Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

ANEMIA

1.1 Konsep Penyakit


1.1.1 Defensi
Anemia adalah kondisi berkurangnya sel darah merah atau yang biasa
disebut dengan eritrosit dalam sirkulasi darah atau hemoglobin sehingga
tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen ke seluruh
jaringan (Astuti & Ertiana, 2018)

Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan
kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2017 : 935). Anemia
adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas hemoglobin
dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2018 : 256).
Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit, melainkan
merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan
perubahanpatotisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui anemnesis yang seksama,
pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium.

1.1.2 Etiologi

Anemia disebabkan oleh berbagai jenis penyakit, namun semua kerusakan


tersebut
secara signifikan akan mengurangi banyaknya oksigen yang tersedia untuk jaringan.
Menurut Brunner dan Suddart (2018), beberapa penyebab anemia secara umum antara
lain:
a) Secara fisiologis anemia terjadi bila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk
mengangkut oksigen ke jaringan.
b) Akibat dari sel darah merah yang prematur atau penghancuran sel darah merah yang
berlebihan.
c) Produksi sel darah merah yang tidak mencukupi.
d) Faktor lain meliputi kehilangan darah, kekurangan nutrisi, faktor keturunan, penyakit
kronis dan kekurangan zat besi.
Penyebab dari anemia antara lain :
a. Gangguan produksi sel darah merah, yang dapat terjadi karena:
 Perubahan sintesa Hb yang dapat menimbulkan anemia
 Perubahan sintesa DNA akibat kekurangan nutrient
 Fungsi sel induk (stem sel ) terganggu
 Inflitrasi sum-sum tulang
b. Kehilangan darah
 Akut karena perdarahan
 Kronis karena perdarahan
 Hemofilia (defisiensi faktor pembekuan darah)
c. Meningkatnya pemecahan eritrosit (hemolisis) yang dapat terjadi karena
 Faktor bawaan misalnya kekurangan enzim G6PD
 Faktor yang didapat, yaitu bahan yang dapat merusak eritrosit
d. Bahan baku untuk membentuk eritrosit tidak ada
Ini merupakan penyebab tersering dari anemia dimana terjadi kekurangan zat gizi yang
diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat.

1.1.3 Patofisiologi

Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau


kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum (misalnya
berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi
tumor atau penyebab lain yang belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui
perdarahan atau hemolisis (destruksi).

Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam
system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah
bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah
(hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi
normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan
hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila
konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk
hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam
glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).

Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh


penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi
biasanya dapat diperoleh dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2.
derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara  pematangannya,
seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan
hemoglobinemia.

Anemia

viskositas darah menurun

resistensi aliran darah perifer

penurunan transport O2 ke jaringan

hipoksia, pucat, lemah

beban jantung meningkat

kerja jantung meningkat


payah jantung

WOC
PERFUSI JARINGAN
RESIKO TDAK EFEKTIF
INFEKSI

INTOLERANSI
AKTIVITAS

RESIKO
DEFISIT
JATUH/ PERAWATAN
RESIKO DIRI
CIDERA

Sumber : Patrick Davey, 2002

1.1.4 Manifestasi Klinis


Tanda dan Gejala yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai

sistem

dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologik (syaraf) yang

dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, anorexia (badan kurus), pica, serta

perkembangan kognitif yang abnormal pada anak. Sering pula terjadi abnormalitas

pertumbuhan,gangguan fungsi epitel, dan berkurangnya keasaman lambung. Cara mudah

mengenal anemia dengan 5L,yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Kalau muncul 5 gejala

ini, bisa dipastikan seseorang terkena anemia. Gejala lain adalah munculnya sklera

(warna pucat pada bagian kelopak mata bawah).Anemia bisa menyebabkan kelelahan,

kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa

menyebabkan stroke atau serangan jantung. (Price ,2000:256-264).

1.Lemah, letih, lesu dan lelah

2.Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang

3.Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat.

Pucat oleh karena kekurangan volume darah dan Hb, vasokontriksi

4.Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah) Angina (sakit dada)

5.Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2 berkurang)

6.Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung) menggambarkan berkurangnya

oksigenasi pada SSP

7. Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia, nausea, konstipasi atau diare
1.1.5 Pemeriksaan Penunjang

1. Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih, kadar Fe,

pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12, hitung trombosit, waktu

perdarahan, waktu protrombin, dan waktu tromboplastin parsial.

2. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacity serum

3. Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis serta

sumber kehilangan darah kronis.

1.1.6 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang

hilang:

1.Anemia aplastik:

a.Transplantasi sumsum tulang

  b.Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG)

2.Anemia pada penyakit ginjal

 a.Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam folat  

b.Ketersediaan eritropoetin rekombinan

3.Anemia pada penyakit kronis Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak

memerlukan penanganan untuk aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan

yang mendasarinya, besi sumsum tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga

Hb meningkat.

4.Anemia pada defisiensi besi

a. Dicari penyebab defisiensi besi  

 b. Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus dan fumarat ferosus.
5.Anemia megaloblastik

 a. Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila difisiensi

disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat diberikan

vitamin B12 dengan injeksi IM.  

 b. Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan selama

hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat

dikoreksi.

 c. Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan asam folat

1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi.

1.2 Konsep Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Hematologi Anemia

1.2.1 Pengkajian

1. Keluhan Utama

Klien mengeluh pusing, lemah, gemetaran, pucat, akral dingin

2. Riwayat Penyakit Sekarang

Keletihan, kelemahan, pusing, gemetaran, kemampuan beraktivitas menurun, nyeri

pada luka

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Pengkajian riwayat kesehatan dahulu yang mendukung dengan melakukan serangkaian

pertanyan, meliputi :

a) Apakah sebelumnya klien pernah mengalami anemia.

b) Apakah meminum obat tertentu dalam waktu jangka panjang.

c) Apakah pernah mengalami keganasan yang tersebar seperti kanker payudara,

leukemia, dan multiple myeloma.


4. Pemeriksaan Head to Toe

Kesadaran : composmentis

GCS : 15 ( E : 4 V: 5 M: 6 )

TTV :TD : Biasanya menurun

N : Biasanya meningkat

RR : biasanya cepat

S : biasanya meningkat

Pemeriksaan Fisik

a) Kepala

Bagaimana lesimetrisan, warna rambut, kebersihan kepala, rambut kering,

mudah pupus, menitip, sakit kepala, pusing.

b) Mata

Sclera tidak iklerik, konjungtiva anemis, pupil isokor

c) Telinga Kesimetrisan telinga, dungsi pendengaran, kebersihan pada telinga

d) Hidung Kesimetrisan, fungsi penciuman, kebersihan, adanya perdarahan pada

hidung atau tidak.

e) Mulut Keadaan mukosa mulut, bibir pucat, stomatitis

f) Leher Kesimetrisan, adanya pembesaran kelenjar tyroid/tidak, adanya

pembesaran kelenjar getah bening.

g) Thorax

Paru –paru :
I : Pergerakan dinding dada, takipnea, orthopnea, dispnea ( kesulitan

bernafas ), nafas pendek, cepat lelah ketika beraktivitas yang merupakan

manifestasi berkurangnya pengiriman oksigen.

P : taktil premitus simestris

P : sonor

A : bunyi nafas vesikuler, bunyi nafas tambahan lainnya.

Jantung

I : jantung berdebar – debar, Takhikardi dan bising jantung yang

menggambarkan suatu beban pada jantung dan curah jantung mengalami

peningkatan.

P : tidak teraba adanya massa

P : pekak

A : bunyi jantung murmur sistolik

h) Abdomen

I :Kesimetrisan, diare, hematemesis, muntah.

A : suara bising usus

P : terdapat bunyi timpani.

P : terabanya pembesaran hepar/tidak, terdapat nyeri tekan tidak

i) Genetalia Normal/abnormal

j) Integumen Mukosa pucat, kering dan kulit keriput

k) Ekstremitas Kelemahan dalam beraktivitas, terdapat pucat pada membrane

mukosa dan 17 dasar kuku, kuku mudah pata

5. Pemeriksaan Penunjang
a. Tes darah lengkap / Complete Blood Count )

b. Pemeriksaan yang dilakukan dengan mengukur kadar sel darah di dalam sampel

darah. Yang dilihat dari jumlah hematokrit (sel darah merah dalam tubuh ).

c. Pemeriksaan sel darah merah

d. Pemeriksaan yang dilakukan untuk memastikan ukuran dan bentuk sel darah merah.

e. Pemeriksaan kadar zat besi,ferritin, vitamin B12, tes diagnostic tambahan.

f. Pemeriksaan yang dibutuhkan berfungsi untuk menentukan penyebab anemia.

g. melakukan pengujian pada sampel tulang sumsum untuk mendeteksi anemia

(DeLoughery, 2014).

Pemeriksaan penunjang pada anemia :

a. Antibiotik pada pasien ini dengan jumlah sel neutrofil yang rendah ( neutropenia ),

maka akan sering mengalami infeksi. Untuk itu diperlukan antibiotik dibutuhkan untuk

melawan untuk melawan infeksi tersebut.

b. Transfusi darah Dilakukan pada penderita anemia yang mengalami pendarahan dan

infeksi

c. Imunoterapi Anemia dapat disebabkan oleh gangguan autoimun, maka diberikan

obat untuk menekan sistem imun.

d. Transplantasi sum sum tulang Transplantasi ini dilakukan untuk mengganti sumsum

tulang yang telah rusak. Transplantasi juga metode pengobatan yang dapat bersifat

menyembuhkan. (Neli Agustin & Maani, 2019).


1.2.2 Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan konsentrasi

hemoglobin

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

3. Resiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder

4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan

1.2.3 Intervensi Keperawatan

No Hari/Tgl No.Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Rabu 19 I Setelah dilakukan tindakan Perawatan Sirkulasi :


Juli 2018 keperawatan selama 1×24 (I.02079)
Jam 11.00 diharapkan perfusi perifer 1. Periksa sirkulasi
WIB meningkat (L.02011) dengan perifer (warna
kriteria hasil : kulit/membrane mukosa)
1. Denyut nadi perifer 2.Monitor panas,
meningkat kemerahan, nyeri, atau
2. Warna kulit pucat mmenurun bengkak pada ekstremitas
3. Kelemahan otot menurun 3. Ajarkan program diet
4. Akral membaik untuk memperbiki
sirkulasi

2 Rabu 19 Juli II Setelah dilakukan tindakan Manajemen Energi :


2018 keperawatan selama 1 x 24 jam (I.05178)
Jam 11.30 diharapkan toleransi aktivitas 1. Monitor kelelahan fisik
WIB meningkat (L.05047), dengan dan energi
kriteria hasil : 2. Lakukan latihan
1. Kemudahan dalam rentang gerak aktif dan
melakukan aktivitas sehari-hari atau pasif
meningkat 3. Anjurkan tirah baring
2. Kekuatan tubuh bagian atas 4. Anjurkan melakukan
dan bawah meningkat aktivitas secara bertahap
3. Keluhan Lelah menurun
4. Perasaan lemah menurun
3 Rabu 19 Juli III Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Infeksi :
2018 keperawatan selama 1×24 jam, (I.14539)
Jam 11.45 diharapkan resiko infeksi 1. Monitor tanda dan
WIB menurun (D.0142), Dengan gejala infeksi
kriteria hasil ; 2. Cuci tangan sebelum
1.Demam menurun dan sesudah kontak
2.Kadar sel darah putih dengan pasien dan
menurun lingkungan pasien
3. Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
4 Rabu 19 Juli IV Setelah dilakukan tindakan Dukungan perawatan
2018 Jam keperawatan selama 1x24 jam, diri : (I.11348)
11.50 WIB diharapkan perawatan diri 1. Monitor tingkat
meningkat (L.11103), dengan kemandirian
kriteria hasil : 2. Identifikasi kebutuhan
1.Kemampuan mengenakan alat bantu kebersihan diri,
pakaian meningkat berpakaian, berhias, dan
2.Kemampuan ke toilet makan
(BAB/BAK) meningkat 3.Dampingi dalam
3.Kemampuan mandi meningkat melakukan perawatan diri
4.Kemampuan makan sampai mandiri
meningkat
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?client=firefox-

https://id.scribd.com/document/554272656/LP-Anemia

http://registrasi.rscahyakawaluyan.com/bankdata/pdf/226959604-Standar-Asuhan-

Keperawatan.pdf

https://www.academia.edu/36788773/LAPORAN_PENDAHULUAN_ANEMIA

Anda mungkin juga menyukai