KOTA SUKABUMI
Disusun Guna Memenuhi Tugas Praktik Klinik Profesi Ners Mata Kuliah
Keperawatan Medikal Bedah
Disusun Oleh
NENG SRIWULANDARI
C1AC22090
2022
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. E DENGAN
ACUTE KIDNEY INJURY DI RUANG HM MURAZ
I. PENGKAJIAN
A. Biodata
1.
Data Pasien
Nama : Ny.E
Umur/TTL : 60 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Suku/ Bangsa : Sunda, Indonesia
Alamat : Kp.Gunung Jaya
Tanggal Masuk : 31 Oktober 2022
No.RM : R002526XX
Tanggal Pengkajian : 1 November 2022
Diagnosa Medis : Acute Kidney Injury
2.
Data Penanggung Jawab
Nama : Ny.L
Umur : 28 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Kp.Gunung Jaya
Hubungan Dengan Pasien : Anak
1. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. KELUHAN UTAMA SAAT DIKAJI
Pasien mengeluh sesak
2. RIWAYAT KESEHATAN PASIEN
Pada saat dikaji pasien mengatakan sesak, sesak dirasakan secara terus
menerus, sesak berkurang ketika pasien diberi 02 melalui nasal kanul dan
bertambah ketika bergerak miring kiri/kanan. Pasien juga mengatakan
bahwa ia lemas.
3. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Pasien mengatakan bahwa sebelumnya tidak memiiliki riwayat penyakit
turunan seperti hipertensi dan DM, 1 hari SMRS pasien merasakan sesak
nya bertambah yang berasal kemudian pasien di rujuk ke RSUD R
Syamsudin SH pada tanggal 31 Oktober dan mendapat perawatan di ruang
HMM lt 3.
4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Genogram 3 generasi :
Ket :
: Laki-laki
: Perempuan
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Pasien
: Tinggal serumah
: Diturunkan penyakit
Interpretasi : berdasarkan hasil genogram, pasien merupakan seorang
perempuan, pertama dari tujuh bersaudara, pasien memiliki suami dan sudah
meninggal dunia 10 hari yang lalu, pasien memiliki 5 orang anak, pasien
tinggal dengan anak ke 3,4,5 pasien tidak memiliki riwayat penyakit turunan
ataupun penyakit menular.
Tidak dikaji
j. Pola peran berhubungan
Pasien mengatakan sering bersosialisasi di lingkungan rumah dan
saudaranya,terlihat anaknya yang selalu menjaga dan merawat pasien di
rumah sakit.
k. Pola nilai dan kepercayaan
Pasien menganut agama Islam, sewaktu sakit pasien terganggu akan
ibadah seperti tidak shalat sebagian waktu tapi yakin kepada yang maha
kuasa akan diberikan kesehatan dan kesembuhan dari penyakitnya.
6. PEMERIKSAAN FISIK
Mengukur tanda-tanda vital
TD : 100/75 mmHg
N : 92x/menit
R : 28x/menit
S : 36,5o C
BB/TB : 70 kg / 165 cm
a. Penampilan umum
- Kondisi umum : E = 4, M=6, V=5
- Tingkat kesadaran : Kesadaran compos mentis
- BB/TB sebelum sakit: 70 kg / 155 cm
- BB/TB sesudah sakit: 70 kg / 155 cm
b. Sistem pernafasan
Inspeksi : Keadaan hidung bersih, bentuk simetris, frekuensi nafas
28x/menit, terdapat pernafasan cuping hidung, tidak terdapat sekret, pola
nafas tidak efektif, pergerakan dada kanan dan kiri simetris, irama tidak
teratur
Palpasi : tidak ada bengkak dan nyeri tekan pada hidung, sinus
frontalis maupun maksilaris, tidak terdapat nyeri tekan pada bagian dada,
tidak ada crepitasi, ekspansi simetris, vocal vremitus cenderung sebelah
kanan teraba lebih jelas, respirasi 28x permenit
Perkusi : bunyi resonan pada permukaan paru
Auskultasi : bunyi nafas terdengar ronchi.
c. Sistem kardiovaskuler
Inspeksi : wajah cerah tidak pucat, konjungtiva anemis, bibir
berwarna merah muda, tidak ada peningkatan JVP
Palpasi : TD 100/75 mmHg, denyut nadi teraba kuat 92x permenit,
kehangatan ekstremitas atas, bawah, kiri, kanan, kehangatan dan
kelembaban normal dan merata, turgor kulit normal, CRT > 2 detik.
Auskultasi : Terdengar bunyi jantung lup dup (S1, S2) tidak ada bunyi
jantung tambahan (S3, S4)
d. Sistem pencernaan
Inspeksi : mukosa bibir sedikit kering, bentuk abdomen simetris,
kulit bersih, tidak ada edema, warna kulit kuning langsat dan merata,
tidak terdapat lesi
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada abdomen, tidak ada
pembesaran hepar, tidak ada nyeri tekan hepatomegali, splenomegali,
kelembapan kulit hangat dan merata, tidak ada benjolan pada abdomen.
Perkusi : terdapat bunyi timpani
Auskultasi : bising usus Terdengar 10x permenit
e. Sistem persyarafan
kesadaran : GCS 15 (E4, V5, M6)
status mental pasien tidak terganggu, tidak terlihat tremor dan kejang
pada pasien, reflek patella normal.
f. Sistem panca indra
Inspeksi : penciuman dan pengecapan normal, lidah normal bentuk
hidung simetris, kedua mata simetris antara kiri dan kanan, bola mata
simetris kiri dan kanan, pergerakan bola mata normal, pupil isokor 3/3
reflex terhadap cahaya, konjungtiva tidak anemis (berwarna merah
jambu), sclera berwarna putih dan kelopak mata tidak cekung, ketajaman
penglihatan pasien dapat membaca dalam jarak ± 30cm. bentuk dan
posisi telinga simetris antara kiri dan kanan, integritas kulit baik, warna
kulit telinga merata, tidak ada tanda-tanda infeksi dan pengeluaran
cairan, pendengaran baik.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada telinga
g. Sistem perkemihan
Sulit BAK, ada nyeri saat berkemih, tidak terpasang kateter urine.
h. Sistem integumen
Warna kulit kuning langsat dan merata, kulit bersih, turgor kulit kembali
> 2 detik, pertumbuhan bulu merata dan ditemukan edema pada kaki kiri
i. Sistem endokrin
Napas tidak berbau keton tidak terjadi poliuri, polidipsi dan poliphagi,
dan tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening
j. Sistem muskuloskeletal
Ekstremitas atas
Inspeksi : bentuk dan panjang simetris antara kiri dan kanan, warna
kulit merata, jumlah jari lengkap, kuku bersih, tidak terdapat lesi, ROM
aktif, kekuatan otot penuh, tonus otot baik, akral teraba hangat antara kiri
dan kanan
Palpasi : CRT >2 detik
Tes reflex : reflex bisep trisep normal
Ekstremitas bawah
Inspeksi : bentuk dan panjang simetris, warna kulit merata, jumlah
jari lengkap, kuku bersih ROM aktif akral teraba hangat antara kiri dan
kanan
Palpasi : CRT >2 detik
Tes reflex : reflex patella normal
k. Sistem reproduksi
Genetalia
Pasien mengatakan genitalia bersih, tidak terdapat varises, benjolan, tidak
ada nyeri di daerah genitalia pasien dan tidak ada pengeluaran cairan
l. Sistem Syaraf Pusat
HEMATOLOGI
Darah Rutin
Hemoglobin 16,0 g/dL 12-14
Leukosit 26,150 mmo/L 4000-10.000
Hematokrit 47 % 37-47
Eritrosit 5,0 Juta/mmoL 3,8-5,2
Index Eritrosit
MCV 94,6 fL 80-100
MCH 32,0 pg 25-34
MCHC 33,3 g/dL 32-36
Trombosit 239.000 mmo/L 150.000-450.000
KIMIA KLINIK
Gula Darah Sewaktu 118 mg/dL 75-<140
Ureum 48 mg/dL 15-36
Kreatinin 1,63 mg/dL 0,52-1,04
Natrium 136 mmol/L 137-150
Kalium 3,0 mg/dL 3,5-5,5
Clorida 104 mmol/L 8-10,4
Calsium 7,8 mg/dL 94-108
Magnesium 1,8 mg/dL 1,6-2,6
9. PENGOBATAN
Saat ini pasien terapi farmakologi sesuai resep dari dokter yaitu :
No Nama obat Dosis Sediaan Indikasi
1 Meropenem 2x1 IV Antibiotik
2 Omeprazole 1x40mg IV Mengurangi kadar asam
lambung
3 Paracetamol 2x500mg IV Antipiretik/ anti nyeri
4 Aminepron 2x1 IV Gangguan ginjal kronis
5 NAC 3x200mg IV Mukolitik
6 As. Folat 3x1 Tablet Vitamin
10. ANALISA DATA
No Data Kemungkinan Etiologi Masalah
1. DS : Iskemia atau nefrotoksin Pola nafas tidak
Klien Mengatakan Sesak efektif
DO : Intra Renal : Kerusakan tubulus
- Klien tampak sesak atau glomerulus
- TD 100/75 mmHg
- N 92x/mnt penurunan permeabilitas
- RR 28x/mnt glomerulus
- SPO2 93 %
penurunan GFR (glomerular
- Terpasang O2 nasal
filtration rate)
kanul 4lpm
- Terdapat pernafasan
AKI
cuping hidung
- Bunyi nafas ronchi
Edema paru, asidosis metabolik
Rontgen kesan
- Bronkhopneumonia
Pola nafas tidak efektif
kiri
- Kardiomegali tanpa
bendungan paru
- Atheroksklerosis
aorta (penyempitan
arteri)
Kimia Klinik
- Ureum : 48
- Kreatinin : 1,63
2. DS : penurunan permeabilitas Ketidakseimbangan
Pasien mengatakan glomerulus cairan dan
lemas elektrolit
DO : penurunan GFR
Pasien terlihat pucat
Mukosa bibir kering AKI
CRT >2 detik
Terpasang infus NaCL Ketidakseimbangan cairan dan
(20tpm) elektrolit
Natrium : 136
Kalium : 3,0
Calcium : 7,8
3. DS : - klien mengatakan AKI Resiko penurunan
batuk dan sesak Curah Jantung
DO : Ketidakseimbangan cairan dan
- TD 100/75 mmHg elektrolit
- N 92x/mnt (teraba
lemah) hiperkalemi
- SPO2 93 %
- Bunyi nafas ronchi Perubahan konduksi elektrikal
- Bronkhopneumonia
kiri Resiko penurunan curah jantung
- Kardiomegali tanpa
bendungan paru
- Atheroksklerosis
aorta
- EKG : tinggi puncak
gelombng T lebih
tinggi
4. DS : AKI Intoleransi aktivitas
Klien mengatakan
badannya lemas kelelahan (terpasang O2 nasal
kanul)
DO :
- Klien tampak lemas intoleransi aktivitas
- SPO2 93 %
- Terpasang O2 nasal
kanul 4lpm
- Aktivitas dibantu
keluarga
12. INTERVENSI
Nama/
Perencanaan
Diagnosa Paraf
N
Keperawat Tujuan/
an (SDKI) Kriteria hasil Intervensi (SIKI)
(SLKI)
1. Pola nafas Pola nafas Pemantauan Respirasi Neng
tidak (L.01004) (L.01014) Sriwuland
efektif b.d Tupan : Observasi : ari
edema paru Setelah 1. Monitor frekuensi, irama,
(D.0005) dilakukan kedalaman dan upaya nafas
intervensi 2. Monitor pola nafas
keperawatan (bradypnea, takypnea,
3x24 jam hiperventilasi, kussmaul,
maka pola chyene-stokes, biot, ataksik)
nafas efektif 3. Monitor kemampuan batuk
Tupen : efektif
Setelah 4. Monitor adanya sputum
dilakukan 5. Monitor adanya sumbatan
tindakan jalan nafas
1x24 jam 6. Palpasi kesimetrisan
pola nafas ekspansi paru
membaik 7. Auskultasi bunyi nafas
dengan 8. Monitor saturasi oksigen
kriteria 9. Monitor AGD
hasil :
1. Dispnea Terapeutik
menurun 1. Atur interval pemantauan
2. Penggunaa respirasi sesuai kondidi
n otot pasien
bantu nafas 2. Dokumentasikan hasil
menurun pemantauan
3. Pemanjang
an Edukasi :
ekspirasi 1. Jelaskan tujuan prosedur
menurun
4. Frekuensi
nafas
membaik
5. Kedalaman
nafas
membaik
2. Ketidaksei Cairan dan Pemantauan elektrolit (I.03122) Neng
mbangan elektrolit Sriwuland
Observasi :
cairan dan (L.03021) ari
elektrolit Tupan: 1. Monitor kemungkinan
b.d Setelah penyebab
disfungsi dilakukan ketidakseimbangan
ginjal intervensi elektrolit
(D.0037) keperawatan 2. Monitor kadar elektrolit
3x24 jam, serum
diharapkan 3. Monitor mual, muntah
masalah 4. Monitor kehilangan cairan
teratasi (jika perlu)
Tupen : 5. Monitor tanda dan gejala
Setelah hypokalemia (anoreksia,
dilakukan konstipasi, pusing, depresi
intervensi pernafasan)
keperawatan 6. Monitor tanda gejala
1x24 jam hyperkalemia (gelisah,
maka mual, muntah, takikardia
keseimbanga mengarah ke bradikardia)
n elektrolit
meningkat Terapeutik :
dengan 1. Atur interval waktu
kriteria hasil: pemantauan sesuai dengan
1. Lemas kondidi pasien
berkuran 2. Dokumentasikan hasil
g pemantauan
2. Serum
natrium Edukasi :
membaik 1. Jelaskan tujuan dan
1. Seum prosedur tindakan
kalium
membaik
2. Serum
klorida
membaik
3. Pasien
rileks
3. Resiko Curah Perawatan Jantung (I.02075) Neng
penurunan jantung(L.02 Sriwuland
Observasi :
curah 008) ari
1. Identifikasi tanda/gejala
jantung b.d
Tupan: primer penurunan curah
perubahan
Setelah jantung (meliputi: dispnea,
kontraktilit
dilakukan kelelahan, edema, ortopnea,
as
intervensi PND, peningkatan CVP).
(D.0011)
keperawatan 2. Identifikasi tanda/gejala
3x24 jam, sekunder penurunan curah
diharapkan jantung (meliputi:
masalah peningkatan berat badan,
teratasi hepatomegaly, distensi vena
Tupen : jugularis, palpitasi, ronkhi
Setelah basah, oliguria, batuk, kulit
dilakukan pucat)
intervensi 3. Monitor tekanan darah
keperawatan 4. Monitor saturasi oksigen
1x24 jam 5. Monitor keluhan nyeri dada
maka curah (mis: intensitas, lokasi,
jantung radiasi, durasi, presipitasi
meningkat yang mengurangi nyeri)
dengan 6. Monitor EKG
kriteria hasil: 7. Monitor kadar elektrolit
1. Lelah serum
menurun 8. Monitor mual, muntah
2. Batuk 9. Monitor kehilangan cairan
berkuran (jika perlu)
g 10. Monitor tanda dan gejala
3. Gelomba hypokalemia (anoreksia,
ng T konstipasi, pusing, depresi
membaik pernafasan)
11. Monitor tanda gejala
hyperkalemia (gelisah, mual,
muntah, takikardia
mengarah ke bradikardia)
Terapeutik :
1. Posisikan pasien semi-fowler
atau fowler dengan kaki ke
bawah atau posisi nyaman
2. Berikan diet jantung yang
sesuai (mis: batasi asupan
kafein, natrium, kolesterol,
dan makanan tinggi lemak)
3. Berikan terapi relaksasi untuk
mengurangi stress, jika perlu
4. Berikan dukungan emosional
dan spiritual
5. Berikan oksigen untuk
mempertahankan saturasi
oksigen > 94%
Edukasi :
1. Anjurkan beraktivitas fisik
sesuai toleransi
2. Anjurkan beraktivitas fisik
secara bertahap
3. Ajarkan pasien dan keluarga
mengukur berat badan harian
4. Ajarkan pasien dan keluarga
mengukur intake dan output
cairan harian
4. Intoleransi Toleransi Terapi aktivitas (I.01026) Neng
aktivitas aktivitas Sriwuland
Observasi :
b.d (L.05047) ari
1. Identifikasi deficit tingkat
ketidakseim
Tujuan aktivitas
bangan
jangka 2. Identifikasi kemampuan
antara
Panjang : berpartisipasi dalam
suplai dan
Setelah aktivitas tertentu
kebutuhan
dilakukan 3. Identifikasi sumber daya
oksigen
tindakan untuk aktivitas yang
(D.0056)
keperawata diinginkan
n 3x24 jam 4. Identifikasi strategi
diharapkan meningkatkan partisipasi
Toleransi dalam aktivitas
aktivitas 5. Monitor respon emosional,
teratasi fisik, sosial dan spiritual
terhadap aktivitas
Tujuan
jangka
Terapeutik
pendek :
1. Fasilitasi aktivitas-aktivitas
Setelah
dengan komponen memori
dilakukan
implisit dan emosional
tindakan
(kegiataan keagamaan)
keperawata
2. Libatkan keluarga dalam
n selama
aktivitas
1x24 jam
3. Berikan penguatan positif
toleransi
aktivitas atas partisipasi dalam
meningkat, aktivitas
dengan
kriteria Edukasi :
hasil : 1. Ajarkan cara melakukan
1. Keluhan aktivitas fisik, sosial
lelah spiritual ffan kognitif dalam
menurun menjaga fungsi kesehatan
2. Klien 2. Anjurkan keluarga untuk
tampak memberi penguatan positif
rileks atas partisipasi dalam
aktivitas
N Waktu Paraf/Nama
Diagnosa Catatan Perkembangan
o Jelas
1 02 Pola nafas S : pasien mengatakan
Novembe tidak efektif sesak berkurang
r 2022 b.d edema paru O : pasien tampak lebih
09.10 (D.0005) nyaman dan tenang, pasien Neng
WIB masih menggunakan otot Sriwulandari
paru dalam melakukan
pernafasan
RR 20x/mnt
SPO2 95% (terpasang nasal
kanul 3lpm)
TD 110/80
S 37 oC
A : masalah teratasi
sebagian
P : intervensi dilanjutkan
2 02 Ketidakseimba S:pasien mengatakan lemas
Novembe ngan cairan berkurang
r 2022 dan elektrolit O: pasien nampak lebih
09.20 b.d disfungsi segar, CRT >2 detik, Neng
WIB ginjal (D.0037) mukosa bibir lembab, Sriwulandari
pasien masih terpasang
NacL 20tpm
A: masalah teratasi
sebagian
P: intervensi dilanjutkan
3 02 Resiko S: pasien mengatakan sesak
Novembe penurunan dan lelah berkurang
r 2022 curah jantung O: pasien tampak lebih
09.30 b.d perubahan nyaman dan tenang, pasien Neng
WIB kontraktilitas masih menggunakan otot Sriwulandari
paru dalam melakukan
(D.0011) pernafasan
RR 20x/mnt
N 80x/mnt (teraba lemah)
SPO2 95% (terpasang nasal
kanul 3lpm)
TD 110/80
EKG : tinggi puncak
gelombang T stabil
A: masalah teratasi
sebagian
P: intervensi dilanjutkan
4 02 Intoleransi S:pasien mengatakan bisa
Novembe aktivitas b.d berakivitas tanpa bantuan
r 2022 ketidakseimban O: pasien terlihat
09.40 gan antara beraktivitas makan dan ke Neng
WIB suplai dan kamar mandi tanpa bantuan Sriwulandari
kebutuhan A: masalah teratasi
oksigen P: intervensi dihentikan
(D.0056)
N Waktu Paraf/Nama
Dianosa Catatan Perkembangan
o Jelas
1 03 Pola nafas S : pasien mengatakan
Novembe tidak efektif sudah tidak sesak
r 2022 b.d edema paru O : pasien tampak lebih
08.15 (D.0005) nyaman dan rileks, pasien Neng
WIB sudah tidak menggunakan
terapi oksigen Sriwulandari
RR 20x/mnt
SPO2 98%
TD 120/80
S 36,4oC
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
2 03Novem Ketidakseimba S:pasien mengatakan sudah
ber 2022 ngan cairan tidak lemas
10.20 dan elektrolit O: pasien nampak lebih
WIB b.d disfungsi segar, CRT >2 detik, Neng
ginjal (D.0037) mukosa bibir lembab, Sriwulandari
pasien sudah tidak
terpasang infus
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
3 03 Resiko S: pasien mengatakan sudah
Novembe penurunan tidak sesak dan tidak
r 2022 curah jantung merasa lelah
10.30 b.d perubahan O: pasien tampak lebih Neng
WIB kontraktilitas nyaman dan segar, pasien Sriwulandari
(D.0011) sudah tidak menggunakan
terapi oksigen
RR 21x/mnt
N 86x/mnt
SPO2 98%
TD 120/80
EKG : tinggi puncak
gelombang T stabil
A: masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
Mengetahui,
Pembimbing Akademik