AL-ISLAM KEMUHAMMADIYAHAN
Dosen pengampu :
Disusun Oleh :
Alma SR172110063
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ilmiah tentang Muhammadiyah Sebagai Gerakan
Pendidikan.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Saat kolonial Belanda menjajah bumi nusantara, Pendidikan Islam telah
tersebarluas dalam wujud “pondok pesantren”, dimana islam diajarkan di
musholla/langgar/masjid. Sistem yang digunakan seperti sistem sorogan, bandongan,
dan wetonan.Sorogan adalah sistem pendidikan dimana secara perorangan
menghadap kyai dengan membawa kitab, kyai membacakan dan mengartikan
kemudian sang santri menirukannya. Bandongan atau Wetonan adalah sang kyai
membaca, mengartikan dan menjelaskan maksud teks dari kitab tertentu namun sang
santri hanya mendengarkan penjelasan dari sang kyai.Sistem pendidikan semasa itu
hanya berorientasi pada hafalan teks semata, sehingga tidak merangsang santri untuk
berdiskusi.
Cabang ilmu agama yang diajarkan sebatas Hadits dan Mustholah Hadist,
Fiqih dan Usul Fiqih, Ilmu Tauhid, Ilmu Tasawuf, Ilmu Mantiq, Ilmu Bahasa Arab.
Ini berlangsung hingga awal abad ke-20. Sudah barang tentu di sekolah Belanda para
murid tidak diperkenalkan pendidikan Islam sehingga menjadikan cara berfikir dan
tingkah laku mereka banyak yang menyimpang dari ajaran Islam.Melihat kenyataan
ini K.H Ahmad Dahlan beserta para tokoh bertekad untuk memperbaharui pendidikan
bagi umat Islam.Pembaharuan yang dimaksud meliputi dua segi, yaitu segi cita-cita
dan segi teknik. Segi cita-cita adalah untuk membentuk manusia muslim yang
berakhlaqul karimah, alim, luas pandangan dan paham terhadap masalah keduniaan,
cakap, serta bersedia berjuang untuk kemajuan agama Islam. Sedang dari Segi teknik
adalah lebih banyak berhubungan dengan cara-cara penyelenggaraan pendidikan
modern terutama system/model pembelajaran yang diterapkan selama pelaksanaan
pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa faktor-faktor yang melatarbelakangi pendidikan muhammadiyah?
2. Apa Cita-cita pendidikan muhammadiyah?
3. Apa bentuk dan model pendidikan muhammdiyah?
4. Apa tantangan dan revitalisasi pendidikan muhammadiyah?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Khusus
Untuk memberi pengetahuan dan wawasan tentang apa Muhammadiyah itu
Sebagai Gerakan Pendidikan.
2. Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui faktor-faktor yang melatarbelakangi pendidikan
muhammadiyah
b. Untuk mengetahui Cita-cita pendidikan muhammadiyah
c. Untuk mengetahui bentuk dan model pendidikan muhammdiyah
d. Untuk mengetahui tantangan dan revitalisasi pendidikan muhammadiyah
D. Manfaat Penulisan
1. Menambah keragaman ilmu pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa STIK
Muhammadiyah Pontianak
2. Memberikan referensi mengenai pembahasan yang menyeluruh meliputi
berbagai hal yang berkaitan dengan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA