Anda di halaman 1dari 26

Self Directed Learning

“Anemia”

Kelompok 7
Anggota Kelompok

Aulia Nur Syifa


Luluk Dewi Nur Ananda
Uswatun Mahmudah
Konsep Teori
Definisi Anemia
Anemia yaitu kondisi dimana total sel darah merah
yang beroprasi membawa oksigen mengalami
penurunan untuk memenuhi kebutuhan fisiologi tubuh.
fisiologi spesifik beragam pada manusia dan
bergantung pada usia, gender dan dikatakan anemia
apabila hemoglobin (Hb) berada dibawah normal,
presentase hemoglobin (Hb) normal umumnya
berbeda pada pria dan wanita. Untuk pria anemia
didefinisikan seperti ketentuan hemoglobin (Hb)
kurang dari 13,5g/dL dan pada wanita 12g/dL
(Prasasti, 2020).
Etiologi
Secara garis besar anemia dapat disebabkan akibat:
a. Kenaikan destruksi eritrosit, misalnya pada penyakit
kelangkaan system imun, dan talasemia.
b. Menurunnya produksi eritrosit, misalnya pada penyakit
anemia apalstik, kekurangan nutrisi.
c. Hilangnya darah dalam kapasitas besar, misalnya akibat
perdarahan akut, perdarahan kronis, menstruasi, ulserasi
kronis lalu trauma.
d. Asupan konsumsi Zat Besi yang tidak cukup inferior dampak
diet buruk tanpa suplementasi.
Patofisiologi

Adanya anemia mencerminkan kegagalan sumsum tulang atau kehilangan sel darah merah yang
berlebihan, atau keduanya. Kegagalan sumsum tulang dapat terjadi akibat kekurangan kadar O2
yang cukup sehingga menyebabkan darah tidak bisa menyuplai dan biasanya efek dari kekurangan
darah yang over dapat mengakibatkan terjadinya nyeri kepala akut pada penderita anemia.
(Prasetyo, 2017). Lalu pemecahan sel darah merah (hemolisis) terjadi terutama di fagosit atau di
sistem retikulo-endotel, terutama di hati dan limpa. Sebagai hasil dari proses ini, bilirubin memasuki
aliran darah. Setiap peningkatan keturunan bulan (hemolisis) segera dibalikkan oleh peningkatan
bilirubin plasma (konsentrasi normal). 1 mg/dL, kadar yang lebih tinggi dari 1 ,5 mg/dL menyebabkan
ikterik. Ketika sel darah merah dalam sirkulasi (dekat persimpangan hemplitik) dihancurkan, kisah
hemoglobin dalam plasma (hemoglobin dalam darah) terjadi. Jika konsentrasi plasma melebihi
kemampuan plasma haptoglobin (protein pengikat hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya,
hemoglobin akan berdifusi ke glomerulus ginjal dan ke dalam urin/hemoglobinuria (Prasetyo, 2017).
Manifestasi
Menurut Prasetyo (2017),manifestasi klinis pada penderita anemia sebagai
berikut :
a. Pasien terlihat pucat terutama pada telapak tangan, lidahdan nyeri sendi.
b. Denyut nadi pasien cepat dan nadi biasanya kaku.
c. Tekanan darah pasien normal, tetapi tekanan darah diastolik rendah.
d. Menderita dispnea biasanya parah.
e. Auskultasi sering membuat suara berdengung terus menerus di pembuluh
darah leher di atas tulang selangka.
f. Jantung mengalamai bunyi yang amat keras (bising sistolik), terutama pada
daerah aorta dan aorta pulmonalis. Keadaan ini di sebabkan pada aliran darah
yang kencang, sehingga menimbulkan efek turbulensi, kondisi seperti ini,
pemeriksaan laboratorium menemukan bahwa konsentrasi hemoglobin rendah,
kelemahan, trombosit, spenomegali, oklusi darah.
Pemeriksaan
penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
b. Pemeriksaan laboratorium non hematologis: faal ginjal, faal
endokrin, asam urat, faal hati, biakan kuman.
c. Radiologi: tork, bone survey, USG, atau linfangiografi.
d. Pemeriksaan sitogenetik
e. Pemeriksaan biologi molekuler (PCR polymerase chain raction,
FISH-fluorescence in situ hybrization)
f. Therapy
Penatalaksanaan
Keperawatan
1) Anemia defisiensi besi. Sistem anemia ini memerlukan suplementasi
zat besi, dan anda mungkin perlu meminumnya selama beberapa bulan
atau lebih. Jika penyebab defisiensi besi adalah kehilangan darah selain
menstruasi, sumber perdarahan harus diidentifikasi dan dihentikan.
Memungkinkan jika tidak dapat menyebabkan operasi.
2) Anemia defisiensi vitamin. Pernisiosa diobati dengan lebih sering
menyuntikkan vitamin B12 seumur hidup. Anemia yang disebabkan oleh
defisiensi asam folat dapat diobati dengan suplemen asam folat.
Penatalaksaan
Medis

1) Melakukan transpalasi sel darah merah.


2) Pemberian antibiotik guna mencegah infeksi.
3) Memberikan suplemen asam folat supaya merangsang pembentukan sel darah merah.
4) Terapi O2 Menghindari situasi kekurangan O2 atau aktivitas yang membutuhkan oksigen.
5) Lakukan diet yang kaya akan besi yang mengandung seperti daging dan sayuran hijau.
6) Terapi analgesic dan menejemen nyeri.
7) Manejemen aktivitas dan istirahat
Pathway
Konsep Askep
Pengkajian Pasien
1.Identitas Pasien
Pada tahap in perawat perlu mengetahui tentang: nama , umur, jenis kelamin,
alamat rumah, agama atau kepercayaan, suku bangsa, bahasa yang dipakai,
status pendidikan dan pekerjaan pasien.
2. Keluhan Utama
Pada Px Biasanya datang ke rumah sakit dengan keluhan pucat, kelelahan,
kelemahan, pusing
3. Riwayat Penyakit
a. Riawayat penyakit sekarang
Klien pucat, kelemahan, sesak napas, adanya gejala gelisah, diaphoresis,
takikardi, dan penurunan kesadaran.
b Riwayat penyakit dahulu
1) Prenatal: apakah selama hamil ibu memiliki kebiasaan merokok dan minum-minuman keras
2) Intranasal lama persalinan, kondisi anak saat persalinan, komplikasi persalinan, terapi yang
diberikan, cara melahirkan, dan tempat melahirkan
3) Postnatal Keadaan anak setelah dilahirkan (usaha nafas, kebutuhan resusitasi APGAR score,
tangisan bayi, obat-obatan yang diberikan setelah lahir, ada tidaknya trauma lahir, ada tidaknya
narcosis dankeluarnya urin/BAB
4) Penyakit yang pernah diderita sebelumnya seperti anemia
5) Riwayat hospitalisasi (injury/kecelakaan dan alergi)
6) Riwayat imunisasi

c. Riwayat penyakit keluarga


Biasanya dalam keluarga terdapat penyakit anemia.Perlu ditanyakan apakah ada anggota
keluarga yang menderita penyakit-penyakit yang disinyalir sebagai penyebab anemia adalah
penyakit infeksi tertentu dengan adanya infeksi dari kurangnya darah.
Pemfis
Keadaan umum:
Apakah klien tampak lemah sampai sakit berat.
Kesadaran :
Apakah klien tampak compas mentis kooperatif sampai terjadi penurunan tingkat kesadaran
apatis, somnolen, spoor, coma.
Tanda-tanda vital:
Perubahan tanda vital yang nyata bukan merupakan faktor pada sebagian besar gangguan
hematologic, namun takikardia dan takipnea mungkin harus ditentukan
Kulit:
Pada px Anemia kulit teraba dingin, keringat yang berlebihan, pucat, terdapat perdarahan
dibawah kulit. Pada pasien anemia biasanya ditemukan kulit pucat, kemerahan, icterus, purpura,
petekie, ekimosis, tanda-tanda pruritus (tanda garukan), sianosis atau warna kecoklatan akan
mungkin terlihat
Pemfis
Mata:
Pada px anemia ada kelainan bentuk mata. konjungtiva anemis, kondisi sclera, terdapat
perdarahan subkonjungtiva, keadaan pupil, palpebral dan reflek cahaya. Pada pasien anemia
mungkin akan terlihat sklera ikterik, konjungtiva pucat, perdarahan retina, atau pandangan kabur.
Hidung:
Pada px anemia terdapat mukosa hidung, cairan yang keluar dari hidung, atau gangguan fungsi
penciuman.
Telinga:
Pada px anemia biasanya terdapat kelainan bentuk fungsi pendengaran.
Mulut:
Pada Px anemia biasanya terdapat mukosa kering, perdarahan gusi, lidah kering. bibir pecah-
pecah, atau perdarahan. Pada pasien anemia mungkin ditemukan mukosa dan gusi yang pucat
Pemfis
Leher:
Pada px anemia terdapat pembesaran kelenjar getah bening, tiroid membesar, dan kondisi
distensi vena jugularis. Limfadenopati atau nyeri tekan pada nodus limpe dapat dipalpasi
Thoraks:
Pada px anemia ditemuksn pernapasan cepat atau irama napas tidak teratur. Pada jantung
mungkin akan terdengar murmur dan terdapat suara napas tambahan apabila terjadi gagal
jantung kongesti
Abdomen:
Pada px anemia terdapat pembesaran hati, nyeri, bising usus, dan bias di bawah normal.Pada
pasien anemia mungkin ditemukan rasa nyeri tekan pada abdomen, hepatomegaly atau
splenomegali dapat dipalpasi
Pemfis
Genetalia:
Pada px anemia temukan darah dalam urine dan perdarahan menstruasi yang berlebihan atau
abnormal mungkin terlihat
Ekstremitas:
Pada px anemi mengalami nyeri ekstremitas, tonus otot kurang. Pembengkakan sendi mungkin
terlihat
Pola fungsional
Pola Nutrisi dan Metabolisme:
a. Makan
Pada klien anemia, bisanya mengalami penurunan nafsu makan karena badan yang terasa lemas
b. Minum
Pada px anemia tentukan jumlah dan jenis minuman setiap hari dan tidak ada perubahan pada
pola minum pada pasien
c. Pola eliminasi
Pada px anemia tentunya tidak mengalami perubahan dalam pola eliminasinya
d. Pola aktivitas
Pada px anemia biasanya aktivitasnya terganggu karena pola istirahat yang tidak teratur,
keletihan atau kelemahan yang dialami klien.
pola istirahat tidur
Pola kognitif-perseptual:
Penglihatan, pendengaran, rasa, bau, sentuhan, kemampuan bahasa, kemampuan membuat
keputusan, ingatan, ketidaknyamanan dan kenyamanan, pada klien anemia poal kognitif
tidak terlalu terganggu, akan tetapi kemampuan dalam mengambil keputusan tidak seperti
biasanya.
Pola persepsi dan konsep diri:
Menggambarkan: body image, identitas diri, harga diri, peran diri, ideal diri dan klien dengan
riwayat penyakit anemia biasanya menginginkan kesmbuhan supaya dapat beraktivitas
kembali seperti biasanya
pola istirahat tidur
Pola koping :
toleransi stres koping yang didapatkan klien biasanya dukungan dari keluarga dan
kedekatan keluarga kepada klien.
Pola seksual dan reproduksi :
Meliputi hubungan klien keluarga (orang tua), mempunya berapa saudara dan termasuk
anak keberapa. Hubungan keluarga dan klien bisanya lebih dekat karena keadaan klien
yang membutuhkan kehadiran keluarga.
Diagnosa
keperawatan

1. Perfusi Perifer Tidak Efektif d.d penurunan konsengrasi


hemoglobin
2. Resiko Cedera d.d Ketidaknormalan profil darah
3. Intoleransi Aktifitas b.d Ketidak seimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen d.d Hipoksia
Implementasi
keperawatan

Menurut (Yustiana, 2018) implementasai keperawatan


merupakan rangkaian tindakan yang akan dilakukan oleh
perawat kepada pasien untuk menolong pasien dengan
masalah kesehatan yang dialami agar mampu mencapai
kriteria hasil yang sesuai dan yang ingin dicapai.Lakukanlah apa
yang harus anda lakukan pada saat itu. Dan catat apa yang
telah anda lakukan tidakan pada pasien.
Evaluasi
keperawatan

Evaluasi keperawatan yaitu suatu Langkah akhir dalam rangakaian


proses asuhan keperawatan yang telah diberikan kepada pasien
yang bertujuan untuk semua rangkaian yang telah dilakukan oleh
perawat sudah tercapai atau perlu dilakukan perencanaan lanjutan
yang berbeda, dan dari hasil yang didapatkan apakah sudah
memenuhi target yang disesuaikan dengan kondisi pasien atau
tidak, dimana dari tujuan tersebut selalu dikaitkan dengan
beberapa komponen seperti, kognitif, efektif, psikomotorik,
perubahan fungsional,dan timbulnya tada gejala yang muncul
secara rinci dan jelas (Yustiana dan Ghofur ,2018).
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai