Disusun Oleh :
Dyah Wuni SR172110059
Dwike Andhika Berliana SR172110056
M. Ridhwan Arif SR172110057
Rostina SR172110044
Jihan Milenia Trivani SR172110058
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang ASUHAN KEPERAWATAN Pada Pasien
dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK).
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................5
C. Tujuan.............................................................................................................5
D. Manfaat Penulisan...........................................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI..........................................................................................7
A. Definisi............................................................................................................7
B. ETIOLOGI......................................................................................................8
C. Anatomi Fisiologi...........................................................................................8
D. Patofisiologi....................................................................................................9
E. Macam-macam ISK :....................................................................................11
F. Gambaran Klinis :.............................................................................................11
G. Komplikasi :..................................................................................................12
H. Pemeriksaan diagnostik................................................................................13
I. Pengobatan penyakit ISK.................................................................................13
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................................14
A. Pengkajian.....................................................................................................14
B. Diagnosa Keperawatan.................................................................................29
C. Perencanaan Keperawatan............................................................................30
D. Pelaksanaan Keperawatan ( Catatan Keperawatan ).....................................39
E. Evaluasi.........................................................................................................42
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................46
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu penyakit yang paling sering
ditemukan di masyarakat termasuk di negara maju. Meskipun sering dianggap
sebagai penyakit tidak membahayakan, namun penyakit ini cukup menjadi beban bagi
penderita maupun masyarakat Selain menjadi beban sosial, ISK juga ternyata
berdampak kepada meningkatnya beban ekonomi. Di negara maju diperkirakan biaya
yang harus dihabiskan untuk penanganan ISK ini berkisar antara 2-6 milyar dolar
setiap tahunnya (Sotelo & Westney 2003)
Insiden ISK ini pada bayi dan anak sekolah berkisar 1-2%, pada wanita muda
yang tidak hamil 1-3%, sedangkan pada wanita yang hamil 4-7%. Wanita lebih sering
menderita ISK dibanding pria, kira-kira 50% dari seluruh wanita pernah menderita
ISK selama hidupnya. Bahkan wanita sering mengalami ISK berulang yang dapat
sangat mengganggu kehidupan sosialnya. (Arslan et al., 2002; Sotelo & Westney
2003; Sjahrurrachman et al., 2004)
Gambaran klinis ISK mempunyai spektrum yang sangat luas, dari yang tanpa
gejala (asimptomatik),ringan, sampai ISK dengan komplikasi. ISK baik yang
asimptomatik maupun yang ringan jika tidak ditangani secara dini dan tepat dapat
menimbulkan komplikasi yang berat seperti gagal ginjal, sepsis, bahkan kematian.
ISK pada anak-anak jika tidak diterapi secara dini dan tepat dapat menimbulkan
sekuele seperti pembentukan jaringan parut pada ginjal, hipertensi, gagal ginjal dan
komplikasi selama kehamilan. Hal ini terutama sering terjadi pada Negara-negara
berkembang, termasuk Indonesia dimana ISK ini sering luput dari diagnosis(Bircan
2002). Sebagian besar ISK disebabkan oleh bakteri dan hanya sebagian kecil yang
disebabkan oleh jamur atau virus. Sehingga pengobatan yang utama pada ISK adalah
antibakteri (Sjahrurrachman et al., 2004).
B. Rumusan Masalah
Secara garis besar,masalah yang kami rumuskan adalah sebagai berikut :
1. Apakah pengkajian dari asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit infeksi
saluran kemih
2. Apasajakah diagnose keperawatan penyakit infeksi saluran kemih
3. Bagaimana intervensi dan rasional dari asuhan keperawatan pada pasien dengan
penyakit infeksi saluran kemih
C. Tujuan
Makalah ini dimasukkan sebagai pedoman agar mahasiswa mengetahui
tentang asuhan keperawatan penyaki infeksi saluran kemih, diagnose dan intervensi
dari asuhan keperawatan penyakit infeksi saluran kemih
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan yang diperoleh dari makalh ini yaitu :
1. Bagi penyusun
a. Khususnya sebagai objek studi
b. Untuk menambah wawasan tentang infeksi saluran kemihh
2. Bagi kampus
a. Sebagai bahan pelajaran tambahan bagi mahasiswa
b. Sebagai tolak ukur sejauh mana kemampuan mahasiswa membuat sebuah
makalah
3. Bagi masyarakat
a. Memberikan informasi tetang asuhan keperawatan penyakit infeksi saluran
kemih pada masyarakat.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi akibat berkembang biaknya
mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan normal air kemih tidak
mengandung bakeri, virus atau mikroorganisme lain. Infeksi saluran kemih dapat
terjadi pada pria maupun wanita dari semua umur, dan dari kedua jenis kelamin
ternyata wanita lebih sering menderita infeksi ini daripada pria. (Nurharis Huda ;
2009)
Selain itu, ISK pada mereka yang usia lanjut dibedakan menjadi :
E. ETIOLOGI
a. Bakteri (Eschericia coli)
b. Jamur dan virus
c. Infeksi ginjal
d. Prostat hipertropi (urine sisa)
F. Anatomi Fisiologi
Sistem perkemihan atau sistem urinaria terdiri atas, dua ginjal yang fungsinya
membuang limbah dan substansi berlebihan dari darah, dan membentuk kemih dan
dua ureter, yang mengangkut kemih dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria)
yang berfungsi sebagai reservoir bagi kemih dan urethra. Saluran yang menghantar
kemih dari kandung kemih keluar tubuh sewaktu berkemih. Setiap hari ginjal
menyaring 1700 L darah, setiap ginjal mengandung lebih dari 1 juta nefron, yaitu
suatu fungsional ginjal. Ini lebih dari cukup untuk tubuh, bahkan satu ginjal pun
sudah mencukupi. Darah yang mengalir ke kedua ginjal normalnya 21 % dari curah
jantung atau sekitar 1200 ml/menit. Masing-masing ginjal mempunyai panjang kira-
kira 12 cm dan lebar 2,5 cm pada bagian paling tebal. Berat satu ginjal pada orang
dewasa kira-kira 150 gram dan kira-kira sebesar kepalang tangan. Ginjal terletak
retroperitoneal dibagian belakang abdomen. Ginjal kanan terletak lebih rendah dari
ginjal kiri karena ada hepar disisi kanan. Ginjal berbentuk kacang, dan permukaan
medialnya yang cekung disebut hilus renalis, yaitu tempat masuk dan keluarnya
sejumlah saluran, seperti pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf dan ureter.
Panjang ureter sekitar 25 cm yang menghantar kemih. Ia turun ke bawah pada
dinding posterior abdomen di belakang peritoneum. Di pelvis menurun ke arah luar
dan dalam dan menembus dinding posterior kandung kemih secara serong (oblik).
Cara masuk ke dalam kandung kemih ini penting karena bila kandung kemih sedang
terisi kemih akan menekan dan menutup ujung distal ureter itu dan mencegah
kembalinya kemih ke dalam ureter.
Kandung kemih bila sedang kosong atau terisi sebagian, kandung kemih ini
terletak di dalam pelvis, bila terisi lebih dari setengahnya maka kandung kemih ini
mungkin teraba di atas pubis. Peritenium menutupi permukaan atas kandung kemih.
Periteneum ini membentuk beberapa kantong antara kandung kemih dengan organ-
organ di dekatnya, seperti kantong rektovesikal pada pria, atau kantong vesiko-
uterina pada wanita. Diantara uterus dan rektum terdapat kavum douglasi.
Uretra pria panjang 18-20 cm dan bertindak sebagai saluran untuk sistem
reproduksi maupun perkemihan. Pada wanita panjang uretra kira-kira 4 cm dan
bertindak hanya sebagai system Perkemihan. Uretra mulai pada orifisium uretra
internal dari kandung kemih dan berjalan turun dibelakang simpisis pubis melekat ke
dinding anterior vagina. Terdapat sfinter internal dan external pada uretra, sfingter
internal adalah involunter dan external dibawah kontrol volunter kecuali pada bayi
dan pada cedera atau penyakit saraf.
G. Patofisiologi
Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui :
Uretritis suatu inflamasi biasanya adalah suatu infeksi yang menyebar naik
yang digolongkan sebagai general atau mongonoreal. Uretritis gonoreal disebabkan
oleh niesseria gonorhoeae dan ditularkan melalui kontak seksual. Uretritis
nongonoreal ; uretritis yang tidak berhubungan dengan niesseria gonorhoeae biasanya
disebabkan oleh klamidia frakomatik atau urea plasma urelytikum.
H. Macam-macam ISK :
1. Uretritis (uretra)
2. Sistisis (kandung kemih
3. Pielonefritis (ginjal)
I. Gambaran Klinis :
Uretritis biasanya memperlihatkan gejala :
1. Mukosa memerah dan oedema
2. Terdapat cairan eksudat yang purulent
3. Ada ulserasi pada urethra
4. Adanya rasa gatal yang menggelitik
5. Good morning sign
6. Adanya nanah awal miksi
7. Nyeri pada saat miksi
8. Kesulitan untuk memulai miksi
9. Nyeri pada abdomen bagian bawah.
J. Komplikasi :
1. Pembentukan Abses ginjal atau perirenal
2. Gagal ginjal
K. Pemeriksaan diagnostik
Urinalisis
1. Leukosuria atau piuria terdapat > 5 /lpb sedimen air kemih
2. Hematuria 5 – 10 eritrosit/lpb sedimen air kemih.
Bakteriologis
1. Mikroskopis ; satu bakteri lapangan pandang minyak emersi. 102 – 103
organisme koliform/mL urin plus piuria.Biakan bakteri
2. Tes kimiawi; tes reduksi griess nitrate berupa perubahan warna pada uji carik.
L. Pengobatan penyakit ISK
1. Terapi antibiotik untuk membunuh bakteri gram positif maupun gram negatif.
2. Apabila pielonefritis kroniknya disebabkan oleh obstruksi atau refluks, maka
diperlukan penatalaksanaan spesifik untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
3. Dianjurkan untuk sering minum dan BAK sesuai kebutuhan untuk membilas
microorganisme yang mungkin naik ke uretra, untuk wanita harus membilas dari
depan ke belakang untuk menghindari kontaminasi lubang urethra oleh bakteri
faeces.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 22 Februari 2012
Tanggal Masuk : 22 Februari 2012
Ruang : Syifa
Nomor Register : 1066805
Diagnosa Medis : febris,gastritis akut, suspec kandung kemih
1. Identitas Klien
Nama Klien : Ny. R
Jenis Kelamin : perempuan
Usia : 40 tahun
Status Perkawinan : menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Bahasa : Bahasa indonesia
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : blok R RT 013/001 pondok gede
Sumber biaya : pribadi
Sumber informasi : Klien
2. Resume
Ny. R 40 tahun dibawa ke ruang UGD pada tanggal 22 februari 2012 jam
00.39 dengan keluahan utama panas 1minggu, perdarahan spontan (-)
mual (-) muntah (-) nyeri ulu hati (+), sakit saat menelan, BAB dan BAK
normal, KU: lemah, kesadaran: composmentis, hasil observasi TTV:
TD=90/60, SH=38,5, N-100x/mnt, RR=22x/mnt, mata: ca -/-, s1 -/-,
thorax: c/p s1 s2 reg, rhonki -/-,whizing -/-, abdomen: supel NU(+),
WT(+), epigastrium H/L ttm, ekstremitas hangat, penciuman: normal,
cara masuk dengan kursi roda, pemeriksaan penunjang: laboratorium
hasil LAB tanggal 22 februari 2012: diabetes: GDS= 149, fungsi ginjal:
ureum= 29, kreatinin= 1,24, fungsi hati: SGOT=21, SGPT=10,
hematologi: HB=11,2, leukosit=7700, thrombosit=331.000, HT=35%,
serologi/imunologi: widal: S. Typhi O(-), S. Typhy H(-), S. Parathypi A-
O(-), S. Parathypi B-O(-), S. Parathypi C-O(-), S. Parathypi A-H (-), S.
