R DENGAN
CYSTITIS DI RUANG MAKKAH RSI A. YANI SURABAYA
Mengetahui,
A. Latar Belakang
Cystitis adalah inflamasi kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh
penyebaran infeksi dari uretra. Hal ini dapat disebabkan oleh aliran balik urin dari
uretra ke dalam kandung kemih. (Prabowo & Pranata, 2014).
Cystitis terjadi di seluruh dunia dan mempengaruhi Negara yang sedang
berkembang dan Negara miskin. Cystitis ini merupakan penyebab utama kematian
dan meningkatnya morbiditas pasien yang di rawat di rumah sakit.mSurvey
prevelensi yang di lakukan WHO (World Health Organization) di 55 rumah sakit
dari 14 negara yang mewakili 4 kawasan (Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara
Dan Pasifik Barat) menunjukkan rata-rata 8,7 % pasien rumah sakit yang
mengalami cystitis. Setiap saat, lebih dari 1,4 juta orang di seluruh dunia
menderita komplikasi dari cystitis yang di peroleh dari rumah sakit. Frekuensi
tertinggi dilaporkan dari rumah sakit di kawasan Timur Tengah dan Asia
Tenggara (11,8 % dan10,0 % masing-masing), dengan prevelensi 7,7 % dan 9,0 %
masing- masing di kawasan Eropa dan pasifik barat. Penelitian lain di laporkan
rata-rata sekitar 3,5 % (Jerman) menjadi 5 % (Amerika) dari seluruh pasien rawat
inap, di perawatan rumah sakit tersier sekitar dan ICU sekitar 15 % - 20 % kasus.
Meskipun beban cystitis mengkhawatirkan, kebanyakan beban dari masalah
kesehatan masyarakat utama ini dapat dicegah dengan deteksi dini, peningkatan
pemberian pelayanan, dan edukasi yang lebih baik untuk penatalaksanaan mandiri
cystitis. Dampak dari penyakit cystitis adalah gagal ginjal pada orang dewasa usia
20-74 tahun dan gagal kronis, terhitung kirakira 40% kasus baru. (Purnomo,
2011).
Peran perawat sebagai pemberi Asuhan Keperawatan yang harus bisa
memberikan Asuhan Keperawatan Profesional yang bisa memandirikan pasien
dan memberikan tindakan yang profesional terhadap pasien. Dengan melihat
peran perawat sebagai fungsi pelayanan asuhan keperawatan cystitis terhadap
pasien dan dampak yang di timbulkan bila cystitis tidak segera di atasi.
Melihat ringkasan kasus di atas, penulis tertarik untuk melakukan Asuhan
keperawatan pada Ny. R dengan kasus cistitis.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada Asuhan keperawatan pada Ny. R
dengan kasus cistitis?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep tentang Cystitis dan melakukan
asuhan keperawatan pada pasien dengan Cystitis secara komprehensif.
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan proses pengkajian, pengambilan data pada pasien cystitis.
b. Menjelaskan perumusan diagnosa keperawatan berdasarkan masalah yang di
alami oleh pasien dengan cystitis.
c. Menjelaskan intervensi atau rencana asuhan keperawatan yang diberikan pada
pasien cystitis.
d. Menjelaskan Implementasi keperawatan pada pasien cystitis fokus
inntervensi.
e. Menjelaskan hasil evaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan pasien
cystitis.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
3. Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri (1.08238)
tindakan keperawatan Tindakan :
dukungan mobilisasi Observasi :
selama 1 x 24 jam 1. Identifikasi lokasi,
diharapkan nyeri akut karakteristik, durasi, frekuensi,
menurun dengan kualitas, intensitas nyeri
kriteria hasil : 2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri non
Tingkat Nyeri verbal
(L.08066) 4. Identifikasi faktor yang
Kriteria hasil : mempeberat dan memperingan
1. Keluhan nyeri dari nyeri
skala 1
(meningkat) Terapeutik :
menjadi skala 5 1. Berikan teknik
(menurun) nonfarmakologis untuk
2. Meringis dari skala mengurangi rasa nyeri
1 (meningkat) 2. Kontrol lingkungan yang
menjadi skala 5 memperberat rasa nyeri
(menurun) 3. Fasilitasi istirahat dan tidur
3. Sikap protektif dari 4. Pertimbangan jenis dan
skala 1 sumber nyeri dalam pemilihan
(meningkat) strategi merdakan nyeri
menjadi skala 5
(menurun) Edukasi :
4. Gelisah dari skala 1. Jelaskan penyebab, periode,
1 (meningkat) dan pemicu nyeri
menjadi skala 5 2. Jelaskan strategi meredakan
(menurun) nyeri
5. Kesulitan tidur dari 3. Anjurkan memonitor nyeri
skala 1 secara mandiri
(meningkat) 4. Anjurkan menggunakan
menjadi skala 5 anlagetik secara tepat
(menurun) 5. Ajarkan teknik non
6. Frekuensi nadi dari farmakologis untuk
skala 1 mengurangi rasa nyeri
(memburuk)
menjadi skala 5 Kolaborasi :
(membaik) 1. Kolaborasi pemberian
7. Pola napas dari analgesik, jika perlu
skala 1
(memburuk)
menjadi skala 5
(membaik)
8. Tekanan darah dari
skala 1
(memburuk)
menjadi skala 5
(membaik)
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tahap ke empat dari proses keperawatan yang
dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan (Potter & Perry, 2010).
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan
pasien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi
implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi (Dinarti & Muryanti, 2017)
5. Evaluasi Keperawatan
Menurut Setiadi (2012) dalam buku Konsep & penulisan Asuhan
Keperawatan, Tahap evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana
tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan
cara berkesinambungan dengan melibatkan pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan
lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan pasien mencapai
tujuan
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id
BAB 3
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. R Register Medik : 11-18-88
Usia : 41 tahun Tanggal MRS : 14 Oktober 2021
Jenis Kelamin : Perempuan Diagnosa Medik : Cystitis
Suku/Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : S1
Alamat : Surabaya
RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Sebelum Sakit
Penyakit berat yang pernah diderita : batu ginjal dan asma
Alergi : tidak ada alergi
Kebiasaan merokok/alkohol : tidak mengonsumsi alkohol
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan utama : nyeri perut tembus punggung kanan dan
kiri
Riwayat keluhan utama : nyeri sejak hari rabu sore
Upaya yang telah dilakukan : operasi
Terapi/operasi yang pernah dilakukan : operasi
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang serupa sebelumnya
Genogram
Keterangan :
: Laki-laki : Klien atau klien
: Perempuan : Tinggal serumah
B2 (Bleeding)
nyeri dada pusing sakit kepala
kram kaki palpitasi clubbing finger
Suara jantung
√ normal
lainnya, _______________________________
Edema
palpebra anasarka ekstremitas atas ascites
ekstremitas bawah tidak ada
√ lainnya, tidak ada edema
Capillary Refill Time = >2 detik
B3 (Brain)
√ composmentis apatis somnolen spoor
koma gelisah
Glasgow Coma Scale
E=4 V=5 M=6 Nilai total = 15
Mata :
Sklera √ putih icterus merah perdarahan
Konjungtiva pucat √ merah muda
Pupil : √ isokor anisokor miosis midriasis
Leher : tidak ada benjolan, tidak ada pembesara vena jugularis
Refleks (spesifik) :
Patologis : normal
Fisiologis : normal
Persepsi sensori
Pendengaran : normal ka/ki
Penciuman : normal
Pengecapan manis asin pahit
Penglihatan : normal, reflek cahaya normal
Perabaan : √ panas √ dingin √ tekan
B4 (Bladder)
Produksi urine : 300 ml/hari Frekuensi : 4 kali/hari
Warna : Kuning Bau : Khas urin
oliguria poliuri dysuria hematuria nocturia
nyeri kateter menetes panas sering
inkotinen retensi cystotomi tidak ada masalah
alat bantu, _______________________
Lainnya, saat BAK pasien merasa sakit dan sedikit perih
B5 (Bowel)
Mulut dan tenggorokan : Mulut bersih, tidak ada gigi palsu, gigi rapat
berwarna putih kekuningan, mukosa bibir lembab, tidak berbau mulut
Abdomen (IAPP) :
Inspeksi : Warna kulit sawo matang, warna kulit merata,
tidak terdapat bekas luka.
Auskultasi : Peristaltik usus 10 kali permenit, terdengar jelas
Perkusi : Terdengar hasil ketukan “tympani” di semua
kuadran abdomen
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat edema, tidak
terdapat massa dan benjolan yang abnormal
Rectum : Pada anus dan rectum normal, tidak terdapat lesi, tidak tedapat
pembengkakan. Warna merah tua.
BAB : tidak BAB Konsistensi : -
diare konstipasi feses berdarah tidak terasa
lavement kesulitan melena colostomy
wasir pencahar
√ tidak ada masalah
alat bantu, tidak ada alat bantu
diet khusus, ____________________________
B6 (Bone)
Kemampuan pergerakan sendi √ bebas terbatas
Parese : ya √ tidak
Paralise : ya √ tidak
Kekuatan otot : 5555 | 5555
5555 | 5555
Lainnya, ________________________________________
Extremitas atas : patah tulang peradangan perlukaan √ tidak ada
kelainan
Lokasi, ____________________________________
Extremitas bawah : patah tulang peradangan perlukaan √√ tidak ada
kelainan
Lokasi, ____________________________________
Tulang belakang : Tidak ada kelainan
Warna kulit : ikterik cyanosis pucat
kemerahan pigmentasi
Akral : √ hangat panas
√ dingin basah dingin kering
Turgor : √ Baik cukup buruk/menurun
Sistem Endokrin
Terapi hormon : tidak ada terapi hormon
Karakteristik seks sekunder : tidak ada kelainan
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan fisik :
perubahan ukuran kepala, tangan, kaki pada saat dewasa
kekeringan kulit atau rambut
exopthalmus polidipsi
goiter poliphagi
hipoglikemia poliuria
intoleran panas postural hipotensi
intoleran dingin kelemahan
Sistem Reproduksi
Laki – laki
Bentuk normal tidak normal,
Kebersihan bersih koto
Perempuan
Payudara √ simetris asimetris benjolan,
Bentuk √ normal tidak normal,
Keputihan √ tidak ya,
Siklus haid= 28 hari √ teratur tidak teratur
PSIKOSOSIAL SPIRITUAL
1. Sosial interaksi
√ kenal tidak kenal
lainnya,______________________________
Dukungan keluarga
√ aktif kurang tidak ada
Dukungan kelompok/teman/masyarakat
√ aktif kurang tidak ada
Reaksi saat interaksi
tidak kooperatif bermusuhan mudah tersinggung
defensif curiga kontak mata
√ lainnya, kooperatif
Konflik yang terjadi
peran nilai √ lainnya, tidak ada konflik
2. Spiritual
Konsep tentang penguasaan kehidupan
√ Allah Tuhan Dewa Lainnya,
Sumber kekuatan/harapan saat sakit
√ Allah Tuhan Dewa Lainnya,
Ritual agama yang bermakna saat ini
√ shalat √ baca kitab suci lainnya,
Sarana/peralatan/orang yang diperlukan untuk melaksanakan ritual agama
√ lewat ibadah rohaniawan lainnya,
Upaya kesehatan yang bertentangan dengan keyakinan agama
makanan tindakan obat lainnya,
Keyakinan bahwa Tuhan akan menolong dalam menghadapi situasi saat ini
ya tidak
Keyakinan bahwa penyakit dapat disembuhkan
√ ya tidak
Persepsi terhadap penyebab penyakit
hukuman √ cobaan peringatan lainnya,
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
a. Darah lengkap :
FH – PPT : 14.8 (C:14,4)
FH – APPT : 37,1 (C:31,5)
b. Faal Ginjal :
BUN : 10
Kreatinin : 0,57*
c. Urine lengkap :
Glukose urine : normal
Bilirubin urine : negatif
Keton urine : negatif
BJ urine : 1.010
Blood urine : 4+
Ph urine : 6,5
Protein urine : negatif
Urobilinogen : positif
Nitrit urine : 4+
Leukosit urine : penuh
Eritrosit urine : penuh
Epitel urine : 3 – 6 L/P
Kristal urine : negatif
Lain-lain : bakteri (+)
d. HIV : negatif
e. Swab : negatif
2. Rontgen :-
3. USG
a. Abdomren Upper dan Lower
Hepar : besarnya maih normal, permukaan licin, sudut tajam.
Echoparenchyme normal, IHBD/CBD tak tampak dilatasi. Tak tampak
adanya tumor ataupun cyste. Ascites (-)
Gall bladder : ukuran normal, dinding tak menebal, tak tampak batu
Pancreas : normal, tak tampak massa
Lien : normal
Ginjal kanan : besar normal, intensitas echocortex tak meningkat, batas
sinus-cortex jelas, calycea sistem tak tampak ectasis, tak tampak mass/
batu.
Bladder : normal, dinding menebal, tak tampak mass/batu
Sentalia int : normal
Kesimpulan :
a. Mild cystitis
b. Hepar, GB, gibjal kanan-kiri, pancreas, linen, dan uterus tak tampak
kelainan
4. EKG :-
5. TERAPI MEDIK :
a. Santagesik : 3 x 1 inj
b. Ceftriaxone : 2 x 1 inj
c. Furosemid : 20 mg inj
d. Asam traumalin : 2 x 500 mg inj
e. Omeprazole : 1 x1 inj
f. Ondansentron : 3 x 1 inj
g. Bustopan : 1 ampul inj
h. Kalnex : 3 x 1 inj
i. Nexurin : 2 x 1 oral
ANALISA DATA
No. Data Etiologi Masalah
1. Subjektif : Agens pencedera Nyeri akut
Pasien mengatakan nyeri fisiologis (proses
pinggang kanan sejak kemarin penyakit cystitis)
P : nyeri karena cystitis
Q : seperti ditusuk
R : pinggang kanan
S : skala nyeri 6
T : sering muncul
Objektif :
1. Diagnosa : colic renal
2. Pasien terpasang oksigen
nasal 4 lpm
3. Pasien tampak gelisah
4. Pasien tampak memegangi
pinggang
5. Pasien tampak menghindari
nyeri
6. Pasien tampak meringis
7. TTV
TD : 125/81 mmHg
Suhu : 36,2 oC
RR : 20 x/menit
Nadi : 87 x/menit
SpO2 : 98%
DIAGNOSA KEPERAWATAN
No. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens pencedera fisiologia (proses
penyakit) ditandai dengan mengeluh nyeri, tampak meringis, bersikap
protektif, gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan dan Kriteria
No. Intervensi
Keperawatan Hasil
1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (1.08238)
keperawatan dukungan Tindakan :
mobilisasi selama 3 x 24 Observasi :
jam diharapkan pola nafas 1. Identifikasi lokasi,
membaik dengan kriteria karakteristik, durasi,
hasil : frekuensi, kualitas,
intensitas nyeri
Tingkat Nyeri (L.08066) 2. Identifikasi skala nyeri
Kriteria hasil : 3. Identifikasi respon nyeri
1. Keluhan nyeri dari non verbal
skala 1 (meningkat) 4. Identifikasi faktor yang
menjadi skala 5 mempeberat dan
(menurun) memperingan nyeri
2. Meringis dari skala 1
(meningkat) menjadi Terapeutik :
skala 5 (menurun) 1. Berikan teknik
3. Sikap protektif dari nonfarmakologis untuk
skala 1 (meningkat) mengurangi rasa nyeri
menjadi skala 5 2. Kontrol lingkungan yang
(menurun) memperberat rasa nyeri
4. Gelisah dari skala 1 3. Fasilitasi istirahat dan
(meningkat) menjadi tidur
skala 5 (menurun) 4. Pertimbangan jenis dan
5. Kesulitan tidur dari sumber nyeri dalam
skala 1 (meningkat) pemilihan strategi
menjadi skala 5 merdakan nyeri
(menurun)
6. Frekuensi nadi dari Edukasi :
skala 1 (memburuk) 1. Jelaskan penyebab,
menjadi skala 5 periode, dan pemicu nyeri
(membaik) 2. Jelaskan strategi
7. Pola napas dari skala 1 meredakan nyeri
(memburuk) menjadi 3. Anjurkan memonitor
skala 5 (membaik) nyeri secara mandiri
8. Tekanan darah dari 4. Anjurkan menggunakan
skala 1 (memburuk) anlagetik secara tepat
menjadi skala 5 5. Ajarkan teknik non
(membaik) farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian
analgesik, jika perlu
CATATAN PERKEMBANGAN
Diagnosa Implementasi Evaluasi
No. Paraf
Keperawatan Keperawatan Keperawatan
1. Nyeri akut 14 Oktober 2021 14 Oktober 2021 Ratn
22.00 WIB
21.00 WIB a
1. Mengidentifikasi Subjektif :
lokasi, karakteristik, Pasien mengatakan
durasi, frekuensi, nyeri pinggang kanan
kualitas, intensitas sejak kemarin
nyeri, skala nyeri P : nyeri karena cystitis
Respon : pasien Q : seperti ditusuk
kooperatif R : pinggang kanan
Hasil : S : skala nyeri 6
P : nyeri karena T : sering muncul
cystitis
Q : seperti ditusuk
R : pinggang kanan Objektif :
S : skala nyeri 6 8. Diagnosa : colic
T : sering muncul renal
9. Pasien terpasang
21.05 WIB oksigen nasal 4 lpm
2. Mengidentifikasi 10. Pasien tampak
faktor yang gelisah
mempeberat dan 11. Pasien tampak
memperingan nyeri memegangi
Respon : pasien pinggang
kooperatif 12. Pasien tampak
Hasil : pasien menghindari nyeri
mengatakan faktor 13. Pasien tampak
yang memperberat meringis
nyeri yaitu dengan 14. TTV
adanya pergerakan TD : 125/81 mmHg
atau aktivitas yang Suhu : 36,2 oC
berlebihan. RR : 20 x/menit
Nadi : 87 x/menit
21.10 SpO2 : 98%
3. Memberikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi Analisis :
rasa nyeri Masalah belum teratasi
Respon : pasien (nyeri)
kooperatif
Hasil : diberikan Planning :
teknik relaksasi Intervesi dilanjutkan,
observasi TTV, dan
21.15 kolaborasi pemberian
4. Memberikan terapi terapi
analgesik
Respon : pasien
kooperatif
Hasil : diberikan
terapi santagesik 3 x
1 injeksi
2. Nyeri akut 15 Oktober 2021 15 Oktober 2021 Ratn
08.00 WIB
07.00 WIB a
1. Mengidentifikasi Subjektif :
lokasi, karakteristik, Pasien mengatakan
durasi, frekuensi, BAK sakit dan sedikit
kualitas, intensitas perih dan nyeri
nyeri, skala nyeri pinggang masih terasa
Respon : pasien P : nyeri karena cystitis
kooperatif Q : seperti ditusuk
Hasil : R : pinggang kanan
P : nyeri karena S : skala nyeri 6
cystitis T : sering muncul
Q : seperti ditusuk
R : pinggang kanan Objektif :
S : skala nyeri 6 1. Diagnosa : colic
T : sering muncul renal
2. Pasien tampak
07.05 WIB gelisah
2. Mengidentifikasi 3. Pasien tampak
faktor yang memegangi
mempeberat dan pinggang
memperingan nyeri 4. Pasien tampak
Respon : pasien menghindari nyeri
kooperatif 5. Pasien tampak
Hasil : pasien meringis
mengatakan faktor 6. Pasien terpasang
yang memperberat infus RL 20 tpm
nyeri yaitu dengan 7. TTV
adanya pergerakan TD : 113/73 mmHg
atau aktivitas yang Suhu : 36,3 oC
berlebihan. RR : 20 x/menit
Nadi : 80 x/menit
07.10 SpO2 : 98%
3. Memberikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi Analisis :
rasa nyeri Masalah belum teratasi
Respon : pasien (nyeri)
kooperatif
Hasil : diberikan Planning :
teknik relaksasi Intervesi dilanjutkan
07.20
4. Memberikan terapi
analgesik
Respon : pasien
kooperatif
Hasil : diberikan
terapi santagesik 3 x
1 injeksi
3. Nyeri akut 16 Oktober 2021 16 Oktober 2021 Ratn
08.00 WIB
08.00 WIB a
1. Mengidentifikasi Subjektif :
lokasi, karakteristik, Pasien mengatakan
durasi, frekuensi, BAK sakit dan sedikit
kualitas, intensitas perih dan nyeri
nyeri, skala nyeri pinggang masih terasa
Respon : pasien P : nyeri karena cystitis
kooperatif Q : seperti ditusuk
Hasil : R : pinggang kanan
P : nyeri karena S : skala nyeri 5
cystitis T : sering muncul
Q : seperti ditusuk
R : pinggang kanan Objektif :
S : skala nyeri 5 1. Diagnosa : colic
T : sering muncul renal
2. Pasien tampak
8.5 WIB gelisah
2. Mengidentifikasi 3. Pasien tampak
faktor yang memegangi
mempeberat dan pinggang
memperingan nyeri 4. Pasien tampak
Respon : pasien menghindari nyeri
kooperatif 5. Pasien tampak
Hasil : pasien meringis
mengatakan faktor 6. Pasien terpasang
yang memperberat infus RL 20 tpm
nyeri yaitu dengan 7. TTV
adanya pergerakan TD : 113/73 mmHg
atau aktivitas yang Suhu : 36,3 oC
berlebihan. RR : 20 x/menit
Nadi : 80 x/menit
8.10 WIB SpO2 : 98%
3. Memberikan teknik
nonfarmakologis Analisis :
untuk mengurangi Masalah belum teratasi
rasa nyeri (nyeri)
Respon : pasien
kooperatif Planning :
Hasil : diberikan Intervesi dilanjutkan
teknik relaksasi
8.15 WIB
4. Memberikan terapi
analgesik
Respon : pasien
kooperatif
Hasil : diberikan
terapi santagesik 3 x
1 injeksi
4. Nyeri akut 17 Oktober 2021 17 Oktober 2021 Ratn
16.00 WIB
15.00 WIB a
1. Mengidentifikasi Subjektif :
lokasi, karakteristik, Pasien mengatakan
durasi, frekuensi, nyeri pinggang masih
kualitas, intensitas terasa dan sudah mulai
nyeri, skala nyeri berkurang
Respon : pasien P : nyeri karena cystitis
kooperatif Q : seperti ditekan saja
Hasil : R : pinggang kanan
P : nyeri karena S : skala nyeri 3
cystitis T : hilang timbul
Q : seperti ditekan
saja Objektif :
R : pinggang kanan 1. Diagnosa : colic
S : skala nyeri 3 renal
T : hilang timbul 2. Pasien tampak
memegangi
15.5 WIB pinggang
2. Mengidentifikasi 3. Pasien terpasang
faktor yang infus RL 20 tpm
mempeberat dan 4. TTV
memperingan nyeri TD : 119/75 mmHg
Respon : pasien Suhu : 36,5 oC
kooperatif RR : 22 x/menit
Hasil : pasien Nadi : 68 x/menit
mengatakan faktor SpO2 : 99%
yang memperberat
nyeri yaitu dengan Analisis :
adanya pergerakan Masalah teratasi
atau aktivitas yang sebagian
berlebihan.
15.21 WIB
4. Memberikan terapi
analgesik
Respon : pasien
kooperatif
Hasil : diberikan
terapi santagesik 3 x
1 injeksi
5. Nyeri akut 18 Oktober 2021 16 Oktober 2021 Ratn
17.00 WIB
16.00 WIB a
1. Mengidentifikasi Subjektif :
lokasi, karakteristik, Pasien mengatakan
durasi, frekuensi, nyeri sudah mulai
kualitas, intensitas hilang dan tidak
nyeri, skala nyeri diarasakan
Respon : pasien P : nyeri karena cystitis
kooperatif Q : sudah tidak
Hasil : dirasakan
P : nyeri karena R : pinggang kanan
cystitis S : skala nyeri 1
Q : sudah tidak T : tidak dirasakan
dirasakan
R : pinggang kanan Objektif :
S : skala nyeri 1 1. Diagnosa : colic
T : tidak dirasakan renal
2. Pasien terpasang
16.10 WIB infus RL 20 tpm
2. Mengidentifikasi 3. TTV
faktor yang TD : 113/73 mmHg
mempeberat dan Suhu : 36,3 oC
memperingan nyeri RR : 20 x/menit
Respon : pasien Nadi : 80 x/menit
kooperatif SpO2 : 98%
Hasil : pasien
mengatakan faktor Analisis :
yang memperberat Masalah teratasi
nyeri yaitu dengan
adanya pergerakan Planning :
atau aktivitas yang Intervesi dimonitor
berlebihan.
16.20 WIB
3. Memberikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
Respon : pasien
kooperatif
Hasil : diberikan
teknik relaksasi
16. 25 WIB
4. Memberikan terapi
analgesik
Respon : pasien
kooperatif
Hasil : diberikan
terapi santagesik 3 x
1 injeksi
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus
Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta Selatan: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia