Anda di halaman 1dari 18

TENGGELAM REFERAT

OLEH
Rahmat Wahyudi (N 111 16 096)
Fany Angelina Randan (N 111 17 071)
Danu Aprivalen Gerosi (N 111 17 091)

PEMBIMBING:
Dr. dr. Annisa Anwar Muthaher., S.H., M.Kes.,
LATAR BELAKANG
 Tenggelam atau drowning adalah suatu
proses gangguan nafas yang dialami
akibat terendam atau terbenam kedalam
cairan. Proses tenggelam dimulai ketika
saluran nafas berada di bawah
permukaan cairan (terendam) atau air
yang terpercik ke wajah (terbenam)
 Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat
0,7% kematian diseluruh dunia
disebabkan oleh tenggelam, atau lebih
dari 372.000 kematian setiap tahunnya
yang paling banyak disebabkan oleh
tenggelam yang tidak disengaja.
DEFINISI
 Tenggelam biasanya didefinisikan sebagai kematian
akibat asfiksia yang disebabkan oleh masuknya cairan
ke dalam saluran pernapasan.
 Pada suatu kasus tenggelam korban terbenam dalam air
sehingga sistem pernapasannya terganggu dengan
akibat hilangnya kesadaran dan ancaman pada jiwa
korban
 Jumlah air yang dapat mematikan ialah bila air dihirup
oleh paru-paru sebanyak 2 liter untuk orang dewasa dan
sebanyak 30-40 mililiter untuk bayi.
EPIDEMIOLOGI
 Pada tahun 2012, diperkirakan sekitar 372.000 orang meninggal akibat
tenggelam, yang menempatkannya sebagai penyebab kematian ketiga
terbanyak di dunia dimana 91% dari total kematian tersebut terjadi di
negara negara miskin dan berkembang, setengah dari korban tenggelam
adalah mereka yang berusia di bawah 25 tahun, dan lebih sering terjadi
pada laki – laki di bandingkan perempuan.
 Menurut survei WHO yang terakhir terjadi peningkatan 39 – 50% angka
kematian akibat tenggelam di negara – negara maju seperti Amerika
serikat, Australia dan Finlandia, dan peningkatan lima kali lipat lebih besar
di negara negara miskin dan berkembang
Berdasarkan studi epidemiologi, tenggelam hampir selalu menempati
sepuluh besar penyebab kematian di seluruh penjuru dunia pada usia
1 – 24 tahun.

Gambar 1. Peringkat tenggelam Gambar 2. Kematian rata – rata per


sebagai 10 penyebab kematian 100.000 populasi.
terbanyak
MEKANISME PROSES
TENGGELAM
Reaksi awal : usaha bernapas yang berlangsung hingga batas
kemampuan dicapai dimana seseorang harus bernapas, batas
kemampuan ditentukan oleh kominasi antara kadar CO2 yang tinggi
dan konsentrasi O2 yang rendah. Menurut Pearn, batas kemampuan
terjadi pada tingkat PCO2 dibawah 55 mmHg saat terdapat hipoksia
dan tingkat PO2 dibawah 100 mmHg saat PCO2 tinggi melewati batas
kemampuan,seseorang menarik napas secara involunter,pada saat ini
air mencapai laring dan trakea, menyebabkan spasme laring yang
diakibatkan tenggelam pada air tawar,terdapat penghirupan sejumlah
besar air,tertelan dan akan dijumpai dalam perut. Selama bernapas di
dalam air,penderita mungkin muntah dan terjadi aspirasi isi lambung.
Usaha pernapasan di bawah air akan berlangsung selama beberapa
menit.,hingga pernapasan terhenti. Hipoksia serebral akan berlanjut
hingga irreversible dan terjadi kematian.
MEKANISME ABNORMALITAS
PARU AKIBAT ASPIRASI
Vagal refleks
vasokonstriksi pulmoner
Hipertensi pulmoner

Aspirasi cairan  PENINGKATAN


kerusakan struktur paru PERMIABILITI MEMBRAN

Surfaktan hilang/inaktif EKSUDASI PROTEIN


Kolaps alveoli karena
Compliance paru menurun EDEMA PARU

Ketidakimbangan
ventilasi perfusi 
hipoksemia
KLASIFIKASI TENGGELAM
Typical drowning (wet
drowning)

Pada typical drowning ditandai dengan adanya hambatan pada saluran napas
dan paru karena adanya cairan yang masuk ke dalam tubuh. Pada keadaan ini
cairan masuk ke dalam saluran pernapasan setelah korban tenggelam.
Kematian terjadi setelah korban menghirup air. Jumlah air yang dapat
mematikan, jika dihirup paru-paru adalah sebanyak 2 liter untuk orang dewasa
dan 30-40 ml untuk bayi
Dry Drowning
Atypical drowning
Pada atypical drowning ditandai
dengan sedikitnya atau bahkan tidak
adanya cairan dalam saluran napas. Tenggelam di Air
Karena tidak khasnya tanda otopsi
pada korban atypical drowning maka Dangkal
untuk menegakkan diagnosis
kematian selain tetap melakukan
pemeriksaan luar juga dilakukan Immersion syndrome
penelusuran keadaan korban
sebelum meninggal dan riwayat (vagal inhibition)
penyakit dahulu.

Secondary drowning
PERBEDAAN TENGGELAM DI AIR TAWAR
DAN AIR ASIN

Tenggelam dalam Air Tawar Tenggelam dalam Air Asin

Paru-paru kecil dan ringan Paru-paru besar dan berat


Paru-paru relatif kering Paru-paru relatif basah
Bentuk paru-paru biasa Bentuk paru-paru besar
Paru-paru tampak merah pucat Paru-paru ungu biru
Teraba krepitasi ada Teraba krepitasi tidak ada
Pada pemeriksaan laboratorium darah: Pada pemeriksaan laboratorium darah:
- Berat jenis 1,055 - Berat jenis 1,059-1,60
- Hipotonik - Hipertonik
- Hemodilusi - Hemokonsentrasi
- Hipervolemik - Hipovolemik
- Hiperkalemia - Hipokalemia
- Hiponatremia - Hipernatremia
- Hipoklorida - Hiperklorida
MEKANISME KEMATIAN
AKIBAT TENGGELAM
AIR TAWAR AIR ASIN
1 2
Kematian Akibat
Spasme Laring, Kematian Akibat
Gangging, dan Refleks Vagal
Chocking

3 4

Kematian Akibat Kematian Akibat


Fibrilasi Ventrikel Edema Pulmonal
PEMERIKSAAN LUAR
ALGOR MORTIS

LIVOR MORTIS

PEMBUSUKAN

CUTIS ANSERINA
CONTINUE.....
WASHERWOMAN HAND APPEARANCE

SCHAUMFILZFROTH

CADAVERIC SPASME

LUKA - LUKA
PEMERIKSAAN DALAM
SALURAN NAPAS

PLEURA

PARU - PARU

LAMBUNG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1 2

PEMERIKSAAN GETTLER
DIATOME CHLORIDE
KESIMPULAN
 Drowning adalah suatu proses gangguan nafas yang dialami akibat terendam atau
terbenam kedalam cairan.1 Tenggelam dapat terjadi di lautan atau pada kasus penurunan
kesadaran akibat alkohol, epilepsi, atau anak kecil pada air dengan ketinggian air 6 inci
(15,24 cm). Mekanisme kematian yang terjadi akibat tenggelam akibat suatu anoksia
serebral yang ireversibel atau yang sering di sebut dengan asfiksia.
 Tenggelam merupakan salah satu masalah besar, sehubungan dengan dampaknya secara
global, tenggelam merupakan suatu kasus terabaikan dalam isu kesehatan masyarakat.
Pada tahun 2012, diperkirakan sekitar 372.000 orang meninggal akibat tenggelam, yang
menempatkannya sebagai penyebab kematian ketiga terbanyak di dunia dimana 91% dari
total kematian tersebut terjadi di negara negara miskin dan berkembang, setengah dari
korban tenggelam adalah mereka yang berusia di bawah 25 tahun, dan lebih sering terjadi
pada laki – laki di bandingkan perempuan.
 Tenggelam diklasifikasikan menjaditypical drowning dan atypical drowning sedangkan
atypical drowning sendiri diklasifikan menjadi dry drowning, shallow water drowning,
immersion syndrome,dan secondary drowning.
 Penentuan diagnosis ditentukan dari pemeriksaan luar, dalam dan penelusuran
korbansebelum meninggal serta riwayat penyakit dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
 Szpilman D, Bierens J.J.M, Handley A.J, Orlowski J.P. Current Concepts Drowning. N Engl J Med 2012;366:2102-10.
 Global Report on Drowning : Preventing A Leading Killer. World Health Organization 2014.
 World Health Organization. Chapter 2 : Drowning and Injury Prevention. Guidelines for Safe Recreational Water
Enviroments. 2014.
 Di Maio D, Di Maio V. Section 15 : Death by Drowning In: Forensic Pathology. New York: CRC Press; 2001. Page 395-403
 Prawedana H.K, Suarjaya P.P. bantuan hidup dasar dewasa pada near drowning di tempat kejadian. Bagian/SMF Ilmu
Anesthesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah,
Denpasar.
 Shattock M.J, Tipton M.J. ‘Autonomic Conflict’ : a different way to die during cold water immersion ?. J Physiol 590.14
(2012) pp 3219–3230.
 Dolinak D, Matshes E.W, Lew E.O. Section 9 : Drowning. Forensic Pathology Principles and Practice. California :
ELSEVIER. 2005. Page 227-37.
 James J.P, Jones R, Karch S.B, Manlove J. Section 16 : Immersion and drowning in Simpson’s Forensic Medicine 13 th ed.
London : Hodder & Stoughton Ltd. 2013. Page 163 - 68
 Adelman H.C, Kobilinsky L. Section 7 : Asphyxia/Anoxic Deaths in Forensic Medicine : Inside Forensic Science. New York
: Infobase Publishing. 2007. Page 50 – 59.
 Bardale R. Section 15 : Violent Asphyxia Drowning in Principle of Forensic Medicine & Toxicology. New Delhi : Jaypee
Brothers Medical Publishers Ltd. 2011. Page 304 – 313.
 Dr. Mukesh Kumar Thakar, Deepali Luthra,Rajvinder Singh. A Fluorocent Survey of Diatome Distribution Patterns In
Some Small Water Bodies (Lakes And Saravars), J Punjab Acad Forensic Med Toxicol 2011;11(2): 81-86

Anda mungkin juga menyukai