Parathypi B-H(-), S. Parathypi C-H(-), urinalisa: warna: kuning,
kejernihan: keruh, PH=6,5, BJ: 1,025, albumin: positif 1, urobilinogen:
0,2, bilirubin(-), keton (-), darah samar positif 1, nitrit(-), sedimen:
eritrosit 4-5, leukosit: 20-25, epitel (+), kristal (-), silinder(-), bakteri
positif 2, tindakan/ therapi yang dilakukan di UG: infus RL: 20tts/mnt,
injeksi cefatoxil 2x1gr, ranitidin 2x1amp, ondacentron 3x4J, PCT 3x500,
unspcy 3x1, rencana tindak lanjut dirawat di ruang Syifa pada tanggal 22
februari 2012, pukul 01:00.
Dengan diagnosa febris, ISK+gastritis akut, masalah keperawatan yang
muncul: nyeri berhubungan dengan infeksi kandung kemih, gangguan
pola eliminasi berhubungan dengan infeksi saluran kemih, infeksi
berhubungan dengan adanya bakteri pada saluran kemih.
Evaluasi:
S: klien mengatakan lemas, neyri tekan pada perut bagian bawah,
O: KU:lemas, infus RL 20tts/mnt,
A: masalah belum teratasi,
P: intervensi dilanjutkan
3. Riwayat keperawatan
a. Riwayat kesehatan sekarang.
1) Keluhan utama : nyeri ulu hati, panas, nyeri perut bagian bawah
b. Riwayat kesehatan masa lalu.
1) Riwayat penyakit sebelumnya: riwayat hipertensi dan muntaber
2) Riwayat alergi : tidak ada
3) Riwayat pemakaina obat : tidak ada
c. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi
factor resiko:
Tidak ada
d. Riwayat psikososial dan spiritual
1) Orang terdekat dengan klien : anak klien
2) Masalah yang mempengaruhi klien : anak tidak ada yang ngurus
3) Mekanisme koping terhadap stress : tidur
4) Persepsi klien terhadap pemyakitnya : ingin cepat sembuh agar
dapat bekerja kembali
5) System nilai kepercayaan : berdoa, sholat dan mengaji
6) Kondisi lingkungan rumah yang mempengaruhi kesehatan saat ini
: baik
7) Pola kebiasaan
2. Pola eliminasi
a. B.A.K
1) Frekuensi 1 kali 2 kali
2) Warna Kuning jernih Kuning keruh
3) Keluhan Nyeri tekan perut Nyeri tekan peut
4) Penggunaan alat bantu bagian kiri bagian kiri
b. B.A.B Tidak ada tidak ada
1) Frekuensi
2) Waktu 1 tidak ada
3) Warna Pagi tidak ada
4) Konsistensi Coklat tidak ada
5) Keluhan keras tidak ada
6) Penggunaan laxative Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
3. Pola Personal Hygiene
a. Mandi
1) Frekuensi
2) Waktu 2 Tidak ada
b. Oaral Hygiene Pagi dan sore Tidak ada
1) Frekuensi
2) Waktu 2 Tidak ada
Pagi dan sebelum Tidak ada
c. Cuci rambut tidur
1) Frekuensi
2x/hari Tidak ada
4. Pola istirahat dan tidur
a. Lama tidur siang
b. Lama tidur malam - -
6-8 jam -
5. Pola aktifitas dan latihan
a. Waktu bekerja
b. Olahraga - -
c. Jenis olahraga - -
d. Frekuensi - -
e. Keluhan dalam aktifitas - -
Tidak ada -
6. Kebiasaan yang mempengaruhi
kesehatan
a. Merokok
1) Frekuensi - -
2) Jumlah - -
3) Lama pemakaian - -
b. Minuman keras/NABZA - -
1) Frekuensi Tidak -
2) Jumlah -
3) Lama pemakaian -
-
4. Pengkajian Fisik
a. Pemeriksaan fisik umum
1) Berat badan : 40 kg (sebelum
sakit:) 42kg
2) Tinggi badan : 145 cm
3) Keadaan umum : ringan
4) Pembesaran kelenjar getah bening : tidak
b. System penglihatan
1) Posisi mata : simetris
2) Kelopak mata : normal
3) Pergerakan bola mata : normal
4) Konjungtiva : merah muda
5) Kornea : normal
6) Sclera : anikterik
7) Pupil : isokor
8) Otot-otot mata :tidak ada kelainan
9) Fungsi penglihatan : kabur
10) Tanda-tanda radang :tidak ada
11) Pemakaian kaca mata : tidak
12) Pemakaian lensa kontak : tidak
13) Reaksi terhadap cahaya : normal
c. System pendengaran
7. Penatalaksanaan
Diet makanan lunak
Rl: 20 tts/mnt
Cefotaxim 2x1(infeksi)
Ondancentron 3x4(antiemetik)
PCT 3x500(penurun panas)
Ulsft 3x2
Urispes 3x1(anti ulserasi)
Ranitidin (mengurangi nyeri)
DATA FOKUS
Data Subyektif Data Obyektif
TTV :
2. Klien mengatakan bak tidak lancar TD : 100/70
N : 68 x/m
3. Klien mengatakan sakit pada saat
RR : 16 x/m
menelan
S : 34,9 c
Gigi ompong
5. Klien mengatakan badan panas saat Hasil LAB tgl 22 februari 2012
sebelum masuk rumah sakit.
~ urinalisa
Warna : kuning
6. Klien mengatakan tidak mengetahui
tentang penyakitnya. Ph : 6,5
Albumin : + 1
7. Klien mengatakan nyeri pada saat Bilirubin (-)
perut bawah bagian kiri di tekan.
Darah samar (+1)
Kejernihan : keruh
8. Klien mengatakan hanya bak 1x
dalam sehari. BJ : 1,025
Urobilinogen : 0,2
9. Klien mengatakan hanya Keton (-)
menghabiskan makan ½ porsi.
Nitrit (-)
Sedimen :
BB : 40kg
TB : 145cm
Kekuatan otot
5555 5555
5555 5555
Skala nyeri 6
Balance cairan
o Intake
~ minum = 500cc
---------------+
2800cc
o Output
~ BAK = 480cc
ANALISA DATA
~ KU : sedang
~ terpasang RL 20tts/m
2. DS : klien mengatakan hanya BAK 1x Perubahan pola Infeksi saluran kemih
dalam sehari eliminasi
DO :
~ ku : sedang
~ terpasang RL 20tts/m
~ BAK = 480cc
~ Balance cairan
o Intake
~ minum = 500cc
---------------+
2800cc
o Output : 1080
DO :
~ RR : 16x/m
~ S : 34,9
leukosit : 20-25
bakteri (+2)
5. DS : klien mengatakan nyeri di uluh Nyeri uluh hati Peningkatan asam
hatinya lambung
DO :
~ skala nyeri 6
~ ku : sedang
~ terpasang RL 20tts/m
M. Diagnosa Keperawatan
No. Diagnosa keperawatan ( P & E ) Tanggal Tanggal Nama
Ditemukan Teratasi Jelas
1. ~ nyeri b/d inflamasi dan infeksi kandung 22 Februari
kemih, 2012
ranitidin harapkan
analgetik
memblok
lintasan
nyeri
2. gangguan Setelah dilakukan 1. bantu 1. untuk
perubahan pola tindakan klien ke kamar memudah
eliminasi urine keperawatan kecil, memakai kan klien
b/d infeksi selama 3x24 jam pispot / urinal di dalam
saluran kemih. diharapkan klien berkemih
2. bantu
dapat
klien 2. supay
mempertahankan
mendapatkan a klien
DS : klien pola eliminasi
posisi tidak
mengatakan secara edukasi
berkemih yang sukar
hanya BAK 1x
nyaman untuk
dalam sehari
berkemih
KH : 3. anjurkan
untuk 3. untuk
~klien dapat
DO : berkemih setiap 3 berkemih mencegah
jam setiap 2-3 jam terjadinya
1. ku :
penumpuk
sedang ~klien tidak 4. ukur dan
kan urine
kesulitan pada saat catat urin
2. terpasang dalam
berkemih setiap kali
RL 20tts/m
berkemih 4. untuk
~klien dapat bak
3. BAK = mengetahu
dengan berkemih 5. palpasi
480cc i adanya
kandung
perubahan
kemih tiap 4
warna dan
jam
untuk
mengetahu
Kolaborasi i
input/outp
1. awasi
ut
pemeriksaan
lab : elektrolit, 5. untuk
bun, kreatinin mengetahu
i adanya
2. lakukan
distensi
tindakan untuk
kandung
memelihara
kemih
asam urin:
tingkatan
masukkan sari
buah beri dan
berikan obat-
obatan untuk 1. penga
meningkatkan wasan
asam urine. terhadap
di fungsi
ginjal
2. asam
urin
menghalan
gi
timbulnya
kuman.
3. infeksi b/d Setelah di lakukan 1. anjurkan 1. untuk
adanya bakteri tindakan pasien untuk mencegah
pada saluran keperawatan mengosongkan adanya
kemih, selama 3x24 jam kandung distendi
diharapkan pasien kemih secara kandung
memperlihatkan komplit setiap kemih
DS : - tidak adanya tanda- kali berkemih
2. untuk
tanda infeksi.
2. berikan menjaga
pemeriksaan ahuan
yang di
4. anjurkan
dapat
pasien untuk
menguran
menggunakan
gi ansietas
obat yang
dan
diberikan,
membantu
minum
mengemba
sebanyaknya
ngkan
kurang lebih 8
kepatuhan
gelas/hari
klien
terhadap
rencana
terapetik
4. pasien
sering
menghenti
kan obat
mereka,
jika tanda
– tanda
penyakit
mereda,
cairan
menolong
membalas
ginjal
5. nyer uluh hati Setelah dilakukan 1. berikan 1. memb
b/d peningkatan tindakan tindakan erikamn
asam lambung keperawatan kenyamanan rasa
selama 2x24 jam minsal, posisi nyaman
diharapkan nyeri relaks
DS : klien ulu hati berkurang pada klien
mengatakan atau hilang 2. alihkan
nyeri di uluh pasien dari
hatinya rasa nyeri
KH :
2. denga
~menyatakan nyeri n
DO :
hilang melakukan
~ skala nyeri 6 aktivitas
~ ku : sedang ~ttv dalam keadaan pasien
normal dapat
~ terpasang RL
melupakan
20tts/m
3. kaji perhatian
tingkat nyeri dari rasa
yang di alami nyeri
klien
3. untuk
4. tingkatkan mengetahu
telah baring, i beberapa
bantulah berat nyeri
kebutuhan yang di
perawatan alami
yang penting
4. menur
unkan
Kolaborasi gerakan
yang dapat
1. pemberian
meningkat
obat analgetik
kan nyeri
2. ranitidin
1. meng
urangi
nyeri
2. untuk
menguran
gi nyeri
uluh hati.
P. Evaluasi
No. Hari/tgl/jam Evaluasi Hasil ( SOAP ) Paraf
DK
dan Nama Jela
P : intervensi di lanjutkan
A : masalah teratasi
P : intervensi di hentikan
1,2,3, 21 Februari S : klien mengatakan sudah tdk nyeri dan jauh
4 2012 mendingan, badan sudah enak
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan