Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN

DENGAN GANGGUAN CITRA TUBUH

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5:

1. ANDRA HULIYO PRATAMA


2. DEVIYUNI PUTRI RIYANTI
3. DWI AZILA MARTIANA S
4. SURYA ARIF H

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat taufik dan hidayah-Nya, makalah ini
dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah pengetahuan bagi mahasiswa/I
Keperawatan maupun para pembaca untuk bidang Ilmu Pengetahuan. Makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Keperawatan Jiwa & Psikososial dengan
judul “Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Gangguan Citra Tubuh”. Dalam penulisan
makalah ini penulis berusaha menyajikan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti
oleh para pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan
membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini. Penulis juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada kita semua. Amin.
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Citra Tubuh 4


B. Faktor Yang Mempengaruhi Citra Tubuh 5
C. Tanda dan Gejala Gangguan Citra Tubuh 6
D. Stressor Yang Mempengaruhi Citra Tubuh 7

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian 8
B. Diagnosa Keperawatan 9
C. Perencanaan Keperawatan 10
D. Tindakan Keperawatan 11
E. Evaluasi 12

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan 13
B. Saran 14

DAFTAR PUSTAKA iii


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Citra tubuh merupakan sikap individu terhadap tubuhnya, baik secara sadar
maupun tidak sadar, meliputi performance, potensi tubuh, fungsi tubuh serta
persepsi dan perasaan tentang ukuran tubuh dan bentuk tubuh. Pandangan realistis
terhadap diri, menerima dan menyukai bagian tubuh akan memberi rasa aman,
terhindar dari rasa cemas dan menigkatkan harga diri. Persepsi dan pengalaman
individu terhadap tubuhnya dapat mengubah citra tubuh secara dinamis (Hamud,
Waliyo & Mustikasari, 2017)
Dampak psikologis perubahan fisik berdampak pada citra tubuh hal ini akan
menyebabkan pasien merasa sulit untuk menerima keadaanya, merasa rendah diri,
merasa malu karena menganggap dirinya tidak sempurna lagi, dan merasa tidak
percaya diri untuk bertemu orang lain sehingga butuh waktu untuk menyesuaikan
dirinya agar bisa menerima keadaan. Perubahan bentuk dan struktur yang terjadi
pada tubuh dapat menimbulkan perasaan yang berbeda sehingga mereka
menunjukkan sikap penolakan terhadap penampilan fisik mereka yang baru.
Seseorang yang mengalami perubahan pada penampilan dan fungsi tubuhnya,
sebagian besar akan mengalami citra tubuh yang negatif (Puspita, 2019)
Gangguan citra tubuh dapat mengakibatkan kekacauan pada cara seseorang
merasakan citra tubuhnya. Evaluasi diri dan perasaan tentang kemampuan diri
negatif, yang dapat diekspresikan secara langsung atau tidak langsung. Suatu
gangguan citra tubuh dapat diketahui perawat dengan mewawancarai dan
mengamati pasien secara berhati-hati untuk mengidentifikasi bentuk ancaman
dalam citra tubuhnya (fungsi signifikan bagian yang terlibat, pentingnya penglihatan
dan penampilan fisik bagian yang terlibat)
Tindakan yang dapat dilakukan untuk menangani resiko gangguan citra tubuh
adalah melakukan upaya meningkatkan pandangan pada dirinya berbentuk penilaian
subjektif individu terhadap dirinya, perasaan sadar dan tidak sadar, persepsi
terhadap fungsi, peran, dan tubuh. Pandangan atau penilaian terhadap diri meliputi:
ketertarikan talenta dan keterampilan, kemampuan yang dimiliki, kepribadian-
pembawaan, dan persepsi terhadap moral yang dimiliki (Meryana, 2017)

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari citra tubuh?
2. Apa penyebab terjadinya gangguan citra tubuh?
3. Apa saja tanda dan gejala gangguan citra tubuh?
4. Bagaimana rentang respon konsep diri?

C. Tujuan
1. Memahami pengertian dari citra tubuh
2. Mengetahui penyebab terjadinya gangguan citra tubuh
3. Mengetahui tanda dan gejala gangguan citra tubuh
4. Mengetahui rentang respon konsep diri
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Citra Tubuh


Citra tubuh adalah cara individu mempersepsikan ukuran, penampilan, dan
fungsi tubuh dan bagian-bagiannya. Citra tubuh memiliki aspek kognitif dan afektif.
Kognitif adalah pengetahuan materi tubuh dan kelekatannya, afektif mencakup
sensasi tubuh, seperti nyeri, kesenangan, keletihan, gerakan fisik. Citra tubuh adalah
gabungan dari sikap, kesadaran, dan tidak kesadaran, yang dimiliki seseorang
terhadap tubuhnya
Citra tubuh dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang karakteristik dan
kemampuan fisik dan oleh persepsi dari pandangan orang lain (Potter & Perry, 2017)
Citra tubuh (body image) meliputi perilaku yang berkaitan dengan tubuh, termasuk
penampilan, struktur, atau fungsi fisik. Rasa terhadap citra tubuh termasuk semua
yang berkaitan dengan seksualitas, feminitas dan maskulinitas, berpenampilan
muda, kesehatan dan kekuatan (Potter & Perry, 2017)
Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas seseorang terhadap
tubuhnya yang diakibatkan oleh perubahan struktur, ukuran, bentuk, dan fungsi
tubuh karena tidak sesuai dengan yang diinginkan. Konfusi dalam gambaran mental
tentang diri-fisik individu (NANDA-I, 2018)
Gangguan citra tubuh dapat diakibatkan oleh rendahnya cita-cita seseorang.
Hal ini mengakibatkan berkurangnya tantangan dalam mencapai tujuan. Tantangan
yang rendah menyebabkan upaya yang rendah. Selajutnya hal ini menyebutkan
penampilan seseorang yang tidak optimal. Citra diri rendah muncul saat lingkungan
cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuanya. Ketika seseorang
mengalami gangguan citra tubuh, maka akan berdampak pada orang tersebut
mengisolasi diri dari kelompoknya. Dia akan cenderung menyendiri dan menarik diri.
Gangguan citra diri dapat berisiko terjadi isolasi sosial yaitu menarik diri. Isolasi sosial
menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada tingkah laku yang
maladaptive, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (Prabowo 2016).
Beberapa hal terkait citra tubuh antara lain:
1. Fokus individu terhadap bentuk fisiknya
2. Cara individu memandang dirinya berdampak penting terhadap aspek
psikologis individu tersebut
3. Citra tubuh seseorang sebagian dipengaruhi oleh sikap dan respon orang lain
terhadap dirinya, dan sebagian lagi oleh eksplorasi individu terhadap dirinya
4. Gambaran yang realistis tentang menerima dan menyukai bagian tubuh akan
memberi rasa aman serta mencegah kecemasan dan 5 meningkatkan harga
diri
5. Individu yang stabil, realistis dan konsisten terhadap citra tubuhnya dapat
mencapai kesuksesan dalam hidup

B. Faktor Yang Mempengaruhi Citra Tubuh


Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri seseorang.
Penyebab terjadinya Gangguan Citra Tubuh dalam Standar Diagnosa Keperawatan
Indonesia (SDKI, 2016) yaitu:
1. Perubahan struktur/bentuk tubuh misalnya amputasi, trauma, luka bakar,
obesitas, jerawat
2. Perubahan fungsi tubuh misalnya proses penyakit, kehamilan, kelumpuhan
3. Perubahan fungsi kognitifnya
4. Ketidaksesuaian budaya, keyakinan atau sistem nilai
5. Transisi perkembangan
6. Gangguan psikososial
7. Efek tindakan/pengobatan misalnya pembedahan, kemoterapi, terapi radiasi

C. Tanda dan Gejala Gangguan Citra Tubuh


1. Tanda dan gejala Mayor
a. Mengungkapkan kecacatan/kehilangan bagian tubuh
b. Kehilangan bagian tubuh
c. Fungsi/struktur tubuh berubah/hilang
2. Tanda dan gejala Minor
a. Tidak mau mengungkapkan kecacatan/kehilangan bagian tubuh
b. Mengungkapkan perasaan negatif tentang perubahan tubuh
c. Mengungkapkan kekhawatiran pada penolakan/reaksi orang lain
d. Mengungkapkan perubahan gaya hidup
e. Menyembunyikan/menunjukkan bagian tubuh secara berlebihan
f. Menghindari melihat dan menyentuh bagian tubuh
g. Fokus berlebihan pada perubahan tubuh
h. Respon nonverbal pada perubahan dan persepsi tubuh
i. Fokus pada penampilan dan kekuatan masalalu
j. Hubungan sosial klien berubah

D. Rentang Respon Konsep Diri

Respon Adaptif

Aktualisasi Diri Konsep Diri Positif

Respon Maldaptif

Harga Diri Rendah Keracunan Identitas Dipersonalisasi

1. Aktualisasi Diri
Merupakan pernyataan tentang konsep diri yang positif dengan melatar
belakangi pengalaman nyata yang suskes dan diterima, ditandai dengan citra
tubuh yang positif dan sesuai, ideal diri yang realitas, konsep diri yang positif,
harga diri tinggi, penampilan peran yang memuaskan, hubungan
interpersonal yang dalam dan rasa identitas yang jelas.
2. Konsep Diri Positif
Merupakan individu yang mempunyai pengalaman positif dalam beraktivitas
diri. Seseorang dengan konsep diri yang positif dapat mengeksplorasi
dunianya secara terbuka dan jujur karena latar belakang penerimaannya
sukses, konsep diri yang positif berasal dari pengalaman yang positif yang
mengarah pada kemampuan pemahaman
3. Harga Diri Rendah
erupakan penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan
menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga
diri rendah adalah transisi antara respon konsep diri yang adatif dengan
konsep diri yang maladatif
4. Keracunan Identitas
Merupakan kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek, mencakup
rasa internal tentang individualitas, keutuhan, dan konsistensi dari seseorang
sepanjang waktu dan dalam berbagai situasi
5. Diperonalisasi
Merupakan perasaan yang tidak realistik dan asing terhadap diri sendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat membedakan
dirinya dengan orang lain
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Faktor Predisposisi
a. Kehilangan atau kerusakan bagian tubuh
b. Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh akibat penyakit
c. Proses penyakit dan dampaknya terhadap struktur dan fungsi tubuh
d. Proses pengobatan seperti radiasi dan kemoterapi
2. Faktor Presipitasi
a. Trauma
b. Ketegangan peran
c. Transisi peran perkembangan
d. Transisi peran situasi
e. Transisi peran sehat-sakit
3. Perilaku
a. Menolak menyentuh atau melihat bagian tubuh tertentu
b. Menolak bercermin
c. Tidak mau mendiskusikan keterbatasan atau cacat tubuh
d. Menolak usaha rehabilitasi
e. Usaha pengobatan mandiri yang tidak tepat
f. Menyangkal cacat tubuh

B. Diagnosa Keperawatan
Gangguan konsep diri: citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur tubuh
C. Perencanaan Keperawatan

DIAGNOSA PERENCANAAN
Gangguan citra  Klien mampu mengenal bagian tubuh yang sehat
tubuh dan yang terganggu atau sakit
 Klien mampu mengetahui cara mengatasi gangguan
citra tubuh
 Klien mampu mengafirmasi bagian tubuh yang
sehat
 Klien mampu melatih dan menggunakan bagian
tubuh yang sehat
 Klien mampu merawat dan melatih bagian tubuh
yang terganggu
 Klien mampu mengevaluasi manfaat yang telah
dirasakan dari bagian tubuh yang terganggu
 Klien mampu mengevaluasi manfaat bagian tubuh
yang masih sehat
 Klien mampu merasakan manfaat latihan pada
bagian tubuh yang terganggu

D. Tindakan Keperawatan
 Tindakan keperawatan pada klien
1. Kaji bagian tubuh yang terganggu dan bagian tubuh yang sehat
2. Kaji tanda dan gejala gangguan citra tubuh dan kemampuan klien
mengatasi gangguan citra tubuhnya
3. Jelaskan proses terjadinya gangguan citra tubuh
4. Diskusikan persepsi, perasaan, dan harapan klien terhadap citra
tubuhnya
5. Latih klien menggunakan bagian tubuh yang sehat
6. Diskusikan bagian tubuh yang sehat
7. Latih afirmasi bagian tubuh yang sehat
8. Latih klien merawat dan melatih bagian tubuh yang terganggu
9. Diskusikan dengan klien manfaat yang telah dirasakan dari bagian
tubuh yang terganggu pada saat sehat
10. Motivasi klien melihat dan mengatur bagian tubuh yang terganggu
11. Latih klien untuk merawat dan meningkatkan citra tubuh yang
terganggu
12. Motivasi klien untuk melakukan latihan meningkatkan citra tubuh
sesuai jadwal dan beri pujian
13. Motivasi klien untuk melakukan kegiatan sosial
 Tindakan keperawatan untuk keluarga
1. Kaji masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien yang
mengalami gangguan citra tubuh
2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya gangguan
citra tubuh serta mengambil keputusan merawat klien
3. Latih keluarga cara merawat dan membimbing klien mengatasi
gangguan citra tubuh sesuai dengan tindakan keperawatan pada klien
4. Latih keluarga menciptakan susana keluarga yang mendukung klien
mengatasi gangguan citra tubuh sesuai dengan tindakan keperawatan
pada klien
5. Diskusikan tanda dan gejala gangguan citra tubuh yang memerlukan
rujukan serta menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan
kesehatan secara teratur

E. Evaluasi
Tindakan keperawatan untuk pasien dan keluarga dilakukan pada setiap pertemuan,
minimal empat kali pertemuan dan dilanjutkan sampai pasien dan keluarga mampu
meningkatkan citra tubuh

Strategi Pelaksanaan Untuk Pasien:


1. Strategi Pelaksanaan 1
Pengkajian dan menerima citra tubuh dan Latihan meningkatkan citra tubuh
2. Strategi Pelaksanaan 2
Evaluasi citra tubuh dan Latihan peningkatan citra tubuh dan bersosialisasi
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Citra tubuh adalah cara individu mempersepsikan ukuran, penampilan, dan
fungsi tubuh dan bagian-bagiannya. Citra tubuh memiliki aspek kognitif dan afektif.
Kognitif adalah pengetahuan materi tubuh dan kelekatannya, afektif mencakup
sensasi tubuh, seperti nyeri, kesenangan, keletihan, gerakan fisik. Citra tubuh adalah
gabungan dari sikap, kesadaran, dan tidak kesadaran, yang dimiliki seseorang
terhadap tubuhnya
Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak puas seseorang terhadap
tubuhnya yang diakibatkan oleh perubahan struktur, ukuran, bentuk, dan fungsi
tubuh karena tidak sesuai dengan yang diinginkan. Konfusi dalam gambaran mental
tentang diri-fisik individu (NANDA-I, 2018)

B. Saran
Diharapkan bagi perawat selalu berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lainnya
dalam memberikan asuhan keperawatan agar lebih maksimal terkhusus pada klien
dengan gangguan citra tubuh pada penyakit yang mengancam nyawa
DAFTAR PUSTAKA

A.H. Yusuf, dkk. (2015). Buku Ajar Keperawatan: Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika
Keliat, Budi Anna, dkk (2019). Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
NANDA. (2015). Buku Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Jakarta:
EGC
Nurhalimah, (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan: Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Kemenkes RI

Anda mungkin juga menyukai