Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MATA KULIAH

KEPERAWATAN ANAK
“ DHF ”

DISUSUN OLEH :
Dina Putri Aryati (1710142010004)
Intan Permata Surya (1710142010011)
Meri Ardianti (1710142010016)
Nesti Kurnia (1710142010021)
Rahmi Adiati Anggina (1710142010027)
Ratna Julita (1710142010032)
Sherin Syafitri (1710142010037)
Welly Utama (1710142010042)

DOSEN PEMBIMBING : Ns.Krisilia Molly Morita, M.Kep

PRODI S1 KEPERAWATAN
STIKES YARSI SUMBAR BUKITTINGGI
TA.2018/2019
DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 3
1.1Latar belakang. .................................................................................................................................. 3
1.2. Tujuan ............................................................................................................................................... 3
BAB II .......................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 5
2.1. Defenisi .............................................................................................................................................. 5
2.2. Anatomi fisiologi .............................................................................................................................. 5
2.3. Klasifikasi ......................................................................................................................................... 6
2.4. Etiologi .............................................................................................................................................. 7
2.5. Patofisiologi ...................................................................................................................................... 7
2.6. Manifestasi klinis ............................................................................................................................. 8
2.7. Komplikasi ........................................................................................................................................ 8
2.8. Pemeriksaan Penunjang .................................................................................................................. 9
2.9. Penatalaksanaan medis ................................................................................................................. 10
2.10. Penatalaksanaan Keperawatan .................................................................................................. 10
2.11. Asuhan Keperawatan .................................................................................................................. 11
BAB III....................................................................................................................................................... 18
PENUTUP.................................................................................................................................................. 18
A.Kesimpulan ........................................................................................................................................ 18
B.Saran................................................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 19
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan
penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue, yang biasanya ditemukan di daerah
tropis. Infeksi virus dengue menyebabkan kematian dan kesakitan yang tinggi di seluruh
dunia. Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita demam berdarah di tiap
tahunnya. Sementara itu terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health
Organization (WHO) mencatat Negara Indonesia sebagai Negara dengan kasus demam
berdarah dengue tertinggi di Asia Tenggara. Penanganan kasus DHF/BDB yang yang
terlambat akan menyebabkan Dengue Syok Sindrom (DSS) yang menyebabkan kematian.
Hal tersebut disebabkan karena penderita mengalami defisit volume cairan akibat dari
meningkatnya permeabilitas kapiler pembuluh darah sehingga penderita mengalami syok
hipovolemik dan akhirnya meninggal (Ngastiyah, 2010).

1.2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Penulis mendapatkan pengalaman dalam penerapan asuhan keperawatan pada anak
dengan Dengue Haemorrhagic Fever.
b. Tujuan Khusus
Penulis mengetahui dan mampu :
1) Mengetahui defenisi DHF
2) Mengetahui Anatomi fisiologi
3) Mengetahui Klasifikasi
4) Mengetahui Etiologi
5) Mengetahui Patofisiologi
6) Mengetahui Manifestasi klinis
7) Mengetahui Komplikasi
8) Mengetahui Pemeriksaan penunjang
9) Mengetahui Penatalaksanaan medis
10) Mengetahui Penatalaksanaan keperawatan
11) Mengetahui Asuhan keperawatan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Defenisi
Demam berdarah dengue adalah suatau penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue (arbovirus) yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti
(Suriadi & Yuliana, 2006).
DHF adalah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa dengangejala utama demam,
nyeri otot, dan sendi yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama.( Hendarwanto;
417; 2004 )
DHF adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus ( arthropodbora virus )
dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes albopictus dan Aedes agypty ). (
Ngastiyah; 341; 1997 )
DHF adalah penyakit demam yang disebabkan oleh virus disertai demam akut,
perdarahan, tedensi syok.( Suryanah; 191; 1996 )

2.2. Anatomi fisiologi


Hematologi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang darah dan aspeknya
pada keadaan sehat atau sakit dalam keadaan normal volume darah manusia ± 7-8 % dari
berat badan. (Lauralee Sherwood : 2001)
Bila darah lengkap dibiarkan membeku dan bekuan dibuang cairan yang tertinggal
dinamakan serum.
Anatomi Fisiologi (Syaiffudin, 1997: Hal. 4)
1. Sel-sel darah ada 3 macam yaitu:
a) Eritrosit (sel darah merah)
Eritrosit merupakan sel darah yang telah berdeferensi jauh dan mempunyai fungsi
khusus untuk transport oksigen.Sel darah merah : Kekurangan eritrosit, Hb, dan
Fe akan mengakibatkan anemia.
b) Leukosit (sel darah putih)
Sel darah putih : Berfungsi mempertahankan tubuh dari serangan penyakit dengan
cara memakan (fagositosis) penyakit tersebut. Itulah sebabnya leukosit disebut
juga fagosit.Sel darah putih yang mengandung inti, normalnya 5.000 – 9.000
sel/mm³.

c) Trombosit (sel pembeku darah)


Keping darah berwujud cakram protoplasmanya kecil yang dalam peredaran
darah tidak berwarna, jumlahnya dapat bevariasi antara 200.000 – 300.000/mm³
darah.
2. Struktur Sel
a) Membran sel (selaput sel)
Membran struktur elastic yang sangat tipis, tebalnya hanya 7,5-10nm. Hampir
seluruhnya terdiri dari keeping-keping halus gabungan protein lemak yang
merupakan lewatnya berbagai zat yang keluar masuk sel. Membran ini bertugas
untuk mengatur hidup sel dan menerima segala untuk rangsangan yang datang.
b) Plasma
Terdiri dari beberapa komponen yaitu :
 Air membentuk 90 % volume plasma
 Protein plasma, berfungsi untuk menjaga volume dan tekanan darah serta
melawan bibit penyakit (immunoglobulin).
 Garam (mineral) plasma dan gas terdiri atas O2 dan CO2
berfungsi untuk menjaga tekanan osmotik dan pH darah sehingga fungsi
normal jaringan tubuh.
 Zat-zat makanan sebagai makanan sel.
 Zat-zat lain seperti hormon, vitamin, dan enzim yang berfungsi untuk
membantu metabolisme.
 Antibodi dan antitoksin melindungi badan dari infeksi bakteri
 Sesuai produk jaringan : urea, asam urat dan kreatinin

2.3. Klasifikasi
Klasifikasi derajad DBD menurut WHO :
Derajat 1 Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi
perdarahan adalah uji turniquet positif
Derajat 2 Derajad 1 disertai perdarahan spontan dikulit dan / atau
perdarahan lain
Derajat 3 Ditemukan tanda kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan
lembut, tekanan nadi menurun (≤ 20 mmHg) atau hipotensi
disertai kulit dingin, lembab, dan pasien menjadi lembab, dan
pasien menjadi gelisah.
Derajat 4 Syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat di
ukur.

2.4. Etiologi
Menurut Soedarto (2012), demam haemorrhagic fever (DHF) disebabkan oleh virus
dengue yang termasuk dalam family flaviviridae genus flavivirus. Virus dengue
ditularkan dari seorang penderita ke orang lain melalui gigitan nyamuk genus Aedes,
yaitu nyamuk aedes aegypti betina. Aedes aegypti tersebar di daerah tropis dan subtropis
yang merupakan vektor utama.

2.5. Patofisiologi
Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes Aegypti
dan kemudian akan bereaksi dengan antibodi dan akan terjadi proses peradangan yang
akan menimbulkan demam pada penderita. Bereaksinya virus dengan antibodi akan
membentuk kompleks virus antibodi, sehingga dalam sirkulasi akan mengaktivasi sistem
komplemen. Akibat dari aktivasi tersebut akan dilepaskan anafilaktoksin C3a dan C5a,
dua peptida yang berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat
sebagai faktor meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah sehingga terjadi
penurunan volume plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Dari pembentukan
kompleks virus antibodi juga mengakibatkan depresi tulang belakang sehingga terjadi
trombositopenia, yang menyebabkan timbulnya gangguan fungsi trombosit dan kelainan
fungsi koagulasi yang merupakan penyebab utama terjadinya perdarahan. Perdarahan
kulit umumnya disebabkan oleh faktor kapiler dan trombositopenia, sedangkan
perdarahan massive akibat kelainan yang lebih kompleks, yaitu trombositopenia,
gangguan faktor pembekuan, dan kemungkinan oleh faktor DIC.
2.6. Manifestasi klinis
Menurut Khair 2013, tanda dan gejalanya adalah :
1. Demam tinggi 5-7 hari
2. Perdarahan , terutama perdarahan bawah kulit, ptekie, hematoma
3. Epistaksi, hemamelena, hematuria
4. Mual, muntah diare, konstipasi, tidak ada nafsu makan
5. Nyeri otot, tulang dan sendi, abdomen dan ulu hati.
6. Sakit kepala
7. Pembengkakan sekitar mata
8. Pembesaran hati, limpa dan kelenjer getah bening
9. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin,tekanan darah menurun,
gelisah, capila reffil time lebih dari 2 detik nadi cepat dan lemah).
Pada bayi dan anak-anak kecil biasanya berupa :
1. Demam disertai ruam-ruam makulopapular
2. Pada anak-anak yang lebih besar dan dewasa, bisa dimulai dengan demam ringan/
demam tinggi (> 39◦C) yang tiba- tiba dan berlangsung selama 2-7 hari, disertai sakit
kepala hebat, nyeri dibelakang mata, nyeri sendi dan otot, mual dam muntah dan
ruam-ruam.
3. Bintik-bintik perdarahan dikulit sering terjadi, kadang-kadang disertai bintik-bintik
perdarahan di farings dan konjungtiva
4. Penderita juga sering mengeluh nyeri menelan, tidak enak di ulu hati, nyeri ditulang
rusuk kanan dan nyeri seluruh perut
5. Kadang-kadang demam mencapai 40-41◦C dan terjadi kejang demam pada bayi.

2.7. Komplikasi
Komplikasi DHF menurut Smeltzer danBare (2002) adalahperdarahan, kegagalan
sirkulasi, Hepatomegali, dan Efusi pleura.
1. Perdarahan
Perdarahan pada DHF disebabkan adanya perubahan vaskuler,penurunan jumlah
trombosit (trombositopenia) <100.000 /mm³ dankoagulopati, trombositopenia,
dihubungkan dengan meningkatnyamegakoriosit muda dalam sumsum tulang dan
pendeknya masa hiduptrombosit. Tendensi perdarahan terlihat pada uji tourniquet
positif,peteke, purpura, ekimosis, dan perdarahan saluran cerna, hematemesisdan melena.
2. Kegagalan sirkulasi
DSS (Dengue Syok Sindrom) biasanya terjadi sesudah hari ke 2–7, disebabkan oleh
peningkatan permeabilitas vaskuler sehingga terjadikebocoran plasma, efusi cairan serosa
ke rongga pleura dan peritoneum, hipoproteinemia, hemokonsentrasi dan hipovolemi
yang mengakibatkanberkurangnya aliran balik vena (venous return), prelod,
miokardiumvolume sekuncup dan curah jantung, sehingga terjadi disfungsi
ataukegagalan sirkulasi dan penurunan sirkulasi jaringan.DSS juga disertai dengan
kegagalan hemostasis mengakibatkanperfusi miokard dan curah jantung menurun,
sirkulasi darah terganggudan terjadi iskemia jaringan dan kerusakan fungsi sel secara
progresifdan irreversibel, terjadi kerusakan sel dan organ sehingga pasien akanmeninggal
dalam 12-24 jam.
3. Hepatomegali
Hati umumnya membesar dengan perlemahan yang berhubungandengan nekrosis karena
perdarahan, yang terjadi pada lobulus hati dan selsel kapiler. Terkadang tampak sel
netrofil dan limposit yang lebih besardan lebih banyak dikarenakan adanya reaksi atau
kompleks virusantibody.
4. Efusi pleura
Efusi pleura karena adanya kebocoran plasma yang mengakibatkan ekstravasasi aliran
intravaskuler sel hal tersebut dapatdibuktikan dengan adanya cairan dalam rongga pleura
bila terjadi efusipleura akan terjadi dispnea, sesak napas

2.8. Pemeriksaan Penunjang


1. Pemeriksaan Laboratorium :
a) Trombosit menurun
b) Hematokrit meningkat 20% atau lebih
c) Leukosit menurun pada hari kedua dan ketiga
d) Kadar albumin menurun dan bersifat sementara
e) Hipoproteinemia( Protein darah rendah )
f) Hiponatremia( NA rendah )
2. Pemeriksaan Radiologi
Pada foto trorax ( pada DHF grade III/ IV dan sebagian besar grade II) di dapatkan efusi
pleura.

2.9. Penatalaksanaan medis


3. DHF Tanpa Renjatan
- Beri minum banyak ( 1 ½ – 2 liter / hari )
- Obat anti piretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan kompres
- Jika kejang maka dapat diberi luminal ( antionvulsan ) untuk anak <1th dosis 50
mg im dan untuk anak >1th 75 mg im. Jika 15 menit kejang belum teratasi , beri
lagi luminal dengan dosis 3mg / kb bb ( anak <1th dan pada anak >1th diberikan
5 mg/ kg bb.
- Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat
4. DHF Dengan Renjatan
- Pasang infuse(RL, NaCl Faali) yang biasa digunakan
- Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander (20– 30 ml/ kg
BB )
- Tranfusi jika Hb dan Ht turun.
2.10. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Pengawasan tanda – tanda vital secara kontinue tiap jam
2. Pemeriksaan Hb, Ht, Trombocyt tiap 4 Jam
3. Observasi intake output
4. Diet makan lunak
5. Pada pasienDHF derajat I : Pasien diistirahatkan, observasi tanda vital tiap 3 jam,
periksa Hb, Ht, Thrombosit tiap 4 jam beri minum 1 ½ liter – 2 liter per hari, beri
kompres.
6. Pada pasien DHF derajat II : pengawasan tanda vital, pemeriksaan Hb, Ht, Thrombocyt,
perhatikan gejala seperti nadi lemah, kecil dan cepat, tekanan darah menurun, anuria dan
sakit perut, beri infus.
7. Pada pasien DHF derajat III : Infus guyur, posisi semi fowler, beri o2 pengawasan tanda
– tanda vital tiap 15 menit, pasang cateter, observasi productie urin tiap jam, periksa Hb,
Ht dan thrombocyt.
8. Resiko Perdarahan
 Obsevasi perdarahan : Pteckie, Epistaksis, Hematomesis dan melena
 Catat banyak, warna dari perdarahan
 Pasang NGT pada pasien dengan perdarahan tractus Gastro Intestinal
9. Peningkatan suhu tubuh
 Observasi / Ukur suhu tubuh secara periodik
 Beri minum banyak
 Berikan kompres

2.11. Asuhan Keperawatan


A. Pengkajian
Dalam melakukan asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar utama dan hal yang
penting di lakukan baik saat pasien pertama kali masuk rumah sakit maupun selama pasien
dirawat di rumah sakit.
1. Biodata
Identitas klien : nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/ bangsa,
pendidikan, pekerjaan, alamat dan nomor register.
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri ulu hati, mual dan nafsu makan
menurun.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh tubuh,
sakit pada waktu menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu makan menurun.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah dahulu klien pernah menderita penyakit yangsama?
d. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada riwayat keluarga yang menderita sakit yang sama dengan klien.Riwayat
adanya penyakit DHF pada anggota keluarga yang lain sangat menentukan, karena
penyakit DHF adalah penyakit yang bisa ditularkan melalui gigitan nyamuk aides
aigepty.
e. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Biasanya lingkungan kurang bersih, banyak genangan air bersih seperti kaleng bekas,
ban bekas, tempat air minum burung yang jarang diganti airnya, bak mandi jarang
dibersihkan.
f. Riwayat Tumbuh Kembang
Pengkajian Per Sistem:
1) Sistem Pernapasan
Sesak, perdarahan melalui hidung, pernapasan dangkal, epistaksis, pergerakan
dada simetris, perkusi sonor, pada auskultasi terdengar ronchi, krakles.
2) Sistem Integumen.
Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat positif pada uji
tourniquet, terjadi pethike, pada grade III dapat terjadi perdarahan spontan pada
kulit.
3. Pola Pengkajian secara fungsional :
a. Nutrisi-Metabolik
Menggambarkan informasi tentang riwayat pasien mengenai konsumsi makanan dan
cairan, tipe intake makan dan minum sehari, penggunaan suplemen, vitamin
makanan.Masalah nafsu makan, mual, rasa panas diperut, lapar dan haus berlebihan.
b. Eliminasi
Menggambarkan informasi tentang riwayat pasien mengenai pola BAB, BAK
frekwensi karakter BAB terakhir, frekwensi BAK.

c. Aktivitas – Latihan
Meliputi informasi riwayat pasien tentang pola latihan, keseimbangan energy, tipe
dan keteraturan latihan, aktivitas yang dilakukan dirumah, atau tempat sakit.
d. Istirahat tidur
Meliputi informasi riwayat pasien tentang frekwensi dan durasi periode istirahat tidur,
penggunaan obat tidur, kondisi lingkungan saat tidur, masalah yang dirasakan saat
tidur.
e. Kognitif- perseptual
Meliputi informasi riwayat pasien tentang fungsi sensori, kenyamanan dan nyeri,
fungsi kognitif, status pendengaran, penglihatan, masalah dengan pengecap dan
pembau, sensasi perabaan, baal, kesemutan
f. Konsep diri-persepsi diri
Meliputi riwayat pasien tentang peran dalam keluarga dan peran social, kepuasan dan
ketidakpuasan dengan peran
g. Seksual reproduksi
Meliputi informasi tentang focus pasutri terhadap kepuasan atau ketidakpuasan
dengan seks, orientasi seksual
h. Koping toleransi stress
Meliputi informasi riwayat pasien tentang metode untuk mengatasi atau koping
terhadap stress
i. Nilai kepercayaan
Meliputi informasi riwayat pasien tentang nilai, tujuan, dankepercayaan berhubungan
dengan pilihan membuat keputusan kepercayaan spiritual
B. Diagnosa Keperawatan.
1) Hipertermi b.d peoses penyakit.
2) Kekurangan volume cairan b.d perpindahan cairan dari intravaskuler ke ekstravaskuler.
3) Nyeri akut b.d perjalanan penyakit.
4) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penumpukan cairan pada pleura.
5) Resiko perdarahan b.d penurunan angka trombosit (trombositopenia).
6) Ansietas b.d stress hospitalisasi.
7) Kurang pengetahuan b.d kurang informasi.
8) Gangguan pola nafas b.d penumpukan cairan pada pleura.
9) Ketidakefektifan perfusi ginjal b.d penurunan sirkulasi ginjal.
10) Intoleransi aktifitas b.d metabolism menurun.
C. Rencana Keperawatan.
NO Dx Keperawatan NOC NIC

1 Hipertermi b.d peoses  Thermoregulasi 1. Monitor suhu sesering


penyakit. Kriteria Hasil : mungkin
- Suhu tubuh dalam 2. Monitor IWL
rentang normal 3. Monitor warna dan
- Nadi dan RR suhu kulit
dalam rentang 4. Monitor tekanan
normal darah, nadi dan RR
- Tidak ada 5. Monitor penurunan
perubahan warna tingkat kesadaran
kulit dan tidak ada
pusing, merasa
nyaman

2 Kekurangan volume cairan  Fluid balance 1. Timpang popok jika


b.d perpindahan cairan dari  Hydration diperlukan
intravaskuler ke  Nutritional status : 2. Pertahankan catat
ekstravaskuler. food and fluid intake intake dan output yang
Kriteria hasil : akurat
- Mempertahankan urine 3. Monitor status
output sesuai dengan dehidrasi (kelembaban
usia dan BB, BJ urine membran mukosa, nadi
normal, HT normal adekuat,) jika
- Tekanan darah, nadi, diperlukan
suhu tubuh dalam batas 4. Monitor masukan
normal makanan / cairan dan
- Tidak ada tanda-tanda hitung intake kalori
dehidrasi, elastisitas harian
tugor kulit baik, 5. Kalaborasikan
membran mukosa pemberian cairan IV
lembab, tidak ada rasa
haus yang berlebihan
3 Nyeri akut b.d perjalanan  Pain control  Pain manajement
penyakit. 1.Kaji respon nyeri
2.Observasi reaksi
nonverbal dari
ketidaknyamanan.
3.Gunakankomunikasi
terapeutik untuk
mengetahui pengalaman
nyeri
4 Nutrisi kurang dari  Nutrional status 1. Kaji adanya alergi
kebutuhan tubuh b.d makanan
penumpukan cairan pada 2. Kolaborasi dengan ahli
pleura. gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan
nutrisi yang
dibutuhkan pasien
3. Anjurkan pasien untuk
menungkatkan protein
dan vitamin C.

5 Resiko perdarahan b.d  Blood loss severity  Bleeding reduction


penurunan angka trombosit 1. Kaji pasien untuk
(trombositopenia). menemukan bukti-
bukti perdarahan
2. Catat kadar Hb/Ht
sebelum dan
sesudah
perdarahan.
3. Pantau koagulasi
darah pasien
4. Pantau aliran iv
6 Ansietas b.d stress  Anxiety control  Anxiety reduction
hospitalisasi. 1. Gunakan
pendekatan yang
menenangkan
2. Temani pasien
untuk memberikan
keamanan dan
mengurangi takut
3. Berikan obat untuk
mengurangi
kecemasan.

7 Kurang pengetahuan b.d  Know ledge 1. Kaji tingkat


kurang informasi. disease pengetahuan
pasien dan
keluarga
2. Jelaskan
patofisiologi
penyakit
3. Jelaskan tanda dan
gejala penyakit
yang biasa
4. Gambarkan proses
penyakit dengan
cara yang tepat.

8 Gangguan pola nafas b.d  Respiratoryy :  Airway


penumpukan cairan pada ventilation manajement
pleura. 1. Buka jalan nafas,
gunakan tekhnik
chin lift
2. Posisikan pasien
untuk
meminimalkan
ventilasi
3. Identifikasi pasien
perlu memasang
alat jalan nafas
buatan

9 Ketidakefektifan perfusi  Circulation status  Acid-base


ginjal b.d penurunan manajement
sirkulasi ginjal. 1. Observasi status
hidrasi
2. Monitor HMT,
Ureum, Albumin,
total protein,
serum osmol alitas
dan urin
3. Observasi tanda-
tanda cairan
berlebih
4. Monitor TTV

10 Intoleransi aktifitas b.d  Self-Care : ADLS 1. Observasi adanya


metabolism menurun. pembatasan pasien
dalam melakukan
aktivitas
2. Kaji adanya factor
kelelahan
3. Monitor nutrisi dan
sumber energy
yang adekuat
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

DHF adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus ( arthropodbora virus ) dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes ( Aedes albopictus dan Aedes agypty ). ( Ngastiyah;
341; 1997 ).
Dengan diagnose :
1. Hipertermi b.d peoses penyakit.
2. Kekurangan volume cairan b.d perpindahan cairan dari intravaskuler ke ekstravaskuler.
3. Nyeri akut b.d perjalanan penyakit.
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penumpukan cairan pada pleura.
5. Resiko perdarahan b.d penurunan angka trombosit (trombositopenia).
6. Ansietas b.d stress hospitalisasi.
7. Kurang pengetahuan b.d kurang informasi.
8. Gangguan pola nafas b.d penumpukan cairan pada pleura.
9. Ketidakefektifan perfusi ginjal b.d penurunan sirkulasi ginjal.
10. Intoleransi aktifitas b.d metabolism menurun.
B. Saran
1. Pasien dan keluarga
Demi kesembuhan pasien penulis mengharapkan keluarga perlu memperhatikan keadaan
pasien dan membantu memenuhi kebutuhan pasien selama sakit untuk mempercepat
proses penyembuhan pasien. Keluarga di harapkan mampu merawat pasien setelah
perawatan di rumah.
2. Mahasiswa
Dalam penyusunan Makalah agar dapat memahami konsep-konsep serta dasar-dasar teori
sesuai dengan kasus yang diambil.
3. Pembaca
Disarankan untuk memahami hal-hal yang berkaitan dengan Dengue Haemorrhagic Fever
sehingga dapat dilakukan upaya-upaya yang bermanfaat untuk mencegah maupun
menangani penyakit ini.
DAFTAR PUSTAKA
Andarmoyo, Sulistyo & Andoko, Sayudi J. 2013. Hubungan Pengetahuan Keluarga
Tentang Penyakit DHF dengan Sikap Keluargadalam Pencegahan Penyakit DHF. Jurnal
Florence Vol. VI No. 2 Juli 2013.

Andriani, Ni Wayan E. 2014. Kajian Penatalaksanaan Terapi Pengobatan DemamBerdarah


Dengue (DBD) pada Penderita Anak yangMenjalani Perawatan dI RSUP PROF. DR. R.D
Kandou. Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 3 No. 2, Mei 2014 ISSN 2302 – 2493.

Crain, William. 2007. Teori Perkembangan: Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta : pustaka pelajar.

Agustiani, Nurlinda. 2008. Karya Tulis Ilmiah DHF. Samarinda

Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.

Jakarta : EGC.

Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 1. Jakarta : EGC.

Maryunani, Anik. 2009. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta : TIM.

M. Nurs, Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan pada bayi dan anak. Salemba Medika. Jakarta.

Ngastiyah. (1995). Perawatan Anak Sakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai