DI SUSUN OLEH :
NISA SURYANA
073STYJ21
Waktu pelaksanaan
1 November – 5 November
Laporan pendahuluan dan resume ini telah diperiksa, disetujui dan dievaluasi oleh
pembimbing lahan dan akademik
Hari :
Tanggal :
Mengetahui
2.1 Kehamilan
2.1.1 Definisi kehamilan
Proses kehamilan merupakan matarantai yang bersinambung dan
terdiri dari ovulasi ,migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan
pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta,
dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba,2010 dalam
Wati, 2018)
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan adalah
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi. Bila di hitung dari saat fertilisasi hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu
atau 10 bulan lunar, atan 9 bulan menurut kalender internasional.
Kehamilan terbagi 3 trimester, di mana trimester ke satu berlangsung
dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-
27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40)
(Prawirohardjo, 2010 dalam Wati, 2018)
Maka dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah suatu
penyatuan antara spermatozoa dan ovum yang kemudian berimplantasi
pada uterus. Dalam proses yang berlangsung dalam waktu 40 minggu
(wati, 2018)
2.1.2 Etiologi kehamilan
Menurut Manuaba (2010 dalam Wati, 2018), proses terjadinya kehamilan
adalah sebagai berikut :
1. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh
sistem hormonal yang kompleks. Selama masa subur yang berlangsung
20 sampai 35 tahun, hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti
proses pematangan dan terjadi ovulasi.
2. Spermatozoa
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang
kompleks. Spermatogonium berasal dari sel primitif tubulus, menjadi
spermatosit pertama, menjadi spermatosit kedua, menjadi spermatid,
akhirnya spermatozoa. Pada setiap hubungan seksual dikeluarkan 3cc
sperma yang mengandung sampai 60 juta spermatozoa setiap cc.
Sebagian besar spermatozoa mengalami kematian dan hanya beberapa
ratus yang dapat mencapai tuba fallopi. Spermatozoa yang masuk
kedalam alat genetalia wanita dapat hidup selama tiga hari, sehingga
cukup waktu untuk mengadakan konsepsi.
3. Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut konsepsi atau
fertilisasi dan membentuk zigot.
4. Proses nidasi atau implasi
Dengan masuknya ini spermatozoa ke dalam sitoplasma,
“vitelus” membangkitkan kembali pembelahan dalam inti ovum yang
dalam keadaan “metafase”. Proses pemecahan dan pematangan
mengikuti bentuk anafase dan “telofase” sehingga pronukleusnya
menjadi “haploid”. Pronukleus spermatozoa dalam keadaan haploid
saling mendekati dengan inti ovum yang kini haploid dan bertemu
dalam pasangan pembawa tanda dari pihak pria maupun wanita.
5. Pembentukan Plasenta
Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding depan
atau belakang. Pada blastula, penyebaran sel trofoblas yang tumbuh
tidak rata, sehingga blastula dengan inner cell mass akan tertanam
dalam endometrium. Sel trofoblas menghancurkan endometrium
sampai terjadi pembentukan plasenta yang berasal dari primer vili
korealis. Terjadinya nidasi (implantasi) mendorong sel blastula
mengadakan diferensiasi. Sel yang dekat dengan ruangan eksoselom
membentuk “entoderm” dan yolk sac (kantong kuning telur) sedangkan
sel lain membentuk “ektoderm” dan ruangan amnion. Plat embrio
(embryonal plate) terbentuk diantara dua ruang yaitu ruang amnion dan
kantong yolk sac. Ruangan amnion dengan cepat mendekati korion
sehingga jaringan yang terdapat diantara amnion dan embrio padat dan
berkembang menjadi tali pusat.
Awalnya yolk sac berfungsi sebagai pembentuk darah bersama
dengan hati, limpa, dan sumsum tulang. Pada minggu kedua sampai
ketiga, terbentuk bakal jantung dengan pembuluh darahnya yang
menuju body stalk (bakal tali pusat). Jantung bayi mulai dapat dideteksi
pada minggu ke-6 sampai 8 dengan menggunakan ultrasonografi atau
sistem Doppler.
