Anda di halaman 1dari 13

Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Citra Tubuh

I. Kasus (masalah utama)

Ibu X usia 35 tahun seorang ibu rumah tangga, mengalami cacat pada wajah karena tersiram air
panas. Sejak kejadian itu dia membatasi diri untuk berinteraksi dengan orang lain. Hasil wawancara
dengan mahasiswa diperoleh data bahwa klien merasa malu dengan kondisi wajahnya. Ibu berkata lebih
sering melamun karena kondisi nya saat ini sekarang.

PENGKAJIAN
1.         Identitas
a)    Identitas pasien
Nama klien           : Ny. x
Umur                    : 35 tahun
Jenis kelamin        : perempuan
Agama                  : Islam
Alamat                 : Jl. selabintana
b)   Identitas penanggung jawab
Nama klien           : Tn. I
Umur                    : 43. tahun
Jenis kelamin        : laki laki
Agama                  : Islam
Alamat                 : Jl. selabintana
Hubungan dengan klien : Suami

a.         Survei umum
Tanda - tanda vital :
TD = 120/80 mmHg,
N = 70 x/mnt,
S = 37, 2 °C dan
RR = 18 x/mnt.
Berat badan 65 kg, tinggi badan 170 cm

II. Proses terjadinya masalah

Ibu X tersiram air panas

Cacat wajah
Malu dengan kondisinya,

membatasi diri berinteraksi dengan orang lain,

Lebih banyak melamun

III. Pohonmasalah

Isolasisosial Hargadirirendah

Klien tidak mau berinteraksi Klien tidak mau melihat


dengan orang lain wajahya dicermin

Klien malu dengan kondisinya Klien kehilangan kepercayaan diri

Gangguan citra tubuh

Perubahan bentuk tubuh: cacat wajah

Kekerasanfisik

IV. Analisa Data


Data Etiologi Masalah
keperawatan
DS : perubahan fisik Gangguan citra
Klien merasa malu dengan kondisi wajahnya tubuh
orang. Perubahan bentuk
DO : tubuh: cacat wajah
Klien membatasi dir berinteraksi dengan
orang lain karena cacat pada wajahnya. Gangguan citra tubuh
DS : perubahan fisik Harga diri
Klien merasa malu dengan kondisi wajahnya rendah
DO : Perubahan bentuk
Klien membatasi dir berinteraksi dengan tubuh: cacat wajah
orang lain karena cacat pada wajahnya.
Gangguan citra tubuh

Klien kehilangan
kepercayaan diri

Klien tidak mau melihat


wajahnya dicermin

Hargadirirendah
DS : perubahan fisik Isolasi sosial
Klien merasa malu dengan kondisi wajahnya
DO : Perubahan bentuk
Klien membatasi dir berinteraksi dengan tubuh: cacat wajah
orang lain karena cacat pada wajahnya.
Gangguan citra tubuh

Klien malu dengan


kondisinya

Klien tidak mau


berinteraksi dengan
orang lain

Isolasi sosial

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan harga diri: harga diri rendah
2. Gangguan citra tubuh
3. Isolasi social:menarik diri

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Diagnosa keperawatan: gangguan harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra
tubuh
Tujuan:
Setelah pemberian asuhan selama 3 x 24 jam klien menunjukkan peningkatan harga diri.
Kriteria Hasil:
-     Klien dapat menigkatkan keterbukaan dan hubungan saling percaya.
-     Klien mengidentifikasi perubahan citra tubuh.
-     Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yang dimilki.
-     Klien dapat menerima realita perubahan struktur, bebntuk atau fungsi tubuh.
-     Klien dapat menyusun cara-cara menyelasaikan masalah yang dihadpi.
-     Klien dapat melakukan tindakn pengembalian intergritas tubuh.

Intervensi Rasional
1. Beri kesempatan klien 1. Dengan mengungkapkan
mengungkapkan perasaannya : perasaannya beban klien akan
a. Bimbing klien mengungkapkan berkurang
perasaannya
b. Gunakan pertanyaan terbuka
c. Dengarkan ungkapan klien
dengan aktif
2. Beri respon yang tidak menghakimi: 2. Respon menghakimi dapat
a. Tidak menyalahkan pendapat merusak hubungan saling percaya
klien dan menurunkan harga diri klien
b. Menerima pendapat klien 3. Lingkungan yang tenang mampu
3. Ciptakan lingkungan yang tenang membantu klien dalam
dengan cara mengurangi stimulus memfokuskan pikiran
eksternal yang berlebihan dalam
interaksi 4. Memotivasi klien memandang
4. Diskusikan kemampuan dan aspek dirinya secara positif, Penilaian
positif yang dimiliki klien negatif semakin menambah rasa
tidak percaya diri klien

2. Diagnosa keperawatan: Gangguan citra tubuh


Tujuan: setelah pemberian asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam gangguan citra tubuh
menurun
Kriteria hasil:
 Gambaran diri meningkat
 Gambaran diri sesuai

 Bisa menyesuikan diri dengan status kesehatannya

Intervensi Rasional
1. Binalahhubungan saling percaya 1. Dasar mengembangkan tindakan
antara klien dengan perawat keperawatan
2. Berikan kesempatan 2. Klien membutuhkan pengalaman
pengungkapanperasaan didengarkan dan dipahami
3. Bantu klien yang 3. Menetralkan kecemasan yang tidak
cemasmengembangkan perlu terjadi dan memulihkan
kemampuanuntuk menilai diri dan realitas situasi, ketakutan merusak
mengenalimasalahnya adaptasi klien
4. Dukung upaya klien 4. Membantu meningkatkan
untukmemperbaiki citra diri penerimaan diri dan sosialisasi
5. Dorong klien agar 5. Membantu meningkatkan
bersosialisasidengan orang lain penerimaan diri dan sosialisasi
3. Diagnosa keperawatan : isolasi sosial b.d perubahan fisik
Tujuan: setelah pemberian asuhan selama 4x4 jam klen dapat bersosialisasi
Kriteria hasil: - klien dapat melakukan cara berinteraksi dengan orang lain
- Klien mampu mengungkapkan pentingnya bersosialisasi
Intervensi Rasional
.  1. Bina hubungan saling percaya : 1. Hubungan saling percaya
 Sapa klien dengan ramah baik sebagai dasar interaksi yang
verbal maupun non verbal. terapeutik perawat-klien.
   Perkenalkan diri dengan sopan.
 Tanyakan nama lengkap dan
nama panggilan yang disukai
klien.
   Jelaskan tujuan pertemuan /
interaksi.
   Jujur dan menepati janji.
 Pertahankan kontak mata,
tunjukkan rasa empati dan
dorong serta berikan kesempatan
klien untuk mengungkapkan
perasaannya.
2. Kaji pengetahuan klien tentang
2. Mengetahui sejauh mana
menarik diri.
pengetahuan klien yang
 Beri kesempatan pada klien
menarik diri sehingga perawat
untuk mengungkapkan
dapat merencanakan tindakan
perasaan penyebab menarik
selanjutnya.
diri.
 Untuk mengetahui alasan
 Diskusikan dengan klien
klien menarik diri.
tentang perilaku menarik
 Meningkatkan pengetahuan
dirinya.
klien dan mencari pemecahan
 Beri pujian terhadap
bersama tentang masalah
kemampuan klien klien.
mengungkapkannya.  Meningkatkan harga diri
 Diskusikan tentang manfaat klien berani bergaul dengan
berhubungan dengan orang lingkungan sosialnya.
lain.  Meningkatkan pengetahuan
 Dorong klien untuk klien tentang perlunya
menyebutkan kembali manfaat berhubungan denga orang
berhubungna orang lain. lain.
 Beri pujian terhadap  Untuk mengetahui tingkat
kemampuan klien dalam permohonan klien terhadap
menyebutkan manfaat informasi yang telah
berhubungan dengan orang diberikan.
lain.  Reinforcement positif dapat
 Dorong klien untuk meningkatkan harga diri
menyebutkan cara berhubungan klien.
dengan orang lain.  Untuk mengetahui
 Libatkan klien dalam kegiatan pemahaman dengna
TAK dan ADL ruangan. informasi yang telah
diberikan.
 Membantu klien dalam
mempertahankan hubungan
3.  Reinforcement positif atas interpersonal.
keberhasilan yang telah dicapai 3.  Reinforcement positif dapat
klien. meningkatkan harga diri klien.

EVALUASI

1. Gangguan harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh


-       Klien dapat menerapkan perubahan
-       Klien memiliki beberapa cara mengatsi perubahan yang terjadi.
-       Klien beradaptasi dengan cara yang dipilh dan digunakan.

2. Gangguan citra tubuh


- Klien mengatakan dapat menerima keadaan tubuhnya
- Klien dapat mengaplikasikan strategi koping

3. Isolasi sosial b.d perubahan fisik


- klien dapat melakukan cara berinteraksi dengan orang lain
- Klien mampu mengungkapkan pentingnya bersosialisasi
STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN

GANGGUAN CITRA TUBUH

Sp 1

Tindakan

1. Mengidentifikasi perasaan pasien tentang bagian tubuh yang hilang, rusak, mengalami
gangguan.
2. Diskusikan dengan pasien aspek positif bagian tubuh.
3. Melatih perasaaan kalien agar terbiasa menerima keadaan.
4. Mengevaluasi perasaan pasien.

Latihan 1.1

Bina hubungan saling percaya, identifikasi perasaan pasien, aspek positif, melatih fungsi
bagian tubuh yang masih baik.

Orientasi

Perawat : “Assalamualaikum…”

“Selamat pagi /ibu…”(senyum).

Pasien : “Wa’alaikumsalam”
“Selamat pagi “

Perawat : “Perkenalkan nama saya ansar, saya paling senang dipanggil ansor, saya
mahasiswa dari STIKes Sukabumi yang akan membantu ibu dalam
memecahkan masalah yang ibu hadapi.”

“Nama bapak/ibu siapa?...”

Pasien : “ ny. x”

Perawat : “Senangnya dipanggil siapa ibu…?”

Pasien : “ ny. X saja”

Perawat : “Bagaimana kabar ibu hari ini…?”

Pasien : “Alhamdulillah baik…”

Perawat : “Baiklah ibu, apa keluhan yang ibu rasakan hari ini?”

Pasien : ”Saya merasa malu dengan diri saya sendiri, karena memiliki wajah yang rusak
karena tersiram air panas .”

Perawat : “Baiklah ibu, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang ibu rasakan
selama ini?”

“ibu maunya dimana…?”

Pasien : “Disini saja bu…?!

Perawat : “Berapa lama ibu..??

Pasien : “. . . . . “(Diam)

Perawat : “Baiklah ibu. Bagaimana kalau 20 menit saja yah…?”

Pasien : “(Mengangguk). Ya …”
Kerja

Perawat : “Baiklah ibu…., (pegang tangan atau pundak pasien). Bagaimana perasaan bibu,
setelah ibu mengalami hal ini ibu…?”

Pasien : “Saya sedih, malu, terkadang saya merasa tidak berguna dengan keadaan yang
saya alami ini, terlebih lagi muka saya yang sekarang tampak jelek karena bekas
luka.”

Perawat : “Kemudian, apa yang ibu lakukan ketika perasaan bersalah dan putus asa ibu
muncul…?”

Pasien : “Saya hanya bisa menangis dan ikhlas menerima semua ini. Tapi, saya tidak
dapat membohongi diri saya sendiri dan berteriak ketika melihatnya dan
mengingat kejadian itu.”

Perawat : “Maaf ibu sebelumnya…sekarang ibu meliliki (maaf) wajah yang tidak seperti
dulu?.”

“Apa yang dapat ibu lakukan atau yang ingin di lakukan?”

Pasien : “Jujur pak, saya ingin sekali melakukan aktivitas seperti biasanya meskipun
sekarang saya memiliki wajah yang kurang baik.”

Perawat :”Baiklah begini ibu , ibu tidak usah khawatir dengan keadaan ibu yang kurang
baik.”.

Pasien : “Ya pak…. Terkadang saya mencoba untuk melatih diri saya untuk menerima
keadaan saya sekarang, tapi tetap saja saya merasa bahwa saya memang tidak bias
mengembalikan keadaan semula pada wajah saya.”

Perawat : “Saya mengerti ibu…. Tapi setidaknya ibu sudah berusaha untuk melatihnya
sendiri. Sekarang saya ajarkan ibu bagaimana agar bisa tetap beraktivitas
meskipun dengan keadaan yang seperti ini.”

Pasien : “ (Mengangguk). Ya…”


Perawat : “ibu… dulu sebelum mengalami musibah ini . Apa saja kegiatan atau aktivitas
yang ibu sering lakukan di rumah?”

Pasien : “Dulu saya menjadi seorang pegawai teller bank, paling sebelum berangkat kerja
saya siapkan anka-anak sarapan dan bersih-berih rumah juga…..”

Perawat : “Apa sekarang ibu masih ingin melakukan kegiatan-kegiatan tersebut ….?”

Pasien : “Ya pak…”

Perawat : “Begini bapak/ibu, seperti yang saya katakan tadi, saya akan ajarkan bapak/ibu
agar dapat beraktivitas meskipun dengan keadaan ibu yang seperti ini. Tapi
sebelumnya kita coba berlatih untuk menerima diri ibu sendiri dengan lapang
dada. Dan niatkan dalam hati bahwa setiap manusia yang ada di bumi ini
memiliki kekurangan masing masing, dan yang membedakan hanyalah seberapa
dia kuat dalam menjalani hidup.

Pasien : “Ya pak

Perawat : “Baiklah ibu, coba sekarang ibu bercermin dan mulai memejamkan mata dan
bayangkan bahwa semua orang itu memiliki kekurangan nya msing masing, dan
ibu tinggal iklas pada keadaan ibu sekarang.

Pasien : “( memejamkan mata dan diawasi)”

Perawat : “Baiklah bapak/ibu, itu sudah bagus sekali…..”

Perawat : “Baiklah ibu terima kasih. Bagus sekali dan terus dilatih ibu yah.” (tulis atau
masukkan ke dalam tugas harian terapi dengan rapi pada buku Rencana tindakan
pasien).”

Terminasi

Perawat : “Bagaimana perasaanya bapak/ibu setelah mengobrol hari ini dan mencoba
untuk ibu untuk melakukan kegiatan-kegiatan seperti biasanya?”
Pasien : “Alhamdulillah saya sudah paham dan senang, bahkan saya tidak sabar ingin
mencoba dan melakukan kegiatan itu”

Perawat : “Bagus sekali . baiklah ibu… tapi apa ibu bisa menjelaskan sedikit yang kita
diskusikan tadi?”

Pasien : “Hari ini kita berlatih tentang cara mengiklaskan apa yang terjadi. Dan pak/bu
mengajarkan saya untuk berusaha melakukan kegiatan sehari-hari dengan normal
seperti biasanya…”

Perawat : “ Bagus sekali bapak/ibu (senyum), ternyata bapak/ibu sudah memahami dengan
baik apa yang saya sampaikan. Mungkin pertemuan hari ini saya akhiri dan terima
kasih untuk waktunya dan saya do’akan agar bapak/ibu selalu sehat untuk
melakukan aktivitas sehari-hari bapak/ibu ya”

“Jangan lupa tetap berlatih yah”

Pasien : “Amiiinn, terima kasih pak/bu yah…”(senyum)

Perawat : “ Kalau begitu saya pamit pak/bu yah…”

“Assalamualaikum…”

Pasien : “Wa’alaikumsalam….”

Anda mungkin juga menyukai