dibuktikan ketika pasien tampak cemas, sedih, lesu, sering
menunduk, ketika diajak berbicara dan suaranya pun pelan.
MK : Ansietas (D.0080)
6. Interaksi selama wawancara : Tidak kooperatif , tidak ada kontak mata.
7. Persepsi : Klien mengalami gangguan penglihataan dan pendengaran. Merasa tidak
berguna
MK: Gangguan Persepsi Sensori (D.0085)
8.Proses Pikir : Kehilangan asosiasi, yaitu pernyataan/hal yang dikatakan tidak
berhubungan antar kalimat dengan kalimat lain tidak berhubungan.
9.Isi Pikir : kurang percaya diri, merasa tidak berguna, tidak dapat menjalankan
peranya sebagai orang tua yang disampaikan dengan agak meracau.
10.Tingkat Kesadaran : Klien memiliki kesadaran stupor , yaitu sudah sulit merespon
percakapan
11. Memori : Memiliki gangguan daya ingat jangka panjang
12. Tingkat Konsentrasi Berhitung : Klien sudah tidak mampu berhitung sederhana.
13.Kemampuan Penilaian : Klien sudah tidak mampu dalam mengambil keputusan
MK : Koping Tidak Efektif (D.0096)
14. Daya titik diri : memiliki pikiran/naluri buruk tentang dirinya merasa dirinya tidak
berguna.

VIII. MEKANISME KOPING


a. Koping Adaptif
1) Klien mampu bicara dengan orang lain
2) Jika klien merasa tidak tenang, klien melakukan teknik relaksi nafas dalam
supaya tenang.
3) Aktivitas konstruktif, klien mampu melakukan kegiatan yang mampu
membuat dia berkembang.
b. Koping Maladatif
1) klien sering menghindar ketika diajak berbicara
2) klien tidak mau bersosialisasi
3) klien tampak ingin menutupi

IX. MASALAH PSIKOSOSIAL & LINGKUNGAN


a. Masalah dengan dukungan kelompok
Klien hidup ditengah kelompok masyarakat yang terkadang malah membuat
kesehatan mentalnya menjadi down, karena klien pernah mendengar omongan tidak
enak dari tetangganya.
b. Masalah yang berhubungan dengan lingkungan
Lingkungan tempat klien tinggal merupakan lingkungan yang belum begitu paham
terhadap pentingnya kesehatan.

X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


a) Klien maupun keluarga belum paham dengan mekanisme koping apa saja
yang di lakukan
b) Keluarga klien tampak belum begitu mengerti tentang pengobatan medis yang
sebenarnya harus dijalani oleh klien.
MK : Defisit Pengetahuan (D.0111)
DATA MASALAH
DS: Gangguan Citra Tubuh (D.0083)
Klien mengatakan klien kurang percaya
diri karena kecacatan yang dialami
Keluarga klien mengatakan bahwa klien
setelah mengalami kegagalan operasi
menjadi kurang berinteraksi dengan orang
lain
DO:
Klien sering menunduk jika diajak
berbicara
Klien tampak menarik diri, dan takut saat
diajak berkomunikasi
Saat ini klien sulit berkomunikasi dengan
orang lain
DS: Harga Diri Rendah Situasional
Klien mengatakan klien kurang percaya (D.0087)
diri, terkadang klien merasa tidak berguna,
tidak bisa menjalankan perannya sebagai
orangtua.

DO:

Tidak ada kontak mata saat berkomunikasi


di sebabkan karena kondisi klien, tampak
sedih, sering melamun dan aktivitas sosial
pasien berkurang.
-Tampak cemas, lesu, sering menunduk.

DS: Resiko Jatuh (D.0143)


-
DO:
Tubuh klien nampak sangat lemah
Beberapa kali terlihat hampir ingin terjatuh
dari kursi roda.

XI. ASPEK MEDIK


a. Diagnosa Medis : Katarak dengan hipertensi
b. Terapi Medis :-

XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1) Defisit Nutrisi (D.0019)
2) Penurunan Curah Jantung (D.0008)
3) Gangguan Citra Tubuh (D.0083)
4) Harga Diri Rendah Situasional (D.0087)
5) Gangguan Interaksi Sosial (D.0118)
6) Gangguan Interaksi Sosial (D.0118)
7) Distress Spiritual (D.0082)
8) Penampilan Peran Tidak Efektif (D.0125)
9) Gangguan Komunikasi Verbal (D.0119)
10) Resiko Jatuh (D.0143)
11) Defisit Pengetahuan (D.0111)

XIII. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Gangguan Citra Tubuh b.d Perubahan fungsi tubuh (mis.proses penyakit, trauma,
luka, obesitas, jerawat.) (D.0083)
2. Harga Diri Rendah situasional b.d Perubahan pada Citra Tubuh (D.0087)
3. Resiko Jatuh b.d Usia > 65 dan Gangguan Penglihatan (D.0143)

XIV. INTERVENSI KEPERAWATAN


No DX Keperawatan Tujuan & Kriteria Intervensi
Hasil
1. Gangguan citra setelah pemberian Promosi Citra Tubuh
tubuh (D.0083) asuhan keperawatan (I.09305)
selama 3 x 8 jam Observasi
gangguan citra tubuh 1. Identifikasi harapan
menurun (L.09069) citra tubuh
berdasarkan tahap
Kriteria hasil :
perkembangan
1. Penilaian diri
2. Identifikasi
positif
budaya,agama,
meningkat
jenis kelamin,dan
2. Perasaan
umur terkait citra
memiliki
tubuh
kelebihan atau
Terapeutik :
kemampuan
1. Diskusikan
positif
perubahan tubuh
meningkat
dan fungsinya
3. Minat mencoba
2. Diskusikan
hal baru
perbedaan
meningkat
penampilan fisik
4. Perasaan malu
terhadap harga diri
menurun
3. Diskusikan persepsi
pasien dan keluarga
tentang perubahan
citra tubuh
Edukasi :
1. Latih peningkatan
penampilan diri
2. Latih
pengungkapan
kemampuan diri
kepada orang lain
maupun kelompok
2. Harga diri rendah Setelah pemberian Promosi Harga Diri
situasional (D.0087) asuhan selama 3 x 8 jam (I.09308)
klien menunjukkan Observasi :
peningkatan harga diri. 1. Identifikasi budaya,
(L.090670) agama, ras, jenis
Kriteria Hasil: kelamin, dan usia
1. Melihat bagian terhadap harga diri
tubuh meningkat 2. Monitor verbalisasi
2. Menyentuh yang merendahkan
bagian tubuh diri sendiri
meningkat 3. Monitor tingkat
3. Hubungan sosial harga diri setiap
membaik waktu, sesuai
kebutuhan
Terapeutik :
1. Motivasi terlibat
dalam verbalisasi
positif untuk diri
sendiri
2. Motivasi menerima
tantangan atau hal
baru.
3. Diskusikan
kepercayaan
terhadap penilaian
diri
Edukasi :
1. Anjurkan
mengidentifikasi
kekuatan yang
dimiliki
2. Anjurkan
mempertahankan
kontak mata saat
berkomunikasi
dengan orang lain
3. Latih peningkatan
tanggung jawab
untuk diri sendiri.

3. Resiko Jatuh Setelah pe mberian Pencegahan Jatuh


(D.0143) asuhan selama 3 x 8 jam (I.14540)
klien menunjukkan Observasi
penurunan Tingkat Jatuh
(L.14138) 1. Identifikasi faktor
Kriteria Hasil: risiko jatuh (mis.
1. Jatuh dari tempat usia >65 tahun,
tidur menurun penurunan tingkat
2. Jatuh saat duduk kesadaran, defisit
menurun kognitif, hipotensi
3. Jatuh saat ortostatik,
dipindahkan gangguan
menurun keseimbangan,
4. Jatuh saat di gangguan
kamar mandi penglihatan,
menurun neuropati)
5. Jatuh saat 2. Identifikasi risiko
membungkuk jatuh setidaknya
menurun sekali setiap shift
atau sesuai dengan
kebijakan institus
3. Identifikasi faktor
lingkungan yang
meningkatkan
risiko jatuh (mis.
lantal licin,
penerangan kurang)
4. Hitung risiko jatuh
dengan
menggunakan skala
(mis. Fall Morse
Scale, Humpty
Dumpty Scale), jika
perlu
5. Monitor
kemampuan
berpindah dari
tempat tidur ke
kursi roda dan
sebaliknya

Terapeutik

1. Orientasikan
ruangan pada
pasien dan keluarga
2. Pastikan roda
tempat tidur dan
kursi roda selalu
dalam kondisi
terkunci
3. Pasang handrall
tempat tidur
4. Atur tempat tidur
mekanis pada posisi
terendah
5. Tempatkan pasien
berisiko tinggi jatuh
dekat dengan
pantauan perawat
dari nurse station
6. Gunakan alat bantu
berjalan (mis. kursi
roda, walker)
7. Dekatkan bel
pemanggil dalam
jangkauan pasien

Edukasi

1. Anjurkan
memanggil perawat
jika membutuhkan
bantuan untuk
berpinda
2. Anjurkan
menggunakan alas
kaki yang tidak
licin
3. Anjurkan
berkonsentrasi
untuk menjaga
keseimbangan
tubuh
4. Anjurkan
melebarkan jarak
kedua kaki untuk
meningkatkan
keseimbangan saat
berdiri
5. Ajarkan cara
menggunakan bel
pemanggil untuk
memanggil perawat

SP GCT
SP 1
1. Mengidentifikasi perasaan pasien tentang bagian tubuh yang hilang,
rusak, mengalami gangguan.
2. Diskusikan dengan pasien aspek positif bagian tubuh.
3. Melatih fungsi bagian tubuh yang masih baik.
4. Mengevaluasi perasaan pasien.
SP 2
1. Meminta pasien untuk terbuka tentang perasaannya.
2. Melatih koordinasi fungsi anggota tubuh.
3. Merencanakan kegiatan yang dapat dilakukan kedepan.
4. Mengevaluasi perasaan pasien

Asuhan keperawatan pada keluarga

Tujuan umum: Keluarga mampu

1. Mengenal masalah gangguan citra tubuh pada anggota keluarga


2. Merawat anggota keluarga yang mengalami gangguan citra tubuh
3. Melakukan follow up anggota keluarga yang mengalami gangguan citra
tubuh

Tindakan Keperawatan:

1. Mendiskusikan kondisi pasien gangguan citra tubuh, penyebab, proses


terjadi, tanda dan gejala, serta akibat
2. Melatih keluarga merawat gangguan citra tubuh pasien
3. Berikan pujian terhadap bagian tubuh yang sehat
4. Bicarakan harapan dan perasaan tentang tubuhnya
5. Bicarakan bagian tubuh yang masih bisa digunakan
6. Mengajarkan cara untuk meningkatkan penampilan tubuh: alat bantu,
kosmetik dan pakaian yang baru
7. Tidak mengabaikan penderita
8. Libatkan klien dalam tondakan rumah tangga, sosial, masyarakat sesuai
dengan kemampuan.

9. Memberi pujian setiap keberhasilan dalam melakukan kegiatan


10. Menyediakan alat bantu bagi penderita untuk melakukan kegiatan.
11. Melatih keluarga melakukan follow up

SP HDRS
SP1
a. Mengidentifikasi penyebab tanda dan gejala, proses terjadinya, dan akibat
HDRS
b. Mengidentifikasi kemampuan aspek positif yang dimiliki
c. Menilai kemampuan yang dapat digunakan
d. Menetapkan atau memilih tindakan yang bisa digunakan
e. Melatih pasien melakukan kemampuan positif

XV. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN & CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/ DX IMPLEMENTASI CATATAN


tgl/jam PERKEMBANGAN
Senin,1 1 1. Mengidentifikasi S:
8 Des perasaan pasien 1. Klien mengatakan bahwa
2023 tentang bagian tubuh klien masih belum percaya
(10.10- yang hilang,rusak, diri dengan kondisinya.
10.35) mengalami gangguan. 2. Klien mengatakan senang
2. Mendiskusikan karena masih bisa
dengan pasien aspek menggerakkan tangannya
positif bagian tubuh.
3. Melatih fungsi bagian O:
tubuh yang masih TD: 170/95 mm/Hg ; N= 60 ;
baik. S=36,80C ; P=15x/menit
4. Mengevaluasi 1. Klien terlihat senang saat
perasaan pasien. masih bisa menggerakkan
tangannya
2. Klien tampak sedikit lebih
tenang setelah
mendiskusikan masalahnya.
3. klien mampu menguraikan
perasaan, penyebab dan
akibat dari gangguan citra
tubuh
4. Klien kurang berkonsen trasi
saat diajak bicara & tampak
ingin menyembunyikan
bagian tubuh

A:
Masalah teratasi sebagian

P:
Membuatkan jadwal untuk klien
untuk melatih pergerakan pada
tangannya yaitu sebanyak 3x sehari
pukul 07.00, 13.00, & 16.00
Lanjutkan intervensi (SP 2)

(AFIFFAH)

1 1. Meminta pasien untuk S:


terbuka tentang 1. Klien mengatakan
perasaannya. perasaannya lebih tenang
2. Melatih koordinasi setelah mampu mengenali
fungsi anggota tubuh. tubuhnya
3. Merencanakan 2. Klien mengatakan lega
kegiatan yang dapat setelah sedikit bercerita
dilakukan kedepan.
4. Mengevaluasi perasaa O:
n pasien TD: 162/85 mm/Hg ; N= 57 ;
S=36,50C ; P=15x/menit
1. Klien mulai bisa
menggerakan anggota tubuh
yang masih berfungsi
2. Klien mulai bisa lebih
menerima keadaanya
3. Klien sudah tidak menutupi
tubuhnya lagi

A:
Masalah Citra tubuh teratasi
Citra Tubuh (+)
P:
Mengevaluasi Tindakan SP1 & SP2

(AFFIFAH)

2 1. Mengidentifikasi S:
penyebab tanda dan 1. Klien mengeluhkan sudah
gejala, proses tidak bisa apa-apa
terjadinya, dan akibat 2. Klien mengatakan malu, dan
HDRS tidak berguna
2. Mengidentifikasi O:
kemampuan aspek TD: 150/84 mm/Hg ; N= 57 ;
positif yang dimiliki S=36,50C ; P=15x/menit
3. Menilai kemampuan 3. Klien masih menunduk saat
yang dapat digunakan diajak berbicara
4. Menetapkan atau 4. Ekspresi wajah datar
memilih tindakan 5. susah diajak bicara
yang bisa digunakan 6. Perlahan klien mulai mampu
5. Melatih pasien untuk mengidentifikasi
melakukan masalahnya
kemampuan positif 7. Klien mampu menyebutkan
hal positif yang bisa ia
lakukan
A:
Harga diri meningkat
P:
Membuatkan klien jadwal untuk
melakukan hal positif yang telah
dilatih.
Mengevaluasi Tindakan SP 1

(AFIFFAH)

Anda mungkin juga menyukai