Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN JIWA HARGA DIRI

RENDAH

PRAKTIKUM 2

Ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata Keperawatan Jiwa

Dosen pengampu Andria Pragholapati, Ners., M.Kep

oleh :

Lia Nur Ajijah

1909336

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2021
KASUS

Nn C usia 25 tahun tamat SD telah 2 kali gagal berumah tangga. Memiliki anak 5
orang , 2 dari suami pertama dan tiga dari suami kedua. Pada saat pengkajian didapatkan
data pasien sendirian tidak mau mengikuti aktivitas di ruangan. Pasien mengatakan malu
dengan orang lain karena dirinya berbeda mereka punya keluarga sementara saya telah
gagal dua kali dalam berumah tangga. Kakak dan adik saya orang yang berhasil dan sukses
sementara saya menjadi beban keluarga saya malu suster, saya orang yang gagal. Pada saat
pengkajian pasien banyak menunduk, ekspresi muka sedih, suara pelan dan kontak mata
minimal sesekali pasien tampak menangis.

A. Laporan Pendahuluan
1. Keluhan Utama
DO = Tidak mau mengikuti aktiCs di ruangan,banyak menunduk, ekspresi muka
sedih, suara pelan dan kontak mata minimal sesekali pasien tampak menangis
DS = Pasien mengatakan malu dengan orang lain
2. Proses Terjadinya Masalah
Faktor Predisposisi = 2 kali gagal berumah tangga
Faktor Presipitasi = -
3. Pohon Masalah

1
4. Masalah Keperawatan

NO Data Etiologi Masalah Keperawatan


1 Ds = 2 kali gagal berumah Harga Diri Rendah Kronis
- Pasien tangga
mengatakan malu
dengan orang lain
- Merasa jadi beban
keluarga
Skizofrenia
Do =
Kurangnya dorongan
- Tidak mau
untuk beraktifitas

2
mengikuti
aktivitas di
Perasaan malu
ruangan,banyak
terhadap diri sendiri
menunduk,
ekspresi muka
sedih, suara pelan Mengkritik diri
dan kontak mata
minimal sesekali
Harga diri Rendah
pasien tampak
menangis

5. Diagnosa Keperawatan
1. Harga Diri Rendah Kronis berhubungan dengan 2 kali gagal berumah tangga
ditandai dengan Perasaan malu terhadap diri sendiri,banyak menunduk.
6. Rencana Tindakan
Observasi
- Identifikasi harapan untuk mengendalikan perilaku
Terapeutik
- Diskusikan tanggung jawab terhadap perilaku
- Jadawalkan kegiatan terstruktur
- Ciptakan dan pertahankan lingkungan dan kegiatan perawatan konsisten setiap
dinas
- Tingkatkan aktivitas fisik sesuai kemampuan
- Beri penguatan positif terhadap keberhasilan mengendalikan perilaku
- Hindari bersikap menyudutkan dan menghentikan pembicaraan
- Hindari sikap mengancam dan berdebat

Edukasi

- Informasikan keluarga bahwa keluarga sebagai dasar pembentukan kognitif

B. Strategi Pelaksanaan

3
FORMAT STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Lia Nur Ajijah


NIM : 190336
Nama Pasien : Nn C
Ruangan :-
No.Medrec :-
Hari,tanggal :-
Pertemuan ke- :1
Proses Keperawatan
1) Kondisi pasien
Ds : Pasien mengatakan malu dengan orang lain, Merasa jadi beban keluarga
Do : Tidak mau mengikuti aktivitas di ruangan,banyak menunduk, ekspresi muka
sedih, suara pelan dan kontak mata minimal sesekali pasien tampak menangis
2) Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah Kronis berhubungan dengan 2 kali gagal berumah tangga
ditandai dengan Perasaan malu terhadap diri sendiri,banyak menunduk,.
3) Tujuan Keperawatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam Pasien dapat meningkatkan
Harga dirinya dengan kriteria hasil :
- Penilaian diri positif Meningkat (4)
- Penerimaan penilaian positif terhadap diri sendiri Meningkat (4)
- Berjalan Menampakkan wajah Meningkat (3)
- Postur tubuh menampakkan wajah Meningkat (3)
- Kontak Mata Meningkat (3)
- Gairah Aktivitas Meningkat (3)
- Perasaan malu Menurun (3)
- Perasaan bersalah Menurun (3)

4
Strategi Komunikasi terapeutik
1. Fase Orientasi
“Selamat pagi mbak, perkenalkan saya perawat Lia,senang dipanggil Lia. Nama
mbak siapa?”“Oh… mbak C, senang dipanggil apa mbak?”“Baiklah mbak C, saya
Lia Nur Ajijah perawat di ruangan dahlia yang akan merawat mbak selama di
rumah sakit ini. Bagaimana kalau kita bercakap-cakap mbak C. Bagaimana
perasaan mbak C saat ini?”“O… mbak C merasa bosan… apa yang membuat
mbak C merasa bosan, tidak berharga dan orang yang paling menderita di
dunia?”Jadi… mbak C merasa bosan karena merasa tidak berarti. Bagaimana
kalau sekarang kita membicarakan tentang perasaan mbak dan kemampuan yang
mbak C miliki?”Dimana kita bisa bercakap-cakap?” “Baik, berapa lama mbak
C?”“Bagaimana jika 30 menit?Tujuan kita bercakap-cakap adalah agar mbak C
dapat menilai kembali kemampuan yang dimiliki selama ini dan kegiatan yang
biasa mbak C lakukan”.
2. Fase Kerja
“Sebelumnya saya ingin menanyakan tentang penilaian mbak C terhadap diri
mbak sendiri. Tadi mbak C mengatakan merasa bosan karena tidak berarti. Apa
yang menyebabkan mbak C merasa demikian?”“Jadi… mbak C merasa telah
gagal memenuhi keinginan orangtua…. Ada lagi hal lain yang tidak
menyenangkan yang mbak C rasakan?”“Bagaimana hubungan mbak C dengan
keluarga dan teman-teman setelah mbak C merasakan hidup yang tidak berarti
dan tidak berguna?”“Oo… mbak C jadi malas dan malu…. Ada lagi?”“Tadi mbak
C juga mengatakan telah gagal memenuhi keinginan orangtua, sebenarnya apa
saja harapan atau cita-cita mbak C?”“Yang mana saja dari harapan mbak C yang
telah mbak capai?”“Bagaimana usaha mbak C untuk mencapai harapan yang
belum terpenuhi?” “Agar dapat mencapai harapan-harapan mbak C, mari kita
sama-sama menilai kemampuan yang dimiliki mbak C untuk dilatih dan
dikembangkan. Coba mbak Csebutkan kemampuan apa saja yang mbak pernah
miliki?”“Bagus, apalagi? Mari kita buat daftarnya ya…!Kegiatan rumah tangga
yang biasa mbak C lakukan? Bagaimana dengan merapikan kamar? Menyapu?
Mencuci piring,… dst”.“Wah, bagus sekali ada tujuh kemampuan dan kegiatan

5
yang mbak C miliki. Nah, sekarang… dari tujuh kemampuan/ kegiatan ini, yang
mana yang masih dapat dikerjakan di rumah? Coba kita lihat, yang pertama
bisakah, yang kedua,….” (hingga tujuh kemampuan/ kegiatan (misalnya akhirnya
ada lima yang masih dapat dilakukan). “Bagus sekali, ternyata ada lima kegiatan
yang masih dapat dikerjakan di rumah. Menurut mbak adakah bantuan yang
diperlukan untuk mbak C melakukan kegiatan ini?” “Iya, bagus sekali!”“Mari kita
lihat kembali daftar kegiatan yang telah kita buat tadi” “Coba mbak C pilih yang
mana yang akan kita latih sekarang. Yang nomor satu… main tenis. Wah, saat ini
belum bisa dilakukan ya” “Yang nomor dua merapikan tempat tidur, bagaimana
mbak C? Wah, tentu bisa dilakukan ya. Bagus sekali!”“Baik… nomor tiga
mencuci piring, bisa ya? (dan seterusnya hingga kelimanya didiskusikan,
misalnya akhirnya ada empat kegiatan yang dipilih untuk dilatih).“Nah…dari
keempat kegiatan yang telah dipilih untuk dikerjakan di rumah… mana yang mau
dilatih hari ini?” “Baik, mari kita latihan merapikan tempat tidur. Tujuannya agar
mbak C dapat meningkatkan kemampuan merapikan tempat tidur dan merasakan
manfaatnya. Dimana kamarnya?” “Nah, kalau kita akan merapikan tempat tidur,
kita pindahkan terlebih dahulu bantal dan selimutnya. Bagus! Sekarang kita
angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. Nah, sekarang kita pasang lagi spreinya,
kita mulai dari arah atas ya… Bagus! Sekarang bagian kaki, tarik dan masukkan,
lalu bagian pinggir dimasukkan. Sekarang ambil bantal, rapikan, dan letakkan di
bagian atas/kepala. Mari kita lipat selimut. Nah, letakkan di bagian bawah/kaki.
Bagus!” “Bagus sekali, mbak C dapat mengikuti langkah-langkahnya. Sekarang,
mari kita masukkan pada jadwal harian mbak C ya... Mau berapa kali sehari
merapikan tempat tidur? Bagus! Duakali sehari… pagi-pagi bangun tidur, lalu
setelah istirahat siang jam 4. Jika sudah dikerjakan, beri tanda ya….M artinya
mandiri, diisi jika merapikan tempat tidur dilakukan mbak C tanpa diingatkan
keluarga; B artinya bantuan, diisi jika kegiatan merapikan tempat tidur dilakukan
dengan bantuan keluarga atau harus diingatkan keluarga terlebih dahulu; dan T
artinya tergantung, diisi jika mbak tidak melakukannya”

6
3. Fase terminasi
“Bagaimana perasaan mbak C setelah latihan merapikan tempat tidur?” “Nah,
sekarang coba ulangi kembali langkah-langkah merapikan tempat tidur!” “Bagus
sekali! Jangan lupa merapikan tempat tidur sesuai jadwal yang telah dibuat tadi
ya… yaitu setelah bangun tidur pagi hari dan setelah istirahat siang hari” “Nah,
hari selasa saya akan datang kembali, kita latihan kegiatan yang kedua. Mau jam
berapa?” “Baiklah, kalau begitu minggu depan saya akan datang pada jam 10.
Sampai jumpa….”
C. Pengkajian

FORMAT PENGKAJIAN

1) Identitas
Nama pasien : Nn C
Umur : 25 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Janda
Orang yang berarti : suami/istri/anak/ibu
Pekerjaan : TNI/Polisi/PNS/Swasta
Pendidikan : SD
Tanggal masuk :-
Tanggal pengkajian :-
Diagnosa medik : Gangguan Jiwa Harga Diri Rendah
2) Keluhan utama klien dan keluarga
- Pasien mengatakan merasa malu terhadap orang lain karena merasa berbeda
dengan saudara lainnya.
- Tidak mau mengikuti aktivitas di ruangan
- Banyak menunduk
- Ekspresi muka sedih
3) Faktor Predisposisi
- Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?

7
Ya Tidak
- Pengobatan sebelumnya
 Berhasil  Kurang berhasil  Tidak berhasil
- Riwayat Penganiayaan
Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia
1. Aniaya fisik  /.........  /.........  /.........
2. Aniaya seksual  /.........  /.........  /.........
3. Penolakan  /.........  /.........  /.........
4. Kekerasan dalam keluarga  /.........  /.........  /.........
5. Tindakan kriminal  /.........  /.........  /.........
Jelaskan No. 1, 2, 3 :
-
Masalah Keperawata :
-
- Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ?
Ya  Tidak
Hubungan keluarga :-
Gejala :-
Riwayat pengobatan :-
Masalah keperawatan :-
- Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan,
Jelaskan :
Telah 2 kali gagal berumah tangga
Masalah keperawatan:
Harga Diri rendah
4) Fisik
- Tanda vital
TD :-
Nadi :-
Suhu :-
Pernafasan :-

8
- Ukur

TB ;-

- Keluhan fisik :
Ya  Tidak
5) Genogram
-
6) Konsep Diri
- Gambaran diri : banyak menunduk, ekspresi muka sedih, suara
pelan dan kontak mata minimal sesekali pasien tampak menangis.
- Identitas :-
- Peran Ideal diri :-
- Harga diri :-
7) Hubungan Sosial
- Orang yang berarti :
- Peran serta dalam kelompok :
- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Malu dengan orang lain
karena dirinya berbeda mereka punya keluarga sementara dia telah gagal dua
kali dalam berumah tangga,Merasa jadi beban keluarga.
8) Spiritual
- Nilai dan keyakinan :-
- Kegiatan Ibadah :-
9) Status Mental
- Penampilan.
Rapih Tidak Rapih
- Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan (dengan terperinci)
-
Masalah keperawatan :
-

9
- Pembicaraan
Cepat  Keras  Gagap  Inkoheren
Apatis  Lambat  Membisu
Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan: ( dengan terperinci)
Ekspresi muka pasien sedih,sesekali tampak menangis
Masalah keperawatan :
-
- Aktivitas Motorik
Lesu  Tegang  Agitasi
Tremor  Gelisah
Jelaskan : (dengan terperinci)
-
Masalah keperawatan :
-
- Interaksi selama wawancara
Bermusuhan  Tidak kooperatif  Defensif
Mudah tersinggung  Kontak mata kurang
Curiga
Jelaskan (dengan terperinci)
Pasien mengatakan malu dengan orang lain
Masalah keperawatan:
-
- Alam Perasaan
Sedih  Ketakutan  Putus asa
Khawatir  Gembira berlebihan
Jelaskan : (dengan terperinci)
Mengalami kegagalan 2 kali dalam berumah tangga,merasa sebagai beban
keluarga
Masalah keperawatan:
-

10
- Daya tilik diri
Mengingkari penyakit yang di derita
Menyalahkan hal-hal di luar dirinya
Jelaskan :
-
Masalah keperawatan :
-
D. Analisa Data

Data Pohon Masalah Masalah


Ds = 2 kali gagal berumah Harga Diri Rendah
- Pasien mengatakan malu tangga
dengan orang lain
- Merasa jadi beban keluarga
Do =
- Tidak mau mengikuti
aktivitas di ruangan,banyak
Skizofrenia
menunduk,
Kurangnya dorongan
- ekspresi muka sedih,
untuk beraktifitas
- suara pelan
- kontak mata minimal
sesekali pasien tampak
Perasaan malu terhadap
menangis

diri sendiri
Mengkritik diri
Harga diri Rendah

E. Diagnosa Keperawatan
Harga Diri Rendah Kronis berhubungan dengan 2 kali gagal berumah tangga ditandai
dengan Perasaan malu terhadap diri sendiri,banyak menunduk.

11
F. Tindakan Keperawatan

FORMAT RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN GANGGUAN JIWA

Inisial Pasien : Nn C
No. Medrec :-
Ruangan :-

Rencana Keperawatan
Dx
Tgl No.Dx Kriteria
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Evaluasi
28 D.0086 Harga Diri L.09069 S= I.12463 I.12463
Harga Diri Manajemen
Feb Rendah O= Manajemen Perilaku
Setelah Perilaku
2021 Kronis dilakukan A= Observasi Observasi
tindakan 1. Identifikasi
berhubungan P= 1. Untuk
keperawatan 2 x harapan untuk
dengan 2 kali 24 jam Pasien I= mengendalikan memudahkan
dapat perilaku
gagal E= proses tindakan
meningkatkan Terapeutik
berumah Harga dirinya 1. Diskusikan Terapeutik
dengan kriteria tanggung jawab
tangga 1. Untuk
hasil : terhadap
ditandai - Penilaian diri perilaku memudahkan
positif 2. Jadwalkan
dengan proses
Meningkat (4) kegiatan
Perasaan malu - Penerimaan terstruktur tindakan
penilaian 3. Ciptakan dan
terhadap diri 2. Supaya pasien
positif pertahankan
sendiri,banyak terhadap diri lingkungan dan tidak cepat
sendiri kegiatan
menunduk bosan
Meningkat (4) perawatan
- Berjalan konsisten setiap 3. Supaya pasien
Menampakkan dinas
tetap nyaman
wajah 4. Tingkatkan
Meningkat (3) aktivitas fisik selama pelayan
- Postur tubuh sesuai
kesehatan
menampakkan kemampuan
wajah 5. Beri penguatan sedang dinas
Meningkat (3) positif terhadap
4. Supaya tidak
- Kontak Mata keberhasilan

12
Meningkat (3) mengendalikan terjadi hal
- Gairah perilaku
yang tidak
Aktivitas 6. Hindari bersikap
Meningkat (3) menyudutkan terduga
- Perasaan malu dan
5. Supaya pasien
Menurun (3) menghentikan
- Perasaan pembicaraan dapat
bersalah 7. Hindari sikap
meningkatkan
Menurun (3) mengancam dan
berdebat penguatan
Edukasi
positifnya
1. Informasikan
keluarga bahwa 6. Supaya pasien
keluarga
nyaman
sebagai dasar
pembentukan berbicara
kognitif
dengan
pelayan
kesehatan
7. Untuk
mencegah
terjadinya
penurunan
sikap positf
pasien
Edukasi
1. Supaya
keluarga dapat
mendukung
proses
tindakan yang
akan
dilakukan
kepada pasien

13
G. Implementasi dan Evaluasi

FORMAT IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN JIWA

Nama : Nn C
Ruangan :-
RM.No :-

Diagnosa Keperawatan Implementasi Tindakan Evaluasi


Keperawatan
D.0086 I.12463 S=
Harga Diri Rendah Kronis Manajemen Perilaku O=
berhubungan dengan 2 Observasi A=
kali gagal berumah tangga 1. Mengdentifikasi harapan P =
ditandai dengan Perasaan untuk mengendalikan perilaku I=
malu terhadap diri Terapeutik E=
sendiri,banyak menunduk 1. Mendiskusikan tanggung
jawab terhadap perilaku
2. Menjadwalkan kegiatan
terstruktur
3. Menciptakan dan
pertahankan lingkungan dan
kegiatan perawatan konsisten
setiap dinas
4. Meningkatkan aktivitas fisik
sesuai kemampuan
5. Memberi penguatan positif

14
terhadap keberhasilan
mengendalikan perilaku
6. Menghindari bersikap
menyudutkan dan
menghentikan pembicaraan
7. Menghindari sikap
mengancam dan berdebat
Edukasi
1. Menginformasikan keluarga
bahwa keluarga sebagai dasar
pembentukan kognitif

15

Anda mungkin juga menyukai