Ruang:
PONEK
Dosen Pembimbing:
220112220003
Nama : Ny.I
No RM : 736424
Umur : 38 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Limbangan, Garut
Status Pernikahan : Menikah
Pendidikan : SLTP
Bahasa Ibu : Bahasa Sunda
Warga Negara : Indonesia
Tanggal Masuk RS : 05 November 2022
Tanggal dikaji : 05 November 2022
Nama : Tn.S
Umur 40 Tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Hubungan dengan Klien : Suami
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluar darah dari jalan lahir
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan
Istirahat dan Tidur
Pasien tidur dengan durasi 8 jam
(tidur pukul 9/10 malam, bangun
pukul 6 pagi)
(1) TFU : 40 cm
(2) Leopold I : bagian fundus teraba
bokong
(3) Leopold II : BJA I puki bawah (DJJ
165 x/menit), BJA II puka
atas (DJJ 158 x/menit)
(4) Leopolod III : persentase bawah teraba
kepala, sudah masuk PAP
(5) Leopold IV : Divergen 4/5
(6) His : 2 kali (10 detik, 15
detik)
(7) Pembukaan :2
(8) Portio : tebal lunak
(9) Ketuban : air ketuban keluar dari
jalan lahir
(10) Payudara : Aerola hiperpigmentasi,
terdapat pengeluaran
kolostrum
e. Pemeriksaan persistem
- Pasien mengatakan
nyeri yang dirasakan implus nyeri ke otak
- Respirasi :
26x/menit
timbul perasaan
DS:
khawatir terhadap
- Pasien mengatakan
kehamilannya
dirinya merasa
cemas akan proses
Ansietas
kelahiran yang akan
dilaluinya
- Pasien merasa
tegang akibat nyeri
yang dirasakannya
DO: Partus lama Resiko perdarahan
- Riwayat kehamilan
G8P7A0 Hamil kembar/gemelli
- Kondisi kehamilan
gemelli Peningkatan
- Ketuban pecah dini kebutuhan energi
- Terdapat keluaran
darah dari jalan Uterus kelelahan
lahir
DS: Kontraksi rahim
lahir
Terbukanya pembuluh
- Pasien mengatakan
darah besar pada
terdapat keluaran
bekas insersi plasenta
air ketuban smrs
Resiko perdarahan
Diagnosa Perencanaan
No Implementasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. D. 0077 L. 08063 Kontrol 1.08238
Nyeri Manajemen Nyeri Observasi Observasi
a. Untuk mengetahui a. Mengkaji
Nyeri akut
Setelah dilakukan Tindakan : lokasi, durasi, lokasi,durasi,frekuensi,
berhubungan dengan Tindakan keperawat Observasi frekuensi, karakteristik, kualitas, skala
selama 1x24 jam a. Identifikasi lokasi, karakteristik, kualitas, dan intensitas nyeri
agen pencedera fisik karakteristik, durasi,
diharapkan tingkat dan intensitas nyeri b. Menilai keberhasilan terapi
ditandai dengan pasien nyeri berkurang dan frekuensi, kualitas, pada pasien yang telah diberikan dan
kontrol nyeri intensitas nyeri b. Untuk mengetahui bertanya apakah nyeri
mengeluh nyeri
meningkat dengan b. Identifikasi skala nyeri skala nyeri pasien berkurang
kriteria hasil: c. Identifikasi respons c. Untuk megetahui Terapeutik
nyeri non-verbal d. kondisi psikologis a. Memberikan teknik non
a. Durasi, frekuensi, Identifikasi faktor yang pasien farmakologis berupa teknik
karakteristik, memperberat dan d. Untuk mengetahui relaksasi napas dalam
kualitas, dan memperingan nyeri kualitas nyeri yang b. Memberikan posisi semi
intensitas nyeri Terapeutik fowler
dirasakan
c. Memfasilitasi pasien untuk
berkurang a. Berikan teknik Terapeutik istiharahat dan tidur
b. Nyeri terkontrol nonfarmakologis untuk a. Untuk mengurangi
c. Pergerakan mengurangi rasa nyeri dan Edukasi
ekstremitas
meningkat rasa nyeri (mis. TENS, memberikan rasa a. Menjelaskan strategi
d. Mampu hypnosis, akupresur, rileks pada pasien meredakan nyeri berupa
menggunakan terapi musik, b. Untuk memberikan teknik relaksasi napas
teknik non biofeedback, terapi kenyamanan pada dalam, pursed lip breathing,
farmakologi pijat, aromaterapi, pasien pijat punggung dan
teknik imajinasi c. Untuk membantu kompres air hangat
terbimbing, kompres pasien agar dapat a. Mengajarkan teknik
hangat/dingin, terapi istirahat dan tidur relaksasi nafas dalambatuk
bermain) d. Untuk membantu efektif
Kontrol lingkungan meredakan nyeri
yang memperberat rasa dengan menggunakan
nyeri (mis. suhu teknik yang tepat
ruangan, pencahayaan, Edukasi
kebisingan) a. Memberikan
Fasilitasi istirahat dan pemahaman terkait
tidur nyeri
Pertimbangkan jenis b. Memberikan
dan sumber nyeri dalam pemahanan terkait
pemilihan strategi manajemen nyeri
meredakan nyeri. c. Memberikan
Edukasi pemahanan terkait
a. Jelaskan penyebab, cara meredakan nyeri
periode dan pemicu melalui teknik non-
nyeri farmakologi
b. Jelaskan strategi Kolaborasi
meredakan nyeri a. Untuk meredakan
c. Anjurkan memonitor nyeri secara
nyeri secara mandiri farmakologi
d. Anjurkan menggunakan
analgetic secara tept
e. Ajarkan teknik non
farmakologi untuk
mengurasi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik (jika perlu)
2. D. 0080 L. 09093 Tingkat Reduksi Ansietas
Ansietas
Ansietas berhungan Observasi Observasi Observasi
dengan krisis Setelah dilakukan a. indentifikasi saat tingkat a. Untuk mengetahui a. mengindentifikasi saat
Tindakan keperawat ansietas berubah tingkat ansietas tingkat ansietas berubah
situasional selama 1x24 jam b. identifikasi kemampuan pasien b. mengidentifikasi kemampuan
diharapkan tingkat mengambil keputusan b. Untuk mengambil keputusan
ansietas menurun c. monitor tanda – tanda memastikan c. monitoring tanda – tanda
dengan kriteria hasil: ansietas bahwa pasien ansietas
Terapeutik dapat kooperatif Terapeutik
a. Verbalisasi a. ciptakan suasana c. Untuk mengetahui a. menciptakan suasana
khawatir terapeutik untuk kondisi ansietas terapeutik untuk
terhadap menumbuhkan pasien menumbuhkan kepercayaan
kondisi yang kepercayaan Terapeutik b. menemani pasien untuk
dihadapi b. temani pasien untuk a. Memberikan mengurangi kecemasan
menurun mengurangi kecemasan kenyamanan pada c. menggunakan pendekatan
b. Perilaku c. gunakan pendekatan pasien yang tenang dan meyakinkan
gelisah yang tenang dan b. Memberikan Edukasi
menurun meyakinkan ketenangan kepada a. menjelaskan prosedur
c. Perilaku Edukasi pasien dalam termasuk sensasi yang
tegang a. Jelaskan prosedur menghadapi mungkin dialami
menurun termasuk sensasi yang ansietasnya b. menganjurkan keluarga untuk
Edukasi tetap Bersama pasien
mungkin dialami a. Memberikan c. memberikan kegiatan
b. Anjurkan keluarga informasi terkait pengalihan untuk mengurangi
untuk tetap Bersama pentingnya ketegangan
pasien mengurangi ansietas d. mengajarkan latihan leknik
c. Latih kegiatan yang dirasakan relaksasi seperti relaksasi
pengalihan untuk b. Agar pasien pasien nafas dalam
mengurangi ketegangan dapat meminimalisir
d. Latih Teknik relaksasi kondisi asientas
seperti relaksasi nafas yang terjadi
dalam c. Memberikan
ketenangan kepada
pasien
Edukasi
a. Menjelaskan strategi
meredakan nyeri berupa
teknik relaksasi napas dalam,
pursed lip breathing, pijat
punggung dan kompres air
hangat
b. Mengajarkan teknik relaksasi
nafas dalambatuk efektif
2. 05 November 2022 2 - Mendengarkan
- Memahami
Observasi - Mempraktekkan
a. mengindentifikasi saat
tingkat ansietas berubah
b. mengidentifikasi
kemampuan mengambil
keputusan
c. monitoring tanda – tanda
ansietas
Terapeutik
a. menciptakan suasana
terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
b. menemani pasien untuk
mengurangi kecemasan
c. menggunakan pendekatan
yang tenang dan meyakinkan
Edukasi
a. menjelaskan prosedur
termasuk sensasi yang
mungkin dialami
b. menganjurkan keluarga
untuk tetap bersama pasien
c. memberikan kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
d. mengajarkan latihan leknik
relaksasi seperti relaksasi
nafas dalam
3. 05 November 2022 3 - Mendengarkan
Observasi - Memahami
a. Monitoring tanda dan - Mempraktekkan
gejala perdarahan
b. Monitoring nilai
haemoglobin dan
hematokrit
c. Monitoring TTV
Terapeutik
a. Anjurkan pasien untuk
bedrest
b. Membatasi tindakan
invasive
Edukasi
a. Menjelaskan tanda dan
gejala perdarahan
b. Menganjurkan pasien untuk
meningkatkan asupan cairan
untuk menghindari
konstipasi
c. Menganjurkan pasien untuk
meningkatkan asupan
makanan dan vit.K
d. Menganjurkan pasien dan
keluara untuk segera
melapor jika terjadi
perdarahan
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
obat pengontrol
pendarahan
b. Kolaborasi pemberian
produk darah (jika perlu)
Penurunan intensitas nyeri disebabkan karena teknik relaksasi nafas dalam dapat
merangsang tubuh untuk mengeluarkan opioid endogen sehingga dapat menurunkan persepsi
nyeri pasien. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aslidar, (2016) menunjukkan
bahwa teknik relaksasi nafas dalam mampu menurunkan intensitas nyeri pada pasien post
operasi fraktur, dikarenakan dengan relaksasi nafas dalam dapat merileksasikan ketegangan
otot yang mendukung rasa nyeri, sehingga nyeri yang dirasakan oleh responden dapat
berkurang.
Selain itu faktor yang mendukung keberhasilan teknik relaksasi nafas dalam guna
untuk menurunkan intensitas nyeri adalah tahapan relaksasi nafas dalam, yang baik dan
benar, tingkat konsentrasi individu dan lingkungan yang nyaman. Teknik relaksasi nafas
dalam dengan menarik dan menghembuskan napas secara teratur sesuai instruksi dan dapat
memberikan perasaan rileks atau nyaman yang pada akhirnya akan meningkatkan toleransi
persepsi responden dalam menurunkan rasa nyeri yang dialami.
Referensi:
Aini, L., & Reskita, R. (2018). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam terhadap Penurunan
Nyeri pada Pasein Fraktur. Jurnal Kesehatan, 9(2), 262-266
Igiany, P. D. (2018). Perbedaan Nyeri Pada Pasien Pasca Bedah Fraktur Ekstremitas Sebelum
Dan Sesudah Dilakukan Teknik Relaksasi Napas Dalam. Jurnal Manajemen
Informasi Dan Administrasi Kesehatan, 1(1).
Laili, F., & Wartini, E. (2018). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Kecemasan Dalam Menghadapi Persalinan Pada Ibu Hamil. Jurnal Kebidanan
Malahayati, 3(3).
Novita, K. R., Rompas, S., & Bataha, Y. B. (2017). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam
Trhadap Respon Nyeri Pada Ibu Inpartu Kala I Fase Aktif Di Puskesmas Bahu Kota
Manado. Jurnal Keperawatan, 5(1).