Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN BATU URETER

Tanggal 13 Oktober s/d 16 Oktober 2014

Oleh :
TRI VINTI RATNA DEWI
NIM 143.0085

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
TA. 2014/2015
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN BATU URETER

Tanggal 13 Oktober s/d 16 October 2014

Oleh :
Tri Vinti Ratna Dewi
NIM 143.0085

Mengetahui, Surabaya, 17 October 2014


Penguji Pendidikan Penguji Lahan

______________________ ______________________
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
STIKES HANG TUAH SURABAYA

Nama mahasiswa : Tri Vinti Ratna Dewi No. RM : 00 44 70 XX


Tgl/jam pengkajian : 13 October 2014 Ruangan/kelas : G1/3
Diagnosa medis : Batu Ureter No.kamar : 5F
Tgl/jam MRS : 09 October 2014

I. IDENTITAS
1. Nama : Tn S
2. Umur : 46 tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Status : Menikah
5. Agama : Islam
6. Suku/bangsa : jawa/ Indonesia
7. Bahasa : jawa-Indonesia
8. Pendidikan : SMP
9. Pekerjaan : Satpam
10. Alamat dan no. telp : Rungkut Lor VI no 28
11. Penanggung jawab : Askes Non Hankam

II. RIWAYAT SAKIT DAN KESEHATAN


1. Keluhan utama :
Nyeri pada daerah pinggang sebelah kiri
2. Riwayat penyakit sekarang :
Pada tanggal 8 Oktober pasien mengalami nyeri yang hebat pada pinggang kiri, dan kencing
hanya sedikit tapi bolak balik ke kamar mandi. Pasien lalu dibawa ke Rumah Sakit Royal, di
Rumah sakit Royal pasien dilakukan pemeriksaan oleh dokter diduga adanya penyempitan
ureter. Untuk membuktikan kebenarannya akhirnya pasien dilakukan Faal ginjal dan IVP yang
hasilnya “ Dilatasi ringan pelvis renalis kiri sampai ureter proksimal kiri setinggi L3 yang
masih menetap sampai post mictie, sups partial obstruction ureter proksimal kiri. Tetapi dari
pihak Rumah sakit Royal belum bisa memastikan penyebab penyempitan ureter itu apakah
batu, atau hal yang lain sehingga menyarankan agar dirujuk ke RSAL karena disana
pemeriksaannya lebih lengkap. Sehingga pada tanggal 9 pasien dibawa MRS diruangan G1.
Disini sambil menunggu operasi pada hari jumat pasien dilakukan perawatan injeksi ceftriaxon
2 x 1 gr, kalnex 3 x 1 amp, antrain 3 x 1 amp, dan juga dilakukan cek DL, dan konsul cardio
yang hasil ECG normal dan pasien acc operasi, sehingga pada tanggal 10 october pasien
dilakukakn operasi. Pada tanggal 13 october perawat melakukan pengkajian, pasien hanya
mengeluh nyeri daerah pinggang kiri dan nyeri juga saat setelah BAK,pasien melindungi
daerah yang nyeri dan memegangi Pasien juga mengeluh demam dan menggigil (Suhu 37.5 C)
pasien juga mengeluh tidak bisa BAB selama 4 hari.
3. Riwayat penyakit dahulu :
Pada bulan Januari tahun 2013 pasien di diagnosa oleh dokter dengan penyakit ISK (Infeksi
Saluran Kemih)
4. Riwayat kesehatan keluarga :
Keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti diabetes melitus dan hipertensi
5. Susunan keluarga (genogram) :
: perempuan

: laki-laki

46
46 : pasien

6. Riwayat alergi :
Pasien ada alergi makanan, tetapi sampai saat ini pasien belum mengetahui alergi makanan apa,
pasien hanya menghindari makanan yang beresiko alergi seperti telur, udang. Reaksi dari alergi
adalah gatal-gatal di keninmg dan menjalar di wajah
III. POLA FUNGSI KESEHATAN
1. Persepsi Terhadap Kesehatan (Keyakinan Terhadap Kesehatan & Sakitnya)
Pasien mengatakan sakit itu adalah suatu keadaan dimana pasien mengalami rasa kesakitan
yang sudah tidak teradaptasi. Pasien sudah dibilang oleh dokter rawat jalan agar banyak
minum. Tetapi pasien mungkin tidak tahu arti banyak minum, karena pasien banyak minum es
bukan air putih, dan pasien juga lebih sering duduk ketika melakukan pekerjaannya sebagai
satpam. Sehingga pada bulan september pasien mengalami gejala nyeri yang hebat dan
diagnosa 2 kemungkinan penyempitan ureter atau batu ureter
2. Pola Aktivitas Dan Latihan
a. Kemampuan perawatan diri
SMRS MRS
Aktivitas
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakaian/berdandan
Eliminasi/toileting
Mobilitas di tempat tidur
Berpindah
Berjalan
Naik tangga
Berbelanja
Memasak
Pemeliharaan rumah

Skor 1 = alat bantu


0 = mandiri 2 = dibantu orang lain
3 = dibantu orang lain & alat 4 = tergantung/tidak mampu

Alat bantu : (-) tidak ( ) kruk ( ) tongkat


( ) pispot disamping tempat tidur ( ) kursi roda

b. Kebersihan diri
Di rumah Di rumah sakit
Mandi : 3 ¿ /hr Mandi : seko
Gosok gigi : 3 ¿ /hr Gosok gigi : 1 ¿ /hr
Keramas : 3 ¿ /mgg Keramas : tidak pernah
Potong kuku : 1 ¿ /mgg Potong kuku : tidak pernah

c. Aktivitas sehari-hari
Nonton TV, suka membaca koran
d. Rekreasi
Pada hari libur besar
e. Olahraga : (-) tidak ( ) ya

3. Pola Istirahat Dan Tidur


Di rumah Di rumah sakit
Waktu tidur : Siang 13.00-15.00 Waktu tidur : Siang 14.00-15.00
Malam 22.00-05.00 Malam 23.00-05.00
Jumlah jam tidur : 8 jam Jumlah jam tidur : 7 jam
Masalah di RS : (-) tidak ada ( ) terbangun dini ( ) mimpi buruk
( ) insomnia ( ) Lainnya

4. Pola Nutrisi – Metabolik


a. Pola makan
Di rumah Makanan disukai : pecel
Frekuensi : 3x1 Di rumah sakit
Jenis : semua makanan Frekuensi : 3 x 1
kec telur dan Jenis : semua makanan
udang Porsi : 1 porsi
Porsi : 1 piring Diit khusus : -
Pantangan : telur dan udang
Nafsu makan di RS : (-) normal ( ) bertambah ( ) berkurang
( ) mual ( ) muntah, .............. cc ( ) stomatitis
Kesulitan menelan : (-) tidak ( ) ya
Gigi palsu : (-) tidak ( ) ya
NG tube : (-) tidak ( ) ya

b. Pola minum
Di rumah Minuman disukai : minuman
Frekuensi : jarang bersoda
Jenis : air putih dan Di rumah sakit
minuman Frekuensi : lebih sering
bersoda serta es Jenis : air putih
Jumlah : 1000 cc Jumlah : 1500cc
Pantangan : tidak ada
5. Pola Eliminasi
a. Buang air besar
Di rumah Frekuensi : sejak dari operasi
Frekuensi : 1x sehari belum BAB (4 hari)
Konsistensi : lembek Konsistensi : -
Warna : kuning Warna : ( ) kuning
( ) bercampur darah
Di rumah sakit ( ) lainnya, ..............
Masalah di RS : (-) konstipasi ( ) diare ( ) inkontinen
Kolostomi : ( ) tidak ( ) ya
b. Buang air kecil
Di rumah Di rumah sakit
Frekuensi : sering Frekuensi : sering
Konsistensi : cair Konsistensi : cair
Warna : kuning jernih Warna : kuning jernih
Masalah di RS : ( ) disuria ( ) nokturia ( ) hematuria
( ) retensi ( ) inkontinen
Kolostomi : (-) tidak ( ) ya,
6. Pola Kognitif Perseptual
Berbicara : (-) normal ( ) gagap ( ) bicara tak jelas
Bahasa sehari-hari : ( ) Indonesia (-) Jawa ( ) lainnya, ....................................
Kemampuan membaca : (-) bisa ( ) tidak
Tingkat ansietas : (-) ringan ( ) sedang ( ) berat ( ) panik
Sebab tiba-tiba pasien demam dan menggigil
Kemampuan interaksi : (-) sesuai ( ) tidak,
Vertigo : (-) tidak ( ) ya
Nyeri : ( ) tidak (-) ya

Bila ya, P : Adanya batu yang menyebabkan obstruksi di ureter


Q : di tusuk
R : pinggang kiri
S : 5
T : saat setelah BAK
7. Pola Konsep Diri
Identitas diri dan peran: Tn S mampu menjelaskan identitas dirinya dengan baik, saat
pengkajian Tn S mampu menjelaskan identitas dirinya dan perannya dalam keluarga
Ideal diri :Tn S ingin segera pulang dan bekerja seperti biasanya
Harga diri : Harga diri pasien baik, pasien mampu berinteraksi dengan sesama pasien, perawat
dan dokter
Gambaran diri : Pasien menganggap dirinya pendiam dan tidak suka banyak omong
Citra diri: Pasien menganggap dirinya tidak kekurangan suatu apapun
8. Pola Koping
Masalah utama selama MRS (penyakit, biaya, perawatan diri)
Tidak ada masalah dalam soal biaya, dan perawatan diri karena pasien dalam hal perawatan diri
dibantu oleh istri dan biaya ditanggung oleh askes non hankam
Kehilangan perubahan yang terjadi sebelumnya pasien tidak kehilangan apaun dalan tubuhnya

Kemampuan adaptasi
Kemampuan adaptasi pasien baik, pasien cepat beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit,
perawat, maupun dokternya.
9. Pola Seksual – Reproduksi
Menstruasi terakhir : -
Masalah menstruasi : -
Pap smear terakhir : -
Pemeriksaan payudara/testis sendiri tiap bulan : ( ) ya (-) tidak
Masalah seksual yang berhubungan dengan penyakit : -
10. Pola Peran – Hubungan
Pekerjaan : Satpam
Kualitas bekerja : baik
Hubungan dengan orang lain : baik
Sistem pendukung : (-) pasangan ( ) tetangga/teman ( ) tidak ada
( ) lainnya,
Masalah keluarga mengenai perawatan di RS :
11. Pola Nilai – Kepercayaan
Agama : Islam
Pelaksanaan ibadah : di rumah
Pantangan agama : (-) tidak ( ) ya,
Meminta kunjungan rohaniawan : (-) tidak ( ) ya

IV. PENGKAJIAN PERSISTEM (Review of System)


1. Tanda-Tanda Vital
a. Suhu : 37.5 °C lokasi : aksila
b. Nadi : 80 ¿ /menit irama : reguler pulsasi : kuat
c. Tekanan darah : 120/80 mmHg mmHg lokasi : arteri brachialis
d. Frekuensi nafas : 18 ¿ /menit irama : reguler
e. Tinggi badan : 169 cm
f. Berat badan : SMRS 69 kg MRS 68 kg

2. Sistem Pernafasan (Breath)


Inspeksi bentuk dada normochest, pergerakan dada simetris, tidak ada sianosis dan pernapasan
cuping hidung, juga tidak ada otot bantu napas. Irama napas reguler. Auskultasi suara napas
reguler. Pasien tidak memakai oksigen dan tidak sesak napas
3. Sistem Kardiovaskuler (Blood)
Ictus cordis teraba di midklavikula sinistra ICS V,irama jantung reguler, tidak anemis, CRT < 2
detik, tidak ada edema dan nyeri dada. Akral hangat. Tidak ada bunyi jantung tambahan
4. Sistem Persarafan (Brain)
GCS 4E5V6M. Nervus 1 penciuman normal, nervus 2 lapang pandang normal, nervus 3 pasien
mampu menggerakkan bola mata kontraksi pupil, nervus 4 pasien mampu menggerakkan bola
mata ke atas dan ke bawah. Nervus 5 pasien mampu merasakan sensasi yang diberikan, nervus
6 bola mata pasien mampu mengikuti arah benda tanpa menoleh, nervus 7 saat pasien tertawa
mengkerut tidak ada bagian yang tertinggal dan wajah pasien simetris. Nervus 8 pasien mampu
mendengarkan dengan baik, dan pasien mapu menjaga keseimbangna tangannya. Nervus 9
pasien dapat menelan tanpa tersedak. Nervus 10 pasien tiak tersedak,nervus 11 pasien mampu
menahan tahanan yang diberikan pada bahu, nervus 12 pasien mampu menggerakkan lidah ke
kanan kiri, keluar dan masuk.
5. Sistem Perkemihan (Bladder)
Saat pengkajian pasien sudah tidak terpasang kateter, paien bisa BAK secara spontan di kamar
mandi, tanpa pispot. Hanya saja pasien mengeluhkan nyeri saat setelah BAK, tetes
terakhir.Palpasi adanya nyeri tekan pada kandung kemih. Pasien mengatakan pipisnya banyak,
warna kuning jernih tidak ada hematuria dan lain-lain.
6. Sistem Pencernaan (Bowel)
Keadaan mulut pasien bersih, membran mukosa bewarna merah muda,bentuk perut normal
tidak ada nyeri telan , nafsu makan pasien baik menghabiskan 1 porsi yang disediakan di
Rumah sakit. Tidak ada mual muntah dan juga tidak terpasang NGt. Hanya saja pasien alergi
makanan. Makanan yang dihindari pasien adalah telur dan udang. Peristaltik usus 15 x/menit
7. Sistem Muskuloskeletal (Bone)
5555 5555
5555 5555 Pasien mampu menahan beban pemeriksa dan pasien mampu ke kamar mandi
tanpa bantuan alat dan istri
8. Sistem Integumen
Inspeksi kulit rambut pasien bersih, warna kulit sawo matang, turgor kulit elastis. Pasien tidak
mengalami gatal-gatal maupun adanya luka di kulit pasien. Pasien terlihat bersih.
9. Sistem Penginderaan
Mata
Inspeksi konjungtiva tidak anemis, pasien mampu melihat dari jarak tempat tidur ke tempat
tidur yang ada didepan pasien, pasien juga tidak memakai kacamata
Hidung
Tidak ada polip,septum simetris dan pasien mampu membedakan bau minyak wangi, dan bau
tidak sedap saat BAK
Telinga
Pasien mampu mendengar dengan baik, dibuktikan dengan pasien menjawab semua pertanyaan
perawat dengan tepat sesuai pertanyaannya.
10. Sistem Reproduksi Dan Genetalia
Tidak ada gangguan sistem reproduksi saat di Rumah sakit. Hanya saja pasien mengeluh nyeri
setelah BAK tapi bukan pada lat treproduksinya melainkan pada pinggang kiri
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Hasil lab urinalisis pada tgl 03 Oct 2014
Urine rutin adanya protein (+) (-)
Leukosit (+) (-)
Bakteri (+) (-)
Hasil lab pada tanggl 12 october 2014
WBC 14.6 103/uL (4,0-10,0)
Lymp 0,7 103/uL (0.8-4.0)
6
RBC 4,52 10 /uL (3.50-5.50)
HGB 12.1 g/dL (11.0-16.0)
HCT 40.0% (37.0-54.0)
MCV 88.4 fl (80-100)
Hasil lab tanggal 15
WBC 22.2 103/uL (4,0-10,0)

2. Photo
Dilakuakan IVP dan didapatkan hasil bayangan gas usus normal bercampur fecalmaterial.
Hepar dan lien tak tampak membesar. Kontur ginjal kanan dan kiri normal. Tak tampak
bayangan radiopaque sepanjang traktor urinari cospus, pediele dan spatium intervertebralis
normal. Dilatasi ringan pelvis renalis kiri sampai ureter proksimal kiri setinggi L3 yang masih
menetap sampai post mivctie, sups partial obstruction ureter proksimal kiri
3. Lain-lain
Pemeriksaan ECG didapatkan hasil normal dan acc operasi

VI. TERAPI
Ceftazidine 2 x 1 gr (antibiotik) IV
Lasix 1 x 1 amp (diuretik, untuk melancarkan BAK) IV
Antrain 3 x 1 amp (untuk nyeri) IV
Oral harnal 0-0-1

Surabaya, .....................
Mahasiswa

(...............................)
ANALISA DATA

Nama klien : Tn S Ruangan/kamar : G1/5F


Umur : 46 tahun No. RM : 00 44 70 xx

No
Data (Symptom) Penyebab (Etiologi) Masalah (Problem)
.
1. DS: Pasien mengatakan Adanya obstruksi di Nyeri akut
nyeri di pinggang kiri ureter
dan setelah BAK
P : Adanya batu yang
menyebabkan
obstruksi di ureter
Q : di tusuk
R : pinggang kiri
S:5
T : saat setelah BAK

DO: pasien memegangi


daerah yang nyeri dan
melindunginya
TTV
TD: 120/80 mmHg
Suhu: 37.5 C
Nadi : 80 x/menit
RR: 18x/ menit

2. DS: Pasien mengatakan


demam dan mengigil. Pembedahan invasif Infeksi
DO :
TTV
TD: 120/80 mmHg
Suhu: 37.5 C
Nadi : 80 x/menit
RR: 18x/ menit

Hasil lab 12/10/2014


Leukosit: 14.600 /uL
(4.000-10.000)

3. DS: Pasien mengatakan


belum BAB selama 4 Inaktivitas Resiko Konstipasi
hari
DO: - Frekuensi (-)
- Konsistensi (-)
- Warna (-)
- Colostomi (-)
PRIORITAS MASALAH

Nama klien : Tn S Ruangan/kamar : G1/5F


Umur : 46 tahun No. RM : 00 44 70 XX

Tanggal Paraf
No. Masalah Keperawatan
Ditemukan Teratasi (Nama Perawat)
1. Nyeri 13 October 2014 -

13 October 2014 -
2. Infeksi

3. Risiko Konstipasi 13 October 2014 -


RENCANA KEPERAWATAN

No. Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional


Keperawatan
1. Nyeri b.d Obstruksi Setelah dilakukan ASKEP 3 X Observasi 1. Kemungkinan adanya penyakit/ komplikasi
ureter 24 jam nyeri berkurang atau 1. Observasi adanya abdominal pain lain
teradaptasi. 2. Observasi tanda-tanda vital sebelum dan 2. Untuk mengetahui efek samping yang tidak
KH sesudah pemberian obat-obat Narkotic, diharapkan dari pemberian obat-obatan
- Nyeri berkurang/hilang
Analgetic dan Anti Spasmodic tersebut
skala (0-4)
- Pasien tidak mengeluh Mandiri
nyeri 3. Kaji intensitas, lokasi dan tempat/area serta 3. Peningkatan nyeri adalah indikatif dari
- obstruksi, sedangkan nyeri yang hilang tiba-
penjalaran dari nyeri.
- Pasien tidak memegangi tiba menunjukkan batu bergerak. Nyeri
daerah yang nyeri dapat menyebabkan shock.
- TTV dalam batas normal
TD < 140/90 mmHg
4. Kaji adanya keringat dingin, tidak dapat 4. Kemungkinan salah satu tanda shock
Nadi 60- 100
Suhu < 37 C istirahat dan ekspresi wajah.
RR 16-24 x/menit 5. Jelaskan kepada pasien penyebab dari rasa 5. Memberikan informasi tentang penyebab
sakit/nyeri pada daerah pinggang tersebut. dari rasa sakit/nyeri pada daerah pinggang
tersebut.
6. Berikan posisi dan lingkungan yang tenang 6. Untuk mengurangi sumber stressor
dan nyaman
7. Menganjurkan pasien untuk fungsi 7. Cairan membantu membesihkan ginjal dan
banyak minum air putih 3 – 4 liter perhari dapat mengeluarkan batu kecil.
selama tidak ada kontra indikasi.

Edukasi
8. Untuk mengurangi/menghilang kan nyeri
8. Ajarkan teknik relaksasi, teknik distorsi
serta guide imagine tanpa obat-obatan

Kolaborasi
9. Untuk memudahkan pemberian obat serta
9. Kolaborasi dengan tim dokter :
pemenuhan cairan bila mual, muntah dan
 Pemberian Cairan Intra Vena keringat dingin terjadi.
 Pemberian obat-obatan Analgetic,
Narkotic atau Anti Spasmodic.  Analgetik memblok lintasan nyeri
sehingga mengurangi nyeri/kolik yang
berlebihan
2. Infeksi b.d adanya Observasi
prosedur Setelah dilakukan ASKEP 2 x 1. Observasi karakteristik urine, dan 1. Urine keruh dan bau menunjukkan adanya
pembedahan invasif 24 jam infeksi berkurang perhatikan adanya perubahan berhubungan infeksi, namun urine secara normal
(Uroteroscopy) KH: dengan keluhan nyeri pinggang mengandung mukus setelah prosedur invasif
- Hasil leukosit mendekati
normal (4.000-10.000/uL) Mandiri 2. Urine secara normal asam, yang
- Pasien tidak demam dan 2. Tes pH urine dengan kertas. Beritahu menghambat pertumbuhan berkemih/ISK
tidak mengigil dokter bila lebih dari 6.4 3. Peninggian suhu menunjukkan adanya
- TTV dalam batas normal 3. Awasi tanda-tanda vital komplikasi insisi atau ISK
TD < 140/90 mmHg
Nadi > 60< 100 Edukasi
4. Memberitahu pasien tanda-tanda infeksi, 4. Pemberitahuan sejak awal akan memberi
Suhu < 37 C prognosis dan intervensi yang bagus.
seperti demam dan mengigil, jika terjadi
RR 16-24 x/menit
segera lapor dokter

Kolaborasi
5. Kolaborasi dengan labotarium untuk ambil 5. Mengidentifikasi sumber infeksi/ tindakan
sedimen urine, dan darah sesuai indikasi paling efektif

3. Observasi
Resiko Konstipasi Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi tingkat fungsional px setiap 1. Melalui tindakan ini, perawat dapat
b.d inaktivitas pergantian tugas jaga dokumentasikan dan
keperawatan dalam waktu 1 x menentukan tindakan yang sesuai untuk
24 jam didapatkan hasil : laporkan setiap perubahan memenuhi kebutuhan px
1. Px tidak mengalami Mandiri
konstipasi 2. Kaji bising usus dan periksa adanya 2. Menyusun rencana penanganan yang efektif
2. Pasien mempertahankan distensi abdomen px pantau dan catat dalam mencapai konstipasi
atau menaikkan asupan karakteristik feses. 3. Meyakinkan terapi pergantian cairan yang
cairan sebanyak 1500 ml 3. Catat asupan dan haluaran secara akurat adekuat
setiap hari (air putih) 4. Meningkatkan terapi penggantian terapi
3. Px mengkonsumsi diit 4. Dorong px untuk mengkonsumsi cairan cairan dan hidrasi.
tinggi serat. 2,5 l setiap hari bila tidak
dikontraindikasikan.
Edukasi 5. Intervensi awal dan tepat membantu
5. Ajarkan px anggota keluarga atau pemberi prognosis yang bagus.
asuhan tentang hubungan antara diet,
aktivitas dan latihan dan asupan cairan
dan konstipasi
Kolaborasi 6. Untuk membantu meningkatkan eliminasi
6. Kolaborasi pemberian obat-obatan untuk
enema
TINDAKAN KEPERAWATAN DAN CATATAN PErKEMBANGAN

Waktu Waktu Catatan Perkembangan


No. Tindakan TT TT
Tgl/jam Tgl/jam (SOAP)
Dx 1 13 oct Mengkaji intensitas nyeri, lokasi, dan frekwensi. 13 oct Dx 1 :
2014/08.0 Didapatkan hasil 14/14.00 S: Pasien mengatakan nyeri di daerah pinggang kiri
0 P : Adanya batu yang menyebabkan obstruksi di ureter P : Adanya batu yang menyebabkan obstruksi di
Q : di tusuk ureter
R : pinggang kiri Q : di tusuk
S:5 R : pinggang kiri
S:5
Memberi edukasi pada pasien penyebab dari nyeri T : saat setelah BAK
Dx 1 08.30 yang dirasakan , karena adanya luka setelah dilakukan O: pasien terlihat memegangi daerah pinggang kiri
Uteroscopy A: Masalah belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi no (3-9)
Dx 1 Mengajarkan pada pasien ketika nyeri tarik napas
09.00 dalam, dan jangan menahan BAK, agar ketika BAK Dx 2
tidak semakin nyeri. S: Pasien mengatakan demam dan mengigil
O: suhu : 37.5 °C
Dx 1 Memberikan posisi setemgah duduk pada pasien Nadi : 80 x/menit
09.30 TD :20/80 mmHg
Observasi karakteristik urin, warna kuning agak pekat, RR : 18
Dx 2 10.00 frekwensi sering, tidak ada nyeri, hanya saat BAK Hasil leukosit pada tanggal 12/10/2014 14.600/uL
terakhir dan tidak berbau A: masalah infeksi belum teratasi
P: intervensi lanjukan (1-5)
Dx 2 Menanyakan pada pasien apakah pasien demam,
10.30 pasien menjawab saat ini pasien demam dan mengigil Dx 3
S; pasien mengatakan tidak BAB selama 4 hari
Dx 2 Memberi edukasi pada pasien demam yang dirasakan O: -
11.30 pasien kemungkinan adanya infeksi , hal ini juga A: masalah belum teratasi
dibuktikan dengan adanya hasil leukosit 14.600/uL P: semua intervensi dilanjutkan

Dx Memberi injeksi ceftazidime 1 gr IV


1,2 13.00 Lasix 1 ampul IV
Antrain 1 ampul IV

Dx 3 Mengkaji pola eliminasi pasien, pasien mengatakan


13.30 belum BAB 4 hari

Dx Menyuruh pasien untuk mengkonsumsi banyak air


1,3 14.00 putih dan buah 2-3 liter agar bisa BAB dan juga dapat
mengurangi nyeri saat BAK
14 oct Dx 1
14/21.00 S: Pasien mengatakan nyeri di daerah pinggang kiri
Dx 1 Memberi posisi setengah duduk pada pasien P : Adanya batu yang menyebabkan obstruksi di
14 ureter
oct/2014 Q : di tusuk
14.30 R : pinggang kiri
Dx 1 Mengevaluasi tingkat nyeri pada pasien S:5
15.00 P: Adanya batu yang menyebabkan obstruksi di ureter T : saat setelah BAK
Q : di tusuk O: pasien tidakt memegangi daerah pinggang kiri
R : pinggang kiri A: Masalah teratasi sebagian
S:5 P: Lanjutkan intervensi no (3-9)
T : saat setelah BAK
Dx 2
S: Pasien mengatakan demam dan mengigil
Dx Menanyakan pada pasien, apakah sudah banyak O: suhu : 37 °C
1,3 16.00 minumnya, pasien menjawab 1 botol 1.500 cc dan 1/3 Nadi : 82 x/menit
botol. Jadi total 2000 cc TD :120/70 mmHg
RR : 24 x/menit
Dx Observasi TTV Hasil leukosit pada tanggal 14/10/2014 22.200/uL
1,2 17.00 TD : 120/70 mmHg A: masalah infeksi belum teratasi
Nadi : 82 x/menit P: Intervensi dilanjutk no (1-6)
Suhu: 37 C
RR : 24 x/ menit Dx 3
S; pasien mengatakan sudah BAB
Dx 3 Membantu pasien BAB O: konsistensi lembek, warna colat tua
18.00 A: masalah teratasi
Dx 2 Observasi leukosit pasien hasil 22.200/uL P: semua intervensi dilanjutkan (3-5)
18.30
Dx 2 Menganjurkan pasien agar makan makanan yang
19.30 mengandung protein, karena pasien ada alergi
makanan dan menghindar telur, pasien dianjurkan
makan ikan

Dx 1 Injeksi antrain 1 ampul


20.00
Dx 3 Memberitahukan pada pasien walaupun sudah BAK,
20.30 agar tetap mengkonsumsi air putih yang banyak
Dx 1
Dx1 Mengkaji intensitas nyeri, skala berkurang (3) 15 oct S: Pasien mengatakan nyeri di daerah pinggang kiri
15 Oct 14/21.00 P : Adanya batu yang menyebabkan obstruksi di
2014/14.0 ureter
0 Q : di tusuk
Dx 1 Memberi posisi setengah duduk pada pasien R : pinggang kiri
S:3
Dx 2 15.00 Mengambil sampel urine T : saat setelah BAK
O: pasien tidak terlihat memegangi daerah pinggang
16.00 Observasi TTV kiri
Dx TD: 130/80 mmHg A: Masalah teratasi sebagian
1,2 17.00 Suhu : 36,9 C P: Lanjutkan intervensi no (3-9)
Nadi : 80
RR: 20 x/menit Dx 2
S: Pasien mengatakan sudah tinggal demam dan
Dx 2 Mengevaluasi keadaan pasien apakah masih demam mengigil
atau mengigil. Pasien menajwab tidak O: suhu : 37.5 °C
18.00 Nadi : 80 x/menit
Dx 1 Mengingatkan pasien agar asupan cairan tetap TD :20/80 mmHg
terpenuhi (2-4 liter/hari) RR : 18
19.00 Hasil leukosit pada tanggal 14/10/2014 22.200/uL
Dx 1 Injeksi antrain 1 ampul A: masalah infeksi teratasisebagian
P: Intervensi dilanjutk n0(1-6)
20.00

Anda mungkin juga menyukai