Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA

Abdulrahman rumakei : 19.001


Ainun N : 19.002
Asdar : 19.003
Ashar Ariandi : 19.004
Asra Hatlah : 19.005
Asrul : 19.006
Aswidayanti : 19.007
Cindrawati tahir : 19.008
DEFINISI ANEMIA

Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah hemoglobin dalam darah atau berkurangnya volume sel
yang didapatkan (packed red cells volume) dalam 100 ml darah atau keadaan penurunan jumlah sel darah merah atau
konsentrasi hemoglobin dibawah nilai normal. Sebagai akibat dari penurunan ini, kemampuan darah untuk membawa
oksigen menjadi berkurang sehingga ketersediaan oksigen untuk jaringan mengalami penurunan.
ETIOLOGI ANEMIA

 Secara fisiologis anemia terjadi bila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan.
 Akibat dari sel darah merah yang prematur atau penghancuran sel darah merah yang berlebihan.
 Produksi sel darah merah yang tidak mencukupi.
 Faktor lain meliputi kehilangan darah, kekurangan nutrisi, faktor keturunan, penyakit kronis dan kekurangan zat besi.

Adapun penyebab lain terjadinya anemia yaitu :


1. Gangguan produksi sel darah merah, yang dapat terjadi karena
 Perubahan sintesa Hb yang dapat menimbulkan anemia
 Perubahan sintesa DNA akibat kekurangan nutrient
 Fungsi sel induk (stem sel ) terganggu
 Inflitrasi sum-sum tulang
NEXT..

2. Kehilangan darah
 Akut karena perdarahan
 Kronis karena perdarahan
 Hemofilia (defisiensi faktor pembekuan darah)

3. Meningkatnya pemecahan eritrosit (hemolisis) yang dapat terjadi karena


 Faktor bawaan misalnya kekurangan enzim G6PD
 Faktor yang didapat, yaitu bahan yang dapat merusak eritrosit

4. Bahan baku untuk membentuk eritrosit tidak ada


 Ini merupakan penyebab tersering dari anemia dimana terjadi kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis eritrosit,
antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat
KLASIFIKASI ANEMIA

 Anemia Aplastik : Anemia aplastik merupakan gangguan akibat kegagalan sumsum tulang yang menyebabkan
penipisan semua unsur sumsum.
 Anemia Defisiensi Zat Besi : Anemia defisiensi zat besi dapat disebabkan oleh sejumlah faktor yang mengurangi
pasokan zat besi, mengganggu absorbsinya, meningkatkan kebutuhan tubuh akan zat besi atau yang memenuhi
sintesis
 Anemia Hemolitik : Anemia hemolitik merupakan anemia yang disebabkan karena terjadinya penghancuran sel
darah merah dalam pembuluh darah sehingga umur eritrosit pendek.
PATOFISIOLOGI ANEMIA

Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah merah berlebihan
atau keduanya. Kegagalan sumsum (misalnya berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi,
pajanan toksik, invasi tumor atau penyebab lain yang belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui
perdarahan atau hemolisis (destruksi).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam sistem retikuloendotelial, terutama
dalam hati dan limpa. Hasil dari proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan
destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤
1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera). Apabila sel darah merah mengalami
penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma
Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas)
untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalamurin (hemoglobinuria)
MANIFESTASI KLINIS ANEMIA

1. Keadaan umum
 Pucat, penurunan kesadaran, keletihan berat , kelemahan, nyeri kepala, demam, dipsnea, vertigo, sensitive terhadap dingin,
BB turun
2. Kulit
 Jaundice (anemia hemolitik), warna kulit pucat, sianosis, kulit kering, kuku rapuh, koylonychia, clubbing finger, CRT > 2
detik, elastisitas kulit munurun, perdarahan kulit atau mukosa (anemia aplastik)
3. Mata
 Penglihatan kabur, jaundice sclera, konjungtiva pucat.
4. Telinga
 Vertigo,tinnitus
5. Mulut
 Mukosa licin dan mengkilat, stomatitis, perdarahan gusi, atrofi papil lidah, glossitis, lidah merah (anemia deficiency asam
folat
KOMPLIKASI ANEMIA

 Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita anemia akan mudah terkena infeksi.
Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau gampang terkena infeksi saluran napas, jantung juga menjadi gampang
lelah, karena harus memompa darah lebih kuat. Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat ditangani dan
berkelanjutan dapat menyebabkan kematian, dan berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan berat badan rendah,
anemia bisa juga mengganggu perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak. Anemia berat, gagal jantung
kongesti dapat terjadi karena otot jantung yang anoksik tidak dapat beradaptasi terhadap beban kerja jantung yang
meningkat. Selain itu dispnea, nafas pendek dan cepat lelah waktu melakukan aktivitas jasmani merupakan
manifestasi berkurangnya pengurangan oksigen (Price &Wilson, 2006).
PENATALAKSANAAN MEDIS ANEMIA

 Transpalasi sel darah merah.


 Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
 Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
 Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
 Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
 Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
Identitas pasien, meliputi :
1. Nama
2. Umur
3. Jenis Kelamin
4. Agama
5. Status perkawinan
6. Pendidikan
7. Pekerjaan
8. Tanggal Masuk
9. No. Register
10. Diagnosa medis
NEXT..

Penanggung jawab, meliputi :


1. Nama
2. umur
3. jenis kelamin
4. pendidikan
5. pekerjaan
6. hubungan dengan pasien
NEXT..

Alasan Masuk/Keluhan utama


Klien mengeluh pusing,lemah,mual dan muntah,badan terasa letih,pucat,akral dingin
Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
 Keletihan, kelemahan, malaise umum Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak. Klien mengatakan bahwa
ia depresi Sakit kepala Nyeri mulut & lidah Kesulitan menelan Dyspepsia, anoreksia Klien mengatakan BB
menurun Nyeri kepala,berdenyut, sulit berkonsentrasi Penurunan penglihatan Kemampuan untuk beraktifitas
menurun
2. Riwayat kesehatan dahulu
 Apakah pasien pernah menderita anemia atau penyakit dahulu
3. Riwayat kesehatan keluarga
 Penyakit yang pernah di alami keluarga atau penyakit keluarga
NEXT..

Pemeriksaan fisik
 Tanda tanda vital
Pemeriksaan penunjang
 pemeriksaan penyaring (terdiri dari pengukuran kadar Hb, indeks eritrosit, dan apusandarah tepi).
 pemeriksaan darah seri anemia (meliputi hitung leukosit, trombosit, retikulosit, dan lajuendap
darah).
 pemeriksaan sumsum tulang, dan pemeriksaan khusus sesuai jenis anemia. Selain itu, diperlukan
pulaa pemeriksaan non-hematologik
DIAGNOSA

 Perfusi perifer tidak efektif b/d penurunan konsentrasi hemoglobin


 Resiko perfusi gastrointestinal tidak efektif b/d penurunan konsentrasi hemoglobin
SDKI SLKI SIKI
Perfusi perifer tidak efektif Setelah dilakukan asuhan Observasi
b/d penurunan konsentrasi keperawatan kriteria hasil yang •Periksa sirkulasi perifer
hemoglobin didapatkan : •Identifikasi faktor risiko gangguan perifer
•Turgor kulit membaik Terapeutik
•Kelemahan otot membaik •Hindari pemasangan infus atau pengambilan
•Tekanan darah sistol membaik darah di area keterbatasan perfusi
•Tekanan darah diastol •Hindari pengukuran tekanan darah pada
membaik ekstremitas dengan keterbatasan perfusi
•Lakukan pencegahan infeksi
Edukasi
•Ajarkan program diet untuk memperbaiki
sirkulasi
•Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah
secara teratur
•Anjurkan berolahraga rutin
SDKI SLKI SIKI
Resiko perfusi Setelah dilakukan asuhan Observasi
gastrointestinal tidak keperawatan kriteria hasil •Identifikasi kebiasaan makan dan perilaku makan yang
efektif b/d penurunan yang didapatkan : akan diubah
konsentrasi hemoglobin Mual menurun •Identifikasi kemajuan modifikasi diet secara reguler
Muntah menurun •Monitor intake dan output cairan, nilai hemoglobin,
kenaikan berat badan
Terapeutik
•Bina hubungan terapeutik
•Sepakati lama waktu bimbingan konseling
•Gunakan standar nutrisi sesuai program diet dalam
mengevaluasi kecukupan asupan makanan
Edukasi
•Informasikan perlunya modifikasi diet
•Jelaskan program gizi dan persepsi pasien terhadap diet
yang diprogramkan
IMPLEMENTASI
diagnosa Implementasi

Perfusi perifer tidak efektif b/d penurunan •Memeriksa sirkulasi perifer


konsentrasi hemoglobin •Mengidentifikasi faktor risiko gangguan perifer
•Menghindari pemasangan infus atau pengambilan darah
di area keterbatasan perfusi
•Menghindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas
dengan keterbatasan perfusi
•Melakukan pencegahan infeksi
•Mengajarkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi
•Menganjurkan minum obat pengontrol tekanan darah
secara teratur
•Menganjurkan berolahraga rutin
IMPLEMENTASI
diagnosa implementasi

Resiko perfusi gastrointestinal tidak efektif b/d •Mengidentifikasi kebiasaan makan dan perilaku makan
penurunan konsentrasi hemoglobin yang akan diubah
•Mengidentifikasi kemajuan modifikasi diet secara
reguler
•Memonitor intake dan output cairan, nilai hemoglobin,
kenaikan berat badan
•Membina hubungan terapeutik
•Menyepakati lama waktu bimbingan konseling
•Menggunakan standar nutrisi sesuai program diet dalam
mengevaluasi kecukupan asupan makanan
•Menginformasikan perlunya modifikasi diet
•Menjelaskan program gizi dan persepsi pasien terhadap
diet yang diprogramkan
EVALUASI

DX 1 DX II

S : Pasien mengatakan masih pusing dan lemas S : pasien mengatakan masih kurang nafsu makan
O : TD : 80/60 mmHg O : berat badan menurun
A : masalah belum teratasi A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi P : lanjutkan intervensi

SEKIAN DAN TERIMA KASIH


Anda mungkin juga menyukai