Oleh :
TRI VINTI RATNA DEWI
NIM 143.0085
Oleh :
Tri Vinti Ratna Dewi
NIM 143.0085
______________________ ______________________
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
STIKES HANG TUAH SURABAYA
I. IDENTITAS
1. Nama : Tn S
2. Umur : 46 tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Status : Menikah
5. Agama : Islam
6. Suku/bangsa : jawa/ Indonesia
7. Bahasa : jawa-Indonesia
8. Pendidikan : SMP
9. Pekerjaan : Satpam
10. Alamat dan no. telp : Rungkut Lor VI no 28
11. Penanggung jawab : Askes Non Hankam
: laki-laki
46
46 : pasien
6. Riwayat alergi :
Pasien ada alergi makanan, tetapi sampai saat ini pasien belum mengetahui alergi makanan apa,
pasien hanya menghindari makanan yang beresiko alergi seperti telur, udang. Reaksi dari alergi
adalah gatal-gatal di keninmg dan menjalar di wajah
III. POLA FUNGSI KESEHATAN
1. Persepsi Terhadap Kesehatan (Keyakinan Terhadap Kesehatan & Sakitnya)
Pasien mengatakan sakit itu adalah suatu keadaan dimana pasien mengalami rasa kesakitan
yang sudah tidak teradaptasi. Pasien sudah dibilang oleh dokter rawat jalan agar banyak
minum. Tetapi pasien mungkin tidak tahu arti banyak minum, karena pasien banyak minum es
bukan air putih, dan pasien juga lebih sering duduk ketika melakukan pekerjaannya sebagai
satpam. Sehingga pada bulan september pasien mengalami gejala nyeri yang hebat dan
diagnosa 2 kemungkinan penyempitan ureter atau batu ureter
2. Pola Aktivitas Dan Latihan
a. Kemampuan perawatan diri
SMRS MRS
Aktivitas
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakaian/berdandan
Eliminasi/toileting
Mobilitas di tempat tidur
Berpindah
Berjalan
Naik tangga
Berbelanja
Memasak
Pemeliharaan rumah
b. Kebersihan diri
Di rumah Di rumah sakit
Mandi : 3 ¿ /hr Mandi : seko
Gosok gigi : 3 ¿ /hr Gosok gigi : 1 ¿ /hr
Keramas : 3 ¿ /mgg Keramas : tidak pernah
Potong kuku : 1 ¿ /mgg Potong kuku : tidak pernah
c. Aktivitas sehari-hari
Nonton TV, suka membaca koran
d. Rekreasi
Pada hari libur besar
e. Olahraga : (-) tidak ( ) ya
b. Pola minum
Di rumah Minuman disukai : minuman
Frekuensi : jarang bersoda
Jenis : air putih dan Di rumah sakit
minuman Frekuensi : lebih sering
bersoda serta es Jenis : air putih
Jumlah : 1000 cc Jumlah : 1500cc
Pantangan : tidak ada
5. Pola Eliminasi
a. Buang air besar
Di rumah Frekuensi : sejak dari operasi
Frekuensi : 1x sehari belum BAB (4 hari)
Konsistensi : lembek Konsistensi : -
Warna : kuning Warna : ( ) kuning
( ) bercampur darah
Di rumah sakit ( ) lainnya, ..............
Masalah di RS : (-) konstipasi ( ) diare ( ) inkontinen
Kolostomi : ( ) tidak ( ) ya
b. Buang air kecil
Di rumah Di rumah sakit
Frekuensi : sering Frekuensi : sering
Konsistensi : cair Konsistensi : cair
Warna : kuning jernih Warna : kuning jernih
Masalah di RS : ( ) disuria ( ) nokturia ( ) hematuria
( ) retensi ( ) inkontinen
Kolostomi : (-) tidak ( ) ya,
6. Pola Kognitif Perseptual
Berbicara : (-) normal ( ) gagap ( ) bicara tak jelas
Bahasa sehari-hari : ( ) Indonesia (-) Jawa ( ) lainnya, ....................................
Kemampuan membaca : (-) bisa ( ) tidak
Tingkat ansietas : (-) ringan ( ) sedang ( ) berat ( ) panik
Sebab tiba-tiba pasien demam dan menggigil
Kemampuan interaksi : (-) sesuai ( ) tidak,
Vertigo : (-) tidak ( ) ya
Nyeri : ( ) tidak (-) ya
Kemampuan adaptasi
Kemampuan adaptasi pasien baik, pasien cepat beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit,
perawat, maupun dokternya.
9. Pola Seksual – Reproduksi
Menstruasi terakhir : -
Masalah menstruasi : -
Pap smear terakhir : -
Pemeriksaan payudara/testis sendiri tiap bulan : ( ) ya (-) tidak
Masalah seksual yang berhubungan dengan penyakit : -
10. Pola Peran – Hubungan
Pekerjaan : Satpam
Kualitas bekerja : baik
Hubungan dengan orang lain : baik
Sistem pendukung : (-) pasangan ( ) tetangga/teman ( ) tidak ada
( ) lainnya,
Masalah keluarga mengenai perawatan di RS :
11. Pola Nilai – Kepercayaan
Agama : Islam
Pelaksanaan ibadah : di rumah
Pantangan agama : (-) tidak ( ) ya,
Meminta kunjungan rohaniawan : (-) tidak ( ) ya
2. Photo
Dilakuakan IVP dan didapatkan hasil bayangan gas usus normal bercampur fecalmaterial.
Hepar dan lien tak tampak membesar. Kontur ginjal kanan dan kiri normal. Tak tampak
bayangan radiopaque sepanjang traktor urinari cospus, pediele dan spatium intervertebralis
normal. Dilatasi ringan pelvis renalis kiri sampai ureter proksimal kiri setinggi L3 yang masih
menetap sampai post mivctie, sups partial obstruction ureter proksimal kiri
3. Lain-lain
Pemeriksaan ECG didapatkan hasil normal dan acc operasi
VI. TERAPI
Ceftazidine 2 x 1 gr (antibiotik) IV
Lasix 1 x 1 amp (diuretik, untuk melancarkan BAK) IV
Antrain 3 x 1 amp (untuk nyeri) IV
Oral harnal 0-0-1
Surabaya, .....................
Mahasiswa
(...............................)
ANALISA DATA
No
Data (Symptom) Penyebab (Etiologi) Masalah (Problem)
.
1. DS: Pasien mengatakan Adanya obstruksi di Nyeri akut
nyeri di pinggang kiri ureter
dan setelah BAK
P : Adanya batu yang
menyebabkan
obstruksi di ureter
Q : di tusuk
R : pinggang kiri
S:5
T : saat setelah BAK
Tanggal Paraf
No. Masalah Keperawatan
Ditemukan Teratasi (Nama Perawat)
1. Nyeri 13 October 2014 -
13 October 2014 -
2. Infeksi
Edukasi
8. Untuk mengurangi/menghilang kan nyeri
8. Ajarkan teknik relaksasi, teknik distorsi
serta guide imagine tanpa obat-obatan
Kolaborasi
9. Untuk memudahkan pemberian obat serta
9. Kolaborasi dengan tim dokter :
pemenuhan cairan bila mual, muntah dan
Pemberian Cairan Intra Vena keringat dingin terjadi.
Pemberian obat-obatan Analgetic,
Narkotic atau Anti Spasmodic. Analgetik memblok lintasan nyeri
sehingga mengurangi nyeri/kolik yang
berlebihan
2. Infeksi b.d adanya Observasi
prosedur Setelah dilakukan ASKEP 2 x 1. Observasi karakteristik urine, dan 1. Urine keruh dan bau menunjukkan adanya
pembedahan invasif 24 jam infeksi berkurang perhatikan adanya perubahan berhubungan infeksi, namun urine secara normal
(Uroteroscopy) KH: dengan keluhan nyeri pinggang mengandung mukus setelah prosedur invasif
- Hasil leukosit mendekati
normal (4.000-10.000/uL) Mandiri 2. Urine secara normal asam, yang
- Pasien tidak demam dan 2. Tes pH urine dengan kertas. Beritahu menghambat pertumbuhan berkemih/ISK
tidak mengigil dokter bila lebih dari 6.4 3. Peninggian suhu menunjukkan adanya
- TTV dalam batas normal 3. Awasi tanda-tanda vital komplikasi insisi atau ISK
TD < 140/90 mmHg
Nadi > 60< 100 Edukasi
4. Memberitahu pasien tanda-tanda infeksi, 4. Pemberitahuan sejak awal akan memberi
Suhu < 37 C prognosis dan intervensi yang bagus.
seperti demam dan mengigil, jika terjadi
RR 16-24 x/menit
segera lapor dokter
Kolaborasi
5. Kolaborasi dengan labotarium untuk ambil 5. Mengidentifikasi sumber infeksi/ tindakan
sedimen urine, dan darah sesuai indikasi paling efektif
3. Observasi
Resiko Konstipasi Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi tingkat fungsional px setiap 1. Melalui tindakan ini, perawat dapat
b.d inaktivitas pergantian tugas jaga dokumentasikan dan
keperawatan dalam waktu 1 x menentukan tindakan yang sesuai untuk
24 jam didapatkan hasil : laporkan setiap perubahan memenuhi kebutuhan px
1. Px tidak mengalami Mandiri
konstipasi 2. Kaji bising usus dan periksa adanya 2. Menyusun rencana penanganan yang efektif
2. Pasien mempertahankan distensi abdomen px pantau dan catat dalam mencapai konstipasi
atau menaikkan asupan karakteristik feses. 3. Meyakinkan terapi pergantian cairan yang
cairan sebanyak 1500 ml 3. Catat asupan dan haluaran secara akurat adekuat
setiap hari (air putih) 4. Meningkatkan terapi penggantian terapi
3. Px mengkonsumsi diit 4. Dorong px untuk mengkonsumsi cairan cairan dan hidrasi.
tinggi serat. 2,5 l setiap hari bila tidak
dikontraindikasikan.
Edukasi 5. Intervensi awal dan tepat membantu
5. Ajarkan px anggota keluarga atau pemberi prognosis yang bagus.
asuhan tentang hubungan antara diet,
aktivitas dan latihan dan asupan cairan
dan konstipasi
Kolaborasi 6. Untuk membantu meningkatkan eliminasi
6. Kolaborasi pemberian obat-obatan untuk
enema
TINDAKAN KEPERAWATAN DAN CATATAN PErKEMBANGAN