Anda di halaman 1dari 31

Asuhan Keperawatan

Pada Klien Anemia

Ns. Endiyono, S.Kep, M.Kep

Program Studi Keperawatan D.III


Fakultas Ilmu Kesehatan UMP
2020
Deskripsi
• Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya
hitung sel darah merah kadar hematokrit dibawa
normal. Anemia bukan penyakit, melainkan
merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit
(gangguan) fungsi tubuh.
• Secara fisiologis anemia terjadi apabila terdapat
kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengankut
oksigen kejaringan. Anemia tidak merupakan satu
kesatuan tetapi merupakan akibat dari berbagai
proses patologik yang mendasari (Wijaya, 2013)
• Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin (Hb), hematokrit
hitung eritrosit (red cell count) berakibat pada penurunan
kapasitas pengungkutan oksigen oleh darah. Tetapi harus
diingat pada keadaan tertentu dimana ketiga parameter akut,
dan kehamilan.
• Oleh karena itu dalam diagnosis anemia tidak cukup hanya
sampai kepada label anemia tetapi harus dapat ditatapkan
penyakit dasar anemia tersebut (Nurarif & Kusuma, 2015)
• Anemia bukan merupakan penyakit tersendiri melainkan
dampak dari berbagai proses patologis yang menyebabkan
abnormalitas jumlah sel darah merah, struktur atau fungsi sel
darah merah.
Fungsi Darah

• Sebagai alat pengangkut


• Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan
penyakit dengan perantara leukosit dan
antobodi
• Menyebarkan panas ke seluruh tubuh
Kriteria Anmeia (WHO)

Kelompok Kriteria Anemia (Hb)


Laki-laki dewasa < 13 mg/dl
Wanita dewasa tidak hamil < 12 mg/dl
Wanita hamil < 11 mg/dl
Klasifikasi Anemia

Akibat gangguan eritopoesis atau sumber pembentukan


eritrosit, antara lain :
• Anemia defisiensi zat besi
• Anemia megaloblastik
• Anemia Apalstik
• Anemia Meiloptisik
Anemia Defisiensi Zat Besi

• Diakibatkan oleh tidak cukupnya suplai zat besi


kedalam tubuh.
• Mengakibatkan defek pada sintesis Hb
• Menyebabkan timbulnya sel darah merah yang
hipokrom dan mikrositer.
Anemia Megaloblasik

• Disebabkan oleh defisiensi asam folat atau vitamin


B12
• Terjadi gangguan pada sintesis timidin dan defek pada
replikasi RNA.
• Terjadi pembesaran prekusor sel darah (megaloblas)
di sumsum tulang
Anemia Aplastik

• Disebabkan sumsum tulang gagal memproduski sel


darah merah akibat hiposelularitas.
• Hiposelularitas terjadi akibat : paparan racun, radiasi,
reaksi terhadap obat, gen atau keturunan.
Anemia Mieloptisik

• Penyebab yang paling sering adalah kekurangan zat


gizi yang diperlukan untuk sintesis atau pembentukan
eritrosit.
• Zat-zat tersebut antara lain zat besi, asam folat dan
vitamin B12
• Selebihnya merupakan akibat ganguan perdarahan
kelainan genetik, penyakit kronik dan keracunan obat.
Patofisiologi
Rencana Asuhan keperawatan

Pengkajian
Riwayat
• Dapat menetap selama beberapa tahun tanpa tanda dan gejala
• Keletihan
• Ketidakmampuan berkosentrasi
• Sakit kepala, sesak nafas (aktivitas berat)
• Peningkatan frekuensi infeksi
• Menoragia
• Disfagia
• Gangguan vasomotor
Tanda & Gejala

Gejala Umum
• Keletihan, fatique dan kelemahan umum
• kulit dan membran mukosa pucat ( sklera dan mukosa
oral)
• Joundice pada megaloblastik dan hemolitik
• Lidah merah dan ada lesi pada defisiensi zat besi
• ulserasi mulut
• kuku cekung
• Riwayat penggunaan obat yang mempengaruhi
sumsum tulang dam matabolisme asam folat.
• Riwayat penggunaan alkohol
• Riwayat keluarga
• Nutrisi
1. Defisiensi esensial : zat besi, asam folat dan vit B12
2. Sosial ekonomi rendah
3. Vegetarian ketat tanpa supleman vitamin B12
Pengkajian

Persepsi kesehatan fungsional


• Persepsi kesehatan dan manajeman kesehatan
• Nutrisi, metabolik
• Eliminasi
• Aktifitas dan latihan
• Kognitif dan persepsi
• Seksualitas dan reproduski
Pemeriksaan Diagnostik

Laboratorium
• Kadar hemoglobin serum menurun, pria (13,5-18
g/dL), wanita (12-16 mg/dL).
• Pada anemia berat penurunan kadar MCH (27-31 pg2 )
• Hematokrit serum menurun, pria (40-50 %), wanita
(36-46 %)
• Kadar besi serum menurun (50-150 ug)
• Kadar fertinin serum menurun
• Hitung sel darah merah menurun, pria (4,6-6 juta/uL),
wanita (4-5 juta/uL).
Pemeriksaan Diagnostik
•Pemeriksaan sumsum tulang menunjukan penurunan
atau tidak ditemukan cadangan besi dan hiperplasia.
•Pemeriksaan saluran cerna, seperti uji guaiak feses, uji
telan barium dan enema.
•Sigmoidoskopi memperkuat diagnosis perdarahan yang
menyebabkan defisiensi besi.
•Endoskopi
Pemeriksaan Fisik

Status Kardiologi
Gejala :
•Kadar Hb yang rendah memacu jantung untuk memompa lebih
kuat dan kuat.
•Takikardia
•Palpitasi
•Orthopnea
Tanda :
•Kardiomegali
•Hematomegali
•Edema perifer
Sistem Pencernaan
• Keluhan mual,muntah, melena, diare, anoreksia dan glosssitis
• Pemeriksaan feses ditemukan darah
• Kaji periode dan jumlah menstruasi pada wanita
• Kaji penggunaan supleman zat besi pada kehamilan

Sistem Persyarafan
• Parastesia
• Atraksia
• Koordinasi buruk
• Bingung
Penatalaksanaan Medis

Tujuan
• Menghilangkan/mengontrol faktor penyebab
• Menghilangkan manifestasi klinis
• Mencegah komplikasi
Penatalaksanaan Medis

Terapi Oksigen
•Kompensasi berkurangnya pengangkut oksigen dan membantu
mengurangi beban kerja jantung.
Tranfusi Darah
•Terutama pada kelilangan darah akut (Hb < 6 mg/dl) atau yang
tidak respon terhadap pengobatan lain.
•Pemberian jangka panjang beresiko tinggi kelebihan zat besi.
Agen penghancur zat besi
•Defroksamin dapat mencegah kelebihan zat besi
Eritropoetin
•Injeksi subkutan utuk mrngobati penyakit kronik anemia
•Sumsum tulang harus mampu memproduksi sel darah merah dan
harus
•tersedia nutrien.
Diet tinggi zat besi
•Pada penyakit defisiensi nutrisi/kehilangan darah, nutrisi dapat
meningkatkan produksi sel darah merah.
Zat besi dan Vit B12
Diagnosa Keperawatan

• Gangguan perfusi jaringan perifer b.d penurunan komponen


seluler pengangkut O2.
• Intoletasi aktifitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
• Ketidaksimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan menyerap/mencerna nutrisi yang penting
dalam pembentukan SDM normal.
• Resiko infeksi : pertahanan sekunder tidak adekuat (penurunan
Hb, leukopenia atau penurunan granulosit, supresi respons
inflamasi)
Prioritas Keperawatan

• Meningkatkan perfusi jaringan


• Memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi
• Mencegah komplikasi
• Memberikan informasi mengenai proses penyakit, prognosis
dan pengobatan.
Tujuan Perawatan

• ADL terpenuhi secara mandiri atau dibantu


• Komplikasi dapat dicegah/dikurangi
• Klien paham akan proses penyakit, prognosis dan pengobataan
yang sedang dialaminya.
Intolerasi Akrifitas

Nursing Out Come


Ketahanan
• Melaporkan peningkatan toleransi aktifitas fisik, termasuk
aktifitas kehidupan sehari-hari.
• Menunjukan penurunan tanda fisiologis intoleran : denyut
nadi, pernafasan dan TD tetap berada dalam rentang normal
klien.
• Menunjukan Nilai laboratorium (Hb/Ht) dlam rentang normal.z
Nursing Intervention Classifivation

Manajemen Energi
Independen
• Kaji kemampuan klien melakukan tugas dan aktifitas kehidupan
sehari-hari yang normal dengan memperhatikan laporan
tentang kelemahan, keletihan dan kesulitan dalam
menyelesaikan tugas.
• Pantau vital sign selama dan setelah beraktifitas.
• Anjurkan periode istirahat yang sering atau tirah baring sesuai
indikasi.
• Bantu klien memprioritaskan ADL.
• Identifikasi dan implementasikan teknik menghemat energi.
• Instruksikan klien untuk menghentikan aktivitas yang sedang
dilakukan jika terjadi palpitasi, nyeri dada, sesak dan
kelemahan.
• Diskusikan pentingnya mempertahankan suhu lingkungan dan
kehangatan tubuh sesuai indikasi
Kolaborasi
• Pantau pemeriksaan laboratorium : Hb, Ht, hitung sel darah
merah.
• Berikan oksigen sesuai indikasi
• Beri terapi sesuai indikasi : tranfusi
• Siapkan intervensi bedah jika diindikasikan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai