Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS

Asuhan Keperawatan Antenatal pada Ny I dengan KPD di Ruang


Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pada Stase Keperawatan Maternitas
Program Profesi Ners XLIV

Ruang:

PONEK

Dosen Pembimbing:

Sukmawati, S.Sos., S.Kep., Ners., M.Kes

Gita Amoria Haelena Wibowo

220112220003

PROGRAM PROFESI NERS XLIV


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2022/2023
A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
1) Identitas Pasien

Nama : Ny.I
No RM : 736424
Umur : 38 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Limbangan, Garut
Status Pernikahan : Menikah
Pendidikan : SLTP
Bahasa Ibu : Bahasa Sunda
Warga Negara : Indonesia
Tanggal Masuk RS : 05 November 2022
Tanggal dikaji : 05 November 2022

2) Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn.S
Umur 40 Tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Hubungan dengan Klien : Suami

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluar darah dari jalan lahir
b. Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada tanggal 05 November pukul 20.00 WIB pasien dirujuk ke Ponek


RSUD Dr Slamet akibat keluar darah dari jalan lahir. Saat dilakukan
pengkajian pasien mengatakan keluar darah sejak pukul 15.00 sore hari dan
langsung dilarikan ke Puskesmas terdekat. Menurut penuturan dari pihak
Puskesmas, usia kehamilan pasien sudah menginjak 38 weeks dengan kondisi
gemelli disertai dengan distress janin. Selain itu, pasien juga mengeluh mulas,
nyeri serta tampak tegang dan gelisah.

c. Pengkajian Nyeri (PQRST)

P : Pasien mengatakan nyeri dirasakan bersamaan dengan


darah yang keluar dari jalan lahir dibarengi dengan
kontraksi dan perasaan mulas. Pasien juga mengatakan jika
nyeri berkurang jika kontraksi hilang.
Q : Pasien mengatakan bahwa nyeri yang dirasakan terasa
seperti ditekan dengan kuat
R : Nyeri timbul pada area perineum.
S : Skala nyeri
T : Nyeri muncul saat pasien mulai merasakan kontraksi.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Berdasarkan penuturan dari pasien dan keluarga tidak ada penyakit
tertentu yang diderita oleh pasien.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Berdasarkan penuturan keluarga, mengatakan bahwa tidak ada
keluarga yang memiliki Riwayat penyakit yang sama dengan pasien
f. Riwayat Pemeriksaan ANC
Ny. I mengatakan selama kehamilan pemeriksaan dilakukan secara
rutin setiap bulan pada saat posyandu. Ny. E mengatakan 9 kali melakukan
pemeriksaan
g. Riwayat Infertilitas
Ny.I mengatakan bahwa tidak ada gangguan infertilitas selama masa
kehamilan, baik dari hamil anak pertama sampai dengan kehamilan yang
sekarang
h. Riwayat Menstruasi
Pasien menarche pada usia 16 tahun, menstruasi teratur setiap bulan,
lamanya menstruasi sekitar 1 minggu.
i. Taksiran Partus
HPHT : 27 Februari 2022
HPL : 6 November 2022
j. Riwayat Kehamilan Sekarang
Kehamilan pasien saat ini yaitu G8P7A0, kehamilan multigravida.
Usia kehamilan sudah melebihi HPL, pasien direncanakan melahirkan normal.
Selama kehamilan yang sekarang Ny. I mengatakan tidak terdapat keluhan-
keluhan yang sampai mengganggu, hanya keluhan mual dan muntah di
trimester awal tetap tidak mengganggu asupan nutrisinya.
k. Riwayat ADL
l. Riwayat Kehamilan/Gestasi dan Persalinan
Pemeriksaan Sebelum Sakit
Nutrisi
 Makan 3x sehari

 Nasi, daging ayam, telur


 Sering merasa mual pada
trimester pertama

Cairan dan Elektrolit


Pasien dapat melakukan pemenuhan
cairan dan elektrolit secara mandiri

Pemenuhan cairan melalui Ciaran


elektrolit Ringer laktat yang
diberikan melalui infus
Eliminasi

 1-2 kali sehari


 Konsistensi feses padat, lembek
 Warna feses kuning kecoklatan
BAK
 Frekuensi  <5 kali sehari

 Keluhan
Istirahat dan Tidur
Pasien tidur dengan durasi 8 jam
(tidur pukul 9/10 malam, bangun
pukul 6 pagi)

Pasien banyak melakukan bedrest


karena usia kehamilannya yang
semakin membesar sehingga pasien
membatasi aktivitasnya
Personal Hygiene
 Mandi dan gosok gigi
Mampu melakukan self – care secara
 Berpakaian
mandiri
 Berhias
 Keluhan
- - Anak pertama (berusia 22 tahun, partus pada usia kehamilan 9 bulan
secara normal di Bidan Desa)
- Anak kedua (berusia 20 tahun, partus pada usia kehamilan 9 bulan secara
normal di dukun beranak)
- Anak ketiga (berusia 17 tahun, partus pada usia kehamilan 9 bulan secara
normal di Bidan Desa)
- Anak keempat (berusia 16 tahun, partus pada usia kehamilan 9 bulan
secara normal di Bidan Desa)
- Anak kelima (berusia 13 tahun, partus pada usia kehamilan 9 bulan secara
normal di Bidan Desa)
- Anak keenam (berusia 9 tahun, partus pada usia kehamilan 9 bulan secara
normal di Bidan Desa)
- Anak ketujuh (berusia 7 tahun, partus pada usia kehamilan 9 bulan secara
normal di Bidan Desa).
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
(1) Kesadaran : Composmentis
(2) Orientasi : orientasi penuh
b. Tanda – Tanda Vital

(1) Temperatur : 37,8 ºC


(2) Denyut Nadi : 96 x/menit
(3) Respirasi : 26 x/menit
(4) Tekanan Darah : 120/80 mmhg
(5) SpO2 : 99%
c. Antropometri
(1) Berat Badan Sebelum : 50 Kg
hamil
(2) Berat Badan hamil : 63 Kg
(3) Tinggi Badan : 150 cm
(4) Lingkar Lengan Atas : 26 cm
(5) Lingkar Panggul : 103
d. Pengkajian Gestasi:

(1) TFU : 40 cm
(2) Leopold I : bagian fundus teraba
bokong
(3) Leopold II : BJA I puki bawah (DJJ
165 x/menit), BJA II puka
atas (DJJ 158 x/menit)
(4) Leopolod III : persentase bawah teraba
kepala, sudah masuk PAP
(5) Leopold IV : Divergen 4/5
(6) His : 2 kali (10 detik, 15
detik)
(7) Pembukaan :2
(8) Portio : tebal lunak
(9) Ketuban : air ketuban keluar dari
jalan lahir
(10) Payudara : Aerola hiperpigmentasi,
terdapat pengeluaran
kolostrum

e. Pemeriksaan persistem

1) Sistem Kardiovaskuler : Bentuk kedua belah dada


simetris, konjunctiva tidak
anemis, kulit tidak sianosis,
nyeri dada (-) jika batuk, TD
120/80 mmhg, irama jantung
regular, suara jantung normal
(S1/S2 tunggal)

2) Sistem Respirasi : Pergerakan dada simetris kiri


kanan, RR 26 x/menit, irama
napas ireguler, kesulitan
bernapas (-), retraksi dinding
dada (-), suara paru normal,
aerola hiperpigmentasi
3) Sistem Imun : Lesi pada kulit (+), memar (-),
purpura (-), dermatitis (-), rash
edema (-), pembesaran nodus
limpa dileher (-), nyeri kepala
(-), migraine (-), ataxia (-),
tetani (-), splenosis.
4) Sistem Hematologi : Konjungtiva tidak anemis

