Anda di halaman 1dari 10

TUGAS ANTROPOLOGI

KEBUDAYAAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KESEHATAN

Oleh:

KELOMPOK 9
AGNES DEVI NIRMALAWATI (161366)
AGUSTINA WANTI (161367)
CITA FRANSISKA (161372)
MIA PRATAMAWATI (161387)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG

JL. Yulius Usman No. 62 (0341) 369003 – 368737


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan rahmatnya
sehingga makalah Anytropologi mengenai kebudayaan yang berhubungan dengan medis di
masyarakat dapat kami selesaikan tepat pada waktunya. Kami juga menghaturkan terimakasih pada
ibu Ns.Ifa Pannya Sakti,S.kep. sebagai dosen mata kuliah Antropologi Kesehatan yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini membahas tentang hubungan kebudayaan dengan kesehatan pada ibu hamil.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dalam menerapkan kepada
masyarakat.

Malang, 27 April 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Isi........................................................................................................................... 2

BAB III PENUTUP

3.1 Skenario Ibu Hamil Tidak Boleh Membunuh Binatang..................................... 5

3.2 Kesimpulan.......................................................................................................... 5
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di daerah pedesaan berlaku begitu banyak mitos kehamilan yang beredar di


masyarakat. Dari segi makanan, keseharian, tindak-tunduk ataupun semua hal yang
berkaitan dengan keseharian ibu hamil ataupun bayi. Tradisi ini, sangat kuat di terapkan
oleh masyarakat. Beberapa mitos bahkan dipercaya sebagai amanat dari nenek moyang yang
jika di taati akan menimbulkan dampak atau karma yang tidak menyenangkan.
Padahal jika dinalar dengan akal sehat, diteliti dari segi medis, banyak mitos yang tidak
berhubungan. Walaupun maksud dari nenek moyang semuanya adalah baik tetapi tidak
semua dari nasehat atau pantangan dari kehamilan yang diberitahukan itu benar, secara
medis maupun ilmiah. Kebanyakan hanya berdasarkan mitos atau kepercayaan saja daripada
kenyataan.
Pada dasarnya tujuan dari orang-orang terdahulu menciptakan mitos tentang
kehamilan hanyalah supaya ibu hamil maupun suaminya dapat menjaga kehamilan dengan
baik, juga untuk menyiapkan kehamilan yang sehat. Tujuan lainnya yaitu bahwa membunuh
binatang atau menganiaya binatang adalah perbuatan yang tidak dibenarkan. Sehingga
sebagai manusia kita bisa menghindari hal-hal yang tidak di inginkan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Isi

- Pengertian budaya adalah cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh suatu kelompok
orang yang diwariskan dari generasi ke generasi.
- Pengertian kebudayaan adalah penciptaan batin atau akal budi manusia seperti
kepercayaan ataupun adat istiadat.
-Pengertian adat istiadat
Adat adalah aturan (perbuatan) yang lazim diturut atau dilakukan sejak dahulu kala.
Adat merupakan wujud gagasan kebudayaan yang terdiri atas nilai-nilai budaya,norma,
hukum, dan aturan-aturan yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Istiadat
merupakan adat kebiasaan. Dengan demikian adat istiadat adalah himpunan kaidah-kaidah
sosial yang sejak lama ada dan telah menjadi kebiasaan (tradisi) dalam masyarakat.
- Kebudayaan ibu hamil dan suami dilarang membunuh binatang
Mitos tentang ibu hamil dan suami dilarang membunuh binatang sampai saat ini
masih popular di masyarakat. Mitos hampir tersebar di seluruh masyarakat Indonesia
dengan berbagai karakteristik yang berbeda.Mitos bisa diartikan sebagai suatu cerita daerah
yang menceritakan Dewa dan pahlawan zaman dahulu yang mengandung tentang alam
semesta. Mitos berkembang di masyarakat dari mulut ke mulut, yang diwariskan secara
turun menurun oleh nenek moyang dan memiliki maksud tertentu seperti sebuah
kepercayaan yang ditampilkan sebagai sesuatu yang sangat dekat bagi kehidupan manusia di
lingkungan yang sifatnya patut di percaya dan dijadikan teladan atau pedoman hidup.
Kebudayaan tentang ibu hamil dan suami dilarang membunuh binatang karena jika itu
dilakukan bisa menimbulkan cacat pada janin sesuai dengan perbuatannya, contohnya :
Suami membunuh seekor ular maka, anak yang di lahirkan kulitnya bersisik seperti ular itu
menurut sesepuh zaman dahulu , dan kebudayaan tersebut sampai saat ini masih di percaya
oleh masyarakat.
- Hubungan kebudayaan dengan kesehatan
Faktanya , tentu saja tidak demikian, cacat janin di sebabkan oleh kekurangan gizi
pada bayi maupun ibu, penyakit keturunan dan pengaruh radiasi. Sedangkan gugurnya janin
paling banyak di sebabkan karena penyakit, gerakan berlebihan yang dilakukan oleh ibu
(benturan) dan faktor psikologis ( shok, stress, pingsan ). Tetapi yang perlu diingat
membunuh binatang adalah perbuatan yang tidak bisa dibenarkan.
BAB III
SKENARIO IBU HAMIL TIDAK BOLEH MEMBUNUH BINATANG

3.1 Skenario

Tokoh :

Agnes Devi : nenek

Agustina Wanti : dokter

Cita Fransiska : bapak

Mia Pratamawati : ibuk

Di suatu hari ada sepasang suami istri pergi ke sawah untuk bertani. Seorang istri tersebut
sedang mengandung 7 bulan. Pada saat itu di sebuah sawah..

Pak To : Ibuk duduk di gubuk sini dulu ya!

Bu To : Loh pak ibuk ditinggal ta?

Pak To : Loh mau bagaimana buk kalau tidak ditinggal?

Bu To : Ibuk tidak mau ditinggal pak.

Pak To : Apa ibuk yang nyangkul, bapak yang duduk?

Bu To : Ya tidak mau pak, panas !!

Pak To : Ya udah, bapak menyangkul dulu ibu duduk disini!

Setelah Bu To ditinggal menyangkul Pak To, terdengar suara Bu To berteriak.

Bu To : A..duh... pak !!!

Pak To : Ada apa to buk?

Bu To : Ular...pak ular..!!!

Pak To : Dimana buk ada ular?

Bu To : Itu lo pak ( sambil menunjuk ular di dekat Pak To)

Pak To :Oh.... ini ularnya (dengan cepat segera menyangkul ular di depannya )

Kemudian datanglah seorang nenek menghampiri mereka.


Nenek : Loh kok kamu membunuh ular itu!

Pak To : La ini tadi istri saya ketakutan, saya panik dan langsung saya bunuh saja.

Nenek : Kamu itu salah nak, istrimu sedang hamil jadi kamu sebagai suami tidak boleh membunuh
binatang.

Bu To : Apa hubunganya nek?

Nenek : Begini nak, menurut nenek moyang sepasang suami istri yang istrinya yang sedang
mengandung tidak diperbolehkan membunuh binatang karena akan menyebabkan cacat
pada bayimu.

Bu To : Omegot.... pak!!!

Nenek kemudian langsung meninggalkan mereka,setelah itu sepasang suami istri itu pun pulang
menuju ke rumah. Sesampainya di rumah Bu To sangat khawatir.

Bu To : Pak bapak, ibuk kepikiran dengan perkataan nenek tadi.

Pak To : Sudahlah buk, jangan terlalu dipikirkan berpikir positif saja buk semoga tidak terjadi apa-
apa pada bayi kita.

Bu To : Ya namanya seorang ibuk pak.

Keesokan harinya mereka pergi ke dokter spesialis untuk memeriksakan kandungannya.

Pak To : Dok....dok....ini saya mau memeriksakan kandungan istri saya.

Dokter : oh iya pak, silahkan masuk!

Pak To : Ayo buk ( sambil memegang tangan istrinya kemudian mereka duduk ).

Bu To : Begini lo dok, waktu saya ke sawah dengan suami saya ada ular sehingga suami saya panik
dan langsung di bunuh.

Pak To : Iya dok, istri saya takut kerena menurut orang zaman dahulu membunuh binatang akan
menyebabkan cacat janin apakah benar dok?

Dokter : Ya jadi begini pak bu, sebenarnya membunuh binatang tidak ada hubungannya dengan
kandungan itu hanya mitos, kalau ibu masih ragu mari saya periksa dulu.

Beberapa menit kemudian setelah pemeriksaan ternyata tidak ada masalah pada janinnya.

Dokter : Ini buk hasilnya menunjukkan baik-baik dan tidak ada cacat janin, sebenarnya cacat janin
tersebut disebabkan oleh gerakan berlebihan seperti terbentur dan faktor psikologis seperti
syok, stress, dan pingsan buk.
Pak To : Itu lo buk dengar kata dokter,tidak usah percaya pada mitos.

Bu To : iya pak.

Kemudian mereka pun pulang dengan hati tenang.


KESIMPULAN

Di Indonesia mempunyai beragam budaya dan adat serata kepercayaan yang masih
kental tentang kebudayaan pada saat hamil tidak boleh membunuh binatang pada daerah
setempat. Tidak hanya itu saja tetapi adat istiadat orang zaman dahulu cukup banyak apalagi
pada orang yang sedang hamil. Terdapat adat istiadat yang tidak baik dan ada pula yang
tidak masuk akal. Sehingga perlunya masyarakat memilih apa yang seharusnya dilakukan
dan apa yang sebaiknya ditinggalkan. Peran dari seorang perawat untuk meluruskan tentang
adat kebudayaan pada daerah tersebut sangatlah penting, agar masyarakat lebih mengetahui
hal yang sebenarnya.

Anda mungkin juga menyukai