Anda di halaman 1dari 45

ASUHAN KEPERAWATAN

Pada Pasien dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK)

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II


Dosen Pengampu : Ditha Astuti, M. Kep

Disusun Oleh :
Dyah Wuni SR172110059
Dwike Andhika Berliana SR172110056
M. Ridhwan Arif SR172110057
Rostina SR172110044
Jihan Milenia Trivani SR172110058

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang ASUHAN KEPERAWATAN Pada Pasien
dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK).

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang ASUHAN


KEPERAWATAN Pada Pasien dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK) dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Pontianak, 20 Februari 2019

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................5
C. Tujuan.............................................................................................................5
D. Manfaat Penulisan...........................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI..........................................................................................7
A. Definisi............................................................................................................7
B. ETIOLOGI......................................................................................................8
C. Anatomi Fisiologi...........................................................................................8
D. Patofisiologi....................................................................................................9
E. Macam-macam ISK :....................................................................................11
F. Gambaran Klinis :.............................................................................................11
G. Komplikasi :..................................................................................................12
H. Pemeriksaan diagnostik................................................................................13
I. Pengobatan penyakit ISK.................................................................................13
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................................14
A. Pengkajian.....................................................................................................14
B. Diagnosa Keperawatan.................................................................................29
C. Perencanaan Keperawatan............................................................................30
D. Pelaksanaan Keperawatan ( Catatan Keperawatan ).....................................39
E. Evaluasi.........................................................................................................42
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................46
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu penyakit yang paling sering
ditemukan di masyarakat termasuk di negara maju. Meskipun sering dianggap
sebagai penyakit tidak membahayakan, namun penyakit ini cukup menjadi beban bagi
penderita maupun masyarakat Selain menjadi beban sosial, ISK juga ternyata
berdampak kepada meningkatnya beban ekonomi. Di negara maju diperkirakan biaya
yang harus dihabiskan untuk penanganan ISK ini berkisar antara 2-6 milyar dolar
setiap tahunnya (Sotelo & Westney 2003)

Insiden ISK ini pada bayi dan anak sekolah berkisar 1-2%, pada wanita muda
yang tidak hamil 1-3%, sedangkan pada wanita yang hamil 4-7%. Wanita lebih sering
menderita ISK dibanding pria, kira-kira 50% dari seluruh wanita pernah menderita
ISK selama hidupnya. Bahkan wanita sering mengalami ISK berulang yang dapat
sangat mengganggu kehidupan sosialnya. (Arslan et al., 2002; Sotelo & Westney
2003; Sjahrurrachman et al., 2004)

Gambaran klinis ISK mempunyai spektrum yang sangat luas, dari yang tanpa
gejala (asimptomatik),ringan, sampai ISK dengan komplikasi. ISK baik yang
asimptomatik maupun yang ringan jika tidak ditangani secara dini dan tepat dapat
menimbulkan komplikasi yang berat seperti gagal ginjal, sepsis, bahkan kematian.
ISK pada anak-anak jika tidak diterapi secara dini dan tepat dapat menimbulkan
sekuele seperti pembentukan jaringan parut pada ginjal, hipertensi, gagal ginjal dan
komplikasi selama kehamilan. Hal ini terutama sering terjadi pada Negara-negara
berkembang, termasuk Indonesia dimana ISK ini sering luput dari diagnosis(Bircan
2002). Sebagian besar ISK disebabkan oleh bakteri dan hanya sebagian kecil yang
disebabkan oleh jamur atau virus. Sehingga pengobatan yang utama pada ISK adalah
antibakteri (Sjahrurrachman et al., 2004).

Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat betapa pentingnya untuk mengetahui


pola resistensi bakteri penyebab ISK terhadap antibakteri terutama untuk penanganan
ISK yang lebih rasional. Maka dari itu pada kesempatan kali ini kelompok kami akan
membahas mengenai asuhan keperawatan dengan kasus infeksi saluran kemih ( ISK).

B. Rumusan Masalah
Secara garis besar,masalah yang kami rumuskan adalah sebagai berikut :
1. Apakah pengkajian dari asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit infeksi
saluran kemih
2. Apasajakah diagnose keperawatan penyakit infeksi saluran kemih
3. Bagaimana intervensi dan rasional dari asuhan keperawatan pada pasien dengan
penyakit infeksi saluran kemih

C. Tujuan
Makalah ini dimasukkan sebagai pedoman agar mahasiswa mengetahui
tentang asuhan keperawatan penyaki infeksi saluran kemih, diagnose dan intervensi
dari asuhan keperawatan penyakit infeksi saluran kemih

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan yang diperoleh dari makalh ini yaitu :
1. Bagi penyusun
a. Khususnya sebagai objek studi
b. Untuk menambah wawasan tentang infeksi saluran kemihh
2. Bagi kampus
a. Sebagai bahan pelajaran tambahan bagi mahasiswa
b. Sebagai tolak ukur sejauh mana kemampuan mahasiswa membuat sebuah
makalah
3. Bagi masyarakat
a. Memberikan informasi tetang asuhan keperawatan penyakit infeksi saluran
kemih pada masyarakat.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembang biaknya
mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak
mengandung bakeri, virus atau mikroorganisme lain. Infeksi saluran kemih dapat
terjadi pada pria maupun wanita dari semua umur, dan dari kedua jenis kelamin
ternyata wanita lebih sering menderita infeksi ini daripada pria. (Nurharis Huda ;
2009)

Jenis infeksi saluran kemih, antara lain :

1. Kandung kemih (Sistisis)


2. Urethra (Uretritis)
3. Prostat (Prostatitis)
4. Ginjal (Pielonefritis)

Selain itu, ISK pada mereka yang usia lanjut dibedakan menjadi :

1. ISK Unclomplicated (Simple)


ISK yang terjadi pada penderita dngan saluran kencing baik anatomic maupun
fungsional normal. ISK ini pada usia lanjut terutama mengenai penderita wanita
dan infeksi hanya mengenai mukosa superficial kandung kemih.
2. ISK Complicated
Sering menimbulkan banyak masalah karena seringkali kuman penyebab sulit
untuk diberantas. Kuman penyebab seringkali resisten terhadap beberapa jenis
antibiotic, sering menyebabkan bakterimia, sepsis, hingga shok. Infeksi saluran
kemih ini terjadi bila terdapat keadaan sebagai berikut :
a. Kelainan abnormal saluran kencing, misalnya batu, refreks resiko urethral
obstruksi, atoni kandung kemih, paraplegia, kateter kandung kemih menetap
dan prostatitis.
b. Kelainan faal ginjal : GGA maupun CGK
c. Gangguan imunitas
d. Infeksi yang disebabkan oleh organisme virulen seperti prosteus yang
memproduksi urease.

E. ETIOLOGI
a. Bakteri (Eschericia coli)
b. Jamur dan virus
c. Infeksi ginjal
d. Prostat hipertropi (urine sisa)

F. Anatomi Fisiologi
Sistem perkemihan atau sistem urinaria terdiri atas, dua ginjal yang fungsinya
membuang limbah dan substansi berlebihan dari darah, dan membentuk kemih dan
dua ureter, yang mengangkut kemih dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria)
yang berfungsi sebagai reservoir bagi kemih dan urethra. Saluran yang menghantar
kemih dari kandung kemih keluar tubuh sewaktu berkemih. Setiap hari ginjal
menyaring 1700 L darah, setiap ginjal mengandung lebih dari 1 juta nefron, yaitu
suatu fungsional ginjal. Ini lebih dari cukup untuk tubuh, bahkan satu ginjal pun
sudah mencukupi. Darah yang mengalir ke kedua ginjal normalnya 21 % dari curah
jantung atau sekitar 1200 ml/menit. Masing-masing ginjal mempunyai panjang kira-
kira 12 cm dan lebar 2,5 cm pada bagian paling tebal. Berat satu ginjal pada orang
dewasa kira-kira 150 gram dan kira-kira sebesar kepalang tangan. Ginjal terletak
retroperitoneal dibagian belakang abdomen. Ginjal kanan terletak lebih rendah dari
ginjal kiri karena ada hepar disisi kanan. Ginjal berbentuk kacang, dan permukaan
medialnya yang cekung disebut hilus renalis, yaitu tempat masuk dan keluarnya
sejumlah saluran, seperti pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf dan ureter.
Panjang ureter sekitar 25 cm yang menghantar kemih. Ia turun ke bawah pada
dinding posterior abdomen di belakang peritoneum. Di pelvis menurun ke arah luar
dan dalam dan menembus dinding posterior kandung kemih secara serong (oblik).
Cara masuk ke dalam kandung kemih ini penting karena bila kandung kemih sedang
terisi kemih akan menekan dan menutup ujung distal ureter itu dan mencegah
kembalinya kemih ke dalam ureter.

Kandung kemih bila sedang kosong atau terisi sebagian, kandung kemih ini
terletak di dalam pelvis, bila terisi lebih dari setengahnya maka kandung kemih ini
mungkin teraba di atas pubis. Peritenium menutupi permukaan atas kandung kemih.
Periteneum ini membentuk beberapa kantong antara kandung kemih dengan organ-
organ di dekatnya, seperti kantong rektovesikal pada pria, atau kantong vesiko-
uterina pada wanita. Diantara uterus dan rektum terdapat kavum douglasi.

Uretra pria panjang 18-20 cm dan bertindak sebagai saluran untuk sistem
reproduksi maupun perkemihan. Pada wanita panjang uretra kira-kira 4 cm dan
bertindak hanya sebagai system Perkemihan. Uretra mulai pada orifisium uretra
internal dari kandung kemih dan berjalan turun dibelakang simpisis pubis melekat ke
dinding anterior vagina. Terdapat sfinter internal dan external pada uretra, sfingter
internal adalah involunter dan external dibawah kontrol volunter kecuali pada bayi
dan pada cedera atau penyakit saraf.

G. Patofisiologi
Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui :

1. Penyebaran endogen yaitu kontak langsung daro tempat terdekat.


2. Hematogen.
3. Limfogen.
4. Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi.
Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya infeksi saluran kemih yaitu :

1. Bendungan aliran urine.


a. Anatomi konginetal.
b. Batu saluran kemih.
c. Oklusi ureter (sebagian atau total).
2. Refluks vesi ke ureter.
3. Urine sisa dalam buli-buli karena :
a. Neurogenik bladder.
b. Striktur uretra.
c. Hipertropi prostat.
4. Gangguan metabolik.
a. Hiperkalsemia.
b. Hipokalemia
c. Globulinemia.
5. Instrumentasi
a. Dilatasi uretra sistoskopi.
6. Kehamilan
a. Faktor statis dan bendungan.
b. PH urine yang tinggi sehingga mempermudah pertumbuhan kuman.

Infeksi tractus urinarius terutama berasal dari mikroorganisme pada faeces


yang naik dari perineum ke uretra dan kandung kemih serta menempel pada
permukaan mukosa. Agar infeksi dapat terjadi, bakteri harus mencapai kandung
kemih, melekat pada dan mengkolonisasi epitelium traktus urinarius untuk
menghindari pembilasan melalui berkemih, mekanisme pertahan penjamu dan
cetusan inflamasi.

Inflamasi, abrasi mukosa uretral, pengosongan kandung kemih yang tidak


lengkap, gangguan status metabolisme (diabetes, kehamilan, gout) dan imunosupresi
meningkatkan resiko infeksi saluran kemih dengan cara mengganggu mekanisme
normal.
Infeksi saluran kemih dapat dibagi menjadi sistisis dan pielonefritis.
Pielonefritis akut biasanya terjadi akibat infeksi kandung kemih asendens.
Pielonefritis akut juga dapat terjadi melalui infeksi hematogen. Infeksi dapat terjadi di
satu atau di kedua ginjal. Pielonefritis kronik dapat terjadi akibat infeksi berulang,
dan biasanya dijumpai pada individu yang mengidap batu, obstruksi lain, atau refluks
vesikoureter.

Sistitis (inflamasi kandung kemih) yang paling sering disebabkan oleh


menyebarnya infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik urine dari
uretra ke dalam kandung kemih (refluks urtrovesikal), kontaminasi fekal, pemakaian
kateter atau sistoskop.

Uretritis suatu inflamasi biasanya adalah suatu infeksi yang menyebar naik
yang digolongkan sebagai general atau mongonoreal. Uretritis gonoreal disebabkan
oleh niesseria gonorhoeae dan ditularkan melalui kontak seksual. Uretritis
nongonoreal ; uretritis yang tidak berhubungan dengan niesseria gonorhoeae biasanya
disebabkan oleh klamidia frakomatik atau urea plasma urelytikum.

Pielonefritis (infeksi traktus urinarius atas) merupakan infeksi bakteri piala


ginjal, tobulus dan jaringan intertisial dari salah satu atau kedua ginjal. Bakteri
mencapai kandung kmih melalui uretra dan naik ke ginjal meskipun ginjal 20 %
sampai 25 % curah jantung; bakteri jarang mencapai ginjal melalui aliran darah ;
kasus penyebaran secara hematogen kurang dari 3 %.

H. Macam-macam ISK :
1. Uretritis (uretra)
2. Sistisis (kandung kemih
3. Pielonefritis (ginjal)
I. Gambaran Klinis :
Uretritis biasanya memperlihatkan gejala :
1. Mukosa memerah dan oedema
2. Terdapat cairan eksudat yang purulent
3. Ada ulserasi pada urethra
4. Adanya rasa gatal yang menggelitik
5. Good morning sign
6. Adanya nanah awal miksi
7. Nyeri pada saat miksi
8. Kesulitan untuk memulai miksi
9. Nyeri pada abdomen bagian bawah.

Sistitis biasanya memperlihatkan gejala :


1. Disuria (nyeri waktu berkemih)
2. Peningkatan frekuensi berkemih
3. Perasaan ingin berkemih
4. Adanya sel-sel darah putih dalam urin
5. Nyeri punggung bawah atau suprapubic
6. Demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah.

Pielonefritis akut biasanya memperihatkan gejala :


1. Demam
2. Menggigil
3. Nyeri pinggang
4. Disuria
Pielonefritis kronik mungkin memperlihatkan gambaran mirip dengan
pielonefritis akut, tetapi dapat juga menimbulkan hipertensi dan akhirnya dapat
menyebabkan gagal ginjal.

J. Komplikasi :
1. Pembentukan Abses ginjal atau perirenal
2. Gagal ginjal
K. Pemeriksaan diagnostik
Urinalisis
1. Leukosuria atau piuria terdapat > 5 /lpb sedimen air kemih
2. Hematuria 5 – 10 eritrosit/lpb sedimen air kemih.

Bakteriologis
1. Mikroskopis ; satu bakteri lapangan pandang minyak emersi. 102 – 103
organisme koliform/mL urin plus piuria.Biakan bakteri
2. Tes kimiawi; tes reduksi griess nitrate berupa perubahan warna pada uji carik.
L. Pengobatan penyakit ISK
1. Terapi antibiotik untuk membunuh bakteri gram positif maupun gram negatif.
2. Apabila pielonefritis kroniknya disebabkan oleh obstruksi atau refluks, maka
diperlukan penatalaksanaan spesifik untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
3. Dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas
microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus membilas dari
depan ke belakang untuk menghindari kontaminasi lubang urethra oleh bakteri
faeces.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Tanggal Pengkajian       : 22 Februari 2012
Tanggal Masuk              : 22 Februari 2012
Ruang                             : Syifa
Nomor Register             : 1066805
Diagnosa Medis             : febris,gastritis akut, suspec kandung kemih

1. Identitas Klien
Nama Klien              : Ny. R
Jenis Kelamin           :  perempuan
Usia                          : 40 tahun
Status Perkawinan    :  menikah
Agama                      : Islam
Pendidikan               : SMA
Bahasa                      : Bahasa indonesia
Pekerjaan                  : Ibu rumah tangga
Alamat                      : blok R RT 013/001 pondok gede
Sumber biaya           : pribadi
Sumber informasi     : Klien

2. Resume

Ny. R 40 tahun dibawa ke ruang UGD pada tanggal 22 februari 2012 jam
00.39 dengan keluahan utama panas 1minggu, perdarahan spontan (-)
mual (-) muntah (-) nyeri ulu hati (+), sakit saat menelan, BAB dan BAK
normal, KU: lemah, kesadaran: composmentis, hasil observasi TTV:
TD=90/60, SH=38,5, N-100x/mnt, RR=22x/mnt, mata: ca -/-, s1 -/-,
thorax: c/p s1 s2 reg, rhonki -/-,whizing -/-, abdomen: supel NU(+),
WT(+), epigastrium H/L ttm, ekstremitas hangat, penciuman: normal,
cara masuk dengan kursi roda, pemeriksaan penunjang: laboratorium
hasil LAB tanggal 22 februari 2012: diabetes: GDS= 149, fungsi ginjal:
ureum= 29, kreatinin= 1,24, fungsi hati: SGOT=21, SGPT=10,
hematologi: HB=11,2, leukosit=7700, thrombosit=331.000, HT=35%,
serologi/imunologi: widal: S. Typhi O(-), S. Typhy H(-), S. Parathypi A-
O(-), S. Parathypi B-O(-), S. Parathypi C-O(-), S. Parathypi A-H (-), S.
Parathypi B-H(-), S. Parathypi C-H(-), urinalisa: warna: kuning,
kejernihan: keruh, PH=6,5, BJ: 1,025, albumin: positif 1, urobilinogen:
0,2, bilirubin(-), keton (-), darah samar positif 1, nitrit(-), sedimen:
eritrosit 4-5, leukosit: 20-25, epitel (+), kristal (-), silinder(-), bakteri
positif 2, tindakan/ therapi yang dilakukan di UG: infus RL: 20tts/mnt,
injeksi cefatoxil 2x1gr, ranitidin 2x1amp, ondacentron 3x4J, PCT 3x500,
unspcy 3x1, rencana tindak lanjut dirawat di ruang Syifa pada tanggal 22
februari 2012, pukul 01:00.
Dengan diagnosa febris, ISK+gastritis akut, masalah keperawatan yang
muncul: nyeri berhubungan dengan infeksi kandung kemih, gangguan
pola eliminasi berhubungan dengan infeksi saluran kemih, infeksi
berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih.
Evaluasi:
S: klien mengatakan lemas, neyri tekan pada perut bagian bawah,
O: KU:lemas, infus RL 20tts/mnt,
A: masalah belum teratasi,
P: intervensi dilanjutkan

3. Riwayat keperawatan
a. Riwayat kesehatan sekarang.
1) Keluhan utama : nyeri ulu hati, panas, nyeri perut bagian bawah
b. Riwayat kesehatan masa lalu.
1) Riwayat penyakit sebelumnya: riwayat hipertensi dan muntaber
2)  Riwayat alergi                      : tidak ada
3) Riwayat pemakaina obat      : tidak ada
c. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi
factor resiko:
Tidak ada
d. Riwayat psikososial dan spiritual
1) Orang terdekat dengan klien : anak klien
2) Masalah yang mempengaruhi klien : anak tidak ada yang ngurus
3) Mekanisme koping terhadap stress : tidur 
4) Persepsi klien terhadap pemyakitnya : ingin cepat sembuh agar
dapat bekerja kembali
5)  System nilai kepercayaan : berdoa, sholat dan mengaji
6) Kondisi lingkungan rumah yang mempengaruhi kesehatan saat ini
: baik
7) Pola kebiasaan

Hal Yang Dikaji Pola Kebiasaan


Sebelum sakit / Di Rumah Sakit
selelum di RS
1.      Pola nutrisi
a.       Frekuensi makan 2 3
b.      Nafsu makan tidak Tidak baik
Alasan mual Mual
c.       Porsi makan yang dihabiskan ½ ½
d.      Makanan yang tidak disukai Tidak ada Tidak ada
e.       Makanan yang membuat alergi gorengan gorengan
f.       Makanan pantangan gorengan gorengan
g.      Makanan diet Makanan lunak
h.      Pengunaan obat sebelum makan promag Tidak ada
i.        Penggunaan alat bantu Tidak ada Tidak ada

2.      Pola eliminasi
a.       B.A.K
1)      Frekuensi 1 kali 2 kali
2)      Warna Kuning jernih Kuning keruh
3)      Keluhan Nyeri tekan perut Nyeri tekan peut
4)      Penggunaan alat bantu bagian kiri bagian kiri
b.      B.A.B Tidak ada tidak ada
1)      Frekuensi
2)      Waktu 1 tidak ada
3)      Warna Pagi tidak ada
4)      Konsistensi Coklat tidak ada
5)      Keluhan keras tidak ada
6)      Penggunaan laxative Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
3.      Pola Personal Hygiene
a.       Mandi
1)      Frekuensi
2)      Waktu 2 Tidak ada
b.      Oaral Hygiene Pagi dan sore Tidak ada
1)      Frekuensi
2)      Waktu 2 Tidak ada
Pagi dan sebelum Tidak ada
c.       Cuci rambut tidur
1)      Frekuensi
2x/hari Tidak ada
4.      Pola istirahat  dan tidur
a.       Lama tidur siang
b.      Lama tidur malam - -
6-8 jam -
5.      Pola aktifitas dan latihan
a.       Waktu bekerja
b.      Olahraga - -
c.       Jenis olahraga - -
d.      Frekuensi - -
e.       Keluhan dalam aktifitas - -
Tidak ada -
6.      Kebiasaan yang mempengaruhi
kesehatan
a.       Merokok
1)      Frekuensi - -
2)      Jumlah - -
3)      Lama pemakaian - -
b.      Minuman keras/NABZA - -
1)      Frekuensi Tidak -
2)      Jumlah -
3)      Lama pemakaian -
-

4.  Pengkajian Fisik
a. Pemeriksaan fisik umum
1) Berat badan              : 40 kg                                     (sebelum
sakit:) 42kg
2) Tinggi badan            : 145 cm
3) Keadaan umum        : ringan
4) Pembesaran kelenjar getah bening   : tidak
b. System penglihatan       
1) Posisi mata                           : simetris
2)  Kelopak mata                       : normal
3) Pergerakan bola mata           : normal
4) Konjungtiva                         : merah muda
5) Kornea                                 : normal
6) Sclera                                   : anikterik
7) Pupil                                     : isokor
8) Otot-otot mata                     :tidak ada kelainan
9) Fungsi penglihatan               : kabur
10) Tanda-tanda radang             :tidak ada
11) Pemakaian kaca mata           : tidak
12) Pemakaian lensa kontak       : tidak
13) Reaksi terhadap cahaya       : normal
c. System pendengaran

1)      Daun telinga                         : normal


2)      Karakteristik serumen          : tidak ada
3)      Kondisi telinga tengah         : normal
4)      Cairan pada telinga              : tidak ada
5)      Perasaan penuh di telinga    : tidak
6)      Titinus                                  : tidak ada
7)      Fungsi pendengaran             : normal
8)      Gangguan keseimbangan     : tidak ada
9)      Pemakaian alat bantu           : tidak ada
d. System wicara                            : normal
e. .       System pernafasan        
1)      Jalan nafas                            : ada sumbatan
2)      Pernafasan                            : -
3)      Penggunaan otot bantu        : tidak
4)      Frekuensi                              : 22 x/menit
5)       Irama                                   : teratur
6)      Jenis pernafasan                   : spontan
7)      Kedalaman                           : dalam
8)      Batuk                                   : Ya
9)      Sputum                                 : Ya
10)  Konsistensi                           : Kental
11)  Terdapat darah                     : tidak
12)  Palpasi dada                         : tidak ada nyeri
13)  Perkusi dada                                    : redup
14)  Suara nafas                           : Vesikuler
15)  Penggunaan alat bantu nafas: tidak
f. System kardiovaskular
1)      Sirkulasi perifer
a.       Nadi                               :  68 x/ menit
b.      Tekanan darah                : 110/70 mmHg
c.       Distensi vena jugularis   : tidak
d.      Temperature kulit           : hangat
e.       Warna kulit                    : pucat
f.       Pengisian kapiler            : < 3 detik
g.      Edema                            : tidak ada
2)      Sirkulasi jantung
a)      Kecepatan denyut apical:  88 x/menit
b)      Irama                              : teratur
c)      Kelaianan bunyi jantung: tidak ada
d)     Sakit dada                      : tidak
g. System hematologi
1)      Pucat                                                : Ya
2)      Perdarahan                           : tidak
h. Sistem saraf pusat
1)      Keluhan sakit kepala            : tidak
2)      Tingkat kesadaran                : compos mentis
3)      GCS                                     : E: 4    M: 6     V: 5
4)      Tanda-tanda PTIK               : tidak ada
5)      Pemeriksaan reflex               : positf
i. System pencernaan
1)      Gigi                                      : terdapat caries
2)      Penggunaan gigi palsu         : tidak
3)      Stomatitis                             : tidak
4)      Lidah kotor                          : Ya
5)      Salifa                                    : normal
6)      Muntah                                 : tidak
7)      Nyeri daerah perut               : Ya
8)      Skala nyeri                           :6
9)      Lokasi                                  : kiri bawah
10)  Bising usus                           : 6x/mnt
11)  Hepar                                   : -
12)  Abdomen                             : lembek
j. System endokrin
Pembesaran kelenjar tiroid         : tidak ada
Nafas bau keton                         : tidak
k. System urogenital
Balance cairan    :  1720             intake: 2800                output: 1080
Perubahan pola kemih                : retensi
Warna bak                                  : kuning jernih
Distensi kandung kemih                        : Ya
Keluhan sakit pinggang             : tidak ada
l. System integumen
Turgor kulit                                            : elastis
Temperature kulit                                   : dingin
Warna kulit                                            : pucat
Keadaan kulit                                         : baik
Kelainan kulit                                         : tidak ada
Kondisi kulit daerah pemasangan infuse: baik tidak ada plebitis
Keadaan rambut                                     : tekstur baik, dan bersih
m. System musculoskeletal
Kesulitan dalam pergerakan                   : tidak ada
Sakit pada tulang, sendi, kulit               : tidak ada
Fraktur                                                   : tidak ada
Kelainan bentu tulang sendi                  : tidak ada
Kelainan bentuk tulang belakang           : tidak
Keadaan tonus otot                                : baik
Kekuatan otot                                        :  5
5. Data Tambahan (pemahama tentang penyakit)
Klien mengatakan tidak mengetahui tentang penyakitnya
6. Data Penunjang
Hasil Lab tanggal 22 Februari 2012
Diabetes:
GDS= 149
Fungsi ginjal:
ureum= 29 ( N: 20-40mg/dl)
kreatinin= 1,24 (N: 0,5-1,5mg/dl)
Fungsi hati:
SGOT=21    (N: L: <23 P: <31) 
SGPT=10     (N: L: <42 P: <32)
Hematologi:
HB=11,2      thrombosit=331.000
leukosit=7700          HT=35%
Serologi/imunologi:
Widal:
S. Typhi O(-)
S. Typhy H(-)
S. Parathypi A-O(-)
S. Parathypi B-O(-)
S. Parathypi C-O(-)
S. Parathypi A-H (-)
S. Parathypi B-H(-)
S. Parathypi C-H(-)
Urinalisa:
warna: kuning
kejernihan: keruh
PH=6,5
BJ: 1,025
albumin: positif 1, urobilinogen: 0,2(N: 0,2-1)
bilirubin(-), keton (-), darah samar positif 1, nitrit(-)
Sedimen: eritrosit 4-5(N:0-2 Lpb)
leukosit: 20-25 (N: 0-5 Lpb),
epitel (+), kristal (-), silinder(-), bakteri positif 2

7. Penatalaksanaan
Diet makanan lunak
Rl: 20 tts/mnt
Cefotaxim 2x1(infeksi)
Ondancentron 3x4(antiemetik)
PCT 3x500(penurun panas)
Ulsft 3x2
Urispes 3x1(anti ulserasi)
Ranitidin (mengurangi nyeri)

DATA FOKUS
Data Subyektif Data Obyektif

1.    Klien mengatakan nyeri Ku : sedang

TTV :
2.    Klien mengatakan bak tidak lancar          TD : 100/70

         N   : 68 x/m
3.    Klien mengatakan sakit pada saat
         RR : 16 x/m
menelan
         S    : 34,9 c

4.    Klien mengatakan batuk Terpasang infus RL 20 tetes/menit

Gigi ompong

5.    Klien mengatakan badan panas saat Hasil LAB tgl 22 februari 2012
sebelum masuk rumah sakit.
~ urinalisa

         Warna : kuning 
6.    Klien mengatakan tidak mengetahui
tentang penyakitnya.          Ph : 6,5

         Albumin : + 1
7.    Klien mengatakan nyeri pada saat          Bilirubin (-)
perut bawah bagian kiri di tekan.
         Darah samar (+1)

         Kejernihan : keruh
8.    Klien mengatakan hanya bak 1x
dalam sehari.          BJ : 1,025

         Urobilinogen : 0,2
9.    Klien mengatakan hanya          Keton (-)
menghabiskan makan ½ porsi.
         Nitrit (-)

         Sedimen :

~ Entrosit (4-5)  ~ leukosit : 20-25

~ epitel (+)         ~ Kristal (-)

~ slinder (-)          ~ bakteri (+2)

BB : 40kg

TB : 145cm

Kekuatan otot

5555 5555

5555 5555

Skala nyeri 6
Balance cairan

o   Intake

~ makan = 3 x 100 =  300cc

~ minum                 =  500cc

~ infuse = 4 kolf      = 2000cc

                               ---------------+

                                   2800cc

o   Output

~ BAK = 480cc

ANALISA DATA

No Data Masalah Etiologi


.
1. DS : klien mengtakan nyeri tekan di nyeri Inflamasi / infeksi
bagian kiri perut bawah saluran kemih

DO : klien tampak meringis kesakitan

~ KU : sedang

~ terpasang RL 20tts/m

2. DS : klien mengatakan hanya BAK 1x Perubahan pola Infeksi saluran kemih
dalam sehari eliminasi

DO :

~ ku : sedang

~ terpasang RL 20tts/m

~ BAK = 480cc

~ Balance cairan

o   Intake

~ makan = 3 x 100 =  300cc

~ minum                 =  500cc

~ infuse = 4 kolf      = 2000cc

                               ---------------+

                                   2800cc
o   Output : 1080

3. DS : - infeksi Bakteri pada saluran


kemih

DO :

TTV = ~ TD  : 100/70

           ~ N    : 68x/m

           ~ RR : 16x/m

           ~ S    :  34,9 

         Hasil Lab tgl 22 Februari 2012

         Darah samar (+1)

         leukosit : 20-25

         bakteri (+2)

4. DS : klien mengatakan tidak tahu Kurangnya Defisit volume tentang


tentang penyakitnya. pengetahuan penyakitnya

DO : klien tampak bingung ketika di


Tanya tentang penyakitnya.

5. DS : klien mengatakan nyeri di uluh Nyeri uluh hati Peningkatan asam
hatinya lambung
DO :

~ skala nyeri 6

~ ku : sedang

~ terpasang RL 20tts/m

M. Diagnosa Keperawatan
No. Diagnosa keperawatan ( P & E ) Tanggal Tanggal Nama
Ditemukan Teratasi Jelas
1. ~ nyeri b/d inflamasi dan infeksi kandung 22 Februari
kemih, 2012

~ nyer uluh hati b/d peningkatan asam


lambung

2. ~ gangguan perubahan pola eliminasi urine 22 Februari


b/d infeksi saluran kemih 2012

3. ~ infeksi b/d adanya bakteri pada saluran 22 Februari


kemih, 2012

4. ~  kurangnya pengetahuan b/d kurangnya 24 februari


informasi tentang proses penyakit. 2012
N. Perencanaan Keperawatan
Tgl. No. Diagnosa Tujuan Rencana Rasional Paraf &
keperawatan Tindakan nama jel
dan Kritea Hasil
( PES )
22 1. nyeri b/d Setelah di lakukan 1.    berikan 1.   menin
Febuari inflamasi dan tindakan tindakan gkatkan
2012 infeksi kandung keperawatan nyaman seperti relaksasi
kemih, selama 3x24 jam pijatan di menurunk
diharapkan nyeri daerah perut an
berkurang tegangan
2.    berikan
DS : klien otot
perawatan
mengtakan
perineal 2.    untuk
nyeri tekan di Kh :
mencegah
bagian kiri 3.    alihkan
~Klien tampak kontamina
perut bawah perhatian pada
relaks si uretra
hal yang
~melaporkan nyeri menyenangkan 3.    relaks
DO : klien hilang dengan asi,
4.    catat
tampak spasme terkontrol menghind
lokasi,
sedikit  meringi ari terlalu
~menunjukkan lamanya
s merasakan
perilaku intesitas nyeri
~ ku : sedang mengontrol nyeri. nyeri
skala (1-10)

~ skala nyeri 6 4.   menge


5.    anjurkan
valuasi
minum banyak
tempat
2-3 liter jika
tidak ada obstruksi
kontra indikasi dan
penyebab
6.    pantau
nyeri
perubahan
warna, pola 5.    untuk
kemih, membantu
masukkan dan klien
keluarkan dalam
setian 8 jam berkemih
dan pantau
6.    untuk
hasil urinalisa
mengident
ulang
ifikasi
indikasi
kemajuan
kolaborasi
atau
1.    berikan penyimpa
obat analgetik ngan dari
sesuai dengan hasil yang
program terapi di

ranitidin harapkan
analgetik
memblok
lintasan
nyeri
2. gangguan Setelah dilakukan 1.    bantu 1.    untuk
perubahan pola tindakan klien ke kamar memudah
eliminasi urine keperawatan kecil, memakai kan klien
b/d infeksi selama 3x24 jam pispot / urinal di dalam
saluran kemih. diharapkan klien berkemih
2.    bantu
dapat
klien 2.    supay
mempertahankan
mendapatkan a klien
DS : klien pola eliminasi
posisi tidak
mengatakan secara edukasi
berkemih yang sukar
hanya BAK 1x
nyaman untuk
dalam sehari
berkemih
KH : 3.    anjurkan
untuk 3.    untuk
~klien dapat
DO : berkemih setiap 3 berkemih mencegah
jam setiap 2-3 jam terjadinya
1.     ku :
penumpuk
sedang ~klien tidak 4.    ukur dan
kan urine
kesulitan pada saat catat urin
2.    terpasang dalam
berkemih setiap kali
RL 20tts/m
berkemih 4.    untuk
~klien dapat bak
3.    BAK = mengetahu
dengan berkemih 5.    palpasi
480cc i adanya
kandung
perubahan
kemih tiap 4
warna dan
jam
untuk
mengetahu

Kolaborasi i
input/outp
1.    awasi
ut
pemeriksaan
lab : elektrolit, 5.    untuk
bun, kreatinin mengetahu
i adanya
2.    lakukan
distensi
tindakan untuk
kandung
memelihara
kemih
asam urin:
tingkatan
masukkan sari
buah beri dan
berikan obat-
obatan untuk 1.    penga
meningkatkan wasan
asam urine. terhadap
di fungsi
ginjal

2.    asam
urin
menghalan
gi
timbulnya
kuman.
3. infeksi b/d Setelah di lakukan 1.    anjurkan 1.    untuk
adanya bakteri tindakan pasien untuk mencegah
pada saluran keperawatan mengosongkan adanya
kemih, selama 3x24 jam kandung distendi
diharapkan pasien kemih secara kandung
memperlihatkan komplit setiap kemih
DS : - tidak adanya tanda- kali berkemih
2.    untuk
tanda infeksi.
2.    berikan menjaga

DO : perawatan kebersihan


perineal, dan
TTV = ~ TD  : KH :
pertahankan menghind
100/70 ~tanda – tanda agar tetp bersih ari bakteri

           ~ N    : dalam batas normal dan kering yang


68x/m ~nilai kultur urine 3.    monitor membuat
infeksi
           ~ RR : negative pemeriksaan
uretra
16x/m ~urine berwarna ulang urine

           ~ bening dan tidak kultur dan 3.    meng

bau sensivitas etahui


S    :  34,9 
untuk seberapa
menentukan jauh efek
         Hasil
respon terapi pengobata
Lab tgl…..
n
4.    anjurkan
         Darah
pasien untuk 4.    untuk
samar (+1)
minum 2-3 mencegah
         leukosit liter jika tidak statis urine
: 20-25 ada kontra
5.    ttv
         bakteri indikasi
menandak
(+2) 5.    kaji tubuh an adanya
pasien setiap 4 perubahan
jam dan lapor di dalam
jika suhu d tubuh
atas 38,50c

4. kurangnya Setelah dilakukan 1.    berikan 1.    meng


pengetahuan tindakan waktu kepada etahui
b/d kurangnya keperawatan pasien untuk sejumlah
informasi (penkes) selama menanyakan mana
tentang proses 1x20 menit di apa yang tidak ketidaktah
penyakit. harapkan klien diketahui uan n
mengerti tentang tentang pasien
penyakitnya penyakitnya tentang
DS : klien penyakitn
2.    kaji ulang
mengatakan ya
proses
tidak tahu KH :
penyakit dan
tentang
~mengatakan harapan yang
penyakitnya. mengerti tentang akan datang
kondisi
3.    berikan
~tindakan informasi
DO : klien 2.    memb
perawatan diri tentang:
tampak bingung eri
preventif sumber infeksi,
ketika di Tanya pengetahu
tindakan untuk
tentang ~klien tenang an dasar
mencegah
penyakitnya. dimana
penyebaran.
pasien
Jelaskan
dapat
pemberian
membuat
antibiotik,
pilihan
pemeriksaan
berdasarka
diagnosis,
n
tujuan,
informasi
perawatan
sesudah 3.   penget

pemeriksaan ahuan
yang di
4.    anjurkan
dapat
pasien untuk
menguran
menggunakan
gi ansietas
obat yang
dan
diberikan,
membantu
minum
mengemba
sebanyaknya
ngkan
kurang lebih 8
kepatuhan
gelas/hari
klien
terhadap
rencana
terapetik

4.    pasien
sering
menghenti
kan obat
mereka,
jika tanda
– tanda
penyakit
mereda,
cairan
menolong
membalas
ginjal
5. nyer uluh hati Setelah dilakukan 1.    berikan 1.   memb
b/d peningkatan tindakan tindakan erikamn
asam lambung keperawatan kenyamanan rasa
selama 2x24 jam minsal, posisi nyaman
diharapkan nyeri relaks
DS : klien ulu hati berkurang pada klien
mengatakan atau hilang 2.    alihkan
nyeri di uluh pasien dari
hatinya rasa nyeri
KH :
2.    denga
~menyatakan nyeri n
DO :
hilang melakukan
~ skala nyeri 6 aktivitas
~ ku : sedang ~ttv dalam keadaan pasien
normal dapat
~ terpasang RL
melupakan
20tts/m
3.    kaji perhatian
tingkat nyeri dari rasa
yang di alami nyeri
klien

3.    untuk
4.    tingkatkan mengetahu
telah baring, i beberapa
bantulah berat nyeri
kebutuhan yang di
perawatan alami
yang penting
4.    menur
unkan

Kolaborasi gerakan
yang dapat
1.    pemberian
meningkat
obat analgetik
kan nyeri
2.    ranitidin

1.    meng
urangi
nyeri

2.    untuk
menguran
gi nyeri
uluh hati.

O. Pelaksanaan Keperawatan ( Catatan Keperawatan )


Tgl/ No. Tindakan Keperawatan dan Hasil Paraf dan Nam
Waktu DK. Jelas
22 1 Mengobservasi dan mengukur tanda – tanda vital klien
Februar
i 2012
S : klien mengatakan nyeri ulu hati dan  klien mengatakan
nyeri perut bagian kiri bawah bila di tekan

O : nyeri ulu hati berskala 6

      ~TD : 100/70mmhg S: 34,9 RR: 16x/mnt  N: 68x/mnt

Memberi obat ranitidine 3cc lewat intravena


1

S : klien mengatakan agak sakit ketika obat di masukkan


O : ~ ranitidine sudah masuk ke cairan infuse sebanyak 3cc,
klien tampak meringis

~terpasang infuse RL 20tts/m

23 1,2,4 Mengobservasi, mengukur tanda – tanda vital klien, member


Februar penkes kepada klien
i 2012

S : ~ klien mengatakan sudah tidak nyeri

     ~ klien mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya

     ~ klien mengatakan hanya 1 BAK dalam sehari

      ~ klien mengatkan pernah sakit muntaber

O : ~ TD : 140/90mmhg N : 84x/mnt  S : 35,70c  RR :


24x/mnt

      ~ klien tampak mendengarkan penkes yang diberikan


oleh mahasiswa
24 1,2 Mengganti cairan infus klien
Februar
i 2012
S : klien mengatakan infusnya (kolf) habis

O : tinggal sedikit RL di kolf

1,2 Mengobservasi dan mengukur tanda – tanda vital

S : klien mengatakan sudah jauh mendingan

O : TD : 120/70mmhg  S : 35,3°c  N : 60x/mnt  RR :


58x/mnt

P. Evaluasi
No. Hari/tgl/jam Evaluasi Hasil ( SOAP ) Paraf
DK
dan Nama Jela

1,2 24 Februari S : ~ klien mengatakan nyeri ulu hati


2012
     ~ klien mengatakan lemas

     ~ klien mengatakan nyeri perut bagian kiri bawah


bila di tekan

O : ~nyeri ulu hati berskala 6

      ~TD : 100/70 S: 34,9 RR: 16x/m  N: 68x/m

      ~ infuse Rl 20tts/m

A : masalah belum teratasi

P : intervensi di lanjutkan

1,2,4 24 Februari S : ~ klien mengatakan sudah tidak nyeri


2012
     ~ klien mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya

     ~ klien mengatakan hanya 1 BAK dalam sehari

O : ~ TD : 140/90 N : 84x/m  S : 35,70c  RR : 24x/m

      ~ klien tampak mendengarkan penkes yang


diberikan oleh mahasiswa

A : masalah teratasi

P : intervensi di hentikan
1,2,3, 21 Februari S : klien mengatakan sudah tdk nyeri dan jauh
4 2012 mendingan, badan sudah enak

O : TD : 120/70  S : 35,3  N : 60  RR : 58x/m

A : masalah teratasi

P : intervensi dihentikan

Pasien sudah pulang kemarin sore atas izin dokter


BAB IV
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai