DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
1. DHARMAWATY S.0020.P2.082
4. NOPATIANUS S.0020.P2.115
8. ROSMILAH S.0020.P2.125
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
kami kelompok 4 dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan keperawatan
Masyarakat Maritim Dengan Kecelakaan lalulintas Dilaut”. Pada penulisan makalah ini,
kami berusaha menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti sehingga dapat
dengan mudah dicerna dan diambil intisari dan materi pembelajaran.
Makalah juga diharapkan dapat digunakan oleh mahasiswa lain untuk menambah ilmu
pengetahuan mengenai konsep kegawat daruratan khususnya kehawat daruratan pada pasien
dengan tenggelam.
Kami menyadari walaupun sudah berusaha sekuat kemampuan yang maksimal,
mencurahkan segala pikiran dan kemampuan yang dimiliki, makalah ini masih banyak
kekurangan dan kelemahannya, baik dari segi bahasa, pengolahan , maupun dalam
penyusunan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik yang sifatnya sangat membangun
demi tercapai suatu kesempurnaan dalam memenuhi kebutuhan dalam pembuatan suatu
makalah..
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................................4
DAFTAR TABEL.......................................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................6
A. Latar Belakang................................................................................................................6
B. Tujuan.............................................................................................................................6
C. Manfaat...........................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
1. International Convention for the Safety of Life at Sea (SOLAS), 1974, sebagaimana
telah disempurnakan: Aturan internasional ini menyangkut ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:
a. Konstruksi (struktur, stabilitas, permesinan dan instalasi listrik, perlindungan
api, detoktor api dan pemadam kebakaran);
b. Komunikasi radio, keselamatan navigasi
c. Perangkat penolong, seperti pelampung, keselamatan navigasi.
d. Penerapan ketentuan-ketentuan untuk meningkatkan keselamatan dan
keamanan pelayaran termasuk di dalamnya penerapan of the International Safety
Management (ISM) Code dan International Ship and Port Facility Security (ISPS)
Code).
2. International Convention on Standards of Training, Certification dan Watchkeeping for
Seafarers, tahun 1978 dan terakhir diubah pada tahun 1995.
3. International Convention on Maritime Search and Rescue, 1979.
4. International Aeronautical and Maritime Search and Rescue Manual (IAMSAR) dalam
3 jilid
1. Sekoci
Perangkat keselamatan yang yang digunakan dalam evakuasi kapal dalam hal terjadi
kebakaran ataupun kapal tenggelam berupa:
a. Baju pelampung
b. Perahu sekoci
c. Rakit penolong
2. Perangkat komunikasi
Perangkat yang penting dalam komunikasi adalah sistem komunikasi yang meliputi:
a. Radio komunikasi antar kapal, kapal dengan pelabuhan, kapal dengan radio pantai
b. Telepon satelit
F. Jenis kecelakaan
1. Bocor
2. Hanyut
3. Kandas
4. Kerusakan Konstruksi
5. Kerusakan Mesin
6. Meledak
7. Menabrak Dermaga
8. Menabrak Tiang Jembatan
9. Miring
10. Orang Jatuh ke Laut
11. Tenggelam
12. Terbakar
13. Terbalik
14. Tubrukan
Adalah suatu kejadian atau peristiwa yang mengakibatkan terjadinya hal-hal berikut:
2. Hilangnya seseorang dari kapal atau sarana apung lainnya yang disebabkan karena atau
berkaitan dengan kegiatan pelayaran atau pengoperasian kapal; atau
5. Kandasnya atau tidak mampunya sebuah kapal atau lebih, atau keterlibatan sebuah
kapal dalam kejadian tabrakan
adalah suatu kecelakaan yang dialami satu kapal yang berakibat hilangnya kapal
tersebut atau sama sekali tidak dapat diselamatkan (total loss), menimbulkan korban
jiwa atau pencemaran berat;
adalah sebuah kecelakaan yang tidak dikategorikan sebagai kecelakaan sangat berat
tetapi terkait dengan hal-hal sebagai berikut:
b. Kerusakan konstruksi yang menjadikan kapal tidak laik laut, misalnya ada
kebocoran pada badan kapal di bawah garis air, tidak berfungsinya mesin induk
kapal, kerusakan besar pada akomodasi dsbnya
A. PENGKAJIAN
1. Data biografi
Terdiri atas nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamt, tnggal
MRS, dan informan apabila dalam melakukan pengkajian klita perlu informasi selain
dari klien. Umur seseorang tidak hanya mempengaruhi hebatnya luka bakar akan
tetapi anak dibawah umur 2 tahun dan dewasa diatsa 80 tahun memiliki penilaian
tinggi terhadap jumlah kematian (Lukman F dan Sorensen K.C). data pekerjaan perlu
karena jenis pekerjaan memiliki resiko tinggi terhadap luka bakar agama dan
pendidikan menentukan intervensi ynag tepat dalam pendekatan
2. Keluhan utama
Keluhan utama yang dirasakan oleh klien luka bakar (Combustio) adalah nyeri,
sesak nafas. Nyeri dapat disebabakna kerena iritasi terhadap saraf. Dalam melakukan
pengkajian nyeri harus diperhatikan paliatif, severe, time, quality (p,q,r,s,t). sesak nafas
yang timbul beberapa jam / hari setelah klien mengalami luka bakardan disebabkan
karena pelebaran pembuluh darah sehingga timbul penyumbatan saluran nafas bagian
atas, bila edema paru berakibat sampai pada penurunan ekspansi paru.
3. Riwayat penyakit sekarang
Gambaran keadaan klien mulai tarjadinya luka bakar, penyabeb lamanya
kontak, pertolongan pertama yang dilakuakn serta keluhan klien selama menjalan
perawatan ketika dilakukan pengkajian. Apabila dirawat meliputi beberapa fase : fase
emergency (±48 jam pertama terjadi perubahan pola bak), fase akut (48 jam pertama
beberapa hari / bulan ), fase rehabilitatif (menjelang klien pulang)
4. Riwayat penyakit masa lalu
Merupakan riwayat penyakit yang mungkin pernah diderita oleh klien sebelum
mengalami luka bakar. Resiko kematian akan meningkat jika klien mempunyai riwaya
penyakit kardiovaskuler, paru, DM, neurologis, atau penyalagunaan obat dan alkohol
5. Riwayat penyakit keluarga
Merupakan gambaran keadaan kesehatan keluarga dan penyakit yang berhubungan
dengan kesehatan klien, meliputi : jumlah anggota keluarga, kebiasaan keluarga
mencari pertolongan, tanggapan keluarga mengenai masalah kesehatan, serta
kemungkinan penyakit turunan
6. Riwayat psiko sosial
Pada klien dengan luka bakar sering muncul masalah konsep diri body image yang
disebabkan karena fungsi kulit sebagai kosmetik mengalami gangguan perubahan.
Selain itu juga luka bakar juga membutuhkan perawatan yang laam sehingga
mengganggu klien dalam melakukan aktifitas. Hal ini menumbuhkan stress, rasa
cemas, dan takut.
a. Bernafas
Pada klien yang terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lama (kemungkinan
cedera inhalasi). Yang dikaji adalah serak; batuk mengii; partikel karbon dalam
sputum; ketidakmampuan menelan sekresi oral dan sianosis; indikasi cedera
inhalasi. Pengembangan torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar
dada; jalan nafas atau stridor/mengii (obstruksi sehubungan dengan laringospasme,
oedema laringeal); bunyi nafas: gemericik (oedema paru); stridor (oedema
laringeal); sekret jalan nafas dalam (ronkhi).
b. Makan dan Minum
Meliputi kebiasaan klien sehari-hari dirumah dan di RS dan apabila terjadi
perubahan pola menimbulkan masalah bagi klien. Pada pemenuhan kebutuhan
nutrisi kemungkinan didapatkan anoreksia, mual, dan muntah.
c. Eliminasi:
haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna mungkin hitam
kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan kerusakan otot dalam; diuresis
(setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi cairan ke dalam sirkulasi); penurunan
bising usus/tak ada; khususnya pada luka bakar kutaneus lebih besar dari 20%
sebagai stres penurunan motilitas/peristaltik gastrik.
d. Gerak dan Aktifitas :
Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak pada area yang sakit;
gangguan massa otot, perubahan tonus.
e. Istirahat dan Tidur
Pola tidur akan mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh kondisi klien ddan
akan mempengaruhi proses penyembuhan
f. Pengaturan Suhu
Klien dengan luka bakar mengalami penurunan suhu pada beberapa jam
pertama pasca luka bakar, kemudian sebagian besar periode luka bakar akan
mengalami hipertermia karena hipermetabolisme meskipun tanpa adanya infeksi
g. Kebersihan diri
Pada pemeliharaan kebersihan badan mengalami penurunan karena klien tidak
dapat melakukan sendiri.
h. Rasa Aman
Kulit umum: destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5 hari
sehubungan dengan proses trobus mikrovaskuler pada beberapa luka. Area kulit
tak terbakar mungkin dingin/lembab, pucat, dengan pengisian kapiler lambat pada
adanya penurunan curah jantung sehubungan dengan kehilangan cairan/status
syok.
1) Cedera api: terdapat area cedera campuran dalam sehubunagn dengan variase
intensitas panas yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung gosong;
mukosa hidung dan mulut kering; merah; lepuh pada faring posterior;oedema
lingkar mulut dan atau lingkar nasal.
2) Cedera kimia: tampak luka bervariasi sesuai agen penyebab. Kulit mungkin
coklat kekuningan dengan tekstur seprti kulit samak halus; lepuh; ulkus;
nekrosis; atau jarinagn parut tebal. Cedera secara mum ebih dalam dari
tampaknya secara perkutan dan kerusakan jaringan dapat berlanjut sampai 72
jam setelah cedera.
3) Cedera listrik: cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit di bawah
nekrosis. Penampilan luka bervariasi dapat meliputi luka aliran masuk/keluar
(eksplosif), luka bakar dari gerakan aliran pada proksimal tubuh tertutup dan
luka bakar termal sehubungan dengan pakaian terbakar. Adanya
fraktur/dislokasi (jatuh, kecelakaan sepeda motor, kontraksi otot tetanik
sehubungan dengan syok listrik).
i. Rasa Nyaman
Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara eksteren sensitif
untuk disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan suhu; luka bakar ketebalan
sedang derajat kedua sangat nyeri; smentara respon pada luka bakar ketebalan
derajat kedua tergantung pada keutuhan ujung saraf; luka bakar derajat tiga tidak
nyeri.
j. Sosial
masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan. Sehingga klien
mengalami ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri, marah.
k. Rekreasi
Mengetahui cara klien untuk mengatasi stress yang dialami
l. Prestasi
Mempengaruhi pemahaman klien terhadap sakitnya
m. Pengetahuan
Pengetahuan yang dimiliki oleh klien akan mempengaruhi respon klien terhadap
penyakitnya
7. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Umumnya penderita datang dengan keadaan kotor mengeluh panas sakit dan
gelisah sampai menimbulkan penurunan tingkat kesadaran bila luka bakar
mencapai derajat cukup berat
b. TTV
Tekanan darah menurun nadi cepat, suhu dingin, pernafasan lemah sehingga
tanda tidak adekuatnya pengembalian darah pada 48 jam pertama
c. Pemeriksaan kepala dan leher
1) Kepala dan rambut
Catat bentuk kepala, penyebaran rambut, perubahan warna rambut
setalah terkena luka bakar, adanya lesi akibat luka bakar, grade dan luas luka
bakar
2) Mata
Catat kesimetrisan dan kelengkapan, edema, kelopak mata, lesi adanya
benda asing yang menyebabkan gangguan penglihatan serta bulu mata yang
rontok kena air panas, bahan kimia akibat luka bakar
3) Hidung
Catat adanya perdarahan, mukosa kering, sekret, sumbatan dan bulu
hidung yang rontok.
4) Mulut
Sianosis karena kurangnya supplay darah ke otak, bibir kering karena
intake cairan kurang
5) Telinga
Catat bentuk, gangguan pendengaran karena benda asing, perdarahan
dan serumen
6) Leher
Catat posisi trakea, denyut nadi karotis mengalami peningkatan sebagai
kompensasi untuk mengataasi kekurangan cairan
d. Pemeriksaan thorak / dada
Inspeksi bentuk thorak, irama parnafasan, ireguler, ekspansi dada tidak
maksimal, vokal fremitus kurang bergetar karena cairan yang masuk ke paru,
auskultasi suara ucapan egoponi, suara nafas tambahan ronchi
e. Abdomen
Inspeksi bentuk perut membuncit karena kembung, palpasi adanya nyeri pada
area epigastrium yang mengidentifikasi adanya gastritis.
f. Urogenital
Kaji kebersihan karena jika ada darah kotor / terdapat lesi merupakantempat
pertumbuhan kuman yang paling nyaman, sehingga potensi sebagai sumber infeksi
dan indikasi untuk pemasangan kateter.
g. Muskuloskletal
Catat adanya atropi, amati kesimetrisan otot, bila terdapat luka baru pada
muskuloskleletal, kekuatan oto menurun karen nyeri
h. Pemeriksaan neurologi
Tingkat kesadaran secara kuantifikasi dinilai dengan GCS. Nilai bisa menurun
bila supplay darah ke otak kurang (syok hipovolemik) dan nyeri yang hebat (syok
neurogenik)
i. Pemeriksaan kulit
Untuk menentukan luas luka bakar dapat digunakan salah satu metode
yang ada, yaitu metode “rule of nine” atau metode “Lund dan Browder”
3) Lokasi/area luka
Luka bakar yang mengenai tempat-tempat tertentu memerlukan
perhatian khusus, oleh karena akibatnya yang dapat menimbulkan berbagai
masalah. Seperti, jika luka bakar mengenai derah wajah, leher dan dada dapat
mengganggu jalan nafas dan ekspansi dada yang diantaranya disebabkan
karena edema pada laring . Sedangkan jika mengenai ekstremitas maka dapat
menyebabkan penurunan sirkulasi ke daerah ekstremitas karena terbentuknya
edema dan jaringan scar. Oleh karena itu pengkajian terhadap jalan nafas
(airway) dan pernafasan (breathing) serta sirkulasi (circulation) sangat
diperlukan. Luka bakar yang mengenai mata dapat menyebabkan terjadinya
laserasi kornea, kerusakan retina dan menurunnya tajam penglihatan.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan saraf yang terbuka, kesembuhan luka dan
penanganan luka bakar
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan melalui rute
abnormal luka.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka bakar terbuka.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan hilangnya barier kulit dan terganggunya respons
imun.
C. Perencanaan Keperawatan
No Diagnosa Rencana Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1. Nyeri akut NOC : NIC :
berhubungan Pain Level, Paint management
dengan inflamasi pain control, 1. Lakukan pengkajian nyeri
dan kerusakan comfort level secara komprehensif
jaringan Setelah dilakukan tinfakan termasuk lokasi,
keperawatan selama Pasien karakteristik, durasi,
tidak mengalami nyeri, dengan frekuensi, kualitas dan
kriteria hasil: faktor presipitasi.
1. Mampu mengontrol nyeri 2. Observasi reaksi nonverbal
(tahu penyebab nyeri, dari ketidaknyamanan.
mampu menggunakan 3. Bantu pasien dan keluarga
tehnik nonfarmakologi untuk mencari dan
untuk mengurangi nyeri, menemukan dukungan.
mencari bantuan). 4. Kontrol lingkungan yang
2. Melaporkan bahwa nyeri dapat mempengaruhi nyeri
berkurang dengan seperti suhu ruangan,
menggunakan manajemen pencahayaan dan
nyeri. kebisingan.
3. Mampu mengenali nyeri 5. Kurangi faktor presipitasi
(skala, intensitas, frekuensi nyeri.
dan tanda nyeri). 6. Kaji tipe dan sumber nyeri
4. Menyatakan rasa nyaman untuk menentukan
setelah nyeri berkurang. intervensi.
5. Tanda vital dalam rentang 7. Ajarkan tentang teknik non
normal. farmakologi: napas dala,
6. Tidak mengalami relaksasi, distraksi,
gangguan tidur kompres hangat/ dingin.
8. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri:
9. Tingkatkan istirahat.
10. Berikan informasi
tentang nyeri seperti
penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan berkurang
dan antisipasi
ketidaknyamanan dari
prosedur.
11. Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kecelakaan kapal adalah suatu kejadian atau peristiwa yang mengakibatkan terjadinya hal-
hal sebagai berikut
- Hilangnya seseorang dari kapal atau sarana apung lainnya yang disebabkan karena atau
berkaitan dengan kegiatan pelayaran atau pengoperasian kapal;
- Kandasnya atau tidak mampunya sebuah kapal atau lebih, atau keterlibatan sebuah
kapal dalam kejadian tabrakan
- Kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh rusaknya sebuah kapal atau lebih, atau
berkaitan dengan pengoperasian kapal.
B. SARAN
Kecelakaan dilaut merupakan suatu kejadian yang sangat tidak diinginkan sehingga
Perawat harus mampu memberikan pelayanan dengan memperhatikan kebutuhan hidup
dasar manusia.
24
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Keselamatan_pelayaran
http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/t%21@file_artikel_abstrak
http://knkt.dephub.go.id/knkt/ntsc_maritime/maritime_glossary.htm
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/view/8857
25
LAMPIRAN
26
27
28
29
30
31
32