Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MATA KULIAH

KEPERAWATAN KRITIS

“Asuhan Keperawatan Carsinoma Mammae Stadium Akhir”

Disusun Oleh :

Kelompok 8

Dina Putri Aryati (1710142010004)

Nesti Kurnia (1710142010021)

Rahmi Ahiati Anggina (1710142010027)

Wenti Endika Utama (1710142010043)

Dosen Pembimbing : Reny Chaidir, S.Kep, M.Kep

STIKes YARSI SUMBAR BUKITTINGGI

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang tiada hentinya
memberikan petunjuk, rahmat dan karunia-Nya. Tak lupa Shalawat dan salam
semoga tercurah kepada Rasulullah saw, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya.
Dengan segala rasa syukur yang tinggi penyusun berhasil menyelesaikan tugas
yang diberikan dosen mata kuliah Keperawatan Kritis yaitu Asuhan Keperawatan
Carsinoma Mammae Stadium Akhir. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah selain untuk memenuhi kewajiban sebagai mahasiswa yang senantiasa
melaksanakan tugas yang diberikan oleh dosen dan juga sebagai penambahan
wawasan tentang pemahaman tentang Asuhan Keperawatan Carsinoma Mammae
Stadium Akhir. Penyusun menyusun artikel ini dengan baik, baik dari isi maupun
dari kualitas. Namun penyusun menerima saran dan kritikan konstruktif dari
pembaca dengan senang hati.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun pada
khususnya dan pembaca semua pada umumnya dan juga agar lebih memahami
tentang Asuhan Keperawatan Carsinoma Mammae Stadium Akhir.

Bukittinggi, 15 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..........................................................


Daftar Isi ..........................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang ..........................................................
1.3 Rumusan Masalah ..........................................................
1.3 Tujuan Penulisan ..........................................................
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi ..........................................................


2.2 Etiologi ..........................................................
2.3 Menifestasi Klinis ..........................................................
2.4 Tanda dan Gejala ..........................................................

2.5 Patofisiologi ..........................................................


2.6 Komplikasi ..........................................................

2.7 Skrining ..........................................................


2.8 Pemeriksaan Penunjang ...........................................................

2.9 Penatalaksanaan ..........................................................

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ..........................................................


3.1 Asuhan Keperawatan Kritis Ca Mammae..........................................................
BAB IV PENUTUP ..........................................................
3.1 Kesimpulan ..........................................................
3.2 Saran ..........................................................
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………..

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Carsinoma mammae atau kanker payudara merupakan gangguan dalam


pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal,
berkembang biak dan menginfiltrasi jarinagan limfe dan pembuluh darah (Nurarif,
2015).

Kanker payudara adalah pertumbuhan sel di jaringan payudara yang tidak


normal. Sel tersebut mengalami mutasi, tumbuh lebih cepat dan tidak terkendali
serta dapat tumbuh lebih lanjut menyebar ke bagian tubuh lainnya.

Penyebaran tumor terjadi melalui pembuluh getah bening, deposit dan


tumbuh dikelenjar getah bening sehingga kelenjar getah bening aksiler ataupun
supraklavikuler membersar. Kemudian melalui pembukuh darah, tumor menyebar
ke organ jauh antara lain paru , hati, tulang dan otak.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu Carsinoma Mammae?
2. Bagaimana Asuhan Keperawatan Carsinoma Mammae?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui Carsinoma Mammae.
2. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Carsinoma Mammae.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Definisi Carsinoma Mammae

Carsinoma mammae atau kanker payudara merupakan gangguan dalam


pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal,
berkembang biak dan menginfiltrasi jarinagan limfe dan pembuluh darah (Nurarif,
2015).

Kanker payudara adalah suatu tumor (maligna) yang berkembang dari sel-
sel di payudara. Biasanya kanker payudara tumbuh di lobulus yaitu kelenjar yang
memproduksi susu, atau pada duktus saluran kelenjar susu yaitu saluran yang
menghubungkan lobulus ke puting susu. Kanker payudara tumbuh dan
berkembang dengan cepat tanpa terkoordinasi di dalam jaringan dan menyebar ke
pembuluh darah (Putra, 2015).

Kanker payudara adalah pertumbuhan sel di jaringan payudara yang tidak


normal. Sel tersebut mengalami mutasi, tumbuh lebih cepat dan tidak terkendali
serta dapat tumbuh lebih lanjut menyebar ke bagian tubuh lainnya.

2.2. Etiologi

Menurut Brunner dan Suddart dalam NANDA, (2015), penyebab kanker


payudara belum dapat ditentukan, tetapi terdapat beberapa faktor genetik. Kanker
payudara memeperlihatkan proliferasi keganasan sel epitel yang membatasi
duktus atau lobus payudara. Pada awalnya hanya terdapat hyperplasia sel dengan
perkembangan sel-sel yang atipikal dan kemudian berlanjut menjadi karsinoma
insitu dan sel menjadi massa. Hormon steroid yang dihasilkan oleh ovarium juga
berperan dalam pembentukan kanker payudara (estradiol dan progesterone
mengalami perubahan dalam lingkungan seluler).

Menurut Putra (2015) faktor risiko yang dapat menyebabkan kanker


payudra terbagi menjadi dua kelompok yaitu faktor resiko yang dapat diubah dan
faktor resiko tidak dapat diubah. Faktor-faktor tersebut sebagai berikut :

1) Faktor risiko yang dapat diubah :


a) Obesitas.

Obesetitas adalah kegemukan yang diakibatkan oleh kelebihan lemak


dalam tubuh. Jaringan lemak dalam tubuh merupakan sumber utama
estrogen, jadi jika memiliki jaringan lemak lebih banyak berarti memiliki
estrogen lebih tinggi yang meningkatkan risiko kanker payudara.
b) Pecandu alkohol .

Alkohol bekerja dengan meningkatkan kadar darah didalam insulin


darah, seperti faktor pertumbuhan atau insulin like growth factors (IGFs)
dan estrogen. Oleh karena itu alkohol dapat meningkatkan risiko kanker
payudara.

c) Perokok berat.

Rokok merupakan salah satu faktor risiko kanker payudara pada


perempuan, rokok mengandung zat-zat kimia yang dapat mempengaruhi
organ–organ tubuh. Menurut penelitian WHO menyatakan setiap jam
tembakau rokok membunuh 560 oranng di seluruh Dunia. Kematian
tersebut tidak terlepas dari 3800 zat kimia yang sebagian besar merupakan
racun dan karsinogen (zat pemicu kanker).

d) Stress.

Stres dapat menjadi faktor risiko kanker payudara karena stres


pisikologi yang berat dan terus menerus dapat melemahkan daya tahan
tubuh dan penyakit fisik dapat mudah menyerang.

e) Terpapar zat karsinogen.

Zat karsinogen di antaranya yaitu zat kimia, radiasi, dan pembakaran


asap tembakau. Zat karsinogen dapat memicu tumbuhnya sel kanker
payudara (Depkes, 2015).

2) Faktor risiko yang tidak dapat diubah :


a) Faktor genetik atau keturunan.

Kanker payudara sering dikatakan penyakit turun temurun, ada dua


gen yang dapat mewarisi kanker payudara maupun ovarium yaitu gen
BRCA1 (Brest Care Susceptibility Gene 1) dan BRCA2 (Brest Care
Susceptibility Gene 2) yang terlibat dari perbaikan DNA (Deoxyribo
Nucleic Acid). Kedua gen ini hanya mencapai 5% dari kanker payudara,
jika pasien memiliki riwayat kelurga kanker payudara uji gen BRCA dapat
dilakukan. Jika memiliki salah satu atau kedua gen BRCA1 dan BRCA2
risiko terkena kanker payudara akan meningkat, BRCA1 berisiko lebih
tinggi kemungkinan 60%-85% berisko kanker payudara sedangkan
BRCA2 berisiko 40% - 60% berisiko kanker payudara.

b) Faktor seks atau jenis kelamin.

Perempuan memiliki risiko lebih besar mengalami kanker payudara,


tetapi laki-laki juga dapat terserang kanker payudara. Hal ini disebabkan
laki-laki memiliki lebih sedikit hormon estrogen dan progesteron yang
dapat memicu pertumbuhan sel kanker, selain itu payudara laki-laki
sebagian besar adalah lemak, bukan kelenjar seperti perempuan.

c) Faktor usia.

Faktor risiko usia dapat menentukan seberapa besar risko kanker


payudara. Presentase risiko kanker payudara menurut usia yaitu, dari usia
30-39 tahun berisiko 1 dari 233 perempuan atau 0,43%, usia 40-49 tahun
berisiko 1 dari 69 perempuan atau 1,4%, usia 50-59 tahun berisiko 1 dari
38 perempuan atau 2,6%, usia 60-69 tahun berisiko 1 dari 27 perempuan
atau 3,7%. Jadi, Semakin tua usia seseorang kemungkinan terjadinya
kanker payudara semakin tinggi karena kerusakan genetik (mutasi)
semakin meningkat dan kemampuan untuk beregenerasi sel menurun.

d) Riwayat kehamilan.
Perempuan yang belum pernah hamil (nullipara) memiliki risiko
kanker payudara lebih tinggi. Pertumbuhan sel payudara pada usia remaja
bersifat imatur (belum matang) dan sangat aktif. Sel payudara yang imatur
lebih rentan mengalami mutasi sel yang abnormal, ketika seseorang hamil
akan mengalami kematuran sel pada payudaranya dan menurunkan risiko
kanker payudara.
e) Riwayat menstruasi.

Perempuan yang mendapatkan menstruasi pertama kali sebelum umur


12 tahun (menarche dini) berisiko 2-4 kali lebih tinggi terkena kanker
payudara. Risiko yang sama juga dimiliki perempuan yang menopause
pada usia di atas 55 tahun. Setelah wanita menstruasi akan mengalami
perubahan bentuk tubuh tidak terkecualai payudara, payudara akan mulai
tumbuh dan terdapat hormon yang dapat memicu pertumbuhan sel
abnormal.

f) Riwayat menyusui.

Perempuan yang menyusui anaknya, terutama selama lebih dari satu


tahun, berisiko lebih kecil menderita kanker payudara. Selama menyusui,
sel payudara menjadi lebih matang (matur). Dengan menyusui mentruasi
akan mengalami penundaan. Hal ini akan mengurangi paparan hormon
estrogen terhadap tubuh sehingga menurunkan risiko kanker payudara.

2.3. Manifestasi Klinis

Pada stadium awal tadak ada keluhan sama sekali hanya seperti
fribroadenoma atau penyakit fribrokistik yang kecil saja,bentuk tidak teratur, batas
tidak tegas, permukaan tidak rata, konsistensi pada keras. Kanker payudara dapat
terjadi di bagian mana saja dalam payudara, tetapi mayoritas terjadi pada kuadran
atasterluar dimana sebagian besar jaringan payudara terdapat kanker payudara
umum terjadi pada payudara sebelah kiri. Umumnya lesi tidak terasa nyeri,
terfiksasi dan keras dengan batas yang tidak teratur, keluhan nyeri yang menyebar
pada payudara dan nyeri tekan yang terjadi pada saat menstruasi biasanya
berhubungan dengan penyakit payudara jinak. Namun nyeri yang jelas pada
bagian yang ditunjuk dapat berhubungan dengan kanker payudara pada kasus
yang lebih lanjut.

Meningkatnya penggunaan mammografi lebih banyak wanitayang mencari


bantuan medis pada penyakit tahap awal. Wanita – wanita ini bisa saja tidak
mempunyai gejala dengan tidak mempunyai benjolan yang dapat diraba, tetapi
lesi abnormal dapat terdeteksi pada pemeriksaan mammografi. Banyak wanita
dengan penyakit lanjut mencari bantuan medis setelah mengabaikan gejala yang
dirasakan, sebagai contoh mereka baru mencari bantuan medis setelah tampak
dimpling pada kulit payudara yaitu kondisi yang disebabkan oleh obstruksi
sirkulasi limfotik pada dinding dada dapat juga merupakan bukti. Metastasis di
kulit dapat dimanifestasikan oleh lesi yang mengalami ulserasi dan berjamur.
Tanda – tanda dan gejala klasik ini jelas mencirikan adanya kanker payudara pada
tahap lanjut. Namun indek kecurigaan yang tinggi harus dipertahankan pada setiap
abnormalitas payudara dan evaluasi segera harus dilakukan.

Adapun stadium dan klasifikasi kanker payudara adalah sebagai berikut :

1) Stadium I (stadium dini).

Besarnya tumor tidak lebih dari 2 - 2,25 cm, dan tidak terdapat penyebaran
(metastase) pada kelenjar getah bening ketiak. Pada stadium I ini, kemungkinan
penyembuhan secara sempurna adalah 70 %. Untuk memeriksa ada atau tidak
metastase ke bagian tubuh yang lain, harus diperiksa di laboratorium.

2) Stadium II.

Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada
kelenjar getah bening di ketiak. Pada stadium ini, kemungkinan untuk sembuh
hanya 30-40 % tergantung dari luasnya penyebaran sel kanker. Pada stadium I dan
II biasanya dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada
seluruh bagian penyebaran, dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk
memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal.

3) Stadium III.

Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh,
dan kemungkinan untuk sembuh tinggal sedikit. Pengobatan payudara sudah tidak
ada artinya lagi. Biasanya pengobatan hanya dilakukan penyinaran dan
kemoterapi (pemberian obat yang dapat membunuh sel kanker). Kadang-kadang
juga dilakukan operasi untuk mengangkat bagian payudara yang sudah parah.
Usaha ini hanya untuk menghambat proses perkembangan sel kanker dalam tubuh
serta untuk meringankan penderitaan penderita semaksimal mungkin.

4) Stadium IV.
Ukuran tumor sudah tidak dapat ditentukan dan telah menyebar atau
bermetastasis ke lokasi yang jauh, seperti tulang, paru-paru, liver, tulang rusuk,
atau organ-organ tubuh lainnya dan memiliki harapan hidup 15% selama 5 tahun
kedepan.

2.4. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala kanker payudara pada stadium awal biasanya massa
tunggal, massa teraba keras dan padat, dapat digerakan atau terfiksasi pada kulit
atau jaringan yang berada dibawahnya, tidak memiliki batasan yang jelas atau
tidak teratur. Tanda lanjutan lainnya berupa adanya rabas pada puting atau terjadi
retraksi pada puting, edema atau cekungan pada kulit, payudara tidak simetris, dan
pembesaran nodus limfe aksila. Pasien yang menderita Carsinoma mamme
biasanya ada yang merasakan nyeri dan ada yang tidak merasakan nyeri, dan berat
badan menurun menunjukan adanya metastase (Nurarif, 2015).

2.5. Patofisiologi

Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipengaruhi hormone,


yaitu :

Perubahan pertama adalah mulai dari masa hidup anak melalui pubertas,
masa fertilitas, dsampai klimakterium dan menopouse. Sejak pubertas pengaruh
hormon estrogen dan progesteron yang diproduksi ovarium dan hipofisis, telah
menyebabkan duktus berkembang dan timbulnya asinus.

Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur haid. Sekitar hari
ke 8 haid ,payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum haid
berikutnya terjadi perbesaran maksimal. Selama beberapa hari menjelang haid,
payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik terutama palpasi
tidak mungkin dilakukan.

Perubahan ketiga terjadi masa hamil dan menyusui. Pada kehamilan


payudara menjadi besar karena epitel duktus lobus dan duktus alveolus
berproliferasi dan tumbuh duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dan hipofise
anterior memicu asi diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus kemudian
dikeluarkan melalui duktus ke puting susu. Kanker payudara berasal dari jaringan
epitelia dan paling sering terjadi hiperflasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel
atipik. Sel-sel ini berlanjut menjadi karsinoma insitu dan menginvasi stroma.
Kanker membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sebuah sel tunggal
sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat teraba ( diameter 1 cm).
Pada ukuran tersebut ,kira kira seperempat dari kanker payudara telah
bermetastasis. pada payudara dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak
beraturan. .Sel tersebut merupakan hasil mutasi gen dengan perubahan perubahan
bentuk, ukuran maupun fungsinya.

Mutasi gen ini dipicu oleh keberadaan suatu benda asing yang masuk
dalam tubuh kita, diantara pengawet makanan, vetsin, radioaktif, oksidan atau
karsinognik yang dihasilkan oleh tubuh sendiri secara alamiah. Pertumbuhan
dimulai didalam duktus atau kelenjar lobulus yang disebut karsinoma non invasif.
Kemudian tumor menerobos keluar dinding duktus atau kelenjar di daerah lobulus
dan invasi ke dalam stroma , yang dikenal dengan nama karsinoma invasif. Pada
pertumbuhan selanjutnya tumor meluas menuju fasia otot pektoralis atau daerah
kulit yang menimbulkan perlengketan-perlengketan. Pada kondisi demikian tumor
dikategorikan stadium lanju inoperabel.

Penyebaran tumor terjadi melalui pembuluh getah bening, deposit dan


tumbuh dikelenjar getah bening sehingga kelenjar getah bening aksiler ataupun
supraklavikuler membersar. Kemudian melalui pembukuh darah, tumor menyebar
ke organ jauh antara lain paru , hati, tulang dan otak. Akan tetapi dari penelitian
para pakar , mikrometastase pada organ jauh dapat juga terjadi tanpa didahului
penyebaran limfogen. Sel kanker dan racun racun yang dihasilkannya dapat
menyebar keseluruh tubuh kita seperti tulang , paru-paru dan liver tanpa disadari
oleh penderita,. Oleh karena itu penderita kanker payudara ditemukan benjolan
diketiak atau dikelenjar getah bening lainnya.Bahkan muncul pula kanker pada
liver dan paru-paru sebagai kanker metastasisnya.

2.6. Komplikasi
Kanker payudara bisa menyebar ke berbagai bagian tubuh. Kanker
payudara bermetastase dengan penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya, dan
juga melalui saluran limfe dan aliran darah. Tempat yang paling sering untuk
metastase yang jauh atau sistemik adalah paru paru, pleura, tulang (terutama
tengkorak, vertebra dan panggul), adrenal dan hati. Tempat yang lebih jarang
adalah otak, tiroid, leptomeningen, mata, perikardium dan ovarium, dan metastase
ke organ lain seperti tulang rusuk menjadi kanker tulang, terjadi limfederma
karena saluran limfe untuk menjamin aliran balik limfe ke sirkulasi umum tidak
berfungsi dengan adekuat karena nodus eksilaris dan sistem limfe diangkat.

2.7. Skrining

Skrining untuk kanker payudara berguna untuk mendeteksi seorang atau


kelompok orang yang mempunyai kelainan atau abnormalitas yang mungkin
kanker payudara dan selanjutnya memerlukan diagnosa konfirmasi. Skrining juga
ditujukan untuk mendapatkan kanker payudara dini sehingga hasil pengobatan
menjadi efektif dengan demikian menurunkan mortalitas dan memperbaiki
kualitas hidup.

Tindakan untuk skrining antara lain sebagai berikut:

1) Pemeriksa payudara sendiri (SADARI).


SADARI adalah pengembangan kepedulian seorang perempuan
terhadap kondisi payudaranya sendiri. Tindakanan ini dilengkapi
dengan langkah-langkah khusus untuk mendeteksi secara awal
penyakit kanker payudara untuk mengetahui perubahan-perubahan
yang terjadi pada payudara. SADARI dilakukan setiap bulan sekitar 7-
10 hari setelah mentruasi.
2) Pemeriksaan payudara klinis (SADANIS).

Pemeriksaan payudara klinis dilakukan oleh tenaga kesehatan yang


profesional dengan cara seperti pemeriksaan payudara sendiri biasanya
dilakukan setiap setahun sekali. Pemeriksaan SADANIS sangat
penting untuk umur 40 tahun lebih saat risiko kanker payudara mulai
meningkat, untuk perempuan usia 20-30an tahun di anjurkan pula
untuk melakukan pemeriksaan ini disamping tenaga kesehatan
menguatkan SADARI (Martin dan Griffin, 2014).

3) Termografi (clinical infrared imaging).

Termografi adalah tes yang digunakan untuk mendeteksi dan


mencatat perubahan suhu pada permukaan kulit. Pencitraan termal
inframerah digital digunakan dalam skrining kanker payudara,
menggunakan kamera termal inframerah untuk memotret area suhu
yang berbeda di sekitar payudara. Area payudara yang terkena kanker
biasanya memiliki suhu lebih tinggi yang akan terdeteksi melalui
prosedur termografi.

4) Mammografi.

Mammografi adalah prosedur skrining dan diagnostik yang


menggunakan sinar X untuk mengetahi kondisi payudara. Lebih dari
90% kanker payudara dapat terdeteksi dengan mammografi tetapi
hanya 20% sampai 50% lesi pada payudara hanya dapat terdeteksi oleh
mammografi. Mammografi lebih dini menemukan kanker yang lebih
kecil dalam 2 tahun sebelum kanker dapat dipalpasi, dengan lebih
sedikit metastase ke nodus limfe (Martin dan Griffin, 2014). Skrining
mammografi dianjurkan untuk perempuan berusia 40 tahun dengan
resiko standar dan untuk wanita yang berisiko tinggi dapat dilakukan
pada umur 25 tahun.

2.8. Pemeriksaan Penunjang

Adapun pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan : (Nurarif, 2015).

1) Scan (misalnya, MRI, CT). Dilakukan untuk diagnostik, identifikasi


metastatik dan evaluasi.
2) Termografi yaitu suatu cara yang menggunakan sinar infra red.
3) Mamografi untuk mendeteksi massa maligna kecil dalam 2 tahun sebelum
kanker dapat dipalpasi.
4) Biopsi untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2 (Breast Cancer
Susceptibility Gene).
5) USG (ultrasonografi) untuk membedakan lesi solid dan kistik.
6) Pemeriksaan laboratorium berupa darah lengkap dan kimia darah.
2.9. Penatalaksanaan

Menurut (Smeltzer dan Bare, 2002) penatalaksanaan kanker payudara


adalah :

1) Pengobatan lokal kanker payudara.


Tujuan utama terapi lokal adalah menyingkirkan adanya kanker lokal:
 Mastektomi radiasi yang modifikasi.
 Bedah dengan menyelamatkan payudara, adalah : mastektomi,
limfektomi (pengangkatan jaringan kanker dan sejumlah kecil
jaringan sekitarnya dengan kulit lapisan atas tetap di tempatnya).
2) Mastektomi.

Mastektomi merupakan pengangkatan ke seluruh tubuh payudara dan


beberapa nodus limfe.

Tujuannya : untuk menghilangkan tumor payudara dengan membuang


payudara dan jaringan yang mendasari.

3) Terapi radiasi.

Terapi radiasi Biasanya di lakukan sel infuse massa tumor untuk


mengurangi kecenderungan kambuh dan menyingkirkan kanker resudial.

4) Rekontruksi / pembedahan.

Rekontruksi/ pembedahan ini dilakukan tindakan pembedahan


tergantung pada stadium 1 dan 11 lakukan mastektomi radikal, bila ada
metastasis dilanjutkan dengan radiasi regional dan kemoterapi ajuvan.
Dapat juga dilakukan mastektomi simplek yang harus di ikuti radisi tumor
bed. Untuk setiap tumor yang terletak pada kuadran sentral.

5) Terapi Hormonal
Tujuan dari terapi hormonal adalah untuk menekan sekresi hormon
esterogen.
6) Tranplantasi sumsum tulang.

Tranplantasi sumsung tulang pada tahap ini prosedur yang di lakukan


adalah pengangkatan sumsum tulang dan memberikan kemoterapi dosis
tinggi, sumsum tulang pasien yang di pisahkan dari efek samping
kemoterapi, kemudian infuskan ke IV.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian Pre Arrival


Pengkajian ini terdiri dari Identitas pasien meliputi nama,umur, jenis
kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan dan alamat pasien. Keadaan pasien
sebelum masuk ke rumah sakit atau dari ruangan lain.keadaan yang perlu di
kaji yaitu diagnosa si pasien, tanda-tanda vital, alat bantu intensif yang
dipakai, modus ventilasi mekanik yang sedang dipakai bila pasien
menggunakan ventilasi mekanik.

B. Pengkajian Segera (Quick Assessment)


Pengkajian dilakukan dengan cara observasi ABCDE yaitu:
o A irway = Adanya perubahan pola napas apnea diselingi
oleh hiperventilasi.
o Breathing = Dilakukan auskultasi dada terdengar tidak normal,
pasien terlihat sesak respirasi rate >24x/mnt.
o Cirkulation = Adanya perubahan tekanan darah serta adanya
perubahan frekuensi jantung.
o Drug = Mengidentifikasi penggunaan obat-obatan yang
dikonsumsi sebelum masuk ruangan serta apakah ada elergi pada
obat tertentu.
o Equipmentl = Apakah ada alat yang terpasang pada pasien atau
alat yang akan dipasang.
C. Pengkajian Lengkap ( Comprehensive Assassment)
a. Keluhan Utama
Pasien dengan masalah Ca Mammae akan merasakan benjolan pada
payudaranya,krusta pada aerola, kelainan kulit (peau d’orange),perubahan
warna kulit, benjolan pada daerah ketiak, edema pada lengan, nyeri tulang
pada vertebra dan femur, rasa penuh di ulu hati, batuk, sesak napas, dan
sakit kepala hebat.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya pasien ke rumah sakit karena merasakan adanya benjolan yang
menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras,
bengkak, nyeri dan sesak saat bernapas.
c. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Adanya riwayat karsinoma mammae sebelumnya atau ada kelainan pada
mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada
bagian dada, ataupun mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker
ovariu atau kanker serviks. Pemakaian obat-obatan, hormone, termasuk pil
KB jangka waktu yang lama. Riwayat menarche, jumlah kehamilan,
abortus, riwayat menyusui.
d. Riwayat Sosial
Klien mengalami ketidakmampuan klien untuk bersosialisasi dengan
masyarakat dan lingkungan. Klien merasa malu, dan menarik diri karena
perubahan fisik yang mereka alami. Sehingga, klien tidak aktif dalam
kegiatan, menghindari masyarakat dan tidak tditemani setiap saat.
e. Riwayat Psikososial
Klien mengalami gangguan gambaran diri terkait dengan konsep diri
dimana klien merasa tidak cantik lagi, tidak feminim lagi, tidak menarik
lagi. Menurut klien kehilangan payudara yang dialami oleh perempuan
merupakan masalah citra tubuh,karena payudara merupakan lambing
kecantikan.
f. Riwayat Spritual
Pendapat klien terhadap penyakit yang dialaminya berbeda beda, ada klien
yang beranggapan bahwa penyakit yang yang dialaminya sebagai
pengurang dosa. Tuhan menimpakan musibah dengan berbagai penyakit
kepada hambanya. Ada juga yang beranggapan bahwa sakit yang
dialaminya merupakan ujian yang tidak menyenangkan, sehingga
menjadikan seseorang sedang diuji bila mampu menjalani dengan sabar.
g. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Fisik Sistem Persyarafan
Penyebaran kanker akan mengganggu persyarafan. Dimana gejala yang
ditimbulkan antara lain sakit kepala, gangguan penglihatan, kejang,
kelelahan yang ekstrem hingga adanya gumpalan darah pada otak.

2. Pemeriksaan Fisik Sistem Kardiovaskuler.


Klien mengalami nyeri dada, bentuk dada yang abnormal ada massa pada
mammae.

3. Pemeriksaan Fisik Sistem Perkemihan


Terkadang klien akan mengalami sembelit.

4. Pemeriksaan Fisik Sistem Pencernaan


Perut klien akan terasa keram,bising usu,nyeri ulu hati, dan perut
kembung.

5. Pemeriksaan Fisik Sistem Muskuloskeletal


Saat kanker menyebar,sel tersebut akan merusak fisiologi
tulang,menyebabkan rasa ngilu dan meningkatkan keretakan tulang.
Biasanya ditemukan di pinggul, tulang belakang, lengan, kaki, rusuk atau
tengkorak kepala.

6. Pemeriksaan Fisik Sistem Endokrine


Terjadinya mekanisme hormonal dimana perubahan keseimbangan
hormone estrogen dan progesterone yang dihasilkan oleh ovarium
mempengaruhi pertumbuhan sel mammae.

7. Pemeriksaan Fisik Sistem Intergumen


Terjadi perubahan pada kulit. Terutama di are putting. Kulit akan terasa
gatal atau kesemutan, terlihat memerah, menebal bahkan ada juga yang
kering dan pecah-pecah.

8. Pemeriksaan Fisik Sistem Respirasi


Sel kanker yang mempengaruhi paru-paru dapat menyebabkan pernapas
yang abnnormal dan batuk kronis.

9. Pemeriksaan Fisik Sistem Immunologi.


Terjadinya penurunan system imun sehingga menyerang kelenjar getah
bening di daerah ketiak.
Pemeriksaan Head to-toe
 Kulit,rambut,kuku
Warna kulit pasien sawo matang,rambut pasien bewarna
hitam,kuku normal.Turgor kulit jelek.
 Kepala
Bentuk wajah simetris,bentuk tengkorak bulat.
 Mata
Konjungtiva pucat, sclera putih, pupil normal.
 Telinga
Daun telinga normal, liang telinga terdapat serumen, tidak ada
nyeri tekan.
 Hidung
Bentuk hidung normal, tidak terdapat nyeri tekan.
 Mulut
Mukosa bibir kering, lidah kotor, bentuk bibir normal.
 Leher
Bentuk leher tidak simetris, tidak terdapat perbesaran kelenjar
tiroid.
 Jantung
Tidak terdapat gangguan pada jantung.
 Dada
Bentuk dada tidak simetris, terdapat nyeri tekan dan benjolan, kulit
pada payudara terdapat kerutan seperti kulit jeruk.
 Paru
Terdapat perubahan pola nafas dangkal dan nafas pendek.
 Abdomen
Bising usu, nyeri ulu hati, dan perut kembung.

D. Pengkajian Berkelanjutan ( On Going Assessment)


No SYMPTOM PROBLEM ETIOLOGI
Nyeri Akut Reaksi Inflamasi
 Terdapat nyeri tekan
pada payudara.
 Meringgis menahan
nyeri.
 Pasien lemah.
 TTV:
Takikardi,Takipnea
Ketidakseimbangan nutrisiTidak mampu dalam
 Pasien lemah kurang dari kebutuhan memasukkan
 Penurunan Intek tubuh. makanan.
Nutrisi
 Penurunan Berat
Badan
 Pasien mual muntah
 Turgor kulit jelek
 Mukosa bibir kering
 Perubahan selera
makan
 Konjungtiva pucat
Intoleransi aktivitas. Kelemahan secara
 Pasien bedrest menyeluruh.
 Pasien lemah
 Muskuloskeletal tidak
bekerja dengan baik
 Rasa ngilu biasanya
ditemukan di pinggul,
tulang belakang,
lengan, kaki, dan
rusuk.

E. Diagnosa Keperawatan :
1. Nyeri akut berhubungan dengan reaksi inflamasi
2. Ketidaksseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan tidak mampu dalam memasukan makanan.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan secara menyeluruh.
F. Intevensi Keperawatan :
1. Nyeri akut berhubungan dengan reaksi inflamasi :
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan
intensitas nyeri.
- Identifikasi skala nyeri.
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
(misalnya, TENS, hypnosis, akupresur, terapi music, biofeedback,
terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat?
dingin, terapi bermain).
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan tidak mampu dalam memasukan makanan :
- Identifikasi alergi dan intoleransi makanan.
- Intoleransi makanan yang disukai.
- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient.
- Monitor berat badan.
- Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan).
- Ajarkan diet yang diprogramkan.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan secara menyeluruh.
- Sediakan materi dan media pengaturan aktifitas dan istirahat.
- Anjurkan terlibat dalam aktivitas kelompok, aktivitas bermain atau
aktivitas lainnya.
- Anjurkan menyusun jadwal aktivitas dan istirahat.
- Ajarkan cara mengidentifikasi target dan jenis aktivitas sesuai
kemampuan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Carsinoma mammae atau kanker payudara merupakan gangguan dalam
pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal,
berkembang biak dan menginfiltrasi jarinagan limfe dan pembuluh darah (Nurarif,
2015).

Kanker payudara adalah pertumbuhan sel di jaringan payudara yang tidak


normal. Sel tersebut mengalami mutasi, tumbuh lebih cepat dan tidak terkendali
serta dapat tumbuh lebih lanjut menyebar ke bagian tubuh lainnya. Penyebaran
tumor terjadi melalui pembuluh getah bening, deposit dan tumbuh dikelenjar
getah bening sehingga kelenjar getah bening aksiler ataupun supraklavikuler
membersar. Kemudian melalui pembukuh darah, tumor menyebar ke organ jauh
antara lain paru , hati, tulang dan otak.

B. Saran
Jika ada kekurangan dalam makalah kami mohon di berikan saran atau
tanggapan agar makalah yang kami buat bisa menjadi lengkap atau tersusun
dengan sebagaimana seharusanya.

DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/Asus/Desktop/Untitled.pdf

file:///D:/1.-5422-2-babii%20(1).pdf

file:///C:/Users/Asus/Desktop/PENDAHULUAN.pdf

file:///C:/Users/Asus/Desktop/KTI%20SUGENG%202%20fIXS.pdf

http://dkp2011.blogspot.com/2011/04/asuhan-keperawatan-ca-mammae-20.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai