TINJAUN KASUS
A. PENGKAJIAN
I. Identitas Klien
Nama : Ny.S
Tanggal lahir :-
Umur : 38 Tahun
Alamat :-
Informan :-
No.RM :-
Suku : Jawa
II. Keluhan
keluhan sesak sejak 12 jam sebelum masuk rumah sakit, dan nyeri perut.
Saat anamnesis, klien mengeluh mual, pusing tidak tertahankan, batuk,
sesak, perut tidak enak, dan lelah.
III. Kondisi saat ini
Klien masuk dengan diagnosis asma dan gagal jantung. Semenjak sakit
klien tidak pernah ikut berlibur ke luar kota bersama suami dan rekan
kerjanya. Klien
merasa sedih karena tidak bisa ikut serta aktif. Saat sakit klien memiliki
hambatan dalam berhubungan dalam kelompok karena merasa kesulitan
untuk bebas melakukan hal apapun di lingkungan akibat penurunan
toleransi aktivitas.
IV. Faktor predisposisi
a. Biologis
Klien di diagnosis punya penyakit asma dan gagal jantung.
b. Psikologis
Klien merasa sedih dan klien tampak lesu, kontak mata ada meskipun
tidak dipertahankan karena malu atas penyakit yang di deritanya.
c. Sosiokultural
Saat sakit klien memiliki hambatan dalam berhubungan dalam
kelompok karena merasa kesulitan untuk bebas melakukan
hal apapun di lingkungan akibat penurunan toleransi aktivitas.
V. Faktor prespitasi
a. Stressor dan kejadian yang menekan
Klien merasa sedih atas penyakitnya sehingga menghambat klien untuk
berhubungan dalam kelompok karena merasa kesulitan untuk bebas
melakukan hal apapun di lingkungan akibat penurunan toleransi
aktivitas.
b. Ketegangan hidup
Klien bertanya- tanya mengapa harus dirinya yang mendapatkan
penyakit tersebut padahal dia anak bungsu, dan kakakkakanya masih
sehat, bahkan ayahnya pun masih sehat.seakan-akan klien merasa putus
asa dengan kehidupanya yang ia jalani.
: Perempuan
: laki-laki
: hubungan keluarga
: Meninggal
: Tinggal serumah
b) Konsep Diri
- Gangguan diri : Klien memiliki asma dan gagal jantung
- Identitas diri : Klien adalah anak terakhir dari 3 bersaudra
- Peran : Anak ke-3
- Ideal diri : Klien terpikir ingin sekali bisa seperti orang
lain, makan dan minum bebas tanpa merasa kelelahan dan sesak.
- Harga diri : Klien sedih dan merasa malu karena dirinya
penyakitan di banding kaka-kakanya dan orang tuanya yang masih
sehat.
c) Hubungan Sosial
- Orang yang berarti :
bagi klien orang berarti adalah suami dan orang tuanya
- Peran serta dalam kegiatan kelompok :
Saat sakit klien memiliki hambatan dalam berhubungan dalam
kelompok karena merasa kesulitan untuk bebas melakukan hal apapun
di lingkunganya.
- Hambatan dalam hubungan orang lain :
klien tampak lesu, kontak mata ada meskipun tidak dipertahankan terus
menerus dan sesekali memalingkan pandangan sambil menunduk saat
berinteraksi dengan lawan bicaranya.
N DATA MASALAH
O KEPERAWATAN
1 DS. Harga Diri Rendah
Klien Beranggapan tidak ada harapan
punya teman, klien mengatakan malu
berinteraksi dengan orang lain
DO.
Kontak mata kurang, ekspresi wajah malu,
sering menunduk saat berinteraksi
2 DO. Keputusasaan
klien mengeluh mual, pusing tidak
tertahankan, batuk, sesak, perut tidak
enak, dan lelah. Klien masuk dengan
diagnosis asma dan gagal jantung
DO.
Saat sakit klien memiliki hambatan dalam
berhubungan dalam kelompok karena
merasa kesulitan untuk bebas melakukan
hal apapun Dan klien tampak lesu, kontak
mata ada meskipun tidak dipertahankan
terus menerus dan sesekali memalingkan
pandangan sambil menunduk
3 DS. Kesiapan peningkatan
Klien beranggapan mengapa harus dirinya konsep diri
yang mendapatkan penyakit tersebut
DO.
4 DS. Isolasi sosial
Klien merasa malu dan sedih karena
keterhambatan dalam membina hubungan
kelompok sosial.
DO.
Klien tampak lesu dan kontak mata
kurang.
C. DIAGNOSA KEPERAWAATAN
1. Harga diri rendah (HDR)
2. Keputusasaan
3. Kesiapan peningkatan konsep diri
4. Isolasi sosial
D. INTERVENSI
Edukasi
1. anjurkan penggunaan
spiritual,jika perlu
2. anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
3. latih penggunaan teknik
relaksasi
4. latih keterampilan sosial,
sesuai kebutuhan
latih mengembangkan
penilaian obyektif