2.1.3 Tanda-tanda kehaamilan
Tanda-tanda kehamilan menurut manuaba (2010 dalam Wati, 2018)
sebagai berikut:
1. Tanda dugaan kehamilan
a. Amenorea (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi pembentukan
folikel de Graaf dan ovulasi. Dengan mengetahui hari pertama haid
terakhir dengan perhitungan rumus Naegle, dapat ditentukan
perkiraan persalinan.
b. Mual dan muntah
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam
lambung yang berlebihan.
c. Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan
yang demikian disebut ngidam
d. Sinkope atau pingsan
Terjadinya ganguan sirkulasi kedaerah kepala (sentral)
menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan sinkop
atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia ke hamilan 16
minggu.
e. Payudara tegang
Pengaruh estrogen dan progesteron dan somatoma motrofin
menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara.
Payudara membesar dan tegang. Ujung saraf tertekan menyebabkan
rasa sakit terutama pada hamil pertama.
f. Sering Bak
Tekanan rahim dapat menyebabkan kandung kemih terasa penuh
sehingga pasien hamil sering BAK
g. Konstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus,
menyebabkan kesulitan untuk buang air besar
h. Pigmentasi kulit
Keluarnya melanohore stimulating hormone hipofisis anterior
menyebabkan pigmentasi kulit disekitar pipi (kloasma gravidarum),
pada dinding perut (striae lividae, striae nigra, linea alba makin
hitam), dan sekitar payudara (hiperpigmentasi areola mamae, puting
susumakin menonjol, kelenjar Montgomery menonjol, pembuluh
darah menifes sekitar payudara), disekitar pipi (kloasma
gravidarum).
i. Varises
Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan
pembuluh darah vena. Penampakan pembuluh darah itu terjadi
disekitar genitaliaeksterna, kaki dan betis, dan payudara.
2. Tanda pasti kehamilan
Tanda pasti adalah tanda yang menunjukkan langsung keberadaan
janin, yang dapat dilihat langsung oleh pemeriksa
a. Terdengarnya bunyi jantung janin , tanda ini baru timbul setelah
kehamilan lanjut diatas empat bulan.
b. Jika dengan ultrasound bunyi jantung janin dapat didengar pada
kehamilan 12 minggu
c. Melihat, meraba, atau mendengar pergerakan anak saat melakukan
pemeriksaan
d. Melihat rangka janin pada sinar Ro atau dengan menggunakan
ultrasonografi
2.1.4 Pathway kehamilan
Faktor etiologi
Kornea melengkung
MIOPIA
Membaca/melihat benda kecil Mata cepat lelah bila melihat Perilaku salah, bertaya
• Gambaran diri
• Ideal diri
• Fungsi peran
c. Interdependend (kemandirian)
d. Budaya (kaitannya dengan kepercayaan dan adat yang berlaku di
masyarakat pada ibu hamil kaitannya denganpantangan-pantangan)
4. Pemeriksaan fisik
e. Keadaan umum
f. Kesadaran
g. Tanda-tanda vital
h. Head to teos/ Pemeriksaan Persistem
1) Kepala leher
2) Dada
3) Abdomen
4) Perinium/genetalia
5) Ekstermitas
6) Istirahat dan kenyamana
7) Mobilitas dan latihan
8) Keadaan mental
9) Pola hidup yang meningkatkan resiko kehamilan
5. Status obtetrik
6. Pemeriksaan penujang
a. Pemeriksaan darah lengkap
b. Pemeriksaan oftamologi
c. Pemeriksaan USG
B. Analisa data
No Data Etiologi Problem
1 Ds: Miopia Ansietas
1. Merasa bingung
2. Merasa khawatir dengan Mata cepat lelah bila melihat
akibat dari kondisi yang
dihadapi Ansietas
3. Sulit berkonsentrasi
4. Mengeluh pusing
5. Anoreksia
6. Palpitasi
7. Merasa tidak berdaya
Do:
1. Tampak gelisah
2. Tanpak tegang
3. Sulit tidur
4. Frekuensi nafas meningkat
5. Frekuensi nadi meningkat
6. Tekanan darah meningkat
7. Muka pucat
8. Suara bergetar
2 Ds: Miopia Defisit
Menanyakan masalah yang dihadapi pengetahuan
Do: Prilaku salah, bertanya
1. Menunjukkan prilaku tidak tentang penyakit
sesuai anjuran
2. Menunjukkan persepsi yang Defisit pengetahuan
keliru terhadap masalah
3. Menjalani pemeriksaan yang
tidak tepat
4. Menunjukkan prilaku
berlebihan (mis, apatis,
bermusuhan, agitasi,
histeria)
3 Do: Miopia Gangguan
Merasakan sesuatu melalui indra persepsi sensori
peraba, penciuman, penglihatan, Membaca/ melihat beda
atau pngecapan kecil harus dengan jarak
Do: dekat
1. Respons tidak sesuai
2. Konsentrasi buruk Gangguan persefsi sensori
C. Diagnosa
a. Ansietas b/d krisi situasional ditandai dengan kegelisahan
b. Defisit pengetahuan b/d kurangnya informasi tentang kondisi
c. Gangguan persepsi sensori b/d gangguan status organ indra
D. Intervensi
No Diagnosa Kriteria hasil (SLDKI) Intervensi (SIKI)
(SDKI)
1 Ansietas Setel Setelah dilakukan tindakan Reduksi ansietas
keperawatan selama ….. x 24 Observasi
jam diharapakan kecemasan 1. Identifikasi saat tingkat
menurun atau pasien dapat ansietas berubah (mis.
tenang dengan kriteria hasil: Kondisi waktu stresor)
1. tanda kecemasan 2. Identivikasi
menurun kemampuan
2. perilaku gelisah menurun mengambil keputusan
3. frekuensi nafas menurun 3. Monitor tanda-tanda
4. frekuensi nadi menurun ansietas
5. konsentrasi membaik Terapeutik
6. Pola tidur membaik 4. Ciptakan suasana
terapeutik untuk
menumbuhkan
kepercayaan
5. Temani pasien untuk
mengurangi kecemasan,
jika memungkinkan
6. Pahami situasi yang
membuat ansietas
7. Gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
8. Tempatkan barang
pribadi yang memberi
kenyamanan
9. Motivasi
mengidentivikasi
sesuatu yang memicu
kecemasan
10. Diskusikan
perencanaan realistis
tentang peristiwa yang
akan datang
Edukasi
11. Jelaskan prosedur
termasuk sensasi yang
mungkin dialami
12. Informasikan secara
faktual mengenai
diagnosa
13. Anjurkan untuk
melakukan kegiatan
yang tidak konpetitif
14. Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan persepsi
15. Latihan kegiatan
pengalihan untuk
mengurani
ketegangan
16. Latihan rileksasi
Kolaborasi
17. Kolaborasi pemberian
obat antiansietas jika
perlu
2 Defisit Dalam…….. x 24 jam setelah Edukasi kesehatan
pengetahuan dilakukan tindakan keperawatan Observasi
klien menunjukan : 1. Identifikasi kesiapan dan
1. Perilaku sesuai anjuran kemampuan menerima
meningkat informasi
2. Verbalisai minat dalam 2. Identifikasi faktor-faktor
belajar meningkat yang dapat meningkatkan
3. Kemampuan menjelaskan dan menurunkan motivasi
pengetahuan tentang suatu perilaku hidup bersih dan
topic meningkat sehat
4. Kemampuan Terapeutik
menggambarkan pengalaman 1. Sediakan materi dan media
sebelumnya meningkat pendidikan kesehatan
5. Perilaku sesuai dengan 2. Jadwalkan pendidikan
pengetahuan meningkat kesehatan sesuai
6. Pertanyaan tentang maslah kesepakatan
yang dihadapi menurun 3. Berikan kesempatak untuk
7. Persepsi yang keliru terhadap bertanya
masalah menurun Edukasi
8. Menjalani pemeriksaan yang 1. Jelaskan faktor resiko yang
tidak tepat menurun dapat mempengaruhi
9. Perilaku membaik kesehatan
2. Ajarkan perilaku hidep
bersih dan sehat
3. Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
DAFTAR PUSTAKA
Adabiyah, Dkk. 2019. Asuhan Keperawatn Pada Ny,S G2P0A1 Usia Kehamilan 36-
37 Minggu Di Poli Kandungan Dan Kebidanan RSAD Balung. Jember:
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember
PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPD PPNI
PPNI. 2016. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Kriteria Hasil,
Edisi 1. Jakarta: DPD PPNI
PPNI. 2016. Standar intervensi keperawatan indonesia: definsi dan tindakan
keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPD PPNI
Putri, Nadila Lupita. 2015. High Myopia Dalam Kehamilan. Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
Supriyatiningsih & Meida, Nur Shani. 2020. Buku Refrensi Kehamilan Dengan
Gangguan Penglihatan, Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Dan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
Wati, Rinda. 2018. Asuhan Kebidanan Berkelanjutan. Fakultas Ilmu Kesehatan UMP
Yuliantini, Kadek Dewi. 2013. Laporan Pendahuluan Pada Pasien Dengan Miopi.
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana