Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa pada Program Profesi Ners
angkatan XLIV
Disusun oleh :
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2022
A. Uraian Kasus
1. IDENTITAS KLIEN
Nama/jenis kelamin Tn. I Umur 32 Tahun
Tgl masuk RS 24 November 2022 No Rekam Medik 095957
Alamat Jl. Cilampeni, 02/05, Pendidikan SD
Cilampeni, Ketapang,
Bandung
Status Perkawinan Belum Menikah Pekerjaan Tidak bekerja
Sumber Data Primer dan RM
Bentuk Tubuh Kurus
2. ALASAN MASUK
Menurut rekam medis, Tn. I dibawa ke rumah sakit jiwa oleh dinas sosial kabupaten
Bandung karena habis menyerang atau memukul tetangga menggunakan sekop. Korban
luka terbukadi wajah dan luka lecet di tangan. Klien sebelumnya suka mengejar ngejar
orang, bicara, ketawa, dan nangis sendiri, bicara tidak nyambung
3. FAKTOR PREDISPOSISI
a. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? (Ya , sebelum dibawa ke RSJ, klien
memang sudah mengalami gangguan jiwa dan tidak menjalani perawatan)
b. Pengobatan sebelumnya kemana: tidak pernah
c. Trauma: tidak terkaji
d. Adakah aggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa? Tidak
e. Adakah pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan? Tidak terkaji
4. FAKTOR PRESIPITASI
Menurut rekam medik: saat masuk klien mengatakan ada bisikan bisikan yang menyuruh
untuk memukul tetangga karena kesal. Namun saat ini klien sering tersenyum, keluar air
liur terus menerus dari mulut, sering tidak nyambung ketika diajak bicara. Sering
mengatakan tidak tahu ketika ditanya. Suaranya seperti dibuat buat kecil melengking. Klien
mondar mandir. Tidak terlihat tindakan agresif ataupun risiko tindakan kekerasan. Klien
terlihat tenang. Ketika dilakukan mengobrol klien tidak dapat diam duduk lama lama dan
gelisah ketika dikerumuni banyak orang.
8. KELUARGA (Genogram)
Keterangan:
: Perempuan : Klien
: Laki Laki : Tinggal Serumah
b. Hubungan Sosial
1. Orang yang Berarti
Klien mengatakan orang yang berarti baginya adalah ibunya
2. Peran Serta dalam Kehidupan Masyarakat/Kelompok
Klien mengatakan hanya dirumah, tidak puya teman, dan hanya sendiri
3. Hambatan dalam Berhubungan dengan Orang Lain
Klien mengatakan malu
1. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi merupakan faktor yang mencetuskan terjadinya gangguan jiwa
pada individu untuk kali yang pertama. Faktor presipitasi merupakan faktor yang
mendorong terjadi gangguan jiwa dalam waktu 6 bulan terakhir.
2. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi merupakan faktor yang melatarbelakangi seseorang
mengalami gangguan jiwa. Faktor predisposisi biasanya terjadi pada 6 bulan
kebelakang.
3. Masalah psikologis
Masalah psikologis seringkali juga disebut sebagai gangguan mental. Yaitu
kondisi kelainan pada seseorang yang mengakibatkan perbedaan pola perilaku,
pikiran hingga emosi yang memengaruhi kehidupan sehari-hari. Gangguan ini
menimbulkan tekanan bagi orang yang mengalaminya. Namun, seringkali orang
yang mengalaminya tidak mendapatkan bantuan medis. Dari beberapa jenis
gangguan psikologis yang ada, berikut adalah beberapa yang umum terjadi.
4. Afek
Afek adalah emosi atau perasaan yang dikemukakan penderita dan dapat diperiksa
atau diamati orang lain. Afek adalah tanda obyektif yang ditemukan pada
pemeriksaan status psikiatri,- berbeda dengan mood (lihat keterangan dibawah)
yang merupakan pengalaman / perasaan subyektif yang dilaporkan oleh penderita.
5. Aktivitas motorik
Kemampuan motorik (gerak) adalah suatu perkembangan unsur kematangan
dalam berbagai keterampilan dan pengendalian gerak tubuh atau jasmaniah
melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf dan otot terkoordinasi. Kemampuan
motorik merupakan kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, otak dan
spinal cord. Perkembangan motorik adalah proses yang sejalan dengan
bertambahnya usia secara bertahap dan berkesinambungan.
6. Konsep diri
Persepsi individu mengenai dirinya sendiri dan hubungannya dengan objek atau
orang lain dalam lingkungannya
7. Citra tubuh
Sikap individu yang disadari maupun tidak terhadap tubuhnya termasuk persepsi
masa lalu atau sekarang mengenai ukuran, fungsi, penampilan dan potensi yang
dimiliki
8. Idenditas diri
Kesadaran seseorang akan siapa dirinya dan apa yang dipertahankannya
9. Ideal diri
Persepsi individu tentang perilakunnya, disesuaikan dengan standar pribadi yang
terkait dengan cita-cita, harapan, dan keinginan, tipe orang yang diidam-idamkan,
dan nilai yang ingin dicapai.
10. Harga diri
Penilaian individu terhadap hasil yang dicapai, dengan cara menganalisis seberapa
jauh perilaku individu tersebut sesuai dengan ideal diri.
11. Proses pikir
Terdiri dari pemahaman, ingatan dan penalaran. Berpikir yang normal yaitu ada
ide, simbol serta tujuan terarah.
12. Isi pikir
Merupakan suatu hal yang ada dipikiran individu
13. Daya tilik diri
Merupakan kemampuan individu dalam menghayati atau menyadari keadaan yang
ada pada dirinya
14. Skizofrenia
Skizofrenia adalah gangguan yang terjadi pada mental sehingga dapat
mempengaruhi pola pikir, sensasi merasakan sesuatu, serta perilaku individu
terhadap suatu kondisi
15. Risperidone
Golongan Antipsikotik. Obat untuk mengurangi gejala afektif (depresi, perasaan
bersalah, cemas) yang berhubungan dengan skizofrenia
16. Isolasi sosial
Merupakan kesendirian yang dialami oleh individu dan dianggap timbul karena
orang lain serta sebagai suatu keadaan negatif atau mengancam
3. Kemungkinan masalah psikosa apa saja yang dapat terjadi pada klien?
Jelaskan!
Jawab:
Menurut Stuart and Sundeen 1998, salah satu gangguan berhubungan sosial
diantaranya perilaku menarik diri atau isolasi sosial yang disebabkan oleh
perasaan tidak berharga, yang bisa dialami klien dengan latar belakang yang
penuh dengan permasalahan, ketegangan, kekecewaan dan kecemasan. Perasaan
tidak berharga menyebabkan klien makin sulit dalam mengembangkan
hubungan dengan ornag lain. Akibatnya klien menjadi regresi atau mundur,
mengalami penurunan dalam aktivitas dan kurangnya perhatian terhadap
penampilan dan kebersihan diri. Klien semakin tenggelam dalam perjalana dan
tingkah laku primitif antara lain pembicaraan yang autistik dan tingkah laku
yang tidak sesuai dengan kenyataan, sehingga berakibat lanjut menjadi
halusinasi.
6. Apa saja yang harus dievaluasi ? dan bagaimana rencana tindak lanjutnya?
Jawab:
Adapun hal - hal yang harus dievaluasi pada klien dengan gangguan psikologis
isolasi sosial yaitu sebagai berikut:
• Penurunan tanda dan gejala isolasi sosial
• Peningkatan kemampuan klien dalam bersosialisasi
• Peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat klien.
Adapun rencana tindak lanjut (Discharge Planning) pada klien isolasi sosial yaitu
sebagai berikut:
• Menjelaskan rencana persiapan pasca rawat di rumah untuk memandirikan
klien
• Menjelaskan rencana tindak lanjut perawatan dan pengobatan
• Melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan.
Hal-hal yang dapat mempengaruhi terjadinya isolasi sosial dalam Erita et al.,
(2019), meliputi:
• Faktor Biologis
Hal yang dikaji pada faktor biologis meliputi adanya faktor herediter
dimana ada riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
Adanya risiko bunuh diri, riwayat penyakit atau trauma kepala, dan
riwayat penggunaan NAPZA. Selain itu ditemukan adanya kondisi
patologis otak, yang dapat diketahui dari hasil pemeriksaan struktur
otak melalui pemeriksaan CT Scan dan hasil pemeriksaan MRI untuk
melihat gangguan struktur dan fungsi otak.
• Faktor Psikologis
Pasien dengan masalah isolasi sosial, seringkali mengalami kegagalan
yang berulang dalam mencapai keinginan/harapan, hal ini
mengakibatkan terganggunya konsep diri, yang pada akhirnya akan
berdampak dalam membina hubungan dengan orang lain. Koping
individu yang digunakan pada pasien dengan isolasi sosial dalam
mengatasi masalahnya, biasanya maladaptif. Koping yang biasa
digunakan meliputi: represi, supresi, sublimasi dan proyeksi. Perilaku
isolasi sosial timbul akibat adanya perasaan bersalah atau menyalahkan
lingkungan, sehingga pasien merasa tidak pantas berada diantara orang
lain di lingkungannya.
- Kurangnya kemampuan komunikasi, merupakan data pengkajian
keterampilan verbal pada pasien dengan masalah isolasi sosial, hal
ini disebabkan karena pola asuh yang keluarga yang kurang
memberikan kesempatan pada pasien untuk menyampaikan
perasaan maupun pendapatnya. Kepribadian introvert merupakan
tipe kepribadian yang sering dimiliki pasien dengan masalah isolasi
sosial.
- Kegagalan dalam melaksanakan tugas perkembangan
perkembangan akan mengakibatkan individu tidak percaya diri,
tidak percaya pada orang lain, ragu, takut salah, pesimis, putus asa
terhadap hubungan dengan orang lain, menghindar dari orang lain,
tidak mampu merumuskan keinginan, dan merasa tertekan. Kondisi
diatas, dapat menyebabkan perilaku tidak ingin berkomunikasi
dengan orang lain, menghindar dari orang lain, lebih menyukai
berdiam diri sendiri, kegiatan sehari-hari terabaikan
• Faktor Sosial budaya
Faktor predisposisi sosial budaya pada pasien dengan isolasi sosial,
seringkali diakibatkan karena pasien berasal dari golongan sosial
ekonomi rendah hal ini mengakibatkan ketidakmampuan pasien dalam
memenuhi kebutuhan. Kondisi tersebut memicu timbulnya stres yang
terus menerus, sehingga fokus pasien hanya pada pemenuhan
kebutuhannya dan mengabaikan hubungan sosialisasi dengan
lingkungan sekitarnya. Faktor usia merupakan salah satu penyebab
isolasi sosial hal ini dikarenakan rendahnya kemampuan pasien dalam
memecahkan masalah dan kurangnya kematangan pola berpikir. Pasien
dengan masalah isolasi sosial umumnya memiliki riwayat penolakan
lingkungan pada usia perkembangan anak, sehingga tidak mampu
menyelesaikan masalah tugas perkembangannya yaitu berhubungan
dengan orang lain. Pengalaman tersebut menimbulkan rasa kurang
percaya diri dalam memulai hubungan, akibat rasa takut terhadap
penolakan dari lingkungan.Tingkat pendidikan merupakan salah satu
tolok ukur kemampuan pasien berinteraksi secara efektif. Karena faktor
pendidikan sangat mempengaruhi kemampuan dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapi. Pasien dengan masalah isolasi sosial biasanya
memiliki riwayat kurang mampu melakukan interaksi dan
menyelesaikan masalah, hal ini dikarenakan rendahnya tingkat
pendidikan pasien.
2. Faktor Presipitasi
Ditemukan adanya riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis atau kelainan
struktur otak. Faktor lainnya pengalaman abuse dalam keluarga. Penerapan
aturan atau tuntutan di keluarga atau masyarakat yang sering tidak sesuai
dengan pasien dan konflik antar masyarakat. Selain itu Pada pasien yang
mengalami isolasi sosial, dapat ditemukan adanya pengalaman negatif pasien
yang tidak menyenangkan terhadap gambaran dirinya, ketidakjelasan atau
berlebihnya peran yang dimiliki serta mengalami krisis identitas.
c. Psikopatologi
Faktor predisposisi/presipitasi > Gangguan perkembangan > Stressor internal dan
eksternal > Koping individu tidak efektif >Perubahan perilaku psikososial > Isolasi
Sosial
d. Tanda Gejala Isolasi Sosial
Menurut PPNI (2016) tanda gejala ansietas dapat dibedakan menjadi 2 yaitu tanda
gejala mayor dan minor seperti sebagai berikut:
a. Tanda Gejala Mayor
• Objektif
1. Menarik diri
2. Tidak meminta atau menolak berinteraksi dengan orang lain atau
lingkungan
• Subjektif
1. Merasa ingin sendirian
2. Merasa tidak aman ditempat umum
b. Tanda Gejala Minor
• Objektif
1. Afek datar
2. Afek sedih
3. Riwayat ditolak
4. Menunjukan permusuhan
5. Tidak mampu memenuhi harapan orang lain
6. Kondisi difabel
7. Tindakan tidak berarti
8. Tidak ada kontak mata
9. Perkembangan terlambat tidak bergairah atau lesu
• Subjektif
1. Merasa berbeda dengan orang lain
2. Merasa asyik dengan pikiran sendiri
3. Merasa tidak mempunyai tujuan yang jelas.
e. Nursinng Care Plan