Dosen pengampu:
Disusun Oleh:
1
KASUS 5
Seorang pasien 30 tahun mengalami BAK sedikit, saat BAK terasa nyeri dan panas dan saat BAK tidak
lampias ada rasa keinginan BAK kembali tapi hanya sedikit. Menurut pasien, pasca rawat inap 1 minggu
pasca operasi, selama dirawat pasien menggunakan kateter. Hasil urin ditemukan bakteri positif 2. TD
110/80 mmHg, nadi 88 x/menit, RR: 20 x/mnt, suhu 38,8 °C.
Soal:
1. Apakah diagnosa medis pada kasus diatas?
2. Masalah keperawatan utama (prioritas) kasus diatas? (Berdasarkan SDKI)
3. Rencana intervensi prioritas yang harus dilakukan perawat pada kasus diatas? (Berdasarkan SLKI
dan SIKI)
4. Sebutkan jurnal keperawatan tindakan keperawatan (evidence based practice) diatas, minimal 1
buah! (minimal 10 tahun ke belakang)
5. Sebutkan langkah-langkah/prosedur tindakan keperawatan (SOP) pengumpulan sample urin
berdasarakan kasus diatas!
6. Berikan penkes pada pasien tersebut
2
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. M
Tempat/Tanggal Lahir : Serang, 17 November 1990
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat Rumah : Kp. Cinerus Rt/Rw 006/002, Kelurahan Barengkok.
Sumber Biaya : BPJS
Sumber Informasi : Pasien
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri saat BAK
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengeluh BAK terasa nyeri akibat BAK yang sedikit, nyerinya ini terasa perih dan panas
di area abdomen bagian bawah (suprapubik) sampai ke punggung bawah dengan skala nyeri 5
(sedang) dan nyerinya ini sudah dirasakan sejak 1 minggu pasca operasi. Nyeri dirasakan
3
bertambah ketika pasien BAK. Pasien juga mengatakan saat BAK tidak lampias ada rasa
keinginan BAK kembali tapi hanya sedikit.
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Pasien mengatakan bahwa pasien sebelumnya tidak pernah mengalami gejala atau penyakit
seperti ini. Pasien juga mengatakan tidak pernah dirawat di Rumah Sakit dan pasien mengaku
bahwa pasien tidak memiliki alergi terhadap makanan atau minuman maupun obat apapun.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan bahwa dikeluarganya tidak ada yang pernah menderita gejala atau penyakit
seperti pasien saat ini dan di keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit keturunan
(seperti hipertensi, diabetes, dan lain – lain) maupun penyakit menular (seperti TBC, penyakit
kulit, dan lain – lain).
Genogram:
Tn. C
Ny. M
(35)
(30)
An. D
(9)
4
Pasien mengatakan ingin cepat sembuh dari penyakitnya agar pasien bisa beraktivitas
kembali seperti biasanya.
e) Gaya Komunikasi
Pasien berbicara dengan sangat lembut dengan logat bahasa jawa dan pasien menggunakan
bahasa Indonesia dalam kehidupannya sehari – hari.
f) Pola koping
Pasien mengatakan pasrah dengan penyakit yang dideritanya.
g) Pola Interaksi
Selama interaksi pasien menunjukkan sikap kooperatif dan perilaku bersahabat baik dengan
perawat.
h) Data Sosial
Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga yang aktif dalam masyarakat dan sangat
disayangi oleh keluarganya, terbukti karena saat pasien dirawat keluarga dan kerabatnya
banyak yang datang untuk menjenguk pasien.
i) Data Spiritual
Motivasi religi klien
Pasien mengatakan bahwa penyakit yang dideritanya ini suatu saat pasti akan sembuh
dengan selalu berdoa dan tetap berusaha
Persepsi klien terhadap penyakitnya
Pasien mengatakan bahwa penyakit yang dideritanya ini merupakan suatu cobaan
hidup yang harus dihadapi oleh pasien
Pelaksanaan ibadah sebelum dan selama dirawat
Pasien mengalami perubahan pada pola ibadahnya. Sebelum sakit pasien sangat rajin
beribadah tetapi selama sakit dan dirawat di rumah sakit pasien jadi jarang beribadah
karena badannya terasa lemas, tetapi pasien tidak pernah lupa untuk selalu berdoa agar
penyakit yang diderita pasien ini cepat sembuh.
6. Pola Kebiasaan Sehari-hari
1. Pola makan & minum Pasien makan 3 x/hari Pasien makan 3 x/hari
dengan menu bervariasi dengan menu makanan
seperti nasi, sayur mayur, yang disediakan oleh
dan lauk pauk. Pasien tidak pihak rumah sakit, pasien
ada pantangan dan tidak ada hanya mampu
5
alergi terhadap makanan. menghabiskan setengah
Pasien minum ±7-8 porsi makanan yang
gelas/hari. Terkadang pasien disajikan. Pasien minum
juga minum I manis atau air putih ±3-4 gelas/hari.
kopi
2. Pola istirahat & tidur Pasien tidur ±5-6 jam/hari Pasien menjadi kesulitan
dengan penerangan yang tidur akibat selalu ada
cukup menggunakan bantal perasaan ingin berkemih
dan selimut pada malam hari dan BAK nya terasa
dan tidur siang 1 jam nyeri. Pasien tidur malam
hanya 4-5 jam dan tidak
pernah tidur siang.
6
rumah tangga masak, bersih- aktivitasnya dibantu oleh
bersih, dan mengajari belajar keluarganya
anaknya
C. Pengkajian Fisik
1. Tanda – Tanda Vital
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran
Kualitatif : Composmentis
Kuantitatif : GCS 15 (E4, V5, M6)
c. Flapping Tremor/Asterixia : Negatif (-)
d. Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nilai MAP : 90 mmHg
e. Nadi : 88 x/menit
f. Suhu : 38,8 °C
g. Respirasi : 20 x/menit
2. Review of System
a. Sistem Persyarafan
Kesadaran composmentis, reaksi pupil pada kedua mata baik, ukuran pupil kanan dan kiri 2
mm, GCS: E : 4, V : 5, M : 6, tidak ada peningkatan TIK.
Saraf I: Tidak ada kelainan pada fungsi penciuman.
Saraf II : Tes ketajaman penglihatan pada kondisi normal.
Saraf III, IV, dan VI. Tidak mengalami gangguan mengangkat kelopak mata, pupil
isokor.
Saraf V : tidak didapatkan paralisis pada otot wajah dan refleks kornea tidak ada
kelainan.
Saraf VII : Persepsi pengecapan dalam batas normal, wajah asimetris, dan otot wajah
tertarik ke bagian sisi yang sehat.
Saraf VIII : Tidak ditemukan adanya tuli konduktif dan tuli persepsi
7
Saraf IX dan X : Kemampuan menelan baik.
Saraf XI : Tidak ada atrofi otot sternokleidomastoideus dan trapezius.
Saraf XII : Lidah simetris, tidak ada deviasi pada satu sisi dan tidak ada fasikulasi,
serta indra pengecapan normal.
b. Sistem Penginderaan
Mata simetris, warna konjungtiva anemis, sklera non ikterik, pergerakan bola mata baik,
fungsi penglihatan baik, tidak menggunakan alat bantu penglihatan, lubang hidung simetris,
terdapat septum, kondisi hidung bersih, tidak terdapat secret, fungsi penciuman baik, tidak
terdapat pernafasan cuping hidung, tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan
c. Sistem Kardiovaskuler
Tidak ada pembesaran jantung, suara jantung S1, S2, Lub, dub. JVP < 4 menit, CRT < 3
detik, tekanan darah normal (110/80 mmHg), frekuensi nadi normal (88 x/menit).
d. Sistem Pernafasan
Hidung bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung, bentuk dada normal (simetris), ukuran,
gerakan dada kiri dan kanan searah, tidak ada suara napas tambahan, tidak ada clubbing
finger, sonor pada semua lapang paru, taktil fremitus normal.
e. Sistem Pencernaan
Datar, mukosa bibir kering, bising usus 9 x/menit, tidak ada nyeri tekan abdomen, timpani
pada area lambung, pekak pada area hepar, umbilicus memusat dan cekung, tidak ada
hepatomegali dan tidak ada splenomegali
f. Sistem Muskulokeletal
Tidak ada kelemahan.
Uji kekuatan otot:
Tangan Kanan Tangan kiri
5 5
Kaki Kanan Kaki Kiri
5 5
g. Sistem Urogenital
Output urine kurang/poliuria (< 400 cc/24 jam), nyeri tekan pada kandung kemih, distensi
kandung kemih, terpasang kateter.
h. Sistem Integument
Warna kulit pucat, kulit terasa hangat (S : 38,8°C), turgor kulit tidak elastis, kulit kering,
tidak ada edema.
i. Sistem Endokrin
8
Tidak ada gangguan pada hormone.
D. Pemeriksaan Penunjang
Tes Laboratorium
E. Penatalaksanaan Medis
F. Analisa Data
9
Pasien mengeluh nyeri saat (bakteri, virus, jamur)
BAK
DO: Masuk ke dalam saluran
Pasien tampak meringis kemih
Skala nyeri 5 (sedang)
Mikroorganisme masuk
sampai pada kandung kemih
Mikroorganisme berkembang
pada kandung kemih
Sistitis
Inflamasi/peradangan pada
kandung kemih
Pembengkakan jaringan
Nyeri akut
2. DS: Invasi mikroorganisme Gangguan eliminasi
Pasien mengatakan mengalami (bakteri, virus, jamur) urin
BAK sedikit dan BAK tidak
lampias ada rasa keinginan BAK Masuk ke dalam saluran
kembali tapi hanya sedikit kemih
DO:
Distensi kandung kemih Mikroorganisme masuk
Berkemih tidak tuntas sampai pada kandung kemih
Output urine < 400 cc/24
jam Mikroorganisme berkembang
10
pada kandung kemih
Sistitis
Inflamasi/peradangan pada
kandung kemih
Pembengkakan jaringan
Mikroorganisme berkembang
pada kandung kemih
Sistitis
Inflamasi/peradangan pada
kandung kemih
11
Reaksi antigen antibodi
Merangsang hipotalamus
meningkatkan titik patokan
suhu
Hipertermia
G. Masalah Keperawatan
1. Nyeri akut
2. Gangguan eliminasi urin
3. Hipertermia
H. Intervensi Keperawatan
12
terhadap respon nyeri
9. Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah
diberikan
10. Monitor efek samping
penggunaan analgetik
Terapeutik
1. Berikan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(misal TENS, hipnosis,
akupresur, terapi musaik,
biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/ dingin,
terapi bermain)
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis sumber
nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
1. Jelaskan penyebab periode
dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
13
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgetik
14
setelah dilakukan Observasi
perawatan 1x24 jam dengan 1. Identifikasi penyebab
kriteria hasil: hipertermia
1. Menggigil menurun 2. Monitor suhu tubuh
2. Suhu tubuh membaik 3. Monitor kadar elektrolit
3. Suhu kulit membaik 4. Monitor haluaran urin
5. Monitor komplikasi akibat
hipertermia
Terapeutik
1. Sediakan lingkungan yang
dingin
2. Longgarkan atau lepaskan
pakaian
3. Basahi dan kipasi permukaan
tubuh
4. Berikan cairan oral
5. Ganti linen setiap hari atau
lebih sering jika mengalami
hiperhidrosis
6. Lakukan pendinginan
eksternal (missal selimut,
hipotermia atau kompres
dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen, axilla)
7. Hindari pemberian aspirin
8. Berikan oksigen
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian cairan
dan elektrolit intravena
I. Implementasi Keperawatan
15
J. Evaluasi Keperawatan
Pelaksana
No Waktu Masalah Keperawatan Evaluasi
(Nama/Paraf)
1. Sabtu, 07 Nyeri akut S : Pasien mengatakan
November masih nyeri
2020, 09.00 O : Pasien tampak meringis
WIB. A : Masalah belum teratasi
P : Rencana tindakan
dilanjutkan
2. Sabtu, 07 Gangguan eliminasi S : Pasien mengatakan BAK
November urin nya masih sedikit dan BAK
2020, 12.00 tidak lampias ada rasa
16
WIB. keinginan BAK kembali tapi
hanya sedikit
O : Distensi kandung kemih
A : Masalah belum teratasi
P : Rencana tindakan
dilanjutkan
3. Sabtu, 06 Hipertermi S: Pasien mengatakan suhu
November tubuhnya sudah mulai
2020, 09.00 sedikit menurun
WIB. O: Suhu tubuh masih diatas
nilai normal (37,9°C) dan
kulit terasa hangat
A: Masalah belum teratasi
P: Rencana tindakan
dilanjutkan
K. Catatan Perkembangan
17
dan distensi kandung kemih
A : Masalah belum teratasi
P : Rencana tindakan dilanjutkan
I:
1. Menganjurkan pasien minum
yang cukup
2. Mengambil sample urin
tengah atau kultur
E: Pasien mengatakan output urine
sudah sedikit bertambah tetapi
BAK masih tidak lampias ada rasa
keinginan BAK kembali
R: Memberikan perawatan kateter
3. Hipertermia S: Pasien mengatakan suhu
tubuhnya sudah mulai sedikit
menurun
O: Suhu tubuh diatas nilai normal
(37,9°C) dan kulit terasa hangat
A: Masalah belum teratasi
P: Rencana tindakan dilanjutkan
I: Memberikan kompres
dingin/hangat
E: Pasien mengatakan suhu
tubuhnya sudah membaik/normal
(36,8°C)
R: -
18
Naid, Tadjuddin, Fitriani M., dan Muldhaniah A. 2015. Pengaruh Volume Urin Terhadap
Pemeriksaan Sedimen Urin Pada Pasien Infeksi Saluran Kemih (Isk). Jurnal Farmasi. Volume 7.
