Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN


OBSTRUKSI JOUNDICE

Tugas Mandiri
Stase Keperawatan Medikal Bedah Tahap Profesi
Program Studi Ners

Disusun Oleh:
VINA FATIMAH OKTOVIYANI
20170305018

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JAKARTA
2017
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN
OBSTRUKSI JOUNDICE

A. Definisi
Kata ikterus (jaundice) berasal dari kata Perancis ‘jaune’ yang berarti kuning. Ikterus
adalah perubahan warna kulit, sklera mata atau jaringan lainnya (membrane mukosa) yang
menjadi kuning karena pewarnaan oleh bilirubin yang meningkat kadarnya dalam sirkulasi
darah. (Rusepno Hassan, 2007)
Ikterus obstruktif adalah ikterus yang terjadi karena obstruksi pada saluran empedu
sehingga aliran bilirubin yang telah terkonjugasi (bilirubin direk) terganggu. Disebut juga
ikterus post hepatic Karena penyebab terjadinya ikterus ini adalah daerah posthepatik,
yaitu setelah bilirubin dialirkan keluar dari hepar. Sedangkan nama surgical jaundice
dipakai karena pada ikterus tipe ini terapi utamanya adalah dengan pembedahan. (Sherly,
2008)
Obstruksi jaundice adalah perubahan warna kulit, sclera mata atau jaringan lainnya
(mebran mukosa) yang menjadi kuning karena pewarnaan bilirubin yang meningkat
konsentrasinya dalam sirkulasi darah. Obstruksi jaundice dapat terjadi akibat adanya
hambatan saluran empedu. (Schwartz S, 2009)

B. Etiologi
Sumbatan saluran empedu dapat terjadi karena kelainan pada dinding saluran
misalnya adanya tumor atau penyempitan karena trauma (iatrogenik). Batu empedu dan
cacing askaris sering dijumpai sebagai penyebab sumbatan di dalam lumen saluran.
Pankreatitis, tumor kaput pankreas, tumor kandung empedu atau anak sebar tumor ganas
di daerah ligamentum hepatoduodenale dapat menekan saluran empedu dari luar
menimbulkan gangguan aliran empedu.
Beberapa keadaan yang jarang dijumpai sebagai penyebab sumbatan antara lain kista
koledokus, abses amuba pada lokasi tertentu, divertikel duodenum dan striktur sfingter
papila vater.
Penyebab terjadinya jaundice obstruktif adalah adanya obstruktif post hepatik yang
antara lain disebabkan oleh :
1. Obstruksi dalam lumen saluran empedu :
 Batu
 Parasit (ascaris)
2. Kelainan di dinding saluran empedu
 Atresia bawaan
 Striktur traumatic
 Tumor saluran empedu
3. Penekanan saluran empedu dari luar
 Tumor caput pancreas
 Tumor ampula Vateri
 Pankreatitis
 Metastasis di dalam ligamentum hepaoduodenal

3. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang timbul antara lain :
a. Ikterus, hal ini disebabkan penumpukkan bilirubin terkonjugasi yang ada dalam darah
yang merupakan pigmen warna empedu.
b. Nyeri perut kanan atas, nyeri yang dirasakan tergantung dari penyebab dan beratnya
obstruktif. Dapat ditemui nyeri tekan pada perut kanan atas maupun kolik bilier.
c. Warna urin gelap (Bilirubin terkonjugasi). Urin yang berwarna gelap karena adanya
bilirubin dalam urin.
d. Feces seperti dempul (pucat/akholis). Hal ini disebabkan karena adanya sumbatan
aliran empedu ke usus yang mengakibatkan bilirubin di usus berkurang atau bahkan
tidak ada sehingga tidak terbentuk urobilinogen yang membuat feces berwarna pucat.
e. Pruritus yang menetap. Adanya pruritus menunjukkan terakumulasinya garam
empedu di subkutan yang menyebabkan rasa gatal.
f. Anoreksia, nausea dan penurunan berat badan. Gejala ini menunjukkan adanya
gangguan pada traktus gastrointestinal.
g. Demam
h. Pembesaran hepar dan kandung empedu (Courvoisier sign).

4. Patofisiologi
Pada ikterus obstruktif, terjadi obstruksi dari pasase bilirubin direk sehingga bilirubin
tidak dapat dieksrkresikan ke dalam usus halus dan akibatnya terjadi alrian balik kedalam
pembuluh darah. Akibtanya kadar bilirubin direk meninggi pada aliran darah dan penderita
menjadi ikterik. Ikterus paling pertama terlihat pada jaringan ikat longgar seperti
sublingual dan sclera. Karena kadar bilirubin darah mengingkat maka sekresi bilirubin dari
ginjal akan meningkat sehingga urine akan menjadi gelap dengan bilirubin urin positif.
Sedangkan karena bilirubin yang di eksresikan ke faeces berkurang, maka pewarnaan
faeces menjadi berkurang dan faeces akan berwarna pucat seperti dempul (acholis). Pada
pemeriksaan laboratorium selain kadar bilirubin yang meningkat dapat juga ditemukan
peningkatan alkali fosfatase dan gamma GT sebagai penanda terjadinya obstruksi.
Tidak adanya cairan empedu kedalam usus haus akan menyebabkan feces menjadi
pucat dan terjadinya malabsorpsi lemak sehingga terjadi steatorrhea dan defisiensi vitamin
larut dalam lemak (vitamin A, D, E, K). Defisiensi vitamin K akan menyebabkan
penurunan kadar protrombin darah yang akan memperpanjang waktu pembekuan darah.

Anda mungkin juga menyukai