Anda di halaman 1dari 8

Asuhan Keperawatan Anemia Pada Pasien Tn.

A. Pengkajian
Nama : Tn. S
Umur : 53 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Wirausaha
Alamat : Pengabuan
B. Data Medik
Diagnosa Medis :
-Saat masuk RS, anemia berat dengan CKD st-V.
-Saat pengkajian, anemia berat dengan CKD st-V.

C. Alasan masuk RS
- Satu minggu sebelum masuk RS, klien mengeluh bila
berjalan ± 20 m, klien merasa sangat capek, nafa agak sesak
dan wajah pucat. Klien mengatakan kedua tungkai kaki terasa
lemah, dan tidak ada nafsu makan.
- Vital sign saat masuk, TD 110/60 mmHg, nadi 69 x/mnt,
suhu 36,8C, GCS 15.
- Keluhan utama saat pengkajian : kadang-kadang klien
masih terasa capek dan wajah masih terlihat pucat.
D. Riwayat kesehatan saat ini
Selain wajah yang masih pucat, klien merasa tubuhnya
sudah mulai terasa sehat.
Terapi obat : injeksi omeprazole 2x1 vial, injeksi
furosemida 1x1 amp, transfusi PRC 1 kolp/hr sampai HB
di atas 10 gr/dl, rencana haemodialisa bila HB di atas 10
gr/dl, nafsu makan berkurang, porsi makana yangh
dihabiskan hanya ¼ porsi saja.

E. Riwayat kesehatan masa lalu


Sebelum dirawat, klien tidak memiliki riwayat sakit
apapun, klien mempunyai kebiasaan merokok ± 6 th yang
lalu, klien juga tidak mempunyai kebiasaan minum jamu.

3
F. Riwayat kesehatan keluarga
Klien anak kedua dari 4 bersaudar. Didalam keluarga klien
tidak ada yang mempunyai sakit seperti klien dan tidak ada
riwayat penyakit menular serta penyakit genetik lainnya.

G. Data fokus
-Wajah pucat, konjungtiva anemis, mudah lelah, nafas sesak.
-Laboratorium : WBC 14,4 , HGB 5,9,
-Elektrolit : Na 140,84 (normal), Kalium 4,69 (normal),
klorida101,79 (normal), kalsium 0,93 (normal)
-Kimia darah : ureum 136 mg/dl, kreatinin 12,1 mg/dl.
H. Pemeriksaan fisik fokus
Inspeksi : Klien terlihat pucat, konjungtiva
anemis, klien tampak kurang rapi, tidak ada
pembesaran tonsil, mukuosa mulut tampak
pucat.
Palvasi : Tidak ada kelainan pada kepala, tidak
ditemukan pembesaran kelenjar getah bening
dan tiroid pada leher, iktus kordis tidak terlihat,
paru-paru simetris, tidak ditemukan penggunaan otot
bantu pernafasan, abdomen soepel, tidak ditemukan
pembesaran pada hati, lien dan ginjal.
Perkusi : Dada sonor, abdomen thympani
Auskultasi : Paru-paru vesikuler kiri dan kanan,
ronchi (-) kiri dan kanan, wheezing (-) kiri dan
kanan, jantung reguler, mur mur (-), gallop (-),
bising usus (+) 1-4 x/detik
Analisa Data

No Data Masalah Etiologi

1 DS : Klien mengatakan mudah Ketidakefektifan Penurunan kadar


capek, wajah pucat nafas sesak perfusi jaringan konsentrasi Hb
DO : HB 5,9 mmHg, perifer dalam darah
konjungtiva anemis,
pernafasan 24 x/mnt

2 DS : klien mengatakan badan Ketidakseimbangan Intake berkuran,


mudah capek dan lemah, nafsu nutrisi kurang darin anoreksia
makan berkurang kebutuhan tubuh
DO : porsi makan yang
dihabiskna hanya ¼ porsi, Hb
5,9 mmHg
3 DS : klien mengatakan mudah Intoleransi aktifitas Ketidakseimbangan
capek, nafas sesak suplai oksigen
DO : klien tampak tidak rapi,
respirasi 24 x/mnt
Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
berhubungan dengan penurunan kadar konsentrasi Hb dalam
darah.
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan suplai oksigen.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang darin
kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake berkuran,
anoreksia.
Laporan Analisis Sintesa

Diagnosa Keperawatan Prinsip Tindakan dan Bahaya Akibat Tujuan Tindakan Hasil yang Didapat Intervensi Lainnya Evaluasi Diri
Rasional Tindakan (mandiri &
kolaborasi)

Ketidakefektifan perfusi Memberikan transfusi - Trombosis Untuk Kenaikkan Hb 0,5 gr/dl Memberikan  
jaringan perifer darah (PRC) 1 kolp/hr - Reaksi meningkatkan setelah pemberian 1 asupan makanan
berhubungan dengan Transfusi sel darah allergen kadar Hb dan sel kolp darah tinggi zat besi dan
penurunan kadar merah dapat yang dapat darah merah vitamin B12
konsentrasi Hb dalam menaikkan mennganca dalam darah
darah konsentrasi Hb dan sel m jiwa
darah merah di dalam
darah

Anda mungkin juga menyukai