Nomor 1. http://jurnal.farmasi.umi.ac.id/index.php/as-syifaa/article/view/15
Parwati, Gusti Ayu P., dkk. 2020. Studi Kasus: Manajemen Nyeri pada Klien Infeksi Saluran Kemih
di Ruang Anggrek Rumah Sakit Umum Negara. Jurnal Kesehatan. Volume 5. Nomor 1.
http://ejournal.stikesbuleleng.ac.id/index.php/Midwinerslion
A B C
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
1 KOMP. KEPERAWATAN UNIVERSITAS SULTAN
AGENG TIRTAYASA
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
AREA
2 RELAKSASI NAFAS
KOMPETENSI
PROSEDUR TINDAKAN / BUKTI 1 2 3 4 5
Memberikan tindakan manajemen nyeri dengan
3 Pengertian menarik nafas tenang, lambat dan mengeluarkan nafas
dengan perlahan.
4 Kebijakan Pasien yang mengalami nyeri.
Menyiapkan -
5
Peralatan
1. Verifikasi / validasi pasien* (identitas
6 Pra interaksi pasien/barcode, keluhan pasien)
2. Menempatkan alat didekat pasien dengan benar
1. Memberikan salam terapetik
2. Menjelaskan kepada klien beserta keluarga
mengenai tujuan dan prosedur tindakan yang akan
8 Tahap orientasi segera dilakukan
3. Beri kesempatan pasien/keluarga untuk bertanya
4. Menyiapkan kesiapan pasien sebelum kegiatan
dilakukan
9 Tahap kerja 1. Cuci tangan
2. Jaga privacy
3. Berikan posisi nyaman pasien
4. Anjurkan pasien untuk mengikuti instruksi
19
perawat
5. Tarik nafas dari melalui hidung dan mengisi paru-
paru denan hitungan 1 2 3
6. Hembuskan aliran nafas perlahan melalui mulut
dengan hitungan 1 2 3
7. Ulangi langkah tersebut sampai merasakan relaks
pada ekstremitas atas dan bawah
8. Anjurkan menarik nafas normal sebanyak 3 kali
9. Menarik nafas dari hidung dan hembuskan
melalui mulut
10. Biarkan telapak kaki dan tangan rileks
11. Usahakan konsentrasi dengan mata terpejam dan
tangan kanan di dada sedangkan tangan kiri di
abdomen
12. Pada saat konsentrasi, pusatkan pada area nyeri
13. Meminta pasien untuk nafas seperti biasa dan
membuka mata serta kembalikan posisi tangan
seperti semula
14. Anjurkan pasien mengulangi tindakan ini sampai
nyeri berkurang
15. Cuci tangan
1. Mengevaluasi respon serta toleransi klien selama
10 Tahap terminasi
dan sesudah prosedur
11 DOKUMENTASI Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
A B C
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
1 KOMP. KEPERAWATAN UNIVERSITAS SULTAN
AGENG TIRTAYASA
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
AREA
2 PENGAMBILAN SAMPEL URINE KATETER
KOMPETENSI
PROSEDUR TINDAKAN / BUKTI 1 2 3 4 5
Suatu tindakan mengambil sejumlah urine sebagai
3 Pengertian
sampel untuk pemeriksaan laboratorium.
20
4 Kebijakan Pasien yang terpasang kateter urin.
1. Wadah tempat sampel urine
2. Handscoen bersih
3. Perlak/alas
Menyiapkan
5 4. Spuit 10 cc
Peralatan
5. Klem penjepit
6. Kapas alcohol 70%
7. Bengkok
3. Verifikasi / validasi pasien* (identitas
6 Pra interaksi pasien/barcode, keluhan pasien)
4. Menempatkan alat didekat pasien dengan benar
1. Memberikan salam terapetik
2. Menjelaskan kepada klien beserta keluarga
mengenai tujuan dan prosedur tindakan yang
8 Tahap orientasi akan segera dilakukan
3. Beri kesempatan pasien/keluarga untuk bertanya
4. Menyiapkan kesiapan pasien sebelum kegiatan
dilakukan
1. Menjaga privasi pasien
2. Mencuci tangan
3. Memakai handscoen bersih
4. Mengklem selang urine bag selama kurang lebih
30 menit
5. Meletakkan perlak/pengalas dibawah tempat
pengambilan urine
6. Mendesinfeksi lokasi penusukan dengan kapas
9 Tahap kerja alcohol 70%
7. Menusukkan jarum dengan sudut 90° pada port
8. Melakukan aspirasi urine sebanyak ±3-5 cc untuk
pemeriksaan kultur urine, atau ±10-20 cc untuk
pemeriksaan urine lengkap
9. Masukan/tampung urine pada wadah tempat
sampel urine
10. Membuka klem penjepit
11. Merapihkan klien
10 Tahap terminasi 1. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan.
21
2. Melakukan evaluasi dari hasil tindakan yang
telah dilakukan (kondisi perineal, respon pasien)
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat
semula
4. Mencuci tangan
11 DOKUMENTASI Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
22