Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS

Asuhan Keperawatan Pada An.L dengan Diagnosa Medis Hipospadia


Skrotalis Post-Operative Urethoplasty
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pada Stase Keperawatan Anak
Program Profesi Ners XLIV

Ruang:

Kemuning 3

Dosen Pembimbing:

Nenden Nur Asriyani Maryam, S.Kep., Ners., M.Kep

Gita Amoria Haelena Wibowo

220112220003

PROGRAM PROFESI NERS XLIV


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2022/2023
A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
1) Identitas Pasien

Nama : An. L
No RM : 736424
Umur : 10 Tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Lembursitu, Sukabumi
Status Pernikahan : Belum Menikah
Pendidikan : SD
Bahasa Ibu : Bahasa Sunda
Warga Negara : Indonesia
Tanggal Masuk RS : 13 Oktober 2022
Tanggal dikaji : 24 Oktober 2022

2) Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny.S
Umur 30 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Hubungan dengan Klien : Ibu

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Nyeri pada luka post – operative
b. Riwayat Kesehatan Sekarang

Pada tanggal 13 Oktober pasien dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin


setelah mendapatkan panggilan sebelumnya untuk mendapatkan tindakan
pembedahan terhadap kondisi hipospadia yang dialaminya sejak lahir. Jum’at,
14 Oktober 2022 dilakukan tindakan pembedahan urethoplasty dan
scrotoplasty dengan tujuan untuk repair hipospadia. Saat dilakukan pengkajian
pada hari pertama pasca oprasi, pasien mengeluh nyeri dibagian skrotum dan
pangkal penisnya, pasien juga mengeluh kesulitan tidur akibat sering merasa
sakit jika malam hari.

c. Pengkajian Nyeri (PQRST)

P : Pasien mengatakan nyeri dirasakan ketika pasien banyak


bergerak dan urin keluar serta nyeri berkurang saat pasien
tidur dan diberikan obat pereda nyeri.
Q : Pasien mengatakan bahwa nyeri yang dirasakan terasa
seperti ditusuk – tusuk
R : Nyeri timbul pada luka post – op urethoplasty dipangkal
penis dan medial skrotum
S : Skala nyeri 8 (menggunakan pengkajian nyeri Wong-Baker
Faces)
T : Nyeri muncul setelah pasien dilakukan Tindakan oprasi
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Berdasarkan penuturan dari pasien dan keluarga, 2 tahun yang lalu
tepatnya saat pasien berusia 8 tahun dilakukan tindakan pembedahan pertama
dengan teknik oprasi Chordectomy atau Orthoplasty, pasien menderita
hipospadia skrotalis sejak lahir.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Berdasarkan penuturan keluarga, mengatakan bahwa tidak ada
keluarga yang memiliki Riwayat penyakit yang sama dengan pasien.
f. Riwayat Psikososial – spiritual
Pasien optimis untuk kembali pulih. Pasien terlihat ceria dan tidak
merasa malu dengan kondisinya, keluarga pasien mengatakan bahwa
pasien dapat melakukan aktivitas seperti anak – anak seusianya.
g. Riwayat ADL

Pemeriksaan Sebelum Sakit Setelah Sakit


Nutrisi
 Frekuensi  Makan 3x sehari  Makan 3x sehari

 Jenis  Nasi, daging ayam,  Bubur saring,


telur makanan yang
lembek
 Sering
 Pantangan  Sering ngemil
mengkonsumsi
biscuit
mie instan
 Sering merasa
 Keluhan mual
 Tidak suka makan
sayur dan buah

 Sering merasa
mual

Cairan dan Elektrolit


 Frekuensi Pasien dapat  Pemenuhan cairan
melakukan elektrolit melalui
 Jenis pemenuhan cairan dan cairan infus
elektrolit secara  Tidak terkaji
mandiri
 Pantangan
 Keluhan
Eliminasi
BAB
 Frekuensi  1-2 kali sehari  1-2 kali sehari

 Keluhan  Konsistensi feses  Konsistensi feses


padat, lembek lembek
 Warna feses  Warna feses
kuning kuning kecoklatan
kecoklatan
BAK
 Frekuensi  <5 kali sehari  <5 kali sehari
 Terpasang kateter
 Keluhan  Nyeri saat buang urin dengan
air kecil ukuran 10 Fr
 Terpasang
dressing tegaderm
 Pasien mengeluh
nyeri ketika air
kencing yang
rembes dari
selang kateter
Istirahat dan Tidur
 Kebiasaan  Pasien tidur  Pasien tirah
dengan durasi 8 baring
jam (tidur pukul  Sering terbangun
9/10 malam, dimalam hari
bangun pukul 6 akibat sering
 Frekuensi pagi untuk merasa nyeri
sekolah)  Tidur terjaga
 Keluhan

Personal Hygiene
 Mandi dan
Mampu melakukan
gosok gigi
self – care secara Self – care dibantu
 Berpakaian
mandiri
 Berhias
 Keluhan

3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
(1) Kesadaran : Composmentis
(2) Orientasi : orientasi penuh
b. Tanda – Tanda Vital
(1) Temperatur : 36,5 ºC
(2) Denyut Nadi : 84 x/menit
(3) Respirasi : 22 x/menit
(4) Tekanan Darah : 110/68 mmhg
(5) Berat Badan : 35 Kg
(6) Tinggi Badan : 135 cm
(7) SPpO2 : 97 %
c. IMT/BMI
BB/(TB)2
= 35//(1,35)2
= 35/1,8
= 19,4 (Normal)
d. Kebutuhan Kalori, BMR (Haris Benedict)
- BMR= 655 + (9,6 x BB (kg)) + (1,8 x TB (cm)) – (4,7 x umur (tahun))
- BMR = 655 + (9,6 x 35kg) + (1,8 x 135cm) – (4,7 x 10 thn)
- BMR = 655 + 336 +243 – 47
- BMR= 1.187 kalori perhari
e. Pemeriksaan persistem

1) Sistem Kardiovaskuler : Bentuk kedua belah dada


simetris, konjunctiva tidak
anemis, kulit tidak sianosis,
nyeri dada (-) jika batuk, TD
110/68 mmhg, irama jantung
regular, suara jantung normal
(S1/S2 tunggal)

2) Sistem Respirasi : Pergerakan dada simetris kiri


kanan, RR 22 x/menit, irama
napas ireguler, kesulitan
bernapas (-), retraksi dinding
dada (-), suara paru normal
3) Sistem Imun : Lesi pada kulit (+), memar (-),
purpura (-), dermatitis (-), rash
edema (-), pembesaran nodus
limpa dileher (-), nyeri kepala
(-), migraine (-), ataxia (-),
tetani (-), splenosis.
4) Sistem Hematologi : Konjungtiva tidak anemis

5) Sistem Endokrin : Struktur wajah normal, edema


periorbital (-), leher simetris,
hipopigmentasi (-),
hiperpigmentasi (-),
pertumbuhan rambut pada
wajah tidak berlebihan,
pembesaran tiroid (-),
pembesaran kelenjar getah
bening (-), refleks tendon
(biceps, trices, patella) normal,
sensitivitas terhadap nyeri,
suhu, dan sentuhan baik.
6) Sistem Pencernaan : Lesi di lidah (-), pergerakan
lidah normal, nyeri menelan (-),
kesulitan menelan (-),
pembesaran tonsil (-), tidak ada
lesi diperut, bising usus 15
x/menit, nyeri tekan abdomen
(+), nyeri tekan epigastric (+),
terdapat 7 luka post – op 2
tahun yang lalu diarea region
lumbal kanan, region umbilical.
Regio lumbal kiri, region
hipogastrik, dan region iliakal
dekstra.
7) Sistem : Ukuran otot normal, suhu akral
Muskuloskeletal hangat, pergerakan sendi bebas,
kekuatan otot 5 (ekstremitas
atas bawah kanan kiri), nyeri
tulang (-), gerakan aktif dan
pasif, edema (-), pergerakan
ROM normal.
8) Sistem Perkemihan : Kemampuan berkemih spontan,
nyeri CVA (-), kandung kemih
datar, nyeri tekan kandung
kemih (-), nyeri saat berkemih,
berkemih dari lubang diarea
medial skrotum, posisi saat
berkemih jongkok
9) Sistem Persepsi Sensori : Pendengaran normal,
penglihatan normal, penciuman
normal, pupil isokor, refleks
kedip (+), tidak ada lesi pada
kulit wajah, bentuk simetris.
10) Sistem Integumen : Warna kulit sama dengan
bagian tubuh yang lain, lesi
pada kulit (+), kulit lembab,
memar pada kulit (-), suhu kulit
hangat, turgor kulit baik, pitting
edema (-), penyebaran rambut
merata, warna rambut hitam,
kepala tidak ada ketombe, nyeri
tekan kepala (-), rambut tidak
mudah rontok, bentuk kuku
normal, CRT < 2 detik.

4. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Labolatorium
Haemoglobin : 15 gr/dl (N: 14 – 17,5)
Hematokrit : 45% (N: 40% - 52%)
Kreatinin : 1,08 mg/kg (N: 0,8 – 1,2)
Natrium : 139 (N: 135 – 148)
Kalium : 4,5 (N: 3,5 – 5,1)
Kalsium : 8,5 (N: 8,1 – 10,4)
Trombosit : 160.000 (N: 150.000 – 450.000)
Leukosit : 8.000 (N: 7.500 – 10.000)

5. Terapi
 Ringer laktat
 Ceftriaxon 2x1
 Nacl 0,9%
 Fentanyl 70 mcg
 Propofol 70 mcg
 Asam tranexant 500 mg
 Dexamethasone 10 mg
 Paracetamol 1000 mg
Care Dependensi

Sepenuhny Sangat Sebagian Agak


AKTIVITAS Mandir
a tergantun tergantun Mandi
i
tergantung g g ri
MAKAN DAN MINUM
Sejauh mana pasien mampu
memenuhi kebutuhan X
mereka untuk makan dan
minum tanpa bantuan
INKONTINENSIA
Sejauh mana pasien dapat
mengontrol pengeluaran X
urin dan feses dengan baik
POSTUR TUBUH
Sejauh mana pasien dapat
mengadopsi perubahan X
posisi tubuh yang sesuai
dalam aktifitas tertentu
MOBILITAS
Sejauh mana pasien dapat X
bergerak tanpa bantuan
POLA SIANG ATAU
MALAM
Sejauh mana pasien dapat
X
mempertahankan siklus
siang/malam tanpa bantuan
MEMAKAI DAN
MELEPASKAN
PAKAIAN
Sejauh mana pasien dapat X
memakai pakaian dan
melepaskan pakaian tanpa
bantuan
SUHU TUBUH
Sejauh mana pasien dapat
mempertahankan suhu
X
tubuhnya dari pengaruh
eksternal tanpa bantuan
HYGIENE X
Sejauh mana pasien mampu
untuk memenuhi kebutuhan
kebersihan dirinya tanpa
bantuan
MENGHINDARI X
BAHAYA
Sejauhmana pasien mampu
menjaga keselamatannya
tanpa bantuan
KOMUNIKASI
Sejauh mana pasien mampu X
untuk berkomunikasi
KONTAK DENGAN
ORANG LAIN
Sejauhmana pasien mampu
untuk membuat, X
mempertahankan dan
mengakhiri kontak sosial
dengan baik
ATURAN DAN NILAI
NORMA
Sejauh mana pasien
X
mampu untuk beradapatasi
dan mematuhi peraturan
atau norma sosial
AKTIVITAS SEHARI-
HARI
Sejauhmana pasien mampu
X
untuk melakukan aktifitas
sehari-hari secara
terstruktur tanpa bantuan
AKTIFITAS REKREASI
Sejauh mana pasien mampu
berpartisipasi dalam X
aktifitas diluar rumah sakit
tanpa bantuan
KEMAMPUAN X
BELAJAR
Sejauh mana pasien
mampu untuk
memperoleh pengetahuan
dan atau keterampilan dan
mempertahankan apa yang
telah dipelajari sebelumnya
tanpa bantuan

Pengkajian Resiko Jatuh (Humpty Dumpty)

Parameter Kriteria Nilai Skor


< 3 tahun 4 2
3 – 7 tahun 3
Usia
7 – 13 tahun 2
≥ 13 tahun 1
Laki-laki 2 2
Jenis Kelamin
Perempuan 1
Diagnosis neurologi 4 1
Perubahan oksigenasi (diagnosis respiratorik, dehidrasi, anemia,
3
Diagnosis anoreksia, sinkop, pusing, dsb.)
Gangguan perilaku / psikiatri 2
Diagnosis lainnya 1
Tidak menyadari keterbatasan dirinya 3 1
Ganggua Lupa akan adanya keterbatasan 2
n
kognitif Orientasi baik terhadap diri sendiri 1
Riwayat jatuh / bayi diletakkan di tempat tidur dewasa 4 2
Pasien menggunakan alat bantu / bayi diletakkan dalam tempat tidur
Faktor 3
bayi / perabot rumah
lingkunga
Pasien diletakkan di tempat tidur 2
Area di luar rumah sakit 1
Pembedahan/ Dalam 24 jam 3 3
Sedasi/ Dalam 48 jam 2
anestesi > 48 jam atau tidak menjalani pembedahan/sedasi/anestesi 1
Penggunaan multipel: sedatif, obat hipnosis, barbiturat, fenotiazin, 1
3
Penggunaan antidepresan, pencahar, diuretik, narkose
medikamentosa Penggunaan salah satu obat di atas 2
Penggunaan medikasi lainnya / tidak ada medikasi 1
Jumlah Skor Humpty 12
Dumpty
Resiko tinggi jatuh
B. ANALISA DATA

Data yang Menyimpang Etiologi Masalah Keperawat


DO: Genetik Nyeri Akut
DS:
- mutasi gen yang
mengkode sintesis
androgen

androgen tidak
terbentuk

diferensiasi uretra
pada penis tidak
terbentuk

Hipospadia Skrotalis

prosedur pembedahan

Nyeri Akut

DO: Genetik Gangguan Pola


- Terdapat luka Tidur
oprasi di mutasi gen yang
submandibula mengkode sintesis
sinistra androgen
- Pasien tampak
meringis androgen tidak

- Pemberian terbentuk

keterolac
DS:
- Pasien mengatakan diferensiasi uretra
nyeri pada luka pada penis tidak
oprasinya terbentuk
- Pasien
mengatakan linu Hipospadia Skrotalis

pada luka
oprasinya prosedur pembedahan

Nyeri Akut

Gangguan Pola
Tidur

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik ditandai dengan pasien
mengeluh nyeri dan tampak meringis
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hambatan lingkungan ditandai
dengan mengeluh sulit tidur
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
(Nursing Care Plan)

Nama Pasien : An.L Ruangan : Kemuning 3


No Medrek : 736424 Nama Mahasiswa : Gita Amoria Haelena W

Diagnosa Perencanaan
No Implementasi
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. D. 0077 L. 08063 Kontrol 1.08238
Nyeri Manajemen Nyeri Observasi Observasi
a. Untuk mengetahui a. Mengkaji
Nyeri akut
Setelah dilakukan Tindakan : lokasi, durasi, lokasi,durasi,frekuensi,
berhubungan dengan Tindakan keperawat Observasi frekuensi, karakteristik, kualitas, skala
selama 1x24 jam a. Identifikasi lokasi, karakteristik, kualitas, dan intensitas nyeri
agen pencedera fisik karakteristik, durasi,
diharapkan tingkat dan intensitas nyeri b. Menilai keberhasilan terapi
ditandai dengan pasien nyeri berkurang dan frekuensi, kualitas, pada pasien yang telah diberikan dan
kontrol nyeri intensitas nyeri b. Untuk mengetahui bertanya apakah nyeri
mengeluh nyeri pda
meningkat dengan b. Identifikasi skala nyeri skala nyeri pasien berkurang
luka post-op kriteria hasil: c. Identifikasi respons c. Untuk megetahui Terapeutik
nyeri non-verbal d. kondisi psikologis a. Memberikan teknik non
a. Durasi, frekuensi, Identifikasi faktor yang pasien farmakologis berupa teknik
karakteristik, memperberat dan d. Untuk mengetahui relaksasi napas dalam
kualitas, dan memperingan nyeri kualitas nyeri yang b. Memberikan posisi semi
intensitas nyeri Terapeutik fowler
dirasakan
c. Memfasilitasi pasien untuk
berkurang a. Berikan teknik Terapeutik istiharahat dan tidur
b. Nyeri terkontrol nonfarmakologis untuk a. Untuk mengurangi
c. Pergerakan mengurangi rasa nyeri dan Edukasi
ekstremitas rasa nyeri (mis. TENS, memberikan rasa a. Menjelaskan strategi
meningkat hypnosis, akupresur, rileks pada pasien meredakan nyeri berupa
d. Mampu terapi musik, b. Untuk memberikan teknik relaksasi napas
menggunakan biofeedback, terapi kenyamanan pada dalam, pursed lip breathing,
teknik non pijat, aromaterapi, pasien pijat punggung dan
farmakologi teknik imajinasi c. Untuk membantu kompres air hangat
terbimbing, kompres pasien agar dapat a. Mengajarkan teknik
hangat/dingin, terapi istirahat dan tidur relaksasi nafas dalambatuk
bermain) d. Untuk membantu efektif
Kontrol lingkungan meredakan nyeri
yang memperberat rasa dengan menggunakan
nyeri (mis. suhu teknik yang tepat
ruangan, pencahayaan, Edukasi
kebisingan) a. Memberikan
Fasilitasi istirahat dan pemahaman terkait
tidur nyeri
Pertimbangkan jenis b. Memberikan
dan sumber nyeri dalam pemahanan terkait
pemilihan strategi manajemen nyeri
meredakan nyeri. c. Memberikan
Edukasi pemahanan terkait
a. Jelaskan penyebab, cara meredakan nyeri
periode dan pemicu melalui teknik non-
nyeri farmakologi
b. Jelaskan strategi Kolaborasi
meredakan nyeri a. Untuk meredakan
c. Anjurkan memonitor nyeri secara
nyeri secara mandiri farmakologi
d. Anjurkan menggunakan
analgetic secara tept
e. Ajarkan teknik non
farmakologi untuk
mengurasi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik (jika perlu)
a.
2. D. 0055 L. 05045 Pola Tidur I. 05174 Dukungan Tidur Observasi
a. mengidentifikasi pola
Setelah dilakukan Observasi aktivitas dan tidur
Gangguan pola tidur Tindakan keperawat a. Identifikasi pola Observasi b. mengidentifikasi faktor
selama 2x24 jam aktivitas dan tidur a. Untuk mengetahui penggangu tidur
berhubungan dengan pola tidur pasien
diharapkan tingkat b. Identifikasi faktor Terapeutik
hambatan lingkungan infeksi menurun penggangu tidur b. Untuk mengetahui a. Melakukan modifikasi
dengan kriteria hasil: Terapeutik penyebab lingkungan (pencahayaan,
ditandai degan gangguan tidur
a. Modifikasi lingkungan kebisingan, suhu, tempat
mengeluh sulit tidur a. Keluhan sulit (pencahayaan, Terapeutik tidur)
tidur menurun kebisingan, suhu, a. Untuk meminimalisir b. Menajarkan teknik untuk
b. Keluhan tempat tidur) terjadinya penyebab menghilangkan stres
sering terjaga b. Fasilitasi gangguan tidur sebelum tidur dengan terapi
menurun menghilangkan stres b. Agar pasien dapat music
c. Keluhan tidak sebelum tidur dengan relaks c. Menganjurkan keluarga
puas tidur terapi music c. Untuk memberikan untuk melakukan prosedur
menurun c. Lakukan prosedur kenyamanan pada dalam meningkatkan
untuk meningkatkan pasien sebelum tidur kenyamanan (pijat,
kenyamanan (pijat, Edukasi pengaturan posisi)
pengaturan posisi) a. Memberikan Edukasi
Edukasi informasi terkait a. Menjelaskan pentingnya
a. Jelaskan pentingnya pentingnya tidur tidur cukup selama sakit
tidur cukup selama untuk kesehatan b. Mengajarkan faktor –
sakit b. Agar pasien dan faktor yang berkontribusi
b. Ajarkan faktor – faktor keluarga dapat terhadap gangguan tidur
meminimalisir
yang berkontribusi kemungkinan yang c. Mengajarkan teknik
terhadap gangguan terjadi pada relaksasi nafas dalam dan
tidur gangguan tidur pemberian terapi music saat
c. Ajarkan teknik c. Untuk memberikan tidur.
relaksasi nafas dalam kenyamanan kepada
dan pemberian terapi pasien
music saat tidur
CATATAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : An.L Ruangan : Kemuning 3


No Medrek : Nama Mahasiswa : Gita Amoria Haelena W

No Tanggal No Implementasi Respon Paraf


DX
1. 16,17 Oktober 2022 1 - Mendengarkan
Observasi - Memahami
a. Mengkaji - Mempraktekkan
lokasi,durasi,frekuensi,
karakteristik, kualitas, skala
dan intensitas nyeri
b. Menilai keberhasilan terapi
yang telah diberikan dan
bertanya apakah nyeri
berkurang
Terapeutik
a. Memberikan teknik non
farmakologis berupa teknik
relaksasi napas dalam
b. Memberikan posisi semi
fowler
c. Memfasilitasi pasien untuk
istiharahat dan tidur

Edukasi
a. Menjelaskan strategi
meredakan nyeri berupa
teknik relaksasi napas dalam,
pursed lip breathing, pijat
punggung dan kompres air
hangat
b. Mengajarkan teknik relaksasi
nafas dalambatuk efektif
2. 16,17 Oktober 2022 2 Observasi - Mendengarkan
a. mengidentifikasi pola - Memahami
aktivitas dan tidur - Mempraktekkan
b. mengidentifikasi faktor
penggangu tidur
Terapeutik
a. Melakukan modifikasi
lingkungan (pencahayaan,
kebisingan, suhu, tempat
tidur)
b. Menajarkan teknik untuk
menghilangkan stres
sebelum tidur dengan
terapi music
c. Menganjurkan keluarga
untuk melakukan prosedur
dalam meningkatkan
kenyamanan (pijat,
pengaturan posisi)
Edukasi
a. Menjelaskan pentingnya
tidur cukup selama sakit
b. Mengajarkan faktor –
faktor yang berkontribusi
terhadap gangguan tidur
c. Mengajarkan teknik
relaksasi nafas dalam dan
pemberian terapi music
saat tidur.
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : An.L Ruangan : Kemuning 3
Pasien
No Medrek : Nama Mahasiswa : Gita Amoria Haelena W
No Tanggal No DX SOAP Paraf
1. 16 Oktober 2022 1
S:
- Pasien mengatakan nyeri berkurang dengan
skala nyeri 5
- Pasien mengatakan sudah bisa melakukan
teknik relaksasi nafas dalam
- Pasien mengatakan senang mendengarkan
musik
O:
- Tampak lebih tenang
- Pasien mampu melakukan nafas dalam
A:
Masalah teratasi sebagian

P:
Intervensi dilanjutkan
2. 16 Oktober 2022 2 S:
- Keluarga pasien mengatakan pasien masih
suka terbangun saat malam hari
- Keluarga pasien mengatakan saat terbangun
pasien tampak lebih tenang sambil
mendengarkan alunan music
O:
- Pola tidur pasien membaik
- Pasien tampak lebih tenang
A:
Masalah teratasi sebagian

P:
Intervensi dilanjutkan
3. 17 Oktober 2022 1,2
S:
- Pasien mengatakan nyeri berkurang dengan
skala nyeri 2
- Pasien mengatakan sudah bisa melakukan
teknik relaksasi nafas dalam
- Pasien mengatakan senang mendengarkan
music
- Pasien mengatakan sudah siap untuk pulang ke
rumah
O:
- Tampak lebih tenang
- Pasien mampu melakukan nafas dalam
- Pasien tampak melakukan aktivitas dengan
turun ke tempat tidur dan berjalan disekitar
kamar ranap
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
Referensi:

PPNI, P. I. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. In academia.edu.


https://www.academia.edu/download/64914656/adoc.pub_standar_diagnosis_
keperawatan_ indonesia.pdf

Anda mungkin juga menyukai