5) Sistem Endokrin : Struktur wajah normal, edema


periorbital (-), leher simetris,
hipopigmentasi (-),
hiperpigmentasi (-),
pertumbuhan rambut pada
wajah tidak berlebihan,
pembesaran tiroid (-),
pembesaran kelenjar getah
bening (-), refleks tendon
(biceps, trices, patella) normal,
sensitivitas terhadap nyeri,
suhu, dan sentuhan baik.
6) Sistem Pencernaan : Lesi di lidah (-), pergerakan
lidah normal, nyeri menelan (-),
kesulitan menelan (-),
pembesaran tonsil (-), tidak ada
lesi diperut, bising usus 15
x/menit, nyeri tekan abdomen
(+), nyeri tekan epigastric (+),
terdapat stretch mark pada area
abdomen, terdapat linea nigra
pada area abdomen
7) Sistem : Ukuran otot normal, suhu akral
Muskuloskeletal hangat, pergerakan sendi bebas,
kekuatan otot 5 (ekstremitas
atas bawah kanan kiri), nyeri
tulang (-), gerakan aktif dan
pasif, edema (-), pergerakan
ROM normal, terdapat
peregangan pada otot – otot
perut akibat kontraksi yang
dialami oleh pasien
8) Sistem Perkemihan : Kemampuan berkemih spontan,
nyeri CVA (-), kandung kemih
datar, nyeri tekan kandung
kemih (-)
9) Sistem Persepsi Sensori : Pendengaran normal,
penglihatan normal, penciuman
normal, pupil isokor, refleks
kedip (+), tidak ada lesi pada
kulit wajah, bentuk simetris.
10) Sistem Integumen : Warna kulit sama dengan
bagian tubuh yang lain, lesi
pada kulit (-), kulit lembab,
memar pada kulit (-), suhu kulit
hangat, turgor kulit baik, pitting
edema (-), penyebaran rambut
merata, warna rambut hitam,
kepala tidak ada ketombe, nyeri
tekan kepala (-), rambut tidak
mudah rontok, bentuk kuku
normal, CRT < 2 detik.
B. ANALISA DATA

Data yang Menyimpang Etiologi Masalah Keperawat


DO: Ibu hamil Nyeri Akut
- Pasien terlihat
tegang dan gelisah perubahan fisiologis
- Pasien tampak
berkeringat peningkatan massa

- TD : 120/80 mmHg diabdomen


- Nadi : 96 x/menit
- Respirasi : penekanan lumbal
26x/menit syaraf
DS:
- Pasien mengatakan merangsang reseptor

nyeri dan mulas nyeri perifer

- Pasien mengatakan
nyeri yang dirasakan implus nyeri ke otak

dibagian perut dan


Nyeri Akut
pinggang
- Pasien mengatakan
nyeri berskala 7

DO: ibu hamil Ansietas


- Pasien terlihat
tegang dan gelisah terjadi perubahan
- Pasien tampak mood pada ibu hamil
berkeringat
- TD : 120/80 mmHg
- Nadi : 96 x/menit perubahan psikologis

- Respirasi :
26x/menit
timbul perasaan
DS:
khawatir terhadap
- Pasien mengatakan
kehamilannya
dirinya merasa
cemas akan proses
Ansietas
kelahiran yang akan
dilaluinya
- Pasien merasa
tegang akibat nyeri
yang dirasakannya
DO: Partus lama Resiko perdarahan
- Riwayat kehamilan
G8P7A0 Hamil kembar/gemelli
- Kondisi kehamilan
gemelli Peningkatan
- Ketuban pecah dini kebutuhan energi
- Terdapat keluaran
darah dari jalan Uterus kelelahan

lahir
DS: Kontraksi rahim

- Pasien mengatakan lemah/lembek setelah

terdapat keluaran melahirkan (atonoia

darah dari jalan uteri)

lahir
Terbukanya pembuluh
- Pasien mengatakan
darah besar pada
terdapat keluaran
bekas insersi plasenta
air ketuban smrs

Resiko perdarahan

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik ditandai dengan pasien
mengeluh nyeri
2. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
3. Resiko perdarahan ditandai dengan komplikasi kehamilan
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
(Nursing Care Plan)

Nama Pasien : Ny I Ruangan : Ponek


No Medrek : 736424 Nama Mahasiswa : Gita Amoria Haelena W

Diagnosa Perencanaan
No Implementasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. D. 0077 L. 08063 Kontrol 1.08238
Nyeri Manajemen Nyeri Observasi Observasi
a. Untuk mengetahui a. Mengkaji
Nyeri akut
Setelah dilakukan Tindakan : lokasi, durasi, lokasi,durasi,frekuensi,
berhubungan dengan Tindakan keperawat Observasi frekuensi, karakteristik, kualitas, skala
selama 1x24 jam a. Identifikasi lokasi, karakteristik, kualitas, dan intensitas nyeri
agen pencedera fisik karakteristik, durasi,
diharapkan tingkat dan intensitas nyeri b. Menilai keberhasilan terapi
ditandai dengan pasien nyeri berkurang dan frekuensi, kualitas, pada pasien yang telah diberikan dan
kontrol nyeri intensitas nyeri b. Untuk mengetahui bertanya apakah nyeri
mengeluh nyeri
meningkat dengan b. Identifikasi skala nyeri skala nyeri pasien berkurang
kriteria hasil: c. Identifikasi respons c. Untuk megetahui Terapeutik
nyeri non-verbal d. kondisi psikologis a. Memberikan teknik non
a. Durasi, frekuensi, Identifikasi faktor yang pasien farmakologis berupa teknik
karakteristik, memperberat dan d. Untuk mengetahui relaksasi napas dalam
kualitas, dan memperingan nyeri kualitas nyeri yang b. Memberikan posisi semi
intensitas nyeri Terapeutik fowler
dirasakan
c. Memfasilitasi pasien untuk
berkurang a. Berikan teknik Terapeutik istiharahat dan tidur
b. Nyeri terkontrol nonfarmakologis untuk a. Untuk mengurangi
c. Pergerakan mengurangi rasa nyeri dan Edukasi
ekstremitas
meningkat rasa nyeri (mis. TENS, memberikan rasa a. Menjelaskan strategi
d. Mampu hypnosis, akupresur, rileks pada pasien meredakan nyeri berupa
menggunakan terapi musik, b. Untuk memberikan teknik relaksasi napas
teknik non biofeedback, terapi kenyamanan pada dalam, pursed lip breathing,
farmakologi pijat, aromaterapi, pasien pijat punggung dan
teknik imajinasi c. Untuk membantu kompres air hangat
terbimbing, kompres pasien agar dapat a. Mengajarkan teknik
hangat/dingin, terapi istirahat dan tidur relaksasi nafas dalambatuk
bermain) d. Untuk membantu efektif
Kontrol lingkungan meredakan nyeri
yang memperberat rasa dengan menggunakan
nyeri (mis. suhu teknik yang tepat
ruangan, pencahayaan, Edukasi
kebisingan) a. Memberikan
Fasilitasi istirahat dan pemahaman terkait
tidur nyeri
Pertimbangkan jenis b. Memberikan
dan sumber nyeri dalam pemahanan terkait
pemilihan strategi manajemen nyeri
meredakan nyeri. c. Memberikan
Edukasi pemahanan terkait
a. Jelaskan penyebab, cara meredakan nyeri
periode dan pemicu melalui teknik non-
nyeri farmakologi
b. Jelaskan strategi Kolaborasi
meredakan nyeri a. Untuk meredakan
c. Anjurkan memonitor nyeri secara
nyeri secara mandiri farmakologi
d. Anjurkan menggunakan
analgetic secara tept
e. Ajarkan teknik non
farmakologi untuk
mengurasi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik (jika perlu)
2. D. 0080 L. 09093 Tingkat Reduksi Ansietas
Ansietas
Ansietas berhungan Observasi Observasi Observasi
dengan krisis Setelah dilakukan a. indentifikasi saat tingkat a. Untuk mengetahui a. mengindentifikasi saat
Tindakan keperawat ansietas berubah tingkat ansietas tingkat ansietas berubah
situasional selama 1x24 jam b. identifikasi kemampuan pasien b. mengidentifikasi kemampuan
diharapkan tingkat mengambil keputusan b. Untuk mengambil keputusan
ansietas menurun c. monitor tanda – tanda memastikan c. monitoring tanda – tanda
dengan kriteria hasil: ansietas bahwa pasien ansietas
Terapeutik dapat kooperatif Terapeutik
a. Verbalisasi a. ciptakan suasana c. Untuk mengetahui a. menciptakan suasana
khawatir terapeutik untuk kondisi ansietas terapeutik untuk
terhadap menumbuhkan pasien menumbuhkan kepercayaan
kondisi yang kepercayaan Terapeutik b. menemani pasien untuk
dihadapi b. temani pasien untuk a. Memberikan mengurangi kecemasan
menurun mengurangi kecemasan kenyamanan pada c. menggunakan pendekatan
b. Perilaku c. gunakan pendekatan pasien yang tenang dan meyakinkan
gelisah yang tenang dan b. Memberikan Edukasi
menurun meyakinkan ketenangan kepada a. menjelaskan prosedur
c. Perilaku Edukasi pasien dalam termasuk sensasi yang
tegang a. Jelaskan prosedur menghadapi mungkin dialami
menurun termasuk sensasi yang ansietasnya b. menganjurkan keluarga untuk
Edukasi tetap Bersama pasien
mungkin dialami a. Memberikan c. memberikan kegiatan
b. Anjurkan keluarga informasi terkait pengalihan untuk mengurangi
untuk tetap Bersama pentingnya ketegangan
pasien mengurangi ansietas d. mengajarkan latihan leknik
c. Latih kegiatan yang dirasakan relaksasi seperti relaksasi
pengalihan untuk b. Agar pasien pasien nafas dalam
mengurangi ketegangan dapat meminimalisir
d. Latih Teknik relaksasi kondisi asientas
seperti relaksasi nafas yang terjadi
dalam c. Memberikan
ketenangan kepada
pasien

3. D.0012 L.02017 Tingkat Pencegahan Perdarahan Pencegahan Perdarahan


Resiko perdarahan Perdarahan Observasi Observasi Observasi
ditandai dengan a. Monitor tanda dan Untuk mengetahui resiko a. Monitoring tanda dan gejala
gejala perdarahan serta tanda gejala dari perdarahan
komplikasi kehamilan Setelah dilakukan
b. Monitor nilai terjadinya perdarahan b. Monitoring nilai
tindakan keperawatan haemoglobin dan Terapeutik haemoglobin dan
hematokrit Untuk membatasi hematokrit
selama 1x24 jam
c. Monitor TTV aktivitas yang c. Monitoring TTV
diharapkan tingkat d. Monitor status memungkinkan dapat Terapeutik
koagulasi memicu terjadinya c. Anjurkan pasien untuk
perdarahan menurun
Terapeutik perdarahan bedrest
dengan kriteria hasil: a. Pertahankan bedrest Edukasi d. Membatasi tindakan
b. Batasi tindakan a. Agar pasien dan invasive
a. haemoglobin
invasive keluarga dapat Edukasi
membaik Edukasi segera melapor jika a. Menjelaskan tanda dan
a. Jelaskan tanda dan terjadi perdarahan gejala perdarahan
b. hematokrit gejala perdarahan b. Untuk menghindari b. Menganjurkan pasien
b. Anjurkan terjadinya resiko untuk meningkatkan
membaik
meningkatkan asupan perdarahan asupan cairan untuk
cairan untuk c. Untuk menghindari menghindari konstipasi
menghindari terjadinya c. Menganjurkan pasien
konstipasi pembekuan atau untuk meningkatkan
c. Anjurkan penggumpalan asupan makanan dan vit.K
menghindari aspirin darah d. Menganjurkan pasien dan
atau antikoagulan d. Memberikan asupan keluara untuk segera
d. Anjurkan energi pada pasien melapor jika terjadi
meningkatkan asupan e. Agar perdarahan perdarahan
makanan dan vit.K dapat segera Kolaborasi
e. Anjurkan untuk ditangani dan a. Kolaborasi pemberian
segera melapor jika menghindari obat pengontrol
terjadi perdarahan terjadinya pendarahan
Kolaborasi komplikasi b. Kolaborasi pemberian
a. Kolaborasi pemberian Kolaborasi produk darah (jika perlu)
obat pengontrol Untuk menghindari
pendarahan terjadinya komplikasi
b. Kolaborasi pemberian perdarahan seperti
produk darah (jika anemia dan syok
perlu) hipovolemik
CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny.I Ruangan : Ponek


No Medrek : Nama Mahasiswa : Gita Amoria Haelena W

No Tanggal No Implementasi Respon Paraf


DX
1. 05 November 2022 1 - Mendengarkan
Observasi - Memahami
a. Mengkaji - Mempraktekkan
lokasi,durasi,frekuensi,
karakteristik, kualitas, skala
dan intensitas nyeri
b. Menilai keberhasilan terapi
yang telah diberikan dan
bertanya apakah nyeri
berkurang
c. Monitor DJJ setiap 15 menit
d. Monitor gerak janin
Terapeutik
a. Memberikan teknik non
farmakologis berupa teknik
relaksasi napas dalam
b. Memberikan posisi semi
fowler
c. Memfasilitasi pasien untuk
istiharahat dan tidur

Edukasi
a. Menjelaskan strategi
meredakan nyeri berupa
teknik relaksasi napas dalam,
pursed lip breathing, pijat
punggung dan kompres air
hangat
b. Mengajarkan teknik relaksasi
nafas dalambatuk efektif
2. 05 November 2022 2 - Mendengarkan
- Memahami
Observasi - Mempraktekkan
a. mengindentifikasi saat
tingkat ansietas berubah
b. mengidentifikasi
kemampuan mengambil
keputusan
c. monitoring tanda – tanda
ansietas
Terapeutik
a. menciptakan suasana
terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
b. menemani pasien untuk
mengurangi kecemasan
c. menggunakan pendekatan
yang tenang dan meyakinkan
Edukasi
a. menjelaskan prosedur
termasuk sensasi yang
mungkin dialami
b. menganjurkan keluarga
untuk tetap bersama pasien
c. memberikan kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
d. mengajarkan latihan leknik
relaksasi seperti relaksasi
nafas dalam
3. 05 November 2022 3 - Mendengarkan
Observasi - Memahami
a. Monitoring tanda dan - Mempraktekkan
gejala perdarahan
b. Monitoring nilai
haemoglobin dan
hematokrit
c. Monitoring TTV
Terapeutik
a. Anjurkan pasien untuk
bedrest
b. Membatasi tindakan
invasive
Edukasi
a. Menjelaskan tanda dan
gejala perdarahan
b. Menganjurkan pasien untuk
meningkatkan asupan cairan
untuk menghindari
konstipasi
c. Menganjurkan pasien untuk
meningkatkan asupan
makanan dan vit.K
d. Menganjurkan pasien dan
keluara untuk segera
melapor jika terjadi
perdarahan
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
obat pengontrol
pendarahan
b. Kolaborasi pemberian
produk darah (jika perlu)

Evidance Based Practice

No Nama Peneliti, Judul Penelitian Jenis Penelitian Sampel Hasil


Tahun
1. Novita, Rompas Pengaruh Teknik Pre-experiment with one seluruh ibu inpartu di uadanya Pengaruh
& Bataha (2017) Relaksasi Nafas group pretest-post design Puskesmas Bahu Kota Teknik Relaksasi
Dalam Trhadap Manado, pada bulan Nafas Dalam
Respon Nyeri Pada Juli-September 2016 Terhadap Respon
Ibu Inpartu Kala I berjumlah 26 orang Nyeri Pada Ibu
Fase Aktif Di Inpartu Kala I Fase
Puskesmas Bahu Kota Aktif di Puskesmas
Manado Bahu Kota Manado
2. Laili & Wartini Pengaruh Teknik Cross-sectional with one Sebanyak 16 ibu hamil Hasil penelitian
(2018) Relaksasi Nafas group pre- post test design usia kehamilan menunjukkan bahwa
Dalam Terhadap Trimester III (≥28 terdapat pengaruh
Kecemasan Dalam minggu) yang pemberian Teknik
Menghadapi mengalami kecemasan relaksasi nafas
Persalinan Pada Ibu di wilayah kerja dalam terhadap
Hamil Puskesmas Kota Kediri tingkat kecemasan
dalam menghadapi
persalinan pada ibu
hamil
Selama kala I persalinan normal, nyeri bisa diakibatkan oleh kontraksi involunter otot
uteri. Kontraksi cenderung dirasakan di punggung bawah pada awal persalinan. Sensasi nyeri
melingkari batang tubuh bawah, yang mencakup abdomen dan punggung. Kontraksi
umumnya berlangsung sekitar 45 sampai 90 detik. Ketika persalinan mengalami kemajuan,
intensitas setiap kontraksi meningkat, menghasilkan intensitas nyeri yang lebih besar. Nyeri
persalinan dapat dikendalikan dengan 2 metode yaitu farmakologis dan non farmakologis.
Metode penghilang rasa nyeri secara farmakologis adalah dengan menggunakan obat-obatan
kimiawi, sedangkan metode non farmakologis dilakukan secara alami tanpa menggunakan
obat-obatan kimiawi yaitu dengan melakukan teknik relaksasi yang mencakup relaksasi napas
dalam, relaksasi otot, masase, musik dan aromaterapi (Tetti & Cecep, 2015). Teknik relaksasi
nafas dalam merupakan salah satu cara untuk mengurangi rasa nyeri pada ibu bersalin secara
non farmakologis. Dengan menarik nafas dalam-dalam pada saat ada kontraksi dengan
menggunakan pernapasan dada melalui hidung akan mengalirkan oksigen ke darah yang
kemudian dialirkan keseluruh tubuh akan mengeluarkan hormon endorphin yang merupakan
penghilang rasa sakit yang alami didalam tubuh.

Penanganan nyeri dengan melakukan teknik relaksasi merupakan tindakan


keperawatan yang dilakukan untuk mengurangi nyeri. Beberapa penelitian telah
menunjukkan bahwa relaksasi nafas dalam sangat efektif dalam menurunkan nyeri pasca
operasi (Aini & Reskita, 2018). Teknik relaksasi dapat menurunkan nyeri dengan
merilekskan ketegangan otot yang menunjang nyeri. Teknik relaksasi terdiri atas nafas
abdomen dengan frekuensi lambat, berirama. Pasien dapat memejamkan matanya dan
bernafas dengan perlahan dengan nyaman (Aini & Reskita, 2018). Smeltzer & Bare (2002)
menyatakan bahwa penanganan nyeri dengan non farmakologi dengan melakukan teknik
relaksasi merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengurangi nyeri. teknik
relakasasi nafas dalam adalah salah satu terapi nonfarmakologi.

Terapi ini dilakukan untuk mengoptimalkan efek dariterapi farmakologi yang


diberikan kepada pasien. Menurut Igiany (2018) yang berjudul Perbedaan nyeri pada pasien
pasca bedah fraktur ekstremitas sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi napas dalam,
hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian teknik relaksasi napas dalam dapat
menurunkan intensitas nyeri lebih besar dibandingkan responden yang tidak diberikan
perlakuan teknik relaksasi napas dalam sehingga dapat dikatakan terdapat perbedaan nyeri
pasien fraktur ekstremitas antara sebelum dan sesudah dilakukan teknik relaksasi napas
dalam.

Penurunan intensitas nyeri disebabkan karena teknik relaksasi nafas dalam dapat
merangsang tubuh untuk mengeluarkan opioid endogen sehingga dapat menurunkan persepsi
nyeri pasien. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aslidar, (2016) menunjukkan
bahwa teknik relaksasi nafas dalam mampu menurunkan intensitas nyeri pada pasien post
operasi fraktur, dikarenakan dengan relaksasi nafas dalam dapat merileksasikan ketegangan
otot yang mendukung rasa nyeri, sehingga nyeri yang dirasakan oleh responden dapat
berkurang.

Selain itu faktor yang mendukung keberhasilan teknik relaksasi nafas dalam guna
untuk menurunkan intensitas nyeri adalah tahapan relaksasi nafas dalam, yang baik dan
benar, tingkat konsentrasi individu dan lingkungan yang nyaman. Teknik relaksasi nafas
dalam dengan menarik dan menghembuskan napas secara teratur sesuai instruksi dan dapat
memberikan perasaan rileks atau nyaman yang pada akhirnya akan meningkatkan toleransi
persepsi responden dalam menurunkan rasa nyeri yang dialami.
Referensi:

Aini, L., & Reskita, R. (2018). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam terhadap Penurunan
Nyeri pada Pasein Fraktur. Jurnal Kesehatan, 9(2), 262-266

Igiany, P. D. (2018). Perbedaan Nyeri Pada Pasien Pasca Bedah Fraktur Ekstremitas Sebelum
Dan Sesudah Dilakukan Teknik Relaksasi Napas Dalam. Jurnal Manajemen
Informasi Dan Administrasi Kesehatan, 1(1).

Laili, F., & Wartini, E. (2018). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Kecemasan Dalam Menghadapi Persalinan Pada Ibu Hamil. Jurnal Kebidanan
Malahayati, 3(3).

Novita, K. R., Rompas, S., & Bataha, Y. B. (2017). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Trhadap Respon Nyeri Pada Ibu Inpartu Kala I Fase Aktif Di Puskesmas Bahu Kota
Manado. Jurnal Keperawatan, 5(1).

PPNI, P. I. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. In academia.edu.


https://www.academia.edu/download/64914656/adoc.pub_standar_diagnosis_keperaw
atan_ indonesia.pdf

Anda mungkin juga menyukai