KEGAWATDARURATAN MARITIM
“IMMERSION SYNDROM”
KEDARURATAN MARITIM
KELOMPOK VI
RAMLA SARI NIM S.0020.P2.122
RAHMI JAYA ABADI NIM S.0020.P2.120
RESKI IKA PATANTAN NIM S.0020.P2.120
RALDI RAUF NIM S.0020.P2.121
NOPATIANUS NIM S.0020.P2.115
NURBAYA NIM S.0020.P2.118
NURMAWATI SINDA NIM S.0020.P2.119
Tenggelam adalah suatu bentuk sufokasi
berupa korban terbenam dalam cairan dan
cairan tersbut terhisap masuk ke jalan nafas
sampai alveoli paru-paru. Pada umumnya
tenggelam merupakan kasus kecelakaan,
baik secara langsung maupun karena ada
faktor-faktor lain seperti korban dalam
keadaan mabuk atau dibawah pengaruh obat,
atau bisa saja dikarenakan akibat dari suatu
peristiwa pembunuhan (Wilianto, 2012).
Drowning atau disebut juga tenggelam
adalah suatu proses yang mengakibatkan
gangguan respirasi karena cairan (van beck
et al, 2005). Hasil akhir dari kejadian
tenggelam adalah korban dinyatakan selamat
atau meninggal. Penyebab kematian akibat
tenggelam diantaranya adalah kematian otak
karena hipoksia atau iskemia otak darah,
ARDS, kegagalan multi organ, sindrom sepsis
karena pneumonia aspirasi (Santoso, 2010).
Mekanisme tenggelam dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
dengan aspirasi cairan dan tanpa aspirasi cairan. Mekanisme
kematian aspirasi cairan adalah asfiksia. Proses tenggelam
ketika jalan nafas seseorang berada di bawah permukaan
cairan, secara sadar individu akan menahan nafasnya
kemudian diikuti oleh laryngospasme involunter karena
cairan yang ada di orofaring atau laring, selama periode ini
individu tidak dapat menghirup udara sehingga mengalami
kekurang oksigen dan penumpukan karbondioksida.
Perubahan terjadi di paru, cairan tubuh, tekanan gas darah,
keseimbangan asam basah, dan konsentrasi elektrolit yang
bergantung pada komposisi, volume cairan yang teraspirasi,
dan durasi tenggelam (Santoso, 2010).
Penanganan dini sangat diperlukan karena
drowning dapat menyebabkan paru
seseorang terendam cairan, yang dapat
menyebabkan kondisi yang dapat
mengancam jiwa, seperti pneumonia
aspirasi dan asfiksia. Peran perawat di
sini juga sangat diperlukan mengingat
kebutuhan oksigenasi adalah kebutuhan
dasar manusia.
Immersion Syndrom
Terutama pada anak-anak yang tiba-tiba
terjun ke dalam air dingin (suhu < 20°C),
menyebabkan terpicunya reflex vagal
sehingga mengakibatkan apneu,
bradikardia, dan vasokonstriksi dari
pembuluh darah kapiler dan mengarah ke
terhentinya aliran darah koroner dan
sirkulasi serebaral.
Terdapat beberapa penyebab tenggelam
antara lain (Levin dalam Arovah, 2009) :
Kemampuan fisik yang terganggu akibat
pengaruh obat
Ketidakmampuan fisik akibat hipotermia,
syok, cedera, atau kelelahan
Ketidakmampuan akibat penyakit akut
ketika berenang
Hipoksiamerupakan salah satu akibat dari
tenggelam, dan merupakan faktor yang penting
dalam menentukan kelangsungan hidup korban
tenggelam. Karena itu, ventilasi, perfusi, dan
oksigenasi yang cepat dibutuhkan untuk
meningkatkan tingkat survival korban.
Perubahan Pada Paru-Paru
Perubahan Pada Kardiovaskuler
Perubahan Pada Susunan Saraf Pusat
Perubahan Pada Ginjal
Perubahan Cairan dan Elektrolit
Tanda dan gejala yang sering muncul ialah tanda
dan gejala sistem kardiorespiratori dan neurologi.
Distres respiratori awalnya tidak terlihat, hanya
terlihat adanya perpanjangan nilai RR tanpa
hipoksemia. Pasien yang lebih parah biasanya
menunjukkan tanda hipoksemia, retraksi dinding
dada, dan suara paru abnormal. Manifestasi
neurologi yang muncul seperti penurunan
kesadaran, pasien mulai meracau, iskemik-hipoksia
pada sistem saraf pusat sehingga menunjukkan
tanda peningkatan ICP (Elzouki, 2012).
Pengkajian
Identitas Klien : meliputi nama, umur, pekerjaan, jenis kelamin, alamat
Keluhan Utama : Kaji hal yang dirasakan klien saat itu, biasanya klien mengeluh sesak
nafas
Riwayat Penyakit Sekarang : Bagaimana awal mula klien dibawa ke pelayanan
kesehatan sampai munculnya keluhan yang dirasakan klien
Riwayat Penyakit Dahulu : Kaji apakah sebelumnya klien pernah tenggelam, dan kaji
apakah klien mempunyai penyakit asma
Primary Survey
Airway : Kaji adanya sumbatan jalan nafas akibat paru-paru yang terisi cairan
Manajemen : Kontrol servikal, bebaskan jalan nafas
Breathing : Periksa adanya peningkatan frekuensi nafas, nafas dangkal dan cepat, klien
sulit bernafas
Manajemen : Berikan bantuan ventilasi
Circulation : Kaji penurunan curah jantung
Manajemen : Lakukan kompresi dada
Disability : Cek kesadaran klien, apakah terjadi penurunan kesadaran
Manajemen : Kaji GCS, periksa pupil dan gerakan ektremitas
Exposure : Kaji apakah terdapat jejas
Pengkajian Fisik
Keadaan Umum : Klien biasanya tampak
lemah, pucat, sesak, dan kesulitan
bernafas
B1-B6
B1 : Klien mengeluh sesak dan sulit bernafas,
pernafasan cepat dan dangkal, RR meningkat
B2 : Tekanan darah klien menurun, klien tampak
pucat, sianosis dan nadi meningkat (takikardi)
B3 : Klien mengalami penurunan kesadaran, GCS
menurun
B4 : Tidak ditemukan kelainan
B5 : Tidak ditemukan kelainan
B6 : Kaji adanya fraktur karena terbentur benda
keras
Diagnosa Keperawatan